Anda di halaman 1dari 13

e-Journal S1 Ak Universitas Pendidikan Ganesha

Jurusan Akuntansi Program S1 (Vol: 8 No: 2 Tahun 2017)

PENGARUH PERSPEKTIF FRAUD DIAMOND TERHADAP


KECENDERUNGAN TERJADINYA KECURANGAN (FRAUD) DALAM
PENGELOLAAN KEUANGAN DESA
(STUDI EMPIRIS PADA DESA DI KABUPATEN LOMBOK TIMUR)

1
Nurul Aini, 1Made Aristia Prayudi, 2Putu Gede Diatmika

Jurusan Akuntansi Program S1


Universitas Pendidikan Ganesha
Singaraja, Indonesia

e-mail:{aini52373@gmail.com,prayudi.acc@undiksha.ac.id,
gedediatmika@gmail.com}@undiksha.ac.id

Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh motivasi, pengawasan,
rasionalisasi, dan kompetensi sumber daya manusia terhadap kecenderungan terjadinya
kecurangan (fraud) dalam pengelolaan keuangan desa yang berada di Kabupaten
Lombok Timur. Penelitian ini termasuk jenis penelitian kuantitatif dengan sumber data
primer dan sekunder. Data primer dalam penelitian ini dengan menyebar kuesioner
kepada responden. Penentuan sampel menggunakan rumus slovin sehingga di dapat
sempel sebanyak 71 desa dari 254 desa di Kabupaten Lombok Timur. Metode analisis
data yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode analisis regresi berganda
dengan berbantuan menggunakan program SPSS for window versi 16.0.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa (1) motivasi berpengaruh secara positif
terhadap kecenderungan terjadinya kecurangan (fraud) dalam pengelolaan keuangan
desa, (2) pengawasan berpengaruh secara positif terhadap kecenderungan terjadinya
kecurangan (fraud) dalam pengelolaan keuangan desa, (3) rasionalisasi berpengaruh
secara positif terhadap kecenderungan terjadinya kecurangan (fraud) dalam pengelolaan
keuangan desa, (4) kompetensi sumber daya manusia berpengaruh secara positif
terhadap kecenderungan terjadinya kecurangan (fraud) dalam pengelolaan keuangan
desa.

Kata Kunci: motivasi, pengawasan, rasionalisasi, kompetensi sumber daya manusia,


dan kecurangan (fraud)

Abstract
This research aimed at determining the influence of motivation, supervision,
rationalization, and competence of human resources on the fraud tendency at the
villages’ financial management in East Lombok regency. This research included in the
quantitative research type with primary and secondary data sources. The primary data in
this study were through spreading questionnaires to respondents. The determination of
samples was through slovin formula, so it was obtained as many samples as 71 villages
from 254 villages in East Lombok regency. The data analysis method used in this
research was multiple regression analysis method that was processed through SPSS
program for window version 16.0.
The results of this study indicated that (1) motivation positively affected the
fraud tendency in the villages’ financial management, (2) supervision positively affected
the fraud tendency in the villages’ financial management, (3) rationalization positively
affected the fraud tendency in the villages’ financial management, (4) the competence of
e-Journal S1 Ak Universitas Pendidikan Ganesha
Jurusan Akuntansi Program S1 (Vol: 8 No: 2 Tahun 2017)

human resources positively affected the fraud tendency in the villages’ financial
management.

Keywords: motivation, supervision, rationalization, competence of human resources, and


fraud

PENDAHULUAN yang positif terhadap kecenderungan


Dengan disahkannya Undang-Undang kecurangan pada perusahaan.
No 6 tahun 2014 tentunya memberikan Seperti kasus korupsi yang terjadi di
kesempatan bagi desa untuk mengatur dan Mendana Raya Kecamatan Keruak
mengurus rumahtangga pemerintahan nya Kabupaten Lombok Timur. Inisial MHG
itu sendiri. Desa diberikan kesempatan ditetapkan sebagai tersangka Korupsi
seluas-luasnya untuk lebih mandiri dalam dugaan korupsi dana desa (DD) dan
meningkatkan kesejahteraan dan kualitas Alokasi Dana Desa 2015/2016. Selain
hidup masyaraktnya. kades, staf desa, SMN juga ditetapkan
Kecurangan (fraud) adalah suatu sebagai tersangka. Kasi Pirdaus kejari
tindakan yang ilegal baik disengaja maupun Selong Iwan gustiawan menyebutkan
tidak disengaja yang dilakukan oleh individu penetapan dua tersangka tersebut
maupun kelompok untuk memperoleh atau berdasarkan dua alat bukti yang sah
mendapatkan uang, aset, dan lain dikantongi jaksa penyidik. Salah satu alat
sebagainya yang tentunya dapat merugikan bukti tersebut yakni kerugian negara yang
orang lain. timbul sebesar Rp 200 juta kata Iwan.
Seperti halnya yang dikatakan oleh (SUARANTB.com, 2017).
Bahrulllah Akbar selaku wakil ketua BPK RI pada kasus tersebut dapat dilihat
dalam acara worksohop dimataram, bahwa SMN menganggap hal yang
bahwasanya banyak kepala desa yang dilakukannya ini dilakukan oleh orang lain
terjerat kasus hukum berkaitan dengan yaitu Kepala desanya sendiri, yang
korupsi dana desa maupun alokasi dana seharunya menjadi panutan, akan tetapi
desa.” Hal ini terjadi akibat lemahnya melakukan fraud. Oleh karena itu dia
pengawasan dalam penggunaan dana menganggap hal itu wajar atau sah-sah
desa, membuat rentan terjadi saja dia ikut melakukan fraud.
penyalahgunaan. Dikatakan bahwa , Selain pengawasan dan
pengawasan penggunaan dana desa belum rasionalisasi penyebab timbulnya fraud
didesain dengan baik. (radarlombok.co.id, adalah motivasi dan kompetensi SDM.
2017). Motivasi adalah alasan atau keinginan
Selain pengawasan, korupsi juga seseorang untuk melakuakn sesuatu demi
dapat terjadi akibat Rasionalisi. mencapai tujuannya. Motivasi pun dapat
Rasionalisasi adalah pembenaran yang berbentuk motivasi positif dan motivasi
dilakukan oleh pelaku fraud terhadap apa negatif. Motivasi negatif ini akan terjadi
yang telah dilakukannya. Dalam hal ini apabila seseorang mengutamakan
pelaku menganggap apa yang kepentingan pribadi untuk keuntungannya
dilakukannya sudah merupakan hal biasa sendiri dan bahkan akan mengerbankan
atau wajar dilakukan oleh orang lain Seperti kepentingan kelompok yang dapat
halnya penelitian yang dilakukan oleh merugikan orang lain. motivasi seseorang
Zuklkarnain (2013) bahwa rasionalisasi untuk melakukan kecurangan berkaitan
yang diprosikan dengan perilaku tidak etis dengan tekanan (pressure), seperti yang
bepengaruh positif terhadap dikatakan oleh Rae dan Subraiman (2008)
kecenderungan terjadinya kecurangan dalam Irphani (2017) mengatakan tekanan
(fraud) disektor pemerintahan kota berkaitan dengan motivasi pegawai untuk
Surakarta, begitu juga dengan penelitian melakukan penipuan sebagai akibat dari
yang dilakukn oleh Wilopo (2006) bahwa keserakahan atau tentang keuangan
rasionalisasi yang diproksikan dengan peribadi. Hal ini senada dengan penelitian
perilaku tidak etis memberikan pengaruh yang dilakukan oleh kurniawan (2013)
bahwa motivasi negatif dari aparatur
e-Journal S1 Ak Universitas Pendidikan Ganesha
Jurusan Akuntansi Program S1 (Vol: 8 No: 2 Tahun 2017)

