ABSTRACT
Society can improve understanding about personal finance which is very useful in everyday
life. Thus, the community will get a prosperous life, quality and can achieve financial freedom
in the future. In addition, it is important to develop and improve personal financial attitudes,
such as making financial records, performing personal financial attitudes, spending not
exceeding income, making insurance payments, diversifying investments, avoiding lending,
using various sources of information to obtain financial information and have confidence in
making financial decisions. And in choosing the source of the loan should the community
consider the source of funds to be earned, the interest rate given by the creditors and the loan
period adjusted for the asset usage period. With an understanding of high financial literacy,
Indonesian people are expected to compete in the era of MEA 2016.
ABSTRAK
Masyarakat dapat meningkatkan pemahaman tentang personal finance yang sangat berguna
dalam kehidupannya sehari-hari. Dengan demikian maka masyarakat akan mendapatkan
kehidupan yang sejahtera, berkualitas dan dapat meraih kebebasan keuangan dimasa
yang akan datang. Selain itu, sangat penting untuk mengembangkan dan meningkatkan
sikap keuangan pribadi, seperti membuat catatan keuangan, melakukan sikap keuangan
pribadi, melakukan pembelanjaan yang tidak melebihi pendapatan, melakukan pembayaran
asuransi, melakukan diversifikasi investasi, menghindari pinjaman, menggunakan berbagai
sumber informasi untuk memperoleh informasi keuangan dan memiliki keyakinan dalam
membuat keputusan keuangan. Dan dalam memilih sumber pinjaman sebaiknya masyarakat
mempertimbangkan sumber dana yang akan diperoleh, tingkat bunga yang diberikan oleh
kreditor dan jangka waktu pinjaman yang disesuaikan dengan masa penggunaan aset. Dengan
pemahaman tentang literasi keuangan yang tinggi, dharapkan masyarakat Indonesia mampu
bersaing di era MEA 2016
KOMPETENSI - JURNAL MANAJEMEN BISNIS, VOL. 12, NO. 2, JULI - DESEMBER 2017 | 103
1. Pendahuluan keuangan berkembang antara lain tingkat
Kecerdasan finansial merupakan bunga tabungan yang rendah, meningkatnya
salah satu aspek penting dalam kehidupan tingkat kebangkrutan dan tingkat hutang,
saat ini. Kecerdasan finansial adalah dan meningkatnya tanggung jawab individu
kecerdasan dalam mengelola aset pribadi untuk membuat keputusan yang akan
(Widayati, 2012). Individu harus memilki mempengaruhi perekonomian mereka
suatu pengetahuan dan keterampilan untuk dimasa depan (Servon & Kaestner, 2008).
mengelola sumber keuangan pribadinya Literasi keuangan sangat berkaitan
secara efektif demi kesejahteraannya. Selain dengan kesejahteraan seorang individu.
menetapkan keputusan keuangan jangka Pengetahuan keuangan dan keterampilan
pendek seperti tabungan dan pinjaman, dalam mengelola keuangan pribadi sangat
individu juga harus memikirkan keputusan penting dalam kehidupan sehari-hari,
keuangan jangka panjang seperti perencanaan Krishna et al. (2010) menjelaskan bahwa
pensiun dan perencanaan pendidikan untuk literasi keuangan membantu individu
anak-anaknya. Literasi keuangan telah agar terhindar dari masalah keuangan.
berkembang dalam beberapa tahun terakhir Kesulitan keuangan bukan hanya fungsi
dan mendapatkan perhatian yang lebih, dari pendapatan semata (rendahnya
khususnya pada negara-negara maju. Istilah pendapatan), kesulitan keuangan juga
literasi keuangan adalah kemampuan seorang dapat muncul jika terjadi kesalahan dalam
individu untuk mengambil keputusan dalam pengelolaan keuangan (miss-management)
hal pengaturan keuangan pribadinya. seperti kesalahan penggunaan kredit,
Remund (2010) menjelaskan lima domain dan tidak adanya perencanaan keuangan.
