Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH E-MARKETING BANK SYARIAH

“E-MARKETING dan E-COMMERCE”

Dosen Pengampu:

H. Lukman Priyandono, M. Si., CH., CHt., CPNLP.

Disusun oleh kelompok 1:

M. Haikal Gifari (2231811095)

Nur Rabania (2231811047)

Khusnul Khotimah (2231811029)

Raura Andini (2231811027)

Ayu Nur Amalia (2231811070)

Friska Nazawatul Adella (2231811085)

PRODI PERBANKAN SYARIAH

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SULTAN AJI MUHAMMAD IDRIS


SAMARINDA

2024/2025
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat tuhan kami Allah SWT yang telah
melimpahkan rahmat, hidayah dan petunjuknya sehingga kami dapat menyelesaikan
makalah yang berjudul ”E-Marketing dan E-Commerce”. Dengan penjelasan
dalam makalah ini diharapkan kepada para pembaca lebih memahami dan dapat
mengetahui isi yang terkandung dalam makalah ini.
Penyusun membuat makalah ini dengan tujuan melengkapi nilai tugas
dalam mata kuliah E-Marketing Bank Syariah dan menambah wawasan bagi
penyusun serta pembaca makalah ini. Penyusun berharap agar makalah ini dapat
memberikan manfaat bagi para pembaca.
Kami menyadari bahwa dalam penulisan ataupun pembahasan makalah ini
masih jauh dari sempurna, maka dari itu saran dan keritik sangat kami harapkan
untuk memperoleh kesimpulan yang lebih baik lagi.

Samarinda, 06 Maret 2024

Tim Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ....................................................................................................................... 2

DAFTAR ISI..................................................................................................................................... 3

BAB I ............................................................................................................................................... 4

PENDAHULUAN ............................................................................................................................. 4

A. Latar Belakang.......................................................................................................................... 4

B. Rumusan Masalah ..................................................................................................................... 4

C. Tujuan Pembahasan .................................................................................................................. 4

BAB II .............................................................................................................................................. 5

PEMBAHASAN ............................................................................................................................... 5

A. E-Marketing.............................................................................................................................. 5

B. E-Commerce ............................................................................................................................. 9

C. Isu-Isu terkini Perbankan Syariah pada era 4.0 terkait E-Marketing & E-Commerce ................ 11

BAB III ........................................................................................................................................... 13

PENUTUP ...................................................................................................................................... 13

KESIMPULAN ........................................................................................................................... 13

DAFTAR PUSTAKA .................................................................................................................. 14


BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
E-marketing (Electronic marketing) merupakan pemanfaatan teknologi
informasi dalam proses membuat, berkomunikasi, dan memberikan nilai (value) kepada
pelanggan. E-Marketing mempengaruhi pemasaran tradisional dalam dua cara.
Pertama, e-marketing meningkatkan efisiensi dalam fungsi pemasaran tradisional.
Kedua, teknologi dari e-marketing mengubah banyak strategi pemasaran. Hasil
perubahan dalam model bisnis baru ini dapat menambah nilai (value) pelanggan dan
meningkatkan keuntungan perusahaan.
E-Marketing juga merupakan sisi pemasaran dari e-commerce, yang terdiri dari
usaha yang dilakukan oleh perusahaan untuk mengkomunikasikan sesuatu,
mempromosikan, dan menjual barang dan jasa melalui internet. Dengan sebuah
website, perusahaan dapat memasarkan produk secara cepat untuk dapat dikenal oleh
masyarakat luas mengenai penjelasan produk atau jasa yang lebih terperinci yang dapat
membantu pihak perusahaan dalam menambah dan meningkatkan target penjualan,
juga mempermudah pelanggan untuk mendapatkan informasi yang
diinginkan(Raymond,2011).

B. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah makalah ini sebagai berikut:
1. Bagaimanakah pergeseran marketing offline ke e-marketing?
2. Apa saja kelebihan dan kekurangan dari E-marketing dan E-commerce?
3. Apa saja peran penting E-marketing dalam industri perbankan syariah?
4. Apa saja isu-isu terkini perbankan syariah pada era 4.0 terkait E-marketing dan E-
commerce?

