HALAMAN SAMPUL
HALAMAN PENGESAHAN
DAFTAR ISI
RINGKASAN
BAB I. ANALISIS SITUASI
BAB II. PERMASALAHAN MITRA
BAB III. METODE KEGIATAN
BAB IV. TARGET LUARAN
BAB V. BIAYA DAN JADWAL KEGIATAN
BAB VI. PELAKSANAAN KEGIATAN
BAB VII PENUTUP
RINGKASAN
Pemahaman SDM di desa Guli terutama kelompok Pemuda, tentang potensi sumber daya
di desa Guli masih monoton dari waktu ke waktu. Hal ini terlihat kegiatan Desa yang dikelola
masih sangat minim yang berjalan, yaitu Kegiatan Bumdes dan Kegiatan Sosial lainnya. Padahal
dana desa yang dikelola di tiap desa diupayakan untuk mengembangkan sumberdaya produktif
yang pada akhirnya akan meningkatkan asset desa dan kesejahteraan seluruh masyarakat desa.
Berkaitan dengan ini diperlukan beberapa pelatihan untuk meningkatkan pengetahuan Kegiatan
Kepemudaan Desa Guli dalam mendukung Program Kerja Desa sehingga peningkatan
Akselerasi Visi dan Misi Desa Guli dapat cepat terwujud menjadikan Desa Guli dengan Produk
Unggulan dari Industri Perkayuan dan Industri Agro Organik serta dapat menjadikan Desa Guli
untuk Desa Wisata Edukasi.
Kegiatan pertanian merupakan kegiatan pokok masyarakat desa Guli saat ini, padahal
harapan dengan adanya Undang-Undang tentang Desa, serta munculnya anggaran dana desa
sebenarnya dapat meningkatkan kondisi pedesaan menjadi desa yang mandiri dan sejahtera.
Berdasarkan tersebut kunci pokok kegiatan pemberdayaan kepemudaan desa Guli adalah dengan
meningkatkan potensi pemuda sehingga dapat tercipta beberapa kegiatan inovatif dan produktif
sehingga harapan motivasi pemuda untuk berkarya di Desa Guli semakin meningkat selain
pertanian yang saat ini menjadi komoditas utama.
Desa Guli sudah melaksanakan kegiatan industri perkayuan sudah cukup lama, lebih dari
20 tahun. Produk dari Indutri perkayuan di desa Guli saat ini beberapa yang dapat disebutkan
ialah: Mebeler, Gawangan dan Pintu, dan lain sebagainya. Kegiatan produksi tersebut sudah
memanfaatkan peralatan mekanik yang cukup maju, tetapi produk-produk yang dihasilkan masih
sangat standar, belum ada sentuhan art/seni yang dapat meningkatkan nilai jual dari produk yang
dihasilkan. Hasil produk-produk industri perkayuan tersebut masih dipasarkan secara tradisional
dengan mengirim ke pengepul mebeler dan pedagang komponen bahan bangunan ke seluruh
Indonesia lewat usaha transportasi tiap individu desa Guli.
1.1. Kondisi Pemberdayaan Masyarakat Desa Guli
Kegiatan pertanian merupakan kegiatan pokok masyarakat desa Guli. Harapan dengan
adanya Undang-Undang tentang Desa, sehingga munculnya anggaran dana desa sebenarnya
dapat meningkatkan kondisi pedesaan menjadi desa yang mandiri dan sejahtera, sehingga kunci
pokok kegiatan pemberdayaan masyarakat desa untuk meningkatkan potensi masyarakat
sehingga dapat tercipta pendapatan masyarakat selain pertanian yang saat ini jadi komoditas
utama. Kegiatan awal didahului dengan pendaftaran peserta pelatihan. Sasaran peserta kegiatan
ini diutamakan adalah Pengurus Bumdes dan Gapoktan. Melalui pengurus tersebut
diinformasikan potensi-potensi pendapatan yang dapat dimiliki oleh masyarakat desa Guli dapat
dikembangkan dari kegiatan mandiri ke kegiatan produktif. Optimalisasi organisasi Bumdes dan
Gapoktan merupakan kunci sukses untuk pengembangan Aset Desa dengan variasi kegiatan
produktif.
