Anda di halaman 1dari 51

Pengaruh Literasi Keuangan dan Perilaku Keuangan Terhadap Keputusan

Menabung di BPRS Carana Kiat Andalas Padang Lua

(Studi Kasus Nasabah BPRS Carana Kiat Andalas di Pasar Padang Lua)

A. Latar Belakang Masalah

Kegiatan mengelola keuangan harus dilakukan dengan cermat seiring

dengan pesatnya perkembangan ekonomi di era glibalisasi. Keputusan atas dana

yang digunakan dapat dihasilkan dari kegiatan tersebut. Saat ini perlu memiliki

pengetahuan serta wawasan terhadap pengelolaan keuangan. Semakin sering

seseorang menghadapi serta intens menghadapi permasalahan ekonomi,

pengetahuan mengenai keuangan yang dimilikinya kemungkinan besar sehingga

digunakan sebagai dasar pertimbangan yang baik dalam keputusan pengelolaan

sumber keuangannya. Pengetahuan serta pemahaman harus dimiliki pada setiap

individu, hal tersebut dapat memaksimalkan penggunaan instrument-instrumen

dan produk-produk financial yang ada sehingga keputusan yang tepat dapat

diambil oleh individu tersebut. Salah satunya adalah dengan melakukan kegiatan

investasi yang dapat menaikan taraf hidup seseorang.

Menabung merupakan cara untuk melatih seseorang untuk berhemat

dengan mengelola keuangan secara baik demi menjamin terpenuhinya kebutuhan

dimasa yang mendatang. Menabung juga dapat memberikan manfaat untuk

negara dalam hal mendukung berkembangnya investasi yang akan menghasilkan

pertumbuhan ekonomi negara. Indonesia dengan jumlah populasi sekitar 272 juta

jiwa dengan rata-rata rasio tabungan rumah tanggan Indonesia terhadap total

pendapatan relatif rendah yakni 8,5%. Rumah tangga yang memiliki pendapatan

1
paling rendah hanya memiliki rasio tabungan sebesar 5,2% sedangkan rumah

tangga Indonesia yang berpendapatan paling tinggi memiliiki rasio tabungan

hanya 12,60%. Selain itu tingkat kepemilikan rekening masih rendah yaitu

sebesar 19% dari total penduduk Indonesi yang berusia diatas 15 tahun.

Dalam meningkatkan budaya menabung di Indonesia, pemerintah

menyusun strategi keuangan nasional inklusif (SKNI) yang menargetkan 75%

penduduk Indonesia dapat menabung pada tahun 2019. Program tersebut di

realisasikan melalui suatu program yakni gerakan ayo menabung serta memiliki

prilaku menabung secara berkala demi meningkatkan pertumbuhan ekonomi di

Indonesia. Target dari program ini yakni pemuda, pelajar serta mahasiswa. Para

target merupakan generasi milenial ini memiliki peran besar dalam pertumbuhan

ekonomi dikemudian hari.1

Prilaku menabung secara berkala penting untuk dimiliki karena menabung

memiliki fungsi untuk memenuhi kebutuhan yang akan datang. Tanpa adanya

tabungan, para generasi milenial akan mengalami kesulitan secara finansial pada

kondisi tertentu. Dengan demikian para generasi milenial perlu memahami

tentang pengelolaan keuangan atau memiliki tingkat literasi keuangan yang baik.

Literasi keuangan dimanfaatkan untuk mengetahui layanan, suatu lembaga

serta produk jasa keuangan, dan juga didalamnya tentang upaya meningkatkan

kesejahteraan seseorang melalui perubahan yang berkaitan dengan sikap serta

perilaku keuangan seseorang.

1
Amanita Novi Yushita, Pentingnya Literasi Keuangan Bagi Pengelolaan Keuangan
Pribadi, Volume 6, No.1, 2007, Hal 15

2
Literasi keuangan merupakan kebutuhan yang mendasar yang penting

untuk dimiliki setiap orang agar terhindar dari berbagai masalah finansial.

Otoritas Jasa Keuangan menyatakan bahwa secara defenisi literasi keuangan

diartikan sebagai kemampuan untuk memahami, sehingga literasi keuangan

mempunyai arti yaitu kemampuan mengelola dana yang dimiliki agar

berkembang dan agar terciptanya kehidupan yang sejahtera dimasa yang akan

datang. OJK menyatakan bahwasa misi penting dari program literasi keuangan

adalah untuk melakukan edukasi dibidang keuangan kepada masyarakat di

Indonesia agar dapat mengelola keuangan secara cerdas, supaya tingkat

pengetahuan yang rendah tentang industri keuangan dapat diatasi, kemudian

masyarakat tidak mudah tertipu oleh produk-produk investasi yang menawarkan

keuntungan tinggi dalam jangka pendek tanpa mempertimbangkan resikonya.2

Literasi keuangan memiliki ikatan dengan kehidupan manusia yang mana

literasi keuangan merupakan dasar pengambilan keputusan oleh individu dalam

mengelola keuangan. Literasi keuangan yang baik dapat menciptakan

perencanaan keuangan yang baik pula. Sebaliknya, literasi keuangan yang buruk

dapat berdampak dalam pengambilan keputusan yang kurang tepat terhadap

perencanaan keuangan.

Otoritas Jasa Keuangan (OJK) merilis hasil survei nasional bahwa tingkat

persentase literasi keuangan di Indonesia naik dari 21% pada tahun 2013

menjadi 40% pata tahun 2020. Dari sisi produk, literasi keuangan juga masih

dipimpin oleh perbankan, yaitu naik dari 28,9% pada tahun 2016 menjadi

2
https://www.ojk.go.id diakses pada 21 Oktober 2021 pukul 22.32 WIB

3
36,12% pada tahun 2020, asuransinaik dari 15,8% menjadi 19,40%, dana pension

naik dari 10,9% menjadi 14,13%. Kemudian pasar modal naik dari 4,4%

menjadi 4,92%,lembaga pembiayaan naik dari 13% menjadi 15,17%,

penggadaian dari 17,8% menjadi 17,81% dan lembaga keuangan mikro

meningkat dari nol menjadi 0,82%.

Berdasarkan provinsi, persentase tertinggi masih berada di DKI Jakarta

yang terus mengalami peningkatan dari 59,16% menjadi 94,76% selama periode

yang sama. Begitu pula di daerah Bali yang mengalami peningkatan jumlah

persentase dari 38,06% menjadi 92,91%. Namun, masih ada dibeberapa provinsi

lainnya yang memiliki persentase yang cukup rendah seperti di Papua dan Papua

Barat. Meskipun terus meningkat, indeks inklusi keuanga n Indonesia masih di

bawah Thailand yang mencapai 76% dan Malaysia 85%. 3

Pernyataan Sondang Marta selaku kepala Departemen Literasi dan Iklusi

Keuangan OJK terdapat sekitar 70 orang dari 100 yang mempunyai produk

keuangan sementara hanya 30 orang mampu memahami terkait keuangan.

Kurangnya literasi keuangan pada masyarakat berdampak pada kehidupan

sekarang dan masa depan, hal tersebut dapat menimbulkan dampak yang buruk.

Prilaku keuangan (Behavior Finance) atau tingkah laku menjadi dasar analisis

investasi/menabung dengan menggunakan ilmu psikolog dan ilmu keuangan.

Pada saat mengambil keputusan menabung individu relatif didominasi oleh

expected utility theory. Expected utility theory merupakan suatu keputusan yang

3
Ibid, diakses pada 21 Oktober 2021 pukul 24.12 WIB

4
mengandung resiko dan bertujuan untuk meraih hasil yang maksimal. 4 Teori ini

menganggap bahwa individu yang mengambil keputusan sudah bersifat rasional,

namun sering kali mengambil keputusan tidak bersifat rasional pada saat

menentukan pilihannya. Prilaku manusia dalam mengambil keputusan didasarkan

pada faktor psikologis, mengambil suatu keputusan yang beresiko dapat diartikan

sebagai sebuah pilihan atau gamble.

Manurung menyatakan bahwa individu dalam berinvestasi/menabung tidak

hanya menggunakan estimasi pada prospek instrument tabungannya, tetapi faktor

psikologi juga memiliki peran dalam menentukan pengambilan keputusan.

Mempelajari bagaimana faktor psikologi yaitu emosional dapat mempengaruhi

keputusan keuangan, dan pasar keuangan dinyatakan oleh Novsinger dengan

mendefenisikan teori prilaku keuangan yaitu ilmu yang mempelajari bagaimana

manusia secara aktual berprilaku dalam keputusan terkait keuangan. Prilaku

keuangan (Behavior Finance) tersebut merupakan pendekatan yang menjelaskan

bagaimana manusia melakukan investasi atau kegiatan yang berhubungan dengan

keuangan dipengaruhi oleh faktor psikologi.

Perilaku keunagan berhubungan dengan tanggung jawab keuangan

seseorang terkait dengan cara pengelolaan keuangan. Perilaku keuangan yang

sehat ditunjukkan dengan aktivitas perencaan, pengelolaan serta pengendalian

keuangan yang baik. Seseorang yang memiliki perilaku keuangan yang

bertanggung jawab cendrung efektif dalam penggunaan uang yang dimilikinya,

4
Tversky & Kahneman, The Framing Of Decision And The Psychology Of Choice, 1981 Hal
453

5
seperti membuat anggaran, menghemat uang dan mengotrol belanja, investasi,

serta membayar kewajiban tepat waktu.

