Anda di halaman 1dari 20

MAKALAH

PRAKTIK PEMASARAN E- COMMERCE


Disusun untuk memenuhi tugas kuliah
Mata Kuliah : Manajemen Pemasaran Lanjutan

DOSEN PENGAMPU
Novita Triyatun, S.Hum.,M.M

Kelompok 06
DISUSUN OLEH :
1.
2.
3.
4.
5.

FAKULTAS EKONIMIKA DAN BISNIS PROGRAM STUDI


MANAJEMEN UNIVERSITAS SELAMAT SRI KENDAL
TAHUN AJARAN 2023/2024
Jalan Soekarno-Hatta Km 03 Kendal Jawa Tengah
Telp. (0294)3690577 Website : http://uniss.ac.id
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT. Yang Maha Pengasih lagi Maha
Penyayang, Kami panjatkan puji syukur atas kehadirat-Nya yang telah
melimpahkan rahmat taufik hidayah serta inayah-Nya kepada kami semua,
sehingga kami mampu menyelesaikan “Makalah Praktik Pemasaran E-
Commerce”.
Adapun makalah ini disusun dengan tujuan untuk memenuhi tugas mata
kuliah “Manajemen Pemasaran Lanjutan”. Penulis juga mengucapkan terimakasih
kepada pihak-pihak yang membantu dalam pembuatan makalah ini.
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih jauh dari
kata sempurna. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran dari
pembaca yang sifatnya memotivasi menuju ke arah perbaikan dan semoga laporan
ini bermanfaat bagi penulis dan pembaca untuk menambah pengetahuan dan
pengembangan wawasan.

Kendal, 2 November 2023

Penulis
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN

1. Latar Belakang
Di era globalisasi saat ini, kehidupan manusia semakin bergantung pada
teknologi, salah satunya yaitu Teknologi Informasi. Sadar atau tidak, dalam
kehidupan sehari-hari kini kita telah memanfaatkan layanan jasa yang
berbasis Teknologi Informasi tersebut dalam berbagai bentuk kegiatan. Saat ini
dalam dunia perdagangan global, transaksi elektronik adalah suatu halyang sudah
tidak asing lagi. Salah satu contoh produk dari kemajuan Teknolog iInformasi
yaitu Elektronic Commerce (E-Commerce), dimana transaksi bisnis tidak lagi
dilakukan secara konvensional, yang mengharuskan adanya interaksi langsung
antara pembeli dan penjual atau adanya keharusan menggunakan uang tunai.
Tetapi di E-Commerce ini, penjual diwakili oleh suatu sistem yang melayani
pembeli secara online melalui jaringan komputer. Dalam melakukan transaksi,
pembeli berhadapan dan berkomunikasi dengan sistem yang mewakili penjual.
Dan tentu, e-commerce ini membutuhkan sitem yang mampu menjamin
keamanan transaksi tersebut.
Perkembangan internet telah menyebabkan terbentuknya dunia baru yang
disebut dunia maya, dimana setiap individu memiliki hak dan kemampuan untuk
berinteraksi dengan individu lain tanpa adanya batasan yang dapat
menghalanginya. Bahkan, globalisasi sempurna terjadi di dunia maya yang
menghubungkan semua komunitas digital. Dari seluruh aspek kehidupan manusia
yang terkena dampak kehadiran internet, sektor bisnis merupakan sektor yang
paling terkena dampak perkembangan teknologi informasi dan telekomunikasi
yang tumbuh paling cepat. Mobilitas manusia yang tinggi menuntut dunia
perdagangan untuk dapat memberikan pelayanan, jasa dan barang secara cepat
sesuai dengan permintaan konsumen. Untuk mengatasi masalah ini, muncul
transaksi yang menggunakan Internet untuk menghubungkan produsen dan
konsumen. Transaksi bisnis internet lebih dikenal dengan e-business dan e-
commerce. Melalui e-commerce, seluruh manusia dimuka bumi memiliki peluang
dan peluang yang sama untuk bersaing dan berhasil dalam berbisnis di dunia
maya. Oleh karena itu, kami akan mencoba membahas apadan bagaimana e-
commerce itu.

