Anda di halaman 1dari 14

Prisma (Platform Riset Mahasiswa Akuntansi)

Volume 01 Nomor 02 Tahun 2020 (Hal: 79-91)


https://ojs.stiesa.ac.id/index.php/prisma

PENGARUH LITERASI KEUANGAN, INKLUSI KEUANGAN,


UANG SAKU, TEMAN SEBAYA, GAYA HIDUP, DAN
KONTROL DIRI TERHADAP MINAT MENABUNG
MAHASISWA
Studi Kasus Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Sutaatmadja Subang
Mega Krisdayanti
Program Studi Akuntansi
STIE Sutaatmadja Subang Indonesia
Email: megakrisdayanti@stiesa.ac.id

INFO ARTIKEL ABSTRAK/ABSTRACK


Histori Artikel Pertumbuhan ekonomi suatu negara akan meningkat
Tgl. Masuk : 8 November 2019 apabila didorong oleh tingkat tabungan yang tinggi.
Tgl. Diterima : 18 Februari 2020 Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaiamana
kaitannya literasi keuangan, inklusi keuangan, uang saku,
Tersedia Online : 31 Maret 2020
teman sebaya, gaya hidup, dan kontrol diri terhadap minat
Keywords: menabung. Teori yang digunakan dalam penelitian ini
Peneliti menuliskankan 1-5 kata merupakan theory planed of behaviour atau teori
kunci yang berkaitan dengan keperilakuan. Populasi dari penelitian ini adalah seluruh
penelitian [arial, 10, italic] mahasiswa aktif Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Sutaatmdja
Subang. Adapun metode analisis yang digunakan adalah
uji validitas dan reabilitas, uji normalitas, uji
heterokedsatisitas, dan uji multikolonieritas. Uji t, uji f dan
koefisien berganda.

PENDAHULUAN Pengelolaan keuangan merupakan


tanggungjawab setiap individu terhadap
Mengelola keuangan dengan baik keuangannya karena pengelolaan
yaitu salah satu tindakan bijak yang bisa keuangan berkaitan dengan kebutuhan
dilakukan untuk memperbaiki kondisi hidup sehari-hari salah satunya yaitu
ekonomi, baik untuk diri sendiri, keluarga dengan menumbuhkan minat menabung.
Minat menabung adalah upaya dimana
atau lembaga. Dengan mengelola
seseorang untuk menyisihkan uang dan
keuangan yang benar seseoarang akan digunakan dimasa yang akan dating
mampu memperbaiki kondisi ekonominya (Rumini, dkk., 2019).
dimasa sekarang dan dimasa yang akan
datang. Mengelola keuangan bukanlah Menabung yaitu salah satu cara
untuk mengontrol keuangan seseorang
hal yang mudah jika individu tidak dibekali
dalam kehidupan. Sesorang dapat
dengan kemampuan, keterampilan, dan menyisihkan sebagian hartanya untuk
keinginan yang kuat. Selain itu juga memenuhi kebutuhannya di masa depan.
mengelola keuangan dapat semakin baik Tetapi menabung belum menjadi
apabila individu mempunyai perilaku yang kebiasaan bagi sebagian besar
baik juga. masyarakat di Indonesia (Rendra, 2012).
2020 Prisma (Platform Riset Mahasiswa Akuntansi) 80

Uang adalah sarana untuk Negara Presentase (%)


berinteraksi dan dalam penggunaanya Singapore 92,9
diperlukan pengelolaan keuangan yang Malaysia 76,2
baik. Uang mempunyai banyak fungsi Thailand 70,6
diantarnya kita bisa mengukur Vietnam 37,4
pertumbuhan ekonomi negara. Minat Indonesia 35,2
menabung di dalam pertumbuhan Philipines 19,0
ekonomi negara sangatlah penting, Myanmar 13,5
dimana kecepatan pertumbuhan ekonomi Sumber: Worldbank
bergantung pada kemampuan menabung
juga pertumbuhan ekonomi Berdasarkan Tabel diatas
mengindikasikan apakah aktivitas menunjukan masih rendahnya tingkat
perekonomian berjalan dengan baik atau inklusi masyarakat bahkan tingkat
buruk. Begitu pentingnya minat kepemilikan akun jasa keuangan generasi
menabung, sehingga pemerintah muda Indonesia masih jauh dibandingkan
Indonesia melakukan beberapa kegiatan dengan Singapore, Malaysia dan
edukasi keuangan dengan kampanye Thailand. Menurut Rendra (2012) banyak
Gerakan Ayo Menabung sebagai masyarakat Indonesia yang berpendapat
pelaksanaan Peraturan Presiden (Perpes) bahwa kebiasaan menabung hanya
No 82 Tahun 2016 tentang strategi berlaku untuk individu apabila individu
nasional keuangan inklusif dengan tujuan tersebut mempunyai sisa uang atau
meningkatkan kesadaran masyarakat menanbung harus dengan jumlah yang
bahwa pentingnya kebiasaan menabung besar.
sejak usia dini.
Mahasiswa adalah salah satu
Menurut teori Harrod-Domar, komponen masyarakat yang cukup besar,
pertumbuhan ekonomi ditentukan oleh mahasiswa memiliki perilaku konsumtif
tingkat tabungan dan investasi. Ada yang tinggi dan menyebabkan
beberapa cara untuk meningkatkan berkurangnya minat dalam kegiatan
pertumbuhan ekonomi diantaranya menabung. Pada masa kuliah,
dengan metabolisasi tabungan melalui mahasiswa beralih dari sifat
lembaga terkait yang nantinya sudah ketergantungan menuju sifat mandiri
terkumpul digunakan untuk membiayai secara kuangan. Mahasiswa mempunyai
berbagai macam investasi (Sukirno, masalah keuangan yang komplek karena
2006). sebagai mahasiswa belum mempunyai
pendapatan pribadi cadangan dana yang
Menurut Otoritas Jasa Keuangan dimiliki juga terbatas untuk digunakan
tingkat tabungan penduduk usia muda setiap bulannya, keterlamabatan uang
Indonesia masih rendah dibandingkan kiriman dari orang tua, atau uangan
dengan beberapa negara tetangga. Dapat bulanan yang habis sebelum waktunya
dilihat dari Tabel berikut: yang disebabkan pengelolaan keuangan
Tabel 1 pribadi yang salah karena tidak adanya
penganggaran dalam hidup, juga gaya
Persentase Populasi Penduduk hidup dan pola kunsumtif yang boros.
Generasi Muda yang Mempunyai Akun Minat menabung pada mahasiswa dapat
Bank di Indonesia dan Beberapa dipengaruhi oleh 6 faktor yaitu : literasi
Negara ASEAN Tahun 2015 keuangan, inklusi keuangan, uang saku,
teman sebaya, gaya hidup, dan kontrol
diri.

