Anda di halaman 1dari 20

DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL
HALAMAN PENGESAHAN
DAFTAR ISI
RINGKASAN
BAB I. ANALISIS SITUASI
BAB II. PERMASALAHAN MITRA
BAB III. METODE KEGIATAN
BAB IV. TARGET LUARAN
BAB V. BIAYA DAN JADWAL KEGIATAN
BAB VI. PELAKSANAAN KEGIATAN
BAB VII PENUTUP
RINGKASAN

Desa Guli, Kecamatan Nogosari Kabupaten Boyolali terletak di utara Bandara


Internasional Adi Soemarmo memiliki topografi perbukitan dengan pemandangan alam yang asri
serta udara yang sejuk. Mata pencaharian masyarakat di daerah ini 80% adalah petani yang
memiliki etos kerja yang baik. Komunitas yang aktif dalam pengembangan kawasan pertanian di
desa Guli adalah POSYANTEK yang beranggotakan sebagian besar padra pemuda yang, focus
pada pengambangan Desa Guli .Permasalahan yang dihadapi dalam upaya mengembangkan
pertanian antara lain menurunnya minat para generasi muda terhadap usaha di bidang pertanian
khususnya tanaman padi, hal tersebut disebabkan karena proses pengerjaan terhadap kegiatan
pertanian tersebut relatif cukup melelahkan . Sedangkan generasi tua sudah selayaknya diganti
untuk kemudian agar kegiatan pertanian terus berlanjut.
Oleh karena itu perlu dikenalkan cara-cara pengolahan pertanian menggunakan teknologi
terutama teknologi yang mendukung proses pemupukan dengan menggunakan pupuk cair.
Kegiatan Pengabdian Kepada Masyarakat ini akan mengenalkan penggunaan teknologi
pemupukan dengan menggunakan media cair dengan bantuan drone.

Kata Kunci :Pemberdayaan Pemuda, Kompetensi Pemuda, Program Desa


BAB I. ANALISIS SITUASI

Pemahaman SDM di desa Guli terutama kelompok Pemuda, tentang potensi sumber daya
di desa Guli masih monoton dari waktu ke waktu. Hal ini terlihat kegiatan Desa yang dikelola
masih sangat minim yang berjalan, yaitu Kegiatan Bumdes dan Kegiatan Sosial lainnya. Padahal
dana desa yang dikelola di tiap desa diupayakan untuk mengembangkan sumberdaya produktif
yang pada akhirnya akan meningkatkan asset desa dan kesejahteraan seluruh masyarakat desa.
Berkaitan dengan ini diperlukan beberapa pelatihan untuk meningkatkan pengetahuan Kegiatan
Kepemudaan Desa Guli dalam mendukung Program Kerja Desa sehingga peningkatan
Akselerasi Visi dan Misi Desa Guli dapat cepat terwujud menjadikan Desa Guli dengan Produk
Unggulan dari Industri Perkayuan dan Industri Agro Organik serta dapat menjadikan Desa Guli
untuk Desa Wisata Edukasi.
Kegiatan pertanian merupakan kegiatan pokok masyarakat desa Guli saat ini, padahal
harapan dengan adanya Undang-Undang tentang Desa, serta munculnya anggaran dana desa
sebenarnya dapat meningkatkan kondisi pedesaan menjadi desa yang mandiri dan sejahtera.
Berdasarkan tersebut kunci pokok kegiatan pemberdayaan kepemudaan desa Guli adalah dengan
meningkatkan potensi pemuda sehingga dapat tercipta beberapa kegiatan inovatif dan produktif
sehingga harapan motivasi pemuda untuk berkarya di Desa Guli semakin meningkat selain
pertanian yang saat ini menjadi komoditas utama.
Desa Guli sudah melaksanakan kegiatan industri perkayuan sudah cukup lama, lebih dari
20 tahun. Produk dari Indutri perkayuan di desa Guli saat ini beberapa yang dapat disebutkan
ialah: Mebeler, Gawangan dan Pintu, dan lain sebagainya. Kegiatan produksi tersebut sudah
memanfaatkan peralatan mekanik yang cukup maju, tetapi produk-produk yang dihasilkan masih
sangat standar, belum ada sentuhan art/seni yang dapat meningkatkan nilai jual dari produk yang
dihasilkan. Hasil produk-produk industri perkayuan tersebut masih dipasarkan secara tradisional
dengan mengirim ke pengepul mebeler dan pedagang komponen bahan bangunan ke seluruh
Indonesia lewat usaha transportasi tiap individu desa Guli.
1.1. Kondisi Pemberdayaan Masyarakat Desa Guli