2. Rumusan Masalah
Dalam makalah ini, kami merumuskan masalah yang dijabarkan dalam
pertanyaan sebagai berikut:
1. Apa pengertian E-Commerce?
2. Apa pengertian pemasaran E-Commerce?
3. Apa pentingnya pemasaran E-Commerce?
4. Faktor apa yang menentukan kesuksesan pemasaran E-Commerce?
5. Bagaimana strategi pemasaran E-Commerce?
6. Bagaimana dampak positif dan negatif E-Commerce?
3. Tujuan Pembahasan Masalah
Berdasarkan batasan masalah di atas, maka tujuan pembahasan makalah ini
adalah sebagai berikut:
1. Mengetahui pengertian E-Commerce
2. Mengetahui pengertian pemasaran E-Commerce
3. Mengetahui pentingnya pemasaran E-Commerce
4. Mengetahui faktor yang menentukan kesuksesan pemasaran E-Commerce
5. Mengetahui strategi pemasaran E-Commerce
6. Mengetahui dampak positif dan negatif E-Commerce
BAB II

PEMBAHASAN

1. Pengertian E-Commerce
E-commerce adalah singkatan dari electronic commerce atau perdagangan
menggunakan media elektronik, yaitu transaksi barang dan jasa secara
daring(online). Praktik pemasaran e-commerce mengacu pada strategi bisnis
e-commerce dalam mencapai lalu lintas berkelanjutan ke bisnis online guna
menghasilkan penjualan. Fruhling dan Digman (2000) menyatakan bahwa
electronic commerce adalah penggunaan internet sebagai suatu saluran
distribusi ke pasar dan menjual barang dan jas kepada konsumen. Berbagai e-
businesses atau perusahaan berbasis internet memfokuskan diri pada daya
tarik visual (visualattractiveness) dan kemudahan penggunaan (ease of use)
dari situs web mereka sebagai metode utama dalam meningkatkan basis
pelanggan mereka (Shin, 2021; Hsu, 2017). Zhu (2014) menyatakan e-
commerce sebagai transaksi binsis melalui jaringan (network) termasuk online
advertising, ordering, payment, dan corresponsding goods distribution serta
customer service. E-commerce memiliki banyak manfaat bagi Sebagian besar
organisasi yaitu mengurangi biaya gudang dan penyimpanan, tidak tergantung
pada ukuran organisasi, dapat menjangkau area global baik komunikasi
maupun produk, meningkatkan aksesibilitas dalam bentuk operasi dan layanan
selama 24 jam, meningkatkan iklan pada segmen yang lebih luas, pengguna
dapat memperoleh informasi tentang perusahaan pemasar demikian juga
informasi tentang pelanggan potensial (Lee, 2003; Sharma, Singh, Sharma,
2005, Dwijayanti dan Pramesti, 2021, Tamariksa dan Iskandar, 2017).
Wahyuningrum (2018) dan Dewi (2018), menyatakan pesatnya pengguna
internet di Indonesia kini banyak dimanfaatkan oleh para pengusaha untuk
turut serta dalam meramaikan dunia maya melalui penjualan secara online/e-
commerce.
2. Pengertian Pemasaran E-Commerce
Pemasaran e-commerce adalah proses mengarahkan lalu lintas kelompok
pasar sasaran (calon konsumen, konsumen, bahkan pelanggan) ke situs web
atau media sosial belanja daring (online shop) ke merek barang dan jasa milik
Perusahaan (Sardjono dan Nuriana, 2020) secara dinamis mengikuti
perkembangan industri dan konsumen secara real time dengan selalu
mengamati rasio klik tayang atau Click Through Rate (CTR), peringkat mesin
telusur (search engine), rasio konversi (conversion rate), dan lain sebagainya,
Rasio klik-tayang atau Click Through Rate (CTR) adalah rasio yang
menunjukkan seberapa sering orang yang melihat iklan dan mengklik iklan
tersebut guna mengukur seberapa baik kinerja kata kunci, iklan, dan listingan
produk perusahaan. CTR yang tinggi menjadi indikator yang baik dalam
menunjukkan bahwa iklan dan listingan Perusahaan berguna dan relevan bagi
pengunjung atau konsumen. CTR adalah jumlah klik yang diterima iklan
dibagi dengan frekuensi iklan yang ditampilkan. Misalnya, jika perusahaan
memiliki jumlah klik sebanyak 20 kali dan 100 kali tayangan maka CTR
adalah sebesar 20%. Mesin pencari atau search engine adalah program
