Anda di halaman 1dari 23

MAKALAH

ISU-ISU AKTUAL DALAM MANAJEMEN PEMBIAYAAN


PENDIDIKAN
Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Manajemen Pembiayaan Pendidikan

Dosen Pengampuh : Dr. Mohammad Zaini, MM

Oleh kelompok : 13
Vina Habibatul Khoiroh (202101030057)

Aditya Anwari (202101030085)

Wasi’ah Putri Agustin (202101030079)

Muafifah (205101030006)

Ahmad Hamdan Dini H (T20183144)

MANAJEMEN PENDIDIKAN ISLAM


FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI KH ACHMAD SIDDIQ
JEMBER
2022

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan kami kesehatan, sehingga
kami bisa menyelesaikan makalah ini yang berjudul “Isu-isu Aktual dalam Manajemen
Pembiayaan Pendidikan” dengan tepat waktu.

Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas Bapak Dr.
Mohammad Zaini, MM pada mata kuliah Manajemen Pembiayaan Pendidikan. Selain itu,
makalah ini juga bertujuan untuk menambah wawasan tentang Isu-isu Aktual dalam
Manajemen Pembiayaan Pendidikan bagi para pembaca dan juga bagi penulis.

Kami mengucapkan terima kasih kepada Bapak Dr. Mohammad Zaini, MM selaku
dosen pada mata kuliah Manajemen Pembiayaan Pendidikan yang telah membimbing kami
dan kepada orang tua yang telah mendo’akan, juga kepada teman-teman.

Kami menyadari, makalah yang kami tulis ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh
karena itu, kritik dan saran yang membangun akan kami nantikan demi kesempurnaan
makalah ini.

Jember, 01 Juni 2022

Kelompok 13

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...............................................................................................................ii

BAB I.........................................................................................................................................1

PENDAHULUAN......................................................................................................................1

1.1 Latar Belakang Masalah..............................................................................................1

1.2 Rumusan Masalah............................................................................................................2

1.3 Tujuan...............................................................................................................................2

BAB II........................................................................................................................................3

PEMBAHASAN........................................................................................................................3

2.1 Isu ebussiness dalam keuangan pendidikan.....................................................................3

2.2 Beberapa pilihan software aplikasi keuangan pendidikan................................................6

2.3 Isu Standard Pelayanan Minimal(SPM).........................................................................11

BAB III.....................................................................................................................................18

PENUTUP................................................................................................................................18

3.1 Kesimpulan.....................................................................................................................18

3.2 Saran...............................................................................................................................18

DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................................20

iii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah


Pendidikan yang berkualitas merupakan suatu investasi yang mahal. Kesadaran
masyarakat untuk menanggung biaya pendidikan pada hakekatnya akan memberikan
suatu kekuatan pada masyarakat untuk bertanggungjawab terhadap penyelenggaraan
pendidikan.

Dalam berbagai level kehidupan, pendidikan memainkan peran yang sangat


strategis. Pendidikan memberi banyak peluang untuk meningkatkan mutu kehidupan.
Dengan pendidikan yang baik, potensi kemanusiaan yang begitu kaya pada diri
seseorang dapat terus dikembangkan. Pada tingkat sosial, pendidikan dapat
mengantarkan seseorang pada pencapaian dan strata sosial yang lebih baik. Secara
akumulatif, pendidikan dapat membuat suatu masyarakat lebih beradab. Dengan
demikian, pendidikan, dalam pengertian yang luas, berperan sangat penting dalam proses
transformasi individu dan masyarakat

Dalam perkembangan dunia pendidikan dewasa ini dengan mudah dapat dikatakan
bahwa masalah pembiayaan menjadi masalah yang cukup pelik untuk dipikirkan oleh
para pengelola pendidikan. Karena masalah pembiayaan pendidikan akan menyangkut
masalah tenaga pendidik, proses pembelajaran, sarana prasarana, pemasaran dan aspek
lain yang terkait dengan masalah keuangan. Fungsi pembiayaan tidak mungkin
dipisahkan dari fungsi lainnya dalam pengelolaan sekolah. Oleh karena itu dapat
dikatakan bahwa pembiayaan menjadi masalah sentral dalam pengelolaan kegiatan
pendidikan. Ketidakmampuan suatu lembaga untuk menyediakan biaya, akan
menghambat proses belajar mengajar. Hambatan pada proses belajar mengajar dengan
sendirinya menghilangkan kepercayaan masyarakat pada suatu lembaga. Namun bukan
berarti bahwa apabila tersedia biaya yang berlebihan akan menjamin bahwa pengelolaan
sekolah akan lebih baik.

1
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka penulis merumuskan masalah
sebagai berikut :
1. Bagaimana isu ebussiness dalam keuangan pendidikan itu?
2. Begaimana pilihan software aplikasi keuangan pendidikan itu?
3. Bagaimana isu standard pelayanan minimal(SPM) itu?

1.3 Tujuan
Sesuai dengan rumusan masalah yang dikemukakan di atas maka tujuan penulisan
makalah ini adalah sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui tentang isu ebussiness dalam keuangan pendidikan
2. Untuk mengetahui tentang beberapa pilihan software aplikasi keuangan pendidikan
3. Untuk mengetahui tentang isu standard pelayanan minimal(SPM)

2
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Isu ebussiness dalam keuangan pendidikan