Kegiatan pertanian merupakan kegiatan pokok masyarakat desa Guli. Harapan dengan
adanya Undang-Undang tentang Desa, sehingga munculnya anggaran dana desa sebenarnya
dapat meningkatkan kondisi pedesaan menjadi desa yang mandiri dan sejahtera, sehingga kunci
pokok kegiatan pemberdayaan masyarakat desa untuk meningkatkan potensi masyarakat
sehingga dapat tercipta pendapatan masyarakat selain pertanian yang saat ini jadi komoditas
utama. Kegiatan awal didahului dengan pendaftaran peserta pelatihan. Sasaran peserta kegiatan
ini diutamakan adalah Pengurus Bumdes dan Gapoktan. Melalui pengurus tersebut
diinformasikan potensi-potensi pendapatan yang dapat dimiliki oleh masyarakat desa Guli dapat
dikembangkan dari kegiatan mandiri ke kegiatan produktif. Optimalisasi organisasi Bumdes dan
Gapoktan merupakan kunci sukses untuk pengembangan Aset Desa dengan variasi kegiatan
produktif.

Dengan peningkatan komitmen Pemerintah terhadap dana desa yang digunakan untuk
pemberdayaan masyarakat seharusnya memberikan imbas positif bagi masyarakat desa dapat
mengembangkan sumber pendapatan selain pertanian dan industri perkayuan yang sangat
monoton. Dua kegiatan yang saat ini menjadi andalan pendapatan masyarakat desa industri
kreatif seperti batik jumputan ini. Dan ini juga disadari oleh pengelola Wono Batik Jumputan
tetapi dikarenakan keterbatasan kemampuan berproduksi dan keterbatasan alat membuat tidak
bisa memenuhi secara optimal hasil dari produk yang dibuat. Oleh karennya Wono Batik
Jumputan harus berbenah untuk meningkatkan kemampuan produksi, kualitas, dan ragam
produknya.

1.2.Aspek Pemberdayaan Masyarakat


1.2.1. Kondisi Pemberdayaan Masyarakat Desa Guli Saat ini.
Program dana desa saat ini banyak digunakan untuk kegiatan pembangunan dengan
memanfaatkan pemberdayaan masyarakat. Padahal tujuan digerakkannya dana desa untuk
meningkatkan kesejahteraan masyarakat supaya dapat mengembangkan kegiatan-kegiatan
produktif. Kondisi awal saat ini di desa Guli sangat tergantung dari kegiatan pertanian dan
industry perkayuan yang dikelola masih sangat terbatas, sehingga hasilnya kurang optimal.
Desa Guli sudah melaksanakan kegiatan pertanian dengan pola tanam yang
sangatrutinitas tanaman pangan yaitu 2 kali padi dan 1 kali palawija belum memperhatikan
potensi nilai jual komoditas tanaman yang dihasilkan. Metode penanaman juga masih
menggunakan pupuk kimiawi yang cenderung nilai jual produknya juga masih
rendah.Sedangkan untuk industri Desa Guli sudah melaksanakan kegiatan industri perkayuan
sudah cukup lama, lebih dari 20 tahun. Produk dari Indutri perkayuan di desa Guli saat ini
beberapa yang dapat disebutkan ialah: Mebeler, Gawangan dan Pintu, dan lain sebagainya.
Kegiatan Produksi tersebut sudah memanfaatkan peralatan mekanik yang cukup maju, tetapi
produk-produk yang dihasilkan masih sangat standar, belum ada sentuhan art/seni yang dapat
meningkatkan nilai jual dari produk yang dihasilkan. Hasil produk-produk industri perkayuan
tersebut masih dipasarkan secara tradisional dengan mengirim ke pengepul mebeler dan
pedagang komponen bahan bangunan ke seluruh Indonesia lewat usaha transprtasi tiap individu
desa Guli.

