Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH SISTEM INFORMASI MANAJEMEN

PASAR DIGITAL E-COMMERCE DAN BARANG DIGITAL

DISUSUN OLEH :
Kelompok 2

1. Zerti Oktaveni (01031482225009)


2. Nabilah Delia Hapsari (01031482225011)
3. Nadya Mara’tus Solikhah (01031482225028)
4. Rena Anggraini (01031482225030)
5. Muhammad Ihsan Hidayatullah (01031482124020)
6. Firos Zacky Muhammad (01031482124039)

FAKULTAS EKONOMI PROGRAM STUDI AKUNTANSI


UNIVERSITAS SRIWIJAYA
PALEMBANG
2022/2023
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Berkembangnya teknologi informasi menyebabkan dunia baru yang disebut


dengan dunia maya terbentuk. Dalam dunia baru ini, masing-masing individu berhak
untuk melakukan interaksi dengan individu lain tanpa ada batasan apapun yang
menghalanginya.

Dari semua aspek kehidupan manusia yang terdampak perkembangan


teknologi informasi, khususnya internet, sektor bisnis adalah yang paling terpengaruh
dan paling cepat tumbuh.

Mobilitas manusia yang cenderung tinggi menuntut dunia perdagangan untuk


mampu menyediakan layanan jasa serta barang dengan cepat. Sebagai solusi untuk
menghadapi masalah tersebut, saat ini transaksi bahkan dapat dilakukan dengan media
internet yang menghubungkan antara konsumen dengan produsen.

Transaksi ini biasa dikenal dengan e-commerce dan e-business. Melalui e-


commerce inilah manusia yang ada di permukaan bumi memiliki kesempatan yang
lebih besar untuk berbisnis di dunia maya. Berangkat dari fakta tersebut, kami
mencoba untuk membahas e-commerce dengan menyusun contoh makalah e
commerce ini.

B. Rumusan Masalah

Rumusan masalah yang akan dibahas dalam contoh makalah e commerce ini ialah
sebagai berikut:

1. Apa tujuan dan fitur unik dari e-commerce?

2. Apa saja dasar-dasar bisnis e-commerce?

3. Bagaimana model penerimaan dan pemasukan dari e-commerce?

4. Bagaimana cara e-commerce mentransformasikan sebuah pemasaran, serta


mempengaruhi transaksi bisnis ke bisnis?

5. Apa manfaat e-commerce?

6. isu-isu apa saja yang akan dihadapi ketika membangun sebuah bisnis e-
commerce?
C. Tujuan

Adapun tujuan dari penyusunan contoh makalah e commerce ini ialah sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui tujuan dan fitur unik dari e-commerce

2. Untuk mengetahui dasar-dasar bisnis e-commerce

3. Untuk mengetahui Bagaimana model penerimaan dan pemasukan dari e-


commerce

4. Untuk mengetahui bagaimana cara e-commerce mentransformasikan sebuah


pemasaran, serta mempengaruhi transaksi bisnis ke bisnis

5. Untuk mengetahui manfaat e-commerce

6. Untuk mengetahui isu-isu apa saja yang akan dihadapi ketika membangun
sebuah bisnis e-commerce
BAB II

PEMBAHASAN

A. Tujuan dan fitur unik dari e-commerce

E-commerce adalah bagian dari e-business di mana e-business memiliki


cakupan yang lebih luas, bukan hanya sekedar perniagaan namun juga meliputi
pengkolaborasian mitra bisnis, lowongan pekerjaan, pelayanan nasabah dan lain
sebagainya. E-commerce merupakan satu set dinamis teknologi, aplikasi dan proses
bisnis yang menghubungkan perusahaan, konsumen dan komunitas tertentu melalui
transaksi elektronik dan perdagangan barang, jasa, dan informasi yang dilakukan
secara elektronik

Adapun tujuan dari E-Commerce yaitu :

a. Dapat meningkatkan market exposure (pangsa pasar).

Transaksi on-line yang membuat semua orang di seluruh dunia dapat memesan dan
membeli produk yang dijual hanya dengan melalui media computer dan tidak terbatas
jarak dan waktu.

b. Menurunkan biaya operasional (operating cost).