Menurut Survei World Bank masyarakat berpenghasilan rendah masih

belum membutuhkan layanan dan produk perbankan diakibatkan beberapa hal,

yaitu merasa uang yang dimiliki belum cukup, belum adanya pekerjaan tetap dan

masih pengangguran, tidak ada manfaat yangb berhubungan dengan pihak bank,

tidak membutuhkan kredit, tidak memiliki jaminan untuk meminjam, tidak

memiliki kemampuan untuk menyicil, masih ada rasa tidak percaya diri dan rasa

tidak nyaman dengan pihak perbankan sebagai pihak kedua yang mengelola uang

yang dimiliki, adanya anggapan mahal dalam biaya transaksi, tidak adanya

pengetahuan yang cukup tentang produk atau layanan perbankan. Kondisi ini

yang menyebabkan masih gagal dalam pencapaian inklusi keuangan pada

masyarakat miskin atau berpenghasilan rendah. Hal ini terlihat pada nasabah

BPRS Carana Kiat Andalas dimana dengan adanya metode jemput bola yang

dilakukan oleh pihak BPRS kepada nasabahnya untuk memberikan pengetahuan

keuangan kepada nasabah secara langsung agar nasabahnya dapat

mempertimbangan keuntungan yang didapatkan dari menabung di BPRS Carana

Kiat Andalas.. Dari penelitian awal yang dilakakan peneliti terhadap nasabah

BPRS Carana Kiat Andalas di pasar Padang Lua terlihat bahwa nasabah masih

banyak yang belum paham mengenai pengetahuan keuangan dan kurang baiknya

perilaku keuangan nasabah ditunjukkan dengan kurangnyaa perencanaan

keuangan, pengelolaan serta pengendalian keuangan yang kurang baik.

6
Berdasarkan uraian diatas makapeneliti tertarik untuk melakukan penelitian

dengan judul “PENGARUH LITERASI KEUANGAN DAN PERILAKU

KEUANGAN TERHADAP KEPUTUSAN MENABUNG DI BPRS

CARANA KIAT ANDALAS PADANG LUA” (Studi Kasus Nasabah BPRS

Carana Kiat Andalas di Pasar Padang Lua).

B. Identifikasi dan Batasan Masalah

1. Identifikasi Masalah

a. Masih sedikitnya nasabah BPRS Carana Kiat Andalas yang mengerti

tentang pengetahuan keuangan ditunjukkan pada saat pengambilan

keputusan nasabah untuk menabung nasabah belum mengerti manfaat

yang akan didapatkan.

b. Masih kurang baiknya perilaku keuangan nasabah BPRS Carana Kiat

Andalas ditunjukkan dengan kurangnya perancanaan keuangan,

pengelolaan serta pengendalian keuangan.

2. Batasan Masalah

Batasan masalah dilakukan agar peneliti lebih fokus dan spesifik pada

variable-variabel yang akan diteliti. Berdasarkan latar belakang masalah di

atas maka batasan penelitian ini adalah literasi keuangan dan perilaku

keuangan terhadap keputusan menabung di BPRS Carana Kiat Andalas

Padang Lua. Disamping itu dalam penelitian yang dilakukan terdapat

beberapa keterbatasan sebagai berikut :

7
a. Responden dalam penelitian ini yaitu nasabah BPRS Carana Kiat Andalas

yang menabung dan yang ingin menabung di BPRS Carana Kiat Andalas.

b. Variabel bebas dalam penelitiaan ini adalah literasi keuangan dan

perilaku keuangan. Sedangkan variabel terikat penelitian ini adalah

keputusan menabung di BPRS Carana Kiat Andalas.

C. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, permasalahan dalam penelitian ini dapat

dirumuskan sebagai berikut:

1. Apakah literasi keuangan berpengaruh terhadap keputusan nasabah

menabung di BPRS Carana Kiat Andalas?

2. Apakah perilaku keuangan berpengaruh terhadap keputusan nasabah

menabung di BPRS Carana Kiat Andalas?

3. Apakah literasi keuangan dan perilaku keuangan secara bersama-sama

mempengaruhi keputusan nasabah menabung di BPRS Carana Kiat Andalas?

D. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan yang ingin dicapai

dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui pengaruh tingkat literasi keuangan terhadap keputusan

nasabah menabung di BPRS Carana Kiat Andalas

2. Untuk mengetahui pengaruh tingkat perilaku keuangan terhadap keputusan

nasabah menabung di BPRS Carana Kiat Andalas

8
3. Untuk mengetahui pengaruh literasi keuangan dan perilaku keuangan secara

bersama-sama terhadap keputusan nasabah menabung di BPRS Carana Kiat

Andalas

E. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi berbagai pihak,

antara lain:

1. Bagi Peneliti.

a. Untuk memperoleh gelar sarjana pada program studi S1 Perbankan

Syariah.

b. Untuk mengasah kemampuan meneliti dalam menjawab permasalah nyata

dalam kehidupan sehari-hari, terutama yang terkait dengan pengaruh

literasi keuangan dan prilaku keuangan terhadap keputusan menabung.

c. Untuk meningkatkan dan memperluas, serta mengembangkan

pemahaman keilmuan peneliti.

2. Bagi Akademisi

a. Penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai referensi yang berkaitan

dengan masalah pengaruh literasi keuangan dan prilaku keuangan

terhadap keputusan menabung.

b. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan tambahan pengetahuan dan

dapat dijadikan sebagai motivasi untuk melakukan penelitian di masa

mendatang.

3. Bagi Praktisi

9
Penelitian ini diharapkan dapat membantu pihak institut, khususnya

Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam IAIN Bukittinggi sebagai pertimbangan

dalam mengambil keputusan untuk melakukan kerjasama dengan perbankan

terkait fasilitas pelayanan untuk mahasiswa.

F. Penjelasan Judul

Sebelum menguraikan proposal ini lebih lanjut, terlebih dahulu akan

dijelaskan pengertian judul dengan maksud untuk menghindari kesalahpahaman

pengertian. Proposal skripsi yang berjudul “Pengaruh Literasi Keuangan Dan

Perilaku Keuangan Terhadap Keputusan Menabung Di BPRS Carana Kiat

Andalas “ yaitu:

Pengaruh : Kekuatan yang ada atau yang timbul dari sesuatu,

seperti orang, benda yang turut membentuk watak,

kepercayaan, atau perbuatan seseorang.5

Literasi keuangan : Sebuah pengetahuan dasar yang haru sdimiliki oleh

masyarakat agar dapat melaksanakan manajemen

keuangan rumah tangga yang efektif dan efisien.6

Perilaku keuangan : Studi yang mempelajari bagaimana fenomena

psikologi mempengaruhi tingkah laku keuangannya.7

5
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia,
(Jakarta: Balai Pustaka, 1996) Hal 743
6
Afrida Ikrimah, Dkk, Panduan Pengelolaan Remitasi Pada Rumah Tangga Untuk Kegiatan
Ekonomi Produktif, (Absolute Media, 2020) Hal 20
7
Hersh Shefrin, Behavioral Risk Management: Managing The Psycology That Drives
Decisions And Influences Operational Risk, (Springer, 2016) Hal 113

10
Keputusan : Sebagai pemilihan yang didasarkan kriteria tertentu

atas dua atau lebih alternatif yang mungkin.8

Menabung : salah satu cara dalam pengelolaan keuangan yang

bertujuan untuk menyiapkan dana cadangan di masa

depan.9

BPRS : bank syariah yang melaksanakan kegiatan usaha

berdasarkan prinsip syariah, yang dalam kegiatannya

tidak memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran.10

Jadi, maksud judul di atas adalah untuk melihat seberapa besar tingkat

pengaruh literasi keuangan dan perilaku keuangan terhadap keputusan menabung

di BPRS Carana Kiat Andalas (Studi Kasus Nasabah BPRS Carana Kiat Andalas

di Pasar Padang Lua).

G. Landasan Teori

1. Literasi keuangan (Financial Literacy)

Keuangan merupakan aspek penting yang melekat dalam kehidupan

masyarakat luas. Pengetahuan keuangan yang dimiliki dapat menentukan

produk-produk keuangan yang dapat mengoptimalkan keputusan

keuangannya. Pengetahun tentang keuangan menjadi sangat penting bagi

8
http://gurupendidikan.co.id diakses pada 22 Oktober 2021 pukul 20.01
9
https://www.cimbniaga.co.id diakses pada 22 Oktober 2021 pukul 21.00
10
https://www.ojk.go.id di akses pada 22 Oktober 2021 pukul 21.43

11
individu agar tidak salah dalam membuat keputusan keuangan nantinya. 11

Jika pengetahuan keuangan yang mereka miliki kurang, akan mengakibatkan

kerugian bagi individu tersebut, baik sebagai akibat dari adanya inflasi

maupun penurunan kondisi perekonomian di dalam maupun di luar negeri.

Literasi keuangan merupakan pengetahuan keuangan dan kemampuan

untuk mengaplikasikannya (Knowledge and Ability).12 Literasi keuangan

dapat diartikan sebagai pengetahuan untuk mengelola keuangan. Semakin

tinggi tingkat literasi keuangan yang dimiliki seseorang akan menghasilkan

perilaku keuangan yang bijak dan pengelolaan keuangan yang efektif.13

Otoritas jasa keuangan mendefenisikan literasi keuangan sebagai

tingkat pengetahuan, keterampilan dan keyakinan serta produk dan jasanya,

yang dituangkan dalam parameter atau ukuran litterasi. Pengungkapan indeks

literasi ini sangat penting dalam melihat peta sesunggguhnya mengenai

tingkat pengetahuan masyarakat terhadap fitur, manfaat dan resiko, hak dan

kewajiban mereka sebagai pengguna produk dan jasa keuangan.14

Literasi keuangan terdiri dari sejumlah kemampuan dan pengetahuan

mengenai keuangan yang dimiliki oleh seseorang untuk mampu mengelola

11
Farah Margaretha, Dan Sari, M, S, Tingkat Literasi Keuangan Pada Mahasiswa S1f
akultas Ekonomi. JM K, (Jakarta : Universitas Trisakti), Volume 17 No.1, 2015, Hal 81
12
Lusardi A. & Mitchell O.S, Financial Literacy Among The Young: The Journal Of
Consumers Affair, Volume 44 No.2, 2010, Hal 358-380
13
Moch, Zakki Zahriyan, Pengaruh Literasi Keuangan Dan Sikap Terhadap Uang Pada
Perilaku Pengeolaan Keuangan Keluarga, Jurnal, STIE Perbanas, Surabaya, Hal 3
14
Otoritas Jasa Keuangan, Strategi Nasional Literasi Keuangan Indonesia, Jakarta, 2013