pemerintah perpengaruh signifikan positif masih banyaknya perangkat desa yang


terhadap tingkat kecurangan laporan belum paham terhadap pengelolaan
keuangan. keuangan desa.
Faktor kompetensi SDM berkaian Dari beberapa pemaparan yang
dengan kemampuan individu yang telah diuraikan diatas, maka diketahui
mencakup aspek pengetahuan, identifikasi masalah sebagai berikut,
keterampilan, dan sikap kerja yang sesuai Banyak terungkapnya kecurangan dalam
dengan standar yang ditetapkan (UU No. mengelola keuangan desa di Kabupaten
13 tahun 2003 pasal 1 (10)). Berdasarkan Lombok Timur, masih tingginya tingkat
penelitian yang dilakukan oleh basirruddin kecurangan yang dilakukan oleh kepala
(2014) yang mengatakan tingkat pendidikan desa, masih rendahnya kompetensi SDM
rendah yang dimiliki oleh aparatur desa yang dimiliki oleh aparatur desa dalam
menjadi hambatan dalam mengelola mengelola keuangan desa, dan tingginya
keuangan desa sehingga berpotensi jumlah dana desa yang diberikan oleh
terjadinya kecurangan (fraud). Begitu juga pemerintah sehingga menimbulkan potensi
penelitian yang dilakukan oleh Admaja, dkk terjadinya fraud
(2017). Kompetense aparatur berpengaruh Dari pernyataan tersebut maka
tehadap pencegahan fraud dalam beberapa rumusan masalah penelitian yang
pengelolaan keuangan desa. senada dapat disajikan adalah sebagai berikut: 1)
dengan penelitian yang dilakukan oleh Bagaimana faktor pressure dengan kategori
Agusyani, dkk (2016) kompetensi sumber motivasi mempunyai pengaruh terhadap
daya manusia berpengaruh secara kecurangan (fraud) dalam mengelola
signifikan terhadap pecegahan fraud. keuangan desa?, 2) Bagaimana faktor
Sepertihalnya dengan kasus opportunity dengan kategori pengawasan
korupsi yang terjadi di Lombok timur mempunyai pengaruh terhadap kecurangan
tepatnya pada Desa Jero Gunung (fraud) dalam mengelola keuangan desa?,
Kecamatan Sakra Barat Lombok Timur, 3) Bagaimana faktor ratinalization dengan
terkait dengan alokasi dana desa (ADD). kategori rasionalisasi mempunyai
Ratusan juta dana desa tidak bisa pengaruh terhadap kecurangan (fraud)
dipertanggungjawabkan. Penyimpangan itu dalam mengelola keuangan desa?, 4)
terjadi ketika anggaran tahun 2015 yang Bagaimana faktor abiliti dengan kategori
seharusnya digunakan untuk membangun Kompetensi SDM mempunyai pengaruh
dan merehab berbagai fasilitas desa, terhadap kecurangan (fraud) dalam
hingga kini belum dilaksankan. Dilihat dari mengelola keuangan desa?.
rancangan RKPdesa tahun 2015, dana Berdasarkan rumusan masalah yang
yang hingga kini belum diketahui telahdipaparkan maka tujuan dari penelitian
keberandaannya sebanyak Rp 294.000.000 ini adalah: 1) Untuk mengetahui faktor
untuk tahun 2015. Pada tahun 2015 ada 12 pressure dengan kategori motivasi
program yang seharunya dikerjakan oleh mempunyai pengaruh terhadap kecurangan
desa, namun dari semua program itu (praud) dalam mengelola keuangan desa.
semua anggaran direkayasa dan dipangkas 2)Untuk mengetahui faktor opportunity
sehingga menyebabkan masyarakat Desa dengan kategori pengawasan mempunyai
Jero Gunung merasa dirugikan. pengaruh terhadap kecurangan (fraud)
Dari kasus diatas dapat dilihat dalam mengelola keuangan desa. 3) Untuk
bahwa motivasi kepala desa maupun mengetahui faktor ratinalization dengan
perangkatt desa untuk melakukan tindakan kategori rasionalisasi mempunyai pengaruh
fraud disebabkan oleh tekanan atau terhadap kecurangan (fraud) dalam
keinginan pribadi kepala desa yang ingin mengelola keuangan desa. 4) Untuk
hidup mewah, dimana dalam masa mengetahui faktor abiliti dengan kategori
jabatannya yang baru empat tahun dia kompetensi SDM mempunyai pengaruh
sudah mampu membuat rumah yang terhadap kecurangan (fraud) dalam
bertingkat. Selain itu juga faktor kompetensi mengelola keuangan desa.
SDM juga turut mempengaruhi tindakan Salah satu dorongan sesorang dalam
fraud. Dalam kasus diatas dijelaskan bahwa melakukan kecurangan adalah adanya
e-Journal S1 Ak Universitas Pendidikan Ganesha
Jurusan Akuntansi Program S1 (Vol: 8 No: 2 Tahun 2017)