C. Tujuan Pembahasan
Adapun tujuan pembahasan dari makalah ini yaitu sebagai berikut:
1. Menjelaskan sejarah dan evolusi dari pergeseran pemasaran dari metode tradisional
offline ke era pemasaran digital dan e-marketing.
2. Mengidentifikasi dan menjelaskan pro dan kontra dari menggunakan e-marketing
(strategi pemasaran digital) dan e-commerce (penjualan online) dalam konteks
bisnis dan industri.
3. Menyoroti peran strategis e-marketing dalam mendukung pertumbuhan,
pengembangan, dan keterlibatan pelanggan dalam industri perbankan syariah.
4. Menjelaskan masalah-masalah terkini yang dihadapi oleh perbankan syariah dalam
mengadopsi dan mengintegrasikan e-marketing dan e-commerce dalam strategi
bisnis mereka.
BAB II
PEMBAHASAN

A. E-Marketing
E marketing adalah istilah yang merujuk pada pemasaran elektronik. Konsep
pemasaran ini sudah umum digunakan seiring berkembangnya teknologi informasi.
E marketing adalah kegiatan pemasaran yang dilakukan pengusaha atau perusahaan
untuk memasarkan produk atau jasa dengan menggunakan media elektronik atau
internet. E marketing juga bisa didefinisikan sebagai upaya promosi marketing
secara elektronik melalui jaringan internet.
Tujuan utama dari e marketing adalah guna menjangkau calon konsumen
seluas-luasnya dalam menawarkan barang atau jasa. Bila ditelaah lagi, sebenarnya
metode e marketing adalah langkah paling jitu dalam memasarkan suatu produk.
Pasalnya, pada era serbadigital ini keunggulan e marketing bisa memberi
kemudahan dalam membangun interaksi dengan konsumen. Selain itu, metode
pemasaran tersebut juga bisa lebih menghemat biaya dan waktu karena mampu
menjangkau konsumen yang tempatnya berada sangat jauh sekalipun.
Apalagi di zaman modern ini masyarakat juga telah berubah gaya
berbelanjanya. Saat ini, platform e-commerce bisa menjadi tempat bagi masyarakat
untuk berbelanja, mulai dari kebutuhan pokok dan sekunder pun tersedia. Dengan
banyaknya orang membeli secara online, pemasaran offline pun mulai tergerus
seiring berjalannya waktu.
Selain memberi kemudahan kepada konsumen untuk mendapatkan suatu
produk, metode pemasaran elektronik ini juga bisa membangun merek atau
memunculkan brand awareness. Pada akhirnya, produsen bisa menganalisis dan
meneliti target pasar.
Pemasaran elektronik bisa menjadi cara yang efektif dalam memilah target
pasar atau bahkan menemukan keinginan dan kebutuhan khusus pada segmen
tersebut. Saat ini, perilaku masyarakat dalam membeli produk atau jasa secara
online dipengaruhi oleh beberapa hal, seperti branding, promosi, karakteristik
produk, dan lingkungan dari pemasaran elektronik itu sendiri.
Sebab itu, dalam memilih platform yang digunakan untuk memasarkan
produk secara online tidak bisa sembarangan. Produsen yang menargetkan milenial
sebagai target pasar, mau tidak mau harus memanfaatkan media sosial, seperti
Instagram, Facebook, TikTok, dan lainnya untuk berjualan secara online. Pasalnya,
platform tersebut kini memiliki daya tarik visual yang menarik dan banyak
digunakan milenial.
1. Switching Offline ke Online Marketing
Pada masa sebelum internet menjadi bagian dari kehidupan sehari-hari,
dunia pemasaran terutama bergantung pada metode-metode tradisional seperti
iklan di koran, majalah, televisi, dan radio. Perusahaan-perusahaan
mengandalkan cetak brosur, billboard, dan promosi langsung untuk mencapai
audiens mereka. Namun, pada tahun-tahun awal perkembangan internet pada
tahun 1990-an, terjadi pergeseran yang signifikan dalam cara perusahaan
berinteraksi dengan pelanggan mereka.
Di era ini, perusahaan mulai menyadari potensi yang besar dari internet
sebagai platform pemasaran. Mereka mulai menciptakan situs web pertama
mereka, yang pada awalnya mungkin hanya merupakan halaman statis yang
memberikan informasi dasar tentang perusahaan dan produk mereka. Situs-situs
ini lebih seperti brosur online, memberikan keberadaan online tetapi belum
memanfaatkan potensi interaktif yang sesungguhnya. Kemudian, dengan
munculnya mesin pencari seperti Yahoo! dan kemudian Google, perusahaan
menyadari pentingnya untuk muncul di halaman pertama hasil pencarian. Inilah
awal dari praktik SEO (Search Engine Optimization) yang mengoptimalkan
situs web agar muncul lebih tinggi dalam hasil pencarian, meningkatkan
visibilitas mereka di dunia digital yang semakin ramai.
Sementara itu, email marketing mulai muncul sebagai salah satu alat
pemasaran online yang paling awal. Perusahaan menggunakan email untuk
mengirim promosi, newsletter, dan informasi produk kepada pelanggan
potensial dan yang sudah ada. Ini membuka pintu untuk hubungan yang lebih
dekat antara perusahaan dan pelanggan, karena mereka dapat terus
berkomunikasi dan memberikan informasi yang relevan.
Perkembangan selanjutnya datang dengan munculnya iklan banner dan pop-up
di situs web. Inilah awal dari era iklan online yang memungkinkan perusahaan
untuk mencapai audiens yang lebih besar dan lebih spesifik. Perusahaan dapat
menargetkan iklan mereka berdasarkan minat dan perilaku pengguna,
memberikan iklan yang lebih relevan dan efektif. Seiring dengan itu, media
sosial mulai muncul sebagai kekuatan pemasaran yang signifikan. Dari
Friendster dan MySpace hingga Facebook, Twitter, dan Instagram, perusahaan
memiliki platform baru untuk berinteraksi dengan pelanggan, membangun
merek mereka, dan mempromosikan produk mereka. Influencer marketing pun
mulai menjadi tren, di mana perusahaan bekerja sama dengan tokoh-tokoh
online yang memiliki pengikut besar untuk mempromosikan produk mereka.
Pandemi COVID-19 pada tahun 2020 menjadi titik balik yang signifikan
dalam sejarah switching dari offline ke online marketing. Pembatasan fisik dan
perubahan perilaku konsumen memaksa perusahaan untuk mempercepat
digitalisasi pemasaran mereka. Banyak perusahaan yang sebelumnya
bergantung pada metode pemasaran tradisional, seperti toko fisik dan acara
promosi langsung, harus beralih ke e-commerce, media sosial, dan kampanye
pemasaran online untuk tetap bersaing.
Dengan perjalanan ini, perusahaan-perusahaan telah memahami
kekuatan dan potensi dari pemasaran online. Mereka telah belajar untuk
menggabungkan berbagai strategi seperti SEO, media sosial, konten digital, dan
iklan online untuk mencapai audiens yang lebih luas, membangun merek yang
kuat, dan meningkatkan penjualan. Dan proses ini terus berlanjut, dengan
perusahaan harus terus beradaptasi dengan perubahan teknologi dan perilaku
konsumen untuk tetap relevan dalam era digital yang terus berkembang.
2. Kelebihan dan Kekurangan E-Marketing
Tentunya, seperti halnya metode pemasaran lainnya, e-Marketing memiliki
kelebihan dan kekurangan yang perlu dipertimbangkan. Berikut adalah
beberapa kelebihan dan kekurangan utama dari e-Marketing:

Kelebihan e-Marketing:
1. Jangkauan Global: e-Marketing memungkinkan perusahaan untuk
mencapai audiens global tanpa batasan geografis. Hal ini memungkinkan
perusahaan untuk memperluas pangsa pasar dan menjangkau pelanggan di
berbagai wilayah.
2. Biaya Rendah: Dibandingkan dengan pemasaran tradisional seperti iklan
TV atau cetak, e-Marketing sering kali lebih ekonomis. Misalnya, biaya
iklan online dapat lebih fleksibel dan terjangkau, terutama untuk bisnis kecil
dan menengah.
3. Targeting yang Lebih Efektif: Platform e-Marketing seperti Google Ads,
Facebook Ads, dan LinkedIn Ads memungkinkan targeting yang sangat
spesifik berdasarkan demografi, minat, dan perilaku pengguna. Hal ini
memungkinkan perusahaan untuk mencapai audiens yang tepat dengan
pesan yang relevan.
4. Pelacakan dan Analisis Kinerja: e-Marketing memungkinkan perusahaan
untuk melacak dan menganalisis kinerja kampanye mereka secara real-time.
Dengan menggunakan data analitik, perusahaan dapat memahami perilaku
konsumen, mengukur ROI (Return on Investment), dan melakukan optimasi
yang diperlukan untuk meningkatkan hasil pemasaran.
5. Interaksi dan Keterlibatan Konsumen: Melalui media sosial dan platform
online lainnya, e-Marketing memungkinkan interaksi yang lebih langsung
dengan konsumen. Hal ini memungkinkan perusahaan untuk membangun
hubungan yang lebih dekat dengan pelanggan mereka dan merespons
umpan balik dengan cepat.

