MEI 2022
KATA PENGANTAR
Puja dan puji syukur atas kehadirat Allah SWT yang mana telah memberikan
nikmat sehat serta imannya sehingga kami dapat menuntaskan tugas makalah ini
dengan tepat waktu. Tanpa pertolongan-Nya pastinya kita tidak mampu menuntaskan
tugas mata kuliah Manajemen Pembiayaan Pendidikan Islam dengan judul
“Permasalahan Manajemen Pembiayaan Pendidikan”.
Kami berharap dengan adanya makalah ini para pembaca dapat memahami
seperti apa saja yang menjadi permasalahan dalam pembiayaan pendidikan, apa
penyebabnya dan bagaimana solusinya.
Tak lupa, kami haturkan terima kasih kepada bapak Dosen Pengampu : Dr.
Mohammad Zaini, M.M selaku dosen pengampu mata kuliah Manajemen
Pembiayaan Pendidikan Islam, yang telah memberikan kepercayaannya bahwa kami
bisa menuntaskan makalah ini tepat waktu.
Akhir kata, kami meminta beribu-ribu maaf jika ada kesalahan kata ataupun
penulisan. Kami sangat menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna,
untuk itu kami mengharapkan koreksi untuk bahan evaluasi selanjutnya.
Kelompok 12
i
DAFTAR ISI
Halaman
Daftar Isi........................................................................................................................ ii
A. Kesimpulan ................................................................................................ 18
B. Saran ........................................................................................................... 19
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Berdasar pada acuan tersebut pula, Indonesia masih kalah unggul dengan
berada di posisi ke-4 jika dibandingkan dengan sesama negara yang berada di
kawasan Asia Tenggara seperti Singapura di peringkat 21, Malaysia di peringkat 38,
dan Thailand di peringkat 46.
Beberapa negara Asia Tenggara dengan sistem dan kualitas pendidikan yang
masih ada di bawah Indonesia di antaranya Filipina di peringkat 55, Vietnam di
peringkat 66, dan Myanmar di peringkat 77.
Sementara itu untuk jajaran 10 negara dengan urutan sistem dan kualitas pendidikan
tertinggi diisi oleh Amerika Serikat, Britania Raya, Jerman, Kanada, Prancis, Swiss,
Jepang, Australia, Swedia, dan Belanda.1
1
“Hari Pendidikan Internasional, Bagaimana Tingkat Pendidikan di Indonesia Saat ini?,”
diakses 23 Mei 2022, https://www.goodnewsfromindonesia.id/2022/01/24/hari-pendidikan-
internasional-bagaimana-tingkat-pendidikan-di-indonesia-saat-ini.
1
bagaimana jika kondisi keuangan bermasalah? Oleh karena itu, pada makalah ini
penulis akan membahas mengenai permasalahan pembiayaan pendidikan beserta
penyebab dan solusinya.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana bentuk masalah pembiayaan pendidikan ?
2. Bagaimana penyebab masalah pembiayaan pendidikan?
3. Bagaimana solusi mengatasi masalahpembiayaan pendidikan ?
C. Tujuan Masalah
1. Untuk mengetahui bentuk masalah pembiayaan pendidikan
2. Untuk mengetahui penyebab masalah pembiayaan pendidikan
3. Untuk mengetahui solusi mengatasi masalahpembiayaan pendidikan
2
BAB II
PEMBAHASAN
4
mahalnya biaya untuk memasuki jenjang pendidikan saat ini. Memang
tidaklah salah jika, dikatakan pendidikan bermutu membutuhkan biaya.
Namun persoalannya, daya finansial sebagian masyarakat di negeri ini masih
belum memadai akibat sumber pendapatan yang tak pasti.
5
Dari ketiga modus tersebut, penyimpangan anggaran adalah modus
yang paling banyak merugikan Negara. Penyimpangan anggaran kerap
dilakukan oleh pemegang kewenangan pengelolaan anggaran pendidikan.