12
atau menggunakan sejumlah uang untuk meningkatkan taraf hidupnya dan

bertujuan untuk mencapai kesejahteraan.15

2. Dimensi Literasi Keuangan (Financial Literacy)

Financial Literacy mencakup beberapa dimensi keuangan yang harus

dikuasai. Beberapa dimensi Financial Literacy yang meliputi pengetahuan

umum keuangan, tabungan dan pinjaman, asuransi, serta investasi.16

a. Pengetahuan umum tentang keuangan

Pengetahuan tentang keuangan mencakup pengetahuan keuangan

pribadi, yakni bagaimana mengatur pendapatan dan pengeluaran seta

memahami konsep dasar keuangan. Konsep dasar keuangan tersebut

mencakup perhitungan tingkat bunga sederhana, bunga majemuk,

pengaruh inflasi, opportunity cost, nilai waktu uang, likuiditas suatu asset,

dan lain-lain.

b. Simpanan dan pinjaman

Simpanan dan pinjaman (saving and borrowing) merupakan produk

perbankan yang lebih dikenal sebagai tabungan dan kredit. Tabungan

(saving) merupakan sejumlah uang yang disimpan untuk kebutuhan di

masa depan. Seseorang yang memiliki pendapatan yang lebih tinggi

dibandingkan pengeluarannya akan cenderung menyimpan sisa uangnya

tersebut. Bentuk simpanan bisa berupa tabungan dalam bank atau

tabungan dalam bentuk deposito. Sedangkan pinjaman (borrowing)


15
Lusardi, A Dan O.S. Mitchell, The Economic Importance Of Financial Literacy:Theory
And Evidence, Jurnal Of Economic Literature 2014. 52(1), 2014, Hal 24
16
Amenita Novi Yushita, Pentingnya Literasi Keuangan Bagi Pengelolaan Keuangan
Pribadi, Jurnal Nominal/Volume VI, No. 1, 2017 Hal 18-20

13
merupakan suatu fasilitas untuk melakukan peminjaman uang dan

membayarnya kembali dalam jangka waktu tertentu dengan pemberian

bunga.

c. Asuransi

Asuransi merupakan suatu bentuk perlindungan secara finansial

yang bisa dilakukan dalam bentuk asuransi jiwa, asuransi properti,

asuransi pendidikan dan asuransi kesehatan. Tujuan dari asuransi adalah

untuk mendapatkan ganti rugi apabila terjadi hal yang tidak terduga

seperti kematian, kehilangan, kecelakaan atau kerusakan. Asuransi

melibatkan pihak tertanggung untuk melakukan pembayaran premi secara

berkala dalam suatu waktu tertentu yang berguna sebagai ganti polis yang

menjamin perlindungan yang diperoleh dari pihak tertanggung.

d. Investasi

Investasi adalah menyimpan atau menempatkan uang agar bisa

bekerja sehingga dapat menghasilkan uang yang lebih banyak. Cara yang

sering digunakan seseorang dalam berinvestasi yakni dengan meletakkan

uang ke dalam surat berharga termasuk saham, obligasi dan reksadana

atau dengan memiliki real estate.

3. Aspek-aspek Literasi Keuangan

Aspek dalam literasi keuangan yang dapat membantu masyarakat

dalammengatur keuangannya untuk berinvestasi yaitu:

a. Manajemen uang (Money Management)

14
Manajemen uang terkait dengan kemampuan seseorang dalam

menganalisis pendapatannya untuk kebutuhan prioritas dan membuat

anggaran.

b. Tabungan dan investasi (Saving and Investment)

Tabungan merupakan bagian pendapatan yang tidak digunakan

untuk konsumsi. Masyarakat yang memiliki penghasilan yang lebih tinggi

dari kebutuhannya mempunyai kesempatan untuk menabung. Kegiatan

tersebut tentunya untuk mendapatkan keuntungan. Menurut Kapoor,

sebagamana dikutip oleh Rina El maza, ada enam faktor yang perlu

dipertimbangkan dalam pemilihan tabungan, yaitu:

1) Tingkat pengembalian (persentase kenaikan tabungan)

2) Inflasi (perlu dipertimbangkan dengan tingkat pengembalian karena

dapat mengurangi daya beli)

3) Pertimbangan-pertimbangan pajak

4) Likuiditas (kemudahan dalam menarik dana dalam jangka pendek

tanpa kerugian atau dibebani fee)

5) Keamanan (ada tidaknya proteksi terhadap kehilangan uang jika bank

memngalami kesulitan keuangan)

6) Pembatasan-pembatasan dan fee (penundaan atas pembayaran bunga

yang dimasukkan dalam rekening dan pembebanan fee suatu transaksi

tertentu untuk penarikan deposito).17

17
Rina El Maza, Literasi Keuangan Masyarakat Kota Metro Terhadap Produk Investasi
Pada Asuransi Syariah Dan Deposito Syariah, Dalam Jurnal Adzkiya, (Lampung: IAIN Metro
Lampung), Volume. 05, No. 01 Maret 2017, Hal 166

15
Investasi merupakan upaya yang dilakukan seseorang untuk

mendapatkan keuntungan yang berlipat ganda. Sehingga keputusan

seseorang dalam berinvestasi memiliki banyak instrumen investasi yang

dapat menjadi pilihan individu, seperti asset rill seperti asset tanah,

property, emas, maupun asset keuangan seperti saham, obligasi, sertifikat

deposito dan reksadana. Kapoor menjelaskan bahwa dalam berinvestasi

ada lima faktor yang memengaruhi pilihan investasi, yaitu:

1) Keamanan dan resiko

2) Komponen dan faktor resiko

3) Pendapatan investasi

4) Pertumbuhan investasi

5) Likuiditas.18

4. Faktor-faktor yang mempengaruhi literasi

Setiap orang memiliki tingkat literasi yang berbeda-beda, Monticone

yang di kutip oleh Nadya, dkk menjelaskan bahwa tingkat literasi keuangan

seseorang dipengaruhi oleh beberapa faktor, sebagai berikut:

a. Karakteristik demografi

Perempuan dan etnis minoritas memiliki pengetahuan yang rendah,

sementara individu yang berpendidikan yang memiliki pengetahuan

financial atau melek keuangan yang lebih besar. Pengetahuan tentang

keuangan berkorelasi positif dengan kekayaan atau penghasilan. Laki-laki

memiliki pengetahuan keuangan dan ekonomi makro yang lebih baik.


18
Ibid, hal. 166-167

16
b. Latar belakang keluarga

Selain faktor sosio-demografis melek financial atau pengetahuan

tentang keuagan dipengaruhi oleh latar belakang keluarga terutama

pendidikan keluarga. Bahwasanya pendidikan orang tua mempengaruhi

pengetahuan seseorang tentang keuangan.

c. Kekayaan

Individu yang kaya memiliki insentif yang lebih besar untuk

memiliki pengetahuan financial (financial literacy).

d. Preferensi waktu

Pada preferensi waktu, individu dapaat menjelaskan siapa yang

akan dan siapa yang tidak akan memilih untuk memiliki pengetahuan

finansial.19

5. Manfaat Literasi Keuangan

Literasi sebagai salah satu literasi dasar menawarkan seperangkat

pengetahuan dan keterampilan untuk mengelola sumber daya keuangan

secara efektif untuk kesejahteraan hidup sekaligus kebutuhan dasar bagi

setiap orang untuk meminimalisasi, mencari solusi, dan membuat keputusan

yang tepat dalam masalah keuangan. Literasi keuangan juga memberikan

pengetahuan tentang pengelolaan dan pemanfaatan sumber daya sebagai

amunisi untuk pembentukan dan penguatan sumber daya manusia Indonesia

yang kompeten, kompetitif, dan berintegrasi dalam menghadapi persaingan di

19
Nadya, Dkk, Analisis Tingkat Literasi Keuangan Pada Dosen Universitas Telkom 2016,
Dalam Jurnal Ekonomi, (Bandung: Universitas Telkom), Volume 11, No. 2, 2017 Hal 77

17
era globalisasi dan pasar bebas dan juga sebagai warga negara dan warna

dunia yang bertanggung jawab dalam pelestarian alam dan lingkungan dalam

pemenuhan kebutuhan hidup dan kesejahteraan.20

Literasi keuangan merupakan suatu keharusan bagi tiap individu agar

terhindar dari masalah keuangan karena individu seringkali dihadapkan pada

trade off yaitu situasi dimana seseorang harus mengorban salah satu

kepentingan demi kepentinngan lainya.21

Literasi keuangan dapat membantu individu agar terhindar dari

masalah keuangan. Kesulitan keuangan bukan hanya fungsi dari pendapatan

semata (rendahnya pendapatan) kesulitan keuangan juga dapat muncul jika

terjadi kesalahan dalam pengelolaan keuangan (miss management) seperti

kesalahan penggunaan kredit dan tidak adanya perencanaan keuangan..22

6. Perilaku Keuangan

Perilaku keuangan adalah sikap dan tingkah laku seseorang dalam

mengelola keuangannya. Tindakan konsumsi dan menabung digunakan

sebagai simbol dari perilaku keuangan seseorang. Perilaku keuangan juga

merupakan gambaran seseorang bagaimana bersikap dan dihadapkan dengan

keputusan keuangan yang harus diambil. Seseorang yang mengambil

keputusan mengelola keuangannya tidak akan mengalami kesulitan di masa

yang akan datang dan memperlihatkan perilaku yang sehat sehingga mampu

20
Farinia Fianto, Dkk, Gerakan Literasi Nasional, (Jakarta : Kemendikbud, 2017), Hal.5
21
Nujmatul Laily, Pengaruh Literasi Keuangan Terhadap Perilaku Mahasiswa Dalam
Mengelola Keuangan, Dalam Jurnal Contente, (Malang: Universitas Negeri Malang), Volume 1, No.
4, 2013, Hal 3
22
Fariani Fianto, dkk, Op. cit, hal. 77

18
menentukan skala prioritas tentang apa yang menjadi kebutuhan dan

keinginannya.23

Perilaku keuangan (Behavior Finance) berhubungan dengan tanggung

jawab seseorang dalam mengelola keuangannya. Tanggung jawab keuangan

yang dimaksud adalah bagaimana proses pengelolaan uang dan asset lainnya

dengan cara yang efektif. Beberapa elemen yang mampu mengelola

keuangan secara efektif seperti, pengaturan anggaran, menilai perlunya

pembelian dan utang pensiun dalam jangka waktu yang wajar. Tugas utama

pengelolaan uang adalah proses penganggaran. Proses penganggaran

bertujuan untuk memastikan bahwa individu mampu mengelola kewajiban

keuangan secara tepat waktu dengan penghasilan yang diterima dalam

periode tertentu.

