Anda di halaman 1dari 10

MODUL PERKULIAHAN

Kewirausahaan

Bisnis e-Commerce

Fakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh

03
Teknik Teknik Industri 34010003 Annisa Maharani Suyono, S.T., M.M

Abstract Kompetensi
Modul ini membahas mengenai Mahasiswa mampu menjelaskan
ecommerce, penjelasan mengenai definisi ecommerce, menjelaskan
jenis-jenis bisnis ecommerce jenis-jenis bisnis ecommerce
Definisi eCommerce
E-commerce (Elektronik Commerce) atau dalam bahasa indonesia Perdagangan Secara Elektronik
adalah aktivitas penyebaran, penjualan, pembelian, pemasaran produk (barang dan jasa), dengan
memanfaatkan jaringan telekomunikasi seperti internet, televisi, atau jaringan komputer lainnya.
Secara sederhana e-commerce adalah proses pembelian maupun penjualan produk secara elektronik.
e-commerce sendiri makian kian berkembang beberapa tahun belakangan ini dan secara perlahap
menggantikan toko tradisional ( Offline ).
Pengertian E-commerce menurut para ahli
Dengan berbagai definisi tentang E-commerce. Maka, beberapa ahli yang menjelaskan tentang apa itu
E-commerce adalah sebagai berikut :
1. Kalakota dan Whinston
Menurut mereka Pengertian E-commerce adalah aktivitas beIanja online dengan
menggunakan jaringan internet dan cara transaksinya melaIui transfer uang secara digital.
meninjau pengertian E-Commerce dari empat perspektif, yaitu :
o Perspektif komunikasi, E-Commerce ialah sebuah proses pengiriman barang, layanan,
informasi, atau pembayaran melalui komputer ataupun peralatan elektronik lainnya.
o Perspektif proses bisnis, E-Commerce merupakan sebuah aplikasi dari suatu
teknologi menuju otomatisasi dari transaksi bisnis dan aliran kerja.
o Perspektif layanan, E-Commerce ialah suatu alat yang memenuhi keinginan
perusahaan, manajemen, dan konsumen untuk mengurangi biaya layanan (service
cost) ketika meningkatkan kualitas barang dan meningkatkan kecepatan layanan
pengiriman
o Perspektif online, E-Commerce menyediakan kemampuan untuk membeli dan
menjual produk atau barang serta informasi melalui layanan internet maupun sarana
online yang lainnya
2. Loudon
Menurut Loudon pengertian E-Commerce adalah suatu proses transaksi jual beli yang
dilakukan oleh pembeli dan penjual secara elektronik dari perusahaan ke perusahaan lain.
Dalam transaksi tersebut menggunakan komputer sebagai perantaranya.
3. Shely Cashman
Menurut Shely Cashman E-commerce merupakan transaksi bisnis yang terjadi dalam jaringan
elektronik, seperti internet.
4. Jony Wong
Menurut Jony Wong pengertian dari electronic commerce adalah pembelian, penjualan dan
pemasaran barang / jasa melaIui sistem elektronik.

‘20 Kewirausahaan
2 Annisa Maharani Suyono, S.T., M.M
Biro Akademik dan Pembelajaran
http://www.widyatama.ac.id
5. McLeod Pearson
Menurut McLeod Pearson Perdagangan elektronik atau yang disebut juga e-commerce, adalah
pelaksanakan proses bisnis dengan memanfaatkan jaringan komunikasi dan komputer.

Jenis-jenis eCommerce

Berikut adalah jenis-jenis bisnis ecommerce:

1. E-commerce business to business (B2B)


Jenis bisnis B2B ini dilakukan oleh orang atau pihak yang saling berkepentingan dalam
menjalankan bisnis, di mana keduanya saling mengenal dan mengetahui proses bisnis yang mereka
lakukan.
Biasanya, jenis B2B dilakukan secara berkelanjutan karena kedua belah pihak saling mendapatkan
keuntungan dan adanya kepercayaan satu sama lain. Contoh dari bisnis B2B adalah ketika dua
perusahaan mengadakan transaksi jual beli secara onine, begitu juga dengan pembayaran yang
tersedia menggunakan kartu kredit.

Model B2B fokus pada penyediaan produk dari satu bisnis ke bisnis lainnya. Meskipun banyak
bisnis ecommerce di area ini adalah penyedia jasa/layanan, Anda juga akan menemukan perusahaan
software, perusahaan supplier dan pemasok perabot kantor, perusahaan hosting, dan berbagai model
bisnis ecommerce lainnya dari sektor ini.