Penyimpangan anggaran adalah penggunaan dana untuk keperluan lain di luar
ketentuan tujuan penurunan dana tersebut, misalnya penggunaan Dana Alokasi
Khusus (DAK) untuk membayar utang.
Modus lain yaitu Mark Up, umumnya modus ini terjadi pada bidang
pengadaan barang dan jasa. Sedangkan modus Penggelapan biasa dipraktikan
pada bidang operasional penyelenggara dan pengelola pendidikan.
Di luar itu masih ada beberapa modus korupsi yang sering ditemukan,
diantaranya kegiatan fiktif dengan laporan yang dimanipulasi, modus
pemerasan dan modus pungutan liar.
6
Muncul gosip-gosip tak mengenakkan seputar pengelolaan keuangan di
sekolah
Sekolah mungkin saja berhutang dengan pihak tertentu dan menghadapi
risiko penagihan
Sekolah tidak berkembang sehingga menyebabkan akreditasi stagnan dan
tidak ada perubahan ke arah yang lebih baik.
Bagi pihak luar yang ingin menawarkan kerjasama kegiatan biasanya
cukup sulit dilakukan. Keuangan yang bermasalah menyebabkan pihak
sekolah tidak bisa membuat berbagai kegiatan untuk penyediaan
pendidikan yang berkualitas.3
3
S Suryana, “Permasalahan Mutu Pendidikan Dalam Perspepektif Pembangunan Pendidikan,” t.t., 12.
7
pendapatan dari DAU yang terbatas sementara PADnya kecil sehingga dana
pendidikan yang dapat disediakan melalui APBD sangat terbatas, bahkan
sebagian hanya sekedar dapat untuk membiayai gaji guru. Misalnya
penerimaan daerah perkapita yang diterima oleh propinsi Kalimantan Timur
dan kabupaten/ kota dilingkungannya mencapai Rp. 2,6 juta per tahun,
sementara propinsi Banten hanya Rp. 229 ribu atau sekitar sepersebelasnya.
8
2. Kalah kompetisi dengan sektor lain
10
diperlukan. Misalnya, sejal dua tahun lalu ada suatu departemen yang akan
merasionalisasikan pegawainya dengan mengurangi pejabat eselon II, III, dan
IV sebanyak 500 orang lebih dan merealokasikan lebih dari 1.500 orang
pegawainya ternyata sudah tiga tahun belum tuntas pula. Kondisi yang
demikian juga akan mengurangi beban biaya operasional pendidikan secara
nasional.
11
karya wisata, dll, merupakan upaya untuk menampung aspirasi akan
peningkatan mutu pendidikan oleh orang tua tersebut. Bagi orang tua yang
tingkat daya belinya rendah, maka kenaikan biaya ini akan dirasakan sangat
mahal dan sangat membebani. Kasus bunuh diri yang dilakukan oleh seorang
siswa yang tidak dapat membayar iuran ekstra kurikuler merupakan dilema
dari gejala ini. Yang harus diwaspadai adalah apakah benar dengan tambahan
beban itu hasil pendidikan akan meningkat kualitasnya. Hasil penelitian
Prawda(1993), misalnya menunjukkan bahwa di New Zealand peningkatan
biaya pendidikan akibat desentralisasi telah berhasil meningkatkan mutu hasil
belajar, tetapi di Chili justru sebaliknya.
12
untuk menggantikan kelemahan kegiatan kurikulum yang memang sudah
menjadi tanggungjawannya.
4
Muljani A Nurhadi, “Desentralisasi dan Mahalnya Biaya Pendidikan,” no. 02 (Oktober 2006): 9.
13
1) Community-Based Education
2) Efisiensi Anggaran
5
Toto Suharto dan Muhammad Isnaini, “Community-Based Education Dalam Perspektif
Pendidikan Kritis,” diakses 23 Mei 2022,
https://sumsel.kemenag.go.id/files/sumsel/file/dokumen/pendidikankritis.pdf.
