Anda di halaman 1dari 6

PENGARUH PENDIDIKAN EKONOMI DALAM KELUARGA TERHADAP PERILAKU

KONSUMTIF SISWA SMA NEGERI 7 MALANG

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Akhir Penelitian Kependidikan Ekonomi

Yang Dibina Oleh Prof. Hari Wahyono, M.Pd.

Disusun Oleh:

Fikri Ardian Maulana (200431619685)

UNIVERSITAS NEGERI MALANG

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

DEPARTEMEN EKONOMI PEMBANGUNAN

PROGRAM STUDI S1 PENDIDIKAN EKONOMI

2022

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Di era globalisasi ini, telah terjadi pergeseran perilaku konsumsi pada masyarakat. Dampak
globalisasi semakin terasa setelah munculnya banyak pusat perbelanjaan di kota yang semakin
beragam. Adanya berbagai macam barang dan jasa tersedia, yang hal tersebut menunjukkan
mudahnya memperoleh barang–barang yang beraneka ragam dan kemudahan dalam segala fasilitas
yang telah ada saat ini. Globalisasi tersebut berdampak pada siapa saja termasuk siswa yang ditandai
dengan adanya pergeseran dalam perilaku konsumsi mereka.

Perilaku konsumsi merupakan hasil belajar siswa melalui pembiasaan, pengertian, maupun
modeling, di lingkungan rumah, sekolah maupun masyarakat, semakin kuat pengaruh lingkungan
sosial untuk berperilaku konsumsi irrasional maka akan semakin kuat pula perilaku berbelanja
hedonis (Rohman, 2010: 1026), penanaman nilai-nilai keluarga yang baik akan membentuk perilaku
konsumsi yang rasional (Narmaditya & Wulandari, 2015). Lingkungan sosial, terutama keluarga telah
berupaya untuk membiasakan para siswa untuk mengatur perilaku konsumsi mereka dengan
menetapkan uang saku tetap setiap bulannya dengan harapan siswa dapat mengatur pengeluaran
mereka sesuai uang saku yang diberikan.

Perubahan pada gaya hidup yang terjadi saat ini mengarah pada perilaku konsumtif dimana
perilaku tersebut pada umumnya terjadi di kalangan remaja atau anak muda saat ini. Hal ini terlihat
dari fenomena perubahan gaya hidup, sosial budaya dan kebutuhan manusia yang semakin beragam.
Perubahan ini akan mendorong perilaku yang kurang baik dalam membeli sesuatu yang tidak
didasarkan pada kebutuhan dan kapasitas mereka, namun pembelian dilakukan untuk alasan yang
berbeda seperti pada dasarnya mengikuti mode zaman sekarang, hanya perlu mencoba produk baru,
untuk kepuasan pribadi, ingin mendapatkan pengakuan sosial dan lain sebagainya.

Perilaku konsumtif yang terjadi pada kalangan remaja saat ini dipengaruhi oleh pelatihan
serta pendidikan dalam keluarga.Fungsi lain keluarga dalam perilaku individu adalah menyusun gaya
hidup yang sesuai untuk keluarga. Pendidikan, pengalaman, dan karakter kepribadian dapat
menentukan tujuan penting untuk pelatihan atau profesi, menonton tayangan televisi, menguasai
kemampuan IT, frekuensi dan kualitas makan di luar dan memilih hiburan dan praktik lainnya
(Schiffman dan Kanuk, 2008). Terlepas dari kemampuan membangun gaya hidup, pendidikan dalam
keluarga juga membentuk kemampuan literasi ekonomi seseorang. Melalui penyesuaian, keteladanan
dan penjelasan akan mengarahkan pada sikap pola pikir yang baik. Pandangan ini terlihat dari
pendidikan ekonomi yang mereka miliki.