dari literasi keuangan: Keterbatasan finansial dapat menyebabkan
1. Pengetahuan tentang konsep keuangan stress, dan rendahnya kepercayaan diri.
2. Kemampuan untuk berkomunikasi Dengan memiliki pengetahuan keuangan
tentang konsep keuangan dan literasi keuangan akan membantu
3. Kemampuan untuk mengelola keuangan individu dalam mengatur perencanaan
pribadi keuangan pribadi, sehingga individu tersebut
4. Kemampuan dalam membuat keputusan bisa memaksimalkan nilai waktu uang dan
keuangan keuntungan yang diperoleh oleh individu
5. Keyakinan untuk membuat perencanaan akan semakin besar dan akan meningkatkan
keuangan masa depan taraf kehidupannya. Bhushan & Medury
(2013) menjelaskan literasi keuangan sangat
Literasi keuangan telah berkembang penting karena beberapa alasan. Konsumen
pesat selama beberapa tahun terakhir, yang memiliki literasi keuangan bisa melalui
beberapa faktor yang menyebabkan literasi masa-masa keuangan yang sulit karena
KOMPETENSI - JURNAL MANAJEMEN BISNIS, VOL. 12, NO. 2, JULI - DESEMBER 2017 | 105
sebesar 40,7%. Sementara di tingkatkan informasi dan membuat keputusan
pelajar dan ibu rumah tangga jumlahnya yang efektif mengenai penggunaan dan
masih rendah atau masing-masing 8,64% pengelolaan uang. Literasi keuangan adalah
dan 2,18%. Masih rendahnya tingkat literasi kombinasi dari kemampuan individu,
keuangan masyarakat dalam negeri, menjadi pengetahuan, sikap dan akhirnya perilaku
alasan banyak investor dalam negeri mudah individu yang berhubungan dengan
tertipu dengan imbalan keuntungan di luar uang. Dari definisi-definisi tersebut dapat
kewajaran dan minimnya akses masyarakat disimpulkan bahwa literasi keuangan adalah
terhadap industri keuangan (http://www. pengetahuan individu tentang keuanagan
neraca.co.id/bisnis-indonesia/45900/Basis- dan kemampuan individu untuk membuat
Literasi-Keuangan/2 diakses tanggal 15 keputusan keuangan yang efektif.
November 2015). Pengetahuan tentang keuangan yang
kurang, mengakibatkan kerugian bagi
2. Literasi Keuangan individu, baik akibat dari inflasi, penurunan
kondisi perekonomian baik dalam negeri
Pengertian Literasi Keuangan
maupun luar negeri, atau berkembangnya
Keuangan merupakan aspek penting
sistem perekonomian yang menjadikan
yang melekat dalam kehidupan masyarakat
masyarakat lebih konsumtif atau lebih
luas. Dengan memiliki pengetahuan
menjadi boros. Selain itu, kurangnya
keuangan dapat membantu individu dalam
pengetahuan tentang keuangan menyebabkan
menetukan keputusan-keputusan dalam
seseorang sulit untuk melakukan investasi
menentukan produk-produk finansial
atau mengakses ke pasar keuangan. Krishna
yang dapat mengoptimalkan keputusan
et al. (2010) menjelaskan bahwa literasi
keuangannya.
keuangan membantu individu agar terhindar
Pengertian literasi keuangan, menurut
dari masalah keuangan. Kesulitan keuangan
Vitt et al (2000) adalah kemampuan untuk
bukan hanya fungsi dari pendapatan semata
membaca, menganalisis, mengelola dan
(rendahnya pendapatan), kesulitan keuangan
berkomunikasi tentang kondisi keuangan
juga dapat muncul jika terjadi kesalahan
pribadi yang akan mempengaruhi dalam pengelolaan keuangan (miss-
kesejahteraan material. Pengertian literasi management) seperti kesalahan penggunaan
keuangan, menurut Bhushan & Medury kredit, dan tidak adanya perencanaan
(2013) adalah kemampuan untuk membuat keuangan. Keterbatasan finansial dapat
penilaian informasi dan mengambil menyebabkan stress, dan rendahnya
keputusan yang efektif tentang penggunaan kepercayaan diri. Selain itu dalam Habschick
dan pengelolaan uang. Pengertian literasi et al. (2007) resiko jika sesorang tidak
keuangan, dalam ANZ (2011) adalah memahami literasi keuangan dapat dilihat
kemampuan untuk membuat penilaian pada gambar 1 berikut ini.
