Anda di halaman 1dari 6

REVIEW JURNAL NASIONAL

KATHLEEN ROSEMALA
195040100111143
KELAS B

Judul Jurnal : Pengaruh Status Sosial Ekonomi Orang Tua, Literasi Ekonomi, dan Life Style
terhadap Perilaku Konsumsi Mahasiswa Jurusan Pendidikan Ekonomi IKIP
PGRI Bojonegoro
Penulis : Rika Pristian Fitri Astuti
Jurnal : Jurnal Edutama
Vol. dan No. : 3 dan 2
Tahun : 2 Juli 2016

PENDAHULUAN
Kegiatan konsumsi bertujuan untuk mendapatkan kepuasan setinggi-tingginya dalam
menggunakan barang/jasa dan dapat mencapai kemakmuran. Faktor pengaruh perilaku
konsumen yaitu faktor intern dan ekstern. Remaja merupakan salah satu lapisan konsumen
yang memiliki kemampuan dalam berkonsumsi tinggi karena mereka sebagai pusat trend
dalam berkonsumsi. Sasaran kalangan remaja dalam penelitian ini ialah mahasiswa Jurusan
Pendidikan Ekonomi IKIP PGRI Bojonegoro tahun 2014. Macam perilaku mahasiswa dalam
berkonsumsi ada yang rasional & irasional (cenderung konsumtif). Keputusan penentuan
pilihan bukan hal yang mudah karena perlu adanya pertimbangan. Oleh karena itu, manusia
harus belajar menentukan pilihan. Konsumen harus bijak dalam menggunakan uangnya
dengan bertindak ekonomis (melakukan pertimbangan hasil & pengorbanan) dan dapat
mendasari tindakan ekonominya yang bertujuan untuk mencapai efektivitas & efisiensi
ekonomi. Status sosial ekonomi mempengaruhi perilaku konsumsi seseorang yang artinya
akan menentukan tingkat pengalaman kehidupan ekonomi sehari-harinya.

KAJIAN PUSTAKA
Konsumsi merupakan kegiatan yang dilakukan seseorang dalam menggunakan nilai
barang dalam pemenuhan kebutuhan hidupnya. Perilaku konsumsi seseorang dipengaruhi
oleh faktor internal dan eksternal. Faktor internal merupakan faktor yang berasal dari dalam
diri seseorang, seperti pendapatan, selera, motivasi, dan kebiasaan konsumen, serta komposisi
rumah tangga. Faktor eksternal adalah faktor yang berasal dari luar diri seseorang, seperti
kebudayaan, status sosial, barang substitusi, mode barang, dan harga.
Perilaku konsumtif merupakan perilaku masyarakat melebihi batas konsumsi. Pada
umumnya, manusia lebih mementingkan emosinya sendiri dibandingkan tindakan
rasionalnya. Faktor-faktor konsumen berperilaku konsumtif, yaitu membeli produk karena
kemasan yang menarik, diiming-imingkan sebuah hadiah, mementingkan penampilan diri &
gengsi, lebih mengutamakan harga bukan manfaat produk yang diperoleh, sebatas menjaga
symbol status, adanya unsur konformitas terhadap model pada iklan, adanya anggapan bahwa
membeli produk mahal akan menimbulkan high confidence, dan mencoba > 2 produk sejenis.
Status sosial ekonomi merupakan suatu latar belakang ekonomi keluarga/orang tua
dengan menggunakan tingkat pendidikan, pendapatan, jenis pekerjaan, dan pemilikan
kekayaan & fasilitas dalam mengukur status sosial seseorang.
Faktor yang berpengaruh pada status sosial ekonomi seseorang:
a. Penghasilan/kekayaan: pendapatan rata-rata yang diterima dari pekerjaan yang
diselesaikannya. Tingkat pendapatan yang diperoleh orang tua berdasarkan pekerjaan yang
dilakukannya di instansi pemerintah atau swasta.
b. Pekerjaan: suatu kegiatan yang dikerjakan oleh orang tua mahasiswa dalam mencari
nafkah.
c. Pendidikan: upaya terencana dalam mewujudukan suasana & proses pembelajaran
sehingga peserta didik dapat aktif dalam mengembangkan potensi dirinya terkait
perolehan kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kecerdasan, keagamaan, dll.
Jika perekonomian keluarganya cukup, anak akan menghadapi lingkup materiil yang
lebih luas yaitu memperoleh kesempatan lebih luas dalam mengembangkan segala macam
kecakapan hidup. Dan, hubungan sosial juga dapat berpengaruh pada perkembangan
kecakapan hidup anak. Status sosial ekonomi bersifat relatif.
Literasi ekonomi ialah alat untuk mengubah perilaku seseorang dari tidak cerdas
menjadi cerdas. Tujuan literasi ekonomi adalah meminimalisir perilaku konsumtif dalam
berkonsumsi yang dilakukan oleh mahasiswa melalui pemanfaatan pendapatan untuk
menabung, investasi, proteksi, dan pemenuhan kebutuhan hidup. Agar mahasiswa memiliki
literasi ekonomi, maka diperlukan pemahaman terkait ilmu ekonomi.
Gaya hidup (life style) mengacu pada bagaimana seseorang hidup, memakai uangnya,
menggunakan waktunya dalam kegiatan rutinnya. Model bagi gaya hidup mahasiswa adalah
orang-orang yang umurnya sama dengan model utamanya. Mahasiswa mengimitasikan
perilakunya dengan lingkungan sekitarnya dikarenakan remaja sering berkumpul bersama
teman sebayanya untuk membahas segala hal berkaitan dengan gaya hidup. Mahasiswa
cenderung tertarik menyukai apa yang digunakan oleh kebanyakn teman sebayanya.
Mahasiswa menggunakan aspek “lapar mata” bukan aspek kebutuhan sehingga timbulah
perilaku konsumtif. Kriteria pembeli remaja, ialah mudah dipengaruhi rayuan penjual, iklan,
& bungkusan, tidak memiliki pola pikir hemat, kurang realitas, dan sangat impulsif.

