Disusun untuk memenuhi salah satu tugas Mata Kuliah Manajemen Sumber Daya
Manusia
Dosen Pengampu:
Oleh:
2022
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT. karena atas rahmat dan karunia-Nya, Penulis
dapat menyelesaikan makalah ini dengan waktu yang tepat. Tidak lupa, shalawat serta
salam semoga tercurahkan kepada Rasulullah SAW yang syafaatnya akan kita nantikan
pada akhir zaman.
Makalah ini dibuat untuk memenuhi salah satu Tugas Mata Kuliah Manajemen
Sumber Daya Manusia dengan dosen pengampu Prof. Dr. Hj. Tjuju Yuniarsih, S.E,
M.Pd. dan Bapak Abi Sopyan Febrianto, S.E, M.M. Penulis mengucapkan banyak
terima kasih kepada semua pihak yang telah menjadi sumber atau referensi berkenaan
dengan materi yang dibahas dalam makalah ini.
Wassalamualaikum wr.wb.
Penulis
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.................................................................................................................i
DAFTAR ISI...............................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN...........................................................................................................1
1.1Latar Belakang.............................................................................................................................
1.2Rumusan Masalah.......................................................................................................................
1.3Tujuan Pembahasan....................................................................................................................
BAB II PEMBAHASAN............................................................................................................3
2.1Pengertian E-Commerce.............................................................................................................
2.2Jenis – Jenis E-Commerce...........................................................................................................
2.3Manfaat Penggunaan E-Commerce............................................................................................
2.4Pengertian UMKM......................................................................................................................
2.5Manfaat UMKM..........................................................................................................................
2.6Tantangan Bagi UMKM............................................................................................................
2.7Strategi UMKM Menghadapi Persaingan Di E-Commerce...................................................
BAB III STUDI KASUS..........................................................................................................16
BAB IV KESIMPULAN..........................................................................................................18
4.1Kesimpulan.................................................................................................................................
4.2Saran...........................................................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA...............................................................................................................20
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Di era digital yang semakin berkembang, pemanfaatan teknologi dan internet
menjadi kunci sukses bagi Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) untuk
memperluas pasar dan meningkatkan omset bisnis mereka. Salah satu cara yang
dapat dilakukan oleh UMKM adalah dengan memanfaatkan e-commerce sebagai
sarana pemasaran dan penjualan produk secara online.
1
pemanfaatan e-commerce sebagai peluang pengembangan UMKM dapat
memberikan dampak positif bagi pertumbuhan ekonomi Indonesia dan membantu
UMKM untuk tetap eksis di era digital.
2
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian E-Commerce
Electronic commerce (e-commerce) adalah proses pembelian, penjualan atau
pertukaran produk, layanan dan informasi melalui jaringan komputer. E-commerce
adalah bagian dari bisnis elektronik dimana ruang lingkup bisnis elektronik lebih luas,
tidak hanya perdagangan, tetapi juga kerjasama dengan mitra bisnis, layanan
pelanggan, tawaran pekerjaan, dll. Belanja online tidak hanya membutuhkan teknologi
jaringan WWW, tetapi juga teknologi basis data atau basis data, email atau
penggunaan surat elektronik (email) dan bentuk teknologi non komputer lainnya
seperti sistem pengiriman dan alat pembayaran transaksi ini (Siregar ,2010)
Menurut Rahmat (2009), e-commerce mengacu pada perdagangan elektronik,
yaitu sistem pemasaran melalui media elektronik atau dengan bantuan media
elektronik. E-commerce meliputi distribusi produk, penjualan, pembelian, pemasaran,
dan layanan yang dilakukan pada sistem elektronik seperti Internet atau jaringan
komputer lainnya. Toko online bukanlah layanan atau barang, tetapi gabungan antara
layanan dan barang. E-commerce dan aktivitas terkait melalui Internet dapat menjadi
kekuatan pendorong untuk meningkatkan perekonomian domestik dengan
meliberalisasi layanan domestik dan mempercepat integrasi ke dalam aktivitas
produksi global. Karena perdagangan elektronik mengintegrasikan perdagangan
domestik dengan perdagangan dunia, berbagai tawar-menawar atau negosiasi tidak
terbatas hanya pada aspek perdagangan dunia, tetapi juga bagaimana kontrol domestik
mempengaruhi telekomunikasi, jasa keuangan, dan pasokan dan distribusi pada
khususnya.