Transaksi E-Commerce adalah transaksi yang sebagian besar operasionalnya


diprogram di dalam komputer sehingga biaya-biaya seperti showroom, beban gaji
yang berlebihan, dan lain-lain tidak perlu terjadi

c. Melebarkan jangkauan (global reach).

Transaksi on-line yang dapat diakses oleh semua orang di dunia tidak terbatas tempat
dan waktu karena semua orang dapat mengaksesnya hanya dengan menggunakan
media perantara komputer.

d. Meningkatkan customer loyalty.


Ini disebabkan karena sistem transaksi E-Commerce menyediakan informasi secara
lengkap dan informasi tersebut dapat diakses setiap waktu selain itu dalam hal
pembelian juga dapat dilakukan setiap waktu bahkan konsumen dapat memilih sendiri
produk yang dia inginkan.

e. Meningkatkan supply management.

Transaksi E-Commerce menyebabkan pengefisienan biaya operasional pada


perusahaan terutama pada jumlah karyawan dan jumlah stok barang yang tersedia
sehingga untuk lebih menyempurnakan pengefisienan biaya tersebut maka sistem
supply management yang baik harus ditingkatkan.

f. Memperpendek waktu produksi.

Pada suatu perusahaan yang terdiri dari berbagai divisi atau sebuah distributor di
mana dalam pemesanan bahan baku atau produk yang akan dijual apabila kehabisan
barang dapat memesannya setiap waktu karena on-line serta akan lebih cepat dan
teratur karena semuanya secara langsung terprogram dalam komputer.

E- Commerce memiliki fitur unik diantaranya sebagai berikut :

1. Ubiquity. Fitur unik yang menjelaskan kehadiran e-commerce di mana saja,


seperti rumah dan kantor, melalui perangkat seluler, di setiap waktu. Marketplace
yang ditawarkan e-commerce telah melampaui batas pasar secara tradisional dan
bukan lagi lokasi yang terikat pada waktu dan tempat tertentu. Marketplace, yang
selama ini merupakan ruang fisik yang didatangi untuk bertransaksi, diperluas
dengan memberikan kesempatan kepada pelanggan untuk berbelanja kapan saja,
di mana saja. Marketplace bertransformasi menjadi marketspace yang melampaui
ruang fisik. Marketspace diciptakan untuk meningkatkan kenyamanan pelanggan
serta mengurangi biaya berbelanja.

2. Jangkauan global (global reach). Pemanfaatan teknologi memungkinkan aktivitas


e-commerce melampaui batas negara, bahkan menjangkau seluruh penjuru dunia.
Semua pihak yang terlibat dapat beraktivitas dengan nyaman dan murah. Peluang
e- commerce sangat besar karena perkembangannya sejalan dengan
perkembangan populasi daring dunia, sehingga perusahaan kecil skala lokal
berpeluang menjangkau pasar nasional. Perdagangan dapat dilakukan melampaui
batas-batas budaya dan negara tanpa hambatan. Marketspace memiliki potensi
jutaan pelanggan dan jutaan bisnis di seluruh dunia.

3. Standar universal (universal standards). E-commerce bekerja dengan teknologi


yang memiliki kesamaan standar secara universal. Teknologi yang digunakan
bersifat umum, dan dengan demikian tidak mahal, serta bersifat global. Fitur ini
otomatis menurunkan biaya bagi pedagang yang hendak memasuki pasar. Pada
akhirnya, konsumen mendapatkan manfaat dengan penurunan biaya pencarian
barang dan jasa.

4. Kekayaan (richness). E-commerce memunculkan pesan yang lebih kaya dengan


memanfaatkan teknologi terbaru yang memiliki fitur pesan berupa video, audio,
dan teks. Kemampuan e-commerce ini melampaui pesan pemasaran sebelumnya
yang mengandalkan pers, radio, dan televisi. Pesan pemasaran e-commerce
memanfaatkan video, audio dan teks yang terintegrasi ke dalam satu pesan
pemasaran dan memberikan pengalaman melakukan konsumsi. Kekayaan fitur
pesan-pesan pemasaran e-commerce memungkinkan penjualan barang dan jasa
dengan fitur yang kompleks. Sebelumnya dibutuhkan tenaga penjual yang banyak
untuk melakukan presentasi tatap muka demi menyasar khalayak yang luas.

