Anda di halaman 1dari 11

Jupe UNS, Vol 2 No.1 Hal.

48 s/d 58
Indah Imawati, Pengaruh Financial Literacy terhadap Perilaku Konsumtif Remaja
pada Program IPS SMA Negeri 1 Surakarta Tahun Ajaran 2012/2013. Juni, 2013

PENGARUH FINANCIAL LITERACY TERHADAP PERILAKU KONSUMTIF


REMAJA PADA PROGRAM IPS SMA NEGERI 1 SURAKARTA
TAHUN AJARAN 2012/2013

Indah Imawati, Susilaningsih, Elvia Ivada


Pendidikan Ekonomi-BKK Akuntansi, FKIP Universitas Sebelas Maret
Surakarta, 57126, Indonesia
indahimawati91@gmail.com

ABSTRAK

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh financial literacy terhadap
perilaku konsumtif remaja pada program IPS SMA Negeri 1 Surakarta Tahun Ajaran
2012/2013. Penelitian ini adalah penelitian korelasional. Populasi dalam penelitian ini adalah
siswa program IPS SMA Negeri 1 Surakarta Tahun Ajaran 2012/2013. Sampel diambil 2
kelas dari 6 kelas yang ada dengan teknik cluster random sampling. Teknik pengumpulan
data adalah dengan tes dan angket, tes untuk nilai financial literacy dan angket untuk skor
perilaku konsumtif. Analisis data menggunakan statistik korelasi dan regresi. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa financial literacy memiliki pengaruh sebesar -0,464 terhadap perilaku
konsumtif siswa dengan signifikansi negatif. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa
financial literacy cukup berpengaruh terhadap perilaku konsumtif remaja, dimana ketika
financial literacy meningkat maka perilaku konsumtif akan menurun. Hal ini didukung
dengan hasil analisis regresi yaitu apabila financial literacy remaja dinaikkan 1 maka perilaku
konsumtifnya akan menurun sebesar 0, 472.

Kata Kunci : Financial Literacy, Perilaku Konsumtif, Remaja

ABSTRACT

The objective of this research is to investigate the effect of financial literacy on the
adolescents’ consumptive behavior at the Social Science Program of State Senior Secondary
School 1 of Surakarta in Academic Year 2012/2013. This research used the correlational
research method. The population of the research was the students of the Social Science
Program of State Senior Secondary School 1 of Surakarta in Academic Year 2012/2013. The
samples were taken by using the cluster random sampling technique. The data of the research
were gathered through test and questionnaire. The former was for the financial literacy value,
and the latter was for the consumptive behavior score respectively. The data of the research
were analyzed by using the correlational and regression statistics.The result of the research
shows that the financial literacy has an effect of -0.464 on the consumptive behavior of the
students of the school with a negative significance. Thus, it can be said that the financial
literacy has an adequate affect on the adolescents’ consumptive behavior. When the financial
literacy increases, the consumptive behavior decreases. This is supported by the result of the
regression analysis, that is, when the value of the financial literacy is increased up to 1, the
score of the consumptive behavior will decrease as much as 0.472.

Keywords: Financial literacy, Consumptive Behavior, and Adolescents.

48
Indah Imawati_Pengaruh Financial Literacy terhadap Perilaku Konsumtif Remaja
pada Program IPS SMA Negeri 1 Surakarta Tahun Ajaran 2012/2013 |

