Oleh:
DWI ANDRYAN (220413813954)
IMAM SANUSI (220413810146)
BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Dengan perkembangan teknologi informasi saat ini, telah menciptakan jenis-jenis
dan peluang-peluang bisnis yang baru di mana transaksi-transaksi bisnis makin banyak
dilakukan secara elektronika. Sehubungan dengan perkembangan teknologi informasi
tersebut memungkinkan setiap orang dengan mudah melakukan perbuatan hukum seperti
misalnya melakukan jual-beli (Gavansha, 2021).
Perkembangan internet memang cepat dan memberi pengaruh signifikan dalam
segala aspek kehidupan kita. Internet membantu kita sehingga dapat berinteraksi,
berkomunikasi, bahkan melakukan perdagangan dengan orang dari segala penjuru dunia
dengan murah, cepat dan mudah. Beberapa tahun terakhir ini dengan begitu merebaknya
media internet menyebabkan banyaknya perusahaan yang mulai mencoba menawarkan
berbagai macam produknya dengan menggunakan media ini (Octavia, 2021).
Dan salah satu manfaat dari keberadaan internet adalah sebagai media promosi
suatu produk. Suatu produk yang dionlinekan melalui internet dapat membawa
keuntungan besar bagi pengusaha karena produknya di kenal di seluruh dunia.
Penggunaan internet tidak hanya terbatas pada pemanfaatan informasi yang dapat
diakses melalui media ini, melainkan juga dapat digunakan sebagai sarana untuk
melakukan transaksi perdagangan yang sekarang di Indonesia telah mulai diperkenalkan
melalui beberapa seminar dan telah mulai penggunaannya oleh beberapa perusahaan yaitu
electronic commerce atau yang lebih dikenal dengan E-Commerce, yang merupakan
bentuk perdagangan secara elektronik melalui media internet (Octavia, 2021)
E-Commerce pada dasarnya merupakan suatu kontak transaksi perdagangan antara
penjual dan pembeli dengan menggunakan media internet. Jadi proses pemesanan barang
dikomunikasikan melalui internet (Agus, 2019)
Keberadaan E-Commerce merupakan alternatif bisnis yang cukup menjanjikan
untuk diterapkan pada saat ini, karena E-Commerce memberikan banyak kemudahan bagi
kedua belah pihak, baik dari pihak penjual (merchant) maupun dari pihak pembeli (buyer)
di dalam melakukan transaksi perdagangan, meskipun para pihak berada di dua benua
berbeda sekalipun (Rahmadi & Haryanto, 2019)
Dengan E-Commerce setiap transaksi tidak memerlukan pertemuan dalam tahap
negoisasi. Oleh karena itu jaringan internet ini dapat menembus batas geografis dan
teritorial termasuk yurisdiksi hukumnya.
1. Tujuan Penelitian
Tujuan pembuatan makalah ini antara lain untuk memahami bagaimana
perkembangan bisnis e-commerce pada tiktokshop.
2. Manfaat Penelitian
a. Manfaat Akademis
Memberikan khazanah keilmuan tentang bisnis e-commerce dan bagi penulis
berikutnya yang akan menulis terkait dengan pembahasan yang sejenis dapat
menjadi penulisan ini sebagai referensi serta memberikan kontribusi dalam
pengembangan teori.
b. Manfaat Praktis
1. Menjadi referensi bagi pembaca dan sebagai salah satu literatur yang bermanfaat
bagi pengembangan dalam lingkup pendidikan
2. Memberikan motivasi dan penyumbang gagasan kepada penulis selanjutnya yang
akan menulis tentang hal yang serupa berhubungan dengan bisnis e-commerce
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian E-Commerce
E-commerce adalah dimana dalam satu website menyediakan atau dapat
melakukan Transaksi secara online atau juga bisa merupakan suatu cara berbelanja
atau berdagang secara online atau direct selling yang memanfaatkan fasilitas Internet
dimana terdapat website yang dapat menyediakan layanan “get and deliver”.
E-commerce akan merubah semua kegiatan marketing dan juga sekaligus
memangkas biaya-biaya operasional untuk kegiatan trading (perdagangan). Adapun
pendapat mengenai pengertian E-Commerce bahwa E-commerce mengacu pada
internet untuk belanja online dan jangkauan lebih sempit. dimana E-commerce
adalah sub perangkat dari E-Bisnis.
Cara pembayarannya: melalui transfer uang secara digital seperti melalui
account paypal atau kartu credit Sedangkan, E-Bisnis mengacu pada internet tapi
jangkauan lebih luas. area bisnisnya terjadi ketika perusahaan atau individu
berkomunikasi dengan klien atau nasabah melalui e-mail tapi pemasaran atau
penjualan di lakukan dengan internet. dengan begitu dapat memberikan keuntungan
berupa keamanan fleksibililtas dan efisiensi. Cara pembayarannya yaitu dengan
melaui pembayaran digital secara E-Gold dan sudah di akui di seluruh dunia dalam
melakukan transaksi online.