5. Interaktivitas (interactivity). Teknologi yang digunakan mampu bekerja secara


interaktif dengan pengguna dan memudahkan komunikasi dua arah. Ini berbeda
dengan teknologi lama yang bersifat satu arah. Pelanggan dapat terlibat dalam
dialog yang dinamis dan melakukan penyesuaian pengalaman yang bersifat
perorangan. Selain itu, fitur ini juga mampu mendorong pelanggan berpartisipasi
dalam proses memperkenalkan produk ke pasar. Pelanggan mendapatkan
pengalaman yang serupa dengan pengalaman interaksi tatap muka. Fitur komen,
forum komunitas, dan jaringan sosial dengan fungsi-fungsi bersama seperti
tombol like dan share memudahkan pelanggan berinteraksi dengan pedagang dan
pengguna lain.

6. Kepadatan informasi (information density). Teknologi yang dimanfaatkan oleh e-


commerce secara cepat meningkatkan kepadatan informasi. Kepadatan tersebut
adalah jumlah total dan kualitas informasi yang tersedia dan bersumber dari
partisipan pasar, pelanggan dan pedagang. Biaya pemrosesan, penyimpanan, dan
pengkomunikasian informasi turun secara drastis di satu sisi, sementara nilai
keuangan, akurasi, dan waktu meningkat pesat. Informasi menjadi melimpah,
murah, dan akurat. Kepadatan informasi menyebabkan berkurangnya informasi
asimetri di antara partisipan, dan harga semakin transparan karena pelanggan
dapat menemukan variasi harga. Bahkan pelanggan dapat memperkirakan harga
aktual pedagang dari suatu produk. Berkurangnya asimetri dan semakin
transparannya harga menyebabkan harga-harga semakin kompetitif. Hal ini tentu
menguntungkan pelanggan. Pedagang diuntungkan karena dapat menemukan
lebih banyak calon pelanggan dan melakukan segmentasi serta menetapkan harga
yang sesuai.

7. Personalisasi atau kastomisasi (personalization/customization). Teknologi


memungkinkan pesan disampaikan secara personal baik untuk perorangan
maupun kelompok. Pesan pemasaran bersifat personal diikuti dengan kustomisasi
produk dan jasa yang dapat dilakukan berdasarkan karakter individual pelanggan.
Pedagang dapat menarget pelanggan berdasarkan nama, ketertarikan, dan riwayat
pembelajaan di masa lalu. Berdasarkan target tersebut, pedagang dapat beriklan
secara cepat dan akurat. Kastomisasi dilakukan mengikuti preferensi dan perilaku
pelanggan di masa lalu.

8. Teknologi sosial (social technology). Media daring dan model bisnis baru
memungkinkan pengguna secara mandiri menciptakan pesan dan
mendistribusikannya. Langkah ini juga mendukung terciptanya jaringan sosial.

B. Dasar-dasar bisnis e-commerce

Dasar-dasar e-commerce yaitu sebagai berikut :

1. Automation: Otomasi bisnis proses sebagai pengganti proses manual (konsep


“enterprise resource planning”)

2.Streamlining / Integration: Proses yang terintegrasi untuk mencapai hasil yang


efisien dan efektif (konsep “just in time”).
3.Publishing: Kemudahan berkomunikasi dan berpromosi untuk produk dan jasa yang
diperdagangkan (konsep “electronic cataloging”)
4. Interaction: Pertukaran informasi/data antar pelaku bisnis dengan
meminimalisasikan human error (konsep “electronic data interchange”)
5.Transaction: Kesepakatan dua pelaku bisnis untuk bertransaksi dengan melibatkan
institusi lain sebagai fungsi pembayar (konsep “electronic payment”)

C. Model penerimaan dan pemasukan e-commerce

Dalam aplikasi e-commerce isu penggunaan menjadi makin komplek


mengingat dimensi e-commerce tidak hanya merupakan sistem yang baru tetapi juga
model bisnis yang baru. E-commence akan sangat sensitive pada isu keamanan dan
risiko yang akan berdampak pada kepercayaan pengguna untuk menggunakan
ecommerce. Penggunaan TAM sebagai model dasar penerimaan e-commerce banyak
diadopsi peneliti. Sebagian besar peneliti menambahkan faktor trust dan risiko
sebagai faktor yang berpengaruh terhadap penggunaan e-commerce.

