Anda di halaman 1dari 13

View metadata, citation and similar papers at core.ac.

uk brought to you by CORE


provided by Jurnal Mahasiswa Universitas Negeri Surabaya

Jurnal Ilmu Manajemen Volume 7 Nomor 2 – Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi


Universitas Negeri Surabaya 2019
DEMOGRAFI, FAKTOR INDIVIDU, DAN LITERASI KEUANGAN WANITA
KARIR DI SURABAYA

Khusnul Khotimah
Universitas Negeri Surabaya
khusnulkhotimah13@mhs.unesa.ac.id
Yuyun Isbanah
Universitas Negeri Surabaya
yuyunisbanah@unesa.ac.id

Abstract

This study aims to analyze the factors that influence financial literacy to career women in Surabaya. This study
uses demographics (age, education, income, marital status, and employment status) and individual factors (mobile
banking technology adoption and frequency of accessing financial information) to determine the level of financial
literacy in career women in Surabaya. The study population was all women in the city of Surabaya. A sample of
220 respondents in five regions covering Central Surabaya, North Surabaya, East Surabaya, South Surabaya,
and West Surabaya were taken using the proportionate stratified random sampling and snowball sampling
technique. The type of data uses quantitative data. The data analysis technique used is multiple linear regression
analysis. The results showed that individual factors in the form of adoption of mobile banking technology and the
frequency of accessing financial information had a positive effect on career women's financial literacy in
Surabaya and demographic variables (age, education, income, marital status, and employment status) did not
influence financial literacy.

Keywords: demography; financial literacy; individual factors.

PENDAHULUAN diperoleh tanpa adanya edukasi keuangan yang


mencakup: memiliki pengetahuan (knowledge),
Menghadapi kondisi ekonomi Indonesia yang memiliki kemampuan (skill), memiliki sikap dan
dinamis diperlukan keterlibatan masyarakat perilaku yang baik dan mempunyai kepercayaan
dalam pembangunan ekonomi termasuk di (trust) pada lembaga keuangan (Setiono &
sektor keuangan. Wujud dari keterlibatan Cecep, 2018:8). Literasi keuangan dapat
masyarakat berupa pemanfaatan berbagai bermanfaat bagi siapa saja tanpa memandang
layanan keuangan formal yang sesuai dengan usia, pendapatan, dan atau faktor demografi
kebutuhan dan keahlian guna mencapai lainnya, dengan adanya literasi keuangan ini
kesejahteraan dan meningkatkan pertumbuhan seseorang dapat memanfaatkan uang secara
ekonomi. Pertumbuhan ekonomi juga perlu lebih bijak, mengelola keuangan dengan risiko
ditopang oleh tingkat literasi keuangan rendah dan memiliki dampak positif pada
masyarakat. Masyarakat yang sadar keuangan kesejahteraan keuangan (ANZ, 2015). Wanita
(well literate) secara cepat akan memahami dan adalah sasaran literasi keuangan karena
mengetahui tentang asal-muasal berbagai sektor keterlibatan dalam pemenuhan rumah tangga
layanan keuangan, hingga pada akhirnya akan dan memperbaiki tingkat kesejahteraan dalam
memanfaatkan produk dan layanan keuangan rumah tangga. Umumnya wanita bertanggung
secara optimal, guna peningkatan kesejahteraan jawab mengelola keuangan keluarga serta harus
individu serta dapat melindungi diri dari membuat keputusan keuangan sehari-hari, selain
kemungkinan terjadinya kerugian akibat itu ketika memiliki anak, wanita memegang
kejahatan di sektor keuangan. Literasi keuangan peranan penting dalam mengajarkan financial
adalah rangkaian proses atau aktivitas untuk habits pada anak-anaknya (Setiono & Cecep,
meningkatkan pengetahuan, keyakinan dan 2018:147). Secara umum, wanita di Indonesia
keterampilan individu serta masyarakat umum memiliki tingkat literasi keuangan yang lebih
sehingga mereka mampu mengolah keuangan rendah dibandingkan laki-laki. Hal tersebut
dengan baik dalam rangka mencapai seperti dijelaskan pada Gambar 1.
kesejahteraan (OJK, 2017). Kemampuan
mengelola keuangan dengan baik tidak akan

551
Khusnul Khotimah & Yuyun Isbanah. Demografi, Faktor Individu, dan Literasi Keuangan Wanita Karir
di Surabaya

menyatakan bahwa pengelolaan keuangan


Tingkat Literasi Keuangan
dilakukan istri bersama anggota keluarga lain
40,00%
33,2 (Setiono & Cecep, 2018:149).
25,5
20,00% Penelitian sebelumnya menyatakan bahwa
literasi keuangan dipengaruhi demografi yang
berupa usia (Salleh, 2015), (Margaretha &
0,00% Pambudhi, 2015), tingkat pendidikan dan
Laki-laki Wanita pendapatan (Agarwal et al., 2015), marital
status dan status pekerjaan (Salleh, 2015), serta
Sumber: OJK, 2017 (diolah penulis) dipengaruhi faktor individu yang berupa adopsi
teknologi mobile banking (Njenga, 2012) dan
Gambar 1. TINGKAT LITERASI frekuensi akses informasi keuangan(Wardani,
KEUANGAN DI INDONESIA Susilaningsih, & Sangka, 2017). Penelitian ini
memiliki tujuan untuk menguji demografi dan
Berdasarkan survei nasional literasi keuangan faktor individu terhadap literasi keuangan.
yang dilakukan OJK, (2017) wanita di Indonesia
memiliki pengetahuan, keyakinan,
keterampilan, sikap dan perilaku keuangan
sebesar 25,5% lebih rendah dibandingkan laki-
laki sebesar 33,2%. Survei lain menunjukkan
bahwa wanita karir Indonesia memiliki tingkat
literasi keuangan sebesar 18,84%, sedangkan
laki-laki memiliki tingkat literasi keuangan
sebesar 24,87% (Kompas, 2018). Dilihat dari Sumber: BPS (diolah penulis)
sisi tingkat literasi per sektor, yakni disektor
perbankan laki-laki sebesar 32,7% dan wanita Gambar 2. JUMLAH PENDUDUK
25,04%, dari sektor perasuransian laki-laki WANITA PEKERJA DI JAWA TIMUR
sebesar 18,44% dan wanita 13,01%, dari sektor
lembaga pembiayaan laki-laki sebesar 15,99% Kota Surabaya sebagai ibu kota Jawa Timur
dan wanita 10,2%, dari sektor dana pensiun laki- memiliki jumlah wanita pekerja terbesar
laki sebesar 13,1% dan wanita 8,65%, dari dibandingkan kota dan kabupaten lain di Jawa
sektor pegadaian pensiun laki-laki sebesar Timur sesuai Gambar 2 dengan total 65.955
19,97% dan wanita 15,61%,serta dari sektor jiwa, seperti terlihat pada Gambar 2, Surabaya
pasar modal pensiun laki-laki sebesar 5,38% dan memiliki jumlah penduduk wanita terbesar,
wanita 3,39% (BeritaSatu, 2017). disusul Sidoarjo sebanyak 59.595 jiwa,
Pasuruan sebesar 55.033 jiwa, Gresik sebesar
Menurut ANZ, (2015) dalam segala umur 33.632 jiwa, Malang sebesar 28.015 jiwa, dan
apabila dibandingkan laki-laki, wanita memiliki Jember sebesar 20.467 jiwa. Jumlah ini dinilai
skor yang relatif lebih rendah pada ukuran memberikan peran penting dalam tinggi dan
tertentu, seperti sikap keuangan, pengetahuan rendahnya tingkat literasi keuangan provinsi,
atau perilaku keuangan, karena wanita lebih sehingga menarik untuk dijadikan lokasi
mungkin untuk mengalami stres ketika penelitian.
berhadapan dan bertanggung jawab atas uang
dan mengelola rumah tangga. Wanita yang KAJIAN PUSTAKA DAN
bekerja sekaligus memiliki tanggung jawab PENGEMBANGAN HIPOTESIS
mengurus dan mengelola rumah tangga tentunya
memiliki pengambilan keputusan keuangan Teori Perilaku Keuangan
yang lebih kompleks. Selain bekerja atau Daft, (2010:59) berpendapat teori perilaku
menambah ekonomi keluarga, mereka juga keuangan merupakan teori keuangan yang
dituntut untuk mengelola keuangan pribadi mengabaikan bagaimana orang-orang di dunia
setiap harinya. Hal ini didukung survei nyata mengambil keputusan dan membuat
preferensi yang dilakukan OJK, dimana lebih perbedaan dengan memanfaatkan sosiologi,
dari setengah (51,1%) pengelola keuangan psikologi, antropologi, ekonomi, serta disiplin
keluarga adalah istri, dan 48,4% responden ilmu lain untuk mengembangkan teori mengenai

