Anda di halaman 1dari 18

BISNIS E-COMMERCE

STUDI KASUS TIKTOK

Mata Kuliah Kewirausahaan dan Inovasi


Dosen Pengampu Dr. Wening Patmi Rahayu S.Pd, M.M dan Dr. Agung Winarno M.M

Oleh:
DWI ANDRYAN (220413813954)
IMAM SANUSI (220413810146)

PROGRAM STUDI MAGISTER MANAJEMEN


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS NEGERI MALANG
Februari 2023

BAB I
PENDAHULUAN

1. Latar Belakang
Dengan perkembangan teknologi informasi saat ini, telah menciptakan jenis-jenis
dan peluang-peluang bisnis yang baru di mana transaksi-transaksi bisnis makin banyak
dilakukan secara elektronika. Sehubungan dengan perkembangan teknologi informasi
tersebut memungkinkan setiap orang dengan mudah melakukan perbuatan hukum seperti
misalnya melakukan jual-beli (Gavansha, 2021).
Perkembangan internet memang cepat dan memberi pengaruh signifikan dalam
segala aspek kehidupan kita. Internet membantu kita sehingga dapat berinteraksi,
berkomunikasi, bahkan melakukan perdagangan dengan orang dari segala penjuru dunia
dengan murah, cepat dan mudah. Beberapa tahun terakhir ini dengan begitu merebaknya
media internet menyebabkan banyaknya perusahaan yang mulai mencoba menawarkan
berbagai macam produknya dengan menggunakan media ini (Octavia, 2021).
Dan salah satu manfaat dari keberadaan internet adalah sebagai media promosi
suatu produk. Suatu produk yang dionlinekan melalui internet dapat membawa
keuntungan besar bagi pengusaha karena produknya di kenal di seluruh dunia.
Penggunaan internet tidak hanya terbatas pada pemanfaatan informasi yang dapat
diakses melalui media ini, melainkan juga dapat digunakan sebagai sarana untuk
melakukan transaksi perdagangan yang sekarang di Indonesia telah mulai diperkenalkan
melalui beberapa seminar dan telah mulai penggunaannya oleh beberapa perusahaan yaitu
electronic commerce atau yang lebih dikenal dengan E-Commerce, yang merupakan
bentuk perdagangan secara elektronik melalui media internet (Octavia, 2021)
E-Commerce pada dasarnya merupakan suatu kontak transaksi perdagangan antara
penjual dan pembeli dengan menggunakan media internet. Jadi proses pemesanan barang
dikomunikasikan melalui internet (Agus, 2019)
Keberadaan E-Commerce merupakan alternatif bisnis yang cukup menjanjikan
untuk diterapkan pada saat ini, karena E-Commerce memberikan banyak kemudahan bagi
kedua belah pihak, baik dari pihak penjual (merchant) maupun dari pihak pembeli (buyer)
di dalam melakukan transaksi perdagangan, meskipun para pihak berada di dua benua
berbeda sekalipun (Rahmadi & Haryanto, 2019)
Dengan E-Commerce setiap transaksi tidak memerlukan pertemuan dalam tahap
negoisasi. Oleh karena itu jaringan internet ini dapat menembus batas geografis dan
teritorial termasuk yurisdiksi hukumnya.
1. Tujuan Penelitian
Tujuan pembuatan makalah ini antara lain untuk memahami bagaimana
perkembangan bisnis e-commerce pada tiktokshop.
2. Manfaat Penelitian
a. Manfaat Akademis
Memberikan khazanah keilmuan tentang bisnis e-commerce dan bagi penulis
berikutnya yang akan menulis terkait dengan pembahasan yang sejenis dapat
menjadi penulisan ini sebagai referensi serta memberikan kontribusi dalam
pengembangan teori.
b. Manfaat Praktis
1. Menjadi referensi bagi pembaca dan sebagai salah satu literatur yang bermanfaat
bagi pengembangan dalam lingkup pendidikan
2. Memberikan motivasi dan penyumbang gagasan kepada penulis selanjutnya yang
akan menulis tentang hal yang serupa berhubungan dengan bisnis e-commerce
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian E-Commerce
E-commerce adalah dimana dalam satu website menyediakan atau dapat
melakukan Transaksi secara online atau juga bisa merupakan suatu cara berbelanja
atau berdagang secara online atau direct selling yang memanfaatkan fasilitas Internet
dimana terdapat website yang dapat menyediakan layanan “get and deliver”.
E-commerce akan merubah semua kegiatan marketing dan juga sekaligus
memangkas biaya-biaya operasional untuk kegiatan trading (perdagangan). Adapun
pendapat mengenai pengertian E-Commerce bahwa E-commerce mengacu pada
internet untuk belanja online dan jangkauan lebih sempit. dimana E-commerce
adalah sub perangkat dari E-Bisnis.
Cara pembayarannya: melalui transfer uang secara digital seperti melalui
account paypal atau kartu credit Sedangkan, E-Bisnis mengacu pada internet tapi
jangkauan lebih luas. area bisnisnya terjadi ketika perusahaan atau individu
berkomunikasi dengan klien atau nasabah melalui e-mail tapi pemasaran atau
penjualan di lakukan dengan internet. dengan begitu dapat memberikan keuntungan
berupa keamanan fleksibililtas dan efisiensi. Cara pembayarannya yaitu dengan
melaui pembayaran digital secara E-Gold dan sudah di akui di seluruh dunia dalam
melakukan transaksi online.
Pada umumnya pengunjung Website dapat melihat barang atau produk yang
dijual secara online (24 jam sehari) serta dapat melakukan correspondence dengan
pihak penjual atau pemilik website yang dilakukan melalui email.
Dalam prakteknya, berbelanja di web memerlukan koneksi ke internet dan browser
yang mendukung transaksi elektronik yang aman, seperti Microsoft Internet
Explorer dan Netscape Navigator. Microsoft dan Netscape, bekerja sama dengan
perusahaan kartu kredit (Visa dan MasterCard), serta perusahaan-perusahaan
internet security (seperti VeriSign), telah membuat standar enkripsi khusus yang
membuat transaksi melalui web menjadi sangat aman.
Bahkan, Visa dan MasterCard menyediakan jaminan keamanan 100%
kepada pengguna credit cardnya yang menggunakan e-com. Adapun proses yang
terdapat dalam E-Commerce adalah sebagai berikut:
a. Presentasi electronis (Pembuatan Website) untuk produk dan layanan
b. Pemesanan secara langsung dan tersedianya tagihan. Secara otomatis
account pelanggan dapat secara aman (baik nomor rekening maupun
nomor kartu kredit).
c. Pembayaran yang dilakukan secara langsung (online) dan penanganan
transaksi.
B. Ruang Lingkup E-Commerce
1. Technologi
2. Marketing and “New Consumer Processes”.
3. Economic.
4. Electronic Linkage
5. Information Value Adding.
6. Market Making.
7. Service Infrastructure
8. Legal, privacy, and public policy