TAM digunakan sebagai dasar dari berbagai studi sistem informasi tekhnologi
(Pavlou, 2003). TAM menggunakan dua variabel untuk penerimaan tekhnologi, yaitu
kemudahan pemakaian persepsian (perceived ease of use) dan kegunaan persepsian
(perceived usefulness). Kegunaan persepsian menjelaskan persepsi pengguna bahwa
sistem akan meningkatkan kinerja di tempat kerja, kemudahan penggunaan persepsian
menjelaskan persepsi pengguna terhadap usaha yang dibutuhkan untuk menguasai
sistem atau kepercayaan penggunaan untuk menggunakan sistem tidak memerlukan
usaha yang banyak.

Metode Technology Acceptance Model (TAM) merupakan metode yang


mempunyai kontribusi tinggi dalam monitoring implementasi Information
Technology (Gunawan & Lynawati, 2018). TAM pertama kali diperkenalkan
sebagai perluasan teori dari Theory of Reasoned Action (TRA). TRA adalah model
yang berdomain pada ilmu psikologi social yang mengatakan bahwa perilaku
seseorang ditentukan oleh niat seseorang untuk melakukan perilaku dan niat ini
dipengaruhi oleh subjective norm dan sikap terhadap perilaku (Davis et al.,
1989). TAM diadaptasi dari TRA mengusulkan dua anggapan, perceived usefulness
dan perceived ease of use sebagai pendorong utama untuk penerimaan teknologi.
Perceived usefulness didefinisikan sebagai sejauh mana seseorang percaya bahwa
menggunakan sebuah sistem akan meningkatkan kinerja pekerjaannya, dan
perceived ease of use didefinisikan sebagai sejauh mana seeorang percaya bahwa
menggunakan sebuah sistem akan bebas dari upaya fisik dan mental (Davis et al.,
1989). Suatu kerangka penelitian teoritis baru bergantung kepada factor-faktor dan
tidak terbatas pada hal-hal berikut: masalah dan tujuan penelitian, analisis
kesenjangan, pasar sasaran (pengguna atau pengembang, dll), tujuan organisasi
dan pemahaman tentang model dan teori adopsi teknologi berdasarkan bahan yang
tersedia dan lain-lain (P. Lai, 2017).

D. Cara e-commerce mentransformasikan sebuah pemasaran, serta mempengaruhi


transaksi bisnis ke bisnis

Perdagangan antara perusahaan bisnis (business-to-businesscommerce atau


B2B) mewakili pasar yang sangat besar. Bisnis-ke-bisnis e-commerce mengacu pada
transaksi komersial yang terjadi di antaraperusahaan bisnis. Semakin banyak,
transaksi ini mengalir melalui berbagai mekanisme yang memungkinkan Internet.
Sekitar 80 persen e-commerceonline B2B masih berbasis pada sistem proprietary
untuk electronic datainterchange (EDI). EDI awalnya mengotomatisasi pertukaran
dokumenseperti pesanan pembelian, faktur, dan pemberitahuan pengiriman.
Meskipunbeberapa perusahaan masih menggunakan EDI untuk otomasi
dokumen,perusahaan-perusahaan yang terlibat dalam pengisian persediaan just-in-
timedan penggunaan kontinu menggunakan EDI sebagai sistem untukpenambahan
terus-menerus. Pemasok memiliki akses online ke bagian-bagian yang dipilih dari
jadwal produksi dan pengiriman perusahaanpembelian dan secara otomatis mengirim
barang dan barang untukmemenuhi target yang ditentukan sebelumnya tanpa
intervensi oleh agenpembelian perusahaan.
Teknologi Internet dan Web memungkinkan bisnis membuat etalase elektronik
baru untuk dijual ke bisnis lain dengan display grafis multimedia dan fitur interaktif
yang serupa dengan perdagangan B2C. Jaringan industri swasta biasanyaterdiri dari
perusahaan besar yang menggunakan ekstranet untuk terhubung kepemasok dan mitra
bisnis utama lainnya. Jaringan tersebut dimiliki oleh pembeli,dan memungkinkan
perusahaan dan pemasok, distributor, dan mitra bisnis lainnyauntuk berbagi desain
dan pengembangan produk, pemasaran, penjadwalan produksi, manajemen
persediaan, dan komunikasi tidak terstruktur, termasuk grafikdan e-mail. Istilah lain
untuk jaringan industri swasta adalah pertukaran pribadi.Pasar bersih, yang kadang-
kadang disebut e-hub, menyediakan satu pasar digitalberbasis teknologi internet untuk
berbagai pembeli dan penjual. Bursa secaraindependen memiliki pasar bersih pihak
ketiga yang menghubungkan ribuanpemasok dan pembeli untuk titik pembelian.

