DISUSUN OLEH :
KELOMPOK 1
PENDIDIKAN EKONOMI
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2022
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas karunia-Nya
sehingga kami dapat menyelesaikan tugas Rekayasa Ide mata kuliah Investasi
Pendidikan yang berjudul “ Jumlah Anak Putus Sekolah di Indonesia. ”
Kami juga menyadari bahwa tugas ini masih banyak kekurangan, oleh karena itu
kami meminta maaf jika ada kesalahan dalam penulisan Rekayasa Ide ini dan kami
juga mengharapkan kritik dan saran yang membangun guna kesempurnaan tugas ini.
Akhir kata kami ucapkan Terima kasih. Semoga Rekayasa Ide ini dapat bermanfaat
dan bisa menambah pengetahuan kita semua.
( Kelompok 1 )
DAFTAR ISI
1. Permasalahan Umum
Secara spasial anak putus sekolah paling banyak berada di Jawa Barat, sedangkan paling
sedikit ada di Bali. Komposisi jumlah anak putus sekolah SD, SMP, SMA, dan SMK di tiap
wilayah di Indonesia. Menurut Rustiyana, Kepala Bidang Pembinaan SMP dari Dinas Pendidikan
Kabupaten Bandung Barat, Provinsi Jawa Barat, ada banyak faktor yang menyebabkan pelajar
mengalami putus sekolah. Menurut Rustiyana, Kepala Bidang Pembinaan SMP dari Dinas
Pendidikan Kabupaten Bandung Barat, Provinsi Jawa Barat, ada banyak faktor yang menyebabkan
pelajar mengalami putus sekolah. Anak putus sekolah ini macam-macam faktornya. Ada karena
ekonomi, ada juga yang senang main hingga enggak mau sekolah, atau memilih kerja dan menikah
dini. Hal ini dapat kita lihat dari aspek lingkungan mereka tinggal yang dimana masih banyaknya
masyarakat yang beranggapan buat apa sekolah Tinggi toh jadi kekgitu juganya. Anggapan seperti
inilahyang seharusnya orangtua perlu menindaklanjuti hal tersebut karena dapat menyebabkan
pola pemikiran peserta didik murah putus asa dan menyerah untuk mendapatkan sesuatu yang
baru.
Permasalahan ini sangat sering terjadi pada saat kita duduk di bangku sekolah pasti kita akan
menemukan permasalahan ini. Hal ini juga sudah menjadi sorotan yang utama dalam hal
pendidikan. Sebagai contoh pemerintah memberikan beasiswa bagi anak yang kurang mampu dan
juga berprestasi. Tetapi apa pemerintah pernah meninjau apakah sudah sesuai sasaran? Tentu tidak
oleh karena itu, pemerintah perlu meninjau kembali.
Permasalahan ini merupakan masalah yang sebenarnya berasal dari sisi kejiwaan peserta didik
tersebut yang dimana kebanyakan berasal dari keluarga yang kurang bahagia dan juga banyaknya
tekanan dari pihak lain. Hal ini lah yang menyebabkan peserta didik mulai malas akan pergi
kesekolah mereka.
c) Pernikahan dini
Permasalahan ini sangat sering terjadi pada kalangan remaja khususnya di bangku SMP dan
SMA yang bisa kita katakan cinta monyet. Hal ini yang menyebabkan terjadinya perubahan pada
tujuan dan pola pikiran mereka yang sudah dibutakan oleh cinta dan didukung oleh beberapa faktor
salah satunya faktor lingkungan sekitar tempat mereka tinggal yang dimana anak perempuan
khususnya hanya menjadi ibu rumah tangga saja dan tanpa mereka sadari efek dari omongan
tersebut dapat mempengaruhi kinerja pola pikir pada anak-anak remaja sehingga mereka menjadi
putus sekolah dan memilih untuk menikah di usia muda.
BAB III
SOLUSI
Pendidikan adalah salah satu bentuk dari pembangunan nasional untuk meningkatkan kecerdasan
masyarakat, agar dapat mewujudkan masyarakat yang maju, cerdas dan sejahtera. Sesuai kebijakan
pemerintah bahwa masyarakat berhak menempuh pendidikan selama 12 tahun atau setara dengan
pendidikan Sekolah Menengah Pertama (SMA). Tujuan dari masyarakat harus mengenyam
pendidikan adalah agar setiap warga negara mempunyai bekal dalam ilmu pengetahuan dan
keterampilan sehingga mempunyai daya saing dalam hal kompetisi di masa globalisasi seperti
sekarang ini.
