Disusun Oleh:
2022
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Di era globalisasi ini, telah terjadi pergeseran perilaku konsumsi pada masyarakat. Dampak
globalisasi semakin terasa setelah munculnya banyak pusat perbelanjaan di kota yang semakin
beragam. Adanya berbagai macam barang dan jasa tersedia, yang hal tersebut menunjukkan
mudahnya memperoleh barang–barang yang beraneka ragam dan kemudahan dalam segala fasilitas
yang telah ada saat ini. Globalisasi tersebut berdampak pada siapa saja termasuk siswa yang ditandai
dengan adanya pergeseran dalam perilaku konsumsi mereka.
Perilaku konsumsi merupakan hasil belajar siswa melalui pembiasaan, pengertian, maupun
modeling, di lingkungan rumah, sekolah maupun masyarakat, semakin kuat pengaruh lingkungan
sosial untuk berperilaku konsumsi irrasional maka akan semakin kuat pula perilaku berbelanja
hedonis (Rohman, 2010: 1026), penanaman nilai-nilai keluarga yang baik akan membentuk perilaku
konsumsi yang rasional (Narmaditya & Wulandari, 2015). Lingkungan sosial, terutama keluarga telah
berupaya untuk membiasakan para siswa untuk mengatur perilaku konsumsi mereka dengan
menetapkan uang saku tetap setiap bulannya dengan harapan siswa dapat mengatur pengeluaran
mereka sesuai uang saku yang diberikan.
Perubahan pada gaya hidup yang terjadi saat ini mengarah pada perilaku konsumtif dimana
perilaku tersebut pada umumnya terjadi di kalangan remaja atau anak muda saat ini. Hal ini terlihat
dari fenomena perubahan gaya hidup, sosial budaya dan kebutuhan manusia yang semakin beragam.
Perubahan ini akan mendorong perilaku yang kurang baik dalam membeli sesuatu yang tidak
didasarkan pada kebutuhan dan kapasitas mereka, namun pembelian dilakukan untuk alasan yang
berbeda seperti pada dasarnya mengikuti mode zaman sekarang, hanya perlu mencoba produk baru,
untuk kepuasan pribadi, ingin mendapatkan pengakuan sosial dan lain sebagainya.
Perilaku konsumtif yang terjadi pada kalangan remaja saat ini dipengaruhi oleh pelatihan
serta pendidikan dalam keluarga.Fungsi lain keluarga dalam perilaku individu adalah menyusun gaya
hidup yang sesuai untuk keluarga. Pendidikan, pengalaman, dan karakter kepribadian dapat
menentukan tujuan penting untuk pelatihan atau profesi, menonton tayangan televisi, menguasai
kemampuan IT, frekuensi dan kualitas makan di luar dan memilih hiburan dan praktik lainnya
(Schiffman dan Kanuk, 2008). Terlepas dari kemampuan membangun gaya hidup, pendidikan dalam
keluarga juga membentuk kemampuan literasi ekonomi seseorang. Melalui penyesuaian, keteladanan
dan penjelasan akan mengarahkan pada sikap pola pikir yang baik. Pandangan ini terlihat dari
pendidikan ekonomi yang mereka miliki.
Berdasarkan uraian diatas, peneliti tertarik untuk melakukan sebuah penelitian dengan judul
“PENGARUH PENDIDIKAN EKONOMI DALAM KELUARGA TERHADAP PERILAKU
KONSUMTIF SISWA SMA NEGERI 7 MALANG”. Dengan harapan kedepannya dapat
memberikan pengetahuan serta informasi terkait hal dalam dimana melalui pendidikan ekonomi
keluarga dengan penanaman nilai-nilai yang baik dalam keluarga maka akan terbentuk perilaku
konsumsi yang lebih rasional.
1.4 Asumsi
Siswa SMA Negeri 7 Malang memiliki latar belakang ekonomi, sosial dan kebiasaan yang
berbeda.Oleh karena itu, pendidikan ekonomi yang diberikan di masiing-masing keluarga juga
berbeda-beda, hal ini menyebabkan tingkat konsumsi antar siswa juga akan berbeda.
2. Perilaku Konsumtif
Perilaku seseorang untuk membeli secara berlebihan terhadap barang atau jasa yang secara
ekonomis akan menimbulkan pemborosan dan lebih mengutamakan kesenangan daripada kebutuhan.
Perilaku konsumtif ini bisa dilakukan oleh siapa saja. Karena keinginan masyarakat di zaman
sekarang yang serba modern ini kebanyakan lebih senang mengonsumsi sesuatu dengan berlebihan
yang dapat dikatakan sebagai suatu usaha seseorang untuk memperoleh kesenangan ataupun
kebahagiaan bagi dirinya sendiri meskipun sebenarnya kesenangan yang diperoleh pun hanya bersifat
semu atau sementara. Perilaku konsumtif ini melekat pada seseorang bila orang tersebut membeli
sesuatu di luar kebutuhan tetapi sudah ada karena faktor keinginan.
BAB II
LANDASAN TEORI
BAB III
METODE PENELITIAN
Populasi dalam penleitian ini adalah siswa SMA Negeri 7 Malang dari kelas 10 sampai 12
dengan rentang usia 16-18 tahun.Populasi dalam penelitian ini sejumlah 300 siswa, dimana
masing masing 100 siswa dari tiap angkatan.Berikut ini penjelasannya.
10 100
11 100
12 100
Penelitian ini menggunakan metode analisis data statistik deskriptif yang diuji menggunakan
software SPSS. Statistik deskriptif yaitu statistik yang digunakan untuk menganalisis data
dengan cara mendeskripsikan atau menggambarkan data yang telah terkumpul sebagaimana
adanya tanpa bermaksud membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum atau generalisasi
(Sugiyono, 2012
Instrumen penelitian dalam penelitian ini menggunakan skala likert yang merupakan skala
untuk mengukur suatu pendapat, sikap serta persepsi seseorang ataupun sekelompok individu
tentang suatu fenomena sosial (Sugiyono, 2012). Selanjutnya, skala likert disusun dengan
bentuk favorable empat pilihan jawaban yaitu, Sangat Setuju (SS=4), Setuju (S=3), Tidak
Setuju (TS=2), Sangat Tidak Setuju (STS=1). Kemudian, data yang diperoleh akan dilakukan
uji reliabilitas dan validitas menggunakan software SPSS.
Pengumpulan data dalam penelitian ini melalui google form dengan menggunakan kuesioner
dan pernyataan terkait variabel yang diteliti. Selanjutnya, link google form disebar kepada
responden yang merupakan siswa SMA Negeri 7 Malang. Hasil dari penyebaran link tersebut
berupa data kasar dalam bentuk spreadsheet yang hanya dapat diakses oleh peneliti.