tentunya memerlukan literasi keuangan anak kos, yang tentunya tinggal jauh dari
yang baik pula. Menurut Susanti (2013) keluarga. Sehingga mereka lebih banyak
agar terhindar dari kesulitan keuangan menghabiskan waktunya dengan teman
maka literasi keuangan merupakan suatu sebaya seperti teman sekampus, teman
hal mendasar yang harus dimiliki oleh satu organisasi yang cenderung memiliki
suatu individu. Mahasiswa sangat tingkat usia yang setara atau relative
membutuhkan financial literacy karena sama. Dalam masa kuliah sendiri
mereka sering kali mendapatkan financial pengaruh teman sebaya sangat kuat
problem, karena mahasiswa seringkali karena waktu yang mereka habiskan
dihadapkan pada trade off yaitu pada bersama cukup lama, dan teman sebaya
situasi dimana mahasiswa harus bisa juga berpengaruh terhadap manajemen
memilih salah satu kepentingan dan keuangan pribadi mahasiswa (Jaman dkk,
mengorbankan yang lainnya. terjadinya 2015). Semenatara menurut Otto A.
suatu masalah keuangan juga bisa timbul M.,(2009) dalam penelitiannya
ketika mengalami kesalahan dalam mengemukakan bahwa perilaku
perincian keuangan misalnya tidak menabung mahasiswa dipengaruhi oleh
adanya perencanaan keuangan degan rekannya, karena mahasiswa lebih
baik. berorientasi pada rekan sebayanya.
melalui cara yang dikehendaki atau sifatnya (Yuliati, 2011). Jadi harus ada
stimulus untuk melaksanakan perbuatan , sesuatu yang ditimbulkan, baik dalam diri
baik secara sadar maupun tidak (Corsini, maupun luar untuk menyukai sesuatu.
2002). Intensi inilah yang merupakan
awal terbentuknya perilaku seseorang. Menurut Yasid (2009) Tabungan
Teori planned behavior ini cocok merupakan dana atau kekayaan yang
digunakan untuk mendeskripsikan disisihkan untuk kebutuhan dimasa yang
perilaku apapun yang memerlukan akan datang. Menabung juga dapat
perencanaan (Ajzen, 1991). diartikan sebagai suatu aktivitas dimana
seseorang menyimpan uangnya baik di
Planned behavior theory yaitu Bank maupun di tabungan sendiri.
peningkatan dari reasoned action theory. Menabung sendiri mempunyai banyak
Reasoned action theory memilki bukti- manfaat seperti belajar hidup hemat
bukti ilmiah bahwa niat untuk dengan menyisihkan uang pemasukan
melaksanakan perbuatan tertentu atau pendapatan agar menghindari
diakibatkan oleh dua alasan, yaitu norma pengeluaran yang kurang bergun, selain
subjektif dan sikap terhadap perilaku itu manfaat menabung bisa mecegah
(Fishbein dan Ajzen, 1975) Beberapa berhutang dan cadangan keuangan
tahun kemudian, Ajzen (1988 dalam keadaan mendesak.
menambahkan satu faktor yaitu kontrol
perilaku persepsian individu atau Slameto (2010) mendefinisikan
perceived behavioral control. Keadaan “Minat yaitu suatu rasa lebih suka, dan
faktor tersebut mengubah reasoned rasa ketertarikan pada suatu hal atau
action theory menjadai planned behavior aktivitas tanpa ada yang menyuruh”. Dari
theory. pernyataan tersebut bisa disimpulkan
bahwa seseorang yang berminat di dalam
Planned behavior theory suatu aktivitas akan memperhatikan
menggambarkan bahwa sikap terhadap aktivitas tersebut secara konsisten
perilaku merupakan pokok penting yang dengan rasa senang dikarenakan hal
sanggup memperkirakan suatu perbuatan, tersbeut datang dari dalam diri seseorang
meskipun demikian perlu yang didasarkan rasa suka dan tidak
dipertimbangkan sikap sesorang dalam adanya paksaan dari pihak luar. Dengan
menguji norma subjektif serta mengukur kata lain, minat merupakan suatu rasa
kontrol perilaku persepsian orang tersebut. lebih suka dan rasa ketertarikan pada
Bila ada sikap yang positif, dukungan dari suatu hal tanpa adanya paksaan.
orang sekitar serta adanya persepsi
kemudahan karena tidak ada hambatan Selain itu menurut Surya (2004)
untuk berperilaku maka niat sesorang menurutnya minat dapat dikelompokan
untuk berperilaku akan semakin tingg menjadi 3 jenis, diantaranya sebagai
(Ajzen, 2005). berikut:
maupun usahanya seperti hal transaksi, teman sebaya yaitu anak-anak dengan
pembayaran, tabungan, dan asuransi tingkat kedewasaan yang kurang lebih
yang digunakan secara sama.
bertangggungjawab serta berkelanjutan.