C. Jenis-Jenis E-Commerce
1. Business to Business (B2B)
Business to Business e-commerce umumnya menggunakan mekanisme
Electronic Data Interchange, B2B terjadi saat suatu perusahaan menjual
sebuah produk atau layanan kepada perusahaan lain. Karenanya, aktivitas
transaksi dalam bisnis ini biasanya dilakukan dengan jumlah dana dan
produk yang tidak sedikit.
Contoh e-commerce jenis ini adalah Electronic City.
2. Business to Consumer (B2C)
Business to Consumer e-commerce memiliki mekanisme untuk mendekati
consumer, B2C terjadi saat perusahaan menawarkan langsung produk atau
layanannya kepada calon konsumen. Berbeda dengan sebelumnya, biasanya
pebisnis menjual barang dengan cara mengecer.
Contoh e-commerce jenis ini adalah Lazada, Blibli, dan Shopee.
3. Perdagangan Kolabratif (collaborative commerce).
Kolaborasi semacam ini seringkali terjadi antara dan dalam mitra bisnis di
sepanjang rantai pasokan. e-Consumen to consumen (C2C) Di sebut juga
sebagai pelanggan ke palanggan yaitu orang yang menjual produk dan jasa
ke satu sama lain. Anda pasti pernah menjual kembali barang yang pernah
dibeli dengan embel-embel barang second hand? Aktivitas jual beli ini
dalam e-commerce masuk ke golongan C2C, yaitu konsumen menjual
barang ke konsumen lainnya secara individu.
Contoh e-commerce jenis ini adalah OLX dan Kaskus.
4. Comsumen to Business (C2B).
Kebutuhan atas suatu produk atau jasa tertentu, dan para pemasok bersaing
untuk menyediakan produk atau jasa tersebut ke konsumen. Tidak menutup
kemungkinan pula individu bisa menjual produk atau jasa kepada suatu
perusahaan besar. Seseorang dengan kemampuan atau skill khusus, seperti
graphic designer dapat menawarkan jasanya dan membuatkan logo untuk
perusahaan yang menjadi kliennya, atau seorang penulis membuatkan
tulisan untuk penerbit, dan sebagainya.
Contoh C2B adalah Freelancer.
5. Perdagangan Intrabisnis (Intraorganisasional)
Dalam situasi ini perusahaan menggunakan ecommerce secara internal
untuk memperbaiki operasinya.
6. Pemerintah ke Warga (Goverment to Citizen—G2C)
Penggunaan teknologi internet secara umum dan e-commerce secara khusus
untuk mengirimkan informasi dan layanan publik ke warga, mitra bisnis,
dan pemasok entitas pemerintah, serta mereka yang bekerja di sektor
publik.
7. Perdagangan Mobile (mobile commerce—m-commerce).
Ketika e-commerce dilakukan dalam lingkungan nirkabel, seperti
menggunakan telepon selluler berbelanja.