Berdasarkan uraian diatas, peneliti tertarik untuk melakukan sebuah penelitian dengan judul
“PENGARUH PENDIDIKAN EKONOMI DALAM KELUARGA TERHADAP PERILAKU
KONSUMTIF SISWA SMA NEGERI 7 MALANG”. Dengan harapan kedepannya dapat
memberikan pengetahuan serta informasi terkait hal dalam dimana melalui pendidikan ekonomi
keluarga dengan penanaman nilai-nilai yang baik dalam keluarga maka akan terbentuk perilaku
konsumsi yang lebih rasional.

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian
ini adalah :
1. Apakah pendidikan ekonomi keluarga berpengaruh kepada perilaku konsumtif siswa SMA
Negeri 7 Malang?
2. Bagaimana pengaruh pendidikan ekonomi keluarga kepada perilaku konsumtif siswa SMA
Negeri 7 Malang?

1.3 Manfaat Penelitian


Manfaat bagi peneliti yaitu peneliti mendapatkan ilmu dan wawasan baru terkait perilaku siswa
konsumtif siswa SMA Negeri 7 Malang.
Manfaat bagi remaja atau siswa yaitu untuk dapat memahami pentingnya pendidikan ekonomi agar
terhindar dari perilaku konsumtif.
Manfaat bagi Orang tua dan masyarakat yaitu sebagai pedoman atau pembelajaran yang bisa
diterapkan di dalam keluarga untuk memberikan pemahaman kepada anak atau siswa mengenai
pentingnya pendidikan ekonomi.

1.4 Asumsi
Siswa SMA Negeri 7 Malang memiliki latar belakang ekonomi, sosial dan kebiasaan yang
berbeda.Oleh karena itu, pendidikan ekonomi yang diberikan di masiing-masing keluarga juga
berbeda-beda, hal ini menyebabkan tingkat konsumsi antar siswa juga akan berbeda.

1.5 Batasan Penelitian


Penelitian ini dilakukan dengan batasan waktu kurang dari 3 minggu dengan cara menyebar
kuisioner. Adapun subjek penelitian ini adalah siswa SMA Negri 7 Malang dengan rentang usia 16-18
tahun.Dengan pokok materi yang akan diteliti adalah pengaruh pendidikan ekonomi keluarga terhadap
perilaku konsumtif siswa di SMA Negeri 7 Malang.

1.6 Definisi Operasional


1. Pendidikan Ekonomi Keluarga
Keluarga merupakan tempat dimana manusia pertama kali belajar mengenai kehidupan. Salah
satu fondasi keluarga yang ideal yakni tingginya wawasan keluarga tentang perilaku ekonomi yang
baik. Seringkali masalah ekonomi dijadikan alasan oleh anggota keluarga untuk berperilaku tidak baik
yang pada akhirnya akan menghancurkan keluarga itu sendiri.Persoalan ekonomi yang sering terjadi
dalam keluarga adalah gagalnya orang tua dalam mengelola sumber daya ekonomi yang tersedia dan
gagalnya orang tua dalam mendidik perilaku ekonomi anaknya.
Pendidikan ekonomi merupakan suatu bidang pembelajaran mengenai bagaimana
menyiapkan seorang individu sebagai pelaku ekonomi yang memiliki wawasan dan sikap ekonomi
sesuai berkembangnya zaman. Seringkali ditemukan ada orang tua yang memilih memenuhi semua
keinginan anaknya karena orang tua tidak menginginkan anaknya bernasib sama dengan orang tuanya
tersebut dimasa lalu. Namun sebaliknya seringkali ditemukan orang tua yang ekonominya serba
cukup cenderung lebih baik dalam mengelola sumber daya ekonominya. Hal ini disebabkan karena
kekurangan sumber daya ekonomi sehingga memaksa keluarga tersebut untuk lebih berhati-hati dalam
mengelola sumber ekonominya. Dari kondisi tersebut secara tidak langsung membentuk perilaku anak
meskipun orang tua tidak begitu memahami tentang pendidikan ekonomi dan lebih cenderung pada
keterbatasan kondisi ekonomi keluarga.
Salah satu cara meningkatkan wawasan ekonomi keluarga adalah dengan memberikan
pendidikan kepada setiap anggota keluarga, khususnya orang tua agar bisa mendidik perilaku
ekonomi anak dengan baik dan tidak menimbulkan permasalahan dikemudian hari. Hal ini dalam
memberikan pendidikan keluarga diperlukan suatu konsep pendidikan yang baik dalam memberikan
pendidikan ekonomi agar lebih efektif saat diaplikasikan di lingkungan keluarga. Konsep pendidikan
ekonomi dalam keluarga akan sangat bergantung pada kompetensi orang tua sebagai sosok yang
digugu dan ditiru oleh anak dalam keluarga. Peran orang tua yang penting tersebut mengharuskan
orang tua memiliki wawasan tentang ekonomi yang dapat dilakukan dan diajarkan kepada anaknya
sebagai bentuk pendidikan ekonomi dalam keluarga serta kesadaran orang tua tentang pentingnya
pendidikan ekonomi untuk anak.