pressure (tekanan). Kurniawan (2013) kabupaten/kota yang dilakukan inspektorat


faktor pendorong seorang melakukan kabupaten/kota dapat bekerja sama dengan
kecurangan yang disebabkan oleh motivasi inspektorat jemdral kementerian dan/ atau
yaitu ned (kebutuhan). Setiap orang lembaga pemerintah nonkementerian yang
mempunyai kebutuhan materi yang dapat menyelengarakan urusan pemerintah
menjadi pendorong untuk melakukan dibidang pengawasan. Oleh karena itu
kecurangan. Untuk memenuhi hal tersebut dalam hal ini, penyelewengan ataupun
orang akan melakukan apa saja asalkan kecurangan yang terjadi disebabkan
kebutuhannya terpenuhi walau dengan olehlemahnya pengawasan yang dilakukan
melakukan kecurangan sekalipun. Motivasi baik dari pemerintah yang lebih
untuk melakukan kecurangan berhubungan tinggimaupun masyarakat (Yulianah, 2015).
dengan motivasi negatif, motivasi negatif Dalam hal ini peran serta masyarakat
berasal dari pengutamaan kepentingan- dinialai kurang memadai akibat kurangnya
kepentigan pribadi, bila perlu sosialisasi yang ditujukan bagi masyarakat.
mengorbankan kepentingan kelompok atau Hal ini yang menyebabkan masyarakat baik
kepentingan organisasi secara secara individu maupun melalui
keseluruhan, jika ini terjadi dalam suatu kelembagaan kurang mahami peran serta
entitas akan memungkinkan terjadinya tugasnya. Dalam hal ini pemahaman
kecurangan laporan keuangan (Henzani, masyarakat adalah membantu pelaksanaan
2013 secara fisik dari berbagai kegiatan
Berdasarkan penelitian yang implementasi alokasi dana desa.
dilakukan oleh Kurniawan (2013) hasil Seperti Halnya Penelitian Yang
penelitiannya mengatakan motivasi negatif Dilakukan oleh Wibisono (2017)
dari aparatur pemerintah berpengaruh bahwasanya dalam penelitiannya ia
signifikan positif terhadap tingkat menemukan bahwa kecenderungan
kecurangan laporan keuangan. Artinya terjadinya penyalahgunaan dana desa
bahwa semakin tinggi motivasi negatif dari disebabkan karena tidak berfungsinya
seorang pegawai maka makin tinggi pula peran pendamping desa, lemahnya unsur
tingkat kecenderungan ia melakukan pembinaan dan pengawasan dari camat,
kecurangan. Begitu juga dengan penelitian lemahnya unsur pembinaan dan
yang dilakukan oleh marliani (2015) bahwa pengawasan oleh Tim pengawalan
faktor terbesar terjadinya kecurangan pengamanan pemerintah dan
(pencurian kas) disebabkan oleh tekanan pembangunan, lemahnya pengawasan oleh
(motivasi) seorang karyawan. Bedasarkan BPD dan lemahnya partisipasi masyarakat
hal tersebut, maka dirumuskan hipotesis dalam pengawasan dan desa. Begitu juga
sebagai berikut: dengan penelitian yang dilakukan oleh
H1: faktor pressure dengan kategori Yulianah (2015) bahwa banyaknya bantun
motivasi secara positif berpengaruh yang diberikan pemerintah untuk
terhadap kecenderungan terjadinya membagun desa merupakan salah satu
fraud dalam pengelolaan keuangan desa bentuk dari perhatian pemerintah kepada
desa itu sendiri, akan tetapi hal ini menjadi
Handoko (2012) bahwa potensi penyelewengan keuangan desa,
pengawasan berkaitan dengan proses yang jelas sangat besar. Hal ini tidak terlepas
menjamin agar maksud dan tujuan dalam dari lemahnya pengawasan dari aparat
organisasi dan manajemen dapat tercapai. pemerintahan kabupaten terhadap alur
Berdasarkan undang-undang Nomor 23 proses mengalirnya dana desa.
tahun 2014 pasal 380 dalam penjelasan Bedasarkan uraian tersebut, maka dapat
ayat 2 mengatakan bahwa kusus untuk dirumuskan hipotesis sebagai berikut:
pengawasan yang terkait dengan keuangan H2: faktor opportunity dengan kategori
daerah meliputi kegiatan audit, reviu, pengawasan berpengaruh positif
evaluasi, pemantauan, dan bimbingan terhadap kecenderungan terjadinya
teknis dalam pengelolaan APBD (termasuk fraud dalam mengelola keuangan desa.
penyerapan APBD), sampai dengan
pertanggungjawaban pelaksanaan APBD
e-Journal S1 Ak Universitas Pendidikan Ganesha
Jurusan Akuntansi Program S1 (Vol: 8 No: 2 Tahun 2017)