Faktor pertama yang diduga


berpengaruh terhadap perilaku menabung
pada mahasiswa adalah literasi keuangan.
Pengelolaan keuangan yang baik
81 Volume 01 Nomor 02 Maret 2020

tentunya memerlukan literasi keuangan anak kos, yang tentunya tinggal jauh dari
yang baik pula. Menurut Susanti (2013) keluarga. Sehingga mereka lebih banyak
agar terhindar dari kesulitan keuangan menghabiskan waktunya dengan teman
maka literasi keuangan merupakan suatu sebaya seperti teman sekampus, teman
hal mendasar yang harus dimiliki oleh satu organisasi yang cenderung memiliki
suatu individu. Mahasiswa sangat tingkat usia yang setara atau relative
membutuhkan financial literacy karena sama. Dalam masa kuliah sendiri
mereka sering kali mendapatkan financial pengaruh teman sebaya sangat kuat
problem, karena mahasiswa seringkali karena waktu yang mereka habiskan
dihadapkan pada trade off yaitu pada bersama cukup lama, dan teman sebaya
situasi dimana mahasiswa harus bisa juga berpengaruh terhadap manajemen
memilih salah satu kepentingan dan keuangan pribadi mahasiswa (Jaman dkk,
mengorbankan yang lainnya. terjadinya 2015). Semenatara menurut Otto A.
suatu masalah keuangan juga bisa timbul M.,(2009) dalam penelitiannya
ketika mengalami kesalahan dalam mengemukakan bahwa perilaku
perincian keuangan misalnya tidak menabung mahasiswa dipengaruhi oleh
adanya perencanaan keuangan degan rekannya, karena mahasiswa lebih
baik. berorientasi pada rekan sebayanya.

Faktor kedua, yang bisa Faktor kelima, yang bisa


mempengaruhi perilaku menabung yaitu mempengaruhi minat menabung adalah
inklusi keuangan. Saat ini pengetahuan gaya hidup yang dimiliki orang-orang
inklusi keuangan perlu dikembangkan semakin mewah karena adanya
khususnya dikalangan mahasiswa, kebiasaan yang menganggap bahwa
karena dengan kemudahan akses yang orang menjadi bahagia dengan mencari
diberikan oleh lembaga keuangan kesenangan sebanyak mungkin. Hal ini
diharapkan semakin menambah minat bisa dilihat dilingkungan generasi muda
mahasiswa dalam membudayakan seperti mahasiswa. Dalam hal ini bisa
kegiatan menabung di lembaga keuangan. dilihat bahwa gaya hidup seorang
Semakin tinggi yang menggunakan mahasiswa khusunya dalam bidang
fasilitas produk dan layanan perbankan, konsumsi, cara hidup mahasiswa berubah
diharapkan semakin tinggi juga mulai dari pakaian, bersosialisasi, dan
pemanfaatan produk di lembaga berbagai kegiatan yang dapat
keuangan misalnya dengan menabung. mempengaruhi minat menabungnya.

Faktor ketiga, kegiatan mengatur Faktor keenam, yang diduga


keuangan untuk seorang mahasiswa memperngaruhi perilaku menabung yaitu
pada umumnya yaitu mengatur uang saku kontrol diri. Kontrol diri menjelaskan
pemberian orang tuanya, uang saku mengenai kesanggupan setiap individu
adalah salah satu indikator pokok dalam menyesuaikan perilakunya dengan
pengelolaan keuangan seorang individu lain agar individu lain merasa
mahasiswa karena tidak adanya uang senang melalui kemampuan dalam hal
saku maka pengelolaan keuangan tidak membaca kondisi lingkungan, kondisi diri,
dapat dilakukan. Besar kecilnya uang mengontrol serta mengelola beberapa
saku bisa menjadi faktor penentu baik faktor perilaku agar lebih sesuai dengan
buruknya pengelolaan keuangan. kondisi (Ghufron & Risnawati, 2017:21).

Faktor keempat, yang diduga Alasan dipilihnya variabel bebas yang


berpengaruh terhadap perilaku menabung terdiri dari literasi keuangan, inklusi
mahasiswa adalah teman sebaya. keuangan, uang saku, Teman Sebaya,
Chotimah & Rohayati (2015) Gaya Hidup, dan Kontrol Diri Terhadap
perkembangan sosioemotional Minat Menabung disebabkan oleh
dipengaruhi oleh teman sebaya. terdapatnya riset gap penelitian seperti
Sebagian besar mahasiswa merupakan yang dikemukakan oleh Marwati (2018)
2020 Prisma (Platform Riset Mahasiswa Akuntansi) 82

dan Putra (2018) mengatakan, literasi Sedangkan menurut penelitian dari


keuangan berpengaruh secara signifikan Syahrizani Sidadolog (2019) gaya hidup
terhadap perilaku menabung mahasiswa. berpengaruh negatif dan tidak signifikan
Sedangkan penelitian dari Triani (2017) terhadap minat menabung. Dikatakan
mengatakan bahwa financial literacy tidak berpengaruh negatif karena memiliki
meiliki pengaruh terhadap perilaku hubungan yang tidak searah, semakin
menabung mahasiswa di 4 Universitas di tinggi gaya hidup seseorang maka minat
kota Padang. menabung akan semakin rendah