14
anggaran pendidikan 20 persen harus diikuti upaya efisiensi, dengan
menetapkan target dan sasaran secara benar dan mengevaluasi pos-pos
anggaran yang menjadi sumber inefisiensi. sekolah harus mampu memenej
keuangan yang ada sehingga dapat menghindari penggunaan biaya yang tidak
perlu. Efektifitas pembiayaan sebagai salah satu alat ukur efisiensi, program
kegiatan tidak hanya dihitung berdasarkan biaya tetapi juga waktu, dan amat
penting menseleksi penggunaan dana operasional, pemeliharaan, dan biaya
lain yang mengarah pada pemborosan.
3) Skala Prioritas
4) Disiplin Anggaran
6) Pengawasan Anggaran
15
Konsep dasar pengawasan anggaran bertujuan untuk mengukur,
membandingkan, menilai alokasi biaya dan tingkat penggunaannya. Dengan
kata lain melalui pengawasan anggaran diharapkan dapat mengetahui sampai
di mana tingkat efektifitas dan efisiensi dari penggunaan sumber-sumber dana
yang tersedia. Apabila terdapat ketidaksesuaian antara rencana dengan
realisasinya, maka perlu diambil tindakan perbaikan dan bila perlu diproses
melalui jalur hukum. Secara sederhana proses pengawasan terdiri dari tiga
kegiatan pokok, yaitu :
Memantau (monitoring).
Menilai.
16
kamu takut akan (menjadi miskin) karena kamu memberikan sedekah sebelum
(melakukan) pembicaraan dengan Rasul? Tetapi jika kamu tidak melakukannya
dan Allah telah memberi ampun kepadamu, maka dirikanlah shalat dan
tunaikanlah zakat serta taatlah kepada Allah dan Rasul-Nya! Dan Allah Maha
teliti terhadap apa yang kamu kerjakan”.
Ayat (12) memberikan pelajaran kepada kita bahwa pendidikan itu tidak
gratis, akan tetapi membutuhkan dukungan finansial, bahkan dalam sebuah
riwayat berkaitan dengan ayat ini menjelaskan bahwa pendidikan itu jangan
terlalu murah (Seperti sabda Rasulullah saw kepada Ali bin Abi Thalib). Allah
SWT dalam ayat ini memberikan persyaratan kepada kaum muslimin yang
hendak bertanya (belajar) kepada Rasulullah saw untuk mengeluarkan sedekah
kepada fakir miskin. Mengeluarkan sedekah dalam ayat ini bisa diasumsikan
sebagai biaya pendidikan yang harus dikeluarkan seseorang yang mencari
ilmu.Karena manfaatnya yang begitu luas dan meresap ke berbagai bidang, maka
pembiayaan pendidikan seyogyanya harus menjadi perhatian utama bagi
pemerintah dan masyarakat.6
6
Sudarmono Sudarmono, Lias Hasibuan, dan Kasful Anwar Us, “Pembiayaan Pendidikan” 2, no. 1
(Januari 2021): 226–80, https://doi.org/10.38035/jmpis.v2i1.
17
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Efisiensi anggaran
Skala prioritas
Disiplin anggaran
Pengawasan anggaran
18
B. Saran
Lain dari pada itu, pemerintah harus sadar semakin baik pembiayaan
pendidikan maka semakin baik pula mutu pendidikan nasional yang akan
dihasilkan. Menurut penulis pemerintah yang baik tentu tidak bisa mengabaikan
pendidikan para putra dan putri bangsa. Sebagai genaris emas bangsa tentunya
pemerintah tidak ingin melihat angka putus sekolah ataupun permasalahan
ekonomi didalam pendidikan terus menjadi alasan masyarakat Indonesia untuk
tidak mengenyam pendidikan yang tinggi.
Penulis memahami betul makalah yang kami buat ini banyak sekali
kesalahan serta sangat jauh dari kesempurnaan. Pastinya, penulis akan terus
memperbaiki makalah dengan mengacu pada sumber yang bisa dipertanggung
jawabkan nantinya. Oleh sebab itu, penulis mengharapan koreksi dari para
pembaca agar nantinya makalah ini bisa menjadi leih baik dari sebelumnya.
19
DAFTAR PUSTAKA