PENDAHULUAN semacam shopping mall, industri mode,


Indonesia sebagai bagian dari kawasan hunian mewah, kesukaan terhadap
masyarakat dunia tentu tidak bisa lepas dari merk asing, makanan serba instan (fast
adanya globalisasi, yaitu suatu keadaan food), telepon seluler dan lain sebagainya.
dimana ada keterkaitan dan ketergantungan Dengan demikian, masyarakat akan
antar bangsa dan antar manusia di seluruh terkondisikan untuk bergantung terhadap
dunia melalui perdagangan, investasi, semua fasilitas yang disediakan. Ini menjadi
perjalanan, budaya populer dan bentuk- lebih buruk ketika perilaku konsumtif tidak
bentuk interaksi yang lain sehingga batas- hanya terjadi pada orang dewasa saja, tetapi
batas suatu negara menjadi semakin sempit. juga terjadi pada remaja.
Dalam bidang ekonomi, Indonesia turut Lina dan Rosyid menyatakan bahwa
dalam perjanjian dagang seperti APEC dan perilaku konsumtif adalah suatu perilaku
AFTA. Globlisasi membuat perluasan pasar membeli yang tidak lagi didasarkan pada
bagi negara produsen dan meningkatkan pertimbangan yang rasional melainkan
kemakmuran suatu negara. Selain itu, karena adanya keinginan yang sudah
globalisasi juga berdampak pada mencapai taraf yang tidak rasional lagi
memudarnya kebudayaan lokal, karena (1997). Perilaku konsumtif yang dilakukan
semakin mudahnya akses teknologi dan oleh remaja ataupun orang dewasa pada saat
informasi. Perkembangan industri yang ini merupakan suatu realita yang ada.
pesat membuat penyediaan barang Menurut Afrizal, seorang sosiolog, gaya
masyarakat berlimpah. Dengan begitu hidup konsumtif mendorong seseorang
masyarakat mudah tertarik untuk untuk menginginkan sesuatu secara instan
mengonsumsi barang dengan banyak pilihan dan cepat (2012). Konsumerisme tanpa
yang ada, hal ini apabila tidak dikontrol disadari sudah menjadi budaya dan menjurus
maka bukan tidak mungkin pola konsumtif menjadi penyakit sosial yang berpotensi
akan menjadi budaya. menciptakan masyarakat individualis dan
Bagi para pelaku bisnis dan importir, materialistis, bahkan mengarah ke
perilaku konsumtif ini seperti tambang emas hedonisme. Hal ini ditandai dengan adanya
yang tidak habis digali. Hal ini menjadi lebih sekelompok masyarakat yang aktif
buruk ketika mewabah di negara - negara mengonsumsi produk-produk mewah
dunia ketiga, negara – negara yang baru sebagai sebuah prestise dan kehormatan
berkembang seperti Indonesia. Ini ditandai sekedar sebagai pemenuhan hasrat. Budaya
dengan menjamurnya pusat perbelanjaan konsumerisme hadir di tengah masih

49
| Jupe UNS, Vol. 2 No. 1 Hal. 48 s/d 58
Indah Imawati, Pengaruh Financial Literacy terhadap Perilaku Konsumtif Remaja
pada Program IPS SMA Negeri 1 Surakarta Tahun Ajaran 2012/2013. Juni, 2013

banyaknya persentase masyarakat miskin organisasi tersendiri untuk bidang ini,


yaitu 11,66% (Badan Pusat Statistik, misalnya International Network Financial
September 2012) yang menandakan adanya Education dan National Council on
kesenjangan ekonomi. Kesenjangan Economic Education. Financial literacy
ekonomi ini dapat memicu terjadinya tindak yang baik akan menjadikan konsumen yang
kriminalitas. cerdas, dapat memilah barang, dapat
Ada banyak faktor yang mengatur keuangan dengan baik dan
memengaruhi perilaku konsumtif yaitu merencanakan masa depan. Dengan
faktor eksternal dan internal. Faktor demikian maka pemerintah pun akan mudah
eksternal seperti iklan, keluarga dan melakukan kebijakan ekonomi, berkaitan
lingkungan sedangkan faktor internal seperti dengan pasar modal, inflasi dan sebagainya.
motivasi, proses belajar dan konsep diri Ketika pemerintah menaikkan tingkat suku
(Lina dan Rosyid, 1997). Proses belajar bunga maka masyarakat yang paham
dapat diartikan sebagai pengetahuan financial literacy akan memilih menabung
individu untuk memahami sesuatu daripada berinvestasi. Konsumen yang
Pengetahuan yang berhubungan dengan paham financial literacy akan lebih cerdas
keuangan dinamakan financial literacy. memilih dan memberikan komplain.
Menurut PISA (2012) financial literacy Menurut PISA (2012) aspek-aspek
adalah pengetahuan dan pemahaman atas yang terdapat pada financial literacy yaitu
konsep keuangan yang digunakan untuk uang dan transaksi, perencanaan dan
membuat pilihan keuangan yang efektif, pengelolaan keuangan, risiko dan
meningkatkan financial well-being dari keuntungan serta financial landscape.
individu dan kelompok serta untuk Dimana kemampuan empat aspek tersebut
berpartisipasi dalam kehidupan ekonomi. menjadi aspek penilaian untuk mengetahui
Financial literacy berkembang pesat kemampuan financial literacy seseorang.
di berbagai belahan dunia, seperti di Kemampuan empat aspek financial
Amerika, Jerman, Italia, Swedia, Belanda, literacy tersebut tentunya dipengaruhi oleh
Jepang dan New Zealand (Lusardi dan banyak hal, seperti yang dinyatakan
Mitchell, 2011). Dipahami bersama bahwa Lusardi, Michell dan Curto (2008) bahwa
perkembangan financial literacy ada tiga hal yang memberikan pengaruh
memberikan dampak positif terhadap terhadap kemampuan financial literacy
perkembangan ekonomi secara mikro yaitu: 1) Sosiodemographi; ada perbedaan
maupun makro, maka di Amerika dibentuk kepahaman antara laki-laki dan perempuan.