TUJUAN PENELITIAN
Untuk mengetahui pengaruh:
1. Status sosial ekonomi orang tua terhadap perilaku konsumsi Mahasiswa
2. Literasi ekonomi terhadap perilaku konsumsi mahasiswa.
3. Life style terhadap perilaku konsumsi mahasiswa.
4. Status sosial ekonomi keluarga, literasi ekonomi dan life style terhadap perilaku konsumsi
mahasiswa.
METODE
 Jenis penelitian: pendekatan deskriptif kuantitatif.
 Populasi: 90 mahasiswa pendidikan ekonomi JKIP PGRI Bojonegoro angkatan 2014.
 Sampel: 45 mahasiswa pendidikan ekonomi JKIP PGRI Bojonegoro angkatan 2014.
 Metode penarikan sampel: random sampling.
 Data: data kuantitatif (menggunakan angket/kuisioner).
 Teknik analisa: regresi linier berganda.

HASIL PENELITIAN

Persamaan regresi berganda:


Y = a + bX = 0,814+0,302+0,213+µ
 Jika variabel bebas (status sosial ekonomi orang tua) mengalami kenaikan tingkat 1 akan
diikuti dengan kenaikan perilaku konsumsi sebesar 8,14 tingkat.
 Jika variabel bebas (literasi ekonomi) mengalami kenaikan 1 tingkat akan diikuti dengan
kenaikan perilaku konsumsi sebesar 3,02 tingkat.
 Jika variabel bebas (life style) mengalami kenaikan 1 tingkat akan diikuti dengan kenaikan
perilaku konsumsi sebesar 2,13 tingkat.
a. Pengaruh Status Sosial Ekonomi Orang Tua Terhadap Perilaku Konsumsi Mahasiswa
IKIP PGRI Bojonegoro
 Nilai koefisien regresi sebesar (b) 0,814.
 taraf signifikansi 5%, thitung: 8,299 dengan nilai signifikansi: 0,000 (koefisien regresi
bernilai positif & nilai signifikansi probabilitas 0,000 < 0,05) maka H0 ditolak & H1
diterima.
 Kesimpulan: variabel status sosial ekonomi orang tua berpengaruh positif terhadap
perilaku konsumsi.
b. Pengaruh Literasi Ekonomi Terhadap Perilaku Konsumsi Mahasiswa IKIP PGRI
Bojonegoro
 nilai koefisien regresi sebesar (b) 0,302.
 taraf signifikansi 5%, thitung: 2,971 dengan nilai signifikansi: 0,005 (koefisien regresi
bernilai positif & nilai signifikansi probabilitas 0,005 < 0,05) maka H0 ditolak & H1
diterima.
 Kesimpulan: variabel literasi ekonomi berpengaruh positif terhadap perilaku konsumsi.
c. Pengaruh Life Style Terhadap Perilaku Konsumsi Mahasiswa IKIP PGRI Bojonegoro
 nilai koefisien regresi sebesar (b) 0,213.
 taraf signifikansi 5%, thitung: 2,039 dengan nilai signifikansi: 0,048 (koefisien regresi
bernilai positif & nilai signifikansi probabilitas 0,048 < 0,05) maka H0 ditolak dan H1
diterima.