1.2.2. Proses Pemberdayaan Masyarakat melalui Dana Desa


Proses pemberdayaan masyarakat merupakan kegiatan yang berkesinambungan dan terus
menerus, karena melibatkan seluruh komponen masyarakat desa, yang tujuannya untuk
menciptakan kegiatan masyarakat menjadi kegiatan produktifuntuk peningkatan kesejahteraan
masyarakat desa. Tenaga kerja indusri perkayuan dapat dibagi menjadi dua kelompok, yaitu
tenaga untuk produk perkayuan standard dan tenaga kerja untuk produk perkayuan yang
inovatif. Sasaran kegiatan ini adalah generasi muda yang haus tentang kratifitas dan inovasi
produk, sehingga keterampilan berinovasi akan tumbuh untuk meningkatkan hasil produk
perkayuan.

Rumusan Jenis Kegiatan Program Kerja Industri Perkayuan :


Berdasarkan uraian latar belakang di atas, untuk meningkatkan pemberdayaan masyarakat dalam
industri perkayuan adalah sebagai berikut:
a. Kegiatan Pelatihan Peningkatan Kreatifitas Seni Ukir Kayu
Input :
Tenaga kerja indusri perkayuan dapat dibagi menjadi dua kelompok, yaitu tenaga untuk produk
perkayuan standard dan tenaga kerja untuk produk perkayuan yang inovatif. Sasaran
kegiatan ini adalah generasi muda yang haus tentang kratifitas dan inovasi produk, sehingga
keterampilan berinovasi akan tumbuh untuk meningkatkan hasil produk perkayuan.

Proses :
Untuk tepat sasaran kegiatan ini, maka harus dipilih dan didaftar peserta yang akan mengikuti
kegiatan pelatihan ini, dan diutamakan pada generasi muda sehingga mereka dapat
mengembangkannya di kegiatan yang sudah ada di desa Guli ini. Pemilihan dan pendaftaran
dilakukan untuk melihat motivasi generasi muda untuk mengembangkan produk perkayuan di
desa Guli. Setelah diseleksi peserta pelatihan,maka pelatihan dilakukan dengan dua agenda, yaitu
Produk Inovatif dan Pemanfaatan CNC untuk mengukir Produk Kayu.
Output :
Berdasarkan dua agenda kegiatan pelatihan ini, maka output kegiatan ini adalah :
- Pionir-pionir tenaga kreatif dan inovatif produk perkayuan.
- Pionir terwujudnya Rumah Usaha Kreatif Industri Perkayuan.

b. Kegiatan Pelatihan Pemanfaatan Limbah Industri Perkayuan


Input :
Industri perkayuan di desa Guli sudah dilaksanakan secara turun-menurun dan sisa kayu serta
limbah gergajian selama ini belum dimanfaatkan secara ekonomis, padahal limbah tersebut
masih dapat digunakan untuk diolah menjadi produk yang nilai jualnya cukup lumayan.
Proses :
Kegiatan awal didahului dengan pendaftaran peserta pelatihan. Sasaran peserta kegiatan ini
diutamakan adalah generasi muda yang haus akan kegiatan bisnis yang berbasis pemanfaatan
limbah industri perkayuan. Ada dua jenis limbah yang muncul pada industri perkayuan di desa
Guli, yaitu serbuk gergajian dan kayu-kayu ukuran kecil yang tidak dapat digunakan untuk
produk utama perkayuan di Guli. Pemanfaatan Limbah serbuk gergajian dapat disuling untuk
menghasilkan minyak kayu dan setelah disuling dapat dibuatkan briket arang. Sisa potongan
kayu yang tdk ekonomis dapat dibuat untuk bahan lantai kayu dan hiasan yang punya nilai
ekonomi yang cukup tinggi.

Output :
Berdasarkan uraian pada proses, maka dapat diharapkan hasil outputnya pada kegiatan ini adalah
:
- Produk Penyulingan Minyak Kayu.
- Produk Briket Arang.
- Produk Lantai Kayu dan Hiasan berbasis Limbah Kayu.

Rumusan Jenis Kegiatan Program Kerja Pengembangan Sumber Daya Desa Guli :
Berdasarkan uraian latar belakang di atas, untuk mengembangkan sumber daya Desa Guli adalah
sebagai berikut:
a. Pelatihan Pengetahuan Masyarakat tentang Cash-Flow pendapatan potensial.
Input
Masyarakat Desa Guli harus mengetahui bahwa pendapatan keluarga dapat ditingkatkan dengan
mngembangkan potensi sumber daya yang belum dikembangkan, sehingga akan dapat digunakan
sebagai Cash-Flow : Harian, Bulanan, Semesteran dan Tahunan. Sebagai langkah awal, pengurus
Bumdes dan Gapoktan harus dibekali Pelatihan untuk pengembangan sumber daya Desa Guli.