Perilaku keuangan adalah cara dimana seseorang berperilaku secara

signifikan akan mempengaruhi kesejahteraan keuangannya. Oleh karena itu,

sangat penting untuk menangkap bukti dari dimensi perilaku dalam ukuran

literasi keuangan. Financial Behavior adalag kemampuan seseorang dalam

mengatur perencanaan, penganggaran pengendalian, pencarian dan

penyimpanan dana keuangan sehari-hari. Munculnya perilaku keuangan ini

merupakan dampak dari besarnya hasrat seseorang untuk memenuhi

kebutuhan hidupnya sesuai dengan tingkat pendapatan yang diperoleh.24

23
A.H Manurung, Perilaku Keuangan (Behavior Finance), 2012, Hal. 76
24
Irmani Dan N. Kholillah, Study Financial Management Behavior Pada Masyarakat
Surabaya, Journal Of Business And Banking, Volume 3, No. 1, 2013. Hal 21

19
Perilaku keuangan berhubungan dengan bagaimana seorang individu

memperlakukan, mengelola dan menggunakan sumber daya yang ada.

Nababan dan Sadalia (2012) mengemukakan indikator atau prilaku

keuangan sebagai berikut:

a. Membuat anggaran pengeluaran dan belanja

b. Mencatat pengeluaran harian dan belanja (harian Bulanan)

c. Menyediakan dana untuk pengeluaran tidak terduga

d. Menabung secara periodic

e. Membandingkan harga antar toko atau swalayan atau supermarket

sebelum memutuskan untuk melakukan pembelian

Menurut Zawiyah Ahmad dkk indikator perilaku keuangan dapat

dilihat dari, sebagai berikut:

a. Perencanaan keuangan bulanan

b. Selalu mengulas pengeluaran

c. Mencatat setiap pengeluaran

d. Mengetahui seluruh asset yang dimiliki

e. Menabung setiap bulan

f. Selalu meninjau posisi keuangan

g. Investasi atau menabung

h. Memiliki tabungan yang digunakan dalam keadaan darurat

Perilaku keuangan seseorang dapat dilihat dari empat hal menurut Dew

dan Xiao yaitu:

20
a. Konsumtion

Konsumsi adalah pengeluaran oleh rumah tanggan atas berbagai

barang atau jasa.

b. Cash Flow Management

Arus kas adalah kemampuan seseorang untuk membayar segala

biaya yang dimilikinya, manajemen arus kas yang baik adaah tindakan

penyeimbangan, masukan uang tunai dan pengeluaran. Cash flow

management merupakan laporan yang menunjukkan arus kas masuk

(pendapatan) atau arus kas keluar.

c. Saving and Investment

Tabungan dapat diarttikan sebagai bagian dari pendapatan yang

tidak dikonsumsi dalam periode tertentu. Uang harus disimpan untuk

membayar keperluan yang tidak terduga. Investasi adalah pengalokasian

atau menanamkan sumber daya yang mempunyai jangka waktu relatif

panjang dalam bidang usaha.

d. Credit Management

Manajemen utang adalah kemampuan seseorang dalam

memanfaatkan utang agar tidak membuat seseorang tersebut mengalami

kebangkrutan atau dapar diartikan sebagai pemanfaatan utang untuk

meningkatkan kesejahteraan.

Landasan mengenai perilaku pengelolaan keuangan dalam Al-

Quran terkandung dalam Q.S Al-Hasyr ayat 18:

21
‫وا هّٰللا َ ۗاِ َّن‬RRُ‫ت لِ َغ ۚ ٍد َواتَّق‬
ْ ‫ٰيٓاَيُّهَا الَّ ِذي َْن ٰا َمنُوا اتَّقُوا هّٰللا َ َو ْلتَ ْنظُرْ نَ ْفسٌ َّما قَ َّد َم‬
‫ا‬RRRRRR‫ ٌر ۢبِ َم‬RRRRRRْ‫هّٰللا َ َخبِي‬
‫تَ ْع َملُ ْو َن‬
Artinya: “Wahai orang-orang yang beriman! Bertakwalah kepada Allah

dan hendaklah setiap orang memperhatikan apa yang telah

diperbuatnya untuk hari esok (akhirat), dan bertakwalah

kepada Allah. Sungguh, Allah Mahateliti terhadap apa yang

kamu kerjakan”.

Ayat di atas mengajak kaum muslimin untuk berhati-hati jangan

sampai mengalami nasib seperti kaum yahudi dan munafik yang

mendapat siksa dunia dan akhirat. Allah berfirman “hai orang-orang

yang beriman, bertaqwalah kepada Allah yakni hindarilah siksa yang

dapat dijatuhkan Allah dalam kehidupan dunia dan akhirat dengan jalan

melaksanakan perintah-Nya sekuat kemampuan kamu dan menjauhi

larangan-Nya, dan hendaklah setiap diri memperhatikan apa yang telah

dikedepankannya, yakni amal shaleh yang telah diperbuatnya, untuk hari

esok yang dekat yakni akhirat”.

Perintah untuk memperhatikan apa yang telah diperbuat untuk hari

esok dipahami oleh Thabathaba I sebagai perintah untuk melakukan

evaluasi terhadap amal-amal yang telah dilakukan. Dituntut untuk

memperhatikan kembali agar menyempurnakan bila telah baik, atau

memperbaikinya bila masih ada kekurangannya, sehingga jika tiba

22
saatnya diperiksa, tidak ada lagi kekurangan dan barang tersebut tampil

sempurna. Setiap mukmin dituntut untuk melakukan hal tersebut.25

7. Pengertian Pengambilan Keputusan

Pengambilan keputusan adalah proses penelusuran masalah yang

berawal dari latar belakang masalah, identifikasi masalah, hingga kepada

terbentuknya kesimpulan atau rekomendasi itulah yang selanjutnya dipakai

dan digunakan sebagai pedoman basis dalam pengambilan keputusan. 26

Menurut Schiffman dan Kanuk, sebagai mana dikutip oleh yuniarti,

pengambilan keputusan adalah pemilihan suatu tindakan dari dua atau lebih

pilihan alternative. Seseorang yang hendak melakukan pilihan harus memiliki

pilihan alternative. Contohnya, seseorang konsumen yang ingin membeli

sebuah mobil dihadapkan pada beberapa merek kendaraan Honda. Dengan

demikian, ia harus mengambil keputusan merek yang akan dibelinya atau

harus memilih satu dari beberapa pilihan merek.27

Berdasarkan pengetian di atas dapat dipahami pengertian pengabilan

keputusan adalah suatu tindakan untuk menentukan pilihan sebagai seleksi

terhadap beberapa pilihan alternative untuk memenuhi kebutuhannya.

8. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pengambilan Keputusan

Menurut Philip Kotler dan Gary Amstrong, pengambilan keputusan

dipengaruhi oleh beberapa faktor sebagai berikut:

a. Faktor Budaya
25
M.Quraish Shihab, Tafsir Al Mishbah: Pesan, Kesan Dan Keasrian Al-Quran,( Jakarta:
Lentera Hati, 2002). Hal 552-553
26
Irham Fahmi, Perilaku Konsumen (Bandung: Alfabeta, 2016). Hal 56
27
Finna Sri Yurniati, Perilaku Konsumen, (Bandung: Pustaka Setia, 2015), Hal. 214

23
1) Budaya merupakan penentuan keinginan dan perilaku yang paling

mendasar

2) Sub Budaya, tiap-tiap budaya terdiri atas sub-sub budaya yang lebih

kecil, yang memberikan lebih banyak ciri dan sosialisasi khusus bagi

anggota-anggotanya

3) Kelas sosial, yaitu pembagian masyarakat yang relatif homogeny dan

permanen, yang tersusun secara hierarkis dan yang anggota menganut

nilai, minat dan perilaku yang serupa

b. Faktor sosial

1) Kelompok acuan, terdiri atas semua kelompok yang memiliki

pengaruh langsung (tatap muka) atau tidak langsung terhadap sikap

atau perilaku individu

2) Keluarga, merupakan organisasi paling penting dalam masyarakat dan

telah menjadi objek penelitian yang luas

3) Peran status, kedudukan seseorang dalam kelompok dapat ditentukan

berdasarkan peran status. Orang-orang memilih produk yang dapat

mekomunikasikan peran status mereka dimasyarakat

c. Faktor masyarakat

1) Usia dan tahap siklus hidup, orang memilih suatu barang dan jasa

berbeda sepanjang hidupnya

2) Pekerjaan dan lingkungan ekonomi

3) Gaya hidup

4) Kepribadian dan konsep diri

24
d. Faktor psikologi

1) Motivasi

2) Persepsi

3) Pembelajaran

4) Keyakinan.28

Berdasarkan uraian di atas, dapat dipahami faktor-faktor yang

mempengaruhi pengambilan keputusan dapat dikategorikan dalam empat

faktor yaitu faktor budaya, sosial, pribadi, dan psikologi dari nasabah

tersebut.