552
Jurnal Ilmu Manajemen Volume 7 Nomor 2 – Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi
Universitas Negeri Surabaya 2019
perilaku dan interaksi manusia dalam konteks Faktor Individu
organisasi. Faktor individu adalah faktor yang berasal dari
diri pribadi setiap individu yang dapat
Model pembelajaran perilaku menganggap memengaruhi literasi keuangan mereka.
bahwa sebagai respon terhadap rangsangan Variabel pembentuk faktor individu meliputi
eksternal, pembelajaran akan terjadi melalui sikap dan keyakinan tentang uang, tingkat
perubahan perilaku yang dapat diamati, selain kepercayaan diri, tingkat ketertarikan dan
itu, model pembelajaran ini menjelaskan niat keterlibatan, dan pengaksesan media informasi
perilaku dalam industri perbankan dengan (Wardani et al., 2017). Beberapa faktor individu
menjelaskan bagaimana individu dipengaruhi yang digunakan dalam penelitian ini adalah
oleh inovasi teknologi baik di lingkungan adopsi teknologi mobile banking dan frekuensi
internal maupun eksternal seseorang (Newton & akses informasi keuangan.
Palm, 2011)
Pengaruh Usia terhadap Literasi Keuangan
Literasi Keuangan Usia adalah daya tangkap dan pola pikir
Literasi keuangan adalah kombinasi kesadaran, seseorang seiring dengan tingkatan tertentu,
pengetahuan, keterampilan, sikap dan perilaku Salleh, (2015), Margaretha & Pambudhi, (2015),
yang diperlukan untuk membuat keputusan mengemukakan bahwa usia berpengaruh
keuangan yang sehat dan akhirnya mencapai terhadap tingkat literasi keuangan. Orang
kesejahteraan keuangan individu. (OECD, dengan usia yang lebih tua cenderung memiliki
2015). Pendekatan ilmu perilaku erat kaitannya literasi keuangan yang lebih baik dibandingkan
dengan teori perilaku keuangan yang menurut usia muda, sedangkan dalam penelitian Lantara
(Daft, 2010:59) bahwa dalam berperilaku & Kartini, (2015) dan Walt, (2017) mengatakan
seseorang dipengaruhi sosiologi, psikologi, bahwa usia tidak berpengaruh terhadap tingkat
antropologi, ekonomi, serta disiplin ilmu lain literasi keuangan seseorang.

Penelitian ini menjelaskan bahwa literasi H1: Usia berpengaruh terhadap tingkat literasi
keuangan memiliki tiga dimensi keuangan yaitu keuangan pada wanita karir di wilayah
pengetahuan keuangan (knowledge dengan Surabaya.
delapan item pertanyaan), sikap keuangan
(attitude) dengan empat pernyataan, dan Pengaruh Pendidikan terhadap Literasi
perilaku keuangan (behavior) dengan delapan Keuangan
pernyataan menurut OECD, (2015), Pendidikan adalah tingkat penguasaan ilmu
dibandingkan dimensi lain ketiga dimensi ini pengetahuan yang dimiliki oleh seseorang
berupaya menekankan pengetahuan dan tentang kemampuannya dalam memahami hal
pemahaman tentang literasi keuangan serta lebih dengan baik (Rini, 2013). Lusardi, Mitchell,
komperhensif karena untuk mengukur pengaruh Curto, & Mitchell, (2010) menunjukkan bahwa
dari berbagai variabel penjelas pada tiga dimensi tingkat pendidikan yang relatif rendah
yang telah disebutkan. menghasilkan tingkat literasi keuangan yang
rendah. Hal ini diperburuk dengan kemampuan
Demografi membaca dan memahami tentang bahasa
Demografi merupakan ilmu yang mendalami nasional yang rendah. Berbeda dengan
susunan dan proses penduduk di suatu wilayah Nurhidayati & Anwar, (2018) mengatakan
(Adioetomo, 2013). Usia, pekerjaan, jenis bahwa tingkat pendidikan tidak memiliki
kelamin, tingkat pendidikan, pendapatan dan pengaruh signifikan terhadap literasi keuangan.
distribusi geografis lainnya adalah faktor
demografi untuk menilai tingkat literasi H2: Pendidikan berpengaruh terhadap tingkat
keuangan penduduk Indonesia. Penelitian ini literasi keuangan pada wanita karir di
juga menggunakan marital status dan status wilayah Surabaya.
pekerjaan sebagai faktor demografi (OJK,
2013). Pengaruh Pendapatan terhadap Literasi
Keuangan
Pendapatan adalah setiap tambahan kemampuan
ekonomis yang didapatkan yang berasal dari