50
Indah Imawati_Pengaruh Financial Literacy terhadap Perilaku Konsumtif Remaja
pada Program IPS SMA Negeri 1 Surakarta Tahun Ajaran 2012/2013 |

Laki-laki dianggap memiliki kemampuan Selain itu, remaja atau siswa-siswa di SMA
financial literacy lebih tinggi daripada Negeri 1 Surakarta memiliki gejala perilaku
perempuan. Begitu juga dengan kemampuan konsumtif yang dapat dilihat dari barang-
kognitifnya. 2) Latar belakang keluarga; barang yang dimiliki, gadget yang dipunyai,
pendidikan seorang ibu dalam sebuah tempat-tempat berkumpul yang prestige,
keluarga berpengaruh kuat pada financial kantin yang tak pernah sepi saat istirahat
literacy, khususnya ibu yang merupakan maupun pulang sekolah. Padahal sebenarnya
lulusan dari perguruan tinggi. Mereka financial literacy ini sudah diajarkan oleh
unggul 19 persen lebih tinggi daripada yang orang tua, sekolah dan lingkungan sekitar
lulusan sekolah menengah. 3) Kelompok baik secara langsung maupun tidak
pertemanan (peer group); kelompok atau langsung, seperti pembelajaran untuk
komunitas seseorang akan memengaruhi menabung, mengurangi jajan, menghitung
financial literacy seseorang, memengaruhi bunga tabungan, dan sebagainya. Begitu
pola konsumsi dan penggunaan dari uang pula siswa program IPS SMA Negeri 1
yang ada. Surakarta telah menerima beberapa standar
Dengan demikian financial literacy kompetensi yang merujuk pada pendidikan
seseorang dapat dipengaruhi oleh latar keuangan, seperti permasalahan ekonomi,
belakang keluarga dan lingkungan perilaku konsumen dan produsen,
pertemanan, sehingga dapat disimpulkan pendapatan nasional, konsumsi dan
bahwa pembelajaran keuangan atau financial investasi, uang dan perbankan,
literacy ini dapat dimulai dari lingkungan ketenagekerjaan dan sebagainya. Namun
terkecil seperti keluarga dan dapat dilakukan berdasarkan pengamatan penulis, materi
sedini mungkin. Namun hal ini tidak pembelajaran yang diterima belum dapat
menutup kemungkinan diajarkan ketika diaplikasikan secara maksimal, sehingga
remaja, karena masa remaja merupakan perilaku konsumtif masih dilakukan oleh
masa di mana seseorang tertarik untuk para siswa.
mempelajari hal-hal baru. Perilaku konsumtif ini dapat terus
SMA Negeri 1 Surakarta merupakan mengakar di dalam gaya hidup remaja dan
salah satu sekolah favorit di kota Surakarta. jika tidak dikendalikan dalam
Berdasarkan pengamatan penulis perkembangannya mereka akan menjadi
kebanyakan mereka dari ekonomi menengah orang-orang dewasa dengan gaya hidup
ke atas, terlihat dari banyaknya sepeda konsumtif. Gaya hidup konsumtif ini harus
motor dan mobil yang mereka gunakan. selalu didukung oleh kekuatan finansial