9. Proses Pengambilan Keputusan

Lahirnya suatu keputusan tidak serta merta berlangsung secara

sederhana, sebab sebuah keputusan itu selalu saja lahir berdasarkan dari

proses yang memakan waktu, tenaga dan pikiran hingga akhirnya terjadi

suatu pengkristalan dan lahirnya keputusan tersebut. Saat pengambilan

keputusan adalah saat dimana seseorang sepenuhnya memilih kendali dalam

bertindak sedangkan saat kejadian tak pasti adalah saat dimana sesuatu di luar

diri sendiri yang menentukan apa yang akan terjadi artinya kendali di luar

kemampuan seseorang. Selanjutnya yang dianggap penting adalah

pertanggungjawaban dari keputusan itu sendiri kepada pihak yang

berkepentingan.29

28
Ibid, hal. 215-216
29
Irfam Fahmi, Op. Cit, hal. 63

25
Menurut Stephen Robbins dan Marry Coulterg, proses pengambilan

keputusan merupakan serangkaian tahap yang terdiri dari delapan langkah

seperti pada gambar di bawah ini:

Gambar 1.1

Proses Pengambilan Keputusan

Mengidentifikasi masalah

Mengidentifikasi kriteria keputusan

Memberi bobot pada kriteria

26
Mengembangkan alternatif-alternatif

Menganalisis alternatif

Memilih satu alternatif

Melaksanakan Alternatif Tersebat

Mengevaluasi Efektivitas Keputusan

10. Pengertian Menabung

Menabung dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia diartikan sebagai

menyimpan uang (di celengan, pos, bank, dan sebagainya).30 Menabung

adalah tindakan yang dianjurkan oleh islam, karena dengan menabung berarti

seorang muslim mempersiapkan diri untuk pelaksanaan perencanaan masa

yang akan datang sekaligus untuk menghadapi hal-hal yang tidak diinginkan.31

Menabung merupakan cara yang paling populer dikalangan

masyarakat umum. Sejak kanak-kanak kita seseorang sudah dianjurkan untuk

hidup hemat dengan menabung. Pada awalnya menabung masih secara

sederhana, menyimpan uang di bawah bantal atau di dalam celengan dan

disimpan di rumah. Namun faktor resiko menyimpan uang di rumah begitu


30
Departemen Pendidikan Sosial, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Pusat Bahasa,
2008) Hal 1.407
31
M Syafi’i Antonio, Bank Syariah Dari Teori Kepraktik, (Jakarta: Gema Insani, 2001) Hal
153

27
besar seperti resiko kehilangan atau kerusakan. Sesuai dengan perkembangan

zaman, dewasa ini kegiatan menabung di rumah beralih ke lembaga keuangan

seperti bank. Menabung di bank bukan saja menghindarkan dari resiko

kehilangan atau kerusakan, akam tetapi juga memperoleh penghasilan dari

bunga.32

11. Manfaat Menabung

a. Belajar hidup hemat

Kegiatan menabung dilakukan secara rutin setelah gajian misalnya,

akan membuat seseorang menyisakan pendapatannya sehingga

menghindari jajan-jajan yang kurang berguna. Uang tersebut sudah

dialokasikan untuk menabung.

b. Ketersediaan uang disaat mendesak

Seseorang tidak pernah mengetahui apa yang akan terjadi di masa

yang akan datang, salah satunya ketika jatuh sakit. Saat sakit tentu saja

kita membutuhkan pengobatan, uang tabungan ini bisa digunakan untuk

mengantisipasi keadaan mendadak yang bisa saja datang tiba-tiba.

c. Mencegah berhutang

Keadaan yang mendesak seperti sakit yang membutuhkan

perawatan namun, tidak memiliki ketersediaan dana, mau tidak mau

berhutanglah yang ditempuh. Berhutang kepada bank contohnya, akan

berbunga dan malah memperberat saat pembayaran. Dengan menabung

kita tidak perlu mengalami hal tersebut.

32
Kasmir, Dasar-Dasar Perbankan, (Jakarta: Rajawali Pers, 2015) Hal 92

28
d. Investasi

Salah satu syarat dalam melakukan investasi adalah dengan

menabung, tidak mungkin akan mendapat memikirkan investasi tanpa

menabung dari awal.33

12. Persyaratan menabung di bank

Menabung dibank diperlukan berbagai persyaratan. Tujuannya adalah

agar pelayanan yang diberikan kepada para nasabah menjadi sempurna.

Selain itu, juga memberikan keamanan dan kemudahan serta keuntungan bagi

bank maupun nasabah.34

Persyaratan-persyaratan menabung di bank antara lain sebagai berikut:

a. Bank penyelenggara

Setiap bank dapat menyelenggarakan tabungan baik bank

pemerintah maupun bank swasta dan semua bank umum serta bank

perkreditan rakyat, kecuali bank asing.

b. Persyaratan penabung

Untuk syarat-syarat menabung tergantung bank yang bersangkutan.

Seperti prosedur yang harus dipenuhi, yaitu jumlah setoran/penarikan,

umur penabung, alamat penabung dan lain-lain.

c. Jumlah setoran

33
Irawati, Prosedur Pelayanan Tabungan Britama Junio Pada PT Bank Rakyat Indonesia
(Persero) Tbk Kantor Cabang Pembantu Kali Butuh Surabaya, Skripsi (Surabaya: STIE Perbanas
Surabaya) Hal 10
34
Kasmir, Op.Cit, Hal 95

29
Baik untuk setoran minimal waktu pertama kali menabung maupun

setoran selanjutnya serta minimal yang harus tersedia di buku tabungan,

juga terserah kepada bank penyelenggara.

d. Pengambilan tabungan

Merupakan jumlah maksimal yang harus ditarik, yaitu tidak

melebihi saldo minimal dan frekuensi penarikan dalam setiap harinya.

Apakah setiap saat atau setiap hari tergantung bank sangkutan.

e. Bungan dan Insentif

Besarnya bunga tabungan dan cara perhitungan bunga didasarkan

pada bunga harian, saldo rata-rata atau saldo terendah diserahkan kepada

bank-bank penyelenggara. Begitu pula dengan insentif baik berupa

hadiah, cendra mata dan lainnya dengan tujuan untuk menarik nasabah

untuk menabung.

f. Penutupan tabungan

Syarat-syarat untuk ditutupnya tabungan oleh bank dapat dilakukan

oleh nasabah sendiri atau ditutup oleh bank dengan alasan tertentu.35

13. Faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan menabung

a. Faktor lokasi

Pemilihan lokasi mempunyai fungsi strategis karena dapat

menentukan tercapainya tujuan badan usaha. Salah satu kunci kesuksesan

penyedia jasa adalah lokasi, karena lokasi merupakan faktor krusial yang

erat kaitannya dengan pasar potensial penyedia jasa, ada dua

35
Ibid, Hal 95-96

30
kemungkinan pertimbangan dalam hal lokasi fasilitas jasa. Pertama,

pelanggan mendatangi lokasi fasilitas jasa. Kedua, penyedia jasa yang

mendatangi pelanggan (nasabah).

Lokasi bank adalah tempat dimana diperjual belikan produk

perbankan dan pusat pengendalian perbankan. Penentuan lokasi suatu

cabang merupakan salah satu kebijakan yang sangat penting. Bank yang

terletak dalam lokasi yang strategis sangat memudahkan nasabah dalam

berurusan atau bertransaksi dengan bank tersebut. Pemilihan tempat atau

lokasi memeelukan pertimbangan cermat terhadap faktor-faktor berikut:

1) Akses, misalnya lokasi yang dilalui atau mudah dijangkau sarana

transportasi umum.

2) Visibilitas, yaitu lokasi atau tempat yang dapat dilihat dengan jelas

dari jarak pandang normal.

3) Lalu lintas, menyangkut dua pertimbangan utama:

a) Banyak orang yang berlalu lalang bisa memberikan peluang besar

terjadinya impulse buying, yaitu keputusan pembelian yang sering

kali terjadi spontan, tanpa perencanaan, ada/atau tanpa melalui

usaha-usaha khusus.

b) Kepadatan dan kemacetan lalu lintas bisa pula menjadi hambatan

4) Tempat parkir luas, nyaman, dan aman, baik untuk kendaraan roda

dua maupun roda empat.

5) Ekspansi, yaitu tersedia tempat yang cukup luas untuk perluasan

usaha dikemudian hari.

31
6) Lingkungan, yaitu daerah sekitar yang mendukung jasa yang

ditawarkan.

7) Kompetisi, yaitu lokasi persaingan.

8) Peraturan pemerintah.

b. Faktor kualitas pelayanan

Kualitas pelayanan adalah tingkat keunggulan yang diharapkan dan

pengendalian atas keunggulan tersebut untuk memenuhi harapan

pelanggan (nasabah). Pelayanan merupakan perilaku produsen dalam

rangka memenuhi kebutuhan dan keinginan konsumen demi tercapainya

kepuasan pada konsumen itu sendiri. Jika kualitas pelayanan yang

diberikan kepada nasabah dan sesuai dengan harapan nasabah maka

keputusan nasabah untuk menabung akan semakin tinggi.

c. Faktor pengetahuan

Pengetahuan adalah suatu perubahan dalam suatu individu yang

berasal dari pengalaman. Seseorang yang mempunyai informasi berupa

pengetahuan mengenai bank syariah berarti telah mengenal baik langsung

maupun tidak langsung. Seseorang yang mengetahui bank syariah

kemungkinan besar akan menabung di bank syariah.

Faktor-faktor yang memppengaruhi pengetahuan menurut Noto

Atmodjo:

1) Umur, semakin tinggi umur seseorang, maka semakin bertambah pula

ilmu atau pengetahuan yang dimiliki karena pengetahuan seseorang

32
diperoleh dari pengalaman sendiri maupun pengalaman yang

diperoleh dari orang lain.