Kekurangan e-Marketing:
1. Ketergantungan pada Teknologi: e-Marketing sangat bergantung pada
teknologi internet dan infrastruktur digital. Gangguan teknis atau kegagalan
sistem dapat mengganggu pelaksanaan kampanye pemasaran dan
menghambat kinerja bisnis.
2. Persaingan yang Ketat: Dengan biaya yang relatif rendah untuk masuk ke
pasar online, persaingan di ruang e-Marketing bisa sangat sengit.
Perusahaan harus bersaing dengan ribuan pesaing untuk menarik perhatian
dan mempertahankan pelanggan.
3. Kebutuhan akan Keahlian Khusus: e-Marketing melibatkan penggunaan
platform dan alat-alat digital yang kompleks. Perusahaan memerlukan tim
yang memiliki keahlian khusus dalam SEO, SEM, analitik web, dan strategi
pemasaran online lainnya untuk berhasil dalam ruang ini.
4. Kecurangan dan Kebocoran Data: Ada risiko keamanan terkait dengan
penggunaan platform online. Kecurangan, peretasan data, atau pelanggaran
privasi dapat membahayakan reputasi perusahaan dan mempengaruhi
kepercayaan konsumen.
5. Keterbatasan Interaksi Manusia: Meskipun e-Marketing memungkinkan
interaksi dengan pelanggan secara online, hal ini tidak menggantikan
interaksi langsung dan hubungan yang dibangun secara fisik. Beberapa
konsumen mungkin merasa kurang terhubung dengan merek jika hanya
berinteraksi secara virtual.
Setiap kelebihan dan kekurangan ini harus dipertimbangkan dengan cermat oleh
perusahaan ketika merencanakan dan melaksanakan strategi e-Marketing
mereka. Dengan memahami pro dan kontra, perusahaan dapat memaksimalkan
potensi e-Marketing mereka dan mengatasi tantangan yang mungkin muncul.

3. Peran Penting E-Marketing dalam Industri Perbankan Syariah


E-Marketing memainkan peran yang sangat penting dalam industri perbankan
syariah dengan memberikan berbagai manfaat dan peluang. Berikut adalah
beberapa peran utama e-Marketing dalam konteks perbankan syariah:

1. Meningkatkan Keterjangkauan dan Aksesibilitas


E-Marketing membantu perbankan syariah untuk mencapai calon nasabah
yang lebih luas, bahkan di daerah-daerah terpencil. Dengan memiliki
kehadiran online, calon nasabah dapat dengan mudah mencari informasi
mengenai produk dan layanan perbankan syariah dari mana saja dan kapan
saja melalui internet. Hal ini meningkatkan keterjangkauan perbankan
syariah bagi masyarakat yang mungkin sulit mengakses kantor fisik.
2. Promosi Produk dan Layanan Syariah
Melalui e-Marketing, bank syariah dapat mempromosikan produk dan
layanan mereka dengan lebih efektif kepada audiens yang tepat. Mereka
dapat menggunakan berbagai strategi pemasaran online seperti email
marketing, iklan di media sosial, SEO (Search Engine Optimization), dan
konten marketing untuk menarik perhatian calon nasabah.
3. Edukasi dan Kesadaran Konsumen
Salah satu aspek penting dari e-Marketing dalam perbankan syariah adalah
memberikan edukasi tentang prinsip-prinsip ekonomi Islam, produk-
produk syariah, dan keuntungan menggunakan layanan perbankan syariah.
Bank dapat menggunakan blog, webinar, infografis, dan video edukatif
untuk meningkatkan kesadaran dan pemahaman masyarakat mengenai
prinsip-prinsip syariah.
4. Peningkatan Layanan Pelanggan
E-Marketing memungkinkan bank syariah untuk memberikan layanan
pelanggan yang lebih baik dan responsif. Mereka dapat memiliki saluran
komunikasi langsung dengan nasabah melalui email, live chat, atau media
sosial. Hal ini memungkinkan nasabah untuk dengan mudah mendapatkan
bantuan, informasi, atau menyelesaikan masalah mereka secara online.
5. Penggunaan Analitik untuk Pengambilan Keputusan
Dengan memanfaatkan analitik data, bank syariah dapat mengumpulkan
informasi berharga mengenai perilaku konsumen, preferensi, dan tren
pasar. Ini dapat membantu mereka dalam merancang kampanye pemasaran
yang lebih efektif, mengoptimalkan strategi promosi, dan mengidentifikasi
peluang bisnis baru.
6. Penawaran Produk dan Layanan yang Personal
E-Marketing memungkinkan bank syariah untuk memberikan penawaran
produk dan layanan yang lebih personal kepada nasabah. Mereka dapat
menggunakan data konsumen untuk membuat rekomendasi yang relevan,
menyesuaikan promosi, dan menyediakan solusi keuangan yang sesuai
dengan kebutuhan individu.
7. Mengikuti Perkembangan Teknologi
Perbankan syariah perlu terus mengikuti perkembangan teknologi dan tren
e-Marketing. Dengan berinovasi dalam strategi pemasaran online, mereka
dapat tetap kompetitif di pasar yang semakin terdigitalisasi. Penggunaan
teknologi baru seperti AI (Artificial Intelligence), chatbots, AR
(Augmented Reality), dan VR (Virtual Reality) dapat membuka peluang
baru bagi bank syariah dalam membangun hubungan dengan nasabah.