51
| Jupe UNS, Vol. 2 No. 1 Hal. 48 s/d 58
Indah Imawati, Pengaruh Financial Literacy terhadap Perilaku Konsumtif Remaja
pada Program IPS SMA Negeri 1 Surakarta Tahun Ajaran 2012/2013. Juni, 2013

yang memadai. Masalah lebih besar terjadi Instrumen yang digunakan untuk
apabila pencapaian tingkat finansial itu pengumpulan data financial literacy berupa
dilakukan dengan segala macam cara yang tes soal pilihan ganda (multiple choice)
tidak sehat, mulai dari pola bekerja yang dengan materi 4 aspek financial literacy dari
berlebihan sampai menggunakan cara instan Program International for Student
seperti korupsi. Pada akhirnya perilaku Assesment (PISA, 2012) yaitu uang dan
konsumtif bukan saja memiliki dampak transaksi, perencanaan dan pengelolaan
ekonomi, tapi juga dampak psikologis, sosial keuangan, risiko dan keuntungan serta
bahkan etika. financial landscape sedangkan data perilaku
Uraian diatas dapat mengindikasikan konsumtif berupa angket dengan 3 aspek
bahwa pentingnya pemahaman keuangan perilaku konsumtif dari Lina dan Rosyid
yang baik agar tidak berdampak pada (1997) yaitu pembelian impulsif,
perilaku konsumtif dan ada suatu keterkaitan pemborosan, mencari kesenangan.
antara financial literacy atau melek finansial Penskoran untuk butir angket menurut skala
dengan perilaku konsumtif. Oleh karena itu, Likert.
peneliti mengambil rumusan masalah apakah Penelitian ini dilakukan di SMA
ada pengaruh financial literacy terhadap Negeri 1 Surakarta pada bulan Maret-April
perilaku konsumtif remaja pada program IPS 2013, dimana populasinya adalah semua
SMA N 1 Surakarta? Penelitian ini hanya siswa pada program IPS SMA Negeri 1
mengambil populasi pada program IPS, Surakarta dan sampel diambil 2 kelas dari 6
dengan pertimbangan bahwa siswa program kelas dengan cluster random sampling. Dari
IPS mendapat porsi belajar ekonomi dan kedua kelas tersebut akan dikumpulkan data
akuntansi lebih banyak dibandingkan remaja dari financial literacy dan perilaku
lain, yang dimungkinkan dapat diterapkan konsumtif.
pada pengaturan keuangan. Beberapa rumus statistik digunakan
dalam mengolah dan menganalisis data
METODE PENELITIAN penelitian ini. Uji prasyarat cluster random
Penelitian ini adalah penelitian sampling berupa uji homogenitas
kuantitatif dengan metode analisis korelasi menggunakan uji Barlett. Sedangkan untuk
dan regresi linier, dimana financial literacy uji prasyarat analisis ada tiga uji yang
sebagai variabel bebas dan perilaku digunakan yaitu uji normalitas dengan uji
konsumtif sebagai variabel terikat. Kolomogrov Smirnov, uji heterokedastisitas
dan uji linieritas. Kemudian bila telah

52
Indah Imawati_Pengaruh Financial Literacy terhadap Perilaku Konsumtif Remaja
pada Program IPS SMA Negeri 1 Surakarta Tahun Ajaran 2012/2013 |