Tuannakotta, (2010) dalam Widianti pengalaman kerja dan lain sebagainya. Hal
(2016) rasionalisasi adalah mencari ini berkaitan dengan kemampuan atau
pembenaran sebelum melakukan komepetensi aparatur dalam mengelola
kejahatan, bukan sesudahnya . keuangan desa, dalam hal ini dilihat dari
Rasionalisasi ini bukan merupakan bagian pendidikan yang masih rendah yang akan
dari motivasi seseorang untuk melakukan menjadi hambatan dalam pengelolaan
fraud, akan tetapi rasionalisasi diperlukan keuangan desa sehingga berpotensi
sipeleku untuk mncerna prilakunya yang terjadinya kecurangan (fraud).
melawan hukum agar tetap Berdasarkan penelitian yang
mempertahankan jati dirinya sebagai orang dilakukan oleh basirruddin (2014) yang
yang dipercaya. Adapun dalam hal ini ada mengatakan tingkat pendidikan rendah
beberapa pembenaran yang dilakukan oleh yang dimiliki oleh aparatur desa menjadi
pelaku kecurangan itu sendiri diantaranya hambatan dalam mengelola keuangan desa
adalah, pelaku menganggap hal yang sehingga berpotensi terjadinya kecurangan
dilakukan merupakan suatu yang wajar/ (fraud). Begitu juga penelitian yang
biasa dilakukan oleh oranglain, Pelaku dilakukan oleh Admaja, dkk (2017).
merasa berjasa besar terhadap organisasi Kompetensi aparatur berpengaruh tehadap
dan seharusnya mendapat sesuatu yang pencegahan fraud dalam pengelolaan
lebih terhadap apa yang telah keuangan desa. Semakin tingi kemampuan
dilakukannya, dan Pelaku menganggap aparatur desa maka semakin tingi pula
tujuannya itu baik untuk mengatasi tingkat pencegahan fraud dan semakin
masalah, nanti akan dikembalikan. rendah kemampuan aparatur desa maka
Berdasarkan penelitian yang akan semakin tinggi indikasi terjadinya
dilakukan oleh zulkarnain (2013) fraud. Berdasarkan hal tersebutmaka dapat
rasionalisasi yang diproksikan dengan dirumuskan hipotesis sebagai berikut
perilaku tidak etis berpengaruh positif H4: faktor ability dengan kategori
terhadap kecenderungan terjadinya kompetensi SDM berpengaruh positif
kecurangan (fraud) di sektor pemerintahan terhadap kecenderungan terjadinya
kota surakata. Sama halnya dengan kecurangan (fraud) dalam mengelola
penelitian yang dilakukan oleh Wilopo keuangan desa.
(2006) bahwa rasionalisasi yang
diproksikan dengan perilaku tidak etis METODE
memberikan pengaruh yag positif terhadap Penelitian ini menggunakan metode
kecenderungan kecurangan pada penelitian kuantitatif, dimana pengumpulan
perusahaan. Maka dirumuskan hipotesisi data dilakukan melalui penyebaran
sebagai berikut kuesioner dan dianalisis menggunakan uji
H3: faktor rationalization dengan kategori statistik melalui aplikasi spss.
rasionalisasi memiliki pengaruh positif Populasi dalam penelitian ini adalah
terhadap kecenderungan tejadinya desa yang berda di kabupaten lombok
kecurangan pengelolaan keuangan desa. timur. Teknik pengambilan sampel dalam
penelitian ini adalah menggunakan rumus
Indrajaya (2017) Kompetensi adalah slovin.
kemampuan seseorang dalam menghadapi Metode pengumpulan data yang
situasi atau keadaan dalam pekerjaanya. digunakan dalam penelitian ini adalah
Menurut UU No 13 tahun 2003 pasal 1 (10) menggunakan metode survey dengan
tentang ketenagakerjaan, kompetensi menyebar kuesioner kepada responden. Uji
adalah kempuan kerja setiap individu yang kualitas data yang digunakan dalam
mencakup aspek pengetahuan, penelitian ini meliputi uji validitas dan uji
keterampilan, dan sikap kerja yang sesuai reliabilitas. Sebelum dilakukan uji hipotesis
dengan standar yang ditetapkan. Oleh terlebih dahulu dilakukan uji asumsi klasik
karena itu sumber daya yang kompeten yang meliputi uji normalitas, uji
dapat diproleh dengan berbagai cara multikolinearitas, dan uji
diantaranya adalah, melalui pendidikan heteroskedastisitas. Selanjutnya dilakukan
formal, pendidikan dan pelatihan, uji hipotesis berupa analisis regresi
e-Journal S1 Ak Universitas Pendidikan Ganesha
Jurusan Akuntansi Program S1 (Vol: 8 No: 2 Tahun 2017)

berganda, uji parsial (t), dan uji koefisien bahwa data berdistribusi normal (0,731 >
determinasi (R2). 0,05).
Untuk menguji adanya multikolinearitas
HASIL DAN PEMBAHASAN dilihat melalui nilai Variance Inflation Factor
Hasil (VIF) dan tolerance value untuk masing-
Jumlah kuesioner yang disebar masing variabel independen. Apabila
kepada responden dalam penelitian ini tolarence value> 0,1 dan VIF < 10 maka
adalah sebanyak 71 kuesioner dan dikatakan tidak terdapat gejala
kuesioner yang kembali adalah sebnayak multikolinearitas. Hasil dari uji
71 kuesioner. multikolinearitas menunjukkan bahwa nilai
Agar Data ini valid dalam uji tolerance > 0,1 dan VIF < 10 untuk setiap
validitas data, syarat yang harus dipenuhi variabel > 0,1, yaitu variabel motivasi (X1)
adalah rhitung dinyatakan lebih besar 0,767 (tolarance) dan 1.305 (VIF), variabel
daripada rtabelnya (Sujarweni, 2014), dan pengawasan (X2) sebesar 0,786 (tolerance)
jika korelasi antara masing-masing butir dan 1,271 (VIF),variabel rasionalisai (X3)
pernyataan menunjukkan hasil sig < 0,05 sebesar 0,560 (tolerance) dan 1,786 (VIF),
(Gozali, 2009).hasil dari uji validitas data dan variabel kompetensi sumber daya
untuk setiap butir kuesioner adalah bahwa manusia (X4) sebesar 0,571 (tolerance)
nilai Pearson Correlation lebih besar dari dan 1,750 (VIF) yang berarti bahwa tidak
nilai rtabel(0,1968) dengan sig < 0,05 maka terjadi hubungan multikolinearitas antar
seluruh butir kuesioner dinyatakan valid. variabel bebas.
Untuk uji reliabilitas data dilakukan Uji heteroskedastisitas penelitian ini
menggunakan Alpha Cronbach dengan menggunakan uji Glejser dengan sig > 0,05
kriteria > 0,6 = reliabel. Nilai Cronbach yang atau 5% . dari hasil perhitungan diperoleh
diperoleh untuk variabel kecenderungan nilai signfikan untuk setiap variabel.
kecurangan (fraud) (Y) adalah 0,744, Variabel motivasi (X1) sebesar 0,989,
variabel Motivasi (X1) adalah 0,608, variabel variabel pengawasan (X2) sebesar 0,967,
pengawasan (X2) adalah 0,631, variabel variabel rasionalisasi (X3) sebesar 0,958,
rasionalisasi (X3) adalah 0,604, dan dan variabel kompetensi suber daya
kompetensi sumber daya manusia (X4) manusia sebesar 0,355 Dapat simpulkan
adalah 0,608yang berarti bahwa nilai bahwa nilai signifikan dari setiap variabel >
Cronbach untuk setiap variabel adalah 0,05 yang berarti bahwa tidak terdapat
reliabel karena lebih dari 0,6. heteroskedastisitas pada data sehingga
Uji normalitas dilakukan dengan tidak terdapat kesaman varian dari residual
metode One Sample Kolmogorov-Smirnov untuk semua pengamatan yang dilakukan.
Test, dikatakan berdistibusi normal jika nilai Hasil perhitungan analisis regresi
signifikan > 0,05. Bedasarkan hasil uji berganda dapat dilihat pada tabel 1 berikut:
nomalitas diperoleh sig dari Kolmogorov-
Smirnov adalah sebesar 0,731 yang berarti

Tabel 1. Hasil Uji Analisis Regresi Berganda

Model Unstandardized Standardize T sig.