2. Perilaku Konsumtif
Perilaku seseorang untuk membeli secara berlebihan terhadap barang atau jasa yang secara
ekonomis akan menimbulkan pemborosan dan lebih mengutamakan kesenangan daripada kebutuhan.
Perilaku konsumtif ini bisa dilakukan oleh siapa saja. Karena keinginan masyarakat di zaman
sekarang yang serba modern ini kebanyakan lebih senang mengonsumsi sesuatu dengan berlebihan
yang dapat dikatakan sebagai suatu usaha seseorang untuk memperoleh kesenangan ataupun
kebahagiaan bagi dirinya sendiri meskipun sebenarnya kesenangan yang diperoleh pun hanya bersifat
semu atau sementara. Perilaku konsumtif ini melekat pada seseorang bila orang tersebut membeli
sesuatu di luar kebutuhan tetapi sudah ada karena faktor keinginan.

BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 Pendidikan Ekonomi Keluarga


Menurut (Wahyono, 2001), akibat dari gagalnya orang tua dalam memberikan pendidikan
ekonomi akan berdampak pada ketidak mampuan anak dalam ekonomi dan mengakibatkan orang tua
harus menanggung hidup anaknya meskipun mereka telah membentuk keluarga sendiri, sehingga
aspek ekonomi perlu mendapat tekanan dalam proses pendidikan anak dalam keluarga.
Perlu diketahui bahwa pendidikan merupakan faktor utama dalam mewujudkan cita-
cita luhur kemanusiaan yaitu meningkatkan derajat manusia dan mewujudkan manusia yang
berguna bagi manusia lain, bagi bangsa dan bagi agama. Seperti yang dijelaskan dalam
Undang-Undang (UU) SISDIKNAS no 3 tahun 2003 yaitu pendidikan Nasional berfungsi
mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang
bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa. Yang tujuannya untuk
mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa
kepada Tuhan yang maha esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan
menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab (Khajar:2012).

2.2 Perilaku Konsumtif


Perilaku konsumtif adalah Tindakan konsumen dalam mendapatkan, menggunakan, dan
mengambil keputusan dalam memilih suatu barang yang belum menjadi kebutuhannya serta bukan
menjadi prioritas utama, hanya karena ingin mengikuti mode, mencoba produk baru, bahkan hanya
untuk memperoleh pengakuan sosial dengan dominasi oleh faktor emosi sehingga menimbulkan
perilaku konsumtif.
Faktor faktor yang mempengaruhi perilaku konsumtif ada dua, yaitu internal dan eksternal :
1. Faktor Eksternal Perilaku konsumtif dipengaruhi oleh lingkungan di mana ia dilahirkan dan
dibesarkan. Variabel-variabel yang termasuk dalam faktor eksternal yang mempengaruhi
perilaku konsumtitf yaitu kebudayaan, kelas sosial, kelompok sosial dan keluarga.
2. Faktor internal ini juga terdiri dari dua aspek, yaitu faktor psikologis dan faktor pribadi.Faktor
psikologi berkaitan dengann motivasi, persepsi dan sikap.Sedangkan faktor pribadi berkaitan
dengan usia, jenis kelamin,kepribadian, serta keadaan ekonomi.