A. Pengertian E-business
Pada dasarnya e-business adalah kata yang diserap dari dua suku kata bahasa
Inggris, yaitu Electronic business, yang bila diterjemahkan memiliki arti kegiatan
bisnis yang dilakukan secara otomatis ataupun semi otomatis dengan memanfaatkan
sistem informasi komputer. Electronic Business atau E-Business adalah suatu
kegiatan bisnis yang dilakukan secara otomatis meliputi transaksi, jual-beli, bisnis
yang memanfaatkan perangkat elektronik atau dengan internet sehingga perusahaan
dapat langsung berinteraksi dengan customer, supplier maupun rekan bisnis melalui
sistem pemrosesan data internal dan eksternal secara lebih efisien dan fleksibel. Atau
arti yang lebih singkat dari e-business yaitu penggunaan Teknologi Informasi dan
Komunikasi untuk menjalankan sekaligus mengelola bisnisnya sehingga dapat
memperoleh keuntungan.
E-Business atau elektronik bisnis dapat didefinisikan juga sebagai aktivitas yang
berkaitan secara langsung maupun tidak langsung dengan proses pertukaran barang
atau jasa dengan memanfaatkan internet sebagai media komunikasi dan transaksi. E-
Business juga salah satu aplikasi teknologi internet yang merambah dunia bisnis
internal, melingkupi sistem, pendidikan pelanggan, pengembangan produk dan
pengembangan usaha.
B. E-Business menurut Para Ahli
1. E-Business meliputi semua hal yang harus dilakukan menggunakan teknologi
informasi dan komunikasi (ICT) untuk melakukan kegiatan bisnis antar organisasi
maupun dari organisasi ke konsumen. (Sid L. Huff, dkk. 2000. Cases in Electronic
Commerce. McGraw-Hill)
2. Menurut Kalakota dan Robinson (Kalakota, 2001) menuliskan bahwa E-Business
adalah sebuah paduan yang kompleks antara proses-proses bisnis, aplikasi-aplikasi
perusahaan dan beberapa struktur organisasi yang dibutuhkan untuk menghasilkan
suatu model bisnis yang memiliki performansi yang jauh lebih baik dari keadaaan
sebelumnya.

3
3. E-Business adalah praktek pelaksanaan dan pengelolaan proses bisnis utama
seperti perancangan produk, pengelolaan pasokan bahan baku, manufaktur,
penjualan, pemenuhan pesanan, dan penyediaan servis melalui penggunaan
teknologi komunikasi, komputer, dan data yang telah terkomputerisasi. (Steven
Alter. Information System: Foundation of E-Business. Prentice Hall. 2002).
4. Mohan Sawhney & Jeff Zabin dalam O‟Brien & Marakas (2008) menyatakan
bahwa e-business merupakan pemanfaatan jaringan elektronik dan teknologi-
teknologi yang berkaitan untuk membolehkan, memperkuat, meningkatkan,
merubah, atau menemukan suatu proses bisnis atau sistem bisnis yang mempunyai
nilai yang lebih menguntungkan pelanggan saat ini ataupun pelanggan potensial.
5. O‟Brien & Marakas dalam bukunya Management Information System (2008)
menyatakan bahwa e-business adalah penggunaan teknologi internet untuk bekerja
dan memberdayakan proses bisnis, e-commerce dan kolaborasi dengan mitra bisnis
seperti hubungan dengan pelanggan, pemasok, dan pemangku kepentingan bisnis
lainnya.1
C. Implementasi E-business Dalam Dunia Pendidikan
Penggunaan model e-business dalam organisasi perguruan tinggi dengan
menggunakan informasi teknologi untuk meningkatkan proses belajar mengajar dapat
dilakukan dengan cara pengintegrasian komponen-komponen yang ada di dalam e-
business dengan komponen yang ada pada proses belajar mengajar. Pada e-business
melibatkan aplikasi-aplikasi front-offfice dan back office yang membentuk mesin
bisnis modern dan merupakan pendefinisian ulang atas model bisnis konvensional
dengan bantuan teknologi untuk merekayasa dan meningkatkan nilai
pelanggan/customer value(Polla, 2010). Dalam dunia pendidikan hal ini dapat
dikembangkan misalnya dalam proses belajar mengajar media yang digunakan bukan
hanya papan tulis dan spidol saja tetapi dapat menggunakan teknologi informasi yaitu
berupa perangkat komputer baik hardware maupun sofwarenya sehingga akan
didapatkan mendefinisikan ulang model pendidikan konvensional dengan bantuan
teknologi, dimana hal ini akan dapat meningkatkan nilai jual suatu lembaga
pendidikan pada pelanggan.
Dalam model e-business dikenal dengan aplikasi bisnis lintas fungsional, ini
dapat juga dikembangkan didunia pendidikan dimana sebuah lembaga pendidikan