553
Khusnul Khotimah & Yuyun Isbanah. Demografi, Faktor Individu, dan Literasi Keuangan Wanita Karir
di Surabaya

Indonesia maupun dari luar Indonesia, yang H5: Status Pekerjaan berpengaruh terhadap
dapat dipakai untuk konsumsi atau untuk tingkat literasi keuangan pada wanita
menambah kekayaan wajib pajak yang karir di wilayah Surabaya.
bersangkutan dengan nama dan dalam bentuk
apapun. Seorang yang berpenghasilan tinggi Pengaruh Adopsi Teknologi Mobile Banking
menunjukkan pengetahuan keuangan serta terhadap Literasi Keuangan
perilaku keuangan yang lebih baik, bahkan Salah satu layanan dalam bisnis dan keuangan
individu dengan pendapatan lebih tinggi saat ini adalah teknologi mobile banking (m-
cenderung memiliki pengetahuan keuangan banking). Mobile banking adalah bagian integral
yang tinggi dan pendapatan memiliki hubungan dari perdagangan seluler yang berfungsi sebagai
positif dengan literasi keuangan (Salleh, 2015), landasan perdagangan seluler yang
sedangkan menurut Wijaya, Kardinal, & Cholid, mensyaratkan penyediaan dan ketersediaan
(2014) pendapatan yang diperoleh seseorang layanan perbankan serta keuangan melalui
tidak memengaruhi tingkat literasi keuangan perangkat telekomunikasi seluler (Tiwari,
seseorang, karena hal ini tergantung dari 2007). Mobile banking (m-banking) adalah
pengelolaan keuangan pribadi masing-masing teknologi yang telah muncul dalam beberapa
individu. waktu terakhir untuk menambah kekurangan e-
banking dan memperluas jangkauan layanan
H3: Pendapatan berpengaruh terhadap tingkat keuangan di berbagai kelompok sosial ekonomi
literasi keuangan pada wanita karir di dan batas-batas geografis (Abdulkadir, Galoji,
wilayah Surabaya. Bt, & Razak, 2013).

Pengaruh Marital Status terhadap Literasi Beberapa penelitian menyatakan penggunaan m-


Keuangan banking dapat menambah pengetahuan
Marital Status adalah ikatan lahir batin antara keuangan seseorang, serta menghindari adanya
seorang pria dengan seorang wanita sebagai penyalahgunaan privasi, pengurangan penipuan,
suami isteri dengan tujuan membentuk keluarga dan layanan atau service perbankan yang
(rumah tangga) yang bahagia dan kekal kurang sesuai (Njenga, 2012) sedangkan
berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa (BPS, menurut (Lee, Gu, & Suh, 2009) menyimpulkan
2017). Seorang yang telah menikah memiliki bahwa niat untuk menggunakan layanan
tingkat literasi keuangan yang lebih baik elektronik seperti m-banking berpengaruh
dibandingkan yang belum menikah (Salleh, secara negatif terhadap literasi keuangan
2015), sedangkan menurut Ngurah & Mandala, seseorang karena adanya beberapa risiko
(2017) marital status tidak berpengaruh keamanan, risiko privasi dan risiko keuangan.
terhadap tingkat literasi keuangan, tidak ada
hubungan yang signifikan antara seorang yang H6: Adopsi Teknologi Mobile Banking
sudah menikah ataupun belum menikah terkait berpengaruh terhadap tingkat literasi
tingkat literasi keuangan. keuangan pada wanita karir di wilayah
Surabaya.
H4: Marital Status berpengaruh terhadap
tingkat literasi keuangan pada wanita Pengaruh Frekuensi Akses Informasi
karir di wilayah Surabaya. terhadap Literasi Keuangan
Akses informasi keuangan yang lebih luas
Pengaruh Status Pekerjaan terhadap Literasi diharapkan mampu mempercepat pertumbuhan
Keuangan ekonomi. Pengembangan akses keuangan ini
Status pekerjaan adalah jenis kedudukan didukung dengan penyediaan media keuangan.
seseorang dalam melakukan pekerjaan disuatu Perkembangan layanan keuangan ini akan
unit usaha/kegiatan (BPS, 2015). Seseorang menciptakan individu yang semakin cerdas dan
yang bekerja cenderung memiliki literasi bijak dalam menggunakan informasi keuangan
keuangan yang lebih baik dibandingkan yang sehingga akan tercipta pengambilan keputusan
tidak bekerja (Salleh, 2015), berbeda dengan keuangan individu yang lebih baik. Revolusi
Natoli, (2018) yang mengatakan bahwa status digital menyebabkan informasi keuangan
pekerjaan seseorang tidak memiliki pengaruh semakin berkembang dan mudah diakses
signifikan terhadap tingkat literasi keuangan (Setiono & Cecep, 2018:280).
seseorang.

554
Jurnal Ilmu Manajemen Volume 7 Nomor 2 – Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi
Universitas Negeri Surabaya 2019
Kemudahan seseorang dalam mengakses SKALO yang dikembangkan Widhiarso (2011)
informasi keuangan semakin dipermudah untuk memudahkan dalam penentuan jumlah
dengan adanya kecanggihan teknologi dan eror. Sedangkan, validitas dimensi Financial
informasi. Frekuensi seseorang mengakses Attitude, Finanacial Behavior, dan variabel
informasi keuangan memberikan pengaruh faktor individu yang berupa adopsi teknologi
positif terhadap literasi keuangan seseorang, mobile banking dan frekuensi mengakses
Wardani et al., (2017) mengemukakan bahwa informasi diukur menggunakan SPSS 18 dengan
seseorang yang lebih sering mengakses pengambilan keputusan jika r hitung > dari r
informasi keuangan cenderung memiliki tingkat tabel dan nilai positif maka indikator tersebut
literasi yang lebih baik. Hal ini berbeda dengan dinyatakan valid (Ghozali, 2016:99).
hasil penelitian yang dikemukakan Ansong & Berikutnya, uji reliabilitas juga dilakukan
Gyensare, (2012) seseorang yang lebih sering menggunakan SPSS 18.
mengakses informasi keuangan cenderung
memiliki tingkat literasi yang lebih rendah, Uji Asumsi Klasik
karena penggunaan yang kurang optimal. Uji asumsi klasik terdiri dari Uji
multikolinieritas dengan melihat nilai tolerance
H7: Frekuensi Akses Informasi berpengaruh dan VIF. Penelitian ini menggunakan uji run test
terhadap tingkat literasi keuangan pada untuk mendeteksi autokorelasi, dengan nilai
wanita karir di wilayah Surabaya. signifikansi lebih dari 0,05. Uji
heteroskedastisitas menggunakan spearman
METODE PENELITIAN rho’, uji normalitas yang menggunakan analisis
grafik normal probability plot dan uji
Penelitian ini merupakan jenis penelitian Kolmogorov-Smirnov (KS). Uji linearitas
kausalitas, untuk mencari bukti ada tidaknya dilakukan dengan menggunakan uji Lagrange
pengaruh hubungan variabel independen, yaitu Multiplier.
demografi yang berupa usia, tingkat pendidikan,
pendapatan, marital status, dan status pekerjaan Teknik Analisis Data
serta faktor individu yang meliputi adopsi Teknik analisis data yang digunakan adalah
teknologi mobile banking dan akses media analisis regresi linear berganda menggunakan
keuangan terhadap variabel dependen yaitu bantuan Stastitical Program For Social Science
literasi keuangan wanita karir di Surabaya. (SPSS) 18 (Ghozali, 2016:47). Uji hipotesis
Populasi penelitian merupakan seluruh wanita di dilakukan dengan melakukan beberapa uji
Kota Surabaya, dengan sampel penelitian terdiri dari uji statistik t, uji statistik F, dan
sebanyak 220 responden yang tersebar dalam koefisien determinasi (Ghozali, 2016:99).
lima wilayah yang mencangkup Surabaya Pusat,
Surabaya Utara, Surabaya Timur, Surabaya HASIL DAN PEMBAHASAN
Selatan, dan Surabaya Barat yang diambil
menggunakan teknik proportionate stratified Deskriptif Karakteristik Responden
random sampling dan snowball sampling. Jenis Tabel 1 menjelaskan kriteria usia responden
data menggunakan data kuantitatif dengan dalam penelitian ini mayoritas usia ≥20–25 tahun
teknik pengumpulan data melalui penyebaran sebanyak 113 responden. Rata-rata responden
angket atau kuisioner online maupun offline. memiliki tingkat pendidikan terakhir SMA dan
Kuisioner ini berisi tentang pertanyaan dan atau perguruan tinggi dengan rata-rata pendapatan
pernyataan tertulis yang ditunjukan kepada <Rp 3.500.000 sebesar 54,1%. Berdasarkan
responden sesuai dengan kriteria berusia status perkawinan, responden pada penelitian ini
minimal 20b tahun, wanita pekerja, memiliki berstatus belum kawin mendominasi sebanyak
mobile banking, berdomisili di Surabaya, dan 111 responden atau sebesar 50,5%. Mayoritas
memiliki status pernikahan belum menikah atau responden adalah wanita karir yang memiliki
pernah menikah (Sugiyono, 2017:225). status pekerjaan sebagai pegawai dan
professional yaitu sebanyak 94 responden
Uji Validitas dan Reliabilitas (42,7%).
Uji validitas untuk variabel literasi keuangan
menggunakan Koefisien Reprodusibilitas dan
Koefisien Skalabilitas dengan bantuan program