Dengan demikian, e-Marketing tidak hanya membantu bank syariah


dalam meningkatkan visibilitas dan penjualan, tetapi juga membantu mereka
untuk memberikan layanan yang lebih baik, edukasi yang lebih luas, dan
membangun hubungan yang lebih erat dengan nasabah. Hal ini secara
keseluruhan dapat mendukung pertumbuhan dan perkembangan industri
perbankan syariah di era digital ini.

B. E-Commerce
E-commerce atau Electonic Commerce jika ditanjau dari asal bahasanya maka
terdiri dari electronic dan commerce yang mengindifikasikan sebuah arti
perdagangan melalui elektronik atau lebih lengkapnya bisa disebut sebagai proses
pelaksanaan transaksi bisnis seperti: distribusi, pembelian, penjualan, dan
pelayanan yang dilakukan secara electronik melalui jaringan komputer terutama
internet dan juga jaringan eksternal. Dengan kata lain e-commerce adalah
pemanfaatan internet untuk berbagai aktivitas usaha. Kegiatan bisnis yang
dilakukan secara online itu bisa meliputi pemasaran, promosi, public relation,
taransaksi pembayaran dan jadwal pengiriman barang, serta masih sangat terbuka
kemungkinan inovasi inovasi kegiatan bisnis online seiring dengan perkembangan
teknologi e-commerce itu sendiri
E-commerce adalah penjualan atau pembelian barang dan jasa, antara
perusahaan, rumah tangga, individu pemerintah, dan masyarakat atau organisasi
swasta laiinya, yang dilakukan melalui komputer pada media jaringan. Barang-
barang dan jasa dipesan melalui jaringan tersebut, tetapi pembayaran dan
pengeriman dapat dilakukan di akhir baik secara online maupun offline
Electronic commerce (EC) merupakan konsep baru yang bisa digambarkan
sebagai proses jual beli barang atau jasa dengan menggunakan world wide web
internet atau proses jual beli atau pertukran produk, jasa dan informasi melalui
informasi.3 Ecommerce merupakan transaksi yang dilakukan secara elektronik,
salah satu media yang digunkan adalah internet. Laudon mendefenisikan electronic
commerce sebagai: “ The process of buying and selling goods electronically by
consumers and from company to company through computerized business
transaction.” Dari defenisi tersebut ada tiga poin uatma dalam ecommerce yaitu:
a. Adanya proses baik penjualan maupun pembelian secara
elektronik.
b. Adanya konsumen atau perusahaan.
c. Jaringan pengguna komputer secara online untuk melakukan
transaksi bisnis
Menurut David Baum defenisi e-commerce yang sudah distandarkan dan
disepakati bersama adalah: e-commerce merupakan suatu set dinamis teknologi,
aplikasi dan proses bisnis yang menghubungkan perusahaan, konsumen dan
komunitas tertentu melalui transaksi elektronik perdagangan barang, pelayan, dan
informasi yang dilakukan secara elektronik. Dengan demikian, dapat disimpulkan
bahwa e-commerce merupakan proses pembelian dan penjualan jasa atau produk
antara dua belah pihak melalui internet (Commerce-net) dan sejenis mekanisme
bisnis elektronik dengan fokus pada transaksi bisnis berbasis individu dengan
menggunkan internet sebagai media pertukaran barang atau jasa, baik antar intansi
atau individu (NetReady).