E. Manfaat e-commerce

E-commerce adalah salah satu bisnis yang paling sering digeluti oleh masyarakat di
Indonesia karena memberikan keuntungan yang menjanjikan. Hal ini sudah jelas
karena terdapat beberapa manfaat e-commerce yang diberikan baik kepada pemilik
usaha ataupun konsumen.

 Manfaat e-commerce bagi pelaku usaha :

1. Penjualan global. Dengan adanya e-commerce memungkinkan sebuah perusahaan


atau pemilih usaha untuk dapat menjual produk yang mereka buat kepada konsumer
yang lebih banyak. Seolah-olah batas antar negara semakin hilang. Dengan kata lain,
perusahaan dapat mencakup pasar yang lebih luas. Contoh, perusahaan pengrajin
ukiran jepara di Indonesia dapat memasarkan produknya ke semua negara tanpa
membuka toko di negara tujuan.

2. Pengurangan infrastruktur perusahaan. Dengan adanya e-commerce, perusahaan atau


pemilik usaha tidak perlu membuka banyak cabang penjualan ataupun distribusi (akan
tetapi dalam beberapa kasus, banyak e-commerce yang tetap membuka gudang
penyimpanan ataupun produksi di berbagai negara untuk mempermudah konsumen
dalam shipping barang).

3. Pengurangan biaya perusahaan/meningkatkan keuntungan bersih. Dengan adanya e-


commerce, pemilik usaha atau perusahaan tidak perlu mengeluarkan biaya yang
berlebih dalam menyediakan banyak toko atau gedung serta pegawai yang banyak.
Hal ini akan meningkatkan keuntungan dengan menurunkan biaya operasional
perusahaan.

4. Pengurangan harga produk. Dengan adanya e-commerce, harga barang dapat ditekan


semurah mungkin dikarenakan akumulasi dari beberapa manfaat diatas, sehingga
konsumen lebih tertarik membeli dan jangkauan juga semakin luas dari berbagai
lapisan masyarakat.

 Manfaat dan Keuntungan e-commerce bagi konsumen :

1. Belanja 24/7. Manfaat e-commerce yang satu ini sangat membantu konsumen dalam


melakukan pengecekan, perencanaan ataupun langsung pembelian atau pemesanan
jasa ataupun barang pada usaha tertentu. Berbeda dengan toko yang biasanya tutup
pada jam malam seperti toko buku yang hanya terbuka mulai dari jam 9 pagi hingga
jam 9 malam. Toko buku online dapat terbuka untuk pengecekan dan pembelian 24
jam selama 7 hari atau non-stop. Perbedaan waktu karena lokasi wilayah yang
berbeda bukan kendala dalam melakukan e-commerce.

2. Menghemat waktu. Tidak perlu dating ke toko dalam membeli produk langsung,
cukup membuka website, barang dapat langsung dipesan, dan barangpun dapat
dikirim ke alamat yang dituju.

3. Barang/jasa semakin murah. Manfaat e-commerce yang terasa sangat dirasakan oleh


konsumen adalah mendapatkan harga yang lebih murah karena perusahaan dapat
memotong biaya operasional sehingga mampu memberikan harga yang lebih murah.
Juga bila dibandingkan dengan bila dibandingkan dengan membeli secara
konvensional yang harus datang ke toko, pembeli harus mengalokasikan biaya
transportasi, parkir, untuk beberapa pembeli dalam membeli sesuatu disertai dengan
membeli makan atau minum,   dan biasanya pembeli cenderung akan membeli
barang-barang lain yang tidak direncanakan sebelumnya.