Contoh e-commerce B2B (business to business) Indonesia adalah Ralali.com, IndoTrading.com,


Kawan Lama, Electronic City, Indonetwork, dan Mbiz. Bisnis tersebut memiliki platform
ecommerce yang khusus menyasar perusahaan dan bekerja dalam lingkungan tertutup. Di
Indonesia, model bisnis ecommerce B2B belum tergarap maksimal oleh para pelaku bisnis. Salah
satu startup tanah air yang sukses membidik peluang pasar ini adalah MBiz, anak usaha Grup
Lippo.

‘20 Kewirausahaan
3 Annisa Maharani Suyono, S.T., M.M
Biro Akademik dan Pembelajaran
http://www.widyatama.ac.id
2. E-commerce business to consumer (B2C)
Jenis e-commerce B2C adalah dilakukan oleh pelaku bisnis dan konsumen. Transaksi e-commerce
ini terjadi layaknya jual-beli biasa. Konsumen mendapatkan penawaran produk dan melakukan
pembelian secara online. Sebagai contoh, produsen menjual produk ke konsumen secara online.

Di sini, pihak produsen akan menjalankan bisnis dengan memasarkan produknya ke konsumen
tanpa adanya feedback dari konsumen untuk melakukan bisnis kembali. Artinya, produsen hanya
memasarkan produk atau jasa, sementara pihak konsumen hanya sebagai pembeli atau pemakai.
Transaksi ecommerce B2C menyerupai model ritel tradisional, di mana bisnis menjual jasa/produk
kepada individu, namun bisnis dijalankan dengan platform online alih-alih dengan toko fisik.
Contoh pemain ecommerce B2C di Indonesia adalah Blibli, Jd.id, dan Lazada.

Dari penilaian reputasi, masing-masing memiliki angka yang cukup berimbang, Blibli dan
Tokopedia mendapati angka tertinggi. Dari tabel penilaian di atas, Shopee memiliki peringkat
teratas dalam urusan produk murah dan biaya pengiriman gratis. Sedangkan JD.id menguatkan
brand dengan jaminan produk jualannya asli.

‘20 Kewirausahaan
4 Annisa Maharani Suyono, S.T., M.M
Biro Akademik dan Pembelajaran
http://www.widyatama.ac.id
Salah satu keuntungan yang dapat dioptimalkan oleh para pemain B2C ialah seputar pengalaman
pelanggan. Beberapa aspek yang mulai dieksplorasi misalnya menekankan pada kualitas produk,
peningkatan layanan logistik –misalnya Lazada mengakomodasi layanan eLogistics secara mandiri
atau bekerja sama dengan layanan on-demand untuk one-day-delivery, opsi pembayaran yang lebih
beragam –memungkinkan adanya mekanisme seperti cash-on-delivery.

3. E-commerce consumer to consumer (C2C)


Model bisnis ecommerce ketiga adalah C2C (consumer to consumer), yang kemudian terbagi lagi
menjadi dua model yaitu marketplace dan classifieds/P2P. Jenis e-commerce c2c ini dilakukan
antara konsumen dengan konsumen. Misalnya, konsumen dari suatu produsen akan menjual
kembali produk ke konsumen lainnya. Contohnya Tokopedia, Bukalapak, Shopee dan sejenisnya.

Selain melalui marketplace, kegiatan jual beli juga juga dapat dilakukan secara langsung antar
individu, tanpa adanya termasuk dari pihak ketiga. Beberapa contoh platform dengan model bisnis
ini adalah OLX, Kaskus, hingga melalui Instagram.

‘20 Kewirausahaan
5 Annisa Maharani Suyono, S.T., M.M
Biro Akademik dan Pembelajaran
http://www.widyatama.ac.id
4. E-commerce consumer to business (C2B)
Customer to business (C2B)
adalah model bisnis dimana
konsumen atau end-
use menyediakan produk atau
layanan ke perusahaan. Sebagai
contoh, konsmen akan
memberitahukan detail produk
atau jasa yang diinginkan secara
online kepada para produsen. Nantinya, produsen yang mengetahui permintaan tersebut akan
menawarkan produk atau jasa yang diinginkan konsumen.
Ini adalah model kebalikan dari B2C, di mana bisnis menghasilkan produk dan layanan untuk
konsumsi konsumen. Contoh platform C2B, yakni istockphoto.com yang menjadi media bagi para
fotografer individu untuk mendapatkan royalti apabila ada yang menggunakan fotonya.