Pada umumnya pengunjung Website dapat melihat barang atau produk yang
dijual secara online (24 jam sehari) serta dapat melakukan correspondence dengan
pihak penjual atau pemilik website yang dilakukan melalui email.
Dalam prakteknya, berbelanja di web memerlukan koneksi ke internet dan browser
yang mendukung transaksi elektronik yang aman, seperti Microsoft Internet
Explorer dan Netscape Navigator. Microsoft dan Netscape, bekerja sama dengan
perusahaan kartu kredit (Visa dan MasterCard), serta perusahaan-perusahaan
internet security (seperti VeriSign), telah membuat standar enkripsi khusus yang
membuat transaksi melalui web menjadi sangat aman.
Bahkan, Visa dan MasterCard menyediakan jaminan keamanan 100%
kepada pengguna credit cardnya yang menggunakan e-com. Adapun proses yang
terdapat dalam E-Commerce adalah sebagai berikut:
a. Presentasi electronis (Pembuatan Website) untuk produk dan layanan
b. Pemesanan secara langsung dan tersedianya tagihan. Secara otomatis
account pelanggan dapat secara aman (baik nomor rekening maupun
nomor kartu kredit).
c. Pembayaran yang dilakukan secara langsung (online) dan penanganan
transaksi.
B. Ruang Lingkup E-Commerce
1. Technologi
2. Marketing and “New Consumer Processes”.
3. Economic.
4. Electronic Linkage
5. Information Value Adding.
6. Market Making.
7. Service Infrastructure
8. Legal, privacy, and public policy
C. Jenis-Jenis E-Commerce
1. Business to Business (B2B)
Business to Business e-commerce umumnya menggunakan mekanisme
Electronic Data Interchange, B2B terjadi saat suatu perusahaan menjual
sebuah produk atau layanan kepada perusahaan lain. Karenanya, aktivitas
transaksi dalam bisnis ini biasanya dilakukan dengan jumlah dana dan
produk yang tidak sedikit.
Contoh e-commerce jenis ini adalah Electronic City.
2. Business to Consumer (B2C)
Business to Consumer e-commerce memiliki mekanisme untuk mendekati
consumer, B2C terjadi saat perusahaan menawarkan langsung produk atau
layanannya kepada calon konsumen. Berbeda dengan sebelumnya, biasanya
pebisnis menjual barang dengan cara mengecer.
Contoh e-commerce jenis ini adalah Lazada, Blibli, dan Shopee.
3. Perdagangan Kolabratif (collaborative commerce).
Kolaborasi semacam ini seringkali terjadi antara dan dalam mitra bisnis di
sepanjang rantai pasokan. e-Consumen to consumen (C2C) Di sebut juga
sebagai pelanggan ke palanggan yaitu orang yang menjual produk dan jasa
ke satu sama lain. Anda pasti pernah menjual kembali barang yang pernah
dibeli dengan embel-embel barang second hand? Aktivitas jual beli ini
dalam e-commerce masuk ke golongan C2C, yaitu konsumen menjual
barang ke konsumen lainnya secara individu.
Contoh e-commerce jenis ini adalah OLX dan Kaskus.
4. Comsumen to Business (C2B).
Kebutuhan atas suatu produk atau jasa tertentu, dan para pemasok bersaing
untuk menyediakan produk atau jasa tersebut ke konsumen. Tidak menutup
kemungkinan pula individu bisa menjual produk atau jasa kepada suatu
perusahaan besar. Seseorang dengan kemampuan atau skill khusus, seperti
graphic designer dapat menawarkan jasanya dan membuatkan logo untuk
perusahaan yang menjadi kliennya, atau seorang penulis membuatkan
tulisan untuk penerbit, dan sebagainya.
Contoh C2B adalah Freelancer.
5. Perdagangan Intrabisnis (Intraorganisasional)
Dalam situasi ini perusahaan menggunakan ecommerce secara internal
untuk memperbaiki operasinya.
6. Pemerintah ke Warga (Goverment to Citizen—G2C)
Penggunaan teknologi internet secara umum dan e-commerce secara khusus
untuk mengirimkan informasi dan layanan publik ke warga, mitra bisnis,
dan pemasok entitas pemerintah, serta mereka yang bekerja di sektor
publik.
7. Perdagangan Mobile (mobile commerce—m-commerce).
Ketika e-commerce dilakukan dalam lingkungan nirkabel, seperti
menggunakan telepon selluler berbelanja.