D. Manfaat e-Commerce
Perkembangan industri e-commerce di Indonesia sangat pesat. Dengan banyaknya
pebisnis online, Grameds mungkin bertanya-tanya apa manfaat dari e-commerce?
Berikut beberapa keuntungan yang bisa Grameds dapatkan dari e-commerce:
1. Jangkauan Yang Luas sebagai pemilik toko tradisional, Grameds hanya bisa
menghubungi pembeli dari wilayah yang sama. Apakah Grameds memiliki
situs web e-commerce atau tidak, maka dampaknya akan berbeda. Keuntungan
pertama dari e-commerce adalah pembeli di seluruh negeri dapat berdagang di
toko Anda.
2. Unlimited Hours Atau Tidak Dibatasi Oleh Waktu, Bisnis di dunia nyata dapat
dilakukan 24 jam sehari, tetapi biaya untuk mendukungnya sangat besar.
Pembeli dapat mengakses toko dan berbelanja online, bahkan ketika mereka
sedang tidur nyenyak. Manfaat e-commerce tentunya sangat bermanfaat disini
bagi kita semua.
3. Biaya Rendah, Biaya pengoperasian instalasi online jauh lebih rendah
daripada toko fisik. Paling tidak, Grameds tidak perlu memikirkan gaji
karyawan, sewa gedung, atau tagihan listrik.
4. Tidak Perlu Stok Barang Sendiri, Grameds bisa menjadi seorang dropshipper.
Metode pemasaran ini memungkinkan Grameds untuk menjual saat kehabisan
stok. Ketika pesanan tiba, cukup transfer ke produsen barang yang diinginkan.
5. Memproses transaksi dan pengiriman dengan mudah, Dengan tool online,
Grameds tidak perlu khawatir untuk memproses dan mengirimkan barang.
Saat ini terdapat berbagai layanan pembayaran elektronik yang diproses di
Internet. Pengiriman juga dapat dilacak secara online.
6. Dapat mempelajari kebiasaan pelanggan, Menjalankan bisnis online tanpa
memahami perilaku pelanggan artinya Grameds menyia-nyiakan investasi
dalam bisnis. Saat ini sudah banyak alat analisis yang dapat digunakan untuk
memeriksa data toko online, seperti: Google Analitik.
7. Bekerja dari Mana Saja, Seperti yang disebutkan sebelumnya, salah satu
manfaat e-commerce adalah selalu dapat diakses. Oleh karena itu, Grameds
dapat menjalankannya dari mana saja dengan perangkat dan koneksi internet
yang tepat.
E. Standar Teknologi E-Commerce
1. Electronic Data Interchange (EDI).
EDI adalah sebuah standar struktur dokumen yang dirancang untuk
memungkinkan organisasi besar untuk mengirimkan informasi melalui
jaringan prívat.
2. Open Buying on the Internet (OBI).
Adalah sebuah standar yang dibuat oleh Internet Purchasing Roundtable
yang akan menjamin bahwa berbagai sistem e-commerce dapat berbicara
satu dengan lainnya
3. Open Trading Protocol (OTP).
OTP sebetulnya merupakan standar kompetitor OBI yang dibangun oleh
beberapa perusahaan, seperti AT&T, IBM, dan Sun Microsystems
4. Open Profiling Standard (OPS).
OPS adalah untuk menolong memproteksi privasi pengguna tanpa menutup
kemungkinan untuk transaksi informasi untuk proses marketing dsb.
5. Secure Socket Layer (SSL).
Protokol ini di disain untuk membangun sebuah saluran yang aman ke
server.
6. Secure Electronic Transaction (SET).
SET akan mengekodekan nomor kartu kredit yang di simpan di server
merchant.
7. Truste.
Adalah sebuah partnership dari berbagai perusahaan yang mencoba
membangun kepercayaan public dalam e-commerce dengan cara
memberikan cap Good Housekeeping yang memberikan approve pada situs
yang tidak melanggar kerahasiaan konsumen.
F. Istilah-Istilah Dalam E-Commerce
1. Digital atau electronic cash, metode yang memungkinkan seseorang untuk
membeli barang atau jasa dengan cara mengirimkan nomor dari satu
komputer ke komputer yang lain.
2. Digital moneyterminologi global untuk berbagai e-cash dan mekanisme
pembayaran elektronik di Internet.
3. Disintermediation proses untuk memotong jalur perantara.
4. Electronic checks pada saat ini sedang di ujicoba oleh CyberCash, sistem
check elektronik seperti PayNow akan mengambil uang dari account check
di bank.
5. Electronic wallet: Pola pembayaran – seperti CyberCash Internet Wallet,
akan menyimpan nomor kartu kredit anda di harddisk anda dalam bentuk
terenkripsi yang aman. Anda akan dapat melakukan pembelian-pembelian
pada situs Web yang mendukung electronic wallet tersebut.
6. Extranet: sebuah kelanjutan dari intranet perusahaan yang mengkaitkan
jaringan internal satu perusahaan dengan jaringan internal supplier mereka
maupun pelanggan mereka.
7. Micropaymet: transaksi dalam jumlah kecil antara beberapa ratus rupiah
hingga puluhan ribu rupiah, misalnya untuk mengambil / mengakses grafik,
game maupun informasi.