1
Syafnidawti. E-business. https://raharja.ac.id/2020/04/27/e-business/, 02 juni 2022 pukul 15.08

4
dapat menggunakan teknologi informasi untuk mengembangkan integrasi sistem
pendidikan lintas fungsi yang melintasi batasan-batasan fungsi tradisional untuk
merekayasa dan meningkatkan proses-proses pendidikan disebuah lembaga
pendidikan. Lembaga pendidikan ini memandang sistem pendidikan lintas fungsi
sebagai cara strategis untuk menggunakan TI dalam berbagai sumber daya informasi
dan meningkatkan efesiensi serta efektivitas proses pendidikan termasuk proses
belajar mengajar, dan mengembangkan hubungan strategis dengan para mahasiswa,
dosen dan lembaga pendidikan lain. Pengggunaan model e-business ini pada
pendidikan ini dapat dikatakan sebagai e-education dengan pengaplikasian bukan
sekedar proses belajar mengajar tetapi lebih dari itu yaitu dengan adanya sebuah
perencanaan dan pengembangan.
Berdasarkan konsep pengintegrasian ataupun kolaborasi e-business dibidang
pendidikan maka muncullah e-education yang menggunakan IT terutama internet
yang membantu dalam proses belajar mengajar karena antara dosen dan mahasiswa
bisa terjadi
interaksi yang merupakan syarat dari proses belajar mengajar. Internet yang
dikenal sebagai sebuah sistem jaringan dan komunikasi yang tidak terbatas mampu
menyajikan tidak saja profil lembaga pendidikan, agenda kegiatan dan materi
pendidikan, melainkan juga menyediakan berbagai fasilitas lain seperti konsultasi
elektronik, e-book, e-news, e-dictionary, e-laboratory, dan lain sebagainya. E-
Education merupakan suatu istilah yang digunakan untuk memberi nama pada
kegiatan-kegiatan pendidikan yang dilakukan melalui internet. E-Education ini juga
menunjukkan prospek yang menarik baik bagi
pihak lembaga, pendidik, masyarakat, terutama bagi mahasiswa.
Namun, ada beberapa masalah yang timbul yang terjadi khususnya pada
mahasiswa seperti sulitnya menemukan solusi dalam pemecahan masalah dalam
bidang pengetahuan komputer dan kurangnya informasi tentang perkembangan di
bidang pengetahuan komputer. Oleh karena itu, perlu adanya sistem sarana
pembelajaran e-education yang berbasis multimedia agar dapat membantu mahasiswa
untuk menyelesaikan masalah tersebut, serta untuk mempersiapkan mahasiswa, baik
pendidik, maupun masyarakat pada umumnya untuk mengenal, memahami, dan
memanfaatkannya guna meningkatkan wawasan dan pengetahuan dalam bidang
komputer. Sehingga sistem di buat untuk memberikan materi pendidikan dengan cara
memudahkan dan menyederhanakan proses dalam meng-upload dan men-download

5
materi pendidikan (Kurniawan, 2009). Hal tersebut di atas bisa menjadikan sebuah
proses belajar mengajar.
Selain itu proses belajar mengajar yang menggunakan e-education dapat berupa
pendalaman materi dan ujian, guru/dosen mengadakan quis singkat dan tugas yang
bertujuan untuk pendalaman dari apa yang telah diajarkan serta melakukan test pada
akhir masa belajar. Hal ini juga harus dapat diantisipasi oleh web based distance
learning. Sistem diskusi merupakan salah satu proses belajar mengajar dimana
digunakan untuk membantu proses transformasi paradigma pembelajaran dari teacher-
centered menuju student-centered. Bukan pengajar yang yang aktif “menyuapi”
pembelajaran dengan materi atau meminta mahasiswa bertanya mengenai sesuatu
yang belum dipahami, tetapi disini siswa difasilitasi untuk belajar secara kritis dan
aktif. Sistem ini dapat juga dikemas untuk melangsungkan proses belajar mengajar
dengan pendekatan kolaboratif (collaborative learning) maupun pemecahan masalah
(problem-based learning).
Interaksi dalam group, para mahasiswa dapat berinteraksi satu sama lain untuk
mendiskusikan materi-materi yang diberikan guru. Dengan adanya e-educationdosen
bisa saja tidak langsung tatap muka tetapi melalui internet dan dapat memberikan
sedikit ulasan tentang materi yang diberikannya. Dengan demikian, bagi mahasiswa
yang malu bertanya saat di kampus bisa menyalurkan pertanyaan dengan
chatroommelalui group diskusi secara langsung melalui internet dengan real audio
atau real video dan on line meeting. Bila tidak real time (waktu nyata) diskusi bisa
dilakukan dengan menggunakan mailing list,discussion goup, news goup dan bulletin
group(Muslim, 2017). Apabila hal ini dilakukan dengan baik maka proses belajar
mengajar (PBM) dapat berjalan dengan baik dan dapat meningkatkan PBM karena
seluruh komponen yang berpengaruh dalam PBM saling mendukung walaupun
menggunakan media internet. Dimana media internet ini merupakan factor pendukung
yang kuat dalam IT yang seiiring penggunaan model e-businessdalam peningkatan
PBM2.

2.2 Beberapa pilihan software aplikasi keuangan pendidikan


Software Aplikasi Keuangan Sekolah (AKS) adalah Program Aplikasi Keuangan
yang disediakan khusus untuk digunakan di sekolah. Perangkat Lunak Aplikasi

2
Nurul Qomariyah Ahmad, Ansor, “Urgensi Penggunaan Model E-business Untuk Meningkatkan
Teaching Learning Process Pada Program Studi Pendidikan Agama Islam”, Jurnal As-Salam, Print ISSN 2528-
1402, Online ISSN 2549-5593, 2017, hal 46

6
Keuangan Sekolah (AKS) ini sangat berguna dalam pembuatan Rancangan Anggaran
Belanja dan Pendapatan Sekolah (RAPBS). Selain itu, Software Aplikasi Keuangan
Sekolah (AKS) ini juga berfungsi untuk mencatat semua data yang masuk dan
pengeluaran sekolah. Dan berdasarkan semua transaksi, anda dapat mengecek
implementasi RAPBS dilapangan data pemasukan dan pengeluaran yang anda
masukkan.

A. Data keuangan yang akan diolah dalam program meliputi:

a) Data rekening (pos) keuangan sekolah

b) Data pemasukan dan pengeluaran sekolah

c) Data jurnal dan kas masuk dan keluar

d) Laporan kas masuk (pemasukan) dan kas keluar (pengeluaran)

e) Menu pembuatan RAPB Sekolah

f) Laporan keuangan (neraca) sekolah (penyesuaian RAPBS dan implementasi


RAPBS)

Dengan menggunakan AKS maka diharapkan sekolah dapat memiliki satu


keuangan yang efektif, efisien dan akuntable (dapat dipertanggung jawabkan).