komputer yang mencari dan mengidentifikasi informasi di dalam database
pada sejumlah jaringan server komputer yang sesuai dengan kata kunci yang
dimasukkan oleh pengguna yang berisi alamat tertentu di world wide web
(www). Contoh search engine terpopuler adalah Google, Bing, Microsoft
Edge, Yahoo, Baidu, AOL, Yandex, DuckDuckGo, Ask.com, dan lain
sebagainya. Rasio konversi (conversion rate) adalah persentase pengunjung
website atau media sosial yang melakukan tindakan yang menguntungkan
pemilik bisnis dari total pengunjung website atau media sosial seperti menjadi
subscriber, mendaftar sebagai anggota, mengunduh e-book, hingga melakukan
pembelian produk.
3. Pentingnya Pemasaran E-Commerce
Pentingnya e-commerce menurut Wardhana (2015) dapat diuraikan sebagai
berikut:
1. Adaya pengakuan merek baik oleh calon konsumen, konsumen,
maupun pengguna. Dengan pemasaran e-commerce, merek barang dan
jasa perusahaan akan mudah dikenal oleh masyarakat dan diakui
sebagai milik perusahaan.
2. Desain web yang responssif akan menjadi daya tarik tersendiri
dibandingkan dengan desain promosi offline dalam memilih produk,
melakukan komunikasi dengan penjual, memudahkan dalam
melakukan transaksi, dan memudahkan dalam pemilihan metode
pengiriman barang dan jasa kepada pembeli online.
3. User Interface (UI) atau User Experience (UX) yang menarik berkaitan
dengan visualisasi atau tampilan yang ada dalam website atau media
sosial yang cantik, ilustrasi yang keren, gambar background yang
indah, penggunaan kombinasi warna yang tepat, kemudahan
penggunaan aplikasi, konsistensi terkait dengan tata letak halaman
depan, tata letak halaman produk, tata letak store, tata letak berbagai
fitur maupun kenyamanan terkait dengan berbagai halaman dalam
sebuah website maupun media sosial. Peran UI/UX akan membentuk
keseluruhan produk dan pengalaman yang dirasakan oleh pengguna.
4. Memudahkan pengguna dalam mencari barang dan jasa yang
dibutuhkan melalui penggunaan mesin pencari (search engine) secara
lebih cepat dan lebih mudah diakses secara online.
5. Menjamin keamanan proses pembayaran yang aman melalui berbagai
kemudahan metode pembayaran yang terkoneksi (Rungsrisawat,
Sriyakul, Jermsittiparsert, 2019) dengan bank baik menggunakan
transfer bank, debit rekening, kartu kredit, e-money, Gopay, Ovo,
Shoopee Pay, Link Aja, dan lain sebagainya.
6. Memperoleh feedback yang real time terhadap produk yang ditawarkan
oleh penjual. Pengguna maupun pembeli dapat menyampaikan
komentar, testimoni, komplain, maupun rekomendasi terhadap produk
yang ditawarkan oleh penjual.
7. Menghilangkan batas geografis bagi pengguna internet, konsumen,
maupun pelanggan dari berbagai lokasi dalam mengakses website
maupun media sosial atas produk perusahaan. 8. Meminimalisir biaya
operasional dibandingkan dengan pemasaran offline mengingat dalam
pemasaran e-commerce tidak diperlukan material fisik seperti tidak
diperlukan toko fisik, tidak diperlukan karyawan dalam jumlah besar,
tidak diperlukan biaya promosi yang tinggi seperti pembuatan
billboard toko, tidak diperlukan etalase toko, tidak diperlukan material
promosi cetak seperti brosur, tidak diperlukan jam kerja atau jam buka
toko yang terbatas, tidak diperlukan interaksi fisik antara penjual
dengan pembeli, dan lain sebagainya.
4. Faktor penting yang menentukan kesuksesan pemasaran E-Commerce
Kesuksesan pemasaran e-commerce tergantung pada berbagai faktor yaitu
nilai nyata dan nilai persepsi dalam kaitannya dengan harga jual, kegunaan
situs web dan media sosial, kemudahan navigasi, keamanan dan kepercayaan,
dan strategi pemasaran online. Nilai nyata dan nilai persepsi yang dirasakan
oleh pengguna dalam kaitannya dengan harga jual barang dan jasa yang
diiklankan. Dalam e-commerce sangat memudahkan pengguna untuk