memenuhi syarat, hipotesis menggunakan signifikansi pada variabel > 0,05. Dengan
uji korelasi dan regresi linier. demikian ini merupakan model regresi yang
baik dimana tidak terjadi heterokedastisitas.
HASIL DAN PEMBAHASAN Uji prayarat yang terakhir adalah uji
Data dalam penelitian ini meliputi linieritas. Uji linieritas dilakukan antara
data nilai tes financial literacy dan hasil financial literacy dengan perilaku
angket perilaku konsumtif. Jumlah siswa konsumtif. Hasil uji linieritas menunjukkan
yang terlibat dalam penelitian ini 38 siswa, signifikansi 0,270, maka dapat disimpulkan
terdiri dari kelas XI IPS 1 dan XI IPS 3 bahwa variabel bebas memiliki hubungan
SMA Negeri 1 Surakarta Tahun Ajaran linier dengan variabel terikat karena harga
2012/2013. Hasil tes financial literacy dan signifikansi hasil uji linieritas variabel
angket perilaku konsumtif kemudian diuji terikat > 0,05. Dengan demikian,
prasyarat analisis dan uji hipotesis. memperjelas bahwa ini merupakan model
Uji prasyarat yang pertama adalah uji regresi linier karena terjadi linieritas.
normalitas, uji yang digunakan adalah uji Setelah melakukan uji prasyarat,
Kolomogorov-Smirnov. Dari uji dilanjutkan dengan uji hipotesis. Hipotesis
Kolomogorov-Smirnov financial literacy pada penelitian ini menyatakan bahwa ada
dan perilaku konsumtif didapat signifikan hubungan antara financial literacy dengan
0,200 sehingga dapat dikatakan bahwa perilaku konsumtif.
variabel dan residu berdistribusi normal Dengan,
karena harga signifikansi > 0,05. Dengan Ho :Tidak ada hubungan antara
demikian disimpulkan bahwa sampel financial literacy dengan perilaku
berdistribusi normal dan layak untuk diteliti. konsumtif
Uji prasyarat yang kedua adalah uji H1 :Ada hubungan antara financial
heterokedastisitas. Model regresi yang baik literacy dengan perilaku konsumtif
mensyaratkan tidak adanya masalah Hasil uji korelasi antara financial
heterokedastisitas karena menyebabkan literacy dengan perilaku konsumtif disajikan
estimator tidak efisien dan nilai koefisien pada Tabel 1.
determinasi menjadi sangat tinggi. Uji ini
dilakukan dengan metode Glejser. Hasil uji
heterokedastisitas menunjukkan signifikansi
0,119, sehingga disimpulkan tidak ada
masalah heterokedastisitas karena

53
| Jupe UNS, Vol. 2 No. 1 Hal. 48 s/d 58
Indah Imawati, Pengaruh Financial Literacy terhadap Perilaku Konsumtif Remaja
pada Program IPS SMA Negeri 1 Surakarta Tahun Ajaran 2012/2013. Juni, 2013

Tabel 1. Ringkasan Uji Korelasi faktor eksternal dan internal (1997). Faktor
Variabel Perilaku eksternal seperti kebudayaan, kelas sosial,
Konsumtif
kelompok sosial dan kelompok referensi,
Fianancial Pearson -0,464
Literacy correlation keluarga, sedangkan faktor internal seperti
Sig(2 tailed) 0, 003 motivasi dan harga diri, pengamatan dan
N 38
Dari Tabel 1 dapat dilihat bahwa proses belajar, kepribadian dan konsep diri.
Sig.uji t-dua pihak antara financial literacy Tidak hanya pada orang dewasa, faktor-
dengan perilaku konsumtif adalah 0,003 faktor tersebut juga memengaruhi cara
karena Sig.< 0,050 maka Ho ditolak, berkonsumsi para remaja. Remaja juga
sehingga disimpulkan bahwa ada hubungan mempunyai orientasi yang kuat untuk
antara financial literacy dengan perilaku mengonsumsi suatu produk dan tidak
konsumtif. berpikir hemat (Loundon & Bitta, 1993).
Setelah diketahui ada hubungan yang Dengan demikian hal tersebut mendorong
signifikan antara financial literacy dengan munculnya berbagai gejala dalam
perilaku konsumtif, maka pada Tabel 1 mengonsumsi secara berlebihan. Perilaku-
dapat dilihat bahwa koefisien korelasi antara perilaku yang selalu mengikuti trend dan
financial literacy dengan perilaku konsumtif tuntutan sosial cenderung menimbulkan pola
adalah –0,464 dari nilai tersebut disimpulkan konsumsi yang berlebihan. Hal ini dapat
bahwa ada korelasi negatif yang cukup dikarenakan proses pembelajaran keuangan
antara financial literacy dengan perilaku yang kurang optimal dari remaja tersebut,
konsumtif, dimana ketika financial literacy yang tentu harus diuji kebenarannya pada
meningkat maka perilaku konsumtif akan penelitian selanjutnya
menurun. Tingkat korelasi antara financial Hasil dalam penelitian ini sesuai
literacy terhadap perilaku konsumtif ada dengan pernyataan Lina dan Rosyid, bahwa
pada tingkat cukup, hal ini dapat dipahami salah satu faktor internal yang memengaruhi
karena ada banyak faktor yang memengaruhi perilaku kosumtif adalah pengamatan dan
perilaku konsumtif. Menurut Suyasa dan proses belajar (1997). Pengamatan dan
Fransisca faktor yang memengaruhi perilaku proses belajar dalam penelitian ini dikaitkan
konsumtif adalah hadirnya iklan, dengan pembelajaran keuangan yang
konformitas, gaya hidup dan kartu kredit berdampak pada financial literacy. Seperti
(2005). Sedangkan Lina dan Rosyid yang dinyatakan Lusardi, Mitchell dan Curto
menyatakan bahwa ada 2 faktor yang (2008) “People with low financial literacy
memengaruhi perilaku konsumtif, yaitu are more likely to have problems with debt

