1
Ni Made Dwitia Martini Dewi
2
Gede Adi Yuniarta, 3Made Arie Wahyuni
Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pengendalian internal, budaya
etis organisasi, dan kesesuaian kompensasi terhadap kecenderungan kecurangan (fraud)
akuntansi pada Koperasi Simpan Pinjam di Kabupaten Jembrana. Populasi dalam penelitian
ini adalah seluruh KSP di Kabupaten Jembrana yaitu sebanyak 32 KSP. Metode penelitian
ini menggunakan metode penelitian kuantitatif dengan data primer yang diperoleh dari data
kuesioner yang diukur menggunakan skala likert. Dan dianalisis dengan analisis regresi linier
berganda dengan program SPSS 24 for windows.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa (1) pengendalian internal berpengaruh
negatif dan signifikan terhadap kecenderungan kecurangan (fraud) akuntansi pada Koperasi
Simpan Pinjam di Kabupaten Jembrana, (2) budaya etis organisasi berpengaruh negatif dan
tidak signifikan terhadap kecenderungan kecurangan (fraud) akuntansi pada Koperasi
Simpan Pinjam di Kabupaten Jembrana, dan (3) kesesuaian kompensasi berpengaruh positif
dan tidak signifikan terhadap kecenderungan kecurangan (fraud) akuntansi pada Koperasi
Simpan Pinjam di Kabupaten Jembrana.
Abstract
This study aimed at investigating the impact of internal control, culture of
organizational ethic and appropriateness of compensation on the tendency of accounting
fraud on Saving and Loan Cooperatives in Jembrana regency. The population in this study
were all 32 Saving and Loan Cooperatives in Jembrana regency. The method applied in this
study was quantitative method with primary data collected from questionnaires data
measured using the Likert scale. The data were analyzed by applying double linear
regression analysis assisted by SPSS 24 program for windows.The results of the analysis
showed that (1) internal control had negative and significant impact on the tendency of
accounting fraud at Saving and Loan Cooperatives in Jembrana regency, (2) culture of
organizational ethic had negative and insignificant impact on the tendency of accounting
e-Journal S1 Ak Universitas Pendidikan Ganesha
Jurusan Akuntansi Program S1 (Vol: 8 No : 2, Tahun 2017)
PENDAHULUAN
Koperasi merupakan salah satu UMKM yang Kerawanan tersebut dapat bersumber dari
ada di setiap daerah.Koperasi sebagai salah unsur adanya kecenderungan kecurangan
satu badan usaha resmi yang berada di dari oknum anggota koperasi itu sendiri yang
Indonesia memiliki dasar hukum yang jelas ingin melakukan kecurangan dengan cara
dan mengikat sebagaimana yang tercantum memanfaatkan kelemahan manajemen
dalam UU No. 25 Tahun 1992 tentang koperasi.
perkoperasian yang merupakan implementasi Dimana kecurangan terjadi jika ada
atau penjabaran dari pasal 33 ayat 1 UUD kesempatan apabila seseorang memiliki
1945 yang berbunyi bahwa perekonomian akses terhadap aset atau memiliki wewenang
disusun sebagai usaha bersama berdasarkan untuk mengatur prosedur pengendalian yang
asas kekeluargaan. Menurut Sutantya (2002), memperkenankan dilakukannya skema
koperasi adalah suatu perkumpulan atau kecurangan.Jabatan, dan tanggung jawab
organisasi ekonomi yang beranggotakan memiliki pengaruh untuk terlaksananya tindak
orang-orang atau badan-badan yang kecurangan. Secara harfiah fraud
memberikan kebebasan masuk dan keluar didefinisikan sebagai kecurangan, namun
bagi anggota yang ada, dengan bekerja pengertian ini telah dikembangkan lebih lanjut
sama secara kekeluargaan menjalankan sehingga mempunyai cakupan yang luas.
suatu usaha, dengan tujuan mempertinggi Istilah kecurangan yang ditulis Tunggal
kesejahteraan jasmaniah para anggotanya. (2012:189) diartikan sebagai penipuan di
Koperasi itu sendiri terdiri dari banyak bidang keuangan yang disengaja, yang
jenis yang ada di Indonesia, salah satunya dimaksudkan untuk mengambil aset atau hak
yaitu Koperasi Simpan Pinjam (KSP). Modal orang maupun pihak lain. Banyaknya faktor-
dari koperasi simpan pinjam (KSP) ini berasal faktor yang bisa menyebabkan terjadinya
dari modal pinjaman dan modal sendiri. Pada kecurangan (fraud) akuntansi. Salah satu
prakteknya dalam Koperasi Simpan Pinjam teori yang menjelaskan tentang seseorang
(KSP) terdapat beberapa permasalahan dalam melakukan kecurangan adalah Teori
yang biasanya sering dialami oleh Koperasi Fraud Triangle yang dikembangkan oleh
Simpan Pinjam. salah satunya adalah kredit Cressey (1953) (dalam Zulkarnain (2013).