membandingkan fitur dan harga barang dan jasa secara langsung dan tanpa
biaya. Kegunaan situs web dan media sosial akan menentukan kesuksesan
pemasaran e-commerce. Toko online menghilangkan jarak antara pembeli dan
penjual dalam proses pembelian. Penggunaan berbagai saluran pembelian
produk yang ditambahkan ke keranjang hingga transaksi pembayaran yang
menjadi lebih pendek dari penjual langsung kepada pembeli. Situs web e-
commerce dan media sosial yang harus memudahkan untuk dapat diakses oleh
semua orang dengan semua jenis perangkat seperti laptop, komputer PC,
ponsel cerdas (smart phone) maupun tablet. Mayoritas penjualan online terjadi
sebagai dampak dari rekomendasi dan komentar yang dibuat oleh pengguna
atau pelanggan. Situs web e-commerce yang terintegrasi dengan jejaring sosial
akan memiliki lebih banyak peluang untuk berhasil dalam penjualan.
Disamping itu, tingkat konversi akan meningkat ketika toko online dapat
mempublikasikan komentar atau testimoni, ulasan pengguna, dan rekomendasi
yang ditambahkan ke laman situs web e-commerce maupun media sosial.
Kemudahan navigasi juga akan menentukan kesuksesan pemasaran e-
commerce. Situs web dan media sosial harus memberikan kemudahan navigasi
bagi pengguna dilihat dari sisi estetika (kemenarikan tampilan dalam bentuk
desain grafis), ergonomis (kemudahan untuk mengklik fitur-fitur yang ada),
informatif (kemudahan pengguna dalam mencari informasi yang jelas dan
menarik bahkan menghibur terkait barang dan jasa yang ditawarkan penjual),
dan kemudahan dalam komunikasi atau kontak pelanggan (kemudahan
pengguna untuk melakukan komunikasi ineraktif dengan penjual). Keamanan
dan kepercayaan pengguna menjadi factor penting bagi kesuksesan pemasaran
e-commerce untuk meningkatkan penjualan online. Pengguna harus dapat
dengan mudah untuk menghubungi penjual baik melalui telepon, e-mail, chat
(obrolan langsung), transparansi dalam waktu pengiriman dan pengiriman,
kemudahan pengembalian dana pelanggan apabila terjadi pembatalan
(calcelations), hak pengembalian atau retur barang dan jasa yang tidak sesuai
dengan spesifikasi yang ditawarkan oleh penjual, adanya jaminan keamanan
pembayaran, kemudahan metode transaksi pembayaran baik secara transfer
bank, e-money, kartu kredit, dan lain sebagainya. Strategi pemasaran e-
commerce akan menjadi faktor yang menentukan kesuksesan pemasaran e-
commerce. Dimulai dari analisis pasar dan pesaing, penentuan target pasar
sasaran, perumusan strategi pemasaran e-commerce yang digunakan,
pemilihan strategi pemasaran e-commerce, penyusunan berbagai program
pemasaran e-commerce untuk mengembangkan taktik khusus dalam
mempromosikan toko online secara lebih efektif.
5. Strategi Pemasaran E-Commerce
Kesuksesan dalam menjalankan pemasaran e-commerce diperlukan
strategi pemasaran e-commerce yang luar biasa (Faridah, Nurhayati, Rizal,
Suryana, 2021). Strategi pemasaran e-commerce dapat diuraikan sebagai
berikut:
1. Strategi Pemasaran Konten (Content Marketing Strategy)
Strategi pemasan konten merupakan salah satu strategi penting dari
pemasaran e-commerce. Strategi pemasaran konten berfokus pada
penyediaan konten yang menarik, relevan, informatif, bermanfaat, dan
memiliki nilai tambah secara konsisten guna menumbuhkan pemirsa
yang setia. Berbagai format konten yang dapat digunakan seperti blog,
demo produk. e-book, video penjelasan, whitepaper, bulletin, gambar,
grafik, tabel, studi kasus, panduan, siaran pers, dan banyak lagi.
Strategi pemasaran konten dapat mendukung interaksi pelanggan dan
percakapan seputar merek perusahan, mengarahkan pemirsa ke merek
e-commerce perusahaan, meningkatkan lalu lintas masuk,
meningkatkan prospek, dan pada akhirnya dapat mengonversi prospek
