Khusnul Khotimah
Universitas Negeri Surabaya
khusnulkhotimah13@mhs.unesa.ac.id
Yuyun Isbanah
Universitas Negeri Surabaya
yuyunisbanah@unesa.ac.id
Abstract
This study aims to analyze the factors that influence financial literacy to career women in Surabaya. This study
uses demographics (age, education, income, marital status, and employment status) and individual factors (mobile
banking technology adoption and frequency of accessing financial information) to determine the level of financial
literacy in career women in Surabaya. The study population was all women in the city of Surabaya. A sample of
220 respondents in five regions covering Central Surabaya, North Surabaya, East Surabaya, South Surabaya,
and West Surabaya were taken using the proportionate stratified random sampling and snowball sampling
technique. The type of data uses quantitative data. The data analysis technique used is multiple linear regression
analysis. The results showed that individual factors in the form of adoption of mobile banking technology and the
frequency of accessing financial information had a positive effect on career women's financial literacy in
Surabaya and demographic variables (age, education, income, marital status, and employment status) did not
influence financial literacy.
551
Khusnul Khotimah & Yuyun Isbanah. Demografi, Faktor Individu, dan Literasi Keuangan Wanita Karir
di Surabaya
552
Jurnal Ilmu Manajemen Volume 7 Nomor 2 – Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi
Universitas Negeri Surabaya 2019
perilaku dan interaksi manusia dalam konteks Faktor Individu
organisasi. Faktor individu adalah faktor yang berasal dari
diri pribadi setiap individu yang dapat
Model pembelajaran perilaku menganggap memengaruhi literasi keuangan mereka.
bahwa sebagai respon terhadap rangsangan Variabel pembentuk faktor individu meliputi
eksternal, pembelajaran akan terjadi melalui sikap dan keyakinan tentang uang, tingkat
perubahan perilaku yang dapat diamati, selain kepercayaan diri, tingkat ketertarikan dan
itu, model pembelajaran ini menjelaskan niat keterlibatan, dan pengaksesan media informasi
perilaku dalam industri perbankan dengan (Wardani et al., 2017). Beberapa faktor individu
menjelaskan bagaimana individu dipengaruhi yang digunakan dalam penelitian ini adalah
oleh inovasi teknologi baik di lingkungan adopsi teknologi mobile banking dan frekuensi
internal maupun eksternal seseorang (Newton & akses informasi keuangan.
Palm, 2011)
Pengaruh Usia terhadap Literasi Keuangan
Literasi Keuangan Usia adalah daya tangkap dan pola pikir
Literasi keuangan adalah kombinasi kesadaran, seseorang seiring dengan tingkatan tertentu,
pengetahuan, keterampilan, sikap dan perilaku Salleh, (2015), Margaretha & Pambudhi, (2015),
yang diperlukan untuk membuat keputusan mengemukakan bahwa usia berpengaruh
keuangan yang sehat dan akhirnya mencapai terhadap tingkat literasi keuangan. Orang
kesejahteraan keuangan individu. (OECD, dengan usia yang lebih tua cenderung memiliki
2015). Pendekatan ilmu perilaku erat kaitannya literasi keuangan yang lebih baik dibandingkan
dengan teori perilaku keuangan yang menurut usia muda, sedangkan dalam penelitian Lantara
(Daft, 2010:59) bahwa dalam berperilaku & Kartini, (2015) dan Walt, (2017) mengatakan
seseorang dipengaruhi sosiologi, psikologi, bahwa usia tidak berpengaruh terhadap tingkat
antropologi, ekonomi, serta disiplin ilmu lain literasi keuangan seseorang.
Penelitian ini menjelaskan bahwa literasi H1: Usia berpengaruh terhadap tingkat literasi
keuangan memiliki tiga dimensi keuangan yaitu keuangan pada wanita karir di wilayah
pengetahuan keuangan (knowledge dengan Surabaya.