2) Pendidikan, tingkat pendidikan juga merupakan salah satu faktor yang

mempengaruhi persepsi seseorang atau lebih mudah menerima ide-ide

dan teknologi.

3) Paparan media massa, melalui berbagai media massa baik cetak

maupun elektronik maka berbagai informasi dapat diterima

masyarakat, sehingga seseorang yang sering terpapar media massa

akan memperoleh informasi yang lebih banyak dan dapat

mempengaruhi tingkat pengetahuan yang dimiliki.

4) Pengalaman, adalah suatu sumber pengetahuan atau suatu cara untuk

memperoleh kebenaran pengetahuan.

d. Faktor persepsi

Persepsi merupakan suatu proses yang timbul adannya sensasi,

dimana pengertian sensasi adalah aktivitas merasakan atau penyebab

keadaan emosi yang menggembirakan. Sensasi dapat juga didefenisikan

sebagai tanggapan yang cepat dari indra penerima terhadap stimulasi

dasar seperti cahaya, warna dan suara. Dengan adanya itu semua maka

akan timbul persepsi. Pengertian dari persepsi adalah proses bagaimana

stimuli-stimuli itu di seleksi, diorganisasikan dan diinterpretasikan.

Persepsi dibentuk oleh tiga pengaruh:

1) Karakter dari stimuli

33
2) Hubungan stimuli dengan sekelilingnya

3) Kondisi-kondisi dalam diri kita sendiri

14. Keputusan menabung di Bank Syaiah dalam perspektif islam

Dalam penetapan pengambilan keputusan, kita harus memiliki

pemikiran yang matang. Hal tersebut dapat dilakukan dengan cara

mengumpulkan informasi yang ada. Selain itu bisa juga dengan cara

musyawarah bersama dengan orang-orang yang kita percaya. Sehingga dalam

hal ini, keputusan yang diambilpun sesuai serta tidak hanya mengikuti hawa

nafsu kita semata.

Firman Allah dalam Q.S Yusuf ayat 80 :

‫ال َكبِ ۡي ُرهُمۡ اَلَمۡ تَ ۡعلَ ُم ۡۤوا اَ َّن اَبَا ُكمۡ قَ ۡد‬
َ َ‫استَ ۡايــَٔس ُۡوا ِم ۡنهُ َخلَص ُۡوا نَ ِجيًّا‌ ؕ ق‬ ۡ ‫فَلَ َّما‬
‫ َر َح‬R‫ف ۚ فَلَ ۡن اَ ۡب‬ ‌َ R‫َّطتُّمۡ فِ ۡى ي ُۡو ُس‬ ْ ‫ر‬Rَ‫ا ف‬RR‫اَ َخ َذ َعلَ ۡي ُكمۡ َّم ۡوثِقًا ِّم َن هّٰللا ِ َو ِم ۡن قَ ۡب ُل َم‬
‫ض َح ٰتّى يَ ۡا َذ َن لِ ۡۤى اَبِ ۡۤى اَ ۡو يَ ۡح ُك َم هّٰللا ُ لِىۡ‌ ۚ َوهُ َو َخ ۡي ُر ۡال ٰح ِك ِم ۡي َن‬
َ ‫ااۡل َ ۡر‬

Artinya: “Maka tatkala mereka berputus asa dari pada (putusan) Yusuf

mereka menyendiri sambil berunding dengan berbisik-bisik.

Berkatalah yang tertua diantara mereka: "Tidakkah kamu ketahui

bahwa sesungguhnya ayahmu telah mengambil janji dari kamu

dengan nama Allah dan sebelum itu kamu telah menyia-nyiakan

Yusuf. Sebab itu aku tidak akan meninggalkan negeri Mesir,

sampai ayahku mengizinkan kepadaku (untuk kembali), atau Allah

memberi keputusan terhadapku. Dan Dia adalah Hakim yang

sebaik-baiknya".

34
Dalam ayat di atas telah dijelaskan bahwa kita sebaiknya melakukan

musyawarah dalam pengambilan suatu keputusan demi kebaikan bersama.

Tak hanya orang yang memiliki otoritas tertinggi yang bisa melakukan

pengambilan keputusan, namun lingkungan sekitar juga memiliki pengaruh

dalam proses pengambilan keputusan. Sebagaimana Allah berfirman dalam

Q.S Al-Baqarah ayat 35-37:

‫ُك ْال َجنَّةَ َو ُكالَ ِم ْنهَا َر َغدًا‬


َ ‫ت َو َز ْوج‬ َ ‫ َوقُ ْلنَا ياَئا َ َد ُم ا ْس ُك ْن َأ ْن‬:‫ال هللاُ تَ َعالى‬ َ َ‫ق‬
}35{ ‫ين‬ َ ‫ْث ِشْئتُ َما َوالَ تَ ْق َربَا هَ ِذ ِه ال َّش َج َرةَ فَتَ ُكونَا ِم َن الظَّالِ ِم‬ ُ ‫َحي‬
ُ ‫ان َع ْنهَا فََأ ْخ َر َجهُ َما ِم َّما َكانَا فِي ِه َوقُ ْلنَا ا ْهبِطُوا بَ ْع‬
‫ض ُك ْم‬ ُ َ‫فََأ َزلَّهُ َما ال َّش ْيط‬
‫} فَتَلَقَى‬36{ ‫ين‬ ٍ ‫لى ِح‬ َ ‫ع ِإ‬ٌ ‫ض ُم ْستَقَرُُّ َو َمتَا‬ ِ ْ‫ْض َع ُد ُُو َولَ ُك ْم فِي اَْألر‬ ٍ ‫لِبَع‬
)37(‫اب َعلَ ْي ِه ِإنَّهُ هُ َو التَّ َّوابُ ال َّر ِحيم‬ َ َ‫ت فَت‬ ٍ ‫َءا َد ُم ِمن َّربِّ ِه َكلِ َما‬

Artinya : “ dan kami berfirman : “Hai Adam, diamilah oleh kamu dan

istrimu surga ini, dan makanlah makanan-makanannya yang

banyak lagi baik dimana saja yang kamu sukai, dan janganlah

kamu dekati pohon ini, yang mneyebabkan kamu orang-orang

yang zalim (35). Lalu keduanya digelincirkan oleh syaitan dari

surge itu dan dikeluarkan dari keadaan semula dan kami

berfirman :”Turunlah kamu! Sebagaian kamu menjadi musuh

bagi yang lain, dan bagi kamu ada tempat kediaman di bumi dan

kesenangan hidup sampai waktu yang ditentukan” (36).

Kemudian adam menerima beberapa kalimat dari Rabb-Nya,

35
maka Allah menerima taubatnya. Sesungguhnya Allah maha

penerima taubat lagi maha penyayang”(37)

Sebagaimana peristiwa yang dijelaskan ayat di atas, kita harus

mampu menghadapi sebuah pilihan dengan pemikiran yang matang dalam

mengambil keputusan serta sipa berkomitmen untuk bertanggung jawab atas

keputusan yang diambil. Demikian tabungan syariah yang dijalankan

berdasarkan prinsip-prinsip syariah. Agama islam mengajarkan kepada

pemeluknya untuk tidak berprilaku boros sebagaimana dijelaskan dalam Al-

Qur’an Al-Isra ayat 26 yang berbunyi :

ِ ‫َو ٰا‬
‫ت َذا ْالقُرْ ٰبى َحقَّهٗ َو ْال ِم ْس ِكي َْن َواب َْن ال َّسبِي ِْل َواَل تُبَ ِّذرْ تَ ْب ِذ ْيرًا‬
Artinya :”Dan berikanlah haknya kepada kerabat dekat, juga kepada orang
miskin dan orang yang dalam perjalanan; dan janganlah kamu
menghambur-hamburkan (hartamu) secara boros.”

Ayat ini mengajarkan kepada kita bahwa dalam membelanjakan harta

tidaklah dibenarkan menggunakannya dengan berlebihan (boros). Sikap

boros tidak dianjurkan dalam segala hal, begitu pula dengan mengatur

keuangan. Islam pun melarang seseorang dalam berbelanja berlebih-lebihan.

Hal tersebut akan menimbulkan sifat konsumtif dalam diri yang sangat

merugikan. Harta yang dimiliki hanyalah titipan dan hendaknya dibelanjakan

dengan jalan yang benar. Untuk meminimalisir kegunaan yang berlebih

dianjurkan untuk menyimpan uangnya dan juga tidak lupa untuk mengelola

dengan lebih baik. Menabung dengan aman dan juga sesuai dengan prinsip

syariah dapat dilakukan pada bank syraiah.

36
H. Kajian Terdahulu

Penelitian ini sebelumya pernah dibuat oleh peneliti lainnya, maka dari itu

penulis akan mengurai beberapa penelitian sebelumnya dan akan

membandingkan dengan penelitian yang penulis buat melalui jurnal dan skripsi

terdahulu.

1. Cahyanti (2018) yang mengambil judul “Analisis Pengaruh Tingkat Literasi

Keuangan Syariah, Religiusitas Masyarakat Dan Keterjangkauan Akses

Layanan Terhadap Penggunaan Jasa Perbankan Syariah (Studi Kasus

Masyarakat Yogyakarta)” dengan pendekatan kuantitatif dan melibatkan 100

responden, dengan teknik stratified random sampling. Penelitian yang

dilakukan pada masyarakat Yogyakarta ini bertujuan untuk mengetahui

pengaruh dari tingkat literasi keuangan syariah, religiusitas masyarakat serta

keterjangkauan akses layanan terhadap penggunaan jasa perbankan syariah.

Penelitian ini menyimpulkan hasil bahwa baik secara parsial maupun

simultan ketiga variabel memiliki pengaruh yang signifikan dan positif

terhadap penggunaan jasa perbankan syariah pada nasabah yang merupakan

masyarakat Yogyakarta.