menjadi penjualan. Strategi pemasaran konten yang efektif sebaiknya
diserahkan kepada para ahli atau dapat pula menggunakan outsourcing
bila diperlukan seperti agen pemasaran konten e-commerce. Konten
produk merupakan hal yang penting disamping penetapan harga yang
baik, pengiriman yang cepat, maupun desain yang menyenangkan di
mana konten produk yang bagus akan. Ferrera dan Kessedjian (2018)
menyatakan bahwa strategi pemasaran konten telah menjadi prioritas
bagi Business to Business (B2B) dan Business to Consumer (B2C).
Berbagai platform strategi pemasaran konten seperti Google
Documents,Tata Bahasa, Canva, Trello, Slack, dan lain sebagainya.
2. Strategi Pemasaran Media Sosial (Social Media Marketing
Strategy)
Strategi pemasaran media sosial merupakan salah satu strategi
penting dari pemasaran e-commerce yang memungkinkan perusahaan
untuk terlibat dan berinteraksi baik secara pribadi mapun publik
dengan industri, pelanggan, dan pasar (Valerio, William, Noémier,
2019). Strategi pemasaran media sosial dapat menghasilkan,
meningkatkan lalu lintas ke situs web perusahaan, dan
mengembangkan basis pelanggan yang lebih besar. Penggunaan
platform strategi pemasaran media sosial seperti Facebook, Instagram,
WhatsApp, Twitter, Snapchat, dan lain sebagainya akan
mempermudah perusahaan dalam berkomunikasi dengan pemirsa
sekaligus menunjukkan produk perusahaan kepada mereka.
3. Strategi Pemasaran E-mail (E-mail Marketing Strategy)
Salah satu strategi yang efektif dalam memperluas jangkauan basis
pelanggan di kotak masuk mereka adalah melalui strategi pemasaran e-
mail. Dengan strategi pemasaran e-mail, perusahaan dapat memberi
informasi kepada mereka tentang produk baru, membagikan wawasan
tentang merek dan produk yang ditawarkan, memberikan konten yang
bermanfaat, memperlakukan konsumen dan pelanggan secara pribadi
dan spesial, menawarkan pesan dan pengalaman yang memuaskan dan
promosi diskon yang berharga, serta menggunakannya sebagai
kesempatan untuk bersosialisasi dengan mereka. Strategi pemasaran e-
mail selalu mengarahkan pemirsa untuk mengklik tombol ajakan
bertindak dan terlibat dengan platform bisnis perusahaan. Strategi
pemasaran e-mail memungkinkan perusahaan untuk dapat melacak
pengguna yang memasuki situs web perusahaan dengan menetapkan
URL khusus yang dikunjungi pengguna saat memasuki situs dengan
menambahkan UTM ke URL perusahaan dan juga menemukan
pengguna yang sesinya berisi URL perusahaan, dan dapat memulihkan
konversi yang hilang seperti keranjang belanja online (shopping cart)
yang ditinggalkan. Berbagai platform strategi pemasaran e-mail seperti
MailChimp, Omnisend, Klaviyo, GetResponsse, dan lain sebagainya.
4. Strategi Optimasi Mesin Pencari (Pay-Per-Click)
Pay-Per-Click (PPC) merupakan strategi pemasaran e-commerce
pengguna (traffic) ke situs web perusahaan di mana perusahaan
sebagai pengiklan harus membayar kepada penerbit iklan seperti
pemilik search engine, pemilik situs web, atau pemilik platform media
sosial pada saat iklan tersebut di-klik oleh pengguna. Berbagai
platform PPC yaitu Google Ads, Facebook Ads, InstaAds, dan lain
sebagainya.
5. Strategi Optimasi Mesin Pencari (Search Engine Optimization)
dan Strategi Pemasaran Mesin Pencari (Search Engine Marketing)
Salah satu strategi untuk meningkatkan situs web e-commerce
adalah memastikan dioptimalkannya mesin pencari (search engine).
SEO (Search Engine Optimization) adalah tempat bisnis muncul di
mesin pencari secara organik karena memiliki kata kunci yang terkait
dengan pencarian pengguna. Dengan standar SEO saat ini menjadi
lebih penting untuk memastikan situs web perusahaan terus diperbarui
dengan konten yang lebih banyak, lebih bervariasi, lebih up to date,
leih handal, lebih informatif, lebih bermanfaat, lebih bernilai tambah,