Coefficients d
Coefficients
B Std. Error Beta
1 (Constant) 27,044 4,470 6,051 0.000
Motivasi (X1) 0,328 0,149 0,217 2,203 0,031
pengawasan (X2) 0,287 0,113 0,247 2,532 0,014
rasionalisasi (X3) 0,370 0,183 0,234 2,026 0,047
kompetensi sumber daya 0,397 0,172 0,265 2,317 0,024
manusia (X4)
e-Journal S1 Ak Universitas Pendidikan Ganesha
Jurusan Akuntansi Program S1 (Vol: 8 No: 2 Tahun 2017)

Dari tabel 1 dapat dilihat hasil analisis H1 : β1 ≠ 0, faktor pressure dengan kategori
regresi berganda sebagai berikut: motivasi berpengaruh secara positif
terhadap kecenderungan terjadinya fraud
Y= 27,044+ 0,328 X1 + 0,287X2 +0,370 X3 dalam pengelolaan keuangan, Berdasarkan
+0,397 X4 + e perhitunan bahwa variabel motivasi (X1 )
Berdasarkan model persamaan regresi diproleh nilai Thitung sebesar 2,203 > nilai
berganda dapat dijelaskan sebagai berikut: Ttabel sebesar 1,66724 dan nilai signifikan
(1) konstanta = 27,044 menunjukkan sebesar 0,031 > 0,05 berarti H1 diterima,
besarnya nilai Y apabila tidak ada pengaruh maka dapat disimpulkan bahwa variabel
dari X1, X2, X3, dan X4, artinya apabila motivasi berpengaruh positif terhadap
pengaruh- pengaruh variabel Motivasi (X1), kecenderungan terjadinya kecurangan
pengawasan (X2), rasionalisasi (X3) dan (fraud ) dalam pengelolaan keuangan desa.
kompetensi sumber daya manusia (X4) (2) Pengaruh pengawasan terhadap
sama dengan nol ( tidak memberikan kecenderungan terjadinya kecurangan
pengaruh), maka kecenderungan terjadinya (fraud) dalam pengelolaan keuangan desa
kecurangan (fraud) adalah sebesar 27,044. H2 : β2 ≠ 0, faktor opportunity dengan
(2) koefisisen regresi Motivasi (X1) sebesar kategori pengawasan berpengaruh positif
0,328 yang berarti motivasi mempunyai terhadap kecenderungan terjadinya fraud
pengaruh positif terhadap kecenderungan dalam mengelola keuangan desa.
terjadinya kecurangan (fraud). Jadi setiap Berdasarkanperhitungan bahwa variabel
peningkatan motivasi sebesar 1% maka pengawasan (X2) diproleh nilai Thitung
akan meningkatkan kecenderungan sebesar 2,532 > nilai Ttabel sebesar
kecenderungan terjadinya kecurangan 1,66724 dan nilai signifikan sebesar 0,014
(fraud) sebesar 0,328. (3) Koefisisen > 0,05 ini berarti H2 diterima. sehingga
pengawasan (X2) sebesar 0,287 yang dapat disimpulkan bahwa variabel
berarti pengawasan mempunyai pengaruh pengawasan berpengaruh positif terhdap
positif terhadap kecenderungan terjadinya kecenderungan terjadinya kecurangan
kecurangan (fraud). Jadi setiap penurunan (fraud) dalam pengelolaan keuangan desa
pengawasan sebesar 1% maka akan (3) Pengaruh rasionalisasi terhadap
meningkatkan kecenderungan terjadinya kecenderungan terjadinya kecurangan
kecurangan (fraud) sebesar 0,287 (4) (fraud) dalam pengelolaan keuangan desa.
Koefesien rasionalisasi (X3) sebesar 0,370 H3 : β3 ≠ 0, faktor rationalization dengan
yang berarti rasionalisasi berpengaruh kategori rasionalisasi memiliki pengaruh
positif terhadap kecenderungan terjadinya positif terhadap kecenderungan tejadinya
kecurangan (fraud). Jadi setiap peningkatan kecurangan pengelolaan keuangan desa.
rasionalisasi sebesar 1% maka akan Berdasarkan perhitungan bahwa variabel
meningkatkan tingkat kecenderungan rasionalisasi (X3) diproleh nilai Thitung
terjadinya kecurangan (fraud) sebesar sebesar 2,026 > nilai Ttabel sebesar 1,66724
0,370. (5) Koefisien kompetensi sumber dan nilai signifikan yaitu sebesar 0,047 >
daya manusia (X4) sebesar 0,397 yang 0,05 berarti H3 diterima , sehingga dapat
berarti kompetensi sumber daya disimpulkan bahwa variabel rasionalisasi
manusiaberpengaruh positif terhadap berpengaruh positif terhadap
kecenerungan terjadinya kecurangan kecenderungan terjadinya kecurangan
(fraud). Jadi setiap penurunan kompetensi (fraud) dalam pengelolaan keuangan desa.
sumber daya manusia sebesar 1% maka (4) Pengaruh ability dengan kategori
akan meningkatkan tingkat kecenderungan kompetensi sumber daya manusia (SDM)
terjadinya kecurangan (fraud) sebesar terhadap kecenderungan terjadinya
0,397. kecurangan (fraud) dalampengelolaan
Hasil perhitungan uji varsial (t) untuk keuangan desa. H4 : β4 ≠ 0, faktor ability
penelitian ini dapat dilihat pada tabel 1 dengan kategori kompetensi SDM
dengan penjelasan sebagai berikut: berpengaruh positif terhadap
(1) Pengaruh motivasi terhadap kecenderungan terjadinya kecurangan
kecenderungan terjadinya kecurangan (fraud) dalam mengelola keuangan desa.
(fraud) dalam pengelolaan keuangan desa. Berdasarkan perhitungan bahwa variabel
e-Journal S1 Ak Universitas Pendidikan Ganesha
Jurusan Akuntansi Program S1 (Vol: 8 No: 2 Tahun 2017)

kompetensi sumber daya manusia (SDM) bahwa varibel Kompetensi sumberdaya


(X4) diproleh nilai Thitung sebesar 2,317 > mnusia (SDM) berpengaruh positif terhadap
nilai Ttabel sebesar 1,66724 dan nilai kecenderungan terjadinya kecurangan
signifikan sebesar 0,024 > 0,05 ini berarti (fraud) dalam pengelolaan keuangan desa.
H4 diterima, sehingga dapat disimpulkan