4. Konsumen mampu membandingkan lebih akurat. Dengan adanya e-


commerce khususnya berbasis online, konsumen mampu membandingkan banyak
produk sekaligus, tinggal klik, berbeda dengan toko biasa, anda harus berjalan ke
beberapa tempat sekaligus apalagi yang berbeda toko. Dengan e-commerce anda
tinggal buka komputer, dan cek berbagai harga barang diberbagai toko online, cari
yang murah tanpa harus berpindah tempat. Contohnya dengan  membuka Lazada,
Tokopedia, OLX, dan toko online lainnya.

5. Pembeli lintas batas. Dengan adanya e-commerce, pembeli mampu membeli barang


atau jasa dari luar negara tanpa harus ke luar negeri.  Contoh pembeli  dapat memesan
sepatu nike super original dari USA tanpa harus ke Amerika.

F. Isu-isu apa yang dihadapi ketika membangun sebuah bisnis e-commerce


Persaingan pasar e-commerce saat ini lebih kompetitif dengan banyaknya
pilihan. Tentunya, investor ingin menjadi lebih agresif dan fokus dengan strategi
investasi dan mencari peluang untuk mendapatkan keuntungan yang lebih besar,
khususnya pada emerging markets atau pasar negara berkembang.

Banyak pelaku e-commerce yang menyebutkan bahwa pasar Indonesia sangat


unik, terlebih adanya MEA (Masyarakat Ekonomi ASEAN) membuat pemain e-
commerce Indonesia harus mempersiapkan diri dari gempuran pemain asing yang
ingin merebut pasar tanah air. Untuk itu, banyak pembenahan yang harus dilakukan,
khusunya menyelesaikan beberapa isu yang bisa membuat perkembangan e-
commerce di Indonesia menjadi stagnan, seperti:

1. Perilaku
Perilaku pembelian barang secara online baru terbiasa pada kebanyakan orang
Indonesia yang tinggal di kota-kota besar. Banyak masyarakat Indonesia kurang
percaya dalam melakukan pembelian di e-commerce dikarenakan dan mereka tidak
percaya, takut penipuan, dan kurangnya kredibilitas/reputasi yang diberikan oleh
pedagang atau e-commerce.

2. Sistem Pembayaran
Tantangan besar dalam bisnis e-commerce adalah menumbuhkan kepercayaan
masyarakat, khususnya dalam metode pembayaran. Berkembanganya bisnis e-
commerce tidak berbanding lurus dengan sistem pembayaran yang modern. Masih
banyak pelaku e-commerce menggunakan cara-cara yang konvensional sebagai
metode pembayaran, yang tentunya berimbas kepada cara distribusi dan sistem. Hal
ini dibuktikan dengan masih banyaknya konsumen lebih memilih transaksi tunai (cash
on delivery) dibandingkan transaksi digital. Meskipun kasus penipuan di dunia online
sudah mulai menurun, namun kepercayaan masyarakat masih sangat rendah untuk
melakukan pembayaran secara online. Tentunya, edukasi yang lebih baik mengenai
hal ini menjadi tantangan tantangan serius yang harus segera diatasi bersama.

3. Permasalahan Logistik
Hal lainnya yang muncul sebagai isu besar adalah efisiensi dan efektivitas logistik
untuk mengatur pengiriman barang. Isu ini cukup penting mengingat banyaknya kasus
dimana publik yang merasa tidak mau berbelanja online karena masalan yang
dihadapi dalam pengiriman barang. Beberapa hal seperti keterlambatan pengiriman,
barang yang salah alamat, barang rusak, salah pengiriman, dan lainnya ini tentu
menjadi ancaman besar pada pelaku industri e-commerce. Perusahaan e-commerce
harus fokus dalam menyelesaikan permasalahan ini, karena ini menyangkut
kepercayaan konsumen dalam melakukan transaksi. Peningkatan infrastruktur
transportasi dan kualitas layanan logistik wajib dilakukan untuk menjaga agar
konsumen tidak hilang. Beberapa konsep baru seperti perintisan in-house delivery,
pembanguna psat distribusi di daerah atau penerapan metode Online to Offline (O2O)
adalah beberapa alternatif solusi yang juga bisa dijalankan untuk mengatasi
permasalahan ini.