dan relevan dengan mempromosikan pengalaman pengguna atau user
experience (UX) yang baik agar bebas dari kesalahan. SEO memiliki
ruang lingkup yang lebih besar daripada SEM. SEO bertujuan untuk
mengarahkan lalu lintas ke situs web perusahaan dengan memilih dari
target terbaik sehingga perusahaan dapat memiliki rasion klik tayang
tinggi. Rasio Klik Tayang adalah rasio pengguna yang mengklik iklan
dengan mereka yang melihatnya. SEM (Search Engine Marketing)
adalah tempat situs web dipromosikan melalui iklan berbayar yang
muncul pertama kali di hasil pencarian. Strategi ini melibatkan
pembayaran untuk iklan bertarget pemirsa sehingga untuk setiap klik
yang didapatkan di tautan situs web perusahaan, biaya dibayarkan ke
host mesin pencari. Berbagai platform SEO dan SEM seperti
SEMRush, Ahrefs, AdNabu, Google., dan lain sebagainya.
6. Strategi Pemasaran Influencer (Influencer Marketing Strategy)
Sejalan dengan peningkatan penggunaan media sosial, makan
fokus pemirsa telah beralih ke platform digital. Influencer adalah
individu non-selebriti yang populer dengan banyak pengikut di media
sosial atau blog dan yang dapat mempengaruhi keputusan pembelian
mereka dan saat ini dianggap oleh banyak orang lebih dapat dipercaya
daripada selebriti. Membangun hubungan simbiosis mutualisme antara
perusahaan dengan influencer yang tepat, maka perusahaan akan
mendapatkan kepercayaan pengikut mereka juga karena penghormatan
mereka kepada influencer tersebut. Strategi pemasaran influencer
merupakan kerja sama dengan influencer untuk menawarkan kode
diskon, tautan afiliasi, pesta peluncuran produk, koleksi eksklusif, dan
temu dan sapa kompetisi dan kontes, hadiah dan liburan kepada
pengikut mereka.
7. Strategi Pemasaran Afiliasi (Afiliate Marketing Strategy)
Strategi pemasaran afiliasi mengkoneksikan antara bisnis e-
commerce dengan produk yang akan dijual oleh perusahaan kepada
pemasar yang bersedia menjual produk tersebut. Pemasar afiliasi
memilih dari katalog produk merk perusahaan dan mempromosikan
produk yang mereka sukai tersebut dan mendapatkan sebagian kecil
keuntungan (komisi penjualan) baik per penjualan produk, per prospek,
maupun per klik. Strategi pemasaran afiliasi merupakan hubungan
simbiosis atau saling menguntungkan karena merupakan proses yang
murah dan cepat untuk berbisnis dan dapat menjadi sumber pendapatan
pasif bagi para pemasar. Ada beberapa saluran pemasaran afiliasi
seperti influencer dan blogger sering mengulas atau membicarakan
produk di saluran (channel) mereka seperti media sosial mereka,
dengan memberikan tautan afiliasi untuk mengarahkan pemirsa atau
pembaca atau pengikut mereka untuk membeli produk yang mereka
sukai.
8. Strategi Pengalaman Pengguna (User Experience Strategy)
Strategi pengalaman pengguna merupakan salah satu strategi
dalam pemasaran e-commerce dengan memanfaatkan konten situs web
yang dipersonalisasi yang ada dalam daftar prioritas tim pemasaran
digital merek perusahaan. Mempersonalisasikan pengalaman pengguna
mereka menjadi hal yang sangat penting bagi perusahaan dalam
meningkatkan pengalaman pengguna dengan memukau klien dengan
layanan pelanggan yang luar biasa, metode pengiriman cepat dan
efektif, harga yang kompetitif, kemudahan navigasi di situs web, dan
pengalaman check out yang sempurna. Mayoritas strategi pengalaman
pengguna ditujukan untuk mengarahkan lalu lintas ke situs web e-
commerce perusahaan dengan menjadikan pengalaman berada di situs
web perusahaan sebaik mungkin mulai dari awal (check in) hingga
keluar (check out). Oleh karena itu, situs web perusahaan perlu
dirancang dengan baik, memiliki transisi yang baik, memiliki
konektivitas halaman ke halaman yang baik, memiliki sistem respons
yang cepat, memiliki visual yang menarik, memiliki check in dan