1. Jenis-jenis E-Commerce
E-commerce merupakan aktivitas pembelian dan penjualan melalui jaringan
internet di mana pembeli dan penjual tidak bertemu secara langsung,
melainkan berkomunikasi melalui media internet . E-commerce memiliki
berbagai macam jenis transaksi dalam menerapkan sistemnya.. Jenis-jenis
e-commerce yang banyak di lakukan di Indonesia saat ini diantaranya
sebagai berikut:
a) Classifieds atau Daftar Iklan Baris Classified atau daftar iklan baris
merupakan bentuk yang paling sederhana dari usaha e-commerce.
Bentuk bisnis ini berupa layanan yang diberikan oleh perusahaan untuk
mempertemukan produsen dan konsumen. Perusahaan memberikan
ruangan pada produsen untuk memajang atau memamerkan barang
dagangannya. konsumen yang tertarik dengan produk yang ditawarkan
tersebut langsung berhubungan dengan produsen. Produsen dan
konsumen bebas melakukan transaksi di manapun sesuai dengan
kesepakatan mereka. Perusahaan e-commerce tidak bertanggungjawab
terhadap jalannya transaksi tersebut. Perusahaan e-commerce
memperoleh keuntungan dari iklan premium yang terpasang di website
tersebut. Perusahaan e-commerce Indonesia yang menggunakan bentuk
bisnis ini antara lain: Berniaga, OLX, dll. Barang barang ini yang di jual
dalam perusahaan ini umumnya barang bekas.
b) Marketplace C2C (Costumer to Cosmtumers) Perusahaan e-commerce
ini adalah perusahaan yang menyediakan tempat sebagai media promosi
barang dagangan para penjual dan perusahaan e-commerce juga
memberikan layanan metode pembayaran dari transaksi online yang
dilakukan. Hal tersebut menjadi ciri utama dari bentuk bisnis e-
commerce marketplace C2C. pada umumnya pihak e-commerce akan
memberikan layanan Escrow atau rekening pihak ketiga. Fungsi dari
Escrow tersebut adalah sebagai jembatan antara penjual dan pembeli
dan pihak e-commerce. Jika sudah terjadi kesepakatan pembelian,
pembeli harus menstransfer dana kepada pihak Escrow, penjual bisa
mengrimkan barang kepada pembeli. Dan setelah konsumen
mengkonfirmasi kedatangan barang, maka pihak Escrow akan aman,
dengan menggunkan jasa Escrow jika terjadi masalah dengan barang,
dana akan bisa dikembalikan pada pembeli. Perusahaan e-commerce
yang mengadopsi bentuk bisnis ini adalah, Tokopedia, shoppee Lamido
dan sebagainya.
c) Shopping Mall Bentuk bisnis e-commerce shopping Mall adalah
perusahaan e-commerce yang memberikan layanannya kurang lebih
sama dengan bentuk bisnis Marketplace C2C tetapi penjual yang ada
pada e-commerce tersebut hanya brand brand besar yang telah
mempunyai nama di pasar lokal atau internasional. Untuk masuk dalam
layanan tersebut membutuhkan verifikasi yang tidak mudah atas
penjualannya. Dari segi keuntungan, pihak e-commerce bisa menarik
komisi dari penjual yang notabenenya brand besar tersebut. Dengan
begitu pendapatannya bisa lebih besar.
d) Toko Online B2C (Bussiness to Customers)
Pada dasarnya bentuk bisnis ini lebih berfokus pada penjualan barang
atau produk milik perusahaan e-commerce itu sendiri. Sehingga semua
keuntungan dari penjualan produk murni dimiliki oleh perusahaan e-
commerce dan tidak dibagi dengan pihak lain. Jenis bisnis ini
merupakan salah satu bentuk yang paling berkembang di Indonesia,
namun dalam perkembanggan bentuk bisnis ini tentunya tidak mudah.
Selain diperlukan modal yang sangat besar, ketersediaan pasokan
barang serta sistem penjualan semuanya harus di handle oleh pihak e-
commerce.
e) Sosial Media Shop
Bentuk bisnis e-commerce ini bisa berkembang seiring dengan
perkembangan sosial media yang makin menanjak. Potensi dari sosial
media tersebut kini di manfaatkan langsung oleh perusahaan e-
commerce dengan membangun bisnis yang berbasis pada sosial media
tersebut. Pada awalnya facebook menyediakan fanpage yang bisa
digunkan untuk menawarkan barang untuk dijual. Fanpage adalah
halaman khusus layaknya blog yang menyediakakn informasi yang
beragam sesuai dengan keiinginan pemiliknya, mulai dari perusahaan,
pendidikan, layanan, produk fisik, artis, komunitas dll. Saat ini sosial
media menjadi lahan utama perkembangan bisnis ini masih didominasi
oleh facebook, namun dengan pergeseran tren sosial media yang terjadi
sekarang juga telah membuka persaingan baru seperti instagram dan
twitter