macet. Dimana kredit macet merupakan Teori ini mengatakan bahwa kecurangan
pengembalian kredit yang tidak lancar dan akuntansi disebabkan oleh tiga faktor, yaitu:
adanya kendala yang dihadapi oleh para 1. Kesempatan (Opportunity), 2. Tekanan
anggota dalam membayar kewajiban (Pressure), dan 3. Rasionalisasi
mereka.menurut Ahira (2010), kredit macet (Rationalization)
merupakan salah satu masalah yang selalu Koperasi simpan pinjam di Kabupaten
dihadapi oleh lembaga pembiayaan. Dari Jembrana terdapat 32 koperasi yang tersebar
adanya permasalahan kredit macet tersebut dibeberapa daerah di Kabupaten Jembrana,
menunjukkan adanya suatu sistem diantaranya 29 koperasi yang termasuk aktif
pengendalian internal yang lemah dan dan 3 koperasi dinyatakan non aktif. Koperasi
Koperasi Simpan Pinjam (KSP) rawan yang termasuk non aktif adalah KSP Pari
terhadap risiko kerugian hingga koperasi Artha Sejahtera, KSP Lumbung Sari Mandiri,
menjadi non aktif bahkan di bubarkan. dan KSP Bhuana Artha Mandiri. Dari kondisi
e-Journal S1 Ak Universitas Pendidikan Ganesha
Jurusan Akuntansi Program S1 (Vol: 8 No : 2, Tahun 2017)
koperasi yang tidak aktif menujukkan bahwa menyatakan bahwa pengendalian internal
adanya suatu permasalahan dalam berpengaruh positif signifikan terhadap
pengelolaan keuangan koperasi simpan kecenderungan kecurangan akuntansi. Maka
pinjam. Hal tersebut mengidentifikasikan hal ini tidak sejalan dengan penelitian yang
bahwa adanya kecurangan dalam dilakukan oleh peneliti sebelumnya.Sehingga
pengelolaan keuangan koperasi simpan berdasarkan uraian diatas dapat ditarik
pinjam. Seperti pada kasus di KSP Bhuana hipotesis sebagai berikut.
Artha Mandiri karena ulah salah satu pegawai H1: Pengendalian Internal berpengaruh
KSP-nya yang membawa kabur uang negatif terhadap kecenderungan
anggota/nasabah KSP sebesar Rp. kecurangan (fraud) akuntansi di
75.000.000,- (Tujuh Puluh Lima Juta Rupiah) Koperasi Simpan Pinjam
(Radar X net 2017). Hal serupa juga terjadi
pada KSP Lumbung Sari Mandiri akibat ketua Adanya faktor internal mapun faktor
koperasi Mandiri Komang Ariana eksterna dapat mempengaruhi terjadinya
menggelapkan dana Koperasi (Jawa Post kecurangan akuntansi. Dari faktor eksternal
2017). (organisasi), kecurangan (fraud) dapat dipicu
Dari kasus yang terjadi di Koperasi karena buruknya budaya etis organisasi yang
Simpan Pinjam (KSP) adanya beberapa diterapkan oleh organisasi tempat individu
faktor yang menyebabkan terjadinya tersebut bekerja. Etika organisasi merupakan
kecurangan (fraud) akuntansi. Salah satunya pola sikap dan perilaku yang diharapkan dari
yaitu pengendalian internal yang lemah. setiap individu dan kelompok anggota
Menurut PP No. 8 Tahun 2006 (dalam Adelin organisasi yang secara keseluruhan akan
(2013:6) pengendalian internal adalah suatu membentuk budaya organisasi (organization
proses yang dipengaruhi oleh manajemen culture) yang sejalan dengan tujuan maupun
yang diciptakan untuk memberikan keyakinan filosofi organisasi yang bersangkutan.