G. Contoh E-Commerce
Banyak sekali yang dapat kita lakukan melalui E-Commerce yaitu:
1. Pembelian buku melalui online.
2. Pembelian elektronik melalui online.
3. Pembelian kendaraan melalui online.
4. Pembelian pakaian melalui online, dll.

H. Dampak Positif dan Negatif E-Commerce


Dampak positif:
1. Revenue Stream (aliran pendapatan) baru yang mungkin lebih menjanjikan
yang tidak bisa ditemui di sistem transaksi tradisional.
2. Dapat meningkatkan market exposure (pangsa pasar).
3. Menurunkan biaya operasional (operating cost).
4. Melebarkan jangkauan (global reach).
5. Meningkatkan customer loyality.
6. Meningkatkan supplier management.
7. Memperpendek waktu produksi.
8. Meningkatkan value chain (mata rantai pendapatan).
Dampak negatif:
1. Kehilangan segi finansial secara langsung karena kecurangan. Seorang penipu
mentransfer uang dari rekening satu ke rekening lainnya atau dia telah
mengganti semua data finansial yang ada.
2. Pencurian informasi rahasia yang berharga. Gangguan yang timbul bisa
menyingkap semua informasi rahasia tersebut kepada pihak-pihak yang tidak
berhak dan dapat mengakibatkan kerugian yang besar bagi si korban.
3. Kehilangan kesempatan bisnis karena gangguan pelayanan. Kesalahan ini
bersifat kesalahan non-teknis seperti aliran listrik tiba-tiba padam.
4. Penggunaan akses ke sumber oleh pihak yang tidak berhak. Misalkan seorang
hacker yang berhasil membobol sebuah sistem perbankan. Setelah itu dia
memindahkan sejumlah rekening orang lain ke rekeningnya sendiri.
5. Kehilangan kepercayaan dari para konsumen. Ini karena berbagai macam
faktor seperti usaha yang dilakukan dengan sengaja oleh pihak lain yang
berusaha menjatuhkan reputasi perusahaan tersebut.
6. Kerugian yang tidak terduga. Disebabkan oleh gangguan yang dilakukan
dengan sengaja, ketidakjujuran, praktek bisnis yang tidak benar, kesalahan
faktor manusia, kesalahan faktor manusia atau kesalahan sistem