B. Fitur utama dari Software Aplikasi Keuangan Sekolah (AKS) adalah:


1. FORMAT PENGISAN yang mudah dengan tombol yang disesuiakan untuk
mengarahkan pengguna agar terhindar dari kesalahan saat memasukkan data –
data keuangan sekolah.
2. MENU PEMBUATAN REKENING (AKUN/POS) KEUANGAN . Yang
berguna untuk menentukan pos – pos (rekening) keuangan yang ada di sekolah
serta jenis rekening tersebut (pemasukan / pengeluaran).
3. MENU JURNAL UMUM yang berguna untuk memasukkan data pemasukan
dan pengeluaran serta melihat laporan pemasukan dan pengeluaran keuangan
sekolah.
4. MENU ANGGARAN yang sangat berguna untuk pembuatan Rencana
Anggaran Pendapatan dan Belanja Sekolah (RAPBS) sehingga akan
menjelaskan apa saja pendapatan dan rencana pengeluaran sekolah.

7
5. MENU SINKRONISASI ANGGARAN yang sangat berguna untuk
menyesuaikan antara RAPBS dan implementasi nyata di lapangan.
6. PENGGUNA OTORITAS . Menu yang digunakan untuk proses pengaturan
pengguna yang dapat menggunakan program yang dapat diatur sesuai dengan
Grup atau kelompok pengguna sehingga lebih aman dari proses manipulasi data
oleh pengguna yang tidak diberi kewenangan.
7. BACKUP &RESTORE database yang mudah sehingga pengguna tidak perlu
takut kehilangan data jika terjadi kerusakan pada komputer.
8. JARINGAN DIDUKUNG . AKS 2010 dapat digunakan dalam jaringan
sehingga dapat digunakan untuk berbagi data pakai Sekolah dalam satu jaringan
komputer.
C. Keunggulan Menggunakan Aplikasi Keuangan Sekolah

Dalam dunia belajar mengajar, administrasi adalah hal penting yang tidak bisa
dipisahkan. Di dalam administrasi yang akan diurusi selain surat menyurat adalah
keuangan. Keuangan dalam sekolah sangat penting demi berlangsungnya belajar
mengajar yang berkualitas dan efektif. Sebelumnya kebanyakan sekolah mengatur
keuangan sekolah secara langsung. Meskipun cukup mudah namun tidak bisa
dipungkiri bahwa lebih banyak resiko yang akan dialami pemegang keuangan.
Beberapa resiko diantaranya kehilangan uang dan kerusakan uang.

Untuk meminimalisir resiko diatas, maka perlu juga setiap sekolah mencoba
untuk beralih menggunakan aplikasi. Aplikasi ini adalah terobosan terbaru yang akan
memudahkan setiap sekolah untuk mengatur keuangan secara online namun
terpercaya dan simple. Sebenarnya apa sih Aplikasi keuangan sekolah itu?

D. Apa Itu Aplikasi Keuangan Sekolah?


Perlu Anda ketahui bahwa aplikasi keuangan sekolah adalah sistem yang
terintegrasi untuk mengatur administrasi keuangan. Didalamnya terdapat tempat
pencatatan administrasi pembayaran siswa, memantau kondisi keuangan, aliran kas
setiap unit, dan masih banyak lagi. Beberapa kelebihan aplikasi diantaranya:
1. Dapat dengan mudah menginput data, menyimpan, atau melakukan perhitungan
keuangan secara cepat.
2. Dapat secara langsung mencetak data jika memasuki waktunya pembuatan
laporan pertanggungjawaban

8
3. Menampilkan informasi keuangan siswa sehingga tidak ada yang tersirat lagi
4. Semua data yang dimasukkan di aplikasi akan otomatis disimpan atau terintegrasi
dalam satu database
5. Data terjamin keamanannya dan tidak akan disalahgunakan oleh pihak yang tidak
bertanggung jawab
6. Pengelolaan sistem administrasi sekolah menjadi lebih efisien, mudah dilakukan,
transparan, dan jarang terjadi kekeliruan.
7. Aplikasi bisa didapatkan dengan cara yang mudah dan tentunya dengan harga
terjangkau.
Dengan banyaknya kelebihan yang diberikan oleh aplikasi, maka silahkan
beralih menggunakan aplikasi mulai dari sekarang. Lagipula sekarang kita sedang
berada di masa pandemi Covid-19 yang tidak memungkinkan sekolah secara tatap
muka. Bisa dibilang, aplikasi keuangan ini adalah terobosan terbaru yang sangat
penting untuk digunakan, sehingga selain mengetahui kelebihan dari aplikasi, perlu
juga Anda mengetahui tentang manfaat dan fungsi dari aplikasi sekolah itu sendiri.
E. Langkah-langkah Menggunakan Aplikasi Keuangan Sekolah
Aplikasi keuangan sekolah memiliki kelebihan sebagaimana yang sudah di
jelaskan di atas. Namun, manfaat utama dari dibuatnya aplikasi ini adalah sebagai
alat bantu para staff administrasi sekolah agar bisa menyelesaikan tugasnya dengan
lebih cepat, mudah, dan rapi. Jika membicarakan mengenai keuangan, yang paling
sering ditimbulkan adalah sebuah kesalahpahaman atau saling curiga. Oleh karena
itu, aplikasi keuangan sekolah akan membantu transparasi keuangan dan merinci
laporan pertanggungjawaban secara detail.
Bagi Anda para guru yang masih bingung dengan cara mengaplikasikannya,
Anda bisa mempelajarinya terlebih dahulu. Meskipun melalui online, namun cara
memasukan data keuangan di aplikasi ini bukanlah hal yang sulit. Jika Anda ingin
mempelajarinya, langkah-langkah yang harus Anda ketahui diantaranya adalah:
1. Memiliki Data Keuangan Sekolah Secara Lengkap
Untuk memudahkan Anda memasukkan data sekolah secara mudah, hal
utama yang harus Anda miliki adalah data keuangan sekolah baik secara soft file
ataupun hard file. Pastikan semua data yang dibutuhkan telah tersedia agar ketika
memasukkan Anda tidak mengalami kesulitan dan menghindari ketidakvalidan.
2. Memiliki Fasilitas yang Dibutuhkan