yang memadai dalam pencapaian efektivitas, Budaya organisasi adalah pola dasar yang
efisiensi, ketaatan terhadap peraturan diterima oleh organisasi untuk bertindak dan
perundang-undangan yang berlaku dan mencegah masalah, membentuk karyawan
keandalan penyajian laporan keuangan. yang mampu beradaptasi dengan lingkungan
Keefektifan pengendalian internal dapat dan mempersatukan anggota-anggota
berperan dalam mencegah dan mendeteksi organisasi. Sedangkan Robbins (2006)
suatu kecurangan akuntansi (fraud) dalam mendefinisikan budaya organisasi sebagai
suatu instansi. Arens (2009:370) menjelaskan suatu persepsi bersama yang dianut oleh
bahwa sistem pengendalian internal terdiri anggota-anggota organisasi itu yang
atas kebijakan dan prosedur yang dirancang membedakan organisasi satu dengan
untuk memberikan manajemen kepastian lainnya. Berdasarkan uraian diatas dapat
yang layak bahwa perusahaan telah diketahui bahwa budaya etis organisasi
mencapai tujuan dan sasarannya. Penelitian merupakan suatu gambaran dari perilaku
yang dilakukan oleh Prawira (2013), Adelin atasan yang dapat dicontoh dan ditiru oleh
(2009) dan Artini (2014) yang menyatakan para pegawainya. Meskipun itu merupakan
bahwa terdapat pengaruh negatif dan tindakan kecurangan pegawai akan
signifikan antara efektifitas pengendalian melakukan suatu pembenaran atas
internal terhadap kecenderungan tindakannya tersebut karena merasa bahwa
kecurangan (fraud) akuntansi. Hasil tindakannya itu sudah sesuai dengan
penelitian tersebut didukung oleh Lestari tindakan yang dilakukan oleh manajemen.
(2015) yang menyatakan bahwa terdapat Oleh sebab itu, budaya etis manajemen yang
pengaruh yang negatif dan signifikan antara baik sangat berpengaruh terhadap kinerja
pengendalian internal terhadap pegawainya dan dapat menurunkan tindakan
kecenderungan kecurangan (fraud). kecurangan. Menurut Noviriantini (2015) dan
Penelitian oleh Meliany (2013) yang Virmayani (2017) menyatakan bahwa
e-Journal S1 Ak Universitas Pendidikan Ganesha
Jurusan Akuntansi Program S1 (Vol: 8 No : 2, Tahun 2017)
terdapat pengaruh yang negatif antara negatif dan signifikan antara budaya etis
budaya etis organisasi terhadap organisasi terhadap kecenderungan
kecenderungan kecurangan (fraud) kecurangan (fraud) akuntansi.Maka hal ini
akuntansi.Hasil tersebut didukung oleh tidak sejalan dengan peneliti
Pramudita (2013) bahwa budaya etis terdahulu.Berdasarkan uraian diatas maka
organisasi berpengaruh negatif terhadap dapat ditarik hipotesis sebagai berikut.
kecenderungan kecurangan (fraud) H2 : Budaya Etis Organisasi berpengaruh
akuntansi. Pada penelitian yang dilakukan Negatif terhadap kecenderungan
oleh Artini (2014) dan Lestari (2015) kecurangan (fraud) akuntansi di
menyatakan bahwa terdapat pengaruh yang Koperasi Simpan Pinjam
Tidak sesuaianya kompensasi yang diberikan Kompensasi yang diberikan organisasi ada
baik berupa gaji atau kompensasi yang yang berbentuk uang, namun ada yang tidak
lainnya juga dapat memicu terjadinya berbentuk uang. Kompensasi yang
kecurangan akuntansi. Menurut Werther dan diterimakan kepada karyawan cenderung
Davis (1982) (dalam Kadarisman (2012:1) untuk menentuan standar hidup serta
kompensasi adalah apa yang seorang kedudukan sosial dimasyarakat. Pentingnya
karyawan/pegawai/pekerja terima sebagai kompensasi bagi karyawan sangat
balasan dari pekerjaan yang diberikannya berpengaruh terhadap perilaku dan
baik upah perjam ataupun gaji periodik yang kinerjanya.
didesain dan dikelola oleh bagian personalia.
Kompensasi yang sesuai diharapkan METODE
mampu mengurangi adanya keinginan untuk Rancangan penelitian yang akan
melakukan tindak kecurangan. Kompensasi digunakan pada penelitian ini adalah
yang sesuai dapat mengurangi tekanan untuk rancangan penelitian kuantitatif yang
melakukan kecenderungan kecurangan berbentuk asosiatif. Menurut Sugiyono (2010)
akuntansi. Hal ini didukung oleh penelitian menyatakan bahwa pendekatan kuantitatif
yang dilakukan oleh Zainal (2013) dan adalah metode penelitian yang digunakan
Suryaningyas (2016) menyatakan bahwa untuk meneliti populasi dan sampel tertentu
kompensasi berpengaruh negatif signifikan yang bertujuan untuk menguji hipotesis yang
terhadap kecenderungan kecurangan (fraud) telah ditetapkan. Dengan bentuk penelitian
akuntansi.Hal ini juga didukung oleh Dewi kuantitatif yang berbentuk asosiatif dapat
(2017) menyatakan bahwa kesesuaian ditentukan indikator, instrumen penelitian dan
kompensasi berpengaruh negatif signifikan desain sampel yang digunakan. Setelah data
terhadap kecenderungan kecurangan dikumpulkan dengan instrumen penelitian
akuntansi. Penelitian yang dilakukan oleh berupa kuesioner, langkah selanjutnya
wilopo (2009) dan Herlina (2016) yang adalah melakukan uji validitas dan reliabilitas
menyatakan bahwakesesuaian kompensasi data. Teknik analisis data yang digunakan
berpengaruh positif dan tidak signifikan adalah teknik analisis regresi berganda.