Perdagangan elektronik didefinisikan sebagai proses pembelian dan penjualan
produk, layanan, dan informasi yang dilakukan secara elektronik menggunakan
jaringan komputer. Salah satu jaringan yang digunakan adalah Internet. Perdagangan
elektronik (Electronic Commerce), sebagai bagian dari perdagangan elektronik (bisnis
yang berlangsung dengan bantuan transmisi data elektronik (Hildamizanthi. 2011).
3
Dalam implementasi e-commerce, terdapat integrasi rantai nilai infrastruktur yang
terdiri dari tiga lapisan. Pertama, infrastruktur sistem distribusi (power of good);
infrastruktur pembayaran kedua (arus kas); dan ketiga, infrastruktur sistem informasi
(aliran informasi). Untuk mengintegrasikan sistem rantai pasokan dari pemasok ke
pabrik, gudang, distribusi, layanan transportasi dan pelanggan, diperlukan integrasi
sistem perusahaan untuk menciptakan visibilitas rantai pasokan. Ada tiga faktor yang
sangat kami perhatikan ketika ingin membangun toko online, yaitu:
variabilitas, visibilitas dan kecepatan (Sukamjati, 2009).
4
2. Business-to-Business (B2B) B2B merupakan model e-commerce yang dilakukan
antara bisnis dengan bisnis. Contohnya adalah Alibaba, platform e-commerce
yang mempertemukan produsen dan supplier dengan bisnis lainnya untuk
melakukan transaksi. Business to Business eCommerce memiliki karakteristik:
Trading partners yang sudah diketahui dan umumnya memiliki
hubungan (relationship) yang cukup lama. Informasi hanya
dipertukarkan dengan partner tersebut. Dikarenakan sudah mengenal
lawan komunikasi, maka jenis informasi yang dikirimkan dapat disusun
sesuai dengan kebutuhan dan kepercayaan (trust).
Pertukaran data (data exchange) berlangsung berulang-ulang dan
secara berkala, misalnya setiap hari, dengan format data yang sudah
disepakati bersama. Dengan kata lain, layanan yang digunakan sudah
tertentu. Hal ini memudahkan pertukaran data untuk dua entiti yang
menggunakan standar yang sama.
Salah satu pelaku dapat melakukan inisiatif untuk mengirimkan data,
tidak harus menunggu parternya.
Model yang umum digunakan adalah peer-to-peer, dimana processing
intelligence dapat didistribusikan di kedua pelaku bisnis.
3. Consumer-to-Consumer (C2C) C2C merupakan model e-commerce yang
dilakukan antara konsumen dengan konsumen lainnya. Contohnya adalah
platform jual-beli online seperti OLX dan eBay yang memungkinkan konsumen
menjual produk yang dimilikinya kepada konsumen lainnya.
Lelang C2C, Dalam lusinan negara, penjualan dan pembelian C2C
dalam situs lelang sangat banyak. Kebanyakan lelang dilakukan oleh
perantara, seperti eBay.com, auctionanything.com; para pelanggan
juga dapat menggunakan situs khusus seperti buyit.com atau
bid2bid.com. Selain itu banyak pelanggan yang melakukan lelangnya
sendiri seperti greatshop.com menyediakan piranti lunak untuk
5
menciptakan komunitas lelang terbalik C2C online.