 Adanya pengaruh status sosial ekonomi orang tua, literasi ekonomi, dan life style terhadap
perilaku konsumsi , pada taraf signifikansi 5%, diperoleh nilai Fhitung: 3589,230 dengan
nilai signifikansi F: 0,000 (nilai signifikansi 0,000 < 0,05) maka H0 ditolak dan H1
diterima.
 Kesimpulan: variabel bebas (variabel status sosial ekonomi orang tua, literasi ekonomi,
dan life style) berpengaruh signifikan secara simultan terhadap variabel terikat (perilaku
konsumsi).

PEMBAHASAN
Berdasarkan perhitungan sebelumnya, variabel status sosial ekonomi orang tua
berpengaruh positif & signifikan terhadap perilaku konsumsi mahasiswa Jurusan Pendidikan
Ekonomi IKIP PGRI Bojonegoro angkatan 2014, yang berarti status sosial ekonomi (kelas
sosial) berpengaruh pada pola konsumsinya) yaitu semakin tinggi status sosial orang tuanya,
maka kesempatan dalam berkonsumsi lebih besar. Seseorang dengan status sosial ekonomi
yang tinggi dengan yang rendah akan berbeda dalam memilih barang/jasa untuk dibeli &
dikonsumsinya.
Berdasarkan perhitungan sebelumnya, variabel literasi ekonomi berpengaruh positif
terhadap perilaku konsumsi mahasiswa Jurusan Pendidikan Ekonomi IKIP PGRI Bojonegoro
angkatan 2014, yang berarti mahasiswa tidak memahami terkait literasi ekonomi sehingga
tingkat literasi ekonomi yang dimilikinya terbilang rendah. Seharusnya, hubungan literasi
ekonomi dengan perilaku konsumsi bernilai negatif yang dimana apabila seseorang memiliki
literasi ekonomi yang tinggi, maka perilaku konsumsinya akan rendah, dan sebaliknya.
Berdasarkan perhitungan sebelumnya, variabel lifestyle berpengaruh positif terhadap
perilaku konsumsi mahasiswa Jurusan Pendidikan Ekonomi IKIP PGRI Bojonegoro angkatan
2014, yang berarti semakin mewah & hedon dari lifestyle seseorang maka akan meningkatkan
perilaku konsumsinya, dan sebaliknya. Gaya hidup mewah akan berdampak pada kebutuhan
mahasiswa yang mewah juga. Jika gaya hidup ini tidak bisa dikontrol dengan baik oleh
mahasiswa & orang tuanya, maka mahasiswa telah menegakkan perilaku konsumsinya yang
berlebihan dalam dirinya masing-masing.
Berdasarkan perhitungan sebelumnya, variabel bebas (status sosial ekonomi orang tua,
literasi ekonomi, dan life style) berpengaruh signifikan secara bersama-sama terhadap
variabel terikat (perilaku konsumsi) mahasiswa Jurusan Pendidikan Ekonomi IKIP PGRI
Bojonegoro angkatan 2014.

KESIMPULAN DAN SARAN


Kesimpulan
Variabel bebas, seperti status sosial ekonomi orang tua, literasi ekonomi, dan life style
berpengaruh signifikan secara simultan terhadap variabel terikan (perilaku konsumsi).
Saran
Mahasiswa seharusnya diajarkan tentang literasi ekonomi agar pola pikir mahasiswa
dapat rasional, cermat, dapat mengutamakan pada kegunaan dari suatu barang/jasa yang akan
digunakannya walaupun status sosial ekonomi terbilang mampu.

DAFTAR PUSTAKA

Astuti, R. P. F. (2016). Pengaruh Status Sosial Ekonomi Orang Tua, Literasi Ekonomi dan
Life Style terhadap Perilaku Konsumsi Mahasiswa Jurusan Pendidikan Ekonomi IKIP
PGRI Bojonegoro. Jurnal Pendidikan Edutama, 3(2), 49-58.

Anda mungkin juga menyukai