Kerugian dari
perkembangan
ekonomi pribadi
Konsekuensi
pada individu
Kekurangan Hutang yang
financial literacy berlebihan
Terbatasnya
akses ke jasa Penempatan
kekayaan pribadi
keuangan /
yang salah
keterbatasan Struktur pasar
keuangan yang tidak optimal
Rendahnya tingkat
pendapatan /
status sosial
Konsekuensi
pada ekonomi
Pertumbuhan
yang tidak optimal
Bertambahnya
beban pada sistem
kesejahteraan sosial
Gambar 1
Resiko dari Kurangnya Literasi Keuangan
KOMPETENSI - JURNAL MANAJEMEN BISNIS, VOL. 12, NO. 2, JULI - DESEMBER 2017 | 107
beberapa hal-hal yang paling dasar dalam Ada kalanya jumlah pendapatan tidak
sistem keuangan seperti pengelolaan dapat memenuhi jumlah pengeluaran, oleh
pengeluaran yang baik, pengelolaan sebab itu individu dapat memanfaatkan
pajak pribadi, perhitungan tingkat bunga penggunaan hutang atau kredit. Hutang
sederhana, bunga majemuk, pengaruh adalah sejumlah uang atau sesuatu yang
inflasi, nilai waktu dari uang, likuiditas dapat dinilai dengan uang yang diterima dari
suatu asset, resiko-resiko yang akan terjadi. pihak lain berdasarkan persetujan dengan
Mengenai risiko-risiko apa saja yang dapat kewajiban mengembalikan untuk melunasi
terjadi dalam kaitannya dengan finansial, (Manurung & Rizky, 2009). Kapoor et al.
(2015) menyarankan bahwa proporsi untuk
2. Tabungan dan pinjaman (saving and angsuran penggunaan kredit maksimal
borrowing) 20% dari pendapatan bersih setelah pajak
Menurut Undang-undang No 10 setiap bulannya. Manurung & Rizky (2009)
Tahun 1998 Tentang Perbankan, Tabungan menjelaskan bahwa terdapat 2 jenis hutang:
adalah simpanan yang penarikannya hanya a. Utang produktif
dapat dilakukan menurut syarat tertentu Segala jenis hutang yang mempunyai
yang disepakati, tetapi tidak dapat ditarik ciri khas: nilai aset yang dibeli dengan
dengan cek, bilyet giro, dan /atau alat cara berhutang akan meningkat seiring
lainnya yang dipersamakan dengan itu. dengan berjalannya waktu, aset yang
Tabungan adalah bagian dari pendapatan dibeli dengan cara berhutang dapat
yang tidak digunakan, tetapi disimpan dan memberikan / menghasilkan penghasilan
akan digunakan dimasa yang akan datang. yang sama atau lebih besar dari biaya
Dalam Kapoor et al. (2015) terdapat 6 faktor cicilan utang (pokok dan bunga).
yang harus dipertimbangkan dalam memilih b. Utang konsumtif
tabungan. (1) rate of return (presentase Segala jenis hutang yang mempunyai
kenaikan dari tabungan, kenaikan dari ciri khas: nilai aset yang dibeli dengan
frekuensi compounding), (2) inflation (perlu cara berhutang akan turun sejalan
dibandingkan dengan tingkat pengembalian dengan waktu, aset yang dibeli dengan
karena dapat mengurangi daya beli), (3) cara berhutang tidak dapat memberikan
taxes (bunga yang dikenakan pajak akan / menghasilkan penghasilan yang sama
mengurangi jumlah yang akan diterima), atau lebih besar dari biaya cicilan hutang
(4) liquidity (kemudahan untuk menarik (pokok dan bunga).
tabungan), (5) safety (tersedianya keamanan/
asuransi dari tabungan), dan (6) restrictions Menurut Warsono (2010) selain
dan fees (batasan saldo minimum, biaya jumlah maksimum utang ada beberapa
tambahan untuk transaksi). faktor lain yang harus dipertibangkan.