delapan item pertanyaan), sikap keuangan
(attitude) dengan empat pernyataan, dan Pengaruh Pendidikan terhadap Literasi
perilaku keuangan (behavior) dengan delapan Keuangan
pernyataan menurut OECD, (2015), Pendidikan adalah tingkat penguasaan ilmu
dibandingkan dimensi lain ketiga dimensi ini pengetahuan yang dimiliki oleh seseorang
berupaya menekankan pengetahuan dan tentang kemampuannya dalam memahami hal
pemahaman tentang literasi keuangan serta lebih dengan baik (Rini, 2013). Lusardi, Mitchell,
komperhensif karena untuk mengukur pengaruh Curto, & Mitchell, (2010) menunjukkan bahwa
dari berbagai variabel penjelas pada tiga dimensi tingkat pendidikan yang relatif rendah
yang telah disebutkan. menghasilkan tingkat literasi keuangan yang
rendah. Hal ini diperburuk dengan kemampuan
Demografi membaca dan memahami tentang bahasa
Demografi merupakan ilmu yang mendalami nasional yang rendah. Berbeda dengan
susunan dan proses penduduk di suatu wilayah Nurhidayati & Anwar, (2018) mengatakan
(Adioetomo, 2013). Usia, pekerjaan, jenis bahwa tingkat pendidikan tidak memiliki
kelamin, tingkat pendidikan, pendapatan dan pengaruh signifikan terhadap literasi keuangan.
distribusi geografis lainnya adalah faktor
demografi untuk menilai tingkat literasi H2: Pendidikan berpengaruh terhadap tingkat
keuangan penduduk Indonesia. Penelitian ini literasi keuangan pada wanita karir di
juga menggunakan marital status dan status wilayah Surabaya.
pekerjaan sebagai faktor demografi (OJK,
2013). Pengaruh Pendapatan terhadap Literasi
Keuangan
Pendapatan adalah setiap tambahan kemampuan
ekonomis yang didapatkan yang berasal dari
553
Khusnul Khotimah & Yuyun Isbanah. Demografi, Faktor Individu, dan Literasi Keuangan Wanita Karir
di Surabaya
Indonesia maupun dari luar Indonesia, yang H5: Status Pekerjaan berpengaruh terhadap
dapat dipakai untuk konsumsi atau untuk tingkat literasi keuangan pada wanita
menambah kekayaan wajib pajak yang karir di wilayah Surabaya.
bersangkutan dengan nama dan dalam bentuk
apapun. Seorang yang berpenghasilan tinggi Pengaruh Adopsi Teknologi Mobile Banking
menunjukkan pengetahuan keuangan serta terhadap Literasi Keuangan
perilaku keuangan yang lebih baik, bahkan Salah satu layanan dalam bisnis dan keuangan
individu dengan pendapatan lebih tinggi saat ini adalah teknologi mobile banking (m-
cenderung memiliki pengetahuan keuangan banking). Mobile banking adalah bagian integral
yang tinggi dan pendapatan memiliki hubungan dari perdagangan seluler yang berfungsi sebagai
positif dengan literasi keuangan (Salleh, 2015), landasan perdagangan seluler yang
sedangkan menurut Wijaya, Kardinal, & Cholid, mensyaratkan penyediaan dan ketersediaan
(2014) pendapatan yang diperoleh seseorang layanan perbankan serta keuangan melalui
tidak memengaruhi tingkat literasi keuangan perangkat telekomunikasi seluler (Tiwari,
seseorang, karena hal ini tergantung dari 2007). Mobile banking (m-banking) adalah
pengelolaan keuangan pribadi masing-masing teknologi yang telah muncul dalam beberapa
individu. waktu terakhir untuk menambah kekurangan e-
banking dan memperluas jangkauan layanan
H3: Pendapatan berpengaruh terhadap tingkat keuangan di berbagai kelompok sosial ekonomi
literasi keuangan pada wanita karir di dan batas-batas geografis (Abdulkadir, Galoji,
wilayah Surabaya. Bt, & Razak, 2013).
554
Jurnal Ilmu Manajemen Volume 7 Nomor 2 – Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi
Universitas Negeri Surabaya 2019
Kemudahan seseorang dalam mengakses SKALO yang dikembangkan Widhiarso (2011)
informasi keuangan semakin dipermudah untuk memudahkan dalam penentuan jumlah
dengan adanya kecanggihan teknologi dan eror. Sedangkan, validitas dimensi Financial
informasi. Frekuensi seseorang mengakses Attitude, Finanacial Behavior, dan variabel
informasi keuangan memberikan pengaruh faktor individu yang berupa adopsi teknologi
positif terhadap literasi keuangan seseorang, mobile banking dan frekuensi mengakses
Wardani et al., (2017) mengemukakan bahwa informasi diukur menggunakan SPSS 18 dengan
seseorang yang lebih sering mengakses pengambilan keputusan jika r hitung > dari r
informasi keuangan cenderung memiliki tingkat tabel dan nilai positif maka indikator tersebut
literasi yang lebih baik. Hal ini berbeda dengan dinyatakan valid (Ghozali, 2016:99).
