Anda di halaman 1dari 12

MODUL PERKULIAHAN

Inventory and
Warehouse
Management
Dasar-dasar Manajemen
Pegudangan
Fakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh

9
Teknik Teknik Industri 190551005 Muchammad Fauzi, S.T., M.log.
Verani Hartati, S.T., M.T.

Abstract Kompetensi
Pada pertemuan kesembilan mata Mahasiswa memiliki
kuliah inventory & warehouse kemampuan memahami konsep
management membahas mengenai dasar manajemen pergudangan.
manajemen pergudangan yang
berisi dasar-dasar pergudangan,
kegunaan gudang, pull system dan
push system pada pergudangan.
Pendahuluan

Gudang adalah komponen penting dari rantai pasokan. Gudang terlibat dalam berbagai tahap
pengadaan, produksi dan distribusi barang, mulai dari penanganan bahan mentah dan barang
dalam proses hingga produk jadi. Gudang juga sebagai titik pengiriman yang melayani
pelanggan berikutnya dalam rantai pasokan, yang sangat penting untuk penyediaan tingkat
layanan pelanggan yang tinggi.
Gudang merupakan bagian integral dari rantai pasokan. Tren terkini, seperti peningkatan
volatilitas pasar, proliferasi rentang produk, dan memperpendek waktu tunggu pelanggan,
semuanya berdampak pada peran yang harus dilakukan gudang. Gudang perlu dirancang dan
dioperasikan sesuai dengan persyaratan khusus dari rantai pasokan secara keseluruhan.
Fasilitas, staf, dan peralatan yang dibutuhkan di gudang, sering kali menjadi salah satu elemen
paling mahal pada rantai pasokan, oleh karena itu keberhasilan pengelolaannya sangat penting
baik dari segi biaya maupun layanan.

Douglas M Lambert (1998) menyatakan tentang alasan mengapa perusahaan menyimpan


persediaan di gudang, maka secara tradisional aktivitas pergudangan dilakukan karena alasan
berikut:
1. Untuk memperoleh kegiatan transportasi dan produksi yang ekonomis
2. Mengambil manfaat dari diskon pembelian dan memelihara sumber pasokan
3. Untuk mendukung kebijakan customer service perusahaan
4. Untuk menyesuaikan terhadap kondisi perubahan pasar
5. Menyesuaikan beda ruang dan waktu antara produsen dengan konsumen
6. Memenuhi ongkos logistik kecil pada tingkat pelayanan yang diharapkan
7. Mendukuk program just in time untuk pemasok dan pelanggan
8. Melayani pelanggan dengan produk majemuk, bukan hanya produk tunggal
9. Menyimpan sementara dari material yang didaur ulang atau dibuang

Jenis-jenis Gudang

Sifat gudang dalam rantai pasokan dapat sangat bervariasi, dan ada banyak jenis klasifikasi
yang dapat diadopsi, misalnya:
- menurut tahapan dalam rantai pasokan, jenis gudang diklasifikasikan menjadi gudang;
bahan, barang dalam proses, barang jadi atau barang retur;

‘20 Inventory & Warehouse Management Biro Akademik dan Pembelajaran


2 Muchammad Fauzi dan Verani Hartati. http://www.widyatama.ac.id
- menurut wilayah geografis: misalnya, gudang global dapat melayani seluruh dunia, gudang
regional dapat melayani sejumlah negara, gudang nasional dapat melayani hanya satu
negara, atau gudang lokal dapat melayani wilayah tertentu suatu negara;
- menurut jenis produk: misalnya, suku cadang kecil, rakitan besar (misalnya badan mobil),
makanan beku, barang yang mudah rusak, barang keamanan dan barang berbahaya;
- menurut fungsi: misalnya, penyimpanan atau penyortiran persediaan barang (misalnya
sebagai 'pusat' pembawa paket);
- berdasarkan kepemilikan: dimiliki oleh pengguna (misalnya produsen atau pengecer) atau
oleh pihak ketiga perusahaan logistik;
- menurut penggunaan perusahaan: misalnya, gudang khusus untuk satu perusahaan, atau
gudang pengguna bersama yang menangani rantai pasokan untuk sejumlah perusahaan;
- berdasarkan area: mulai dari 100 meter persegi atau kurang hingga lebih dari 100.000 meter
persegi;
- menurut ketinggian: mulai dari gudang setinggi sekitar 3 meter hingga gudang 'high-bay'-
gedung yang tingginya mungkin lebih dari 45 meter;
- oleh peralatan: dari sebagian besar beroperasi secara manual, hingga ke gudang yang sangat
otomatis.