Iklan Kecik, Orang mejual ke orang lainnya setiap hari melalui iklan
kecik (classified ad) di koran dan majalah. Iklan kecik berbasis
internet memiliki satu keunggulan besar daripada berbagai jenis iklan
kecik yang lebih tradisional: iklan ini menawarkan pembaca nasional
bukan hanya local. Iklan kecik tersedia melalui penyedia layanan
internet seperti AOL, MSN, dll.
Layanan Personal. Banyak layanan personal (pengacara, tukang,
pembuat laporan pajak, penasehat investasi, layanan kencan) tersedia
di internet. Beberapa diantaranya tersedia dalam iklan kecik, tetapi
lainnya dicantumkan dalam situs web serta direktori khusus. Beberapa
gratis dan ada juga yang berbayar
4. Consumer-to-Business (C2B) C2B merupakan model e-commerce yang
dilakukan antara konsumen dengan bisnis. Contohnya adalah platform jasa
seperti Upwork dan Freelancer yang memungkinkan konsumen menawarkan
jasa mereka kepada bisnis atau perusahaan.
5. Business-to-Government (B2G) B2G merupakan model e-commerce yang
dilakukan antara bisnis dengan pemerintah. Contohnya adalah platform e-
procurement yang digunakan oleh pemerintah untuk melakukan pengadaan
barang atau jasa dari perusahaan atau bisnis tertentu.
6. Consumer-to-Government (C2G) C2G merupakan model e-commerce yang
dilakukan antara konsumen dengan pemerintah. Contohnya adalah platform
pajak online yang memungkinkan konsumen membayar pajak secara online
kepada pemerintah.
Dalam prakteknya, jenis-jenis e-commerce tersebut dapat saling terkait dan bergantung
satu sama lain. Misalnya, B2B dapat menjadi supplier untuk B2C, atau C2C dapat
menggunakan B2C sebagai sarana untuk menjual produknya. Dalam penggunaannya,
UMKM dapat memilih jenis e-commerce yang sesuai dengan kebutuhan dan strategi
bisnis yang dijalankan.
6
2.3 Manfaat Penggunaan E-Commerce
Penggunaan e-commerce atau perdagangan elektronik memiliki berbagai
manfaat bagi pelaku bisnis, terutama UMKM, di era digital saat ini. Berikut adalah
beberapa manfaat penggunaan e-commerce:
7
iklan berbayar atau memasarkan produk mereka dengan cara yang lebih
kreatif dan menarik.
7. Menyediakan data dan analisis: E-commerce dapat memberikan data dan
analisis tentang perilaku konsumen dan kebutuhan pasar yang dapat
membantu UMKM dalam mengambil keputusan bisnis yang lebih baik dan
meningkatkan strategi pemasaran.
1. Usaha Mikro adalah usaha produktif milik orang perorangan dan/atau badan
usaha perorangan yang memenuhi kriteria Usaha Mikro sebagaimana diatur
dalam Undang-Undang ini.
2. Usaha Kecil adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri, yang
dilakukan oleh orang perorangan atau badan usaha yang bukan merupakan anak
perusahaan atau bukan cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai, atau menjadi
bagian baik langsung maupun tidak langsung dari Usaha Menengah atau Usaha
Besar yang memenuhi kriteria Usaha Kecil sebagaimana dimaksud dalam
Undang-Undang ini.
8
3. Usaha Menengah adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri, yang
dilakukan oleh orang perorangan atau badan usaha yang bukan merupakan anak
perusahaan atau cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai, atau menjadi bagian
baik langsung maupun tidak langsung dengan Usaha Kecil atau Usaha Besar
dengan jumlah kekayaan bersih atau hasil penjualan tahunan sebagaimana diatur
dalam Undang- Undang ini.
4. Usaha Besar adalah usaha ekonomi produktif yang dilakukan oleh badan usaha
dengan jumlah kekayaan bersih atau hasil penjualan tahunan lebih besar dari
Usaha Menengah, yang meliputi usaha nasional milik negara atau swasta, usaha
patungan, dan usaha asing yang melakukan kegiatan ekonomi di Indonesia.