Penelitian yan dilakukan oleh Ardiana Selain itu menurut penelitian


(2016) dan Putri&Susanti (2018) yang Tharanika and Andrew (2017)
mengatakan bahwa inklusi keuangan menyatakan kontrol diri tidak memiliki
berpengaruh positif dan signiikan pengaruh terhadap perilaku perilaku
terhadap perilaku menabung mahasiswa. individu dalam menabung. Tentunya hasil
ini bertolak belakang dengan penelitian
Dan menurut penelitian Diah Ayu Putri & Susanti (2018) yang menunjukkan
wulandari (2019) Inklusi keuangan kontrol diri berpengaruh signifikan
memiliki pengaruh yang signifikan terhadap perilaku menabung.
terhadap perilaku menbung mahasiswa
Pendidikan Akuntansi FE UNESA. Berdasarkan ulasan diatas, maka
Koefesiensi regresi bernilai positif yang peneliti tertarik untuk mengkaji ulang lebih
menunjukkan bahwa terdapat hubungan lanjut tentang perilaku menabung
yang searah, apabila inklusi keuangan mahasiswa. Sehingga peneliti memilih
tinggi maka perilaku menabung subjek mahasiswa program Studi
mahasiswa akan menjadi lebih baik, Akuntansi dan Manajemen Sekolah
begitupun sebaliknya. Tinggi Ilmu Ekonomi Sutaatmdja Subang.
Maka peneliti mengambil judul
Menurut Wahyudi (2017) dan Aviva “Pengaruh Literasi Keuangan, Inklusi
(2016) mengatakan bahwa uang saku Keuangan, Uang Saku, Teman Sebaya,
berpengaruh positif terhadap minat Gaya Hidup, dan Kontrol Diri”.
menabung mahasiswa. Uang saku yang
dimaksud dalam penelitian ini merupakan KERANGKA TEORITIS DAN
uang mahasiswa yang didapat dari orang
tua, beasiswa, maupun hasil dari bekerja.
PENGEMBANGAN HIPOTESIS
Menurut Adityandani & Haryono (2018) Theory Planned Of Behaviour
dalam penelitiannya mengatakan bahwa
hasil bekerja tidak memiliki pengaruh Teori ini memiliki fondasi
terhadap perilaku menabung. terhadap perspektif kepercayaan yang
mampu mempengaruhi seseorang dalam
Selain itu penelitian dari Manurung melaksanakan tingkah laku yang spesifik.
(2018) menyatakan terman sebaya Perspektif kepercayaan dilasanakan
berpengaruh positif terhadap perilaku melalui penggabungan beraneka ragam
menabung seseorang, karena individu karateristik, kualitas dan atribut atas
tersebut lebih berorientasi kepada teman informasi tertentu yang kemudian
sebayanya. Sementara menurut membentuk kehendak dalam bertingkah
Amalia,dkk (2018) menyatakan, teman laku (Yuliana, 2004). Intensi (niat)
sebaya tidak memiliki pengaruh yang merupakan keputusan dalam berperilaku
signifikan karena kurangnya diskusi melalui cara yang dikehendaki atau
masalah-masalah mengenai keuangan stimulus untuk melaksanakan perbuatan ,
diantara mahsiswa. baik secara sadar maupun tidak (Corsini,
2002). Intensi inilah yang merupakan
Sedangkan menurut penelitian
awal terbentuknya perilaku seseorang.
Andreas Yosi Hayu Wahyudin (2017)
Teori planned behavior ini cocok
menyatakan bahawa gaya hidup tidak
digunakan untuk mendeskripsikan
berpengaruh terhadap minat menabung.
83 Volume 01 Nomor 02 Maret 2020

perilaku apapun yang memerlukan akan datang. Menabung juga dapat


perencanaan (Ajzen, 1991). diartikan sebagai suatu aktivitas dimana
seseorang menyimpan uangnya baik di
Planned behavior theory yaitu Bank maupun di tabungan sendiri.
peningkatan dari reasoned action theory. Menabung sendiri mempunyai banyak
Reasoned action theory memilki bukti- manfaat seperti belajar hidup hemat
bukti ilmiah bahwa niat untuk dengan menyisihkan uang pemasukan
melaksanakan perbuatan tertentu atau pendapatan agar menghindari
diakibatkan oleh dua alasan, yaitu norma pengeluaran yang kurang bergun, selain
subjektif dan sikap terhadap perilaku itu manfaat menabung bisa mecegah
(Fishbein dan Ajzen, 1975) Beberapa berhutang dan cadangan keuangan
tahun kemudian, Ajzen (1988 dalam keadaan mendesak.
menambahkan satu faktor yaitu kontrol
perilaku persepsian individu atau Slameto (2010) mendefinisikan
perceived behavioral control. Keadaan “Minat yaitu suatu rasa lebih suka, dan
faktor tersebut mengubah reasoned rasa ketertarikan pada suatu hal atau
action theory menjadai planned behavior aktivitas tanpa ada yang menyuruh”. Dari
theory. pernyataan tersebut bisa disimpulkan
bahwa seseorang yang berminat di dalam
Planned behavior theory suatu aktivitas akan memperhatikan
menggambarkan bahwa sikap terhadap aktivitas tersebut secara konsisten
perilaku merupakan pokok penting yang dengan rasa senang dikarenakan hal
sanggup memperkirakan suatu perbuatan, tersbeut datang dari dalam diri seseorang
meskipun demikian perlu yang didasarkan rasa suka dan tidak
dipertimbangkan sikap sesorang dalam adanya paksaan dari pihak luar. Dengan
menguji norma subjektif serta mengukur kata lain, minat merupakan suatu rasa
kontrol perilaku persepsian orang tersebut. lebih suka dan rasa ketertarikan pada
Bila ada sikap yang positif, dukungan dari suatu hal tanpa adanya paksaan.
orang sekitar serta adanya persepsi
kemudahan karena tidak ada hambatan Selain itu menurut Surya (2004)
untuk berperilaku maka niat sesorang menurutnya minat dapat dikelompokan
untuk berperilaku akan semakin tingg menjadi 3 jenis, diantaranya sebagai
(Ajzen, 2005). berikut:

1. Minat Volunter yaitu minat yang


Minat Menabung timblu dari dalam diri seseorang
tanpa adanya pengaruh luar.
Dalam Kamus Besar Bahasa 2. Minat Involunter merupakan
Indonesia yang dikutip dari (Yuliati, 2011) minat yang timbul dari luar diri
mengungkapkan Minat merupakan sesorang dengan pengaruh
kecenderungan seseorang untuk situasi yang diciptakan oleh
melakukan suatu kegiatan tertentu lingkungan.
diantara sejumlah kegiatan lain yang 3. Minat Nonvolunter adalah minat
berbeda. Minat adalah kecenderungan yang timbul dari dalam diri.
afektif seseorang untuk membuat pilihan
aktivitas, kondisi-kondisi individual yang Kotler (2005) mendefinsikan bahwa
bisa merubah minat seseorang sehingga minat menabung diasumsikan sebagao
bisa dikatakan minat itu tidak stabil minat beli, yang merupakan perilaku yang
sifatnya (Yuliati, 2011). Jadi harus ada mucul sebagai respon terhadap objek
sesuatu yang ditimbulkan, baik dalam diri yang menunjukan keinginan pelanggan
maupun luar untuk menyukai sesuatu. untuk melakukan pembelian.
Menurut Yasid (2009) Tabungan Sedangkan menurut Kusmawati
merupakan dana atau kekayaan yang (2011), minat di definisikan sebagai
disisihkan untuk kebutuhan dimasa yang kecenderungan hati yang tinggi terhadap
2020 Prisma (Platform Riset Mahasiswa Akuntansi) 84

suatu gairah dan keinginan. Perluasan Zeland. Dapat dipahami bahwa


dari definisi minat adalah: perkembangan literasi keuangan dapat
memberikan dampak positif dalam
1. Minat dapat dikatakan sebagai perkembangan ekonomi secara mikro
perantara faktor-faktor rasional maupun makro, maka di Amerika
yang memiliki dampak pada dibentuk suatu organisasi tersendiri
suatu prilaku. dalam bidang ini, misalnya International
2. Minat menggambarkan sebarapa Network Financial Education dan National
keras seseorang berani mencoba. Council on Economic Education.
3. Minat mendefinisikan seberapa
banyak upaya yang direncanakan Menurut PISA (2012) aspek-aspek
seseorang. yang terdapat dalam literasi keuagan
yaitu uang dan transaksi, perencanaan
dan pengelolaan keuangan, risiko dan
Literasi Keuangan keuntungan juga financial landcape. Uang
dan transaksi dalam hal ini mengetahui
Literasi keuangan adalah dan memahami bagaimana fungsi dan
kemampuan dalam mengambil keputusan kegunaan uang yang digunakan dalam
yang efektif mengenai penggunaan bertransaksi. Perencanaan dan
keuangan saat ini dan pengelolaan pengelolaan meliputi kegiatan dimana
keuangan masa depan (Basu, 2005:2; manajemen keuangan dengan melakukan
Nyamute dan Maina 2010) dalam suatu perencanaan anggaran keuangan
(Rahayu dan Musdholifah, 2017). sehingga dana yang di dapat bisa dikelola
Sedangkan menurut Oseifuah (2010) dengan baik. Risiko dan keuntungan
pentingnya suatu literasi keuangan tidak dalam hal ini berkaitan dengan
dapat diremehkan, karena orang yang pengambilan keputusan dalam
buta huruf secara finansial mungkin tidak penggunaan dana yang dimiliki, apabila
bisa menunjukan secara tepat dalam salah dalam mengambil keputusan maka
memenuhi pengeluaran, tidak yakin akan mengalami kerugian dan sebaliknya.
bagaimana cara mendapatkan dan
menilai keuangan secara independen. Inklusi Keuangan
Menurut Susanti (2013) agar Inklusi yaitu menyediakan jasa
terhindar dari kesulitan keuangan maka keuangan seperti tabungan, kredit,
literasi keuangan merupakan suatu hal asuransi, dan pembayaran pada tingkat
mendasar yang harus dimiliki oleh suatu harga yang bisa dibayar oleh setiap
individu. Mahasiswa sangat pelaku ekonomi, terutama pelaku
membutuhkan financial literacy karena ekonomi berpendapatan rendah (Anwar
mereka sering kali mendapatkan financial and Amri, 2017). Sedangkan menurut
problem, karena mahasiswa seringkali Ummah, Nuryartono, dan Anggraeni
dihadapkan pada trade off yaitu pada (2014) mendefinisikan bahwa inklusi
situasi dimana mahasiswa harus bisa keuangan merupakan proporsi individu
memilih salah satu kepentingan dan dan perusahaan yang menggunakan
mengorbankan yang lainnya. terjadinya produk dan jasa keuangan.
suatu masalah keuangan juga bisa timbul
ketika mengalami kesalahan dalam Inklusi keuangan merupakan
perincian keuangan misalnya tidak suatu proses mempromosikan akses
adanya perencanaan keuangan degan yang terjangkau, tepat waktu, serta
baik. memadai untuk berbagai produk dan jasa
keuangan yang dapat diatur dan
Sedangkan menurut Lasuardi dan memperluas penggunaanya oleh semua
Mitchell (2011) mendefinisikan literasi segmen masyarakat melalui penerapan
keuangan berkembang pesat di berbagai pendekatan yang ada juga inovatif yang
belahan dunia, seperti di Amerika, dapat disesuaikan termasuk kesadaran
Jerman, Italia, Belanda, Jepang dan New keuangan serta pendidikan keuangan
85 Volume 01 Nomor 02 Maret 2020