Peran Gudang

Tujuan utama dari sebagian besar gudang adalah untuk memfasilitasi pergerakan barang
melalui rantai pasokan ke konsumen akhir. Ada banyak teknik yang digunakan untuk
mengurangi kebutuhan untuk menyimpan persediaan, seperti sistem manufaktur fleksibel,
visibilitas rantai pasokan dan pengiriman ekspres, dan banyak di antaranya telah dicakup dalam
berbagai inisiatif rantai pasokan, misalnya just-in-time (JIT ), respon konsumen yang efisien
(ECR) dan perencanaan kolaboratif, peramalan dan pengisian ulang (CPFR). Akan tetapi,
sebagai bagian dari pergerakan ini, seringkali perlu diadakan persediaan, terutama jika dua
kondisi berikut ini berlaku:
- Permintaan akan produk itu terus-menerus. Di beberapa industri, seperti mode, gaya
tertentu dapat diproduksi dengan basis satu kali. Dalam keadaan ini, barang dapat 'didorong'
(push-system) melalui rantai pasokan ke toko retail, dan oleh karena itu tidak perlu
menyimpan persediaan di gudang. Namun, sebagian besar barang ditawarkan untuk dijual

‘20 Inventory & Warehouse Management Biro Akademik dan Pembelajaran


3 Muchammad Fauzi dan Verani Hartati. http://www.widyatama.ac.id
secara terus-menerus dan oleh karena itu mereka perlu 'ditarik' (pull system) melalui rantai
pasokan berdasarkan permintaan pelanggan.
- Waktu tunggu pasokan lebih besar dari waktu tunggu permintaan. Dimana barang 'ditarik'
melalui rantai pasokan, ini hanya dapat dicapai tanpa persediaan di mana pasokan dapat
berlangsung dalam waktu yang ditawarkan kepada pelanggan. Misalnya, jika barang
ditawarkan kepada pelanggan pada tenggang waktu pengiriman hari berikutnya, seringkali
bahan tidak dapat diperoleh, barang diproduksi dan transportasi dilakukan dalam skala
waktu ini. Dalam situasi ini, barang harus dipasok dari persediaan.
Alasan lain yang terkait dengan mencegah adanya kerusakan persediaan, dan gudang bertindak
sebagai repository, antara lain adalah:
- Pusat konsolidasi. Pelanggan sering memesan sejumlah produk, dan biasanya lebih
memilih untuk dikirimkan secara bersama-sama. Gudang dapat menjalankan fungsi untuk
konsolidasi, baik dari persediaannya sendiri atau dari tempat lain dalam rantai pasokan.
- Pusat lintas dermaga. Jika barang dibawa dari tempat lain dalam rantai pasokan (misalnya
langsung dari produsen atau dari gudang lain) khusus untuk memenuhi pesanan pelanggan,
maka kemungkinan besar barang tersebut akan di-cross-docking. Cross docking adalah
barang dipindahkan langsung dari kendaraan masuk, ke kendaraan keluar, tanpa
ditempatkan ke tempat penyimpanan dalam gudang.
- Pusat penyortiran, ini pada dasarnya adalah cross-dock center, tetapi istilah ini cenderung
digunakan untuk depot pengangkut parsel/paket, dimana barang dibawa ke gudang khusus
untuk keperluan penyortiran barang ke wilayah atau pelanggan tertentu. Operasi serupa
terjadi dalam kasus barang-barang fesyen yang 'didorong' ke toko-toko, di mana barang-
barang dibawa ke gudang semata-mata untuk tujuan memilah-milah muatan kendaraan.
- Fasilitas perakitan. ini sering berguna dalam menunda produksi sejauh mungkin di rantai
pasokan untuk meminimalkan persediaan. Dengan demikian, gudang dapat digunakan
sebagai titik perakitan akhir untuk produk, yang melibatkan aktivitas seperti kitting,
pengujian, pemotongan dan pelabelan.
- Titik trans-shipment. Ini sangat umum untuk melayani daerah-daerah terpencil di suatu
negara. Di beberapa situasi, pesanan akan diambil di pusat distribusi nasional dan diangkut
ke depot trans-shipment 'tanpa stok', di mana barang disortir ke muatan kendaraan yang
lebih kecil untuk segera dikirim ke pelanggan. Depot trans-shipment ini mungkin gudang
kecil yang digunakan hanya untuk tujuan sortasi.