5. Dunia Usaha adalah Usaha Mikro, Usaha Kecil, Usaha Menengah, dan Usaha
Besar yang melakukan kegiatan ekonomi di Indonesia dan berdomisili di
Indonesia.
9
hanya diimpor. Hal ini dapat membantu meningkatkan nilai ekspor dan
mengurangi beban defisit perdagangan
4. Meningkatkan inovasi dan kreativitas: UMKM merupakan sektor yang paling
inovatif dan kreatif dalam menciptakan produk dan layanan baru. Dalam
menghadapi persaingan yang semakin ketat, UMKM harus dapat terus
berinovasi dan menciptakan produk dan layanan yang berbeda dan unik untuk
menarik perhatian pelanggan.
5. Meningkatkan keberlanjutan lingkungan: UMKM dapat membantu
meningkatkan keberlanjutan lingkungan dengan mengadopsi teknologi hijau dan
praktik bisnis yang ramah lingkungan. UMKM juga dapat memanfaatkan bahan
baku lokal yang lebih ramah lingkungan untuk memproduksi barang dan jasa
mereka.
6. Meningkatkan kerjasama dan kolaborasi: UMKM dapat bekerja sama dengan
pelaku bisnis lain dan mengembangkan jaringan bisnis yang lebih luas. Hal ini
dapat membantu meningkatkan penjualan dan menciptakan sinergi dalam
menghadapi persaingan.
7. Meningkatkan kemampuan finansial: UMKM dapat meningkatkan kemampuan
finansial dengan membuka peluang investasi dan memperoleh akses ke sumber
daya finansial. Hal ini dapat membantu UMKM dalam meningkatkan produksi
dan mengembangkan bisnis mereka.
Dengan berbagai manfaat yang dimilikinya, UMKM memegang peranan penting dalam
pertumbuhan ekonomi suatu negara dan perlu didukung dan dikembangkan dengan
baik.
10
lebih berpeluang meningkatkan daya saing sekaligus memenangkan persaingan yang
semakin ketat. Persoalannya, masih sedikit UMKM yang memanfaatkan TI. Menurut
Eko Wahyudi (Direktur Pembinaan Koperasi dan UMKM Bappenas), menyatakan
bahwa dari 245 ribu unit UMKM potensial di Indonesia, hanya 12% saja yang sudah
memanfaatkan TI. Lemahnya akses terhadap TI mengakibatkan banyak peluang bisnis
tidak bias dimanfaatkan. Tantangan lain yang dihadapi oleh UMKM adalah liberalisasi
ekonomi dan globalisasi. Secara formal liberalisasi di tingkat Asia Tenggara (AFTA)
pada tahun 2003, di tingkat Asia Pasifik (APEC) pada tahun 2010, dan di tingkat dunia
pada tahun 2020. Hal ini membawa sejumlah tantangan bagi pengembangan UMKM,
yaitu:
11
Perlu diversifikasi output dan stabilitas pendapatan Usaha Mikro, agar
tidak “jatuh” ke kelompok masyarakat miskin.
4. Mengembalikan koperasi sebagai pilihan kelembagaan usaha produktif
masyarakat yang:
mengayomi kepentingan bersama; dan
memberikan nilai tambah, perbaikan posisi tawar dan peningkatan akses
terhadap sumberdaya produktif.
Selain daripada hal diatas, tantangan yang akan dihadapi oleh UMKM yang akan
mulai merambah ke e-commerce tentunya tidak akan mudah untuk dilalui. UMKM yang
akan terjun ke dunia e-commerce juga akan dihadapkan pada berbagai tantangan yang
perlu diatasi agar bisnis mereka dapat berkembang dengan baik. Beberapa tantangan
yang mungkin dihadapi antara lain:
12
5. Pengiriman dan logistik: Pengiriman dan logistik adalah faktor penting dalam e-
commerce, dan UMKM mungkin mengalami kesulitan dalam menangani
pengiriman produk kepada pelanggan di seluruh wilayah atau bahkan di luar
negeri.