Proses :
Kegiatan awal didahului dengan pendaftaran peserta pelatihan. Sasaran peserta kegiatan ini
diutamakan adalah Pengurus Bumdes dan Gapoktan. Melalui pengurus tesebut diinformasikan
potensi-potensi pendapatan yang dapat dimiliki oleh masyarakat desa Guli dapat dikembangkan
dari kegiatan mandiri ke kegiatan produktif. Optimalisasi organisasi Bumdes dan Gapoktan
merupakan kunci sukses untuk pengembangan Aset Desa dengan variasi kegiatan produktif.
Output :
Berdasarkan uraian pada proses, maka dapat diharapkan hasil outputnya pada kegiatan ini adalah
:
- Pendapatan Masyarakat Desa Guli menjadi banyak alternatif.
- Meningkatnya Kegiatan Produktif Masyarakat akan Meingkatkan Aset Desa.

b. Pelatihan Pengetahuan Masyarakat tentang Multiplier-Effect kegiatan produktif.


Input
Masyarakat Desa Guli harus mengetahui bahwa seluruh kegiatan desa Guli dapat dikendalikan
secara sistemik untuk dapat dijadikan kegiatan produktif terpadu dan dapat dijadikan potensi
Pariwisata Alternatif desa produktif. Kegiatan yang dikelola secara terpadu akan mudah
diperoleh Multiplier-Effectnya bagi masyarakat desa Guli khususnya dan desa-desa lain pada
umumnya.

Proses :
Kegiatan awal didahului dengan pendaftaran peserta pelatihan. Sasaran peserta kegiatan awal ini
diutamakan adalah Pengurus Bumdes dan Gapoktan. Melalui pengurus tesebut diinformasikan
bahwa Bumdes dan Gapoktan adalah motor penggerak ekonomi masyarakat desa sehingga dapat
mebangkitkan Multiplier-Effectnya bagi masyarakat desa Guli khususnya dan desa-desa lain
pada umumnya.
Output :
Berdasarkan uraian pada proses, maka dapat diharapkan hasil outputnya pada kegiatan ini adalah
:
- Peningkatan variasi kegiatan produktif terpadu.
- Mengembangkan wisata desa produktif.

1.3. Manajemen Dana Desa dan Bumdes


Manajemen harus mengupayakan dana desa untuk dapat meningkatkan potensi produktif
masyarakat desa untuk meningkatkan Pengelolaan Bumdes sehingga dapat meningkatkan asset
Desa. Kegiatan produktif dapat diwujudkan dengan perencanaan dana desa yang tepat sasaran,
sehingga nantinya akan meningkatkan pemberdayaan mayarakat dan meningkatkan kesejahteaan
Masyarakat Desa seiring dengan meningatnya asset desa yang dikelola oleh Bumdes. Peran
perangkat Desa Guli cukup stratgis untuk menetapkan programpogram yang produktif yang ada
saat ini untuk dapat dikembangkan melalui pemberdayaan masyarakat desa, sehingga hasilnya
juga akan meningkatkan keejahteraan masyarakat desa secara keseluruhan.
BAB II. PERMASALAHAN MITRA

2.1. Permasalahan yang Dihadapi


1. Keterbatasan Pengetahuan Pemberdayaan Masyarakat

Pemberdayaan Masyarakat adalah suatu falsafah dengan didasari pandangan sentral pontensi
produktif Masyarakat sebagai nilai-nilai yang produktif menjadi sifat, kebiasaan dan juga
pendorong yang dibudayakan dalam suatu kelompok dan tercermin dalam sikap menjadi
perilaku, cita-cita, pendapat, pandangan serta tindakan yang terwujud sebagai kerja atau bekerja.
Berdasarkan pengertian tersebut, maka untuk menjadikan usaha produktif kelompok masyarakat
menjadikan usaha yang professional harus selalu meningkatkan kinerja anggotanya dengan
menyamakan budaya kerja antara satu anggota dengan anggota yang lainnya, sehingga dalam
proses pemberdayaan tidak akan mengalami kendala pada akhirnya.