2. Septiana, Siswandari & Muchsini (2018) dengan penelitian yang berjudul

“Hubungan Literasi Keuangan Dan Kualitas Pelayanan Dengan Perilaku

Menabung Mahasiswa” bertujuan untuk menguji hubungan literasi keuangan

dan kualitas pelayanan secara parsial maupun secara simultan dengan

perilaku menabung mahasiswa. Sampel yang dipilih dengan menggunakan

teknik proportionate stratified random sampling dari populasi sebanyak 128

37
mahasiswa. Hasil dari penelitian ini menunjukkan adanya hubungan positif

antara literasi keuangan dan kualitas pelayanan secara parsial ataupun

simultan terhadap perilaku mahasiswa.

3. Kosasi (2017) yang mengambil judul “Pengaruh Literasi Keuangan Syariah

Dan Pemasaran Terhadap Pengambilan Keputusan Nasabah Melakukan

Pembiayaan Di Bank Syariah Bukopin Sidoarjo”. Penelitian ini bertujuan

untuk menguji dan menganalisis seberapa besar pengaruh dari variabel

literasi keuangan syariah dan pemasaran terhadap pengambilan keputusan

nasabah melakukan pembiayaan di Bank Syariah Bukopin Sidoarjo. Hasil

dari penelitian ini yaitu adanya pengaruh literasi keuangan syariah dan

pemasaran secara simultan terhadap pengambilan keputusan nasabah

melakukan pembiayaan mikro di Bank Syariah Bukopin Sidoarjo.

4. Yulianto (2017) mengangkat judul “Pengaruh Literasi Keuangan Syariah

Dan Kualitas Persepsi Terhadap Keputusan Dalam Penggunaan Produk

Atau Layanan Di Lembaga Keuangan Syariah” bertujuan untuk menguji

pengaruh suatu literasi keuangan syariah dan kualitas persepsi terhadap

keputusan nasabah dalam penggunaan produk atau suatu layanan di lembaga

keuangan syariah. Dari hasil penelitian tersebut literasi keuangan syariah

tidak memiliki pengaruh terhadap keputusan menabung maupun keputusan

asuransi disuatu lembaga keuangan syariah, namun literasi keuangan syariah

memiliki pengaruh yang negatif terhadap keputusan pembiayaan dan

keputusan investasi di lembaga keuangan syariah.

38
5. Fauzia (2019) mengangkat judul “Analisis Pengaruh Tingkat Literasi

Keuangan Dan Religiusitas Terhadap Keputusan Investasi Studi Pada

Mahasiswa Fakultas Ekonomi UIN Maulana Malik Ibrahim Malang”.

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh dari literasi

keuangan dan religiusitas terhadap keputusan investasi yang dilakukan oleh

mahasiswa Fakultas Ekonomi UIN Maulana Malik Ibrahim Malang. Dari

penelitian yang tellah dilakukan dapat diambil kesimpulan yaitu terdapat

pengaruh yang signifikan dari literasii keuangan terhadap keputusan

investasi, tidak terdapat pengaruh variabel religiusitas terhadap keputusan

investasi dan terdapat pengaruh yang signifikan kedua variabel secara

simultan (bersama-sama) terhadap keputusan investasi.

6. Nujmatul Laily (2014) dengan judul penelitian “Pengaruh Literasi

Keuangan Terhadap Perilaku Mahasiswa Dalam Mengelola Keuangan”

dengan tujuan penelitian yaitu bagaimana pengaruh literasi keuangan

terhadap perilaku mahasiswa dalam mengelola keuangan. Dari penelitian ini

menunjukkan bahwa literasi keuangan memiliki pengaruh yang signifikan

terhadap perilaku keuangan mahasiswa akan tetapi gender, usia, kemampuan

akademis dan pengalaman kerja tidak terbukti memiliki korelasi dengan

perilaku keuangan mahasiswa. Hasil temuan penelitian ini menunjukkan

bahwa literasi keuangan merupakan determinan perilaku keuangan.

7. Irine Herdjiono & Lady Angela Damanik (2016) mengangkat judul

“Pengaruh Financial Attitude, Financial Knowledge, Parental Income

Terhadap Financial Management Behavior. Tujuan adanya penelitian ini

39
adalah untuk mengetahui prngaruh dari perilaku keuangan, literasi keuangan

dan pendapatan terhadap manajemen perilaku keuangan. Hasil dari

penelitian ini adalah sikap keuangan berpengaruh terhadap financial

management behavior, pengetahuan keuangan atau literasi keuangan tidak

berpengaruh terhadap financial management behavior serta tingkat

pendapatan tidak berpengaruh terhadap financial management behavior

mahasiswa. Hal ini dikaitkan dengan rendahnya tingkat distribusi pendapatan

orang tua kepada anak yang menyebabkan jumlah dana yang dimiliki

mahasiswa relatif sama sehingga financial managemen behavior pun relatif

sama.

8. Moch. Zakki Zahriyan (2016) dengan judul “Pengaruh Literasi Keuangan

Dan Sikap Keuangan Terhadap Uang Pada Perilaku Pengelolaan Keuangan

Keluarga” tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana

literasi keuangan dan sikap keuangan berpengaruh terhadap perilaku

pengelolaan keuangan keluarga. Hasil dari penelitian ini adalah menunjukkan

bahwa literasi keuangan dan sikap keuangan terhadap uang tidak memiliki

pengaruh yang signifikan terhadap perilaku pengelolaan keuangan keluarga.

9. Nia Zainiati (2017) mengangkat sebuah judul penelitian yaitu “Pengaruh

Locus Of Control Dan Sikap Keuangan Yang Dimediasi Oleh Niat Terhadap

Perilaku Pengelolaan Keuangan Keluarga”. Tujuan dari penelitian ini adalah

untuk mengetahui apakah berpengaruh atau tidak kemampuan mengontrol

dan sikap keuangan terhadap perilaku pengelolaan keuangan keluarga. Dalam

penelitian ini, locus of control berpengaruh positif signifikan terhadap

40
perilaku pengelolaan keuangan keluarga. Sikap keuangan berpengaruh positif

namun tidak signifikan terhadap perilaku pengelolaan keuangan keluarga.

Niat berperilaku mampu memediasi sikap keuangan terhadap perilaku

pengelolaan keuangan.

10. Annora Paramitha Rustiaria (2017) mengangkatkan sebuah judul

penelitian yaitu “Pengaruh Pengetahuan Keuangan, Sikap Keuangan, Dan

Tingkat Pendidikan Terhadap Perilaku Pengelolaan Keuangan Keluarga”

tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahu seberapa berpengaruhnya

tingkat pengetahuan keuanagn, sikap keuanagn dan tingkat pendidikan

terhadap perilaku pengelolaan keuangan keluarga. Hasil dalam penelitian ini

adalah pengetahuan keuangan berpengaruh positif namun tidak signifikan

terhadap perilaku pengelolaan keuangan keluarga. Menunjukkan bahwa

paham tidaknya seseorang mengenai pengetahuan keuangan tidak

mempengaruhi perilaku pengelolaan keuanga keluarga. Hal lain juga

menunjukkan sikap keuangan berpengaruh positif yang signifikan teehadap

perilaku pengelolaan keuangan keluarga, serta tingkat pendidikan

berpengaruh negatif namun tidak signifikan terhadap perilaku pengelolaan

keuangan kelaurga.

Dari beberapa penelitian di atas peneliti dapat menarik beberapa perbedaan

dengan penelitian yang akan dilakukan, dimana peneliti akan melakukan

penelitian di BPRS Carana Kiat Andalas yang memiliki sistem jemput bola.

41
Jemput bola yang dimaksud yaitu sebuah sebuah sistem yang memberikan

kemudahan kepada nasabah yaitu dengan mendatangi secara langsung nasabah-

nasabah dan memberikan penyuluhan langsung mengenai pengetahuan dan

pemahaman keuangan kepada nasabahnya, namun masih sedikit nasabah yang

mengerti mengenai pengetahuan yang di sampaikan oleh pihak BPRS bahkan

tidak sedikit nasabah yang akan bertanya kembali pada saat akan melakukan

transaksi ataupun akan menggunakan produk-produk keuangan di BPRS Carana

Kiat Andalas. Karena itu peneliti ingin melakukan penelitian ini untuk melihat

seberapa besar pengaruh litersi keuangan dan perilaku keuangan terhadap

keputusan menabung nasabah di BPRS Carana Kiat Andalas.

I. Kerangkan Penelitian

Kerangka penelitian digunakan untuk menunjukkan arah bagi suatu

penelitian agar penelitian dapat berjalan pada lingkup yang telah ditetapkan. Dari

judul yang telah peneliti angkatkan dan juga landasan teori di atas dapat

disimpulkan model penelitian sebagai berikut:

Gambar 1.2

Pengaruh Literasi Kemudahan Dan Perilaku Keuangan Terhadap

Keputusan Menabung Di BPRS Carana Kiat Andalas

X1 = Pengaruh Literasi
Keuangan 42
J. Hipotesis Penelitian

Hipotesis merupakan kesimpulan teoritis atau sementara dalam penelitian.

Dengan hipotesis, penelitian menjadi jelas searah pengujiannya dengan kata lain

hipotesis membimbing peneliti dalam melaksanakan penelitian di lapangan baik

sebagai objek pengujian maupun dalam pengumpulan data.36 Berdasarkan kajian

teori yang sudah ada, penelitian terdahulu dan kerangka pemikiran yang telah

digambarkan pada poin sebelumnya, maka dapat dirumuskan hipotesis dalan

penelitian ini adalah sebagai berikut:

H1 : Literasi keuangan berpengaruh positif terhadap keputusan menabung

di BPRS Carana Kiat Andalas

H2 : Perilaku keuangan berpengaruh positif terhadap keputusan menabung

di BPRS Carana Kiat Andalas

36
Sugiono, Metodologi Penelitian, (Jakarta: Grasindo), Hal 56

43
H3 : Literasi keuangan dan perilaku keuangan berpengaruh positif scara

bersama-sama terhadap keputusan menabung di BPRS Carana Kiat

Andalas

K. Metode Penelitian

1. Jenis penelitian

Dalam penelitian ini data yang digunakan adalah data lapangan (field

research). Oleh karena itu, dalam penelitian ini pengumpulan data dari

nasabah dilakukan secara langsung di lapangan dengan cara membagikan

kuesioner. Jenis penelitian ini digunakan dalam penelitian ini adalah

penelitian kuantitatif dengan metode deskriptif. Penelitian kuantitatif adalah

penelitian yang dilakukan dengan mengumpulkan data yang berupa angka.