2. Karakteristik E-Commerce
Transaksi di e-commerce berbeda dengan transaksi konvensional, transaksi di
ecommerce mempunyai karakteristik yang khusus yaitu:
a) Memperluas Pasar
Jangkauan pasar dapat menjadi luas dibandingkan sistem bisnis
tradisional yang terbatas pada lokasi.
b) Biaya Terkendali
Perusahaan tidak perlu hadir secara fisik namun dapat melakukan
transaksi dengan konsumen dari berbagai tempat.
c) Efisien
Melalui sistem paperless, dimana distribusi dapat dilakukan secara
elektronik maka akan ada penghematan waktu pengiriman, biaya kertas,
prangko dll.
d) Efektif
Konsumen dapat memperoleh informasi dan bertransaksi setiap saat
dengan cepat.
e) Cash Flow Terjamin
Dengan sistem e-commerce cash flow perushaan akan terjamin karena
perusahaan akan menerima pembayaran terlebih dahulu sebelum
mengirim barang yang dipesan konsumen. Dengan begitu dapat
memperkecil modal.

C. Isu-Isu terkini Perbankan Syariah pada era 4.0 terkait E-Marketing & E-Commerce
Beberapa isu terkini yang relevan dengan perbankan syariah dalam era 4.0
terkait dengan e-marketing dan e-commerce meliputi:
1. Keamanan dan Privasi Data: Dengan meningkatnya penggunaan platform
digital dalam perbankan syariah, perlindungan data menjadi sangat penting. Isu
keamanan data dan privasi pengguna menjadi perhatian utama karena potensi
ancaman cyber seperti peretasan, phising, dan malware semakin meningkat.
2. Regulasi dan Kepatuhan Syariah: Dalam konteks perbankan syariah, peraturan
dan kepatuhan terhadap prinsip syariah menjadi krusial. Sementara aturan dan
regulasi terus berkembang, bank-bank syariah perlu memastikan bahwa semua
praktik e-marketing dan e-commerce mereka sesuai dengan standar syariah
yang berlaku.
3. Pendidikan dan Kesadaran Masyarakat: Meskipun pertumbuhan perbankan
syariah telah pesat, masih ada kebutuhan untuk meningkatkan pemahaman dan
kesadaran masyarakat tentang produk dan layanan perbankan syariah. Strategi
e-marketing dan e-commerce harus dirancang untuk mendidik masyarakat
tentang prinsip-prinsip syariah dan manfaat produk syariah.
4. Pengembangan Teknologi yang Sesuai Syariah: Dalam penggunaan teknologi
digital, perbankan syariah perlu memastikan bahwa semua inovasi dan solusi
teknologi mereka sesuai dengan prinsip-prinsip syariah. Hal ini termasuk
pengembangan platform e-commerce dan e-marketing yang mematuhi hukum
syariah dalam hal riba, gharar (ketidakpastian), dan muamalah lainnya.
5. Kemitraan dan Kolaborasi dengan Startup FinTech: Perbankan syariah dapat
memanfaatkan inovasi dari perusahaan startup FinTech untuk meningkatkan
layanan dan pengalaman pelanggan mereka. Kolaborasi dengan startup FinTech
yang memahami pasar dan kebutuhan konsumen dapat membantu bank syariah
untuk mengembangkan solusi e-marketing dan e-commerce yang lebih inovatif
dan efektif.
6. Penguatan Branding dan Citra: Dalam lingkungan digital yang penuh dengan
persaingan, bank-bank syariah perlu fokus pada penguatan branding dan citra
mereka secara online. Ini melibatkan penggunaan strategi e-marketing yang
tepat, konten yang relevan, dan interaksi yang aktif dengan pelanggan untuk
membangun kesadaran merek yang kuat dan kepercayaan konsumen.
7. Analisis Data dan Pengambilan Keputusan: Dengan penggunaan platform
digital yang semakin meluas, bank-bank syariah memiliki akses ke jumlah data
besar tentang perilaku konsumen dan tren pasar. Penting bagi mereka untuk
menggunakan analisis data yang cerdas untuk memahami kebutuhan pelanggan,
mengidentifikasi peluang pasar, dan mengambil keputusan yang tepat dalam
strategi e-marketing dan e-commerce mereka.