I. Kelemahan dan Kendala E-Commerce


Menurut survey yang dilakukan oleh CommerceNet para pembeli / pembelanja
belum menaruh kepercayaan kepada e-commerce, mereka tidak dapat menemukan apa
yang mereka cari di e-commerce, belum ada cara yang mudah dan sederhana untuk
membayar. Di samping itu, surfing di e-commerce belum lancar betul. Pelanggan e-
commerce masih takut ada pencuri kartu kredit, rahasia informasi personal mereka
menjadi terbuka, dan kinerja jaringan yang kurang baik. Umumnya pembeli masih
belum yakin bahwa akan menguntungkan dengan menyambung ke Internet, mencari
situs shopping, menunggu download gambar, mencoba mengerti bagaimana cara
memesan sesuatu, dan kemudian harus takut apakah nomor kartu kredit mereka di
ambil oleh hacker.
Tampaknya untuk meyakinkan pelanggan ini, e-merchant harus melakukan
banyak proses pemandaian pelanggan. Walaupun demikian Gail Grant, kepala
lembaga penelitian di CommerceNet meramalkan sebagian besar pembeli akan
berhasil mengatasi penghalang tersebut setelah beberapa tahun mendatang.
Grant mengatakan jika saja pada halaman Web dapat dibuat label yang
memberikan informasi tentang produk dan harganya, akan sangat memudahkan untuk
search engine menemukan sebuah produk secara online. Hal tersebut belum terjadi
memang karena sebagian besar merchant ingin agar orang menemukan hanya produk
mereka tapi bukan kompetitor-nya apalagi jika ternyata harga yang diberikan
kompetitor lebih murah.
Untuk sistem bisnis-ke-bisnis, isu yang ada memang tidak sepelik di atas, akan
tetapi tetap ada isu-isu serius. Seperti para pengusaha belum punya model yang baik
bagaimana cara mensetup situs e-commerce mereka, mereka mengalami kesulitan
untuk melakukan sharing antara informasi yang diperoleh online dengan aplikasi
bisnis lainnya. Masalah yang barangkali menjadi kendala utama adalah ide untuk
sharing informasi bisnis kepada pelanggan dan supplier, hal ini merupakan strategi
utama dalam sistem e-commerce bisnis ke bisnis.
Kunci utama untuk memecahkan masalah adalah merchant harus
menghentikan pemikiran bahwa dengan cara menopangkan diri pada Java applets
maka semua masalah akan solved, padahal kenyataannya adalah sebetulnya merchant
harus me-restrukturisasi operasi mereka untuk mengambil keuntungan maksimal dari
e-commerce. Grant mengatakan, “E-commerce is just like any automation – it
amplifies problems with their operation they already had.”
J. Hubungan Hukum Antar Pelaku E-Commerce
Dalam bidang hukum misalnya, hingga saat ini Indonesia belum memiliki
perangkat hukum yang mengakomodasi perkembangan e-commerce. Padahal pranata
hukum merupakan salah satu ornamen utama dalam bisnis. Dengan tiadanya regulasi
khusus yang mengatur mengatur perjanjian virtual, maka secara otomatis perjanjian-
perjanjian di internet tersebut akan diatur oleh hukum perjanjian non elektronik yang
berlaku.
Hukum perjanjian Indonesia menganut asas kebebasan berkontrak berdasarkan
pasal 1338 KUHPerd. Asas ini memberi kebebasan kepada para pihak yang sepakat
untuk membentuk suatu perjanjian untuk menentukan sendiri bentuk serta isi suatu
perjanjian. Dengan demikian para pihak yang membuat perjanjian dapat mengatur
sendiri hubungan hukum diantara mereka.
Sebagaimana dalam perdagangan konvensional, e-commerce menimbulkan
perikatan antara para pihak untuk memberikan suatu prestasi. Implikasi dari perikatan
itu adalah timbulnya hak dan kewajiban yang harus dipenuhi oleh para pihak yang
terlibat. Didalam hukum perikatan Indonesia dikenal apa yang disebut ketentuan
hukum pelengkap. Ketentuan tersebut tersedia untuk dipergunakan oleh para pihak
yang membuat perjanjian apabila ternyata perjanjian yang dibuat mengenai sesuatu
hal ternyata kurang lengkap atau belum mengatur sesutu hal.
Ketentuan hukum pelengkap itu terdiri dari ketentuan umum dan ketentuan
khusus untuk jenis perjanjian tertentu. Jual-beli merupakan salah satu jenis perjanjian
yang diatur dalam KUHPerd, sedangkan e-commerce pada dasarnya merupakan
model transaksi jual-beli modern yang mengimplikasikan inovasi teknologi seperti
internet sebagai media transaksi.
Dengan demikian selama tidak diperjanjikan lain, maka ketentuan umum
tentang perikatan dan perjanjian jual-beli yang diatur dalam Buku III KUHPerd
berlaku sebagai dasar hukum aktifitas e-commerce di Indonesia. Jika dalam
pelaksanaan transaksi e-commerce tersebut timbul sengketa, maka para pihak dapat
mencari penyelesaiannya dalam ketentuan tersebut. Akan tetapi permasalahannya
tidaklah sesederhana itu. E-commerce merupakan model perjanjian jual- beli dengan
karakteristik dan aksentuasi yang berbeda dengan model transaksi jual-beli
konvensional, apalagi dengan daya jangkau yang tidak hanya lokal tapi juga bersifat
global. Adaptasi secara langsung ketentuan jual-beli konvensional akan kurang tepat
dan tidak sesuai dengan konteks e-commerce.
Oleh karena itu perlu analisis apakah ketentuan hukum yang ada dalam
KUHPerd dan KUHD sudah cukup relevan dan akomodatif dengan hakekat e-
commerce atau perlu regulasi khusus yang mengatur tentang e-commerce.