555
Khusnul Khotimah & Yuyun Isbanah. Demografi, Faktor Individu, dan Literasi Keuangan Wanita Karir
di Surabaya

Tabel 1. mobile banking adalah pengalaman yang


KARAKTERISTIK RESPONDEN menyenangkan dan penggunaan teknologi ini
sangat praktis dan mengindikasikan bahwa
Karakteristik Frekuensi Presentase teknologi mobile banking mendukung bagian
Responden terpenting dari transaksi responden sedangkan
Usia untuk variabel frekuensi akses informasi
≥20–25 tahun 113 51,4% keuangan memiliki nilai rata-rata 2,94 atau
26-35 tahun 45 20,5%
mendekati angka 3 yang berarti Setuju, hal ini
36-50 tahun 53 24,1%
> 50 tahun 9 4,1% menyatakan bahwa responden cukup sering
Pendidikan mengakses informasi untuk mencari informasi
SD/MI Sederajat 2 0,9% tentang layanan keuangan dalam dua minggu
SMP/Sederajat 9 4,1% terakhir atau sebulan terakhir. Responden
SMA/SMK 136 61,8% menjawab setuju sebanyak 132 untuk pernyataan
Perguruan Tinggi 73 33,2% yang berupa pernyataan berapa sering
Pendapatan mengakses informasi keuangan.
<Rp 3.500.000 119 54,1%
Rp 3.500.000 - Rp 64 29,1% Hasil Uji Validitas dan Uji Reliabilitas
5.000.000 Penelitian ini menghasilkan nilai Koefisien
Rp 5.000.001 - 28 12,7%
Reprodusibilitas yaitu 0,958 > 0,90 dan
10.000.000
>Rp 10.000.001 9 4,1% Koefisien Skalabilitas yaitu 0,916> 0,60 dan
Marital Status menghasilkan nilai rhitung > rtabel sehingga dapat
Belum Kawin disimpulkan bahwa item pertanyaan dan
Cerai Hidup 111 50,5% pernyataan dalam penelitian ini dapat digunakan
Cerai Mati 9 4,1% sebagai alat ukur dalam penelitian ini.
Kawin 11 5%
Status Pekerjaan: 88 40% Uji reliabilitas dalam penelitian ini digunakan
Pegawai & untuk menguji keandalan data dalam kuesioner,
Profesional 94 42,7% nilai Cronbach's Alpha untuk setiap variabel
Pengusaha penelitian di atas 0,70, sehingga dapat dikatakan
Lainnya 34 15,5%
92 41,8%
bahwa item pernyataan reliable dan dapat
Total 220 100% digunakan sebagai alat ukur penelitian.
Sumber: Output SPSS 21 (diolah penulis) Hasil Uji Asumsi Klasik
Uji multikolinieritas menunjukan nilai tolerance
Deskripsi Jawaban Responden tidak ada yang kurang dari 0,1 dan nilai VIF
Deskripsi jawaban responden tentang financial tidak ada yang lebih dari 10, maka dapat
knowledge disajikan dalam bentuk presentase disimpulkan model regresi penelitian tidak
dengan threebox method (Ferdinand (2014), mengalami gejala multikolonieritas. Uji run test
menunjukkan bahwa tingkat literasi wanita karir untuk mendeteksi autokorelasi, menghasilkan
di Surabaya dari tiga dimensi yaitu, financial nilai signifikansi lebih dari 0,05 atau sebesar
knowledge, financial attitude, dan financial 0,079, sehingga dapat disimpulkan tidak
behaviour menyatakan presentase sedang terdapat gejala autokorelasi. Uji
dengan presentase 71,64%. Presentase ini heteroskedastisitas dengan uji Spearman's rho
mengindikasikan bahwa literasi keuangan wanita dengan hasil signifikansi antara masing-masing
karir cukup tinggi, sehingga responden variabel independen di atas 0,05 atau tidak ada
memahami pengetahuan, sikap, dan perilaku yang signifikan secara statistik, sehingga
tentang instumen-instumen literasi keuangan dan disimpulkan bahwa tidak terjadi gejala
mencerminkan pengambilan keputusan heteroskedastisitas dalam penelitian ini. Uji
keuangan yang tepat. normalitas dengan uji Kolmogorov-Smirnov (K-
S) menghasilkan nilai KS sbesar 0,702 dan
Deskripsi jawaban responden terkait variabel signifikansi 0,708, berarti data berdistribusi
adopsi teknologi mobile banking dan frekuensi
normal dan konsisten dengan analisis grafik
akses informasi menghasilkan nilai rata-rata rata-
normal probability plot. Uji linearitas
rata 3,04 untuk variabel adopsi teknologi mobile
menggunakan uji lagrange dengan menghitung
banking, responden merasa menggunakan nilai c2, penelitian inidiperoleh nilai c2 hitung