dengan tampilan untuk mempromosikan Teman Sebaya


kesejahteraan keuangan dan inklusi
ekonomi serta sosial (Saputra dan Dewi, Menurut Hetherington dan Parke
2017). dalam Desmita (2010) teman sebaya
sabagai salah satu kelompok sosial yang
World Bank (2016) menjelaskan sering didefinisikan sebagai semua orang
inklusi keuangan sebagai akses terhadap yang mempunyai kesamaan ciri-ciri,
produk dan layanan jasa keuangan yang seperti kesamaan tingkat usia. Hal serupa
dapat bermanfaat dan terjangkau dalam dikatakan oleh Santrock dalam Wulandari
memenuhi kebutuhan masyarakat dan Hakim (2015) mendefinisikan bahwa
maupun usahanya seperti hal transaksi, teman sebaya yaitu anak-anak dengan
pembayaran, tabungan, dan asuransi tingkat kedewasaan yang kurang lebih
yang digunakan secara sama.
bertangggungjawab serta berkelanjutan.
Teman sebaya memiliki peran
Uang Saku penting dalam perkembangan anak salah
satunya yaitu memberikan sumber
Menurut Marteniawati (2012) informasi dan perbandingan tentang
mengemukakan bahwa uang saku adalah dunia diluar keluarga. Mahasiswa yang
uang yang diberikan untuk membeli tidak tinggal bersama orang tuanya
sesuatu yang diperlukan oleh para pelajar cenderung bisa menghabiskan waktunya
dalam memenuhi kebutuhan seperti lebih banyak dengan teman kos, teman
makanan, pakaian, kos, dan sebagainya. kuliah, yang cenderung setara sehingga
Uang saku ada yang diberikan secara intensitas komunikasi dengan teman
harian, mingguan, dan bulanan yang bisa sebaya menjadi hal yang utama dalam
membuat mereka membayar hal-hal yang menjalani kehidupan masa perkuliahan
penting untuk mereka. (Chotimah dan Rohayati, 2015). Dapat
disimpuka bahwa teman sebaya bisa
Tujuan pemberian uang saku yaitu memberikan pengaruh terhadap
sebagai alat media pembelajaran anak kehidupan mahasiswa termasuk
untuk bisa mengelola keuangan dengan pengaruh positif maupun negatif dalam
baik. Ditinjau dari aktivitas sehari-hari, pengelolaan keuangan.
dibutuhkan pengelolaan uang dengan
salah satu bentuk dari manajemen Thunk (2012) menafsirkan bahwa
pengelolaan uang adalah uang saku. kelompok teman sebaya memberikan
pengaruh yang signifikan terhadap
Uang saku adalah pendapatan yang perilaku menabung. Hal tersebut sejalan
diperoleh anak dari orang tuanya, dimana dengan temuan Erskine (2005) dan
uang saku bisa mempengaruhi Beshears (2010). Temuan ini
bagaimana pola konsumsi seseorang. membuktikan perilaku seseorang
Umumnya semakin tinggi uang saku, kemungkinan besar dipengaruhi oleh
maka semakin tinggi juga kegiatan kelompok teman sebaya karena
konsumsi seseorang. Uang saku adalah kelompok teman sebaya adalah rujukan
faktor yang bisa mempengaruhi yang paling menonjol bagi individu dan
pengeluaran mahasiswa dengan rata-rata akan sangat mudah dipengaruhi oleh
pendapatan uang saku yang berbeda dari perilaku kelompok teman sebaya.
setiap mahasiswa yang diterimanya
setiap hari, setiap minggu, bahkan setiap Dalam peer group setiap individu
bulan. Sebagian besar mahasiswa memiliki peran dalam bersosialisasi
mengandalkan uang saku untuk antara anggota dengan cara berinteraksi,
digunakan berkonsumsi dalam priode bertingkah laku. Peer group memiliki
waktu tertentu, sehingga uang saku dan kontribusi yang positif terhadap
pengeluaranya berbanding lurus (Hartono, perkembangan kepribadian remaja.
2016). Namun di tidak sedikit remaja yang
2020 Prisma (Platform Riset Mahasiswa Akuntansi) 86

melakukan tindak kenakalan karena Kontrol diri merupakan kemampuan


pengaruh peer group. seorang individu untuk menahan
dorongan-dorongan serta kemampuan
Gaya Hidup individu untuk mengendalikan tingkat
lakunya pada sat tidak adanya kontrol
Menurut Suyanto (2013) gaya hidup dari lingkungan (Amalia, 2010).
merupakan kegiatan yang berhubungan Sedangkan menurut (Delisi, Berg, &T,
dengan uapaya dengan membuat diri 2006) Kontrol diri yaitu tindakan
eksis dalam cara tertentu dan berbeda seseorang dalam mengendalikan secara
dari kelompok lain. otomatis kebiasaan, dorongan, emosi,
Gaya hidup diartikan secara serta keinginan dengan tujuan untuk
sederhana sebagai bagaimana seseorang mengarahkan perilakunya.
hidup. Gaya hidup juga dipergunakan Menurut Ghufron & Risnawita
untuk menguraikan tiga tingkat agregasi (2017:21) mendefinisikan kontrol diri
orang yang berbeda diataranya individu, mengenai kesanggupan setiap individu
sekelompok kecil yang berinteraksi, dan dalam menyesuaikan perilakunya dengan
kelompok orang yang lebih besar. Gaya individu lain agar individu lain dapat
hidup mengambarkan bagaimana orang merasa senang melalui kemampuan
hidup, bagaimana mereka dalam hal membaca kondisi lingkungan,
membelanjakan uangnya dan bagaimana kondisi diri, mengntrol dan mengeloa
mereka melokasikan waktu mereka beberapa faktor perilaku agar lebih sesuai
(Mowen dan Minor, 2002). dengan kondisi.
Menurut Kotler (2005) mendefinisikan Kontrol diri adalah hal yang penting
gaya hidup sebagai pola hidup seseorang sebelum seseorang memutuskan dalam
di dunia yang terungkap pada aktivitas, mengambil keputusan berperilaku.
minat, dan opininya. Gaya hidup Seseorang yang mempunyai kontrol diri
menunjukan “keseluruhan diri seseorang” yang tinggi akan cenderung
yang berinteraksi dengan lingkungannya. mengendalikan peggunaan uangnya
Engel & dkk (1994) menafsirkan sehingga bisa melakukan pengelolaan
bahwa ada 3 faktor untuk mengukur gaya uang dengan baik, dan akan
hidup yaitu aktivitas, minat, dan opini menimbulkan minat menabung. Penelitian
yang dijelaskan sebagai berikut: yang dilakukan oleh (Yasid, 2010),
menggambarkan bahwa seseorang yang
1. Aktivitas mempunyai kontrol diri yang baik dan bisa
Aktivitas merupakan tindakan menyusun rencana pengeluaran
nyata yang dilakukan, walaupun keuangan akan mempunyai pengaruh
tindakan tersebut jarang bisa kuat dalam minat menabung.
diukur secara langsung tetapi
bisa diamati. HASIL DAN PEMBAHASAN
2. Minat
Minat merupakan peristiwa dalam Theory Planned Of Behaviour
tingkat kegairahan yang
Teori ini memiliki fondasi terhadap
menyertai terus menerus kepada
perspektif kepercayaan yang mampu
manusia dan perhatian khusus.
mempengaruhi seseorang dalam
3. Opini
melaksanakan tingkah laku yang spesifik.
Opini merupakan lisan yang
Perspektif kepercayaan dilasanakan
diberikan sebagai tanggapan
melalui penggabungan beraneka ragam
terhadap sebuah situasi dimana
karateristik, kualitas dan atribut atas
semacam pertanyaan yang
informasi tertentu yang kemudian
diajukan.
membentuk kehendak dalam bertingkah
laku (Yuliana, 2004). Intensi (niat)
Kontrol Diri
merupakan keputusan dalam berperilaku
87 Volume 01 Nomor 02 Maret 2020