KOMPETENSI - JURNAL MANAJEMEN BISNIS, VOL. 12, NO. 2, JULI - DESEMBER 2017 | 109
akibat tidak langsung seperti biaya investasi pada aktiva keuangan. Warsono
pengobatan, kehilangan penghasilan. (2010) menjelaskan bahwa investasi
c. Asuransi sosial pada aktiva riil memiliki likuidasi yang
Asuransi sosial adalah program asuransi rendah, dan sebaliknya investasi pada
wajib yang diselenggarakan pemerintah aktiva keuangan memilki likuidasi yang
berdasarkan UU. Maksud dan tujuan tinggi.
asuransi sosial adalah menyediakan b. Investasi pada aktiva keuangan (financial
jaminan dasar bagi masyarakat dan assets)
tidak bertujuan untuk mendapatkan Investasi ini dilakukan pada aktiva
keuntungan komersial. bersifat keuangan seperti deposito,
obligasi, saham dan reksa dana. Jika ingin
2. Investasi berinvestasi pada aset keuangan dengan
Investasi adalah mengeluarkan risiko rendah, maka pengembalian yang
sejumlah uang atau menyimpan uang pada diharapkan juga rendah dan sebaliknya
sesuatu dengan harapan suatu saat mendapat jika resiko yang tinggi pada investasi
keuntungan finansial. Investasi secara aset keuangan maka pengembaliannya
umum dapat dilakukan apabila seseorang juga akan tinggi pula.
mempunyai pendapatan yang melebihi
kebutuhan dasarnya. Menurut Karvof (2009) Dalam Kapoor et al. (2015) terdapat
investasi diperlukan karena: enam faktor yang mempengaruhi investasi
a. Menghasilkan uang lebih banyak (1) safety and risk, (2) the risk-return
b. Melindungi kekayaan dari inflasi, karena trade off, (3) component of risk factor,
inflasi membuat nilai uang menjadi turun (4) investment income, (5) investment
c. Memperbesar kemampuan belanja atau growth, dan (6) investment liquidity. Dalam
konsumsi dimasa depan berinvestasi ada 2 sikap yang harus dijauhi
d. Untuk kebutuhan masa depan seperti oleh individu Warsono (2010) yang pertama
pendidikan anak dan dana pensiun adalah ketamakan (greed) dan yang kedua
e. Banyaknya unsur ketidakpastian dimasa adalah ketakutan (fear).
depan
Literasi Keuangan di Indonesia
Menurut Malinda (2007) terdapat dua Chen & Volpe (1998) mengkategorikan
jenis investasi secara umum, yaitu: literasi keuangan menjadi 3 kelompok, yaitu
a. Investasi pada aktiva riil (reel assets) (1) <60% yang berarti individu memiliki
Investasi ini dilakukan pada aktiva yang pengetahuan tentang keuangan yang rendah,
bisa terlihat dan bisa terukur dengan (2) 60% - 79%, yang berarti individu memiliki
jelas, seperti investasi pada property, pengetahuan tentang keuangan yang sedang,
emas dan sebagainya. Investasi seperti ini dan (3) >80% yang menunjukan bahwa
resikonya relatif kecil karena aktivanya individu memiliki pengetahuan keuangan
riil, tetapi tingkat pengembalianya juga yang tinggi. Pengkategorian ini didasarkan
seringkali lebih kecil dibandingkan pada persentase jawaban responden
Gambar 2
Survey Tingkat Literasi Keuangan
OtoritasOtoritas
jasa jasakeuangan
keuangan (OJK) menjelaskan
(OJK) yang kondisi
diteliti akses
oleh masyarakat
Worldbank Indonesia ke lembaga
Indonesia
keuangan
menjelaskan formalakses
kondisi masih sangat rendah dibandingkan
masyarakat menempatidengan
posisinegara-negara
ke-6 dengan di Asia. Dari 6 negara9
presentase
Indonesia Asia
ke lembaga oleh Worldbank
yang ditelitikeuangan formalIndonesia menempati
sebesar 20% posisi ke-6 dibawah
berada dengan presentase
negarasebesar
20%rendah
masih sangat berada dibawah negara Philippines.
dibandingkan dengan Philippines.
negara-negara di Asia. Dari 6 negara Asia
Gambar 3
Kondisi Akses Masyarakat Indonesia ke Lembaga Keungan Formal
Hasil survei Nasional Literasi Keuangan yang digelar Otoritas Jasa Keuangan (OJK) pada
KOMPETENSI - JURNAL MANAJEMEN BISNIS, VOL. 12, NO. 2, JULI - DESEMBER 2017 | 111
tahun 2013 menunjukkan bahwa masyarakat Indonesia masih tercatat sangat rendah akan tingkat
pemahaman serta keyakinannya akan perbankan. Tingkat literasi keuangan Indonesia masih
Hasil survei Nasional Literasi hanya 4%, sedangkan tingkat utilitasnya
Keuangan yang digelar Otoritas Jasa hanya 0,1%.