‘20 Inventory & Warehouse Management Biro Akademik dan Pembelajaran


4 Muchammad Fauzi dan Verani Hartati. http://www.widyatama.ac.id
- Pusat pengembalian barang. Penanganan barang kembali menjadi semakin penting.
didorong baik oleh undang-undang lingkungan (misalnya pada pengemasan dan pemulihan
bahan dari barang-barang listrik/elektronik) dan oleh meningkatnya penggunaan belanja
internet (yang cenderung dikaitkan dengan persentase pengembalian barang yang lebih
tinggi daripada dalam kasus toko belanja).
Gudang sering kali memadukan peran-peran yang berbeda ini, dan penting untuk memperjelas
peran yang tepat yang sedang dijalankan. Sekarang ada berbagai macam nama yang diberikan
untuk gudang, dan banyak dari nama ini mencerminkan peran yang berbeda yang mereka
lakukan. Beberapa dari nama-nama ini meliputi: pusat konsolidasi pemasok, pusat sequencing
JIT, pusat layanan pelanggan, pabrik ful lment dan pusat e-ful lment.

Gudang sebagai pendukung manufaktur

Kegiatan manufaktur memerlukan dukungan bahan baku, bahan penolong, komponen dan suku
cadang untuk aktivitas produksi. Adanya meterial itu merupakan hasil kerja bagian pengadaan
yang bersumber dari pemasok. Pada saat pesanan datang dari pemasok diterima oleh bagian
receiving, diperiksan lalu masuk ke gudang disimpan untuk mengunggu digunakan oleh bagian
produksi, dengan demikian gudang berfungsi sebagai tempat penyimpan material yang
selanjutnya di proses untuk menjadi sebuah produk jadi, seperti yang ditunjukkan Gambar 2.

Pemasok A

Pemasok B
Gudang Pabrik
Pemasok C

Pemasok D

Gambar 2. Skema gudang sebagai pendukung manufaktur

Gudang yang menyatukan

Barang yang datang dari berbagai produsen dikirim menggunakan truk dan diterima di gudang,
aktivitas pergudangan ini adalah melakukan penyatuan produk-produk yang bervariasi
tersebut, selanjutnya dikirim kepada para pelanggan dengan menggunakan kendaraan yang
lebih kecil. Jadi fasilitas gudang berfungsi sebagai area untuk menyatukan, dimana produk

‘20 Inventory & Warehouse Management Biro Akademik dan Pembelajaran


5 Muchammad Fauzi dan Verani Hartati. http://www.widyatama.ac.id
yang datang dari berbagai pemasok (produsen) bersifat produk tunggal, disatukan di gudang
menjadi produk yang bervariasi, posisi bervariasi ini ada di pemasok (pabrik/perusahaan) yang
selanjutnya akan dikirim ke pelanggan/retail, seperti yang ditunjukkan Gambar 3.

Pabrik A Pelanggan 1
A B C D

Pabrik B Pelanggan 2
A B C D
Gudang
Pabrik C Pelanggan 3
A B C D

Pabrik D Pelanggan 4
A B C D

Gambar 3. Skema gudang sebagai tempat menyatukan produk

Gudang konsolidasi

Gudang sebagai tempat konsolidasi dilakukan pada kondisi, dimana produk dikirm dari para
produsen namun dalam jumlah kecil-kecil dan tidak ekonomis jika dikirim langsung ke
pelanggan dengan jumlah kecil-kecil juga, maka dilakukan konsolidasi di gudang, selanjutnya
dikirim ke pelanggan dalam jumlah besar agar lebih ekonomis, seperti yang ditunjukkan
Gambar 4.

