Anda di halaman 1dari 7

BAB I

PENDAHULUAN
A. Rasionalisasi permasalahan pembelajaran ekonomi
      Lingkungan sekolah dianggap menguntungkan untuk pelaksanaan intervensi
kesehatan bagi sejumlah besar anak-anak dan remaja yang menghabiskan sebagian besar
waktunya di lingkungan ini. Pendidikan adalah salah satu bentuk perwujudan kebudayaan
manusia yang dinamis dan sarat perkembangan. Oleh karena itu, perubahan atau
perkembangan pendidikan adalah hal yang memang seharusnya terjadi sejalan dengan
perubahan budaya kehidupan. Perubahan dalam arti perbaikan pendidikan pada semua
tingkatan perlu terus-menerus dilakukan sebagai antisipasi kepentingan masa depan.
Belajar akan menghasilkan perubahan-perubahan pada diri peserta didik. Untuk
mengetahui sampai seberapa jauh perubahan yang terjadi perlu dilakukan penilaian.
Begitu pula yang terjadi pada seorang siswa yang mengikuti suatu proses pembelajaran di
sekolah, harus selalu dilakukan penilaian terhadap hasil belajarnya untuk mengetahui
sejauh mana siswa telah mencapai sasaran belajarnya. Pendidikan yang mampu
mendukung pembangunan di masa mendatang adalah pendidikan yang mampu
mengembangkan potensi siswa, sehingga yang bersangkutan mampu menghadapi dan
memecahkan problema kehidupan yang dihadapinya. Pendidikan harus menyentuh
potensi nurani maupun potensi siswa. Dalam Undang-Undang No 20 Tahun 2003 tentang
sistem pendidikan nasional, kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan
mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman
penyelenggaraan kegiatan untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu.
B. Tujuan RI
       Adapun tujuan dari rekayasa ide ini dibuat adalah untuk pemenuhan tugas KKNI
investasi pendidikan dan untuk mengetahui lebih dalam tentang investasi pendidikan.
Rekayasa ide ini juga bertujuan untuk memberikan pemahaman tentang pentingnya
pendidikan terutama pada anak.
C. Manfaat RI
      Adapun manfaat Rekayasa ide ini adalah supaya penulis dapat menyumbangkan
pemikirannya terhadap permasalahan yang diangkat dan juga menambah pengetahuan
tentang hal tersebut. Tidak hanya itu, dengan dibuatnya rekayasa ide ini semoga
tujuannya dapat terlaksana.
BAB II

Identifikasi Permasalahan Pembelajaran Ekonomi

1. Permasalahan Umum

Menurut data Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi


(Kemdikbudristek), pada tahun ajaran 2020/2021 ada sekitar 83,7 ribu anak putus sekolah di
seluruh Indonesia. Jumlah tersebut meliputi anak putus sekolah di tingkatan SD, SMP, SMA, dan
SMK baik negeri maupun swasta. Hal ini dapat kita lihat dari grafik dibawah ini.

Secara spasial anak putus sekolah paling banyak berada di Jawa Barat, sedangkan paling
sedikit ada di Bali. Komposisi jumlah anak putus sekolah SD, SMP, SMA, dan SMK di tiap
wilayah di Indonesia. Menurut Rustiyana, Kepala Bidang Pembinaan SMP dari Dinas
Pendidikan Kabupaten Bandung Barat, Provinsi Jawa Barat, ada banyak faktor yang
menyebabkan pelajar mengalami putus sekolah. Menurut Rustiyana, Kepala Bidang Pembinaan
SMP dari Dinas Pendidikan Kabupaten Bandung Barat, Provinsi Jawa Barat, ada banyak faktor
yang menyebabkan pelajar mengalami putus sekolah. Anak putus sekolah ini macam-macam
faktornya. Ada karena ekonomi, ada juga yang senang main hingga enggak mau sekolah, atau
memilih kerja dan menikah dini. Hal ini dapat kita lihat dari aspek lingkungan mereka tinggal
yang dimana masih banyaknya masyarakat yang beranggapan buat apa sekolah Tinggi toh jadi
kekgitu juganya. Anggapan seperti inilahyang seharusnya orangtua perlu menindaklanjuti hal
tersebut karena dapat menyebabkan pola pemikiran peserta didik murah putus asa dan menyerah
untuk mendapatkan sesuatu yang baru.