melalui cara yang dikehendaki atau sifatnya (Yuliati, 2011). Jadi harus ada
stimulus untuk melaksanakan perbuatan , sesuatu yang ditimbulkan, baik dalam diri
baik secara sadar maupun tidak (Corsini, maupun luar untuk menyukai sesuatu.
2002). Intensi inilah yang merupakan
awal terbentuknya perilaku seseorang. Menurut Yasid (2009) Tabungan
Teori planned behavior ini cocok merupakan dana atau kekayaan yang
digunakan untuk mendeskripsikan disisihkan untuk kebutuhan dimasa yang
perilaku apapun yang memerlukan akan datang. Menabung juga dapat
perencanaan (Ajzen, 1991). diartikan sebagai suatu aktivitas dimana
seseorang menyimpan uangnya baik di
Planned behavior theory yaitu Bank maupun di tabungan sendiri.
peningkatan dari reasoned action theory. Menabung sendiri mempunyai banyak
Reasoned action theory memilki bukti- manfaat seperti belajar hidup hemat
bukti ilmiah bahwa niat untuk dengan menyisihkan uang pemasukan
melaksanakan perbuatan tertentu atau pendapatan agar menghindari
diakibatkan oleh dua alasan, yaitu norma pengeluaran yang kurang bergun, selain
subjektif dan sikap terhadap perilaku itu manfaat menabung bisa mecegah
(Fishbein dan Ajzen, 1975) Beberapa berhutang dan cadangan keuangan
tahun kemudian, Ajzen (1988 dalam keadaan mendesak.
menambahkan satu faktor yaitu kontrol
perilaku persepsian individu atau Slameto (2010) mendefinisikan
perceived behavioral control. Keadaan “Minat yaitu suatu rasa lebih suka, dan
faktor tersebut mengubah reasoned rasa ketertarikan pada suatu hal atau
action theory menjadai planned behavior aktivitas tanpa ada yang menyuruh”. Dari
theory. pernyataan tersebut bisa disimpulkan
bahwa seseorang yang berminat di dalam
Planned behavior theory suatu aktivitas akan memperhatikan
menggambarkan bahwa sikap terhadap aktivitas tersebut secara konsisten
perilaku merupakan pokok penting yang dengan rasa senang dikarenakan hal
sanggup memperkirakan suatu perbuatan, tersbeut datang dari dalam diri seseorang
meskipun demikian perlu yang didasarkan rasa suka dan tidak
dipertimbangkan sikap sesorang dalam adanya paksaan dari pihak luar. Dengan
menguji norma subjektif serta mengukur kata lain, minat merupakan suatu rasa
kontrol perilaku persepsian orang tersebut. lebih suka dan rasa ketertarikan pada
Bila ada sikap yang positif, dukungan dari suatu hal tanpa adanya paksaan.
orang sekitar serta adanya persepsi
kemudahan karena tidak ada hambatan Selain itu menurut Surya (2004)
untuk berperilaku maka niat sesorang menurutnya minat dapat dikelompokan
untuk berperilaku akan semakin tingg menjadi 3 jenis, diantaranya sebagai
(Ajzen, 2005). berikut:

4. Minat Volunter yaitu minat yang


Minat Menabung timblu dari dalam diri seseorang
tanpa adanya pengaruh luar.
Dalam Kamus Besar Bahasa 5. Minat Involunter merupakan
Indonesia yang dikutip dari (Yuliati, 2011) minat yang timbul dari luar diri
mengungkapkan Minat merupakan sesorang dengan pengaruh
kecenderungan seseorang untuk situasi yang diciptakan oleh
melakukan suatu kegiatan tertentu lingkungan.
diantara sejumlah kegiatan lain yang 6. Minat Nonvolunter adalah minat
berbeda. Minat adalah kecenderungan yang timbul dari dalam diri.
afektif seseorang untuk membuat pilihan
aktivitas, kondisi-kondisi individual yang Kotler (2005) mendefinsikan bahwa
bisa merubah minat seseorang sehingga minat menabung diasumsikan sebagao
bisa dikatakan minat itu tidak stabil minat beli, yang merupakan perilaku yang
2020 Prisma (Platform Riset Mahasiswa Akuntansi) 88

mucul sebagai respon terhadap objek Menurut PISA (2012) aspek-aspek


yang menunjukan keinginan pelanggan yang terdapat dalam literasi keuagan
untuk melakukan pembelian. yaitu uang dan transaksi, perencanaan
dan pengelolaan keuangan, risiko dan
Literasi Keuangan keuntungan juga financial landcape. Uang
dan transaksi dalam hal ini mengetahui
Literasi keuangan adalah dan memahami bagaimana fungsi dan
kemampuan dalam mengambil keputusan kegunaan uang yang digunakan dalam
yang efektif mengenai penggunaan bertransaksi. Perencanaan dan
keuangan saat ini dan pengelolaan pengelolaan meliputi kegiatan dimana
keuangan masa depan (Basu, 2005:2; manajemen keuangan dengan melakukan
Nyamute dan Maina 2010) dalam suatu perencanaan anggaran keuangan
(Rahayu dan Musdholifah, 2017). sehingga dana yang di dapat bisa dikelola
Sedangkan menurut Oseifuah (2010) dengan baik. Risiko dan keuntungan
pentingnya suatu literasi keuangan tidak dalam hal ini berkaitan dengan
dapat diremehkan, karena orang yang pengambilan keputusan dalam
buta huruf secara finansial mungkin tidak penggunaan dana yang dimiliki, apabila
bisa menunjukan secara tepat dalam salah dalam mengambil keputusan maka
memenuhi pengeluaran, tidak yakin akan mengalami kerugian dan sebaliknya.
bagaimana cara mendapatkan dan
menilai keuangan secara independen. Inklusi Keuangan
Menurut Susanti (2013) agar Inklusi yaitu menyediakan jasa
terhindar dari kesulitan keuangan maka keuangan seperti tabungan, kredit,
literasi keuangan merupakan suatu hal asuransi, dan pembayaran pada tingkat
mendasar yang harus dimiliki oleh suatu harga yang bisa dibayar oleh setiap
individu. Mahasiswa sangat pelaku ekonomi, terutama pelaku
membutuhkan financial literacy karena ekonomi berpendapatan rendah (Anwar
mereka sering kali mendapatkan financial and Amri, 2017). Sedangkan menurut
problem, karena mahasiswa seringkali Ummah, Nuryartono, dan Anggraeni
dihadapkan pada trade off yaitu pada (2014) mendefinisikan bahwa inklusi
situasi dimana mahasiswa harus bisa keuangan merupakan proporsi individu
memilih salah satu kepentingan dan dan perusahaan yang menggunakan
mengorbankan yang lainnya. terjadinya produk dan jasa keuangan.
suatu masalah keuangan juga bisa timbul
ketika mengalami kesalahan dalam Inklusi keuangan merupakan suatu
perincian keuangan misalnya tidak proses mempromosikan akses yang
adanya perencanaan keuangan degan terjangkau, tepat waktu, serta memadai
baik. untuk berbagai produk dan jasa keuangan
yang dapat diatur dan memperluas
Sedangkan menurut Lasuardi dan penggunaanya oleh semua segmen
Mitchell (2011) mendefinisikan literasi masyarakat melalui penerapan
keuangan berkembang pesat di berbagai pendekatan yang ada juga inovatif yang
belahan dunia, seperti di Amerika, dapat disesuaikan termasuk kesadaran
Jerman, Italia, Belanda, Jepang dan New keuangan serta pendidikan keuangan
Zeland. Dapat dipahami bahwa dengan tampilan untuk mempromosikan
perkembangan literasi keuangan dapat kesejahteraan keuangan dan inklusi
memberikan dampak positif dalam ekonomi serta sosial (Saputra dan Dewi,
perkembangan ekonomi secara mikro 2017).
maupun makro, maka di Amerika
dibentuk suatu organisasi tersendiri World Bank (2016) menjelaskan
dalam bidang ini, misalnya International inklusi keuangan sebagai akses terhadap
Network Financial Education dan National produk dan layanan jasa keuangan yang
Council on Economic Education. dapat bermanfaat dan terjangkau dalam
memenuhi kebutuhan masyarakat
89 Volume 01 Nomor 02 Maret 2020