K. Perlindungan Pembeli dan Penjual


1. Perlindungan Pembeli
a. Carilah merek yang dapat dipercaya di berbagai situs
Cari alamat dan nomor telepon perusahaan yang situsnya belum anda
kenali, beserta nomor faksnya Periksalah Better Business Bureau.
Carilah segel autentifikasi seperti TRUST. Selidiki seberapa amannya
situs penjual dengan mempelajari prosedur keamanan. Pelajari
jaminan untuk uang kembali, garansi, serta perjanjian perbaikan.
Bandingkan harganya dengan ditoko biasa.
b. Carilah kesaksian dan pengesahan dalam situs komunitas serta papan
buletin yang terkenal. Kolsultasi dengan lembaga perlindungan
konsumen. Periksa consumerworld orang untuk daftar sumber yang
dapat bermanfaat.
2. Perlindungan Penjual.
Para penjual online juga membutuhkan perlindungan. Mereka harus
dilindungi dari pelanggan yang menolak untuk membayar dan yang
membayar dengan cek kosong serta dari klaim pembeli bahwa barang
dagangan tidak sampai. Mereka juga memiliki hak untuk dilindungi dari
penggunaan nama mereka oleh pihak lain serta dilindungi dari penggunaan
kata serta frase, slogan, dan alamat web milik mereka (perlindungan merek
dagang).
L. Dukungan E-Commerce di Indonesia
Dukungan pemerintah. Dukungan pemerintah yang masih belum jelas
ditambah dengan belum adanya kebijakankebijakan yang mendukung perkembangan
dari e-commerce ini dikeluarkan, belum jelasnya deregulasi dari system teknologi
informasi khususnya internet yang merupakan salah satu tulang punggung dari
perkembangan e-commerce, perbaikan sistem pabeanan dan deregulasi dalam ekspor
impor barang.

Studi kasus bisnis e-commerce: Tiktok Shop

Belakangan ini, TikTok menjadi salah satu media yang paling banyak digunakan oleh
masyarakat Indonesia. Hal ini terbukti dari jumlah unduhan TikTok yang mencapai lebih dari
500 juta pada tahun 2019 dan jumlahnya terus meningkat hingga saat ini. Salah satu alasan
TikTok sangat digandrungi oleh masyarakat Indonesia adalah TikTok menyajikan berbagai
macam hiburan berupa video singkat dari penggunanya, serta dapat digunakan sebagai
sumber referensi tempat-tempat menarik, makanan, serta banyak objek lainnya. Algoritma
TikTok yang mudah dipelajari menjadikannya sebagai salah satu alasan mengapa banyak
orang memilih TikTok untuk dijadikan wadah untuk mengasah kreativitasnya. Tidak perlu
memerlukan pengikut yang banyak, selama konten tersebut disukai oleh banyak pengguna
serta dianggap menarik oleh TikTok maka konten tersebut bisa mendapatkan engagement
rate yang tinggi. Hal inilah yang menjadi salah satu alasan mengapa TikTok terus
mengembangkan fitur-fiturnya, termasuk salah satunya adalah fitur TikTok Shop.
Berdasarkan survey Populix tahun 2022, TikTok Shop merupakan social commerce nomor
satu di Indonesia dengan jumlah pengguna mencapai 45% dari total seluruh pengguna social
commerce yang ada di Indonesia. Social commerce merupakan transaksi jual beli yang
berlaku di media sosial. Dalam laporannya yang berjudul “The Social Commerce Landscape
in Indonesia”, Populix mengungkapkan bahwa 52% responden dalam negeri mengetahui
tentang social commerce dan 86% responden pernah berbelanja melalui media sosial. Selain
melalui TikTok Shop, responden juga mengaku pernah berbelanja di media sosial lain yang
meliputi 21% responden berbelanja di WhatsApp; 10% berbelanja di Instagram dan
Facebook shop; Telegram, Line shop, dan Pinterest mencakup 1%; dan 10% sisanya
mengaku pernah berbelanja di media sosial lainnya. Survey ini diikuti oleh 1.020 responden
di seluruh Indonesia dengan rentang usia 18 hingga 55 tahun yang dilaksanakan pada tanggal
28 Juli hingga 9 Agustus 2022. Dilihat dari data survey tersebut, terbukti bahwa TikTok Shop
memiliki porsi yang cukup besar dalam kegiatan social commerce masyarakat Indonesia. Hal
ini juga didukung oleh pertumbuhan GMV TikTop Shop yang mencapai 18 kali lipat selama
Agustus hingga Desember 2021.