Pemasok A Pelanggan 1

Pemasok B Pelanggan 2
Gudang
Pemasok C Pelanggan 3

Pemasok D Pelangan 4

Gambar 4. Skema gudang konsolidasi

Gudang pemecah (break bulk)

Gudang sebagai tempat pemecah pada saat barang dikirim dari produsen dalam jumlah besar,
namun pelanggan memerlukan dalam jumlah kecil. Untuk menyelesaikan permaslahan tersebut

‘20 Inventory & Warehouse Management Biro Akademik dan Pembelajaran


6 Muchammad Fauzi dan Verani Hartati. http://www.widyatama.ac.id
gudang berperan dalam memecah satuan barang dalam bentuk bulk menjadi satuan kecil,
karena yang diperlukan pelanggan bukan dalam satuan besar. Jadi fungsi gudang dalam kondisi
ini bertindak sebagai break bulk, seperti yang ditunjukkan Gambar 5.

Pelanggan 1

Pelanggan 2
Pabrik Gudang
Pelanggan 3

Pelangan 4

Gambar 5. Skema gudang pemecah

Isu-Isu Strategis Pergudangan

Karena gudang beroperasi sebagai komponen integral dari rantai pasokan, konteks bisnis yang
lebih luas harus diperhitungkan saat membuat keputusan penting tentang fasilitas ini. Beberapa
hal yang harus dipertimbangkan mencakup hal-hal berikut:
- Tren pasar/industri. Hampir semua industri telah melihat perubahan dramatis di pasar
mereka, serta dalam teknologi yang tersedia bagi mereka. Misalnya, industri ritel makanan
telah menyaksikan perkembangan seperti penetapan harga di gerbang pabrik, cross-
docking barang-barang yang mudah rusak dan barang-barang lainnya, presentasi yang siap
di toko, dan belanja di rumah. Semua perkembangan ini melibatkan perubahan substansial
pada desain dan operasi gudang, dan dengan demikian setiap gudang yang dibangun tanpa
mempertimbangkan tren terbaru mungkin tidak sesuai pada saat mulai beroperasi.
- Tujuan perusahaan. Perusahaan yang berbeda seringkali memiliki tujuan yang cukup
berbeda dalam hal penentuan posisi pasar mereka (misalnya komitmen layanan kepada
pelanggan), kebijakan staf (misalnya kondisi kerja), kebijakan lingkungan dan harapan
pemegang saham (misalnya yang dapat mempengaruhi periode pengembalian yang dapat
diterima untuk investasi modal).
- Rencana bisnis. Rencana bisnis akan mencakup faktor-faktor seperti pasar baru dan
proyeksi penjualan, serta tingkat kepastian proyeksi. Ini akan mempengaruhi fitur desain
seperti potensi ekspansi yang perlu dimasukkan ke dalam gudang dan tingkat fleksibilitas
yang harus disiapkan. Dalam kasus yang terakhir, mungkin perlu untuk melakukan