maupun usahanya seperti hal transaksi, teman sebaya yaitu anak-anak dengan
pembayaran, tabungan, dan asuransi tingkat kedewasaan yang kurang lebih
yang digunakan secara sama.
bertangggungjawab serta berkelanjutan.
Teman sebaya memiliki peran
Uang Saku penting dalam perkembangan anak salah
satunya yaitu memberikan sumber
Menurut Marteniawati (2012) informasi dan perbandingan tentang
mengemukakan bahwa uang saku adalah dunia diluar keluarga. Mahasiswa yang
uang yang diberikan untuk membeli tidak tinggal bersama orang tuanya
sesuatu yang diperlukan oleh para pelajar cenderung bisa menghabiskan waktunya
dalam memenuhi kebutuhan seperti lebih banyak dengan teman kos, teman
makanan, pakaian, kos, dan sebagainya. kuliah, yang cenderung setara sehingga
Uang saku ada yang diberikan secara intensitas komunikasi dengan teman
harian, mingguan, dan bulanan yang bisa sebaya menjadi hal yang utama dalam
membuat mereka membayar hal-hal yang menjalani kehidupan masa perkuliahan
penting untuk mereka. (Chotimah dan Rohayati, 2015). Dapat
disimpuka bahwa teman sebaya bisa
Tujuan pemberian uang saku yaitu memberikan pengaruh terhadap
sebagai alat media pembelajaran anak kehidupan mahasiswa termasuk
untuk bisa mengelola keuangan dengan pengaruh positif maupun negatif dalam
baik. Ditinjau dari aktivitas sehari-hari, pengelolaan keuangan.
dibutuhkan pengelolaan uang dengan
salah satu bentuk dari manajemen Thunk (2012) menafsirkan bahwa
pengelolaan uang adalah uang saku. kelompok teman sebaya memberikan
pengaruh yang signifikan terhadap
Uang saku adalah pendapatan yang perilaku menabung. Hal tersebut sejalan
diperoleh anak dari orang tuanya, dimana dengan temuan Erskine (2005) dan
uang saku bisa mempengaruhi Beshears (2010). Temuan ini
bagaimana pola konsumsi seseorang. membuktikan perilaku seseorang
Umumnya semakin tinggi uang saku, kemungkinan besar dipengaruhi oleh
maka semakin tinggi juga kegiatan kelompok teman sebaya karena
konsumsi seseorang. Uang saku adalah kelompok teman sebaya adalah rujukan
faktor yang bisa mempengaruhi yang paling menonjol bagi individu dan
pengeluaran mahasiswa dengan rata-rata akan sangat mudah dipengaruhi oleh
pendapatan uang saku yang berbeda dari perilaku kelompok teman sebaya.
setiap mahasiswa yang diterimanya
setiap hari, setiap minggu, bahkan setiap Dalam peer group setiap individu
bulan. Sebagian besar mahasiswa memiliki peran dalam bersosialisasi
mengandalkan uang saku untuk antara anggota dengan cara berinteraksi,
digunakan berkonsumsi dalam priode bertingkah laku. Peer group memiliki
waktu tertentu, sehingga uang saku dan kontribusi yang positif terhadap
pengeluaranya berbanding lurus (Hartono, perkembangan kepribadian remaja.
2016). Namun di tidak sedikit remaja yang
melakukan tindak kenakalan karena
Teman Sebaya pengaruh peer group.
Menurut Hetherington dan Parke Gaya Hidup
dalam Desmita (2010) teman sebaya
sabagai salah satu kelompok sosial yang Menurut Suyanto (2013) gaya hidup
sering didefinisikan sebagai semua orang merupakan kegiatan yang berhubungan
yang mempunyai kesamaan ciri-ciri, dengan uapaya dengan membuat diri
seperti kesamaan tingkat usia. Hal serupa eksis dalam cara tertentu dan berbeda
dikatakan oleh Santrock dalam Wulandari dari kelompok lain.
dan Hakim (2015) mendefinisikan bahwa
2020 Prisma (Platform Riset Mahasiswa Akuntansi) 90