9
Pihak sekolah diharapkan memiliki komputer khusus yang digunakan untuk
menginput data keuangan ke aplikasi. Selain komputer hal-hal yang berhubungan
dengan keuangan sekolah sebaiknya juga sudah disiapkan. Pastikan aplikasi
diletakkan di komputer yang terjamin keamanannya.
3. Bisa Mengaplikasikan Aplikasi Keuangan Sekolah
Nah, langkah terakhir adalah dengan bisa mengaplikasikan aplikasi yang
sudah di download. Perlu Anda ketahui aplikasi serupa banyak sekali diemukan.
Jadi Anda harus pintar memilih aplikasi terbaik yang mudah untuk diaplikasikan,
terpercaya, dan berkualitas. Anda bisa mempelajari cara mengaplikasikan melalui
step-step pada aplikasi atau bisa dengan mengikuti tutorial di blog, YouTube, dan
lain sebagainya.
F. Isi Aplikasi Keuangan Sekolah yang Perlu Anda Ketahui
Untuk perkenalan, Anda harus tahu fitur yang ada dalam aplikasi keuangan
sekolah. Tentu saja, beberapa isi yang disediakan aplikasi sangat bermanfaat untuk
administrasi keuangan sekolah. Nah, fitur utama dari aplikasi ini yang wajib untuk
Anda ketahui diantaranya adalah:
1. Format Pengisian
Pertama, Anda akan dihadapkan dengan format pengisian dasar yang wajib untuk
diisi. Isi data sesuai dengan petunjuk pengisian yang ada, sesuaikan dengan
mengarahkan tombol pengguna agar terhindar dari kesalahan pemasukan data. Data
pribadi sekolah akan masuk kedalam format pengisian utama.
2. Menu Pembuatan Akun
Karena berhubungan dengan keuangan, maka Anda juga akan dihadapkan dengan
menu pembuatan akun. Ini berguna untuk menyimpan uang ketika ada pemasukan.
Dengan adanya akun Anda akan dengan mudah menentukan pos-pos keuangan yang
ada di sekolah beserta jenis pemasukan pengeluaran yang akan dilakukan.
3. Menu Jurnal Umum
Mengapa dalam keuangan membutuhkan jurnal umum? Jawabannya karena jurnal
umum berguna untuk memasukkan data serta melihat laporan pemasukan dan
pengeluaran yang terjadi selama sebulan atau beberapa bulan terakhir. Dengan
adanya menu jurnal umum, Anda akan dengan mudah mengetahui setiap pemasukan
dan pengeluaran yang ada.
4. Menu Anggaran

1
Ketika akan ada sebuah acara, tentu membutuhkan yang namanya anggaran dana.
Adanya menu anggaran ini sangat berguna untuk pembuatan rancangan anggaran
dengan mudah dan jelas sehingga Anda bisa dengan mudah menentukan anggaran
pengeluaran sekolah.
5. Menu Otoritas User
Nah, yang terakhir adalah mengenai menu otoritas user. Menu ini khusus
diperuntukkan untuk admin yang akan mengurusi aplikasi keuangan sekolah agar
lebih terstruktur. Tetapi, karena bukan untuk pribadi menu otoritas user juga bisa
diakses lebih dari satu orang untuk memudahkan data tanpa adanya manipulasi.
Selain bisa diakses melalui komputer, aplikasi ini juga bisa diakses melalui
smartphone sesuai dengan kebutuhan.

2.3 Isu Standard Pelayanan Minimal(SPM)


A. Pengertian Standart Pelayanan Minimal (SPM)

Pengertian standar pelayanan minimal merupakan suatu istilah dalam pelayanan


publik (public policy) yang menyangkut kualitas dan kuantitas pelayanan publik yang
disediakan oleh pemerintah sebagai salah satu indikator kesejahteraan masyarakat.
Menurut Oentarto, et al. (2004:173) menjelaskan bahwa Standar pelayanan minimal
memiliki nilai yang sangat strategis baik bagi pemerintah (daerah) maupun bagi
masyarakat (konsumen). Adapun nilai strategis tersebut yaitu:

1. Pertama, bagi pemerintah daerah: standar pelayanan minimal dapat dijadikan


sebagai tolok ukur (benchmark) dalam penentuan biaya yang diperlukan untuk
membiayai penyediaan pelayanan;
2. Kedua, bagi masyarakat: standar pelayanan minimal dapat dijadikan sebagai
acuan mengenai kualitas dan kuantitas suatu pelayanan publik yang disediakan
oleh pemerintah (daerah).

Dengan demikian pelayanan yang bermutu/berkualitas adalah pelayanan yang


berbasis masyarakat, melibatkan masyarakat dan dapat diperbaiki secara terus
menerus. Disisi lain, pemerintah dituntut untuk bekerja secara efisien dan efektif
dalam hal pelayanan kepada masyarakat. SPM adalah ketentuan tentang jenis dan
mutu pelayanan dasar yang merupakan urusan wajib pemerintah yang berhak
diperoleh setiap warga secara minimal. Pelayanan dasar adalah jenis pelayanan publik

1
yang mendasar dan mutlak untuk memenuhi kebutuhan masyarakat dalam kehidupan
sosial, ekonomi dan pemerintahan.

Secara umum dapat diikhtisarkan bahwa SPM merupakan standar minimal


pelayanan publik yang harus disediakan oleh pemerintah daerah kepada masyarakat.
Adanya SPM akan menjamin minimal pelayanan yang berhak diperoleh masyarakat
dari pemerintah. Dengan adanya SPM maka akan terjamin kuantitas dan atau kualitas
minimal dari suatu pelayanan publik yang dapat dinikmati oleh masyarakat, sehingga
diharapkan akan terjadi pemerataan pelayanan publik dan menghindari kesenjangan
pelayanan antar daerah. Seperti telah diuraikan di atas, bahwa pelaksanaan urusan
wajib merupakan pelayanan minimal sesuai dengan standar yang ditetapkan oleh
pemerintah. Maksud dari pernyataan ini adalah bahwa, SPM ditetapkan oleh
pemerintah pusat dalam hal ini departemen teknis, sedangkan pedoman penyusunan
SPM ditetapkan oleh Menteri Dalam Negeri sesuai dengan penjelasan Undang-
Undang Nomor 32 Tahun 2004 pasal 167 (3).