6. Keamanan transaksi online: UMKM harus memastikan bahwa transaksi yang
dilakukan secara online aman dan terjamin, sehingga pelanggan merasa nyaman
melakukan transaksi dan memberikan informasi pribadi mereka.
7. Kebijakan regulasi dan perpajakan: UMKM yang beroperasi dalam e-commerce
harus memahami dan mematuhi kebijakan regulasi dan perpajakan yang berlaku,
baik di tingkat nasional maupun internasional.
Oleh karena itu, UMKM yang ingin terjun ke dunia e-commerce perlu mempersiapkan
diri dengan baik dan mencari solusi untuk mengatasi berbagai tantangan yang mungkin
dihadapi.
13
1. Performa/kinerja produk atau seberapa baik produk dapat diukur.
2. Fitur atau atribut tambahan yang melengkapi dan meningkatkan fungsi produk.
3. Kehandalan atau kemampuan produk untuk dapat bertahan dari kemungkinan
perubahan lingkungan bisnis pada periode tertentu.
4. Kesesuaian atau seberapa baik produk tersebut sesuai dengan strandar yg ada
pada industrinya.
5. Daya tahan atau ketahanan produk dari segi teknis dan nilai ekonomis.
6. Kemudahan perbaikan produk bila terdapat masalah dan dapat segera diperbaiki.
7. Estetika produk yaitu bagaimana produk dilihat, didengar atau dirasakan.
8. Persepsi terhadap kualitas produk yang mencakup reputasi merek dan faktor lain
yang dapat mempengarui persepsi konsumen.
Selain dari peningkatan kualitas produk yang perlu diperhatikan oleh produsen
terhadap konsumen. Untuk dapat bersaing di pasar e-commerce yang semakin
kompetitif, UMKM perlu mempersiapkan strategi yang tepat. Beberapa strategi yang
dapat dilakukan UMKM untuk menghadapi persaingan di e-commerce antara lain:
1. Membangun citra merek yang kuat: UMKM harus memperkuat citra merek
mereka melalui branding yang baik, desain website yang menarik, dan
pengalaman pelanggan yang memuaskan. Hal ini akan membuat produk mereka
lebih mudah dikenal dan dipilih oleh pelanggan.
2. Memperhatikan kualitas produk: Kualitas produk adalah faktor penting dalam
menarik pelanggan di e-commerce. UMKM harus memperhatikan kualitas
produk mereka agar tidak kalah bersaing dengan produk-produk dari perusahaan
besar.
3. Menjalin kerja sama dengan marketplace: Marketplace seperti Tokopedia,
Shopee, dan Lazada dapat membantu UMKM untuk meningkatkan visibilitas
dan penjualan produk mereka. UMKM dapat menjalin kerja sama dengan
marketplace untuk memasarkan produk mereka secara lebih luas.
14
4. Menerapkan strategi harga yang tepat: Harga yang bersaing sangat penting
dalam pasar e-commerce. UMKM harus menerapkan strategi harga yang tepat
agar produk mereka tetap terjangkau namun tetap menguntungkan bisnis.
5. Memberikan layanan yang memuaskan pelanggan: Memberikan pelayanan yang
baik dan memuaskan pelanggan dapat meningkatkan loyalitas pelanggan.
UMKM harus memberikan pelayanan yang baik, seperti pengiriman cepat,
pelayanan pelanggan yang responsif, dan kebijakan pengembalian yang jelas.
6. Mengoptimalkan penggunaan media sosial: Media sosial dapat menjadi sarana
promosi dan pemasaran yang efektif bagi UMKM. UMKM harus memanfaatkan
media sosial dengan optimal untuk mempromosikan produk mereka dan
membangun hubungan dengan pelanggan.