2. Identifikasi Permasalahan Pembelajaran Ekonomi

a) Keadaan Ekonomi keluarga yang kurang mendukung

Permasalahan ini sangat sering terjadi pada saat kita duduk di bangku sekolah pasti kita akan
menemukan permasalahan ini. Hal ini juga sudah menjadi sorotan yang utama dalam hal
pendidikan. Sebagai contoh pemerintah memberikan beasiswa bagi anak yang kurang mampu
dan juga berprestasi. Tetapi apa pemerintah pernah meninjau apakah sudah sesuai sasaran? Tentu
tidak oleh karena itu, pemerintah perlu meninjau kembali.

b) Pergaulan yang salah

Permasalahan ini merupakan masalah yang sebenarnya berasal dari sisi kejiwaan peserta didik
tersebut yang dimana kebanyakan berasal dari keluarga yang kurang bahagia dan juga banyaknya
tekanan dari pihak lain. Hal ini lah yang menyebabkan peserta didik mulai malas akan pergi
kesekolah mereka.

c) Pernikahan dini

Permasalahan ini sangat sering terjadi pada kalangan remaja khususnya di bangku SMP dan
SMA yang bisa kita katakan cinta monyet. Hal ini yang menyebabkan terjadinya perubahan pada
tujuan dan pola pikiran mereka yang sudah dibutakan oleh cinta dan didukung oleh beberapa
faktor salah satunya faktor lingkungan sekitar tempat mereka tinggal yang dimana anak
perempuan khususnya hanya menjadi ibu rumah tangga saja dan tanpa mereka sadari efek dari
omongan tersebut dapat mempengaruhi kinerja pola pikir pada anak-anak remaja sehingga
mereka menjadi putus sekolah dan memilih untuk menikah di usia muda.
BAB III

SOLUSI

Keadaan Ekonomi keluarga yang kurang mendukung

Pendidikan adalah salah satu bentuk dari pembangunan nasional untuk meningkatkan kecerdasan
masyarakat, agar dapat mewujudkan masyarakat yang maju, cerdas dan sejahtera. Sesuai
kebijakan pemerintah bahwa masyarakat berhak menempuh pendidikan selama 12 tahun atau
setara dengan pendidikan Sekolah Menengah Pertama (SMA). Tujuan dari masyarakat harus
mengenyam pendidikan adalah agar setiap warga negara mempunyai bekal dalam ilmu
pengetahuan dan keterampilan sehingga mempunyai daya saing dalam hal kompetisi di masa
globalisasi seperti sekarang ini.

Keluarga merupakan bentuk pendidikan pertama dari seorang anak, karena dari keluarga akan
dimulai bentuk pendidikan karakter dan ilmu sebagai dasar utama. Keluarga juga merupakan
tempat perlindungan serta tempat pemenuhan kebutuhan sehari-hari termasuk untuk pemenuhan
kebutuhan pendidikan. Orang tua dalam suatu keluarga berkewajiban untuk membiayai seluruh
keperluan pendidikan anaknya. Dalam hal ini kondisi ekonomi orang tua menjadi salah faktor
yang mempengaruhi tingkat pendidikan anak. Kondisi ekonomi suatu keluarga sangat
berpengaruh terhadap tinggi rendahnya tingkat pendidikan di Indonesia. Adapun beberapa faktor
yang dapat menentukan tingkat keadaan ekonomi keluarga diantaranya yaitu tingkat pendapatan
orang tua, tingkat pengeluaran keluarga, tabungan (simpanan), dan kepemilikan harta yang
bernilai ekonomis.

Pemerintah di Indonesia sudah berupaya untuk mengatasi permasalahan pendidikan yang


diakibatkan dari faktor ekonomi keluarga. Salah satu bentuk dari upaya pemerintah adalah telah
menyiapkan berbagai macam bentuk Beasiswa untuk seluruh anak-anak di Indonesia untuk
mendukung pada proses pendidikannya. Salah satu beasiswa yang tersedia adalah Beasiswa
Pemerintah seperti LPDP, Beasiswa Swasta seperti dari Djarum, Beasiswa dari Yayasan,
Beasiswa untuk keluarga kurang mampu atau sering di sebut Beasiswa Bidik misi pada satuan
pendidikan Universitas, Beasiswa untuk anak-anak berprestasi seperti (PPA) dan masih banyak
lagi beasiswa yang tersedia baik dari lembaga pemerintah maupun lembaga swasta. Selain itu
juga pemerintah telah berupaya untuk memenuhi kebutuhan pendidikan salah satunya adalah
memberikan fasilitas belajar secara gratis di setiap sekolah negeri, memberikan sarana dan
prasarana pada setiap sekolah negeri dan lain sebagainya. Hal ini bertujuan untuk memberikan
kesempatan kepada anak-anak di Indonesia agar semuanya berhak mengenyam pendidikan yang
sama tanpa memandang pada latar belakang keadaan ekonomi keluarga yang menjadi
penghambat. Dengan demikian, anak-anak yang ingin putus sekolah tersebut dapat
memanfaatkan peluang untuk mendapatkan pendidikan yang layak seperti anak-anakyang kaya.