556
Jurnal Ilmu Manajemen Volume 7 Nomor 2 – Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi
Universitas Negeri Surabaya 2019
lebih kecil dari c2 tabel dengan tingkat sebagai variabel dependen, sedangkan sisanya
signifikansi 0,05, sehingga model linear sudah dijelaskan oleh variabel lain diluar penelitian ini.
tepat pada penelitian ini.
Pengaruh Usia terhadap Literasi Keuangan
Analisis Regresi Linear Berganda Variabel usia tidak berpengaruh terhadap literasi
Tabel 2 keuangan wanita karir di wilayah Surabaya.
HASIL ANALISIS REGRESI LINEAR Hasil penelitian ini tidak sejalan dengan
BERGANDA penelitian Margaretha & Pambudhi, (2015)
Std. seorang dengan usia yang lebih tua cenderung
Model B t Sig.
Error memiliki literasi keuangan yang lebih baik
1(Constant) 22.12 1.552 14.26 .000 dibandingkan usia muda, individu dengan usia di
Usia -.152 .261 -.583 .560 atas 30 tahun akan memiliki pengetahuan, sikap,
Pendidikan -.109 .382 -.286 .775 dan perilaku yang lebih baik dalam pengambilan
Pendapatan -.050 .254 -.197 .844 keputusan keuangan karena memiliki
Marital Status .067 .172 .387 .699 pengalaman yang lebih banyak.
Status
-.259 .224 -1.158 .248
Pekerjaan Hasil penelitian ini sejalan dengan Lantara &
Adopsi Kartini, (2015) serta Walt, (2017) yang juga
.200 .045 4.427 .000
Teknologi mengatakan bahwa usia tidak memiliki pengaruh
Frekuensi terhadap literasi keuangan, pada penelitian
.074 .018 4.106 .000
Akses dengan Lantara & Kartini, (2015) responden
Sumber: Output SPSS (diolah penulis) penelitiannya adalah mahasiswa yang memiliki
rata-rata usia yang sama, yaitu usia 17-22 tahun
Model persamaan regresi linier berganda pada dan menunjukkan bahwa usia tidak berpengaruh
penelitian ini (1) seperti yang dijelaskan pada terhadap literasi keuangan mahasiswa, seseorang
tabel 2, yaitu sebagai berikut. yang memiliki usia lebih tinggi belum tentu
memiliki pengetahuan, pengelolaan, sikap dan
Y = 22,128 + 0,200 X6 + 0,074 X7 + e .....(1) perilaku keuangan yang lebih baik pula, karena
faktor sosial lain yang memengaruhi hal tersebut.
Hasil Uji Statistik F
Uji statistik F menunjukkan nilai signifikansi Rata-rata responden adalah wanita karir dengan
0,000 lebih kecil dari 0,05, diperoleh f tabel usia 20-25 tahun dengan frekuensi sebanyak 113
sebesar 2,052 dan nilai F hitung sebesar = 6,079, responden dan presentase sebesar 51,2% pada
sehingga dapat disimpulkan variabel usia, usia ini seseorang memasuki usia produktif dan
pendidikan, pendapatan, marital status, status memiliki kebutuhan keuangan yang kompleks,
pekerjaan, adopsi teknologi, dan frekuensi akses mulai dari kredit kepemilikan rumah, kredit
secara bersama-sama berpengaruh terhadap kendaraan, asuransi pendidikan anak kredit
literasi keuangan, dan nilai f hitung (6,079) lebih modal kerja dan kebutuhan lainnya (Setiono &
besar dari nilai f tabel (2,052). Cecep, 2018:240), sehingga penyebaran
responden yang tidak merata dan kebutuhan
Hasil Uji Statistik t yang kompleks ini memungkinkan variabel usia
Berdasarkan tabel 2, menunjukan variabel adopsi tidak berpengaruh terhadap literasi keuangan.
teknologi dan frekuensi akses yang berpengaruh
signifikan positif terhadap literasi keuangan pada Pengaruh Tingkat Pendidikan terhadap
wanita karir di Surabaya Literasi Keuangan
Variabel pendidikan menyatakan pendidikan
Hasil Koefisien Determinasi (R2) tidak berpengaruh terhadap literasi keuangan
Nilai adjusted R square sebesar 0,140 yang wanita karir di Surabaya. Penelitian ini tidak
menunjukkan variabel independen berupa, usia, sejalan dengan (Lusardi et al., 2010) menyatakan
pendidikan, pendapatan, marital status, status bahwa tingkat pendidikan yang relatif rendah
pekerjaan, adopsi teknologi mobile banking , dan menghasilkan tingkat literasi keuangan yang
frekuensi akses informasi hanya mampu rendah, hal ini diperburuk dengan kemampuan
menjelaskan 14% terhadap literasi keuangan membaca dan memahami tentang bahasa
nasional yang rendah. Perbedaan ini dikarenakan

557
Khusnul Khotimah & Yuyun Isbanah. Demografi, Faktor Individu, dan Literasi Keuangan Wanita Karir
di Surabaya

objek yang berbeda, dengan responden wanita Pendapatan tidak berpengaruh terhadap literasi
karir yang tentu memiliki kemampuan keuangan pada penelitian ini bisa disebabkan
memahami dan pendidikan yang cukup baik. karena penyebaran responden tidak merata,
proporsi responden sebesar 54,1% atau sebanyak
Hasil penelitian ini sejalan oleh penelitian 119 responden didominasi oleh wanita karir yang
Nurhidayati & Anwar, (2018) dan Ansong & memiliki pendapatan < Rp 3.500.000, sehingga
Gyensare, (2012) yang menyatakan bahwa tidak mewakili populasi penelitian dan
pendidikan tidak berpengaruh terhadap literasi menyebabkan pendapatan tidak berpengaruh
keuangan. Penelitian Nurhidayati & Anwar, terhadap literasi keuangan. Hasil temuan
(2018) mengungkapkan bahwa pendidikan tidak dilapangan responden yang memiliki pendapatan
berpengaruh terhadap literasi keuangan di bawah upah minimum regional (UMR) atau di
karyawan bank syariah, deskriptif jawaban bawah Rp 3.500.000 ini kesulitan untuk
responden diketahui bahwa tidak semua memenuhi kebutuhan hidup keluarga. Kondisi
responden yang berpendidikan tinggi memiliki ini bisa menyebabkan pendapatan tidak
literasi keuangan yang baik dan sebaliknya, tidak berpengaruh terhadap literasi keuangan wanita
semua responden dengan pendidikan rendah karir di wilayah Surabaya, karena rata-rata tidak
mempunyai literasi keuangan yang buruk. mengalokasikan pendapatan mereka untuk
investasi rutin pada produk keuangan lain
Responden dalam penelitian ini rata-rata wanita seperti, saham, deposito, asuransi dan
karir yang memiliki tingkat pendidikan terakhir sebagainya yang memiliki pengembalian
SMA/SMK sederajat sebesar 61,8% atau terbatas waktu.
sejumlah 136 responden, dan pendidikan terakhir
SD hanya sebanyak dua orang, sehingga Pengaruh Marital Status terhadap Literasi
memiliki penyebaran yang tidak merata. Hasil Keuangan
temuan di lapangan responden rata-rata memiliki Variabel marital status tidak berpengaruh
latar belakang jurusan akuntansi dan IPS, terhadap literasi keuangan wanita karir di
responden merasa sudah mengetahui dan Surabaya. Penelitian ini tidak sejalan dengan
memiliki kemampuan terkait financial penelitian Salleh, (2015) Salleh, bahwa faktor
knowledge, financial behaviour, dan financial demografi berupa marital status adalah
attitude, sehingga berdasarkan tingkat pendorong seseorang dalam pengambilan
pendidikan pada penelitian ini tidak memiliki keputusan keuangan, seseorang yang memiliki
pengaruh terhadap literasi keuangan pada wanita status menikah akan mengomunikasikan lebih
karir di Surabaya. banyak kepada keluarga terkait pengambilan
keputusan terkait keuangan, sehingga seorang
Pengaruh Pendapatan terhadap Literasi yang telah menikah memiliki tingkat literasi
Keuangan keuangan yang lebih baik dibandingkan yang
Pendapatan tidak berpengaruh terhadap literasi belum menikah. Penelitian ini sejalan dengan
keuangan wanita karir di Surabaya. Penelitian ini Ngurah & Mandala, (2017) dan Natoli, (2018)
tidak sejalan dengan Salleh, (2015) yang yang menyatakan marital status tidak
menyatakan, seorang yang berpenghasilan tinggi berpengaruh terhadap tingkat literasi keuangan,
menunjukkan pengetahuan keuangan serta tidak ada hubungan yang signifikan antara
perilaku keuangan yang lebih baik, bahkan seorang yang sudah menikah ataupun belum
individu dengan pendapatan lebih tinggi menikah terkait tingkat literasi keuangan.
cenderung memiliki pengetahuan keuangan yang
tinggi dan pendapatan memiliki hubungan positif Rata-rata responden penelitian ini didominasi
dengan literasi keuangan. Hasil penelitian ini wanita karir yang memiliki status perkawinan
didukung oleh penelitian Wijaya et al., (2014) belum kawin dan kawin, yaitu sebesar 50,5%
dengan responden masyarakat yang tinggal di atau sebanyak 111 responden dan sebanyak 40%
perumahan, yang menyatakan pendapatan yang responden telah menikah. Hasil temuan di
diperoleh seseorang tidak memengaruhi tingkat lapangan sebagian besar responden membuat
literasi keuangan seseorang, karena hal ini keputusan keuangan setiap harinya, baik yang
tergantung dari pengelolaan keuangan pribadi belum menikah atau sudah menikah akan
masing-masing individu. mengomunikasikan permasalahan keuangannya
kepada anggota keluarga lain, sehingga
memperoleh keputusan keuangan yang tepat.