‘20 Inventory & Warehouse Management Biro Akademik dan Pembelajaran


7 Muchammad Fauzi dan Verani Hartati. http://www.widyatama.ac.id
perencanaan skenario bagaimana fasilitas gudang dapat mengakomodasi kemungkinan
variasi dalam rencana bisnis.
- Strategi rantai pasokan. Setiap gudang akan menjadi salah satu komponen dalam strategi
rantai pasokan secara keseluruhan dan oleh karena itu perlu dirancang dengan sesuai.
Strategi tersebut akan menentukan faktor-faktor seperti peran, lokasi dan ukuran masing-
masing gudang. Ukuran dapat ditentukan baik dari segi kapasitas throughput dan kapasitas
persediaan yang dibutuhkan.
- Strategi lainnya. Rencana bisnis perlu diimplementasikan melalui berbagai strategi
departemen, serta strategi rantai pasokan. Hal ini akan mempengaruhi desain gudang,
karena mereka akan menentukan faktor-faktor seperti ukuran batch yang masuk dari
produksi atau dari pemasok, karakteristik pesanan pelanggan, teknologi informasi yang
tersedia, dan batasan keuangan.
- Tingkat layanan pelanggan. Sejumlah strategi yang dijelaskan sebelumnya, terutama
pemasaran dan rantai pasokan, akan menentukan tingkat layanan yang perlu disediakan
gudang. Tingkat layanan inilah yang menjadi kunci bagaimana gudang harus dirancang dan
dioperasikan.
- Faktor eksternal. kemungkinan akan ada kendala yang disebabkan oleh faktor eksternal,
terutama dalam hal regulasi. Berbagai peraturan dapat berdampak pada desain dan operasi
gudang, termasuk undang-undang di bidang-bidang seperti konstruksi, kesehatan dan
keselamatan, penanganan manual, jam kerja, lingkungan, tindakan pencegahan ulang,
peralatan, zat berbahaya, keamanan makanan, dan limbah pengemasan, seperti serta
kemungkinan kendala perencanaan lokal (misalnya ketinggian bangunan dan jam
operasional). Oleh karena itu, ada berbagai faktor yang perlu dipertimbangkan sebelum
desain gudang yang terperinci.

Operasi Gudang

Setiap gudang harus dirancang untuk memenuhi persyaratan khusus dari rantai pasokan yang
menjadi bagiannya. Namun demikian, ada operasi tertentu yang umum berlaku di gudang.
Gudang merupakan simpul dari jaringan distribusi. Gudang sebagai pusat distribusi memiliki
beberapa fungsi pokok seperti pada Gambar 1, yaitu:
1. Penerimaan (receiving)
2. Penempatan sementara (put away)

‘20 Inventory & Warehouse Management Biro Akademik dan Pembelajaran


8 Muchammad Fauzi dan Verani Hartati. http://www.widyatama.ac.id
3. Penyimpanan (storage)
4. Pengambilan (order picking)
5. Pengiriman (shipping)

RESERVE
STORAGE

LOADING
UNLOADING
GOODS ORDER
RECEIPT PICKING SORTATION
CHECKING DELIVERY

RECEIVING STORAGE SHIPING

Gambar 1. Fungsi aktivitas pergudangan

Secara lebih rinci fungsi-fungsi tersebut diuraikan sebagai berikut:


- Receiving. biasanya melibatkan pembongkaran fisik transportasi masuk, memeriksa
pesanan pembelian dan mencatat barang masuk ke dalam sistem komputer. Ini juga dapat
mencakup aktivitas seperti membongkar dan mengemas ulang dalam format yang sesuai
untuk operasi gudang berikutnya. Pemeriksaan kendali mutu dapat dilakukan sebagai
bagian dari kegiatan ini. Dari sini, barang-barang tersebut kemudian disimpan di gudang.
- Reserve storage. Barang biasanya dibawa ke area penyimpanan, yang merupakan pengguna
ruang terbesar di banyak gudang. Adalah area yang menampung sebagian besar persediaan
gudang di lokasi yang dapat diidentifikasi.
- Order picking. Ketika pesanan diterima dari pelanggan, barang perlu diambil dari gudang
dalam jumlah yang benar dan tepat waktu untuk memenuhi tingkat layanan yang
dibutuhkan. Suatu pesanan akan sering berisi sejumlah baris pesanan, masing-masing
meminta jumlah tertentu dari produk. Jika baris pesanan untuk muatan unit penuh
(misalnya palet) maka ini dapat diambil langsung dari area penyimpanan cadangan.
Namun, jika jalur pemesanan kurang dari satu unit muatan (misalnya sejumlah kotak atau
barang) maka barang biasanya akan diambil dari lokasi pengambilan. Jika hanya sejumlah
kecil produk yang disimpan di gudang, maka cadangan dan stok pengambilan dapat