Pergaulan yang salah

Pergaulan yang kurang baik dapat menyebabkan anak-anak yang putus sekolah. Oleh karena itu,
perlunya bimbingan dan arahan dari berbagai pihak yaitu keluarga dan guru sebagai tenaga
pengajar. Salah satunya yaitu dengan membuat aturan keluar rumah dan juga memberikan
aktivitas-aktivitas yang membuat anak tersebut menyukai hal tersebut.

Pernikahan dini

Pernikahan dini merupakan sebuah pernikahan yang dilakukan pada usia yang masih sangat
muda yaitu sekitar 15-20 tahun. Oleh karena itu, perlunya perhatian dan respon dari orangtua
akan hal ini salah satunya yaitu dengan cara memberikan pengarahan dan bimbingan tentang
dampak buruk dari pernikahan dini tersebut.

Mendidik dan Menyadarkan Orangtua (Terutama Keluarga Tidak Mampu)

Pendidikan orangtua berkorelasi dengan keberhasilan orangtua dalam mendidik anaknya.


Orangtua yang peduli akan menyediakan sarana pendidikan untuk anak-anak semampu mereka.
Oleh karena itu, penyadaran kepada orang tua akan pentingnya pendidikan harus digalakkan,
kemungkinan besar mereka akan berubah jika mereka percaya bahwa pendidikan itu berharga,
apalagi jika mereka ingin melihat anak-anak mereka mengejar pendidikan yang lebih baik
daripada mereka.

Komunikasi Orangtua-Anak

Orangtua yang selalu berdiskusi dengan anak terkait peningkatan pengetahuan bisa
mempengaruhi prestasi akademik anak. Selain itu, selalu bertanya kepada anak-anak tentang apa
yang telah mereka pelajari di sekolah sangat penting untuk kemajuan pendidikan mereka.
orangtua yang memiliki tingkat pendidikan rendah tampaknya terlibat dalam berbagai cara
dengan bantuan akademis semampu mereka, seperti berbicara kepada anak-anak mereka tentang
kehidupan sekolah, menyediakan sarana belajar sesuai kemampuan mereka. Oleh karena itu,
menjaga komunikasi dan diskusi antara orangtua dan anak akan mengurangi risiko putus sekolah
walaupun orangtua memiliki prestasi belajar yang rendah.

Kemitraan Orangtua-Guru

Kerja sama dan komunikasi antara orangtua dan guru untuk membantu perkembangan anak di
sekolah dapat mencegah anak putus sekolah. Dengan mengadakan pertemuan orangtua-guru,
baik orangtua maupun guru dapat bekerja sama untuk mencegah anak-anak dari kasus putus
sekolah yang berisiko. Ini akan sangat membantu terutama bagi orangtua dengan tingkat
pendidikan rendah karena guru dapat memberikan beberapa solusi atau cara yang bisa diterapkan
orangtua di rumah.
BAB IV

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan uraian yang telah disebutkan diatas maka dapat kita simpulkan bahwa setiap
manusia pasti memiliki masalah yang ia hadapi dalam hidupnya tak terkecuali anak atau remaja
putus sekolah. Anak atau remaja yang mengalami putus sekolah akan menjumpai berbagai
macam masalah seperti timbul kecewa, pasrah terhadap nasibnya dan cenderung bergantung
kepada orang lain tanpa adanya keinginan untuk mengubah hal tersebut. Untuk itu kita dapat
membantu menyadarkan mereka pentingknya pendidikan untuk dimasa depan.

B. Saran

Sebagai calon pendidik kita harus lebih memperhatikan lingkungan sekitar kita agar mendapat
pendidikan yang layak dan lebih peka terhadap mereka yang kurang mampu dalam mengikuti
perkembangan pendidikan.

Anda mungkin juga menyukai