D. Manfaat e-Commerce
Perkembangan industri e-commerce di Indonesia sangat pesat. Dengan banyaknya
pebisnis online, Grameds mungkin bertanya-tanya apa manfaat dari e-commerce?
Berikut beberapa keuntungan yang bisa Grameds dapatkan dari e-commerce:
1. Jangkauan Yang Luas sebagai pemilik toko tradisional, Grameds hanya bisa
menghubungi pembeli dari wilayah yang sama. Apakah Grameds memiliki
situs web e-commerce atau tidak, maka dampaknya akan berbeda. Keuntungan
pertama dari e-commerce adalah pembeli di seluruh negeri dapat berdagang di
toko Anda.
2. Unlimited Hours Atau Tidak Dibatasi Oleh Waktu, Bisnis di dunia nyata dapat
dilakukan 24 jam sehari, tetapi biaya untuk mendukungnya sangat besar.
Pembeli dapat mengakses toko dan berbelanja online, bahkan ketika mereka
sedang tidur nyenyak. Manfaat e-commerce tentunya sangat bermanfaat disini
bagi kita semua.
3. Biaya Rendah, Biaya pengoperasian instalasi online jauh lebih rendah
daripada toko fisik. Paling tidak, Grameds tidak perlu memikirkan gaji
karyawan, sewa gedung, atau tagihan listrik.
4. Tidak Perlu Stok Barang Sendiri, Grameds bisa menjadi seorang dropshipper.
Metode pemasaran ini memungkinkan Grameds untuk menjual saat kehabisan
stok. Ketika pesanan tiba, cukup transfer ke produsen barang yang diinginkan.
5. Memproses transaksi dan pengiriman dengan mudah, Dengan tool online,
Grameds tidak perlu khawatir untuk memproses dan mengirimkan barang.
Saat ini terdapat berbagai layanan pembayaran elektronik yang diproses di
Internet. Pengiriman juga dapat dilacak secara online.
6. Dapat mempelajari kebiasaan pelanggan, Menjalankan bisnis online tanpa
memahami perilaku pelanggan artinya Grameds menyia-nyiakan investasi
dalam bisnis. Saat ini sudah banyak alat analisis yang dapat digunakan untuk
memeriksa data toko online, seperti: Google Analitik.
7. Bekerja dari Mana Saja, Seperti yang disebutkan sebelumnya, salah satu
manfaat e-commerce adalah selalu dapat diakses. Oleh karena itu, Grameds
dapat menjalankannya dari mana saja dengan perangkat dan koneksi internet
yang tepat.
E. Standar Teknologi E-Commerce
1. Electronic Data Interchange (EDI).
EDI adalah sebuah standar struktur dokumen yang dirancang untuk
memungkinkan organisasi besar untuk mengirimkan informasi melalui
jaringan prívat.
2. Open Buying on the Internet (OBI).
Adalah sebuah standar yang dibuat oleh Internet Purchasing Roundtable
yang akan menjamin bahwa berbagai sistem e-commerce dapat berbicara
satu dengan lainnya
3. Open Trading Protocol (OTP).
OTP sebetulnya merupakan standar kompetitor OBI yang dibangun oleh
beberapa perusahaan, seperti AT&T, IBM, dan Sun Microsystems
4. Open Profiling Standard (OPS).
OPS adalah untuk menolong memproteksi privasi pengguna tanpa menutup
kemungkinan untuk transaksi informasi untuk proses marketing dsb.
5. Secure Socket Layer (SSL).
Protokol ini di disain untuk membangun sebuah saluran yang aman ke
server.
6. Secure Electronic Transaction (SET).
SET akan mengekodekan nomor kartu kredit yang di simpan di server
merchant.
7. Truste.
Adalah sebuah partnership dari berbagai perusahaan yang mencoba
membangun kepercayaan public dalam e-commerce dengan cara
memberikan cap Good Housekeeping yang memberikan approve pada situs
yang tidak melanggar kerahasiaan konsumen.
F. Istilah-Istilah Dalam E-Commerce
1. Digital atau electronic cash, metode yang memungkinkan seseorang untuk
membeli barang atau jasa dengan cara mengirimkan nomor dari satu
komputer ke komputer yang lain.
2. Digital moneyterminologi global untuk berbagai e-cash dan mekanisme
pembayaran elektronik di Internet.
3. Disintermediation proses untuk memotong jalur perantara.
4. Electronic checks pada saat ini sedang di ujicoba oleh CyberCash, sistem
check elektronik seperti PayNow akan mengambil uang dari account check
di bank.
5. Electronic wallet: Pola pembayaran – seperti CyberCash Internet Wallet,
akan menyimpan nomor kartu kredit anda di harddisk anda dalam bentuk
terenkripsi yang aman. Anda akan dapat melakukan pembelian-pembelian
pada situs Web yang mendukung electronic wallet tersebut.