Tabel 2. Hasil Uji Koefisiensi Determinasi (Adjusted R2 ) Model Summaryb

Model Summaryb
Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate

1 0,712a 0,507 0,477 1,44247

Dari tabel 2 dapat disimpulkan bahwa kecurangan. Untuk memenuhi hal tersebut
nilai Adjusted R Square sebesar 0,477 yang orang akan melakukan apa saja asalkan
mengandung arti bhawa 47,1% terjadinya kebutuhannya terpenuhi walau dengan
kecenderungan kecurangan (fraud) melakukan kecurangan sekalipun. Motivasi
dipengaruhi oleh variabel Motivasi, untuk melakukan kecurangan berhubungan
pengawasan, rasionalisasi, dan kompetensi dengan motivasi negatif, motivasi negatif
sumber daya manusia sedangkan sisanya berasal dari pengutamaan kepentingan-
sebesar 52,9% dipengaruhi oleh variabel kepentigan pribadi, bila perlu
diluar variabel dalam penelitian ini mengorbankan kepentingan kelompok atau
kepentingan organisasi secara keseluruhan,
PEMBAHASAN jika ini terjadi dalam suatu entitas akan
1. Pengaruh motivasi terhadap memungkinkan terjadinya kecurangan
kecenderungan terjadinya kecurangan laporan keuangan (Henzani, 2013).
(fraud) dalam pengelolaan keuangan
desa 2. Pengaruh pengawasan terhadap
Hasil dari penelitian ini adalah kecenderungan terjadinya kecurangan
bahwa secara parsial motivasi berpengaruh (fraud) dalam pengelolaan keuangan
secara positif terhadap kecenderungan desa
terjadinya kecurangan (fraud) dalam Hasil penelitian ini menyatakan
mengelola keuangan desa. Hasil ini dapat bahwa secara varsial variabel pengawasan
diketahu berdasarkan analisis regresi yang berpengaruh positif terhadap
dilakukan dengan ditunjukkan pada tabel kecenderungan terjadinya kecurangan
variabel motivasi (X1 ) diproleh nilai Thitung (fraud) dalam pengelolaan keuangan desa.
sebesar 2,203 > nilai Ttabel sebesar 1,66724 Hasil ini dapat diketahui melalui perhitungan
dan nilai signifikan sebesar 0,031 > 0,05. yang telah dilakukan maka diproleh nilai
Hal ini berarti bahwa H1 diterima. Thitung sebesar 2,532 > nilai Ttabel sebesar
Hasil regresi menunjukkan bahwa 1,99656 dan nilai signifikan sebesar 0,014
motivasi berpengaruh positif terhadap > 0,05.
kecenderungan terjadinya kecurangan Hasil regresi ini secara jelas
(fraud) dalam pengelolaan keungan desa. menunjukkan bahwa pengawasan
Pernyataan ini sesuai dengan teori motivasi berpengaruh positif terhadap
yang dimana salah satu dorongan untuk kecenderungan terjadinya kecurangan
melakukan kecurangan adalah disebabkan (fraud) dalam pengelolaan keuangan desa.
oleh adanya tekanan. Kurniawan (2013) Matthis dan Jackshon dalam linda (2015)
faktor pendorong seorang melakukan menjelaskan bahwa pengawasan adalah
kecurangan yang disebabkan oleh motivasi cara mengamati kinerja dari pegawai yang
yaitu ned (kebutuhan). Setiap orang didasarkan dengan adanya standar untuk
mempunyai kebutuhan materi yang dapat ukuran kinerja, adanya informasi yang
menjadi pendorong untuk melakukan menjadi sasaran dalam mencapai hasil
e-Journal S1 Ak Universitas Pendidikan Ganesha
Jurusan Akuntansi Program S1 (Vol: 8 No: 2 Tahun 2017)

yang disampaikan kepada pegawai dan beberapa pembenaran yang dilakukan oleh
memastikan bahwa kualitas dalam menilai pelaku kecurangan itu sendiri diantaranya
suatu pekerjaan dapat tercapai. Pengertian adalah, pelaku menganggap hal yang
yang dikemukakan oleh Matthis dan dilakukan merupakan suatu yang wajar/
Jackshon bahwa pegawasan yang biasa dilakukan oleh oranglain.
dilakukan oleh atasan memang harus Hasil penelitian ini sejalan dengan
adanya sebuah standar yang akan dijadikan penelitisn yang telah dilakukan oleh oleh
sebagai sebuah patokan. Berdasarkan zulkarnain (2013) rasionalisasi yang
undang-undang Nomor 23 tahun 2014 diproksikan dengan perilaku tidak etis
pasal 380 dalam penjelasan ayat 2 berpengaruh positif terhadap
mengatakan bahwa kusus untuk kecenderungan terjadinya kecurangan
pengawasan yang terkait dengan keuangan (fraud) di sektor pemerintahan kota
daerah meliputi kegiatan audit, reviu, surakata. Sama halnya dengan penelitian
evaluasi, pemantauan, dan bimbingan yang dilakukan oleh Wilopo (2006) bahwa
teknis dalam pengelolaan APBD (termasuk rasionalisasi yang diproksikan dengan
penyerapan APBD), sampai dengan perilaku tidak etis memberikan pengaruh
pertanggungjawaban pelaksanaan APBD yag positif terhadap kecenderungan
kabupaten/kota yang dilakukan inspektorat kecurangan pada perusahaan
kabupaten/kota dapat bekerja sama dengan
inspektorat jemdral kementerian dan/ atau 4. Pengaruh kompetensi sumber daya
lembaga pemerintah nonkementerian yang manusia terhadap kecenderungan
menyelengarakan urusan pemerintah terjadinya kecurangan (fraud) dalam
dibidang pengawasan. Oleh karena itu pengelolaan keuangan desa
dalam hal ini, penyelewengan ataupun Berdasarkan perhitungan variabel
kecurangan yang terjadi disebabkan oleh kompetensi sumber daya manusia (SDM)
lemahnya pengawasan yang dilakukan baik (X4) diproleh nilai Thitung sebesar 2,317 >
dari pemerintah yang lebih tinggimaupun nilai Ttabel sebesar 1,66724 dan nilai
masyarakat (Yulianah, 2015). signifikan sebesar 0,024 > 0,05 ini berarti
H0 ditolak dan H4 diterima, sehingga dapat
3. Pengaruh Rasionalisasi terhadap disimpulkan bahwavariabel sumberdaya
kecenderungan terjadinya kecurangan mnusia (SDM) berpengaruh positif terhadap
(fraud) dalam pengelolaan keuangan kecenderungan terjadinya kecurangan
desa (fraud) dalam pengelolaan keuangan desa.
Berdasarkan perhitungan yang Penelitian ini didukung dengan teori
telah dilakukan rasionalisasi (X3) diproleh yang dikemukakan oleh Indrajaya (2017)
nilai Thitung sebesar 2,026 > nilai Ttabel Kompetensi adalah kemampuan seseorang
sebesar 1,66724 dan nilai signifikan yaitu dalam menghadapi situasi atau keadaan
sebesar 0,047 > 0,05 , sehingga dapat dalam pekerjaanya. Menurut UU No 13
disimpulkan bahwa variabel rasionalisasi tahun 2003 pasal 1 (10) tentang
berpengaruh positif terhadap kecenerungan ketenagakerjaan, kompetensi adalah
terjadinya kecurangan (fraud). Dalam kempuan kerja setiap individu yang
pengelolaan keuangan desa mencakup aspek pengetahuan,
Hasil penelitian ini sejalan dengan keterampilan, dan sikap kerja yang sesuai
teori yang diungkapkan oleh Tuannakotta, dengan standar yang ditetapkan. Oleh
(2010) dalam Widianti (2016) rasionalisasi karena itu sumber daya yang kompeten
adalah mencari pembenaran sebelum dapat diproleh dengan berbagai cara
melakukan kejahatan, bukan sesudahnya . diantaranya adalah, melalui pendidikan
Rasionalisasi ini bukan merupakan bagian formal, pendidikan dan pelatihan,
dari motivasi seseorang untuk melakukan pengalaman kerja dan lain sebagainya. Hal
fraud, akan tetapi rasionalisasi diperlukan ini berkaitan dengan kemampuan atau
sipeleku untuk mncerna prilakunya yang komepetensi aparatur dalam mengelola
melawan hukum agar tetap. keuangan desa, dalam hal ini dilihat dari
mempertahankan jati dirinya sebagai orang pendidikan yang masih rendah yang akan
yang dipercaya. Adapun dalam hal ini ada menjadi hambatan dalam pengelolaan
e-Journal S1 Ak Universitas Pendidikan Ganesha
Jurusan Akuntansi Program S1 (Vol: 8 No: 2 Tahun 2017)