Keluarga merupakan bentuk pendidikan pertama dari seorang anak, karena dari keluarga akan
dimulai bentuk pendidikan karakter dan ilmu sebagai dasar utama. Keluarga juga merupakan
tempat perlindungan serta tempat pemenuhan kebutuhan sehari-hari termasuk untuk pemenuhan
kebutuhan pendidikan. Orang tua dalam suatu keluarga berkewajiban untuk membiayai seluruh
keperluan pendidikan anaknya. Dalam hal ini kondisi ekonomi orang tua menjadi salah faktor yang
mempengaruhi tingkat pendidikan anak. Kondisi ekonomi suatu keluarga sangat berpengaruh
terhadap tinggi rendahnya tingkat pendidikan di Indonesia. Adapun beberapa faktor yang dapat
menentukan tingkat keadaan ekonomi keluarga diantaranya yaitu tingkat pendapatan orang tua,
tingkat pengeluaran keluarga, tabungan (simpanan), dan kepemilikan harta yang bernilai
ekonomis.
Pergaulan yang kurang baik dapat menyebabkan anak-anak yang putus sekolah. Oleh karena itu,
perlunya bimbingan dan arahan dari berbagai pihak yaitu keluarga dan guru sebagai tenaga
pengajar. Salah satunya yaitu dengan membuat aturan keluar rumah dan juga memberikan
aktivitas-aktivitas yang membuat anak tersebut menyukai hal tersebut.
Pernikahan dini
Pernikahan dini merupakan sebuah pernikahan yang dilakukan pada usia yang masih sangat muda
yaitu sekitar 15-20 tahun. Oleh karena itu, perlunya perhatian dan respon dari orangtua akan hal
ini salah satunya yaitu dengan cara memberikan pengarahan dan bimbingan tentang dampak buruk
dari pernikahan dini tersebut.
Komunikasi Orangtua-Anak
Orangtua yang selalu berdiskusi dengan anak terkait peningkatan pengetahuan bisa mempengaruhi
prestasi akademik anak. Selain itu, selalu bertanya kepada anak-anak tentang apa yang telah
mereka pelajari di sekolah sangat penting untuk kemajuan pendidikan mereka. orangtua yang
memiliki tingkat pendidikan rendah tampaknya terlibat dalam berbagai cara dengan bantuan
akademis semampu mereka, seperti berbicara kepada anak-anak mereka tentang kehidupan
sekolah, menyediakan sarana belajar sesuai kemampuan mereka. Oleh karena itu, menjaga
komunikasi dan diskusi antara orangtua dan anak akan mengurangi risiko putus sekolah walaupun
orangtua memiliki prestasi belajar yang rendah.
Kemitraan Orangtua-Guru
Kerja sama dan komunikasi antara orangtua dan guru untuk membantu perkembangan anak di
sekolah dapat mencegah anak putus sekolah. Dengan mengadakan pertemuan orangtua-guru, baik
orangtua maupun guru dapat bekerja sama untuk mencegah anak-anak dari kasus putus sekolah
yang berisiko. Ini akan sangat membantu terutama bagi orangtua dengan tingkat pendidikan rendah
karena guru dapat memberikan beberapa solusi atau cara yang bisa diterapkan orangtua di rumah.
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan uraian yang telah disebutkan diatas maka dapat kita simpulkan bahwa setiap manusia
pasti memiliki masalah yang ia hadapi dalam hidupnya tak terkecuali anak atau remaja putus
sekolah. Anak atau remaja yang mengalami putus sekolah akan menjumpai berbagai macam
masalah seperti timbul kecewa, pasrah terhadap nasibnya dan cenderung bergantung kepada orang
lain tanpa adanya keinginan untuk mengubah hal tersebut. Untuk itu kita dapat membantu
menyadarkan mereka pentingknya pendidikan untuk dimasa depan.
B. Saran
Sebagai calon pendidik kita harus lebih memperhatikan lingkungan sekitar kita agar mendapat
pendidikan yang layak dan lebih peka terhadap mereka yang kurang mampu dalam mengikuti
perkembangan pendidikan.
DAFTAR PUSTAKA
https://doi.org/10.31227/osf.io/n2xca