B. Prinsip-Prinsip Penerapan Standar Pelayanan Minimal (SPM)

Beragamnya kondisi daerah, baik kondisi ekonomi, sosial, budaya, maupun


kondisi geografis akan berdampak pada kemampuan daerah dalam memberikan
pelayanan kepada masyarakat. Dengan kata lain setiap daerah mempunyai
kemampuan yang berbeda dalam mengimplementasikan SPM. Oleh karena itu,
prinsip-prinsip dalam penerapan SPM perlu dipahami. Prinsip-prinsip tersebut adalah
:

1. SPM diterapkan pada seluruh urusan wajib pemerintah daerah.


2. SPM dilaksanakan secara bertahap dan ditetapkan oleh pemerintah pusat.
3. SPM bersifat dinamis, dalam arti selalu dikaji dan diperbaiki dari waktu ke waktu
sesuai dengan kondisi nasional dan perkembangan daerah
4. SPM harus dijadikan acuan dalam perencanaan daerah, penganggaran,
pengawasan, pelaporan dan sebagai alat untuk menilai pencapaian kinerja
5. SPM disusun sebagai alat pemerintah pusat dan pemerintahan daerah untuk
menjamin akses dan mutu pelayanan dasar kepada masyarakat secara merata
dalam rangka penyelenggaraan urusan wajib;
6. SPM ditetapkan oleh Pemerintah Pusat dan diberlakukan untuk Pemerintah dan
Pemerintahan Daerah (provinsi, kabupaten/kota);

1
7. Penerapan Standar Pelayanan Minimal oleh Pemerintahan Daerah merupakan
bagian dari penyelenggaraan pelayanan dasar nasional;
8. SPM bersifat sederhana, konkrit, mudah diukur, terbuka, terjangkau dan dapat
dipertanggungjawabkan, serta mempunyai batas waktu pencapaian;
9. SPM harus dijadikan acuan dalam perencanaan daerah,penganggaran,
pengawasan, pelaporan dan sebagai alat untuk menilai pencapaian kinerja;
10. SPM harus fleksibel dan mudah disesuaikan dengan perkembangan kebutuhan,
prioritas dan kemampuan kelembagaan serta personil daerah dalam bidang yang
bersangkutan.
C. Standar Pelayanan Minimal (SPM) BLU (Badan Layanan Umum)

Sebagai salah satu lembaga pelayanan kepada masyarakat umum, BLU perlu
menetapkan standar pelayanan minimal (SPM).

1. Untuk menjamin ketersediaan, keterjangkauan dan kualitas pelayanan umum yang


diberikan oleh BLU, kepala daerah menetapkan standar pelayanan minimal BLU
dengan peraturan kepala daerah.
2. Standar pelayanan minimal, dapat diusulkan oleh pemimpin BLU.
3. Standar pelayanan minimal, harus mempertimbangkan kualitas layanan,
pemerataan, dan kesetaraan layanan serta kemudahan untuk mendapatkan
layanan.
4. Standar pelayanan minimal harus memenuhi persyaratan :
a. Fokus pada jenis pelayanan; Mengutamakan kegiatan pelayanan yang
menunjang terwujudnya tugas dan fungsi BLU.
b. Terukur; Merupakan kegiatan yang pencapaiannya dapat dinilai sesuai
dengan standar yang telah ditetapkan.
c. Dapat dicapai; Merupakan kegiatan nyata, dapat dihitung tingkat
pencapaiannya, rasional, sesuai kemampuan dan tingkat pemanfaatannya.
d. Relevan dan dapat diandalkan; merupakan kegiatan yang sejalan, berkaitan
dan dapat dipercaya untuk menunjang tugas dan fungsi BLU.
e. Tepat waktu. Merupakan kesesuaian jadwal dan kegiatan pelayanan yang
telah ditetapkan.