Gaya hidup diartikan secara serta keinginan dengan tujuan untuk


sederhana sebagai bagaimana seseorang mengarahkan perilakunya.
hidup. Gaya hidup juga dipergunakan
untuk menguraikan tiga tingkat agregasi Menurut Ghufron & Risnawita
orang yang berbeda diataranya individu, (2017:21) mendefinisikan kontrol diri
sekelompok kecil yang berinteraksi, dan mengenai kesanggupan setiap individu
kelompok orang yang lebih besar. Gaya dalam menyesuaikan perilakunya dengan
hidup mengambarkan bagaimana orang individu lain agar individu lain dapat
hidup, bagaimana mereka merasa senang melalui kemampuan
membelanjakan uangnya dan bagaimana dalam hal membaca kondisi lingkungan,
mereka melokasikan waktu mereka kondisi diri, mengntrol dan mengeloa
(Mowen dan Minor, 2002). beberapa faktor perilaku agar lebih sesuai
dengan kondisi.
Menurut Kotler (2005) mendefinisikan
gaya hidup sebagai pola hidup seseorang Kontrol diri adalah hal yang penting
di dunia yang terungkap pada aktivitas, sebelum seseorang memutuskan dalam
minat, dan opininya. Gaya hidup mengambil keputusan berperilaku.
menunjukan “keseluruhan diri seseorang” Seseorang yang mempunyai kontrol diri
yang berinteraksi dengan lingkungannya. yang tinggi akan cenderung
mengendalikan peggunaan uangnya
Engel & dkk (1994) menafsirkan sehingga bisa melakukan pengelolaan
bahwa ada 3 faktor untuk mengukur gaya uang dengan baik, dan akan
hidup yaitu aktivitas, minat, dan opini menimbulkan minat menabung. Penelitian
yang dijelaskan sebagai berikut: yang dilakukan oleh (Yasid, 2010),
menggambarkan bahwa seseorang yang
1. Aktivitas mempunyai kontrol diri yang baik dan bisa
Aktivitas merupakan tindakan menyusun rencana pengeluaran
nyata yang dilakukan, walaupun keuangan akan mempunyai pengaruh
tindakan tersebut jarang bisa kuat dalam minat menabung.
diukur secara langsung tetapi bisa
diamati. Kerangka Penelitian
2. Minat
Minat merupakan peristiwa dalam
tingkat kegairahan yang menyertai
terus menerus kepada manusia Literasi Keuangan
dan perhatian khusus.
3. Opini
Opini merupakan lisan yang
diberikan sebagai tanggapan Inklusi Keuangan
terhadap sebuah situasi dimana
semacam pertanyaan yang
diajukan.
Uang Saku Minat Menabung
Kontrol Diri

Kontrol diri merupakan kemampuan


seorang individu untuk menahan
Teman Sebaya
dorongan-dorongan serta kemampuan
individu untuk mengendalikan tingkat
lakunya pada sat tidak adanya kontrol
dari lingkungan (Amalia, 2010).
Gaya Hidup
Sedangkan menurut (Delisi, Berg, &T,
2006) Kontrol diri yaitu tindakan
seseorang dalam mengendalikan secara
otomatis kebiasaan, dorongan, emosi,
Kontrol Diri
91 Volume 01 Nomor 02 Maret 2020

KESIMPULAN Engel, J. F.,& dkk. (1994). Perilaku


1. Literasi Keuangan memiliki Konsumen. Grogol: Jakarta Barat.
keterkaitan dengan Minat
Ghufron, M. Nur & Risnawati, Rini. 2017.
Menabung.
2. Inklusi Keuangan memiliki Teori-teori Psikologi. Jogjakarta:
keterkaitan dengan Minat Ar-Ruzz Media.
Menabung. Kotler, P. (2005). Manajemen Pemasaran.
3. Uang Saku memiliki keterkaitan
dengan Minat Menabung. Jilid 1 dan 2. Jakarta : Pt. Indeks
4. Teman Sebaya memiliki Kelompok Gramedia,
keterkaitan dengan Minat Otto, A. V. (2013, November 26). Kiat,
Menabung.
Manfaat Serta Pentingnya
5. Gaya Hidup memiliki keterkaitan
dengan Minat Menabung. Mengelola Uang Bagi Remaja.
6. Kontrol Diri memiliki keterkaitan Diambil kembali dari
dengan Minat Menabung. http://www.kompasiana.com.
Rendra, R. P. (2012). Dinamika
Pengambilan Keputusan
DAFTAR PUSTAKA Menabung Pada Pedagang Kecil
Peraturan
pelaksanaan Peraturan Presiden (Perpes) di Pasar Gede Surakarta . Thesis.
No 82 Tahun 2016 tentang strategi Yogyakarta (ID): Universitas Gajah
nasional keuangan inklusif dengan tujuan Mada.
meningkatkan kesadaran masyarakat Rumini, R., Sugiharto, B., & Kurniawan, A.
bahwa pentingnya kebiasaan menabung (2019). THE MODERATING
sejak usia dini. EFFECT OF COMPETITIVE
Jurnal dan Skripsi STRATEGIES ON INTELECTUAL
CAPITAL AND COMPANY VALUE
Amalia. (2010). Hubungan Antara IN BANKING COMPANIES.
Komunikasi Orang Tua-Anak ACCRUALS (Accounting
Mengenai seksualitas dan Kontrol Research Journal of Sutaatmadja),
Diri dengan Perilaku Seks 3(1), 92-105.
Pernikahan. Skripsi, Fakultas
Psikologi Universitas Islam Negeri Sukirno, S. (2006). Teori Pengantar
Maulana Malik Ibrahim, Malang. Ekonomi Makro. Jakarta: PT. Raja
Grafindo Persada.
David, K. (2013). Analisis Penerimaan
Nasabah Terhadap Layanan Susanti (2013). Faktor Yang
Moblie Banking dengan Mempengaruhi Literasi Keuangan
Menggunakan Pendekatan Mahasiswa Fakultas Ekonomi
Universitas Negereri Surabaya.
Tecnhology Acceptanance Model
dan Theory Of Reasoned Action. Jurnal Ekonomi dan Bisnis, 18 (1),
Jurnal Manajemen Pemasaran, 1, 1-5.
1. Yasid, M. (2010). Perilaku Menabung Ibu
Delisi, M., Berg, & T, M. (2006). Exploring Rumah Tangga “Keluarga
Theoretical Linkages Between Mustahik Peserta Program Ikhtiar
Self-Control Theory and Criminal Lembaga Keuangan Mikro Syariah
Justice System Processing. Berbasis.
Criminal Justice 14 (2), 137-147.
2020 Prisma (Platform Riset Mahasiswa Akuntansi) 92

Anda mungkin juga menyukai