check out yang cepat, dan lain sebagainya. Semakin banyak langkah
yang ditambahkan, semakin kecil kemungkinan pelanggan akan
menindaklanjuti pembayaran mereka User experience (UX) yang baik
dimulai dengan memahami apa yang mungkin ingin dilihat dan diakses
oleh pengguna dan apa yang perusahaan tawarkan. Strategi UX
memiliki banyak titik kontak yang harus dicakup oleh perusahaan
untuk mendapatkan pengalaman pengguna yang sempurna yaitu
penggunaan kombinasi warna dan ukuran font, kueri penelusuran,
keranjang belanja, riwayat pembelian, letak geografis, perilaku sosial,
CRM yang memuaskan dengan obrolan di tempat (fasilitas chat), SMS,
e-mail, Facebook messenger, program loyalitas (membership), status
pemesanan, hingga tampilan produk serta portal pembayaran.
Aksesibilitas juga merupakan kunci utama dalam memperluas strategi
perusahaan khususnya dalam membangun desain yang melayani
penyandang disabilitas maupun pengguna normal. Di samping itu,
penggunaan atau penayangan foto pengguna di situs perusahaan juga
akan menjadi bukti bahwa orang-orang menikmati produk perusahaan
dan akan berdampak pada lebih banyak orang membelinya dan terus
datang kembali. Untuk menghindari keranjang belanja online yang
ditinggalkan pengguna dan untuk meningkatkan kepercayaan
konsumen bisnis perusahaan dapat melakukan penjagaan halaman
keranjang belanja online mereka dan seluruh proses belanja cepat dan
sederhana, mengambil alamat e-mail pengguna di awal halaman,
menghapus semua gangguan di bagian header dan footer, mengenali
alamat IP dan mengubah mata uang yang sesuai, menggunakan segel
dan sinyal kepercayaan sepanjang perjalanan pengguna dalam
berbelanja, menghindari penggunaan penyedia checkout pihak ketiga,
dan menambahkan pilihan pembayaran dan dompet digital yang
berbeda ke pengalaman checkout yang memuaskan.
9. Strategi Pemasaran Seluler (Cellular Marketing Strategy)
Strategi pemasaran seluler (cellular marketing strategy) dapat
digunakan dalam menargetkan pengguna seluler secara khusus. Salah
satu tren pemasaran e-commerce paling populer dikenal sebagai
penargetan geografis yang beriklan kepada pengguna seluler
berdasarkan lokasi mereka. Strategi pemasaran seluler memungkinkan
perusahaan dalam menjangkau pelanggan mereka yang berada dalam
jarak tertentu dari bisnis perusahaan dan memberi mereka insentif
untuk mampir atau melakukan pembelian.
10. Strategi Wearable dan Realitas Virtual (VR)
Strategi Wearable dan (VR) merupakan tren teknologi pemasaran
yang menarik pengguna dengan cara baru dan menarik. Pemirsa target
perusahaan dengan menggunakan media ini akan sangat
disempurnakan dan tidak merasa keberatan untuk memberikan
tambahan uang tunai untuk barang yang mereka inginkan. Meskipun
membuat promosi yang dirancang dengan menggnakan teknologi ini
mahal, namun strategi yang tepat dalam melakukan investasi awal
karena pemirsa yang disaring lebih cenderung berkonversi. Pastikan
teknologi Wearable dan VR sudah familiar bagi pemirsa perusahaan
sebelum melakukan investasi.
11. Strategi Personalisasi (Personalization Strategy)
Perusahaan dewasa ini memiliki situs baru yang berkilau, katalog
produk yang lengkap dan siap dijual dan misi untuk menyajikan item
produk yang benar kepada setiap pelanggan. Dengan strategi
personalisasi, perusahaan dapat menargetkan pelanggan dengan
penawaran yang disesuaikan bahkan produk yang direkomendasikan
yang membuat mereka merasa dipahami dan juga membantu mereka
menemukan apa yang mungkin mereka butuhkan Perusahaan dapat
memperoleh data pembelian pelanggan dengan menganalisis perilaku
pelanggan, item keranjang belanja online pelanggan, riwayat
pembelian pelanggan, data demografis dan geografis pelanggan.
Pelanggan menyukai produk merek perusahaan ketika mereka merasa