mempengaruhi kecenderungan kecurangan Lokasi penelitian ini mengambil lokasi pada
akuntansi.Maka hal ini tidak sejalan dengan KSP di Kabupaten Jembrana sebanyak 29
peneliti terdahulu.Berdasarkan uraian diatas KSP, dengan kriteria responden yaitu, (1)
maka dapat ditarik hipotesis sebagai berikut. Ketua Koperasi Simpan Pinjam (KSP) di
H3 : Kesesuaian Kompensasi berpengaruh Kabupaten Jembrana, (2) Karyawan bagian
negatif terhadap kecenderungan akuntansi/kasirdi Koperasi Simpan Pinjam
kecurangan (fraud) akuntansi di (KSP), dan (3) Karyawan Koperasi Simpan
Koperasi Simpan Pinjam. Pinjam (KSP) yang memiliki jenjang
pendidikan terkhir minimal SMA/sederajat
dan bekerja minimal satu tahun. Kuesioner
yang disebar dalam penelitian ini sebanyak
e-Journal S1 Ak Universitas Pendidikan Ganesha
Jurusan Akuntansi Program S1 (Vol: 8 No : 2, Tahun 2017)
87 dan yang tidak kembali sebanyak 15 dilanjutkan dengan analisis asumsi klasik
kuesioner. yang terdiri dari uji normalitas, uji
Metode analisis data yang digunakan multikolinearitas, dan uji heteroskedastisitas.
dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : Dalam penelitian ini menggunakan uji
uji kualitas data yang terdiri dari uji validitas hipotesis yang terdiri dari uji koefisien
dan uji reliabilitas. Data yang handal adalah determinasi (R2), uji t, dan analisis regresi
data yang memenuhi kriteria validitas dan linier berganda. Keseluruhan uji yang
reliabilitas data tersebut. Kemudian dilakukan menggunakan bantuan SPSS.
Metode yang kedua pada uji data residual mengikuti garis diagonal, hal ini
normalitas yaitu menggunakan Probability menunjukkan bahwa data residual yang
Plots dimana hasil ini menyatakan bahwa digunakan dalam model regresi pada
normal probability plots dalam penelitian ini penelitian ini telah berdistribusi secara normal
menunjukkan bahwa plots atau titik – titik dari seperti pada Gambar 2.
sebesar 1,189 < 10. Variabel X2 budaya etis < 10. Jadi uji multikolinieritas dapat
organisasi mempunyai tolerance value disimpulkan bahwa tidak ada gejala
sebesar 0,930 > 0,10 dan VIF sebesar 1,075. multikolinieritas dalam model regresi
Variabel X3 mempunyai tolerance value penelitian ini.
sebesar 0,875 > 0,10 dan VIF sebesar 1,143
Uji asumsi klasik yang ketiga tersebar di atas maupun di bawah angka
yaitu uji heteroskedastisitas. Hasil uji 0 pada sumbu Y. Hal ini dapat
heteroskedastisitas dapat dilihat pada disimpulkan bahwa tidak terjadi
gambar 3 grafik scatterplot terlihat bahwa heteroskedastisitas pada model regresi
titik- titik menyebar secara acak serta dalam penelitian ini.
Hasil uji regresi linier berganda dapat sebesar -0,345, nilai koefisien regresi
dilihat pada tabel 4 yaitu diperoleh nilai Kesesuaian Kompensasi (β3) sebesar 0,302.
konstanta (α) sebesar 39,409, nilai koefisien Sehingga persamaan regresi diformulasikan
regresi Pengendalian Internal (β1) sebesar - sebagai berikut: Y = 39,409 – 0,917X1 –
0,917, nilai koefisien regresi Budaya Etis (β2) 0,345X2+ 0,302X.
Hasil uji statistik t menunjukkan -0,345 dengan nilai p-value sebesar 0,147 >
bahwa pengaruh pengendalian internal 0,05, hal tersebut berarti bahwa H0 diterima
terhadap kecenderungan kecurangan (fraud) dan H1 ditolak. Ketiga yaitu pengaruh
sebesar -0,917 dengan nilai p-value sebesar kesesuaian kompensasi terhadap
0,003 < 0,05, hal tersebut berarti bahwa H0 kecenderungan kecurangan (fraud) sebesar
ditolak dan H1 diterima. Kedua yaitu pengaruh 0,302 dengan nilai p-value sebesar 0,172 >
budaya etis organisasi terhadap 0,05 hal tersebut berarti bahwa H0 diterima
kecenderungan kecurangan (fraud) sebesar dan H1 ditolak.