Dalam rangka memberikan layanan kepada masyarakat, diperlukan biaya


operasional maupun non operasional, oleh karena itu BLU diperbolehkan memungut
biaya tersebut kepada penerima layanan, dengan ketentuan sebagai berikut :
1
1. BLU dapat memungut biaya kepada masyarakat sebagai imbalan atas barang
dan/atau jasa layanan yang diberikan.
2. Imbalan atas barang dan/atau jasa layanan, ditetapkan dalam bentuk tarif yang
disusun atas dasar perhitungan biaya satuan per unit layanan atau hasil
perinvestasi dana.
3. Tarif, termasuk imbal hasil yang wajar dari investasi dana dan untuk menutup
seluruh atau sebagian dari biaya per unit layanan.
4. Tarif layanan, dapat berupa besaran tarif atau pola tarif sesuai jenis layanan BLU
yang bersangkutan
D. Masalah Dalam Kualitas Dan Pelayanan Pendidikan
a. Lemahnya sistem pendidikan serta pelayanan dalam kegiatan belajar mengajar
Sistem pendidikan di Indonesia sangat lemah dalam proses belajar mengajar, ini
bisa dilihat adanya pergantian mentri maka berganti pula sistem pendidikan yang
diterapakan. Tidak bakunya standar pendidikan kita juga menyebabkan
ketidapastian dalam usaha peningkatan kualitas pendidikan. Bahkan untuk
menetapkan standar kelulusan pun Indonesia masih sering kebingungan. Tidak
hanya sekedar masalah kurikulum, kualitas pengajar pun bisa dibilang tidak sesuai
dengan standar yang seharusnya. Kebanyakan para guru yang ditugaskan oleh tiap
sekolah untuk memberikan transfer ilmu seperti kebingungan dalam mengajar.
Entah karena bingung dengan standar pendidikan yang selalu berubah atau karena
memang tidak ahli dalam bidang yang diajarkan.
b. Kinerja Tenaga Kependidikan belum maksimal
Berbeda dengan kebanyakan negara, Indonesia memperbolehkan semua lulusan
institusi pendidikan keguruan menjadi tenaga pengajar, tanpa perlu melewati ujian
dalam hal kesiapan untuk memberikan ilmu pengetahuan dan keahlian mereka
pada kondisi sekolah yang beragam. Pada waktu yang sama terdapat kesulitan
untuk memberhentikan tenaga pengajar yang tidak mampu mengajar. Saat ini, dari
sekitar 2,7 juta guru ada 1,7 yang belum terkualifikasi sarjana atau diploma 4.
Dari jumlah itu, 1 juta guru mengajar di Sekolah Dasar dan 173 ribu mengajar di
Madrasah Ibtidaiyah. Sebanyak 723 ribu guru yang belum terkualifikasi berstatus
guru swasta. Ini yang membuat kualitas pendidikan menjadi rendah.
c. Kualitas pelayanan pendidikan pun bisa sangat memprihatinkan
Masih banyaknya bangunan sekolah yang sangat buruk kondisinya. Sekolah-
sekolah yang beratapkan langit pun sering kita temui. Lantainya pun terbuat

1
langsung dari tanah, serta tidak cukupnya buku-buku yang seharusnya didapatkan
oleh setiap siswa. Belum lagi mahalnya biaya sekolah dan kuliah yang
menyebabkan banyak orangtua yang enggan untuk menyekolahkan anak-anak
mereka. Padahal kita semua tahu bahwa pendidikan merupakan hak bagi seluruh
warga negara Indonesia. Inilah realita yang dialami dunia pendidikan di Indonesia
E. Langkah Penyelesaian Masalah Dalam Meningkatkan Kualitas Pendidikan

Sejumlah permasalahan dalam pendidikan menunjukkan perlunya suatu agenda


reformasi yang didorong oleh keinginan untuk meningkatkan kualitas pendidikan
dasar di Indonesia. Peningkatan kualitas pendidikan ini dapat dilakukan melalui :

1. Menerapkan manajemen berbasis sekolah


Diharapkan sekolah serta masyarakat dapat ikut berkontribusi dalam
peningkatan mutu pendidikan dasar secara signifikan Peningkatan manajemen
berbasis sekolah dapat ditempuh dengan cara:
a. Persiapkan tenaga pengajar yang lebih baik dalam mengelola sekolah.
Bangun dan kembangkan program pelatihan yang efektif dalam
perencanaan dan pembuatan anggaran, pengelolaan keuangan, membuat
suatu penilaian dan strategi komunikasi bagi kepala sekolah dan anggota
komite sekolah.
b. Menciptakan hibah pendidikan yang pro-orang miskin untuk proyek-
proyek yang didasarkan atas insiatif sekolah dan masyarakat.
Beberapa hibah dapat merangsang munculnya inovasi serta percobaan
dalam mencari sistem pendidikan yang baik, terutama dengan maksud
untuk mengurangi ketimpangan yang terjadi di daerah miskin. Bantuan
khusus amat dibutuhkan bagi sekolahsekolah dengan kualitas yang masih
dibawah standar minimal
2. Membangun jaminan kualitas dan sistem pengawasan secara nasional
Sistem pelaporan informasi pendidikan dengan cara lama yang sentralistis
telah berakhir. Sistem tersebut harus digantikan dengan mekanisme yang lebih
ditentukan oleh kebutuhan akan informasi dan kemampuan daerah, sistem itu juga
harus dapat melayani kebutuhan manajemen di setiap jenjang pendidikan serta
menekankan standar kecakapan dan akuntabilitas. Pada tingkat sekolah, informasi
pendidikan merupakan alat untuk mengevaluasi pemahaman murid dalam mata
pelajaran tertentu, dan informasi ini juga berperan sebagai alat komunikasi

1
mengenai kebutuhan serta keberhasilan yang telah dicapai oleh sekolah kepada
orang tua maupun kepada komunitas sekolah pada umumnya
3. Meningkatkan kualitas pengajaran melalui reformasi jenjang karir guru
Tenaga pengajar merupakan media utama dimana melalui mereka murid-
murid belajar dan alokasi dana untuk gaji guru memakan sebagian besar anggaran
publik. Para tenaga pengajar di Indonesia sepakat mengenai perlunya kebutuhan
untuk mereformasi profesi guru. Reformasi ini dapat ditempuh melalui :
a. Memperkenalkan sistem akreditasi yang transparan.
Sistem akreditasi ini harus mencakup program pelatihan sebelum
mengajar selama dua tahun ke depan. Seluruh proses akreditasi tersebut
diselesaikan dalam waktu 4 tahun ke depan. Berbagai program pelatihan
tersebut juga diharuskan untuk mendapatkan akreditasi ulang setiap lima
tahun sekali. Kemudian publikasikan secara lebih luas hasil dari proses
akreditasi tersebut, termasuk hasil dari akreditasi ulang. Untuk mendukung
sistem akreditasi ini, pihak pemerintahan daerah serta pihak sekolah
diharapakan agar mempekerjakan tenaga pengajar yang hanya berasal dari
program yang telah terakreditasi.
b. Tempatkan dan promosikan guru berdasarkan kualitas.
Mengentikan praktek pembelian posisi guru dan gantikan dengan
menciptakan suatu ujian praktek dan proses sertifikasi untuk para guru di
tingkat nasional, kemudian kemukakan secara terbuka proses pendaftaran
serta seleksinya. Publikasikan hasil ujian praktek guru tersebut kepada
media massa. Para guru juga dituntut untuk selalu memperbarui sertifikat
mereka secara periodik dalam rangka promosi jabatan
c. Memulai program pengembangan untuk seluruh jenjang karir bagi guru
dan kepala sekolah.
Program tersebut harus meliputi persiapan pra-mengajar, kemudian
penempatan mengajar dan terakhir pengembangan profesi yang
berkelanjutan.
d. Meningkatkan kesejateraan guru
Pemerintah harus memperhatikan kesejahteraan guru, kita bias melihat
banyak guru yang berpenghasilan rendah namun tidak sebanding dengan
pengorbanan yang dilakukan dalam proses belajar mengajar.
e. Restrukturisasi peran departemen pendidikan

