Anda di halaman 1dari 5

Latar Belakang

Perilaku konsumtif adalah kecenderungan untuk menghamburkan uang


tanpa memikirkan tujuan dan manfaatnya. Perilaku ini dapat menjadi sikap yang
destruktif, yaitu impulsif. Impulsif adalah tindakan pembelian secara mendadak
oleh seseorang tanpa memikirkan konsekuensinya. Ada beberapa penyebab
perilaku konsumtif, seperti tekanan teman sebaya, keterbatasan keuangan,
pengaruh media sosial, pengaruh periklanan, perasaan perlu tampil, kurangnya
pendidikan keuangan, stres akademik dan emosional. Dampak dari perilaku
konsumtif antara lain ketidakstabilan kondisi finansial, inflasi, kesenjangan sosial,
tidak bisa mengendalikan antara pengeluaran dan pemasukan uang, serta
mengubah perilaku seseorang seperti memicu sifat ambisius dan rasa tidak puas.

Penyebab
Mahasiswa perantauan adalah kelompok yang rentan terhadap perilaku
konsumtif. Mereka seringkali hidup jauh dari keluarga dan lingkungan asal,
sehingga merasa perlu untuk menunjukkan diri mereka sebagai orang yang sukses
dan mapan. Selain itu, mahasiswa perantauan juga seringkali memiliki
keterbatasan waktu dan uang, sehingga terkadang mereka membeli barang-barang
yang tidak diperlukan hanya untuk memenuhi kebutuhan sosial.

Dalam era media sosial, mahasiswa perantau secara terus-menerus


terpapar oleh gambaran gaya hidup mewah yang sering diposting oleh teman-
teman atau tokoh publik di platform tersebut. Ini dapat menciptakan dorongan
untuk mengikuti tren konsumtif yang mungkin di luar kemampuan finansial
mereka. Mahasiswa perantau yang kurang memahami manajemen keuangan dapat
lebih rentan terhadap pengaruh iklan dan tergoda untuk membeli barang-barang
yang sebenarnya tidak diperlukan.

Dampak Negatif
Konsumtif adalah perilaku yang tidak didasari pemikiran rasional. Tanpa
perencanaan yang matang dan tujuan yang jelas, perilaku konsumtif adalah alasan
utama dari kacaunya alokasi finansial seseorang. Seseorang yang konsumtif
artinya rentan mengalami kesulitan finansial karena cenderung memprioritaskan
hal-hal sepele. Hal ini menyebabkan berkurangnya dana darurat secara perlahan.
Padahal, dana darurat perlu untuk dimiliki sebagai sumber keuangan dalam
keadaan mendesak. Tingginya tingkat konsumerisme berpengaruh pada nilai uang
suatu negara. Arti konsumtif adalah melakukan transaksi pembelian secara terus
menerus. Kegiatan ini berpengaruh pada banyaknya uang yang beredar sehingga
mampu menyebabkan inflasi. Mengincar kemewahan dan status sosial, konsumtif
adalah salah satu faktor yang menciptakan klasifikasi sosial. Maka dari itu,
dampak negatif dari perilaku konsumtif adalah semakin jelasnya kesenjangan
sosial dalam lingkungan masyarakat. Adanya kategori kelas berdasarkan barang,
jumlah aset maupun gaya berpakaian didukung oleh perilaku konsumtif sehingga
kesenjangan sosial menjadi hal yang tidak dapat dihindari. Gaya hidup konsumtif
dapat membawa petaka di era modern saat ini. Hal ini dikarenakan seseorang
membelanjakan uangnya tanpa dipertimbangkan secara matang terlebih dahulu.
Terlebih lagi gaya hidup konsumtif dapat menyebabkan seseorang sulit untuk
mengatur antara pengeluaran dan juga pemasukan. Mengubah perilaku seseorang
seperti memicu sifat ambisius dan rasa tidak puas. Dengan adanya perilaku hidup
konsumtif akan timbul rasa tidak puas akan sesuatu dan merasa kurang akan hal
yang dimilikinya

Solusi
Untuk mengatasi perilaku konsumtif, mahasiswa perantauan dapat
melakukan beberapa hal. Pertama, membuat daftar prioritas kebutuhan. Dengan
membuat daftar prioritas kebutuhan, mahasiswa perantauan dapat membedakan
antara barang yang benar-benar dibutuhkan dan barang yang tidak perlu. Kedua,
menabung. Menabung adalah cara yang efektif untuk menghindari perilaku
konsumtif. Dengan menabung, mahasiswa perantauan dapat mempersiapkan diri
untuk kebutuhan di masa depan. Ketiga, membuat anggaran belanja. Dengan
membuat anggaran belanja, mahasiswa perantauan dapat mengatur pengeluaran
mereka dengan lebih baik. Keempat, memahami dan menerapkan tentang literasi
keuangan. Dengan memahami dan menerapkan tentang literasi keuangan,
mahasiswa perantauan dapat menghindari perilaku konsumtif dan mengelola
keuangan mereka dengan lebih baik. Kelima, mengubah perilaku konsumtif
menjadi perilaku produktif. Dengan mengubah perilaku konsumtif menjadi
perilaku produktif, mahasiswa perantauan dapat memanfaatkan uang mereka
untuk hal-hal yang lebih bermanfaat.

Dalam mengatasi perilaku konsumtif, mahasiswa perantauan juga harus


memperhatikan beberapa hal. Pertama, mahasiswa perantauan harus
memperhatikan keterbatasan keuangan mereka. Kedua, mahasiswa perantauan
harus memperhatikan pengaruh media sosial dan periklanan. Ketiga, mahasiswa
perantauan harus memperhatikan stres akademik dan emosional yang mereka
alami.

Dalam kesimpulan, perilaku konsumtif adalah kecenderungan untuk


menghamburkan uang tanpa memikirkan tujuan dan manfaatnya. Perilaku ini
dapat menjadi sikap yang destruktif, yaitu impulsif. Ada beberapa penyebab
perilaku konsumtif, seperti tekanan teman sebaya, keterbatasan keuangan,
pengaruh media sosial, pengaruh periklanan, perasaan perlu tampil, kurangnya
pendidikan keuangan, stres akademik dan emosional. Dampak dari perilaku
konsumtif antara lain ketidakstabilan kondisi finansial, inflasi, kesenjangan sosial,
tidak bisa mengendalikan antara pengeluaran dan pemasukan uang, serta
mengubah perilaku seseorang seperti memicu sifat ambisius dan rasa tidak puas.
Mahasiswa perantauan adalah kelompok yang rentan terhadap perilaku konsumtif.
Untuk mengatasi perilaku konsumtif, mahasiswa perantauan dapat melakukan
beberapa hal, seperti membuat daftar prior
ESAI BAHASA INDONESIA

Pengaruh Lingkungan Perantauan terhadap Perilaku


Konsumtif di Kalangan Mahasiswa

Oleh :

Moch. Naufal Tsany (P07120322012)

SARJANA TERAPAN KEPERAWATAN ANESTESIOLOGI

POLTEKKES KEMENKES YOGYAKARTA

TAHUN 2023/2024

Anda mungkin juga menyukai