Fenomena social commerce tentunya memberikan pengalaman baru bagi para


pelanggan yang cukup memberikan dampak positif jika dilihat dari pertumbuhannya.
Pengalaman pelanggan ini tidak hanya ditunjang oleh kemudahannya dalam berbelanja, tetapi
juga keuntungan-keuntungan lain yang menyebabkan pengguna mulai beralih untuk belanja
melalui media sosial. Pengguna dapat dengan mudah untuk langsung berbelanja tanpa perlu
keluar dari aplikasi TikTok saat menemukan produk yang dirasa cocok untuk dirinya. Selain
itu pelanggan juga bisa mendapatkan banyak promo seperti gratis ongkir hingga potongan
harga. Hal inilah yang menyebabkan engagement rate TikTok Shop lebih tinggi dibandingkan
aplikasi lainnya, yaitu sebesar 17,96% per unggahan. Selain itu, dari sisi penjual, TikTok
Shop memberikan beberapa keuntungan antara lain: basis pengguna aktif yang banyak (yaitu
sekitar 800 juta pengguna aktif), algoritma yang bisa dipelajari, serta kemudahan untuk
memperluas pasar bisnisnya. Pada event 10.10 TikTop Shop bahkan berhasil memecahkan
dua rekor MURI yang meliputi Shoppable Live Stream terlama selama 10 hari non-stop
bersama brand Roughneck 1991 dan akumulasi produksi video pendek terbanyak dalam
waktu dua minggu dari kategori fashion.

Namun, di antara kelebihan-kelebihan yang dimiliki oleh TikTok Shop, terdapat


banyak kekurangan yang perlu diperhatikan antara lain sebagai berikut:

1. Pencairan dana bagi penjual yang cukup lama yaitu 1 minggu setelah pemesanan
diterima pembeli.
2. Tidak terdapat Customer Service sehingga tidak bisa mengutarakan keluhan ataupun
pendapat kepada Tiktok Shop.

3. Metode penjualan yang harus aktif mengunggah konten atau live streaming untuk
meningkatkan penjualan di Tiktok Shop.

Data pembeli yang disembunyikan sehingga penjual tidak dapat melakukan promosi
lebih lanjut untuk mempertahankan pelanggan maupun untuk menarik pelanggan berbelanja
lagi di toko tersebut. TikTok Shop merupakan fitur social commerce yang memungkinkan
pengguna dan kreator untuk mempromosikan serta menjual produknya melalui TikTok. Fitur
ini tersedia untuk pengguna TikTok dengan akun bisnis. Sejak September 2021, fitur ini
tersedia untuk pengguna akun bisnis di berbagai negara seperti Amerika Serikat, Inggris,
Kanada, dan Indonesia. Fitur belanja ini hadir di TikTok sebagai respon terhadap
meningkatnya penjualan berbagai produk setelah brand melakukan promosi melalui platform
media sosial tersebut. Berdasarkan survei Adweek-Morning Consult yang dirangkum Deseret
News, 49% pengguna akan membeli produk atau layanan setelah melihat iklan, promosi, atau
ulasan di TikTok.

Bagaimana Cara Menggunakan TikTok Shop?