4. Regulasi dan Kebijakan Pemerintah


Kebijakan dan regulasi dari pemerintah sering kali berubah seiring dengan
berubahnya kepemimpinan. Terdapat beberapa wacana yang membuat pelaku usaha
online ini cemas, seperti isu tentang penetapan pajak, sertifikasi, perlakuan terhadap
investor serta masih ditetapkannya e-commerce Indonesia sebagai DNI (Daftar
Negatif Investasi) dan lain-lain menjadikan usaha ini menjadi penuh resiko yang
besar. Tentu saja para pelaku e-commerce tidak diam dengan berbagai rencana
penataan dan pengaturan bisnis e-commerce oleh pemerintah. Mereka dengan
beberapa asosiasi e-commerce yang ada terus berusaha membuat dan mempengaruhi
pemerintah agar kebijakan dan peraturan yang ditetapkan nantinya menguntungkan
dan tidak membebani para pelaku e-commerce tanah air.

5. Penggunaan Perangkat Mobile


Pengguna ponsel sangat besar di Indonesia, namun banyak perusahaan e-commerce
tidak melakukan sesuatu yang signifikan bagi pengguna mobile mereka, kecuali
perusahaan e-commerce besar. Sebagian besar startups e-commerce mendorong situs
desktop mereka, bukannya memberikan pengalaman yang baik pada belanja mobile.
Kalau ada yang bisa memecahkan hal ini, yang bisa menetapkan standar baru untuk e-
commerce.
BAB III

PENUTUP

E-commerce adalah bagian dari e-business di mana e-business memiliki


cakupan yang lebih luas, bukan hanya sekedar perniagaan namun juga meliputi
pengkolaborasian mitra bisnis, lowongan pekerjaan, pelayanan nasabah dan lain
sebagainya. E-commerce merupakan satu set dinamis teknologi, aplikasi dan proses
bisnis yang menghubungkan perusahaan, konsumen dan komunitas tertentu melalui
transaksi elektronik dan perdagangan barang, jasa, dan informasi yang dilakukan
secara elektronik.

Perdagangan antara perusahaan bisnis (business-to-businesscommerce atau


B2B) mewakili pasar yang sangat besar. Bisnis-ke-bisnis e-commerce mengacu pada
transaksi komersial yang terjadi di antaraperusahaan bisnis. Semakin banyak,
transaksi ini mengalir melalui berbagai mekanisme yang memungkinkan Internet.
Sekitar 80 persen e-commerceonline B2B masih berbasis pada sistem proprietary
untuk electronic datainterchange (EDI). EDI awalnya mengotomatisasi pertukaran
dokumenseperti pesanan pembelian, faktur, dan pemberitahuan pengiriman.

Dasar-dasar e-commerce yaitu sebagai berikut :


 Automation: Otomasi bisnis proses sebagai pengganti proses manual (konsep
“enterprise resource planning”)

 Streamlining / Integration: Proses yang terintegrasi untuk mencapai hasil yang


efisien dan efektif (konsep “just in time”).

 Publishing: Kemudahan berkomunikasi dan berpromosi untuk produk dan jasa


yang diperdagangkan (konsep “electronic cataloging”)

 Interaction: Pertukaran informasi/data antar pelaku bisnis dengan


meminimalisasikan human error (konsep “electronic data interchange”)

 Transaction: Kesepakatan dua pelaku bisnis untuk bertransaksi dengan melibatkan


institusi lain sebagai fungsi pembayar (konsep “electronic payment”)

DAFTAR PUSTAKA

http://pusdiklat.kemendag.go.id/v2019/article/ecommerce#:~:text=Manfaat%20e
%2Dcommerce%20bagi%20pelaku,batas%20antar%20negara%20semakin%20hilang.

https://id.linkedin.com/pulse/isu-besar-e-commerce-di-indonesia-muhammad-rian-rahadian

https://www.coursehero.com/file/p5qvepp4/4-Bagaimana-e-commerce-memengaruhi-
transaksi-bisnis-ke-bisnis-Perdagangan-antara/

Anda mungkin juga menyukai