7. Memperhatikan pengembangan teknologi informasi: UMKM harus terus
memperbaharui teknologi informasi mereka agar dapat bersaing dengan pesaing
lain. Hal ini termasuk mengoptimalkan situs web, memperbarui sistem transaksi,
dan memperluas jaringan pengiriman produk.
8. Menjalin kerja sama dengan UMKM lain: UMKM dapat saling bekerja sama
untuk menghadapi persaingan di e-commerce. Kerja sama dapat dilakukan
dalam hal pengiriman produk, promosi bersama, atau mengembangkan produk
bersama.
15
BAB III
STUDI KASUS
Pemasalahan:
Sejak awal didirikan PD. Sasmita memang menerapkan e-commerce dan social
media untuk promosi dan penjualan produk. Hampir 80% transaksi penjualan yang
dilakukan oleh PD. Sasmita adalah melalui e-commerce, sedangkan sisanya melalui
offline ketika mengikuti pameran UKM. Jika dilihat dari jumlah aset dan
omset/penjualan, PD. Sasmita termasuk dalam kategori usaha mikro. Pada saat awal
memulai usahanya, PD. Sasmita hanya memiliki aset sebesar Rp 7.000.000,00 (tujuh
juta rupiah), namun memasuki tahun ketiga atau sekarang ini tahun 2013 jumlah aset
mulai bertambah menjadi Rp 38.000.000,00 (tiga puluh delapan juta rupiah). Untuk
penjualan, pada tahun pertama hasil penjualan rata – rata per bulan PD. Sasmita adalah
sekitar Rp 3.000.000,00 (tiga juta rupiah) sehingga dalam satu tahun total jumlah
penjualan PD. Sasmita berkisar Rp 36.000.000, 00 (tiga puluh enam juta rupiah). Pada
tahun berikutnya hingga tahun 2013 jumlah penjualan mulai mengalami peningkatan.
Hingga saat ini penjualan rata-rata per bulan PD. Sasmita mencapai Rp 4.000.000,00
(empat juta rupiah), sehingga dalam satu tahun total penjualan mencapai Rp 48.000.000,
00 (empat puluh delapan juta rupiah). Sedangkan untuk prosentase laba, PD. Sasmita
selalu mengalami perubahan terkait adanya kenaikan bbm dan tarif listrik karena
berimbas terhadap harga bahan baku dan bahan-bahan lainnya.
Hasil:
4. Dengan mudah mendapatkan pelanggan maupun reseller yang ingin bekerja sama
17
BAB IV
KESIMPULAN
4.1 Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan di atas, dapat disimpulkan bahwa pemanfaatan e-
commerce merupakan peluang besar bagi pengembangan UMKM di era digital. Dengan
memanfaatkan e-commerce, UMKM dapat memperluas jangkauan pasar, meningkatkan
penjualan, dan memperkuat branding produk mereka. Namun, dalam memanfaatkan e-
commerce, UMKM juga dihadapkan pada berbagai tantangan seperti persaingan yang
semakin ketat, kurangnya pemahaman teknologi, dan kurangnya sumber daya manusia
yang terampil dalam mengelola bisnis online.Untuk menghadapi tantangan tersebut,
UMKM dapat menerapkan berbagai strategi seperti fokus pada diferensiasi produk,
membangun branding yang kuat, mengoptimalkan layanan pelanggan, dan
meningkatkan kehadiran online mereka melalui media sosial.Selain itu, UMKM juga
perlu memperhatikan faktor-faktor seperti keamanan transaksi, kualitas produk, dan
pengiriman yang tepat waktu untuk membangun kepercayaan pelanggan.Dengan
mengimplementasikan strategi yang tepat dan memanfaatkan e-commerce secara
efektif, UMKM dapat memperluas bisnis mereka dan memperoleh keuntungan dalam
menghadapi persaingan di era digital.