Data yang berupa angka tersebut kemudia diolah dan dianalisis untuk

mendapatkan suatu informasi ilmiah di balik angka-angka tersebut.

2. Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan kepada nasabah BPRS Carana Kiat Andalas di

pasar padang lua Kec. Banuhampu, Kab. Agam. Penelitian ini akan

dilakukan pada bulan November 2021 sampai selesai.

3. Jenis dan Sumber Data

a. Data Primer

Data primer merupakan data yang diambil dari lapangan

(enumerator) yang diperoleh melalui pengamatan, wawancara dan

kuesioner. Sumber data primer diperoleh langsung dari responden.

44
Adapun teknik yang digunakan untuk pengumpulan data dalam penelitian

ini adalah teknik kuesioner. Teknik pengumpulan data dengan kuesioner

dilakukan dengan cara memberikan seperangkat pertanyaan atau

pertanyaan tertulis kepada responden untuk dijawab.

b. Data Skunder

Merupakan sumber data yang diperoleh peneliti secara tidak

langsung melalui media perantara (diperoleh dan dicatat oleh instansi

terkait dan pihak lain). Adapun data skunder dalam penelitian ini adalah

data yang bersumber dari BPRS Carana Kiat Andalas Padang Lua,

artikel-artikel, jurnal dan skripsi yang terkait dengan penelitian ini.

4. Populasi dan Sampel

a. Populasi

Menurut Bawono populasi adalah keseluruhan wilayah objek dan

subjek penelitian ditetapkan untuk dianalisis dan ditarik kesimpulan oleh

peneliti. Sedangkan menurut Purwanto populasi adalah kesimpulan dari

semua kemungkinan orang-orang, benda-benda dan ukuran lain, yang

menjadi objek perhatian atau kumpulan seluruh objek yang menjadi

perhatian. Populasi dalam penelitian ini adalah nasabah BPRS Carana

Kiat Andalas Padang Lua.

b. Sampel

45
Menurut Purwanto sampel adalah bagian dari populasi. Sedangkan

menurut Bawono sampel adalah objek atau subjek penelitian yang

digunakan mewakili keseluruhan dari populasi, agar dapat menghemat

waktu dan biaya. Sehingga dalam menentukan sampel harus hati-hati,

karena kesimpulan yang dihasilkan nantinya merupakan kesimpulan dari

populasi. Pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan teknik

simple random sampling. Untuk menentukan besarnya sampel dilakukan

melalui pendekatan statistik dengan menggunakan rumus Slovin.

N
n= 2
1+ N ( e)

5. Defenisin Konseptual dan Defenisi Operasional Variabel

Menurut Bawono operasional merupakan defenisi tentang variabel-

variabel yang akan digunakan, baik variabel dependent maupun variable

independent, sehingga nantinya tidak menghasilkan data yang biasa. Dalam

penelitian ini, terdapat dua kelompok besar variabel yang diteliti. Kelompok

besar variabel yang diteliti yaitu variabel bebas (independent variabel) dan

variabel (dependent variabel).

a. Variabel bebas

Adapun variabel bebas dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1) Literasi keuangan (X1)

Literasi keuangan adalah pengetahuan mengenai konsep-konsep

dasar keuangan termasuk diantaranya pengetahuan mengenai bunga

46
majemuk, perbedaan nilai nominal dan nilai rill, pengetahuan dasar

mengenai difersivikasi resiko, nilai waktu dari uang dan lain-lain.37

Literasi keuangan dapat juga diartikan sebagai kemampuan

untuk secara efektif mengevaluasi dan mengelola keuangan seseorang

dalam rangka untuk membuat keputusan hemat guna mencapai tujuan

hidup dan mencapai kesejahteraan keuangan.38

Literasi keuangan dapat diukur menggunakan empat indikator,

yaitu:

a) Pengetahuan dasar pengelolaan keuangan

b) Pengetahuan kredit

c) Pengetahuan tabungan dan investasi

d) Manajemen resiko

2) Perilaku keuangan (X2)

Perilaku keuangan berhubungan dengan bagaimana seseorang

memperlakukan, mengelola dan menggunakan summber daya

keuangan yang ada padanya. Individu yang memiliki financial

behavior yang bertanggung jawab cenderung efektif dalam

menggunakan uang yang dimilikinya seperti membuat anggaran,

hemat uang, mengontrol belanja, berinfestasi serta membayar

kewajiban tepat waktu.39


37
Delyana R Pulungan, Literasi Keuangan Dan Dampaknya Terhadapperilaku Keuangan
Masyarakat Kota Medan, (Medan) Hal 57
38
Dian Anita Sari, Finansial Literasi Dan Prilaku Mahasiswa (Studi Kasusu Mahasiswa
STIE YPPI Rembang), Jurnal Buleng Bisnis Dan Manajemen, 2013 Hal 170
39
Hesen Umar, Riset Pemasaran Dan Perilaku Konsumen, (Jakarta:Gramedia Pustaka Utama,
2002) Hal 123

47
Financial behavior atau perilaku keuangan dapat diukur dengan

indikator sebagai berikut:

a) Membayar tagihan tepat waktu

b) Membuat anggaran pengeluaran dan belanja

c) Mencatat pengeluaran dan belanja (harian, bulanan dan tahunan)

d) Menyediakan dana untuk pengeluaran tidak terduga

e) Menabung secara periodik

f) Membandingkan harga antara toko atau swalayan atau

supermarket sebelum memutuskan untuk melakukan pembelian

b. Variabel terikat (keputusan menabung (Y))

Keputusan menaung adalah tindakan-tindakan yang secara langsung

terlibat dalam usaha memperoleh, menentukan produk dan jasa termasuk

pengembilan keputusan menabung dan mengikuti tindakan tersebut.

6. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian adalah alat tulis atau fasilitas yang digunakan

oleh peneliti dalam mengumpulkan data agar pekerjaannya lebih mudah dan

hasilnya lebih hemat, lengkap dan sistematis sehingga lebih mudah diolah.

48
Instrumen atau alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah berupa

kuesioner yang memuat daftar pertanyaan yang berhubungan dengan masalah

dan tujuan penelitian.

7. Teknik Pengumpulan Data

a. Kuesioner

Kuesioner adalah metode pengumpulan data dengan cara membuat

sejumlah pertanyaan tertulis yang dibagikan kepada responden untuk

memperoleh sejumlah data tentang pengaruh literasi keuangan dan

perilaku keuangan terhadap keputusan menabung.

b. Teknik Wawancara

Teknik wawancara adalah teknik pengumpulan data yang dilakukan

dengan cara mengajukan pertanyaan lisan kepada subjek penelitian untuk

memperoleh sejumlah informasi tentang pengaruh literasi keuangan dan

perilaku keuangan terhadap keputusan menabung.

c. Dokumentasi

Dokumentasi yaitu teknik pengumpulan data yang diperoleh

melalui dokumen-dokumen, dokumen tersebut dapat berupa data dan

gambar. Dalam penelitian ini data yang dimaksud bisa berupa data-data

bank dan referensi kajian terdahulu yang berkaitan dengan penelitian ini.

8. Teknik Analisis Data

Teknik analisis data adalah proses mencari, mengumpulkan dan

menyusun secara sistematis data kedalam kategori menjabarkan ke dalam

49
unit-unit, melakukan sintesa, menyusun dan memilih mana yang penting dan

yang akan dipelajari dan membuat kesimpuulan sehingga mudah dipahami

oleh diri sendiri mapun orang lain.

Metode analisa data kuantitatif adalah untuk memuat data dapat

dimengerti, sehingga penemuan yang dihasilkan dapat dikomunikasikan

dengan orang lain. Pelaksanaan analisisnya dapat dilakukan pada saat masih

di lapangan. Adapun langkah-langkah dalam penelitian kuantitatif adalah

sebagai berikut:

a. Reduksi data (data reduction)

Mereduksi data berarti merangkum, memilih hal-hal pokok,

memfokuskan pada hal-hal yang penting, dicari tema dan polanya.

Dengan demikian data yang direduksi akan memberikan gambaran yang

lebih jelas dan mempermudah peneliti untuk melakukan pengumpulan

data selanjutnya dan mencarinya apabila diperlukan.40

b. Penyajian Data (display data)

Setelah mereduksi maka langkah selanjutnya adalah mendisplay

data. Dalam penelitian kuantitatif, penyajian data bisa dilakukan dalam

bentuk uraian singkat, bagan, hubungan antar kategori, flowchart dan

sejenisnya. Dengan mendisplay data maka akan mempermudah untuk

memahami apa yang terjadi, merencanakan apa yang akan dilakukan

selanjutnya berdasarkan apa yang akan dipahami tersebut.41

40
Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan, (Bandung: Alfabeta, 2010) Hal 247
41
Ibid, Hal 246

50
c. Penarikan Kesimpulan (verifikasi)

Kesimpulan dalam penelitian kuantitaif adalah merupakan temuan

yang baru yang sebelumnya belum pernah ada. Temuan dapat berupa

deskripsi atau gambaran suatu objek yang sebelumnya masih remang-

remang atau gelap sehingga setelah diteliti menjadi jelas, dapat berupa

hubungan kausal, interaktif, hipotesis atau teori.42

42
Ibid, Hal 253

51

Anda mungkin juga menyukai