hasil penelitian yang dikemukakan Ansong & Berikutnya, uji reliabilitas juga dilakukan
Gyensare, (2012) seseorang yang lebih sering menggunakan SPSS 18.
mengakses informasi keuangan cenderung
memiliki tingkat literasi yang lebih rendah, Uji Asumsi Klasik
karena penggunaan yang kurang optimal. Uji asumsi klasik terdiri dari Uji
multikolinieritas dengan melihat nilai tolerance
H7: Frekuensi Akses Informasi berpengaruh dan VIF. Penelitian ini menggunakan uji run test
terhadap tingkat literasi keuangan pada untuk mendeteksi autokorelasi, dengan nilai
wanita karir di wilayah Surabaya. signifikansi lebih dari 0,05. Uji
heteroskedastisitas menggunakan spearman
METODE PENELITIAN rho’, uji normalitas yang menggunakan analisis
grafik normal probability plot dan uji
Penelitian ini merupakan jenis penelitian Kolmogorov-Smirnov (KS). Uji linearitas
kausalitas, untuk mencari bukti ada tidaknya dilakukan dengan menggunakan uji Lagrange
pengaruh hubungan variabel independen, yaitu Multiplier.
demografi yang berupa usia, tingkat pendidikan,
pendapatan, marital status, dan status pekerjaan Teknik Analisis Data
serta faktor individu yang meliputi adopsi Teknik analisis data yang digunakan adalah
teknologi mobile banking dan akses media analisis regresi linear berganda menggunakan
keuangan terhadap variabel dependen yaitu bantuan Stastitical Program For Social Science
literasi keuangan wanita karir di Surabaya. (SPSS) 18 (Ghozali, 2016:47). Uji hipotesis
Populasi penelitian merupakan seluruh wanita di dilakukan dengan melakukan beberapa uji
Kota Surabaya, dengan sampel penelitian terdiri dari uji statistik t, uji statistik F, dan
sebanyak 220 responden yang tersebar dalam koefisien determinasi (Ghozali, 2016:99).
lima wilayah yang mencangkup Surabaya Pusat,
Surabaya Utara, Surabaya Timur, Surabaya HASIL DAN PEMBAHASAN
Selatan, dan Surabaya Barat yang diambil
menggunakan teknik proportionate stratified Deskriptif Karakteristik Responden
random sampling dan snowball sampling. Jenis Tabel 1 menjelaskan kriteria usia responden
data menggunakan data kuantitatif dengan dalam penelitian ini mayoritas usia ≥20–25 tahun
teknik pengumpulan data melalui penyebaran sebanyak 113 responden. Rata-rata responden
angket atau kuisioner online maupun offline. memiliki tingkat pendidikan terakhir SMA dan
Kuisioner ini berisi tentang pertanyaan dan atau perguruan tinggi dengan rata-rata pendapatan
pernyataan tertulis yang ditunjukan kepada <Rp 3.500.000 sebesar 54,1%. Berdasarkan
responden sesuai dengan kriteria berusia status perkawinan, responden pada penelitian ini
minimal 20b tahun, wanita pekerja, memiliki berstatus belum kawin mendominasi sebanyak
mobile banking, berdomisili di Surabaya, dan 111 responden atau sebesar 50,5%. Mayoritas
memiliki status pernikahan belum menikah atau responden adalah wanita karir yang memiliki
pernah menikah (Sugiyono, 2017:225). status pekerjaan sebagai pegawai dan
professional yaitu sebanyak 94 responden
Uji Validitas dan Reliabilitas (42,7%).
Uji validitas untuk variabel literasi keuangan
menggunakan Koefisien Reprodusibilitas dan
Koefisien Skalabilitas dengan bantuan program
555
Khusnul Khotimah & Yuyun Isbanah. Demografi, Faktor Individu, dan Literasi Keuangan Wanita Karir
di Surabaya
556
Jurnal Ilmu Manajemen Volume 7 Nomor 2 – Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi
Universitas Negeri Surabaya 2019
lebih kecil dari c2 tabel dengan tingkat sebagai variabel dependen, sedangkan sisanya
signifikansi 0,05, sehingga model linear sudah dijelaskan oleh variabel lain diluar penelitian ini.
tepat pada penelitian ini.
