Anda di halaman 1dari 14

Kuliah-7

MM UPS Tegal

MANAJEMEN KEUANGAN
Dr. Roberto Akyuwen
The Influence of Financial
Attitude, Financial Literacy,
and Locus of Control on
Financial Management
Behavior

Stella Maris Juhar Baptista, and


Andrieta Shintia Dewi
Telkom University, Bandung,
West Java, Indonesia
International Journal of Social
Science and Business, Vol. 5,
No. 1, Tahun 2021, pp. 93-9

2
Untuk mencegah hasrat tersebut, suatu
pengendalian diri (locus of control) yang tinggi
diperlukan bagi individu. Penelitian ini ditujukan
untuk menganalisis hubungan dan pengaruh sikap
keuangan, literasi keuangan, dan pengendalian diri
terhadap perilaku pengelolaan keuangan pada
penduduk usia kerja di Kota Semarang. Regresi
berganda digunakan untuk menganalisis data yang
Sikap terhadap keuangan (financial attitude)
yang dimiliki oleh individu dapat diwujudkan dikumpulkan melalui kuesioner yang disebarkan
karena literasi dan pengetahuan. Sementara kepada 400 orang yang termasuk dalam
itu, tingkat literasi penduduk usia kerja kelompok usia produktif di Kota Semarang. Hasil
(working-age) di Kota Semarang perlu untuk
diperbaiki. Kondisi ini dapat dilihat dari penelitian menunjukkan bahwa terdapat pengaruh
penyebaran penggunaan kartu kredit, aktivitas parsial dari sikap keuangan dan literasi keuangan
konsumsi yang berlebihan, dan tingkat terhadap perilaku pengelolaan keuangan. Namun,
pengetahuan umum yang rendah mengenai
lembaga-lembaga keuangan serta berbagai pengendalian diri tidak berpengaruh terhadap
produk dan layanan keuangan. perilaku pengelolaan keuangan.

3
PENDAHULUAN
• Minimnya tabungan, investasi, perencanaan dana darurat, dan pembiayaan aktivitas untuk masa yang
akan datang akan meningkat ketika perilaku keuangan masyarakat Indonesia cenderung konsumtif,
karena perilaku ini tidak sesuai dengan perilaku pengelolaan keuangan yang bertanggung jawab
(Herdjiono dan Damanik, 2016).
• Perkembangan teknologi telah membawa banyak perubahan dalam pola dan gaya hidup (Ida dkk.,
2020).
• Hasil survei Otoritas Jasa Keuangan (OJK) pada tahun 2016 menunjukkan bahwa hanya 29,66%
penduduk Indonesia yang memiliki pengetahuan, ketrampilan, kredibilitas, sikap, dan perilaku yang
memadai dalam menggunakan produk dan layanan keuangan.
• Maknanya adalah bahwa pada saat ini terdapat banyak anggota masyarakat yang masih membutuhkan
edukasi keuangan untuk meminimumkan risiko bagi mereka untuk mengalami persoalan keuangan
(Pradiningtyas dan Lukiastuti, 2019).

4
• Sikap keuangan merupakan penerapan prinsip-prinsip keuangan untuk menciptakan dan menjaga
nilai melalui pembuatan keputusan dan pengelolaan keuangan dengan sebaik-baiknya (Khairani dan
Alfarisi, 2019).
• Perilaku keuangan seseorang ditentukan oleh sikap keuangannya (Djou, 2019).
• Sikap keuangan didefinsikan sebagai pola pikir, pendapat, penilaian terhadap keuangan yang
diwujudkan dalam bentuk sikap tertentu (Humaira dan Sagoro, 2018).
• Indikator sikap keuangan pada setiap orang dapat diamati dari sikap mereka dalam mengelola uang
masuk dan keluar, investasi, dan menangani kecukupan uang bagi pemenuhan kebutuhannya
(Budiono, 2020).
• Fenomena sikap konsumtif dan membuang-buang uang sering terjadi pada penduduk berusia
produktif, termasuk para pelajar/mahasiswa (Andansari, 2018).
• Pelajar sebagai generasi milenial merupakan bagian besar dari masyarakat dan menjadi agen
perubahan, karena membawa perubahan pada semua bidang ekonomi (Asih dan Khafid, 2020).