558
Jurnal Ilmu Manajemen Volume 7 Nomor 2 – Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi
Universitas Negeri Surabaya 2019
Responden dengan status pernah menikah rata-rata adalah pramuniaga atau penjaga toko
menyatakan bahwa akan lebih hati-hati dalam bagian kasir dan keuangan, sehingga memiliki
pengelolaan keuangan karena pengalaman pengalaman dalam pengelolaan keuangan yang
terdahulu. Seorang yang belum menikah baik.
memiliki kekayaan yang lebih sedikit, sehingga
mereka akan meningkatkan pengetahuan Pengaruh Adopsi Teknologi Mobile banking
keuangan tanpa pasangan, mereka lebih mandiri terhadap Literasi Keuangan
dan memiliki literasi keuangan yang baik. Variabel adopsi teknologi mobile banking
Wanita karir yang menikah juga memiliki berpengaruh positif terhadap literasi keuangan
pengambilan keputusan yang kompleks, dan wanita karir di Surabaya. Hasil ini tidak sejalan
akan mengomunikasikan lebih banyak kepada dengan pernyataan Laukkanen, (2007) dalam
keluarga terkait pengambilan keputusan penelitian yang menyatakan, adopsi dan inovasi
keuangan, sehingga seorang yang telah menikah teknologi seperti mobile banking bergantung
memiliki tingkat literasi keuangan yang baik pada niat perilaku individu, penggunaan mobile
(Setiono & Cecep, 2018:143), sehingga faktor- banking tanpa informasi keuangan, pendidikan,
faktor tersebut dapat menyebabkan marital status pengetahuan dan pengalaman tidak akan berjalan
tidak berpengaruh terhadap literasi keuangan dengan semestinya, karena munculnya beberapa
wanita karir di Surabaya. risiko keamanan, risiko privasi dan risiko
keuangan.
Pengaruh Status Pekerjaan terhadap Literasi
Keuangan Hasil penelitian ini sejalan dengan Tshabalala,
Status pekerjaan tidak memiliki pengaruh (2016) yang menyatakan bahwa seorang yang
terhadap literasi keuangan wanita karir di mengadopsi teknologi memiliki literasi
Surabaya. Hasil ini tidak sejalan dengan keuangan yang lebih baik, penggunaan mobile
penelitian Salleh, (2015), seseorang yang bekerja banking dapat menambah pengetahuan
cenderung memiliki literasi keuangan yang lebih keuangan seseorang, serta menghindari adanya
baik dibandingkan yang tidak bekerja, selain itu penyalahgunaan privasi, pengurangan penipuan,
kelompok masyarakat yang bekerja sebagai dan layanan atau service perbankan yang kurang
pegawai dan profesional memiliki tingkat literasi sesuai. Seseorang yang kurang mengenal dengan
yang lebih tinggi dibandingkan karyawan/buruh produk dan layanan keuangan akan sulit untuk
lainnya, hal ini seiring dengan ada tidaknya mengadopsi mobile banking , ketika seseorang
pelatihan dan edukasi ditempat kerja yang beralih dari perbankan tradisional ke mobile
terbukti efektif untuk mengubah perilaku banking diperlukan literasi keuangan, karena
keuangan seseorang (Setiono & Cecep, adanya perubahan perilaku serta sikap dalam
2018:177). Penelitian ini sejalan dengan pengambilan keputusan (Cohen & Nelson,
penelitian Potrich, Kelmara, & Guilherme, 2011).
(2015) yang menyatakan bahwa status pekerjaan
tidak berpengaruh terhadap literasi keuangan Rata-rata responden adalah wanita karir yang
seseorang. Hal ini bisa dikarenakan responden menjawab setuju (3,04) terkait pernyataan terkait
terkadang kesulitan membedakan apakah status teknologi mobile banking. Pengunaan teknologi
pekerjaan mereka tergolong pegawai dan ini merupakan pengalaman yang menyenangkan
professional atau lainnya, sehingga terjadi dan sangat praktis. Berdasarkan hal tersebut
kesalahan dalam penggolongan. dapat disimpulkan bahwa adopsi teknologi
mobile banking berpengaruh positif terhadap
Rata-rata responden dalam penelitian ini adalah literasi keuangan wanita karir di wilayah
wanita karir yang bekerja sebagai Pegawai dan Surabaya, seorang yang memiliki,
Profesional (42,7%) dan Lainnya (41,8%). Hasil menggunakan, dan merasakan manfaat dari
temuan di lapangan rata-rata responden teknologi ini akan memiliki literasi keuangan
merupakan pegawai dan professional, yaitu yang lebih baik, karena mereka akan memiliki
berprofesi sebagai guru dan pegawai swasta pengelolaan, sikap dan perilaku yang berbeda
dengan pendidikan rata-rata SMA/SMK terkait pengambilan keputusan keuangan,
Sederajat dan S1 memiliki latar belakang penggunaan ini juga akan mengurangi risiko
pengetahuan ilmu ekonomi dan keuangan yang penyalahgunaan privasi dan penipuan di sektor
cukup baik, sedangkan untuk profesi lainnya keuangan. Hasil temuan di lapangan, rata-rata