54
Indah Imawati_Pengaruh Financial Literacy terhadap Perilaku Konsumtif Remaja
pada Program IPS SMA Negeri 1 Surakarta Tahun Ajaran 2012/2013 |

(Lusardi and Tufano 2009), less likely to akademik. Sedangkan 74% mahasiswa
accumulate wealth and manage wealth menggunakan laptop dengan alasan
effectively (Stango and Zinman 2007; akademik. Penelitian ini menunjukkan
Hilgert, Hogarth, and Beverly 2003)”. bahwa pemenuhan kebutuhan bukan untuk
Orang dengan financial literacy rendah alasan akademik tetapi untuk menghindari
cenderung memiliki masalah dengan hutang tekanan sosial. Dengan mengutamakan
dan pengumpulan kekayaan, dimana hutang alasan tekanan sosial untuk mengikuti trend
dan kekayaan berkaitan dengan pola merupakan salah satu indikasi perilaku
seseorang dalam mengelola keuangannya. konsumtif, karena ini menunjukkan bahwa
Dengan demikian, seseorang yang seseorang berperilaku membeli semata-mata
memiliki pengelolaan keuangan yang bagus karena didasari oleh hasrat yang tiba-
akan membatasi diri berhutang untuk tiba/keinginan sesaat dan sifatnya emosional
kepentingan konsumstif dan menyimpan (Lina dan Rosyid, 1997).
uangnya untuk kesejahteraan yang lebih Setelah analisis korelasi, selanjutnya
baik. Hal ini seperti yang dinyatakan oleh dilakukan analisis regresi linier akan
The MasterCard Foundation’s Report “When didapatkan suatu model yang dapat
people have low levels of financial literacy, memperkirakan hubungan antara variabel
they often make unproductive fnancial bebas dan variabel terikat.
decisions: they spend their money in Tabel 2. Ringkasan Uji Regresi
suboptimal ways, borrow too much, save too Model B Beta Sig
little, and miss opportunities for investing 1 73.815 .000
(Constant)
(2011: 6). Rendahnya tingkat financial Financial -.409 -.472 .003
literacy akan membuat seseorang sering Literacy
Dari Tabel 2 nilai B merupakan
mengambil keputusan keuangan yang tidak
koefisien-koefisien yang ada pada model
produktif, menghabiskan uang untuk hal-hal
regresi, sedangkan nilai t atau Sig. dapat
yang kurang berguna, seperti berhutang
digunakan untuk menentukan apakah
terlalu banyak, menabung terlalu sedikit dan
koefisien regresi tersebut signifikan atau
kehilangan kesempatan untuk berinvestasi.
tidak. Dari tabel dapat diketahui bahwa
Seperti penelitian yang dilakukan
model yang didapatkan yaitu:
oleh Thomas dan Wilson di India bahwa
Y = = 73,815 – 0,472 X
hanya 30% mahasiswa menggunakan
Untuk mengetahui koefisien regresi
handphone dan 45,6% mahasiswa
dari variabel signifikan atau tidak, cukup
menggunakan sepeda motor dengan alasan
dilihat nilai Sig.bila nilai Sig < 0,05, maka