Pengaruh Usia terhadap Literasi Keuangan
Analisis Regresi Linear Berganda Variabel usia tidak berpengaruh terhadap literasi
Tabel 2 keuangan wanita karir di wilayah Surabaya.
HASIL ANALISIS REGRESI LINEAR Hasil penelitian ini tidak sejalan dengan
BERGANDA penelitian Margaretha & Pambudhi, (2015)
Std. seorang dengan usia yang lebih tua cenderung
Model B t Sig.
Error memiliki literasi keuangan yang lebih baik
1(Constant) 22.12 1.552 14.26 .000 dibandingkan usia muda, individu dengan usia di
Usia -.152 .261 -.583 .560 atas 30 tahun akan memiliki pengetahuan, sikap,
Pendidikan -.109 .382 -.286 .775 dan perilaku yang lebih baik dalam pengambilan
Pendapatan -.050 .254 -.197 .844 keputusan keuangan karena memiliki
Marital Status .067 .172 .387 .699 pengalaman yang lebih banyak.
Status
-.259 .224 -1.158 .248
Pekerjaan Hasil penelitian ini sejalan dengan Lantara &
Adopsi Kartini, (2015) serta Walt, (2017) yang juga
.200 .045 4.427 .000
Teknologi mengatakan bahwa usia tidak memiliki pengaruh
Frekuensi terhadap literasi keuangan, pada penelitian
.074 .018 4.106 .000
Akses dengan Lantara & Kartini, (2015) responden
Sumber: Output SPSS (diolah penulis) penelitiannya adalah mahasiswa yang memiliki
rata-rata usia yang sama, yaitu usia 17-22 tahun
Model persamaan regresi linier berganda pada dan menunjukkan bahwa usia tidak berpengaruh
penelitian ini (1) seperti yang dijelaskan pada terhadap literasi keuangan mahasiswa, seseorang
tabel 2, yaitu sebagai berikut. yang memiliki usia lebih tinggi belum tentu
memiliki pengetahuan, pengelolaan, sikap dan
Y = 22,128 + 0,200 X6 + 0,074 X7 + e .....(1) perilaku keuangan yang lebih baik pula, karena
faktor sosial lain yang memengaruhi hal tersebut.
Hasil Uji Statistik F
Uji statistik F menunjukkan nilai signifikansi Rata-rata responden adalah wanita karir dengan
0,000 lebih kecil dari 0,05, diperoleh f tabel usia 20-25 tahun dengan frekuensi sebanyak 113
sebesar 2,052 dan nilai F hitung sebesar = 6,079, responden dan presentase sebesar 51,2% pada
sehingga dapat disimpulkan variabel usia, usia ini seseorang memasuki usia produktif dan
pendidikan, pendapatan, marital status, status memiliki kebutuhan keuangan yang kompleks,
pekerjaan, adopsi teknologi, dan frekuensi akses mulai dari kredit kepemilikan rumah, kredit
secara bersama-sama berpengaruh terhadap kendaraan, asuransi pendidikan anak kredit
literasi keuangan, dan nilai f hitung (6,079) lebih modal kerja dan kebutuhan lainnya (Setiono &
besar dari nilai f tabel (2,052). Cecep, 2018:240), sehingga penyebaran
responden yang tidak merata dan kebutuhan
Hasil Uji Statistik t yang kompleks ini memungkinkan variabel usia
Berdasarkan tabel 2, menunjukan variabel adopsi tidak berpengaruh terhadap literasi keuangan.