1
Sebagai bagian dari pergantian pemerintahan, departemen pendidikan
dituntut untuk melakukan restrukturisasi dan transformasi di masa yang
akan datang. Tugas utama kementrian pendidikan di era desentralisasi
bukan lagi memberikan pelayanan pendidikan secara langsung. Tugas
kementrian harus meliputi pembuatan kebijakan, mengatur standar
pendidikan, mengukur performa, pemberdayaan unitunit pendidikan yang
telah didesentralisasi untuk mencapai standar kualitas, merangsang inovasi
serta memperluas pembelajaran melalui eksperimen, dan memberikan
perhatian besar pada ketimpangan pendidikan diantara daerah yang kaya
dengan miskin serta fokus pada ketidakmampuan daerah miskin untuk
menyediakan pendidikan dengan kualitas yang mencukupi. Lembaga yang
sentralistis serta birokrasi yang besar sudah tidak dibutuhkan lagi untuk
menyelesaikan tantangan yang dihadapi oleh Indonesia saat ini. Pada
kenyataannya, hal itu malah akan menghambat pembangunan. Penetapan
sistem pendidikan yang baku serta tidak harus berubah pada setiap
pergantian menteri harus bisa menjadi target pemerintah. Hal ini bisa
memberikan kepastian bagi setiap pengajar dan sekolah

1
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan
E-Business atau elektronik bisnis dapat didefinisikan juga sebagai aktivitas yang
berkaitan secara langsung maupun tidak langsung dengan proses pertukaran barang atau
jasa dengan memanfaatkan internet sebagai media komunikasi dan transaksi. E-Business
juga salah satu aplikasi teknologi internet yang merambah dunia bisnis internal,
melingkupi sistem, pendidikan pelanggan, pengembangan produk dan pengembangan
usaha.

Software Aplikasi Keuangan Sekolah (AKS) adalah Program Aplikasi Keuangan


yang disediakan khusus untuk digunakan di sekolah. Perangkat Lunak Aplikasi
Keuangan Sekolah (AKS) ini sangat berguna dalam pembuatan Rancangan Anggaran
Belanja dan Pendapatan Sekolah (RAPBS). Selain itu, Software Aplikasi Keuangan
Sekolah (AKS) ini juga berfungsi untuk mencatat semua data yang masuk dan
pengeluaran sekolah. Dan berdasarkan semua transaksi, anda dapat mengecek
implementasi RAPBS dilapangan data pemasukan dan pengeluaran yang anda masukkan.

SPM merupakan standar minimal pelayanan publik yang harus disediakan oleh
pemerintah daerah kepada masyarakat. Adanya SPM akan menjamin minimal pelayanan
yang berhak diperoleh masyarakat dari pemerintah. Dengan adanya SPM maka akan
terjamin kuantitas dan atau kualitas minimal dari suatu pelayanan publik yang dapat
dinikmati oleh masyarakat, sehingga diharapkan akan terjadi pemerataan pelayanan
publik dan menghindari kesenjangan pelayanan antar daerah.

3.2 Saran
Untuk saran bisa berisi kritik terhadap penulis juga bisa untuk menanggapi
terhadap kesimpulan dari bahasan makalah yang telah dijelaskan. Untuk bagian terakhir
dari makalah adalah daftar pustaka.

Demikian pokok bahasan makalah ini yang dapat penulis paparkan, besar harapan
penulis makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca. Karena keterbatasan pengetahuan
dan refrensi, penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh

1
karena itu, kedepannya penulis akan lebih fokus dan details dalam menjelaskan tentang
makalah diatas dengan sumber-sumber yang lebih banyak yang tentunya dapat
dipertanggung jawabkan.

1
DAFTAR PUSTAKA

1. Nurul Qomariyah Ahmad, Ansor, 2017, Aceh “Urgensi Penggunaan Model E-


business Untuk Meningkatkan Teaching Learning Process Pada Program Studi
Pendidikan Agama Islam”, Jurnal As-Salam, Print ISSN 2528-1402, Online ISSN
2549-5593, hal 46
2. Syafnidawti. 2020, E-business. https://raharja.ac.id/2020/04/27/e-business/, 02 juni
2022 pukul 15.08
3. http://pusatict.com/software-aplikasi-sistem-informasi-keuangan-sekolah-aks/
4. https://adminsekolah.net/admin-sekolah-solusi-administrasi-keuangan-sekolah-
menjadi-lebih-berkualitas-dan-terpercaya/
5. http://bappeda.sulteng.go.id/index.php?option=com_content&view=article&id=1191:
perlunya-standar-pelayanan-minimal-spm-bagi-satuan-kerja-perangkat- daerah
%02skpd-provsulteng&catid=150:sekretariat&Itemid=489%20
6. http://myfortuner.wordpress.com/2013/03/10/standar-pelayanan-minimalpendidikan/
7. http://www.dindikptk.net/news.php?readmore=42

Anda mungkin juga menyukai