559
Khusnul Khotimah & Yuyun Isbanah. Demografi, Faktor Individu, dan Literasi Keuangan Wanita Karir
di Surabaya

responden menggunakan teknologi mobile Kemudahan akses informasi di tempat kerja


banking untuk menunjang aktivitas kegiatan, mendorong responden sering melakukan akses
responden merasa mendapatkan kemudahan informasi, rata-rata menggunakan smartphone
akses saat melakukan transfer dan pengecekan dengan koneksi wifi di tempat kerja. Responden
saldo rekening setiap saat. Efisiensi layanan ini mengakui bahwa dengan kemudahan akses
juga mempermudah pekerjaan yang berkaitan informasi keuangan ini membuat mereka lebih
dengan transaksi keuangan, beberapa responden mengetahui informasi-informasi terkini secara
merasa dengan menggunakan teknologi mobile akurat dan efisien, sehingga risiko
banking ini akan mengurangi tindak kejahatan penyalahgunaan dan penipuan dapat dihindari.
pencurian dan penipuan.
Frekuensi akses informasi keuangan
Pengguna mobile banking di Indonesia berpengaruh positif terhadap literasi keuangan
meningkat setiap detik, menurut Wirjoatmojo, wanita karir di wilayah Surabaya, seorang yang
(2018). peningkatan ini mencapai 3.000 transaksi memiliki kebiasaan mengakses informasi
setiap detik. Menurut Tarunajaya, (2018). keuangan minimal 3-5 kali sebulan, akan
Indonesia memiliki sekitar 132 juta pengguna memiliki pengetahuan, pemahaman, sikap, dan
internet, dengan 178 juta pengguna seluler dan perilaku keuangan yang lebih baik dengan
120 juta pengguna media sosial seluler yang dukungan media informasi yang memadai
aktif, 86% responden memiliki aplikasi mobile dibandingkan dengan mereka yang tidak
banking berbasis smartphone sebagai komponen mengakses informasi dengan tujuan serupa,
kunci dari strategi digital mereka. Rata-rata kemudahan akses ini akan meningkatkan
penggunaan mobile banking adalah pekerja dan efisiensi layanan keuangan dan kepercayaan
menggunakan mobile banking untuk tujuan (trust) terhadap berbagai lembaga keuangan.
mengecek saldo, mentransfer dana pada pihak
lain, dan memudahkan pekerjaan KESIMPULAN

Pengaruh Frekuensi Akses Informasi Variabel Usia tidak berpengaruh terhadap


Keuangan terhadap Literasi Keuangan literasi keuangan wanita karir di wilayah
Variabel frekuensi akses informasi berpengaruh Surabaya. Tuntutan yang sama pada wanita karir
positif terhadap literasi keuangan wanita karir di yaitu berupa pengelolaan keuangan keluarga
Surabaya. Hal ini tidak sejalan dengan penelitian yang membuat wanita karir semakin
Ansong & Gyensare, (2012) yang memikirkan pengelolaan keuangan mereka,
mengemukakan, seseorang yang lebih sering sehingga. Variabel Pendidikan tidak
mengakses informasi keuangan cenderung berpengaruh terhadap literasi keuangan wanita
memiliki tingkat literasi yang lebih rendah, karir di Surabaya. Responden didominasi
karena penggunaan yang kurang optimal. responden dengan tingkat pendidikan
Penelitian ini didukung Wardani et al., (2017) SMA/SMK dengan latar belakang memiliki
yang melakukan penelitian dengan responden pengetahuan terkait keuangan yang baik.
mahasiswa jurusan Akuntansi, menyatakan Variabel Pendapatan tidak berpengaruh
seseorang yang memiliki kebiasaan mengakses terhadap literasi keuangan wanita karir di
media informasi untuk mencari informasi terkait Surabaya. Responden rata-rata memiliki
keuangan akan memiliki tingkat literasi pendapatan dibawah UMR dan belum
keuangan yang lebih baik dibandingan dengan memikirkan terkait investasi. Variabel Marital
seorang yang tidak mengakses informasi untuk status tidak berpengaruh terhadap literasi
tujuan serupa, oleh karena itu, mengakses media keuangan wanita karir di Surabaya, apapun
informasi dalam mencari informasi terkait status perkawinan mereka tidak berpengaruh
keuangan perlu dibiasakan agar tingkat literasi terhadap literasi keuangan. Variabel Status
keuangan seseorang menjadi lebih tinggi. pekerjaan tidak memiliki pengaruh terhadap
literasi keuangan wanita karir di Surabaya. Rata-
Jawaban responden untuk pernyataan frekuensi rata responden memiliki pengetahuan keuangan
akses rata-rata adalah 3 (setuju). rata-rata rata-rata yang sama seiring tuntutan pekerjaan.
responden mengakses informasi keuangan untuk Variabel Adopsi teknologi mobile banking
melihat informasi terkait perpajakan, membuat berpengaruh positif terhadap literasi keuangan
laporan keuangan sederhana untuk bisnis wanita karir di Surabaya, semakin sering
mereka, dan informasi lain terkait investasi. seseorang menggunakan teknologi mobile

560
Jurnal Ilmu Manajemen Volume 7 Nomor 2 – Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi
Universitas Negeri Surabaya 2019
banking, semakin tinggi pula tingkat literasi pada Wanita. Retrieved November 11,
keuangannya. Variabel Frekuensi akses 2018 from
informasi berpengaruh positif terhadap literasi http://www.beritasatu.com/ekonomi/1531
keuangan wanita karir di Surabaya. Seseorang 88-perempuan-target-program-literasi-
yang memiliki kebiasaan mengakses media keuangan-ojk.html
informasi memiliki tingkat literasi keuangan
yang lebih tinggi dan sebaliknya BPS. (2015). Tenaga Kerja. Retrieved from
https://www.bps.go.id/subject/6/tenaga-
Hasil penelitian ini, diharapkan dapat digunakan kerja.html
bahan pertimbangan bagi pemerintah untuk
meningkatkan fasilitas layanan keuangan seperti BPS. (2017). Status Perkawinan. Retrieved
mobile banking yang memadai, merata, dan November 24, 2018, from
terjangkau diberbagai lokasi, sehingga tercipta https://sirusa.bps.go.id/sirusa/index.php/v
kemudahan akses serta efisiensi layanan ariabel/35
keuangan dan berdampak pada meningkatnya
literasi keuangan individu. Peneliti selanjutnya Cohen, M., & Nelson, C. (2011). Financial
bisa melakukan penelitian dengan memperluas Literacy: A Step for Clients towards
variabel yang bisa memengaruhi literasi Financial Inclusion. Global Microcredit
keuangan, seperti pengalaman kerja, faktor Summit. Commissioned Workshop Paper,
dengan objek dan lokasi yang berbeda. Volume:14.https://doi.org/10.1007/s1127
6-018-1759-3
DAFTAR PUSTAKA
Daft, R. L. (2010). Era Baru Manajemen. (9
Abdulkadir, N., Galoji, S. I., Bt, R., & Razak, A. Buku 1). Jakarta Selatan: Salemba Empat.
(2013). An Investigation into the Adoption
of Mobile Banking in Malaysia. American Ferdinand, A. (2014). Metode Penelitian
Journal of Economics, Volume 3, pp 153– Manajemen (3rd ed.). Semarang:
158.https://doi.org/10.5923/j.economics.2 Universitas Diponegoro Press.
0130303.04
Ghozali. (2016). Aplikasi Analisis Multivariate
Adioetomo, S. (2013). Dasar-Dasar Demografi. dengan Program IBM SPSS 21. Semarang:
Jakarta: Salemba Empat. Universitas Diponegoro.