teknologi dan frekuensi akses yang berpengaruh
signifikan positif terhadap literasi keuangan pada Pengaruh Tingkat Pendidikan terhadap
wanita karir di Surabaya Literasi Keuangan
Variabel pendidikan menyatakan pendidikan
Hasil Koefisien Determinasi (R2) tidak berpengaruh terhadap literasi keuangan
Nilai adjusted R square sebesar 0,140 yang wanita karir di Surabaya. Penelitian ini tidak
menunjukkan variabel independen berupa, usia, sejalan dengan (Lusardi et al., 2010) menyatakan
pendidikan, pendapatan, marital status, status bahwa tingkat pendidikan yang relatif rendah
pekerjaan, adopsi teknologi mobile banking , dan menghasilkan tingkat literasi keuangan yang
frekuensi akses informasi hanya mampu rendah, hal ini diperburuk dengan kemampuan
menjelaskan 14% terhadap literasi keuangan membaca dan memahami tentang bahasa
nasional yang rendah. Perbedaan ini dikarenakan
557
Khusnul Khotimah & Yuyun Isbanah. Demografi, Faktor Individu, dan Literasi Keuangan Wanita Karir
di Surabaya
objek yang berbeda, dengan responden wanita Pendapatan tidak berpengaruh terhadap literasi
karir yang tentu memiliki kemampuan keuangan pada penelitian ini bisa disebabkan
memahami dan pendidikan yang cukup baik. karena penyebaran responden tidak merata,
proporsi responden sebesar 54,1% atau sebanyak
Hasil penelitian ini sejalan oleh penelitian 119 responden didominasi oleh wanita karir yang
Nurhidayati & Anwar, (2018) dan Ansong & memiliki pendapatan < Rp 3.500.000, sehingga
Gyensare, (2012) yang menyatakan bahwa tidak mewakili populasi penelitian dan
pendidikan tidak berpengaruh terhadap literasi menyebabkan pendapatan tidak berpengaruh
keuangan. Penelitian Nurhidayati & Anwar, terhadap literasi keuangan. Hasil temuan
(2018) mengungkapkan bahwa pendidikan tidak dilapangan responden yang memiliki pendapatan
berpengaruh terhadap literasi keuangan di bawah upah minimum regional (UMR) atau di
karyawan bank syariah, deskriptif jawaban bawah Rp 3.500.000 ini kesulitan untuk
responden diketahui bahwa tidak semua memenuhi kebutuhan hidup keluarga. Kondisi
responden yang berpendidikan tinggi memiliki ini bisa menyebabkan pendapatan tidak
literasi keuangan yang baik dan sebaliknya, tidak berpengaruh terhadap literasi keuangan wanita
semua responden dengan pendidikan rendah karir di wilayah Surabaya, karena rata-rata tidak
mempunyai literasi keuangan yang buruk. mengalokasikan pendapatan mereka untuk
investasi rutin pada produk keuangan lain
Responden dalam penelitian ini rata-rata wanita seperti, saham, deposito, asuransi dan
karir yang memiliki tingkat pendidikan terakhir sebagainya yang memiliki pengembalian
SMA/SMK sederajat sebesar 61,8% atau terbatas waktu.
sejumlah 136 responden, dan pendidikan terakhir
SD hanya sebanyak dua orang, sehingga Pengaruh Marital Status terhadap Literasi
memiliki penyebaran yang tidak merata. Hasil Keuangan
temuan di lapangan responden rata-rata memiliki Variabel marital status tidak berpengaruh
latar belakang jurusan akuntansi dan IPS, terhadap literasi keuangan wanita karir di
responden merasa sudah mengetahui dan Surabaya. Penelitian ini tidak sejalan dengan
memiliki kemampuan terkait financial penelitian Salleh, (2015) Salleh, bahwa faktor
knowledge, financial behaviour, dan financial demografi berupa marital status adalah
attitude, sehingga berdasarkan tingkat pendorong seseorang dalam pengambilan
pendidikan pada penelitian ini tidak memiliki keputusan keuangan, seseorang yang memiliki
pengaruh terhadap literasi keuangan pada wanita status menikah akan mengomunikasikan lebih
karir di Surabaya. banyak kepada keluarga terkait pengambilan
keputusan terkait keuangan, sehingga seorang
Pengaruh Pendapatan terhadap Literasi yang telah menikah memiliki tingkat literasi
Keuangan keuangan yang lebih baik dibandingkan yang
Pendapatan tidak berpengaruh terhadap literasi belum menikah. Penelitian ini sejalan dengan
keuangan wanita karir di Surabaya. Penelitian ini Ngurah & Mandala, (2017) dan Natoli, (2018)
tidak sejalan dengan Salleh, (2015) yang yang menyatakan marital status tidak
menyatakan, seorang yang berpenghasilan tinggi berpengaruh terhadap tingkat literasi keuangan,
menunjukkan pengetahuan keuangan serta tidak ada hubungan yang signifikan antara
perilaku keuangan yang lebih baik, bahkan seorang yang sudah menikah ataupun belum
individu dengan pendapatan lebih tinggi menikah terkait tingkat literasi keuangan.
cenderung memiliki pengetahuan keuangan yang
tinggi dan pendapatan memiliki hubungan positif Rata-rata responden penelitian ini didominasi
dengan literasi keuangan. Hasil penelitian ini wanita karir yang memiliki status perkawinan
didukung oleh penelitian Wijaya et al., (2014) belum kawin dan kawin, yaitu sebesar 50,5%
dengan responden masyarakat yang tinggal di atau sebanyak 111 responden dan sebanyak 40%
perumahan, yang menyatakan pendapatan yang responden telah menikah. Hasil temuan di
diperoleh seseorang tidak memengaruhi tingkat lapangan sebagian besar responden membuat
literasi keuangan seseorang, karena hal ini keputusan keuangan setiap harinya, baik yang
tergantung dari pengelolaan keuangan pribadi belum menikah atau sudah menikah akan
masing-masing individu. mengomunikasikan permasalahan keuangannya
kepada anggota keluarga lain, sehingga
memperoleh keputusan keuangan yang tepat.