‘20 Inventory & Warehouse Management Biro Akademik dan Pembelajaran


9 Muchammad Fauzi dan Verani Hartati. http://www.widyatama.ac.id
digabungkan, dan barang diambil dari area konsolidasi ini. Order picking adalah operasi
gudang utama, baik dari segi biaya dan layanan, karena sebagian besar staf gudang biasanya
diperlukan untuk fungsi ini dan sangat penting untuk mencapai tingkat akurasi pesanan
yang tinggi.
- Sortation. Untuk pesanan ukuran kecil, terkadang tepat untuk mengelompokkan sejumlah
pesanan bersama-sama dan memperlakukannya sebagai pesanan 'satu' untuk tujuan
pengambilan. Dalam hal ini, batch yang dipilih harus disortir ke pesanan individu sebelum
dikirim.
- Collaction, added value service, and packing. Barang perlu disusun menjadi pesanan
pelanggan yang lengkap dan siap dikirim. Kecuali jika barang diambil langsung ke dalam
kontainer pengiriman, barang tersebut akan dirakit atau dikemas bersama-sama dalam satu
pengambilan. Misalnya, barang dapat dikirim ke stasiun pengepakan di mana barang
tersebut dikemas ke dalam karton. Kemudian dipacking pada palet kayu yang siap untuk
dikirim. Proses ini juga dapat melibatkan kegiatan penundaan produksi akhir dan layanan
nilai tambah, seperti kitting dan pelabelan.
- Marshalling and dispatch. Barang-barang dirangkai/disusun bersama untuk membentuk
muatan kendaraan di area pengiriman dan kemudian dimuat ke kendaraan keluar untuk
pengiriman selanjutnya ke 'simpul' berikutnya dalam rantai pasokan (misalnya ke depot
trans-pengiriman atau ke depot pengirim barang untuk pengelompokan/ konsolidasi).

Penggunaan lantai gudang untuk setiap fungsi tersebut pada umumnya akan terbagi menjadi:
- Storage = 50%
- Picking and Packing = 19%
- Goods in-out and Marshailling = 16%
- Added Value Activities = 8%
- Lainnya = 7%

Push System dan Pull System pada pergudangan

Push system, (sistem dorong) adalah metode distribusi yang bersifat tradisional, dimana
rencana produksi tergantung terhadap kapabilitas dan kapasitas pabrik, dan barang yang sudah
diproduksi selanjutnya dijual hingga diterima konsumen akhir. Bilaman produk yang

‘20 Inventory & Warehouse Management Biro Akademik dan Pembelajaran


10 Muchammad Fauzi dan Verani Hartati. http://www.widyatama.ac.id
dihasilkan lebih cepat dari pada yang dapat dijual, maka akan memerlukan tempat
penyimpanan di gudang, dan jika penjualan tidak mampu mengakselerasi, dampaknya
kecepatan produksi melambat untuk menyesuaikan penjualan, sampai dengan terjadinya
keseimbangan antara pasokan dengan pemrintaan. Pada sistem ini gudang akan berfungsi untuk
menyerap kelebihan produksi tersebut.
Pada Push system, keputusan replenishment dilakukan pada tingkat upstream. Sehingga
informasi mengenai permintaan dan tingkat persediaan pada downstream akan dikirim secara
periodic ke tingkat upstream. Hal ini dapat mengfhindari keadaan variabilitas dari permintaan.
Selain itu juga, Push system ini dapat melakukan peramalan kebutuhan dan waktu pengiriman
ke downstream dengan tepat. Keuntungan lain dari Push system adalah di mana pengiriman ke
Pusat Distribusi dapat disinkronisasikan sedemikian rupa, sehingga persediaan di tingkat Pusat
Pasokan dapat dieliminasi.
Sedangkan Pull system (sistem tarik) adalah tergantung terhadap informasi dan didasarkan
kepada sistem monitor terhadap permintaan, sehingga kecepatan produksi menyesuaikan
terhadap besarnya tingkat permintaan pelanggan. Dengan sistem tarik yang sempurna tidak
perlu sarana yang luas untuk menampung karena gudang hanya sebagai pusat flow-through.
Keuntungan dari Pull system adalah dimana proses dapat diopersaikan secara manual dan
membutuhakan tingkat komunikasi yang rendah antara Pusat Pasok dengan Pusat Distribusi.
Keuntungan lainnya adalah jika Pusat Distribusi merupakan profit centre maka mereka
mempunyai kekuasaan penuh untuk mengelola persediaannya denga lebih leluasa tanpa adanya
interfensi dari Pusat Pasokan.
Kelemahan dari Pull system adalah dimana dengan adanya variabilitas permintaan akan
menyebabkan membengkaknya permintaan pada Pusat Pasokan hany apada salah satu Pusat
distribusi. Ini menyebabkan Pusat Distribusi lainnya tidak seimbang dalam pemenuhan
pesanan. Kerugian lainnya adalah dengan keadaan tersebut, Pusat Pasokan akan terbebani
biaya safety stock dan biaya shortage yang sangat luar biasa.