istimewa dan ditambahkan sentuhan pribadi seperti menyapa prospek
perisahaan dengan nama, berbagi video dan foto karyawan perusahaan,
bersikap transparan tentang proses dan prosedur perusahaan, maka
perusahaan dapat mengambil keuntungan dari pelanggan setia.
6. Dampak positif dan negatif E-Commerce
E-commerce atau perdagangan elektronik telah merevolusi cara kita
berbelanja dan melakukan transaksi. Dengan pertumbuhan teknologi dan
internet, e-commerce menjadi salah satu sektor paling cepat berkembang
dalam beberapa tahun terakhir. Meskipun memberikan banyak manfaat bagi
pelanggan dan pengusaha, e-commerce juga memiliki dampak positif dan
negatif yang perlu dipertimbangkan secara cermat. Artikel ini akan membahas
dampak positif dan negatif e-commerce dalam lingkungan bisnis dan
kehidupan sehari-hari.
A. Dampak Positif E-Commerce
1. Kemudahan Berbelanja : Salah satu dampak paling terlihat dari e-
commerce adalah kemudahan berbelanja. Konsumen dapat melakukan
pembelian kapan saja dan di mana saja, tanpa harus keluar rumah.
Platform e-commerce juga menyediakan beragam produk, sehingga
konsumen memiliki pilihan lebih banyak dalam membeli barang dan
jasa.
2. Efisiensi Biaya : E-commerce memungkinkan pengusaha untuk
mengurangi biaya operasional, seperti penyewaan toko fisik atau biaya
inventaris yang besar. Selain itu, pengusaha dapat mencapai pasar yang
lebih luas tanpa perlu membuka cabang fisik di berbagai lokasi.
3. Kemudahan Berbisnis : E-commerce telah mengurangi hambatan
masuk bagi pengusaha baru. Seseorang dengan modal terbatas dapat
dengan mudah memulai bisnis online dan memanfaatkan platform e-
commerce yang ada.
4. Globalisasi : E-commerce memungkinkan bisnis untuk menjual
produknya ke pasar internasional tanpa kendala geografis. Hal ini
membuka peluang bisnis baru dan meningkatkan potensi pertumbuhan
pendapatan bagi banyak perusahaan.
B. Dampak negatif E-Commerce
1. Persaingan Sengit : Dampak negatif utama e-commerce adalah
persaingan yang ketat. Banyaknya pelaku usaha online menyebabkan
persaingan yang sulit, terutama bagi pemain kecil dan baru. Hal ini
dapat menyebabkan harga rendah dan terkadang menciptakan
lingkungan bisnis yang tidat sehat.
2. Kekhawatiran Keamanan : Meskipun ada banyak upaya untuk
meningkatkan keamanan transaksi online, tetap saja ada kekhawatiran
tentang kebocoran data dan pencurian identitas di dunia e-commerce.
3. Keterbatasan Pengalaman Berbelanja : E-commerce tidak dapat
sepenuhnya menggantikan pengalaman berbelanja di toko fisik.
Beberapa konsumen menginginkan sentuhan fisik dan interaksi
langsung dengan produk sebelum melakukan pembelian.
4. Dampak Lingkungan : Pengiriman produk dalam e-commerce dapat
menyebabkan dampak negatif pada lingkungan, terutama karena emisi
gas rumah kaca dari transportasi.
BAB III
PENUTUP

1. Kesimpulan
2. Saran
DAFTAR PUSTAKA

Zhu, L. W. (2014). Research on The E-Commerce Model Based on The Value


Chain. Applied Mechanics and Materials, 687-691.
Dewi, Ni Putu Eka Kurnia, (2018). Strategi Pemasaran Pariwisata Tiga Nusa
Terhadap Peningkatan Pengunjung Melalui E-Commerce. Jurnal Manajemen
dan Bisnis, 15(1), 61-81.
Wahyuningrum, Ratih. (2018). Analisis Strategi E-Marketing untuk
Meningkatkan Minat Beli Online. ESENSI: Jurnal Manajemen Bisnis, 21(3),
275-290.
Shin, Namchul. (2001). Strategies for Competititve Advantege in Electronic
Commerce. Journal of Electronic Commerce Research, 2(4), 164-171.
Hsu, Shu-Hung. (2017). E-Commerce in the Distribution Management.
International Journal of Business, Humanities and Technology, 7(3), 25-32.
Fruhling. Ann L., Digman, Lester A. (2000). The Impact of Electronic Commerce
on Business-Level Strategies. Journal of Electronic Commerce Research,
1(1), 14-22.

Anda mungkin juga menyukai