55
| Jupe UNS, Vol. 2 No. 1 Hal. 48 s/d 58
Indah Imawati, Pengaruh Financial Literacy terhadap Perilaku Konsumtif Remaja
pada Program IPS SMA Negeri 1 Surakarta Tahun Ajaran 2012/2013. Juni, 2013

dapat disimpulkan bahwa koefisien regresi berbeda dengan kehidupan semasa sekolah.
signifikan. Dari Tabel 2. dapat dilihat bahwa Untuk itu perlu adanya pengembangan
nilai Sig. pada financial litearcy adalah financial literacy sedini mungkin seperti
0,003, sehingga disimpulkan bahwa yang disebutkan di atas.
koefisien regresi yang didapat signifikan. Financial literacy ini berhubungan
Dengan demikian, ketika variabel dengan kemakmuran individu, keluarga,
financial literacy bernilai 0 maka perilaku masyarakat dan pasar karena financial
konsumtif remaja nilainya sebesar 73,815. sebagai tonggak kehidupan. Dimana hidup
Ketika nilai koefisien financial literacy akan berjalan dengan baik ketika kondisi
ditingkatkan 1, maka perilaku konsumtif financial kondusif. Financial literacy yang
remaja diprediksikan menurun sebesar didapat dari pendidikan keuangan yang
0,472. Hal ini berarti bahwa financial efektif dapat membantu individu dalam
literacy merupakan salah satu faktor yang membuat anggaran rumah tangga, membuat
cukup penting pada perilaku konsumtif rencana tabungan, memanajemen hutang dan
remaja, karena variabel financial literacy menentukan pilihan investasi. Financial
mempunyai pengaruh yang signifikan literacy akan membantu individu menjadi
terhadap perilaku konsumtif. Penurunan konsumen yang lebih baik, kritis melihat
perilaku konsumtif sebesar 0,472 jika kualitas, harga dan pelayanan dari suatu
kemampuan financial literacy ditingkatkan 1 produk. Dengan demikian remaja sebagai
merupakan indikasi positif untuk salah satu objek pemasaran produk, apabila
mengembangkan financial literacy di memiliki financial literacy yang baik akan
kalangan remaja. Penerapan dan lebih selektif dalam melakukan kegiatan
pengembangan bisa dilakukan dengan konsumsi.
penyisipan materi pada pelajaran ekonomi,
pelatihan-pelatihan keuangan ataupun KESIMPULAN
kunjungan-kunjungan ke lembaga keuangan. Berdasarkan hasil analisis data serta
Ansong dan Gyensare menyatakan mengacu pada perumusan masalah yang
mahasiswa seringkali memiliki hutang yang telah diuraikan sebelumnya, dapat
tinggi, bermasalah serius dengan kartu disimpulkan bahwa terdapat korelasi negatif
kredit, stress tinggi dikarenakan memiliki dan signifikan antara financial literacy
keahlian manajemen keuangan yang rendah terhadap perilaku konsumtif siswa Program
(2012). Padahal mahasiswa harus bersiap IPS SMA Negeri 1 Surakarta Tahun Ajaran
untuk menghadapi kehidupan nyata yang 2012/2013 dengan pengaruh financial

56
Indah Imawati_Pengaruh Financial Literacy terhadap Perilaku Konsumtif Remaja
pada Program IPS SMA Negeri 1 Surakarta Tahun Ajaran 2012/2013 |