Mengatasi isu-isu ini akan menjadi kunci untuk pertumbuhan dan keberhasilan
jangka panjang perbankan syariah dalam era 4.0, di mana teknologi digital dan
platform online memainkan peran penting dalam memenuhi kebutuhan pelanggan
dan mengoptimalkan operasi bisnis.
BAB III
PENUTUP

KESIMPULAN
Dari pembahasan yang telah dilakukan, dapat disimpulkan beberapa hal penting
terkait dengan E-Marketing dan E-Commerce dalam konteks perbankan syariah:

1. Pergeseran dari Marketing Offline ke E-Marketing:


a. E-Marketing telah mengubah cara perusahaan berinteraksi dengan
pelanggan mereka. Seiring dengan berkembangnya teknologi,
perusahaan mulai memanfaatkan internet sebagai platform
pemasaran yang efektif.
b. Sebelumnya, pemasaran bergantung pada metode tradisional seperti
iklan cetak, televisi, dan radio. Namun, dengan munculnya internet,
perusahaan beralih ke strategi pemasaran online yang lebih interaktif
dan efisien.
2. Kelebihan dan Kekurangan E-Marketing:
a. Kelebihan E-Marketing meliputi jangkauan global, biaya yang lebih
rendah, targeting yang lebih efektif, pelacakan kinerja, dan interaksi
yang lebih baik dengan konsumen.
b. Kekurangan E-Marketing termasuk ketergantungan pada teknologi,
persaingan yang ketat, kebutuhan akan keahlian khusus, risiko
kecurangan data, dan keterbatasan interaksi manusia.
3. Peran Penting E-Marketing dalam Industri Perbankan Syariah:
a. E-Marketing membantu perbankan syariah meningkatkan
keterjangkauan dan aksesibilitas bagi calon nasabah.
b. Melalui e-Marketing, bank syariah dapat mempromosikan produk
dan layanan mereka secara efektif, memberikan edukasi kepada
masyarakat tentang prinsip-prinsip syariah, meningkatkan layanan
pelanggan, menggunakan analitik untuk pengambilan keputusan,
menawarkan produk yang personal, dan mengikuti perkembangan
teknologi.
4. Jenis-Jenis E-Commerce:
a. E-Commerce memiliki berbagai jenis transaksi, mulai dari
classifieds, marketplace C2C, shopping mall, toko online B2C,
hingga sosial media shop.
b. Setiap jenis e-commerce memiliki karakteristiknya sendiri, seperti
memperluas pasar, biaya terkendali, efisien, efektif, dan cash flow
yang terjamin.
5. Isu-Isu Terkini Perbankan Syariah pada Era 4.0 Terkait dengan E-Marketing
& E-Commerce:
a. Keamanan dan privasi data, regulasi syariah, pendidikan dan
kesadaran masyarakat, pengembangan teknologi yang sesuai
syariah, kolaborasi dengan startup FinTech, penguatan branding dan
citra, serta analisis data dan pengambilan keputusan, merupakan isu-
isu krusial yang perlu diperhatikan oleh perbankan syariah.
DAFTAR PUSTAKA

Achjari, Dadi. (2011). “Potensi Manfaat dan Problem di E-Commerce”. Jurnal Ekonomi dan
Bisnis Indonesia. Vol. 15. No.3. Hlm 388.

Wahyudiyono. (2016). “Transaksi E-Commerce Masyarakat Jawa Timur”. Jurnal Komunikasi, Media
dan Informatika, Vol.6 No.3. Hlm, 4.

Marketeers.com. (2022, 28 Desember). E Marketing adalah: Definisi, Tujuan hingga Analisis Target
Pasar. Diakses pada tanggal 3 Maret 2024, dari https://www.marketeers.com/e-marketing-adalah-
definisi-tujuan-hingga-analisis-target-pasar/

Anda mungkin juga menyukai