Seperti yang disebutkan sebelumnya, kamu harus memiliki akun bisnis terlebih dahulu untuk
bisa menggunakan fitur ini. Jika kamu telah memuliki akun bisnis, kamu bisa mengikuti
langkah-langkah berikut.
 Buka aplikasi Tiktok Shop.
 Pop-up “Become Seller” akan muncul. Daftarlah dengan akun TikTok atau dengan
nomor telepon dan email.
 Isi beberapa informasi data pribadi yang diperlukan seperti nomor telepon, email, dan
data lain yang diperlukan.
 Isi profil Seller Center TikTok Shop sesuai dengan yang kamu inginkan, seperti nama
toko hingga jenis usaha yang kamu jalankan.
 Klik “Lanjutkan”.
Jika semua data sudah dikonfirmasi, maka Seller Center Tiktok Shop-mu dapat digunakan
untuk melakukan penjualan online. Kamu bisa memasarkan produk-produk ke semua
followers dan pengguna TikTok lainnya. Selain itu, kamu pun bisa membuat iklan untuk
diarahkan langsung ke halaman produk yang kamu jual.
Tips Jualan agar Cepat Laku
 Optimalkan katalog produkmu untuk TikTok
Tab Tiktok Shop di akunmu sama dengan etalase. Sehingga, pastikan tab tersebut
dioptimalkan untuk menarik pelanggan. Saat menambahkan gambar produk, fokuslah
pada kualitas dan gaya. Foto produkmu harus mudah dikenali sebagai ciri khas brand-
mu di TikTok dan platform marketing lainnya. Nama produk juga harus sesuai
dengan batas karakter, sebanyak 34 karakter dan menyertakan informasi dasar tentang
produk. Penjelasan yang lebih panjang mengenai produk dapat kamu tulis pada bagian
deskripsi dengan detail sebanyak mungkin. Kamu tidak perlu menambahkan link
apapun pada bagian ini karena link dalam deskripsi produk di TikTok tidak dapat
diklik.
 Beri tahu audiens tentang TikTok Shop-mu
Setelah kamu mendapatkan akses ke TikTok Shop, jangan menunggu hingga
audiensmu menemukan sendiri tab belanja di akunmu. Buat beberapa konten TikTok
khusus yang mengarahkan audiens berbelanja di akunmu.
 Promosikan produkmu
Terlepas dari apakah konversi adalah tujuan utamamu di TikTok, jangan lupa untuk
mempromosikan katalog produk setelah kamu memiliki TikTok Shop. Jadi, jangan
malu-malu dan sebutkan produkmu melalui konten di Tiktok-mu sesekali. Selain itu,
jangan takut untuk berkreasi. Audiensmu tidak akan bosan melihat produk dari
katalogmu jika kamu menambahkan sentuhan humor ketika mempromosikan produk.
 Ajak influencer bekerja sama
Jika kamu tidak berpengalaman dalam tren unik, subkultur, dan humor di TikTok,
lebih baik menyerahkan arahan kreatif kepada seseorang yang lebih berpengalaman
seperti influencer. Bekerja sama dengan influencer TikTok adalah cara tepat untuk
menjangkau audiens baru. Pastikan juga menemukan influencer yang benar-benar
paham dan sesuai dengan citra brand-mu.
BAB III

PENUTUP

Dengan melihat tujuan-tujuan di atas, dapat disimpulkan bahwa e-commerce


merupakan sebuah sistem yang dibangun dengan tujuan untuk meningkatkan efisiensi
dan efektifitas dalam berbisnis dengan memanfaatkan teknologi informasi untuk
meningkatkan kualitas dari produk/service dan informasi serta mengurangi biaya-biaya
yang tidak diperlukan sehingga harga dari produk/service dan informasi tersebut dapat
ditekan sedemikian rupa tanpa mengurangi dari kualitas yang ada.
Jenis-jenis E-Commerce Secara umum aktifitas dari e-commerce mencakup
berbagai aktifitas mulai dari direct marketing, search jobs, online banking, banking, e-
government, e-purchasing, B2B exchanges, ccommerce, m-commerce, auctions, travel,
online publishing dan consumer services.
Pengembangan aplikasi e-commerce bagi sebuah perusahaan / lembaga
merupakan proses yang cukup kompleks. Melibatkan beberapa organisasi / situs dalam
penanganan sekuriti dan otorisasi. Perangkat lunak aplikasi e-commerce dalam dunia
bisnis dapat mendukung pemotongan rantai distribusi sehingga konsumen dapat
memperoleh suatu produk dengan harga yang lebih murah. Jenis antarmuka web dipilih
dengan pertimbangan fleksibilitas implementasi perangkat lunak ini yang dapat
dilakukan di jaringan intranet maupun internet, kemudahan untuk deployment, serta
kemampuan cross platform.
DAFTAR PUSTAKA

Gavansha, & Octavia. (2021). E-COMMERCE: PASAR DIGITAL DAN BARANG


DIGITAL. JURNAL SISTEM INFORMASI BISNIS. Jakarta: FEB-Universitas Mercu
Buana.
Golden, S. A., & Regi, S. B. (2013). Mobile Commerce in Modern Business Era.
International Journal of Current Research and Academic Review, 96-102.
J, D. (1991). Sistem Informasi Manajemen Modern (3th ed.). Jakarta: Erlangga.
Laudon, K. C., & Laudon, J. P. (2014). Management Information Systems: Managing the
Digital Firm. United States: Pearson Education.
Laudon, K. C., & Laudon, J. P. (2016). Management Information Systems: Managing the
Digital Firm (14th ed.). Management Information Systems: Managing the Digital
Firm.
Sanchez, J. S., Royyuru, V. K., Adkisson, B. D., & Myers, J. W. (2020). United States of
America Patent No. 10789585B2.

Anda mungkin juga menyukai