2. Kinerja Bumdes dan Pemberdayaan Masyarakat


Kinerja usaha berkaitan dengan hasil dan target. Kegiatan usaha diharapkan dapat berkembang
untuk kesejahteraan bersama adalah motivasi yang cukup baik untuk dapat menumbuhkan
semangat kerja yang akhirnya jika terbiasa akan menjadi budaya. Kinerja dapat dikembangkan
dengan target, sehingga iklim usaha yang positif dapat menjadi budaya kerja yang positif. Untuk
menetapkan target perlu dilakukan perancangan keiatan produktif, sehingga dengan standar kerja
yang berkembang setiap saat akan meningkatkan kualitas dan budaya kerja pada usaha Bumdes
saat ini.

2.2. Prioritas Permasalahan yang akan Diselesaikan


1. Keterbatasan pengetahuan mitra tentang pemberdayaan masyarakat diselesaikan dengan
penyuluhan pentingnya memperbaiki potensi sumberdaya yang professional.
2. Keterbatasan kinerja dan pemberdayaan masyarakat diselesaikan dengan perancangan potensi
produktif sehingga target kerja ke depan dapat diselesaikan.
BAB III. METODE KEGIATAN

Metode kegiatan yang akan dilaksanakan pada pengabdian ini guna menyelesaikan
permasalahan mitra adalah mengadakan penyuluhan dengan tema pentingnya peningkatan
pemberdayaan masyarakat desa Guli untuk memenuhi target usaha bersama Bumdes. Sedangkan
keterbatasan tentang target kerja dapat dibuatkan rancangan tentang potensi kegiatan produktif
guna pemenuhan target peningkatan asset Bumdes.
BAB VI. PELAKSANAAN KEGIATAN

Sebelum melakukan penyemprotan, kami menghadap Kepala Desa Guli untuk meminta
ijin dan membahas persiapan sebelum beraktifitas, antara lain lahan sawah yang akan disemprot,
ketersediaan air, dan lain-lain

Gambar Bertemu dengan Kepala Desa Guli sebelum melakukan penyemprotan menggunakan
Drone
Kemudian kami menuju lokasi sawah yang akan disemprot, mencampur air dengan
pupuk organik yang telah kami persiapkan. Kemudian campuran air dan pupuk organik
dimasukkan ke dalam tangki di drone. Kapasitas tangki Drone sebesar 10 liter.
Gambar Mengambil air untuk campuran Pupuk Organik sebelum dimasukkan ke Drone
Langkah selanjutnya kami melakukan pengaturan pada drone meliputi batas-batas
penyemprotan, kecepatan dan ketinggian drone, waktu penyemprotan, dan pola
penyemprotannya. Sawah yang disemprot hanya seluas 2 hektar.
Gambar Melakukan Setting Drone
Setelah pengaturan selesai, drone mulai beroperasi melakukan penyemprotan. Untuk luas
sawah 2 hektar, drone bekerja selama 145 menit saja.

Gambar Drone melakukan Penyemprotan pada Sawah di Desa Guli


Dan setelah melakukan penyemprotan selama 15 menit, drone mendarat di tempat yang
ditentukan kemudian dilakukan pembersihan tangki kemudian drone dimasukkan ke dalam mobil
selanjutnya persiapan pulang ke Yogya.

Gambar Drone telah selesai melakukan penyemprotan

BAB VII PENUTUP

Kegiatan ini sangat penting bagi kami para dosen di STTA, selain untuk menerapkan
ilmu penerbangan juga membantu masyarakan memberikan solusi dalam kehidupannya. Semoga
kegiatan seperti ini dapat dilakukan terus-menerus dan lebih ditingkatkan kualitasnya.

DAFTAR PUSTAKA
[1] P3M STTA (2018), Pedoman Penelitian dan Pengabdian Pada Masyarakat.
[2] Sudarno. 2012. Kontribusi usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) dalam
penyerapantenaga kerja. Jurnal Penelitian dan pengembangan Humanoria. 9(1):68-76.
[3] Undang-Undang tentang Desa dan Dana Desa, serta Bumdes
LAMPIRAN
Lampiran 1. Personalia Pengabdian
Lampiran 2. Surat Pernyataan Kesediaan Mitra

Anda mungkin juga menyukai