keuangan desa sehingga berpotensi kecenerungan terjadinya kecurangan


terjadinya kecurangan (fraud). (fraud) dalam pengelolaan keuangan desa.
Hasil penelitian ini sejalan dengan Semakin tinggi sikap rasionalisasi pegawai
penelitian yang dilakukan oleh basirruddin maka akan semakin tinggi pula
(2014) yang mengatakan tingkat pendidikan kecenderungan kecurangan dalam
rendah yang dimiliki oleh aparatur desa pengelolaan keuangan desa (4) nilai Thitung
menjadi hambatan dalam mengelola sebesar 2,317 > nilai Ttabel sebesar 1,66724
keuangan desa sehingga berpotensi dan nilai signifikan sebesar 0,024 < 0,05 ini
terjadinya kecurangan (fraud). Begitu juga berarti H0 ditolak dan H4 diterima, sehingga
penelitian yang dilakukan oleh Admaja, dkk dapat disimpulkan bahwa faktor ability
(2017). Kompetensi aparatur berpengaruh dengan kategori Kompetensi sumber daya
tehadap pencegahan fraud dalam mnusia (SDM) berpengaruh positif terhadap
pengelolaan keuangan desa. Semakin tingi kecenderungan terjadinya kecurangan
kemampuan aparatur desa maka semakin (fraud) dalam pengelolaan keuangan desa.
tingi pula tingkat pencegahan fraud Semakin rendah kompetensi sumber daya
manusia dalam mengelola keuangan desa
SIMPULAN DAN SARAN maka akan semakin tinggi tingkat
Simpulan kecenderungan terjadinya kecurangan
Berdasarkan hasil penelitin dan (fraud) dalam pengelolaan keuangan desa.
pembahasan terhadap pengaruh motivasi,
pengawasan, rasionalisasi dan kompetensi Saran
sumber daya manusia terhadap Saran-saran yang dapat diberikan
kecenderungan kecurangan (fraud) dalam berkaitan dengan hasil penelitian serta
pengelolaan keuangan desa di kabupaten untuk kesempurnaan penelitian selanjutnya
lombok timur maka kesimpulan dari yaitu: (1) Temuan penelitian yang diproleh
penelitian ini adalah: (1) nilai Thitung sebesar diharapkan dapat bermanfaat bagi desa
2,203 > nilai Ttabel sebesar 1,66724 dan yang berada di kabupaten lombok timur
nilai signifikan sebesar 0,031 < 0,05 berarti dalam usaha penurunan tingkat
H0 ditolak dan H1 diterima , maka dapat kecenderungan kecurangan (fraud) dalam
disimpulkan variabel motivasi berpengaruh pengelolaan keuangan desa. Motivasi
positif terhadap kecenderungan terjadinya negatif dari aparatur pemerintah desa untuk
kecurangan (fraud ) dalam pengelolaan melakukan kecurangan perlu dikurangkan.
keuangan desa. Semakin tinggi motivasi begitu juga dengan sikap rasionalisasi
negatif dari pegawai maka akan semakin aparatur pemerintah yang mengarah
tinggi pula tingkat kecenderungan terhadap hal negatif yang dapat
kecurangan (fraud ) dalam pengelolaan mnimbulkan potensi fraud harus dapat
keuangan desa. (2) nilai Thitung sebesar dikurangin dan bahkan dihilangkan.
2,532 > nilai Ttabel sebesar 1,66724 dan Pemerintah kabupaten lombok timur
nilai signifikan sebesar 0,014 < 0,05 ini hendaknya terus meberikan pendidikan dan
berarti H0 ditolak dan H2. diterima sehingga pelatihan secara priodik kepada aparatur
dapat disimpulkan bahwa variabel desa terkait dengan komptensi aparatur
pengawasan berpengaruh positif terhdap agar tidak menjadi penghalang dalam
kecenderungan terjadinya kecurangan pengelolaan keuangan desa dan juga
(fraud) dalam pengelolaan keuangan desa. perlunya peningkatan pengawasan
Semakin rendah pengawasan yang terhadap pengelolaan kuangan desa baik
dilakukan terhadap desa maka akan dari inspektorat lombok timur, camat,
semakin tinggi potensi terjadinya pendamping desa maupun oleh masyarakat
kecenderungan kecurangan dalam itu sendiri. (2) Pengumpulan data dalam
pengelolaan keuangan desa. (3) nilai Thitung penelitian ini dilakukan hanya masih
sebesar 2,026 > nilai Ttabel sebesar 1,66724 sebatas menyebar kuesioner secara
dan nilai signifikan yaitu sebesar 0,047 < langsung kepada responden, ada baiknya
0,05 berarti H0 ditolak dan H3 diterima, untuk peneliti selanjutnya menambahkan
sehingga dapat disimpulkan bahwa variabel teknik wawancara dalam penelitiannya agar
rasionalisasi berpengaruh positif terhadap data yang diproleh lebih lengkap dan
e-Journal S1 Ak Universitas Pendidikan Ganesha
Jurusan Akuntansi Program S1 (Vol: 8 No: 2 Tahun 2017)