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Rancangan Penelitian

Penelitian ini merupakan jenis penelitian dengan metode kuantitaif dengan


pendekatan deskriptif. Metode penelitian kuantitatif merupakan salah satu jenis penelitian
yang spesifikasinya adalah sistematis, terencana, dan terstruktur dengan jelas sejak awal
hingga pembuatan desain. Menurut Sugiyono (2013 : 13), metode penelitian kuantitatif dapat
diartikan sebagai metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat positivisme, digunakan
untuk meneliti pada populasi atau sampel tertentu, teknik pengambilan sampel pada
umumnya dilakukan secara random, pengumpulan data menggunakan instrumen penelitian,
analisis data bersifat kuantitatif / statistik dengan tujuan untuk menguji hipotesis yang telah
ditentukan.

Penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif dengan tujuan untuk


mendeskripsikan objek penelitian ataupun hasil penelitian. Adapun pengertian deskriptif
menurut Sugiyono (2012 : 29) adalah metode yang berfungsi untuk memberi gambaran
terhadap objek yang diteliti melalui data atau sampel yang telah terkumpul sebagaimana
adanya tanpa melakukan analisis dan membuat keismpulan yang berlaku umum.

3.2 Populasi dan Sampel Penelitian

Populasi dalam penleitian ini adalah siswa SMA Negeri 7 Malang dari kelas 10 sampai 12
dengan rentang usia 16-18 tahun.Populasi dalam penelitian ini sejumlah 300 siswa, dimana
masing masing 100 siswa dari tiap angkatan.Berikut ini penjelasannya.

Kelas Jumlah Siswa

10 100

11 100

12 100

Total 300 siswa


Sampel yang diambil adalah sampel yang benar representasi atau yang mewakili dari seluruh
populasi yang ada. Pada penelitian ini untuk pengambilan sampel menggunakan Teknik
random sampling. Menurut Akbar Usman (2006 : 183) ciri utama sampling ini adalah setiap
unsur dari keseluruhan populasi memiliki kesempatan yang sama untuk dapat dipilih.
3. 3 Analisis Data

Penelitian ini menggunakan metode analisis data statistik deskriptif yang diuji menggunakan
software SPSS. Statistik deskriptif yaitu statistik yang digunakan untuk menganalisis data
dengan cara mendeskripsikan atau menggambarkan data yang telah terkumpul sebagaimana
adanya tanpa bermaksud membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum atau generalisasi
(Sugiyono, 2012

3.4 Instrumen Penelitian


Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah pengumpulan data adalah alat bantu
yang dipilih dan digunakan oleh peneliti dalam kegiatannya mengumpulkan agar kegiatan
tersebut menjadi sistematis dan dipermudah olehnya.

Instrumen penelitian dalam penelitian ini menggunakan skala likert yang merupakan skala
untuk mengukur suatu pendapat, sikap serta persepsi seseorang ataupun sekelompok individu
tentang suatu fenomena sosial (Sugiyono, 2012). Selanjutnya, skala likert disusun dengan
bentuk favorable empat pilihan jawaban yaitu, Sangat Setuju (SS=4), Setuju (S=3), Tidak
Setuju (TS=2), Sangat Tidak Setuju (STS=1). Kemudian, data yang diperoleh akan dilakukan
uji reliabilitas dan validitas menggunakan software SPSS.

3.5 Pengumpulan Data

Pengumpulan data dalam penelitian ini melalui google form dengan menggunakan kuesioner
dan pernyataan terkait variabel yang diteliti. Selanjutnya, link google form disebar kepada
responden yang merupakan siswa SMA Negeri 7 Malang. Hasil dari penyebaran link tersebut
berupa data kasar dalam bentuk spreadsheet yang hanya dapat diakses oleh peneliti.

Anda mungkin juga menyukai