558
Jurnal Ilmu Manajemen Volume 7 Nomor 2 – Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi
Universitas Negeri Surabaya 2019
Responden dengan status pernah menikah rata-rata adalah pramuniaga atau penjaga toko
menyatakan bahwa akan lebih hati-hati dalam bagian kasir dan keuangan, sehingga memiliki
pengelolaan keuangan karena pengalaman pengalaman dalam pengelolaan keuangan yang
terdahulu. Seorang yang belum menikah baik.
memiliki kekayaan yang lebih sedikit, sehingga
mereka akan meningkatkan pengetahuan Pengaruh Adopsi Teknologi Mobile banking
keuangan tanpa pasangan, mereka lebih mandiri terhadap Literasi Keuangan
dan memiliki literasi keuangan yang baik. Variabel adopsi teknologi mobile banking
Wanita karir yang menikah juga memiliki berpengaruh positif terhadap literasi keuangan
pengambilan keputusan yang kompleks, dan wanita karir di Surabaya. Hasil ini tidak sejalan
akan mengomunikasikan lebih banyak kepada dengan pernyataan Laukkanen, (2007) dalam
keluarga terkait pengambilan keputusan penelitian yang menyatakan, adopsi dan inovasi
keuangan, sehingga seorang yang telah menikah teknologi seperti mobile banking bergantung
memiliki tingkat literasi keuangan yang baik pada niat perilaku individu, penggunaan mobile
(Setiono & Cecep, 2018:143), sehingga faktor- banking tanpa informasi keuangan, pendidikan,
faktor tersebut dapat menyebabkan marital status pengetahuan dan pengalaman tidak akan berjalan
tidak berpengaruh terhadap literasi keuangan dengan semestinya, karena munculnya beberapa
wanita karir di Surabaya. risiko keamanan, risiko privasi dan risiko
keuangan.
Pengaruh Status Pekerjaan terhadap Literasi
Keuangan Hasil penelitian ini sejalan dengan Tshabalala,
Status pekerjaan tidak memiliki pengaruh (2016) yang menyatakan bahwa seorang yang
terhadap literasi keuangan wanita karir di mengadopsi teknologi memiliki literasi
Surabaya. Hasil ini tidak sejalan dengan keuangan yang lebih baik, penggunaan mobile
penelitian Salleh, (2015), seseorang yang bekerja banking dapat menambah pengetahuan
cenderung memiliki literasi keuangan yang lebih keuangan seseorang, serta menghindari adanya
baik dibandingkan yang tidak bekerja, selain itu penyalahgunaan privasi, pengurangan penipuan,
kelompok masyarakat yang bekerja sebagai dan layanan atau service perbankan yang kurang
pegawai dan profesional memiliki tingkat literasi sesuai. Seseorang yang kurang mengenal dengan
yang lebih tinggi dibandingkan karyawan/buruh produk dan layanan keuangan akan sulit untuk
lainnya, hal ini seiring dengan ada tidaknya mengadopsi mobile banking , ketika seseorang
pelatihan dan edukasi ditempat kerja yang beralih dari perbankan tradisional ke mobile
terbukti efektif untuk mengubah perilaku banking diperlukan literasi keuangan, karena
keuangan seseorang (Setiono & Cecep, adanya perubahan perilaku serta sikap dalam
2018:177). Penelitian ini sejalan dengan pengambilan keputusan (Cohen & Nelson,
penelitian Potrich, Kelmara, & Guilherme, 2011).