eCommerce Administrasi Publik/Pemerintah (B2G & C2G)


Model-model yang tercantum di atas adalah model umum yang banyak dijalankan di pasaran, tetapi
ada jenis e-commerce lain yang melibatkan administrasi publik/pemerintah. B2G (business to
government), juga disebut B2A (business to administration), adalah model bisnis yang merujuk pada
bisnis yang menjual produk, layanan, atau informasi kepada pemerintah atau lembaga pemerintah.
Sistem B2G menyediakan kesempatan bagi perusahaan swasta untuk mengajukan tender pada proyek,
produk pemerintah yang mungkin dibeli/dibutuhkan pemerintah untuk perusahaan mereka. Pemerintah
membuka tender lewat proses e-procurement, dimana sektor publik dapat melakukan tender secara
online dan transparan.
Sistem e-procurement di Indonesia lebih dikenal dengan LPSE atau Service Pengadaan Dengan
Elektronik. Salah satu contohnya adalah Qlue.co.id, yang menyediakan layanan CRM untuk lembaga
pemerintah.
C2G (consumer to government), juga disebut C2A (consumer to administration): adalah transaksi
elektronik yang dilakukan oleh individu ke pemerintah atau administrasi publik. Contohnya, seorang
konsumen dapat membayar pajak penghasilannya secara online. Transaksi tersebut adalah transaksi
C2G.
Contoh dimana konsumen memberikan layanan kepada pemerintah belum banyak diimplementasikan,
karena ini bukan pendekatan yang populer dan bisa dibilang sangat jarang. Contoh yang mungkin bisa
terjadi adalah ketika seorang hacker menawarkan jasanya kepada pemerintah untuk pertahanan
terhadap terorisme cyber.

‘20 Kewirausahaan
6 Annisa Maharani Suyono, S.T., M.M
Biro Akademik dan Pembelajaran
http://www.widyatama.ac.id
Model Fulfillment Bisnis E-commerce
Hal terpenting berikutnya untuk di pikirkan adalah bagaimana caea menangani manajemen persediaan
dan sumber produk. Beberapa orang lebih memilih untuk mengurus inventaris produk mereka sendiri,
dan yang lain tidak ingin memiliki garasi yang penuh dengan barang jualan.

Dropshipping
Dropshipping adalah model e-commerce paling sederhana. Model dropshipping yang memberi
kebebasan untuk membuka toko tanpa memiliki barang di gudang, karena urusan inventaris diurus oleh
supplier.

Dropshipping adalah proses ketika produk dikirim langsung dari produsen atau grosir ke customer
anda. Ketika seseorang memesan barang dari sebuah toko onlin, maka toko online tersebut akan
mengirimkan pesanan ke pedagang grosir dan mereka langsung mengirimkannya ke pemesan. Dengan
dropshipping, penjual tidak akan kelebihan stok karena stok barang hanya dibeli saat pelanggan
memesan.

Wholesaling dan Warehousing


Wholesaling (perdagangan grosir) dan warehousing (pergudangan) dalam bisnis e-commerce
membutuhkan banyak investasi sejak awal . Penjual perlu mengelola inventaris dan stok, melacak
pesanan pelanggan dan informasi pengiriman, dan berinvestasi di ruang gudang itu sendiri.
Dengan model ini penjual dapat membeli produk dalam jumlah besar dan menyimpannya di gudang di
suatu tempat. Biasanya orang yang lebih suka model ini untuk menjual produk dalam volume besar.
Orang paling sering menggunakan ini di pasar B2B sebagai kebalikan dari model B2C.

‘20 Kewirausahaan
7 Annisa Maharani Suyono, S.T., M.M
Biro Akademik dan Pembelajaran
http://www.widyatama.ac.id
Dengan model ini, pedagang bisa mendapatkan harga jual yang lebih kompetitif, karena membeli
dalam jumlah besar dibandingkan membeli dalam jumlah sedikit seperti model dropshipping. Jika
pedagang membeli dalam jumlah besar dan menjual barang secara eceran di website ecommerce
langsung pada konsumen, pedagang akan memiliki margin yang lebih baik dibandingkan jika
melakukan dropshipping.