literacy terhadap perilaku konsumtif remaja, selain untuk mengurangi perilaku konsumtif
sebesar - 0,464. Persamaan regresi yang juga mempersiapkan kehidupan di masa
diperoleh adalah Y= 73,815 – 0,472 X, depan.
dimana 73,815 sebagai konstanta dan –0,472 Financial literacy sebaiknya dapat
sebagai koefisien dari financial literacy. ditingkatkan dengan kerjasama yang baik
Dengan demikian, dapat dikatakan financial antara remaja atau siswa sebagai subjek,
literacy cukup berpengaruh terhadap sekolah dan para akademisi untuk
perilaku konsumtif remaja, dengan pengembangan ilmu financial literacy ini.
signifikansi negatif dimana ketika financial Pihak sekolah ataupun guru dapat
literacy meningkat maka perilaku konsumtif menyisipkan materi financial literacy di
akan menurun. mata pelajaran Ekonomi dan Akuntansi,
Dengan mengetahui tingkat financial ataupun tindakan aplikatif lainnya. Guru
literacy remaja dan perilaku konsumtif yang sebaiknya juga menghimbau siswa untuk
berada pada kategori cukup, maka perlu berkonsumsi efektif. Mahasiswa sebagai
adanya upaya untuk menanggulangi civitas akademika dapat mengembangkan
ataupun mengurangi perilaku konsumtif ilmu financial literacy guna kebermanfaatan
tersebut, maka pemahaman tentang financial lebih lanjut.
literacy perlu dikembangkan.
Pengembangan pemahaman financial UCAPAN TERIMA KASIH
literacy dan perilaku konsumtif ini dapat Terselesaikannya artikel ilmiah ini
digunakan sebagai penelitian selanjutnya. tidak terlepas dari bantuan, bimbingan, dan
Secara praktis berdasarkan hasil arahan dorongan dari berbagai pihak. Untuk
penelitian, peningkatan financial literacy itu penulis mengucapkan terima kasih
akan mampu menurunkan perilaku kepada Ketua Program Studi Pendidikan
konsumtif remaja. Financial literracy akan Ekonomi, FKIP UNS, (2) Ketua BKK
membuat seseorang memiliki pengelolaan Pendidikan Akuntansi FKIP UNS, (3)
uang yang baik, secara otomatis akan Pembimbing I dan II, (4) Tim Redaksi Jurnal
memengaruhi perilaku konsumtif. Seseorang Pendidikan Ekonomi (JUPE) yang telah
dengan financial literacy tinggi, akan melakukan penyempurnaan editing artikel
menjadi konsumen yang cerdas, membeli ini, (5) Semua pihak yang telah membantu
atau menggunakan sesuatu dengan melihat kelancaran penyusunan artikel ilmiah ini
manfaat dan kerugiannya. Hal ini penting yang tidak mungkin penulis sebutkan satu
untuk membuat remaja tahu akan keuangan, persatu.

57
| Jupe UNS, Vol. 2 No. 1 Hal. 48 s/d 58
Indah Imawati, Pengaruh Financial Literacy terhadap Perilaku Konsumtif Remaja
pada Program IPS SMA Negeri 1 Surakarta Tahun Ajaran 2012/2013. Juni, 2013

DAFTAR PUSTAKA Lusardi, A., Mitchell, O. & Curto, V.


(2008). Financial Literacy among the
Afrizal. (2012, 4 Oktober). Perilaku
Young. Working Paper of Michigan
Konsumtif Picu Kriminalitas. Haluan.
Retirement Research Center,
Diperoleh 5 Februari 2013, dari
University of Michigan.
www.haluanmedia.com/padang.
Lusardi, A. & Mitchell, O. (2011). Financial
Ansong, A. & Gyensare, M.A. (2012).
Literacy around the World: An
Determinate of University Working-
Overview. The Pension Research
Students’Financial Literacy at the
Council and Boettner Center :
University of Cape Coast, Ghana.
University of Pennyslavania.
International Journal of Business and
Management Vol 7, No 9, May 2012.
Program for International Student
Assessment. (2012). PISA 2012
Anonim. (2011). Financial Education
Financial Literacy Assesment
Initiatives for The Poor. Canada : The
Freamwork. Amerika : International
MasterCard Foundation.
Network on Financial Education
OECD.
Badan Pusat Statistik. (2012). Jumlah dan
Persentase Penduduk Miskin, Garis
Suyasa, P & Fransisca. (2005).
Kemiskinan, Indeks Kedalaman
Perbandingan Perilaku Konsumtif
Kemiskinan (P1), dan Indeks
berdasarkan Metode Pembayaran.
Keparahan Kemiskinan (P2) Menurut
Phorenesis, Vol.7, No.2, 172-198.
Provinsi, September 2012. Diperoleh
10 Februari 2013, dari www.bps.go.id.
Thomas, S.E & Wilson, P.R. (2012). Youth
Consumerism and Consumption of
Lina & Rosyid, H.F. (1997). Perilaku
Status Produts: A Study on the
Konsumtif Berdasarkan Locus of
Prevelance of Social Pressure Among
Control pada Remaja Putri. Jurnal
Students of Professional Course. The
Pemikiran dan Penelitian Psikologi.
IUP Journal of Business Strategy, Vol.
No.4 Tahun XI, halaman 5-13.
IX, No. 2, 2012, 44-64
Loudon, D. L. & Bitta. (1993). Consumer
Behavior : Concepts and
Applications.4 th ed. New York:
McGraw-Hill, Inc.

58

Anda mungkin juga menyukai