(2015) yang menyatakan bahwa status pekerjaan
tidak berpengaruh terhadap literasi keuangan Rata-rata responden adalah wanita karir yang
seseorang. Hal ini bisa dikarenakan responden menjawab setuju (3,04) terkait pernyataan terkait
terkadang kesulitan membedakan apakah status teknologi mobile banking. Pengunaan teknologi
pekerjaan mereka tergolong pegawai dan ini merupakan pengalaman yang menyenangkan
professional atau lainnya, sehingga terjadi dan sangat praktis. Berdasarkan hal tersebut
kesalahan dalam penggolongan. dapat disimpulkan bahwa adopsi teknologi
mobile banking berpengaruh positif terhadap
Rata-rata responden dalam penelitian ini adalah literasi keuangan wanita karir di wilayah
wanita karir yang bekerja sebagai Pegawai dan Surabaya, seorang yang memiliki,
Profesional (42,7%) dan Lainnya (41,8%). Hasil menggunakan, dan merasakan manfaat dari
temuan di lapangan rata-rata responden teknologi ini akan memiliki literasi keuangan
merupakan pegawai dan professional, yaitu yang lebih baik, karena mereka akan memiliki
berprofesi sebagai guru dan pegawai swasta pengelolaan, sikap dan perilaku yang berbeda
dengan pendidikan rata-rata SMA/SMK terkait pengambilan keputusan keuangan,
Sederajat dan S1 memiliki latar belakang penggunaan ini juga akan mengurangi risiko
pengetahuan ilmu ekonomi dan keuangan yang penyalahgunaan privasi dan penipuan di sektor
cukup baik, sedangkan untuk profesi lainnya keuangan. Hasil temuan di lapangan, rata-rata
559
Khusnul Khotimah & Yuyun Isbanah. Demografi, Faktor Individu, dan Literasi Keuangan Wanita Karir
di Surabaya
560
Jurnal Ilmu Manajemen Volume 7 Nomor 2 – Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi
Universitas Negeri Surabaya 2019
banking, semakin tinggi pula tingkat literasi pada Wanita. Retrieved November 11,
keuangannya. Variabel Frekuensi akses 2018 from
informasi berpengaruh positif terhadap literasi http://www.beritasatu.com/ekonomi/1531
keuangan wanita karir di Surabaya. Seseorang 88-perempuan-target-program-literasi-
yang memiliki kebiasaan mengakses media keuangan-ojk.html
informasi memiliki tingkat literasi keuangan
yang lebih tinggi dan sebaliknya BPS. (2015). Tenaga Kerja. Retrieved from
https://www.bps.go.id/subject/6/tenaga-
Hasil penelitian ini, diharapkan dapat digunakan kerja.html
bahan pertimbangan bagi pemerintah untuk
meningkatkan fasilitas layanan keuangan seperti BPS. (2017). Status Perkawinan. Retrieved
mobile banking yang memadai, merata, dan November 24, 2018, from
terjangkau diberbagai lokasi, sehingga tercipta https://sirusa.bps.go.id/sirusa/index.php/v
kemudahan akses serta efisiensi layanan ariabel/35
keuangan dan berdampak pada meningkatnya
literasi keuangan individu. Peneliti selanjutnya Cohen, M., & Nelson, C. (2011). Financial
bisa melakukan penelitian dengan memperluas Literacy: A Step for Clients towards
variabel yang bisa memengaruhi literasi Financial Inclusion. Global Microcredit
keuangan, seperti pengalaman kerja, faktor Summit. Commissioned Workshop Paper,
dengan objek dan lokasi yang berbeda. Volume:14.https://doi.org/10.1007/s1127
6-018-1759-3
DAFTAR PUSTAKA
Daft, R. L. (2010). Era Baru Manajemen. (9
Abdulkadir, N., Galoji, S. I., Bt, R., & Razak, A. Buku 1). Jakarta Selatan: Salemba Empat.
(2013). An Investigation into the Adoption
of Mobile Banking in Malaysia. American Ferdinand, A. (2014). Metode Penelitian
Journal of Economics, Volume 3, pp 153– Manajemen (3rd ed.). Semarang:
158.https://doi.org/10.5923/j.economics.2 Universitas Diponegoro Press.
0130303.04
Ghozali. (2016). Aplikasi Analisis Multivariate
Adioetomo, S. (2013). Dasar-Dasar Demografi. dengan Program IBM SPSS 21. Semarang:
Jakarta: Salemba Empat. Universitas Diponegoro.
Agarwal, S., Amromin, G., Ben-david, I., Kompas. (2018). Literasi Keuangan Perempuan.