Keuangan (OJK) pada tahun 2013 Tahun 2014 lalu, tingkat literasi
menunjukkan bahwa masyarakat Indonesia keuangan masyarakat Indonesia mencapai
masih tercatat sangat rendah akan tingkat 23%, atau tumbuh dari 21,8% di tahun
pemahaman serta keyakinannya akan 2013. Sementara, tingkat inklusi atau
perbankan. Tingkat literasi keuangan keterjangkauan mencapai 61,7% di tahun
Indonesia masih masuk kategori rendah di 2014, atau tumbuh dari 59,7% di tahun 2013.
ASEAN. Tahun 2015, OJK menargetkan pertumbuhan
Pada sektor perbankan misalnya, literasi dan inklusi keuangan mencapai 2%
tingkat pemahaman dan keyakinan (Wulandari, 2015).
masyarakat akan perbankan hanya Hasil Penelitian Khan (1998)
mengkategorikan literasi keuangan menjadi
22%. Sementara, tingkat utilitas dan
3 kelompok :
pemanfaatannya baru 57%. Selanjutnya,
1. Rendah jika hasil jawaban kuesioner <
disusul oleh Tahunasuransi yang
2014 lalu, tingkat literasi tingkat
keuangan masyarakat Indonesia mencapai 23%, atau tumbuh
Tabel 1
Hasil Penelitian Tingkat Literasi Keuangan di Jakarta 2014-2015
11
Faktor-faktor yang mempengaruhi Selain masyarakat maka berbagai
literasi keuangan (Farah, 2015) pendidik dapat memberikan pendidikan
1. Tingkat pendidikan tentang personal finance kepada peserta
didiknya sejak dini memiliki pengetahuan
2. Umur tentang keuangan pribadi, sehingga mereka
bisa membangun kehidupan yang sejahera
3. Pendapatan
dan berkualitas dimasa depan.
4. Bidang Pekerjaan (manufaktur, ritel, non Perusahaan keuangan di Indonesia bisa
perbankan, perbankan) memberikan pengetahuan tentang keuangan
kepada masyarakat yang merupakan
corporate social responsibility. Dengan
memberikan edukasi kepada masyarakat
3. Upaya akan semakin membantu masyarakat
Agar masyarakat Indonesia mampu dengan memberikan pengetahuan tentang
bersaing di MEA 2016, sebaiknya masyarakat keuangan, sehingga masyarakat dapat
dapat meningkatkan pemahaman tentang memiliki pengetahuan tentang keuangan dan
personal finance yang sangat berguna dalam dengan mudah untuk mengakses ke lembaga
kehidupannya sehari-hari, dengan demikian keuangan. Hal tersebut bisa dilakukan
maka masyarakat akan mendapatkan dengan memberikan seminar tentang
kehidupan yang sejahtera, berkualitas dan mengelola keuangan pribadi kepada pelajar,
dapat meraih kebebasan keuangan dimasa mahasiswa ataupun ibu rumah tangga.
yang akan datang. Selain itu, sangat penting
untuk mengembangkan dan meningkatkan
sikap keuangan pribadi, seperti membuat Daftar Pustaka
catatan keuangan, melakukan sikap ANZ, Bank (2011). Adult Financial Literacy
keuangan pribadi, melakukan pembelanjaan in Australia. Executive Summary of
the Results from 2011 ANZ Survey.
yang tidak melebihi pendapatan, melakukan
Bhushan, Puneet & Medury, Yajulu.
pembayaran asuransi, melakukan (2013). Financial Literacy and its
diversifikasi investasi, menghindari Determinants. International Journal
pinjaman, menggunakan berbagai sumber of Engineering, Business and
Enterprise Applications (IJEBEA),
informasi untuk memperoleh informasi 4(2), 155-160.
keuangan dan memiliki keyakinan dalam Chen, H., & Volpe, R. P. (1998). An Analysis
membuat keputusan keuangan. Dan dalam of Financial Literacy Among College
Students. Financial Services Review,
memilih sumber pinjaman sebaiknya 7(1), 107-128.
masyarakat mempertimbangkan sumber
Farah Margaretha dan Reza Pambudhi,
dana yang akan diperoleh, tingkat bunga (2014), Literasi Keuangan pada
yang diberikan oleh kreditor dan jangka Karyawan yang Bekerja pada Jasa
Keuangan di DKI Jakarta, Jurnal
waktu pinjaman yang disesuaikan dengan Manajemen, Vol. XVIII/02/Juni,
masa penggunaan aset. 279-294.