4.2 Saran
Berikut adalah beberapa saran yang dapat diterapkan dalam pemanfaatan e-
commerce sebagai peluang pengembangan UMKM di era digital:
19
DAFTAR PUSTAKA
Akob, R. A., Kausar, A., Dauda, P., Katti, S. W. B., Sudirman, & Qur’ani, B. (2022).
ANALISIS PENGARUH E-COMMERCE TERHADAP PENINGKATAN
KINERJA UMKM (STUDI KASUS PADA UMKM DI KOTA MAKASSAR)
Rezki. Jurnal Sains Manajemen Nitro, 1(2), 174–181.
https://ojs.nitromks.ac.id/index.php/jsmn
Az-zahra, H. N., Tantya, V. A., & Apsari, N. C. (2021). Layanan Online Food Delivery
Dalam Membantu Meningkatkan Penjualan Pada Usaha Mikro. Jurnal Penelitian
Dan Pengabdian Kepada Masyarakat (JPPM), 2(2), 156.
https://doi.org/10.24198/jppm.v2i2.33513
Dewa, G. C., Studi, P., Akuntansi, P., Keguruan, F., Ilmu, D. A. N., & Surakarta, U. M.
(2022). Penggunaan Aplikasi Grab Food Sebagai Media Pemasaran Produk
Kuliner ( Studi Kasus Bos Duren Malangjiwan Colomadu ).
Imam Pamungkas Walton, & Nurmandi, A. (2021). Strategi Bertahan Umkm Di Tengah
Pandemi Covid-19. GOVERNABILITAS (Jurnal Ilmu Pemerintahan Semesta),
2(2), 154–168. https://doi.org/10.47431/governabilitas.v2i2.117
Irmawati, D. (2011). Jurnal Ilmiah Orasi Bisnis – ISSN: 2085-1375 Edisi Ke-VI,
November 2011. Jurnal Ilmiah Orasi Bisnis, 4(November), 113–121.
20
Yuli Rahmini Suci. (2008). Usaha Mikro, Kecil dan Menengah. UU No. 20 Tahun 2008,
1, 1–31.
Akob, R. A., Kausar, A., Dauda, P., Katti, S. W. B., Sudirman, & Qur’ani, B. (2022).
ANALISIS PENGARUH E-COMMERCE TERHADAP PENINGKATAN
KINERJA UMKM (STUDI KASUS PADA UMKM DI KOTA MAKASSAR)
Rezki. Jurnal Sains Manajemen Nitro, 1(2), 174–181.
https://ojs.nitromks.ac.id/index.php/jsmn
Az-zahra, H. N., Tantya, V. A., & Apsari, N. C. (2021). Layanan Online Food Delivery
Dalam Membantu Meningkatkan Penjualan Pada Usaha Mikro. Jurnal Penelitian
Dan Pengabdian Kepada Masyarakat (JPPM), 2(2), 156.
https://doi.org/10.24198/jppm.v2i2.33513
Dewa, G. C., Studi, P., Akuntansi, P., Keguruan, F., Ilmu, D. A. N., & Surakarta, U. M.
(2022). Penggunaan Aplikasi Grab Food Sebagai Media Pemasaran Produk
Kuliner ( Studi Kasus Bos Duren Malangjiwan Colomadu ).
Imam Pamungkas Walton, & Nurmandi, A. (2021). Strategi Bertahan Umkm Di Tengah
Pandemi Covid-19. GOVERNABILITAS (Jurnal Ilmu Pemerintahan Semesta),
2(2), 154–168. https://doi.org/10.47431/governabilitas.v2i2.117
Irmawati, D. (2011). Jurnal Ilmiah Orasi Bisnis – ISSN: 2085-1375 Edisi Ke-VI,
November 2011. Jurnal Ilmiah Orasi Bisnis, 4(November), 113–121.
21
Yuli Rahmini Suci. (2008). Usaha Mikro, Kecil dan Menengah. UU No. 20 Tahun 2008,
1, 1–31.
22
23