Teman sebaya memiliki peran
Uang Saku penting dalam perkembangan anak salah
satunya yaitu memberikan sumber
Menurut Marteniawati (2012) informasi dan perbandingan tentang
mengemukakan bahwa uang saku adalah dunia diluar keluarga. Mahasiswa yang
uang yang diberikan untuk membeli tidak tinggal bersama orang tuanya
sesuatu yang diperlukan oleh para pelajar cenderung bisa menghabiskan waktunya
dalam memenuhi kebutuhan seperti lebih banyak dengan teman kos, teman
makanan, pakaian, kos, dan sebagainya. kuliah, yang cenderung setara sehingga
Uang saku ada yang diberikan secara intensitas komunikasi dengan teman
harian, mingguan, dan bulanan yang bisa sebaya menjadi hal yang utama dalam
membuat mereka membayar hal-hal yang menjalani kehidupan masa perkuliahan
penting untuk mereka. (Chotimah dan Rohayati, 2015). Dapat
disimpuka bahwa teman sebaya bisa
Tujuan pemberian uang saku yaitu memberikan pengaruh terhadap
sebagai alat media pembelajaran anak kehidupan mahasiswa termasuk
untuk bisa mengelola keuangan dengan pengaruh positif maupun negatif dalam
baik. Ditinjau dari aktivitas sehari-hari, pengelolaan keuangan.
dibutuhkan pengelolaan uang dengan
salah satu bentuk dari manajemen Thunk (2012) menafsirkan bahwa
pengelolaan uang adalah uang saku. kelompok teman sebaya memberikan
pengaruh yang signifikan terhadap
Uang saku adalah pendapatan yang perilaku menabung. Hal tersebut sejalan
diperoleh anak dari orang tuanya, dimana dengan temuan Erskine (2005) dan
uang saku bisa mempengaruhi Beshears (2010). Temuan ini
bagaimana pola konsumsi seseorang. membuktikan perilaku seseorang
Umumnya semakin tinggi uang saku, kemungkinan besar dipengaruhi oleh
maka semakin tinggi juga kegiatan kelompok teman sebaya karena
konsumsi seseorang. Uang saku adalah kelompok teman sebaya adalah rujukan
faktor yang bisa mempengaruhi yang paling menonjol bagi individu dan
pengeluaran mahasiswa dengan rata-rata akan sangat mudah dipengaruhi oleh
pendapatan uang saku yang berbeda dari perilaku kelompok teman sebaya.
setiap mahasiswa yang diterimanya
setiap hari, setiap minggu, bahkan setiap Dalam peer group setiap individu
bulan. Sebagian besar mahasiswa memiliki peran dalam bersosialisasi
mengandalkan uang saku untuk antara anggota dengan cara berinteraksi,
digunakan berkonsumsi dalam priode bertingkah laku. Peer group memiliki
waktu tertentu, sehingga uang saku dan kontribusi yang positif terhadap
pengeluaranya berbanding lurus (Hartono, perkembangan kepribadian remaja.
2016). Namun di tidak sedikit remaja yang
melakukan tindak kenakalan karena
Teman Sebaya pengaruh peer group.
Menurut Hetherington dan Parke Gaya Hidup
dalam Desmita (2010) teman sebaya
sabagai salah satu kelompok sosial yang Menurut Suyanto (2013) gaya hidup
sering didefinisikan sebagai semua orang merupakan kegiatan yang berhubungan
yang mempunyai kesamaan ciri-ciri, dengan uapaya dengan membuat diri
seperti kesamaan tingkat usia. Hal serupa eksis dalam cara tertentu dan berbeda
dikatakan oleh Santrock dalam Wulandari dari kelompok lain.
dan Hakim (2015) mendefinisikan bahwa
2020 Prisma (Platform Riset Mahasiswa Akuntansi) 90