Private Label dan White Label


Private label dan white label mungkin adalah dua istilah yang paling sering disalahgunakan dan
membingungkan dalam dunia ecommerce. Keduanya mengacu pada produk-produk yang di-
rebranding oleh retailer, namun ada perbedaan tipis di antara keduanya.
Dengan white label, produk generik dibuat oleh pabrik diperuntukkan bagi banyak retailer. Misalnya,
produsen white label akan menjual sabun generik ke 10 pengecer berbeda. Setiap pengecer dapat
memberi branding produk sesuai dengan keinginan mereka.
Dengan model bisnis white label, setiap retailer menjual sabun yang sama dan tanpa modifikasi. Sabun
hanya diganti nama dan dipasarkan sebagai produk pengecer sendiri. Ini adalah cara cepat untuk masuk
ke pasar, tetapi produk yang dijual akan sama dengan pengecer lainnya.
Dengan private label, produk dibuat eksklusif oleh satu retailer. Seperti contoh sabun, pengecer private
label kemudian akan memiliki opsi untuk memodifikasinya agar sesuai dengan standar dan strategi
branding mereka. Sabun dimodifikasi eksklusif untuk retailer tertentu, dan dilengkapi dengan logo,
nama, dan identitas brand mereka.

‘20 Kewirausahaan
8 Annisa Maharani Suyono, S.T., M.M
Biro Akademik dan Pembelajaran
http://www.widyatama.ac.id
Dengan memilih model white label atau private label, kita tidak harus melakukan uji coba dan
kerepotan dalam proses produksi suatu produk. Tanpa harus investasi di desain dan kreasi produk, kita
akan menghemat banyak waktu dan uang. Sehingga, dapat fokus pada strategi marketing dan branding
produk.

Subscription Ecommerce
Berbeda dengan model bisnis eCommerce tradisional di mana konsumen melakukan pembelian
sesekali, model bisnis subscription (berlangganan) menawarkan konsumen dengan opsi untuk
berlangganan produk atau layanan secara teratur. Keuntungan yang didapat pelanggan dari subscription
adalah penghematan dan kenyamanan. Pelanggan cukup memesan satu kali, dan produk akan
dikirimkan langsung ke mereka secara teratur, umumnya sebulan sekali.
Pelanggan mendapatkan diskon untuk berlangganan; semakin banyak mereka berlangganan atau
semakin lama mereka berlangganan, semakin banyak penghematan yang mereka lakukan.
Laporan McKinsey & Company menunjukkan bahwa sekitar 15% konsumen online telah mendaftar
untuk satu atau lebih layanan berlangganan untuk menerima produk secara berulang, seringkali dalam
rentang waktu satu bulanan.
Dari laporan yang sama menyebutkan, pasar subscription ecommerce telah tumbuh lebih dari 100% per
tahun selama lima tahun terakhir. Retailer terbesar seperti Amazon menghasilkan lebih dari $2,6 miliar
dalam penjualan pada 2016, naik dari $57 juta pada 2011.
Didorong oleh investasi venture-capital, banyak startup meluncurkan bisnis ini dalam berbagai
kategori, termasuk bir dan anggur, produk anak dan bayi, lensa kontak, kosmetik, produk feminin,
perlengkapan makan, makanan hewan peliharaan, pisau cukur, pakaian dalam, pakaian wanita dan pria,
video game, dan vitamin.

‘20 Kewirausahaan
9 Annisa Maharani Suyono, S.T., M.M
Biro Akademik dan Pembelajaran
http://www.widyatama.ac.id
Tantangan terbesar yang dihadapi perusahaan subscription e-commerce adalah churn. Churn adalah
istilah yang digunakan saat bisnis ecommerce kehilangan konsumen. Dalam kasus subscription
ecommerce, maka churn adalah saat konsumen tidak lanjut berlangganan.
Model bisnis ini bergantung pada hubungan jangka panjang dengan pelanggan. Perusahaan harus pintar
dalam mengembangkan user experiences untuk menghindari tingkat churn yang tinggi, serta untuk
mempercepat pertumbuhan dan profitabilitas.

Daftar Pustaka
1. Hendro.2011. Dasar-Dasar Kewirausahaan. Penerbit Erlangga. Jakarta
2. Wardhana & Makodian.2010. Technopreneur. Penerbit PT. Elex Media Komputindo. Jakarta
3. Suhartanto & Setijadi dkk. 2010. Technoprenuerhsip: Strategi Penting Dalam Bisnis Berbasis
Teknologi. Penerbit PT. Elex Media Komputindo. Jakarta

‘20 Kewirausahaan
10 Annisa Maharani Suyono, S.T., M.M
Biro Akademik dan Pembelajaran
http://www.widyatama.ac.id

Anda mungkin juga menyukai