KOMPETENSI - JURNAL MANAJEMEN BISNIS, VOL. 12, NO. 2, JULI - DESEMBER 2017 | 113
Farah Margaretha dan Reza Pambudhi, Madura, Jeff (2014). Personal Finance. Fifth
(2015), Tingkat Literasi Edition. United State of America :
Keuangan Mahasiswa S1 Fakultas Pearson Education, Inc.
Ekonomi, Jurnal Manajemen dan
Kewirausahaan, Vol. 17 No.1, 76-85. Malinda, Maya. (2007). Perencanaan
Farah Margaretha dan Siti May, (2015), Keuangan Pribadi. Edisi Pertama.
Analisis Faktor-faktor Yang Yogyakarta: Andi Yogyakarta.
Mempengaruhi Tingkat Literasi
Para Pengguna Kartu Kredit, Jurnal Manurung, Adler, H & Rizky, Lutfi, T.
Akuntansi dan Investasi, vol 16 (2009). Successful Financial Planer.
no Juli 2015, DOI: 10.18196/ Cetakan Kedua. Jakarta: Grasindo.
JAI.2015.0038; 132-144
Nabhani, Ahmad http://www.neraca.co.id/
Farah Margaretha dan Yosephine Andiani, bisnis-indonesia/45900/Basis-
(2016) Literasi Keuangan pada Literasi-Keuangan/2 (diakses
Mahasiswa Pascasarjana Universitas tanggal 15 November 2014)
Trisakti, Business and Enterpreneur
Review. Nidar, S. R., & Bestari, S. (2012). Literasi
Habshick, Marco.; Seidi, Britta. & Jan Evers keuanganAmong University
(2007). Survey of Financial Literacy Students. World Journal of Social
Schemes in the EU27. Hamburg. Sciences, 2(4), 162-171.
Financial Services EVERS JUNG
Research and Consulting. Final Remund, D. L. (2010). Financial Literacy
Report. Explicated: The Case For a Clear
Definition in an Increasingly
Ibrahim, M, L & Alqaydi, F, R. (2013). Complex Economy. The Journal of
Financial Literacy, Personal
Financial Attitude, and Forms of Consumer Affairs, 44(2), 276-295.
Personal Debt Among Residents of Sabri, M.F., MacDonald, M., Masud, J.,
the UAE. International Journal of
Economic and Finance 5(7), 126- Hira, T.K., Othman, Mohd. A.,
138 (2008). Financial Behavior and
Problem among College Student in
Kapoor, Jack, R., Dlabay, Les, R. & Robert Malaysia :Research and Education
J. Hughes. (2015). Personal Finance. Implication. Consumer Interest
Eleventh Edition. New York:
McGraw-Hill. Annual, 54, 166-170.
Kontan (2012), Survei Visa, Indonesia Servon, L., & Kaestner, R. (2008). Consumer
Tertinggal Soal Keuangan, http:// Financial Literacy and The Impact
keuangankontan.co.id (diakses 15 of Online Banking on The Financial
November 2014). Behavior of Lower-Income Bank
Karvof, Anatoli. (2009). Cerdas Mengelola Customers. Journal of Consumers
Keuangan Pribadi. Edisi Pertama. Affairs, 42(2), 271-305.
Jakarta: PT. Elex Media Komputindo.
Shaari, Noor Azizah; Hasan, Nurfadhilah
Krishna Ayu.; Rofaida, Rofi. & Maya Sari Abu; Mohamed, Ramesh Kumar
(2010). Analisis Literasi Keuangan Moona Haji; Sabri, Mior Ahmad
di Kalangan Mahasiswa dan Faktor- Jafri Md. (2013). Financial Literacy
Faktor yang Mempengaruhinya. : A Study Among The University
Proceedings of The 4th International
Conference on Teacher Education; Student. Interdisciplinary Journal Of
Join Conference UPI & UPSI Contemporary Research In Business,
Bandung, Indonesia. 5(2), 279-299.
KOMPETENSI - JURNAL MANAJEMEN BISNIS, VOL. 12, NO. 2, JULI - DESEMBER 2017 | 115
116 | PEMAHAMAN PENGETAHUAN KEUANGAN... (Leon)