5
PENDAHULUAN
• Literasi keuangan adalah aktivitas seseorang untuk meningkatkan pengetahuan dan ketrampilannya di
bidang keuangan (Setyawan dan Wulandari, 2020).
• Literasi keuangan yang rendah akan berdampak terhadap rendahnya keinginan untuk menabung dan
kebiasaan merencanakan pengeluaran untuk masa depan, serta akan membuat masyarakat bersikap
konsumtif dan sulit menjadi konsumen yang cerdas (Putri dkk., 2016).
• Penyebab rendahnya tingkat literasi keuangan adalah bahwa industri keuangan telah menjadi semakin
kompleks dan hanya sedikit orang yang dapat menghadapi perubahan ini (Ningtyas, 2019).
• Memahami literasi keuangan sangat penting, khususnya bagi generasi milenial yang lazimnya bersikap
konsumtif dan memiliki keterbatasan dalam mengelola keuangan dengan baik (Qurotaa’yun dan
Krisnawati, 2019).
• Tingkat literasi keuangan di Jawa Tengah pada tahun 2016 adalah 33,51% dan meningkat menjadi
47,83% pada tahun 2019 (Otoritas Jasa Keuangan, 2019).
• Peningkatan literasi keuangan menunjukkan terjadinya peningkatan pemahaman dan akses masyarakat
terhadap produk dan layanan keuangan (Tempo.co.id, 2019).
6
• Namun demikian, pada tahun 2016, jumlah transaksi dan sirkulasi kartu kredit di Indonesia terus
meningkat hingga tahun 2019 (Bank Indonesia, 2020).
• Masyarakat di Kota Semarang yang merupakan pengguna kartu kredit di mal-mal di Semarang
beralasan bahwa berbelanja menggunakan kartu kredit lebih mudah, praktis, dan terkadang
mendapatkan diskon ketika melakukan transaksi (Wibowo dan Athanasius, 2019).
• Para pengguna kartu kredit di Semarang kebanyakan adalah Wanita berusia antara 39-49 tahun yang
bekerja sebagai pengusaha dan mereka menggunakan kartu kredit sebanyak 1-3 kali dan bahkan 10
kali pada bulan lalu.
• Literasi keuangan terdiri atas kemampuan dan pengetahuan mengenai keuangan yang dimiliki oleh
seseorang, sehingga dirinya mampu mengelola atau menggunakan uang untuk memperbaiki standar
kehidupannya (Rumbianingrum dan Wijangka, 2018).

7
• Pengendalian diri merupakan ketrampilan seseorang untuk membaca situasi diri dan lingkungan sekitar (Udayanthi dkk., 2018).
• Pengendalian diri menjadi konstruk internal dan eksternal yang mengukur keyakinan seseorang terhadap kejadian-kejadian yang
terjadi pada kehidupannya, serta tindakan yang akan dilakukan (Muhidia, 2019).
• Terdapat perbedaan karakteristik di antara pengendalian diri internal dan eksternal.
• Contoh pengendalian diri internal adalah seseorang yang mengambil inisiatif atau memiliki kreativitas yang tinggi dan berpikir
secara efektif, sedangkan pengendalian diri eksternal memiliki keterbatasan dalam melakukan inisiatif atau kreativitas, serta selalu
berpikir bahwa terdapat hubungan di antara upaya yang dilakukan dengan keberhasilan dan minim dalam mencari informasi
(Saepuloh dan Sukaris, 2019).
• Sementara itu, pengendalian keuagan adalah suatu aktivitas mengevaluasi kesesuaian pengelolaan keuangan dengan yang
direncanakan atau dianggarkan (Wicaksono dan Nuryana, 2020).
• Pengendalian diri yang dimiliki berbeda pada setiap individu (Hidayah dan Bowo, 2018).
• Sekalipun terdapat banyak pengguna dan transaksi kartu kredit di Semarang, pengendalian diri yang dimiliki oleh mahasiswa
universitas swasta (terakreditasi B) di Semarang termasuk kategori tinggi, sehingga mereka dapat mengendalikan setiap bentuk
pengeluaran yang tidak penting dan dapat mengganggu pengelolaan keuangan (Pradiningtyas dan Lukiastuti, 2019).