Biaya

Pergudangan biasanya menyumbang sekitar 20-30% dari biaya logistik. Sedangkan biaya
penyimpanan mencakup 20-25% dari biaya gudang. Hal ini merupakan jumlah yang sangat
signifikan bagi banyak perusahaan.
Rincian biaya gudang bervariasi menurut sifat operasinya, tetapi gambaran umum pada operasi
gudang 'konvensional' adalah sebagai berikut:

‘20 Inventory & Warehouse Management Biro Akademik dan Pembelajaran


11 Muchammad Fauzi dan Verani Hartati. http://www.widyatama.ac.id
- Staf (personil) = 45-50%, dengan setengah dari ini adalah untuk aktifitas pengambilan
pesanan dan pengepakan;
- Bangunan = 2%, termasuk sewa atau depresiasi bangunan;
- Buliding services = 15%, termasuk penerangan, listrik, pemeliharaan gedung, asuransi dan
pajak;
- Peralatan (equipment) = 10-15%, termasuk sewa atau depresiasi, pemeliharaan peralatan,
dan biaya operasional alat;
- Teknologi informasi = 5-10%, termasuk sistem dan terminal data.
Angka-angka ini menunjukkan pentingnya penggunaan ruang/bangunan dan staf secara efektif
dalam desain dan pengoperasian gudang. Dalam hal staffing, efisiensi pada aktifitas
pengambilan barang (picking) sangat signifikan.
Untuk gudang otomatis, ukuran peralatan biasanya akan jauh lebih tinggi, meskipun perlu
dicatat bahwa sebagian besar gudang 'otomatis' masih memiliki operasi manual untuk kegiatan
seperti pengambilan barang dan pengepakan.

Daftar Pustaka

1. Rushton, A., Croucher, P., and Baker, P. 2014. The Handbook of Logistics and Distribution
Management. United States: Kogan Page Limited.
2. Kee Boon, Teo. 2011. The Practitioner’s Definitive Guide: Process-Driven Warehouse
Operations. Singapore: Straits Time Press Reference.
3. Chua, Bill and Kee Boon, Teo. 2014. The Practitioner’s Definitive Guide 3rd Edition:
Warehouse Practice. Singapore: Straits Time Press Reference
4. Sutarman. (2017). Dasar-dasar Manajemen Logistik. Bandung: PT. Refika Aditama.
5. Martono, R. V. (2018). Manjaemen Logistik. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama.
6. http://indonesian.automaticbagpackingmachine.com/sale-9567163-fully-automated-
manufacturing-automation-solutions-storage-system-with-carrier-shuttle.html
7. http://indonesian.automaticbagpackingmachine.com/sale-9566553-intelligent-industrial-
automation-solutions-warehousing-management-system-fully-automatic.html
8. https://www.sentrarak.com/merancang-gudang-toko-obat-berikut-hal-hal-yang-harus-
dipertimbangkan/

‘20 Inventory & Warehouse Management Biro Akademik dan Pembelajaran


12 Muchammad Fauzi dan Verani Hartati. http://www.widyatama.ac.id

Anda mungkin juga menyukai