akurat. (3) Penelitian selanjutnya Indrajaya, Johan Arief. 2017. Pengaruh


diharapkan dapat meneliti mengenai Kompetensi Aparatur Desa Dan
variabel-variabel lain yang mempengaruhi Implementasi Undang-Undang- No. 6
kecenderungan terjadinya kecurangan Tahun 2014 Terhadap Pengelolan
(fraud) dalam pengelolaan keuangan desa Keuangan Desa. Skripsi. Universitas
di Kabupaten Lombok Timur. Lampung.

Irfan, Muhammad. 2017. Korupsi dana desa


DAFTAR PUSTAKA kebanyakan didalangi kepala
desa.[Online] tersedia di
Adinda, Yanita Maya. 2015. Faktor- Faktor http://www.pikiran-
Yang Mempengaruhi Terjadinya rakyat.com/nasional/2017/08/11/korups
Kecurangan (Fraud) Di Sektor i-dana-desa-kebanyakan-didalangi-
Pemerintahan Kabupaten Klaten. kepala-desa-407195 [Diakses pada
Skripsi. Universitas Negeri Semarang. tanggal 26 november 2017]

Agusyani, Ni Kadek Siska. 2016. Pengaruh Irwan. 2016. Kades Jero Gunung
Whistleblowing System Dan Dilaporkan Ke Polisi. [Online] tersedia
Kompetensi Sumberdaya Manusia di https://radarlombok.co.id/kades-jero-
Terhadap Pencegahan Fraud Pada gunung-dilaporkan-polisi.html Diakses
Pengelolaan Keuangan Penerimaan Pada Tanggal 26 November 2017.
Pendapatan Asli Daerah (Studi Pad
Dinas Pendapatan Daerah Kabupaten Kurniawan, Gusnardi. 2013. Pengaaruh
Buleleng). Skripsi. Universitas Moralitas, Motivasi, Dan Sisitem
pendidikan ganesha Pengendalian Interen Terhadap
Kecurangan Laporn Keuangan (Studi
Atmaja, Anantawikrama Tungga. 2017. Empiris Pada Skpd Di Kota Solok).
Pencegahan Fraud Dalam Pengelolaan Skripsi. Universitas Negeri Padang.
Keuangan Desa. Jurnal Ilmiah
Akuntansi Dan Bisnis Vol. 12 No. 1 hal: Linda. 2015. Fungsi Pengawasan Badan
7-16 Permusyawaratan Desa Dalam
Pengelolaan Alokasi Dana Desa Di
Bassiruddin, Muhammad. 2014. Peran Desa Tintin Peninjau Kecamatan
Pemerintah Desa Dalam Mengelola Empanang Kabupaten Kapuas Hulu
Keuangan Desa Alai Kecamatan Tahun 2012. Jurnal S1 Ilmu
Tebing Tinggi Barat Kebupaten pemerintahan, Vol. 4, No. 2.
Kepulauan Meranti Tahun 2012. Jurnal
FISISP Vol. 1, No. 2 Marliani, Mery. 2015. Persepsi Pengaruh
Fraud Triangle Terhadap Pencurian
Ghozali, Imam. 2009. Aplikasi Analisis Kas. Skripsi. Universitas Kristen Petra.
Multivariat Dengan Program SPSS.
Semarang: Badan Penerbit Universitas Sujarweni, Wiratna. 2014. Metodologi
Diponegoro. Penelitian. Yogyakarta: Pustaka Baru
Press
Handoko, T Hani. 2012. Manajemen.
Yogyakarta: BPFE Wibisono, Nurharibnu. 2017. Mengungkap
Fenomena Pengawasan Publik
Henzani, M. Danny. 2013. Pengaruh Terhadap Dan Desa Dikabupaten
Moralitas Penyusunan Laporan Madiun. Jurnal AKSI (Akuntansi Dan
Keuangan SKPD Terhadap Sistem Informsasi) Vol. 2, No.2
Kecenderungan Laporan Keuangan
(Studi Empiris Pada Pemko Kota Widiyanti, Gustia. 2016. Analisis Elemen
Sawahlunto). Skripsi. Universitas Fraud Diamond Dalam Mendeteksi
Negeri Padang.
e-Journal S1 Ak Universitas Pendidikan Ganesha
Jurusan Akuntansi Program S1 (Vol: 8 No: 2 Tahun 2017)

Financial Statement. Skripsi.


Universitas Lampung.

Wilopo. 2006. Analisis faktor-faktor yang


Berpengaruh Terhadap
Kecenderungan Kecurangan Akuntansi
(Studi Pada Perusahaan Publik dan
Badan Usaha Milik Negara Indonesia).
Disertasi. Universitas Airlangga

Yulianah, Yuyun. 2015. Potensi


Penyelewengan Alikasi Dana Desa
Dakaji Menurut Peraturan Menteri
Dalam Negri Nomor 37 Tahun 2007
Tentang Pengelolaan Keuangan Desa.
Jurnal Mimbar Justitia. Vol. 1, No. 2

Zulkarnain, Rifki Mirza. 2013. Faktor-Faktor


Yang Mempengaruhi Fraud Di Sektor
Pemerintahan (Studi Kasus Pada Dinas
Se- Kota Surakarta). Skripsi.
Universitas Negeri Semarang.
e-Journal S1 Ak Universitas Pendidikan Ganesha
Jurusan Akuntansi Program S1 (Vol: 8 No: 2 Tahun 2017)

Anda mungkin juga menyukai