Chomsisengphet, S., Evanoff, D. D., Retrieved November 09, 2018 from
Amromin, G., & Ben-david, I. (2015). https://ekonomi.kompas.com/read/literasi-
Financial Literacy and Financial Planning : perempuan-indonesia
Evidence from India. Journal Of Housing
Economics. Volume 15 No. S1051- Lantara, Nuka & Kartini, Rai. (2015). Financial
1377(15)00006-6 Literacy Among University Students:
https://doi.org/10.1016/j.jhe.2015.02.003 Empirical Evidence From Indonesia.
Journal of Indonesian Economy and
Ansong, A., & Gyensare, M. A. (2012). Business, Volume 30, Number 3, 2015,
Determinants of University Working- 247– 256
Students ’ Financial Literacy at the
University of Cape Coast , Ghana, Laukkanen, T. (2007). Internet vs mobile
International Journal of Business and banking: Comparing customer value
Management, Volume 7, pp 126–133. perceptions. Business Process
https://doi.org/10.5539/ijbm.v7n9p126 Management Journal, Volume 13, pp 788–
797.https://doi.org/10.1108/14637150710
ANZ. Bank. (2015). ANZ Survey Of Adult 834550
Financial Literacy In Australia. Australia
Lee, S. C., Gu, J. C., & Suh, Y. H. (2009).
Beritasatu. (2017). Tingkat Literasi Keuangan Determinants of behavioral intention to
mobile banking. Expert Systems with
561
Khusnul Khotimah & Yuyun Isbanah. Demografi, Faktor Individu, dan Literasi Keuangan Wanita Karir
di Surabaya
Applications, Volume 53 No.9, pp. 11605- and Development, Volume 16, pp 1-47.
11616.
Otoritas Jasa Keuangan. (2013). Indonesian
Lusardi, A., Mitchell, O. S., Curto, V., & National Strategy For Financial Literacy,
Mitchell, O. S. (2010). Financial Literacy Jakarta : OJK
among the Young : Evidence and
Implications for Consumer Policy. The Otoritas Jasa Keuangan. (2017). Strategi
Education Innovation Laboratory Harvard Nasional Literasi Keuangan ( Revisit
University, Volume 36, pp 1–35. 2017). Jakarta : OJK
Margaretha, F., & Pambudhi, R. A. (2015). Potrich, A. C. G., Vieira, K. M., & Kirch, G.
Tingkat Literasi Keuangan pada 2015. Determinants of Financial Literacy:
Mahasiswa S1, Jurnal Manajemen dan Analysis of the Influence of
Kewirausahaan, Volume 17, NO. 1, Maret Socioeconomic and Demographic
2015, 76–85 Volume 17, pp 76–85. Variables. R. Cont. Fin. – USP, Sao Paulo,
https://doi.org/10.9744/jmk.17.1.76 Vol. 26, No. 69, pp. 362-377
Ngurah, I. G., & Mandala, N. (2017). Pengaruh Sugiyono. (2017). Metode Penelitian
Variabel Sosial Ekonomi, Demografi dan Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung:
IPK Terhadap Financial Literacy, E-Jurnal Alfabeta.
Ekonomi Dan Bisnis Universitas Udayana,
Volume 25. Tarunajaya, Chairil. (2018). Digital Banking
Survey of Indonesian banks. Jakarta :
Njenga, A. D. K. (2012). Mobile phone banking: Pricewaterhouse Coopers Indonesia
Usage experiences in Kenya. Lecturer of (PwCI)
Information Systems, Catholic University
of Eastern Africa, Volume 3 Tiwari, M. (2007). Financial Literacy Tools for
https://www.w3.org/2008/10/MW4D_WS Women Entrepreneurs & Migrants
/papers/njenga.pdf Expanding Adoption of Mobile Banking
Services. Mumbai : Internasional Financial
Nurhidayati, & Anwar. (2018). Pengaruh Faktor Mumbai Research.
Demografi Terhadap Literasi Keuangan
Syariah Karyawan Perbankan Syariah di Tshabalala, T (2016). The impact of mobile
Surabaya, Jurnal Ekonomi Islam, Volume banking on the bottom of the pyramid
1, pp 1–11. consumers in South Africa , Wits Bussines
School, Volume 16.
OECD. (2015). For Measuring Financial
Literacy and Financial Inclusion, Walt, F. Van Der. (2017). Financial Literacy of
Organisation for Economic Co-operation Undergraduate Students, International
562
Jurnal Ilmu Manajemen Volume 7 Nomor 2 – Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi
Universitas Negeri Surabaya 2019
Journal Of Economics And Finance
Studies, Volume 9,pp 48–65.
563