6. Extranet: sebuah kelanjutan dari intranet perusahaan yang mengkaitkan
jaringan internal satu perusahaan dengan jaringan internal supplier mereka
maupun pelanggan mereka.
7. Micropaymet: transaksi dalam jumlah kecil antara beberapa ratus rupiah
hingga puluhan ribu rupiah, misalnya untuk mengambil / mengakses grafik,
game maupun informasi.
G. Contoh E-Commerce
Banyak sekali yang dapat kita lakukan melalui E-Commerce yaitu:
1. Pembelian buku melalui online.
2. Pembelian elektronik melalui online.
3. Pembelian kendaraan melalui online.
4. Pembelian pakaian melalui online, dll.
Belakangan ini, TikTok menjadi salah satu media yang paling banyak digunakan oleh
masyarakat Indonesia. Hal ini terbukti dari jumlah unduhan TikTok yang mencapai lebih dari
500 juta pada tahun 2019 dan jumlahnya terus meningkat hingga saat ini. Salah satu alasan
TikTok sangat digandrungi oleh masyarakat Indonesia adalah TikTok menyajikan berbagai
macam hiburan berupa video singkat dari penggunanya, serta dapat digunakan sebagai
sumber referensi tempat-tempat menarik, makanan, serta banyak objek lainnya. Algoritma
TikTok yang mudah dipelajari menjadikannya sebagai salah satu alasan mengapa banyak
orang memilih TikTok untuk dijadikan wadah untuk mengasah kreativitasnya. Tidak perlu
memerlukan pengikut yang banyak, selama konten tersebut disukai oleh banyak pengguna
serta dianggap menarik oleh TikTok maka konten tersebut bisa mendapatkan engagement
rate yang tinggi. Hal inilah yang menjadi salah satu alasan mengapa TikTok terus
mengembangkan fitur-fiturnya, termasuk salah satunya adalah fitur TikTok Shop.
Berdasarkan survey Populix tahun 2022, TikTok Shop merupakan social commerce nomor
satu di Indonesia dengan jumlah pengguna mencapai 45% dari total seluruh pengguna social
commerce yang ada di Indonesia. Social commerce merupakan transaksi jual beli yang
berlaku di media sosial. Dalam laporannya yang berjudul “The Social Commerce Landscape
in Indonesia”, Populix mengungkapkan bahwa 52% responden dalam negeri mengetahui
tentang social commerce dan 86% responden pernah berbelanja melalui media sosial. Selain
melalui TikTok Shop, responden juga mengaku pernah berbelanja di media sosial lain yang
meliputi 21% responden berbelanja di WhatsApp; 10% berbelanja di Instagram dan
Facebook shop; Telegram, Line shop, dan Pinterest mencakup 1%; dan 10% sisanya
mengaku pernah berbelanja di media sosial lainnya. Survey ini diikuti oleh 1.020 responden
di seluruh Indonesia dengan rentang usia 18 hingga 55 tahun yang dilaksanakan pada tanggal
28 Juli hingga 9 Agustus 2022. Dilihat dari data survey tersebut, terbukti bahwa TikTok Shop
memiliki porsi yang cukup besar dalam kegiatan social commerce masyarakat Indonesia. Hal
ini juga didukung oleh pertumbuhan GMV TikTop Shop yang mencapai 18 kali lipat selama
Agustus hingga Desember 2021.
1. Pencairan dana bagi penjual yang cukup lama yaitu 1 minggu setelah pemesanan
diterima pembeli.
2. Tidak terdapat Customer Service sehingga tidak bisa mengutarakan keluhan ataupun
pendapat kepada Tiktok Shop.
3. Metode penjualan yang harus aktif mengunggah konten atau live streaming untuk
meningkatkan penjualan di Tiktok Shop.
Data pembeli yang disembunyikan sehingga penjual tidak dapat melakukan promosi
lebih lanjut untuk mempertahankan pelanggan maupun untuk menarik pelanggan berbelanja
lagi di toko tersebut. TikTok Shop merupakan fitur social commerce yang memungkinkan
pengguna dan kreator untuk mempromosikan serta menjual produknya melalui TikTok. Fitur
ini tersedia untuk pengguna TikTok dengan akun bisnis. Sejak September 2021, fitur ini
tersedia untuk pengguna akun bisnis di berbagai negara seperti Amerika Serikat, Inggris,
Kanada, dan Indonesia. Fitur belanja ini hadir di TikTok sebagai respon terhadap
meningkatnya penjualan berbagai produk setelah brand melakukan promosi melalui platform
media sosial tersebut. Berdasarkan survei Adweek-Morning Consult yang dirangkum Deseret
News, 49% pengguna akan membeli produk atau layanan setelah melihat iklan, promosi, atau
ulasan di TikTok.
PENUTUP