8
PENDAHULUAN
• Individu yang dapat menerapkan suatu gaya hidup yang baik akan memiliki perilaku pengelolaan keuangan yang
baik pula (Shinta dan Lestari, 2019).
• Keuangan dapat dikelola dengan baik, sehingga terdapat keseimbangan di antara pendapatan dan pengeluaran
(Rizkiawati dan Asandimitra, 2018).
• Perilaku keuangan merupakan salah satu bagian terpenting dari keuangan seseorang dalam jangka pendek
maupun panjang (Wijaya dan Yanuar, 2021).
• Upah Minimum Kota (UMK) sebesar Rp 2,175,000 per bulan membuat Kota Semarang berada pada tempat
teratas di Jawa Tengah pada tahun 2020.
• Sementara, indeks harga konsumen di Semarang pada Desember telah meningkat yang berarti bahwa daya beli
dan tingkat inflasi di Semarang semakin tinggi(UGM, 2017).
• Hasil survei yang dilakukan oleh Susiana (2018) di komunitas Tambaklorok, Kota Semarang, menunjukkan bahwa
penduduk yang bekerja sebagai pegawai negeri sipil, pengolah ikan, dan nelayan dikategorikan sebagai memiliki
perilaku konsumtif yang impulsive, yaitu membeli barang dan jasa yang dibutuhkan tanpa perencanaan.
• Perilaku pengelolaan keuangan berhubungan dengan tanggung jawab seseorang dalam mengelola keuangan
(Suwatno dkk, 2019).
• Tanggung jawab keuangan adalah suatu proses mengelola uang dan aset-aset lainnya secara produktif
(Mardahleni, 2020). 9
• Mien dan Thao (2015) mengemukakan bahwa sikap keuangan dan literasi/pengetahuan keuangan
seseorang berhubungan secara signifikan dan positif terhadap perilaku pengelolaan keuangannya.
• Seseorang yang memiliki pengendalian diri akan terhindar dari perilaku pengelolaan keuangan yang
buruk.
• Pengetahuan keuangan, sikap keuangan, dan pengendalian diri pada para pelaku ekonomi kreatif di sub
sektor fashion di Kota Kediri berpengaruh signifikan terhadap perilaku pengelolaan keuangan mereka
(Mardhatillah dkk, 2020).
• Penelitian Bapat (2020) juga menemukan suatu hubungan di antara sikap keuangan, literasi keuangan,
dan pengendalian diri (internal) terhadap perilaku pengelolaan keuangan di kalangan pemuda.
• Penelitian ini ditujukan untuk menganalisis pengaruh parsial dan simultan dan sikap keuangan, literasi
keuangan, dan pengendalian diri terhadap perilaku pengelolaan keuangan pada penduduk usia produktif
di Kota Semarang.

10
• Kerangka penelitian ini disusun berdasarkan penelitian Mien dan Thao (2015)
yang menemukan bahwa sikap keuangan, literasi keuangan, dan pengendalian diri
mempengaruhi perilaku pengelolaan keuangan.
• Sampel yang digunakan adalah penduduk usia kerja di Kota Semarang, dengan
jumlah sampel ditentukan berdasarkan Rumus Slovin.
• Jumlah sampel minimal yang digunakan adalah 400 responden.

11
MODEL REGRESI
LINIER BERGANDA

12
KESIMPULAN
1. Sikap keuangan berpengaruh signifikan dan positif terhadap perilaku pengelolaan
keuangan.
2. Literasi keuangan berpengaruh signifikan dan positif terhadap perilaku
pengelolaan keuangan.
3. Pengendalian diri tidak berpengaruh terhadap perilaku pengelolaan keuangan.
4. Sikap keuangan, literasi keuangan, dan pengendalian diri berpengaruh secara
simultan terhadap perilaku pengelolaan keuangan.

13
THANK YOU!
SENANTIASA JAGA KESEHATAN!

Anda mungkin juga menyukai