Agarwal, S., Amromin, G., Ben-david, I., Kompas. (2018). Literasi Keuangan Perempuan.
Chomsisengphet, S., Evanoff, D. D., Retrieved November 09, 2018 from
Amromin, G., & Ben-david, I. (2015). https://ekonomi.kompas.com/read/literasi-
Financial Literacy and Financial Planning : perempuan-indonesia
Evidence from India. Journal Of Housing
Economics. Volume 15 No. S1051- Lantara, Nuka & Kartini, Rai. (2015). Financial
1377(15)00006-6 Literacy Among University Students:
https://doi.org/10.1016/j.jhe.2015.02.003 Empirical Evidence From Indonesia.
Journal of Indonesian Economy and
Ansong, A., & Gyensare, M. A. (2012). Business, Volume 30, Number 3, 2015,
Determinants of University Working- 247– 256
Students ’ Financial Literacy at the
University of Cape Coast , Ghana, Laukkanen, T. (2007). Internet vs mobile
International Journal of Business and banking: Comparing customer value
Management, Volume 7, pp 126–133. perceptions. Business Process
https://doi.org/10.5539/ijbm.v7n9p126 Management Journal, Volume 13, pp 788–
797.https://doi.org/10.1108/14637150710
ANZ. Bank. (2015). ANZ Survey Of Adult 834550
Financial Literacy In Australia. Australia
Lee, S. C., Gu, J. C., & Suh, Y. H. (2009).
Beritasatu. (2017). Tingkat Literasi Keuangan Determinants of behavioral intention to
mobile banking. Expert Systems with

561
Khusnul Khotimah & Yuyun Isbanah. Demografi, Faktor Individu, dan Literasi Keuangan Wanita Karir
di Surabaya

Applications, Volume 53 No.9, pp. 11605- and Development, Volume 16, pp 1-47.
11616.
Otoritas Jasa Keuangan. (2013). Indonesian
Lusardi, A., Mitchell, O. S., Curto, V., & National Strategy For Financial Literacy,
Mitchell, O. S. (2010). Financial Literacy Jakarta : OJK
among the Young : Evidence and
Implications for Consumer Policy. The Otoritas Jasa Keuangan. (2017). Strategi
Education Innovation Laboratory Harvard Nasional Literasi Keuangan ( Revisit
University, Volume 36, pp 1–35. 2017). Jakarta : OJK

Margaretha, F., & Pambudhi, R. A. (2015). Potrich, A. C. G., Vieira, K. M., & Kirch, G.
Tingkat Literasi Keuangan pada 2015. Determinants of Financial Literacy:
Mahasiswa S1, Jurnal Manajemen dan Analysis of the Influence of
Kewirausahaan, Volume 17, NO. 1, Maret Socioeconomic and Demographic
2015, 76–85 Volume 17, pp 76–85. Variables. R. Cont. Fin. – USP, Sao Paulo,
https://doi.org/10.9744/jmk.17.1.76 Vol. 26, No. 69, pp. 362-377

Natoli, R. (2018). Factors contributing to Rini, Y. S. (2014). Pendidikan : Hakekat,


financial literacy levels among a migrant Tujuan, dan Proses. Yogyakarta :
group : An analysis of the Vietnamese Universitas Negeri Yogyakarta
cohort, International Journal of Social
Economics, Volume 45, pp 173–186. Salleh. (2015). A comparison on financial
https://doi.org/10.1108/IJSE-11-2016- literacy between welfare recipients and
0341. non-welfare recipients in Brunei.
International Journal of Social
Newton, C., & Palm, C. (2011). Framework for Economics, Volume 42, pp 598–613.
Assessing Financial Literacy and https://doi.org/http://dx.doi.org/10.1108/IJ
Superannuation Investment Choice SE-09-2013-0210
Decisions Framework for Assessing
Financial Literacy and Superannuation. Setiono, K. S., & Cecep, S. (2018). Literasi dan
Australasian Accounting, Business and Inklusi Keuangan Indonesia (1st ed.).
Finance Journal, Volume 5, pp 3–22. Depok: Rajawali Pers.

Ngurah, I. G., & Mandala, N. (2017). Pengaruh Sugiyono. (2017). Metode Penelitian
Variabel Sosial Ekonomi, Demografi dan Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung:
IPK Terhadap Financial Literacy, E-Jurnal Alfabeta.
Ekonomi Dan Bisnis Universitas Udayana,
Volume 25. Tarunajaya, Chairil. (2018). Digital Banking
Survey of Indonesian banks. Jakarta :
Njenga, A. D. K. (2012). Mobile phone banking: Pricewaterhouse Coopers Indonesia
Usage experiences in Kenya. Lecturer of (PwCI)
Information Systems, Catholic University
of Eastern Africa, Volume 3 Tiwari, M. (2007). Financial Literacy Tools for
https://www.w3.org/2008/10/MW4D_WS Women Entrepreneurs & Migrants
/papers/njenga.pdf Expanding Adoption of Mobile Banking
Services. Mumbai : Internasional Financial
Nurhidayati, & Anwar. (2018). Pengaruh Faktor Mumbai Research.
Demografi Terhadap Literasi Keuangan
Syariah Karyawan Perbankan Syariah di Tshabalala, T (2016). The impact of mobile
Surabaya, Jurnal Ekonomi Islam, Volume banking on the bottom of the pyramid
1, pp 1–11. consumers in South Africa , Wits Bussines
School, Volume 16.
OECD. (2015). For Measuring Financial
Literacy and Financial Inclusion, Walt, F. Van Der. (2017). Financial Literacy of
Organisation for Economic Co-operation Undergraduate Students, International

562
Jurnal Ilmu Manajemen Volume 7 Nomor 2 – Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi
Universitas Negeri Surabaya 2019
Journal Of Economics And Finance
Studies, Volume 9,pp 48–65.

Wardani, Susilaningsih, & Sangka. (2017).


Faktor-Faktor yang Memengaruhi Literasi
Keuangan Mahasiswa Program Studi
Pendidikan Akuntansi Fakultas Keguruan
dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas
Maret, Jurnal Universitas Sebelas Maret,
Volume 3,pp 80–93.

Widhiarso, W. (2011). Skalo : Program Analisis


Skala Guttman. Program Komputer.
Yogyakarta: Fakultas Psikologi
Universitas Gadjah Mada.

Wijaya, C., Kardinal, & Cholid, I. (2014).


Analisis Pengaruh Usia, Jenis Kelamin,
Pendidikan, dan Pendapatan, terhadap
Literasi Keuangan Warga Di Komplek
Tanah Mas, Jurnal Bisnis dan
Kewirausahaan, Volume 5 Retrieved
November 11, 2018 from
http://www.ejournal.stie-mdp.ac.id

Wirjoatmojo, Kartika (2018). Peningkatan


Transaksi Mobile Banking. Retrieved
April 25, 2019 from
http://www.amp.kompas.com/ekonomi/re
ad/2018/11/19/152514226/transaksi-
mobile-banking-naik-tajam

563

Anda mungkin juga menyukai