Dengan peningkatan komitmen Pemerintah terhadap dana desa yang digunakan untuk
pemberdayaan masyarakat seharusnya memberikan imbas positif bagi masyarakat desa dapat
mengembangkan sumber pendapatan selain pertanian dan industri perkayuan yang sangat
monoton. Dua kegiatan yang saat ini menjadi andalan pendapatan masyarakat desa industri
kreatif seperti batik jumputan ini. Dan ini juga disadari oleh pengelola Wono Batik Jumputan
tetapi dikarenakan keterbatasan kemampuan berproduksi dan keterbatasan alat membuat tidak
bisa memenuhi secara optimal hasil dari produk yang dibuat. Oleh karennya Wono Batik
Jumputan harus berbenah untuk meningkatkan kemampuan produksi, kualitas, dan ragam
produknya.
Proses :
Untuk tepat sasaran kegiatan ini, maka harus dipilih dan didaftar peserta yang akan mengikuti
kegiatan pelatihan ini, dan diutamakan pada generasi muda sehingga mereka dapat
mengembangkannya di kegiatan yang sudah ada di desa Guli ini. Pemilihan dan pendaftaran
dilakukan untuk melihat motivasi generasi muda untuk mengembangkan produk perkayuan di
desa Guli. Setelah diseleksi peserta pelatihan,maka pelatihan dilakukan dengan dua agenda, yaitu
Produk Inovatif dan Pemanfaatan CNC untuk mengukir Produk Kayu.
Output :
Berdasarkan dua agenda kegiatan pelatihan ini, maka output kegiatan ini adalah :
- Pionir-pionir tenaga kreatif dan inovatif produk perkayuan.
- Pionir terwujudnya Rumah Usaha Kreatif Industri Perkayuan.
Output :
Berdasarkan uraian pada proses, maka dapat diharapkan hasil outputnya pada kegiatan ini adalah
:
- Produk Penyulingan Minyak Kayu.
- Produk Briket Arang.
- Produk Lantai Kayu dan Hiasan berbasis Limbah Kayu.
Rumusan Jenis Kegiatan Program Kerja Pengembangan Sumber Daya Desa Guli :
Berdasarkan uraian latar belakang di atas, untuk mengembangkan sumber daya Desa Guli adalah
sebagai berikut:
a. Pelatihan Pengetahuan Masyarakat tentang Cash-Flow pendapatan potensial.
Input
Masyarakat Desa Guli harus mengetahui bahwa pendapatan keluarga dapat ditingkatkan dengan
mngembangkan potensi sumber daya yang belum dikembangkan, sehingga akan dapat digunakan
sebagai Cash-Flow : Harian, Bulanan, Semesteran dan Tahunan. Sebagai langkah awal, pengurus
Bumdes dan Gapoktan harus dibekali Pelatihan untuk pengembangan sumber daya Desa Guli.
Proses :
Kegiatan awal didahului dengan pendaftaran peserta pelatihan. Sasaran peserta kegiatan ini
diutamakan adalah Pengurus Bumdes dan Gapoktan. Melalui pengurus tesebut diinformasikan
potensi-potensi pendapatan yang dapat dimiliki oleh masyarakat desa Guli dapat dikembangkan
dari kegiatan mandiri ke kegiatan produktif. Optimalisasi organisasi Bumdes dan Gapoktan
merupakan kunci sukses untuk pengembangan Aset Desa dengan variasi kegiatan produktif.
Output :
Berdasarkan uraian pada proses, maka dapat diharapkan hasil outputnya pada kegiatan ini adalah
:
- Pendapatan Masyarakat Desa Guli menjadi banyak alternatif.
- Meningkatnya Kegiatan Produktif Masyarakat akan Meingkatkan Aset Desa.
Proses :
Kegiatan awal didahului dengan pendaftaran peserta pelatihan. Sasaran peserta kegiatan awal ini
diutamakan adalah Pengurus Bumdes dan Gapoktan. Melalui pengurus tesebut diinformasikan
bahwa Bumdes dan Gapoktan adalah motor penggerak ekonomi masyarakat desa sehingga dapat
mebangkitkan Multiplier-Effectnya bagi masyarakat desa Guli khususnya dan desa-desa lain
pada umumnya.
Output :
Berdasarkan uraian pada proses, maka dapat diharapkan hasil outputnya pada kegiatan ini adalah
:
- Peningkatan variasi kegiatan produktif terpadu.
- Mengembangkan wisata desa produktif.
Pemberdayaan Masyarakat adalah suatu falsafah dengan didasari pandangan sentral pontensi
produktif Masyarakat sebagai nilai-nilai yang produktif menjadi sifat, kebiasaan dan juga
pendorong yang dibudayakan dalam suatu kelompok dan tercermin dalam sikap menjadi
perilaku, cita-cita, pendapat, pandangan serta tindakan yang terwujud sebagai kerja atau bekerja.
Berdasarkan pengertian tersebut, maka untuk menjadikan usaha produktif kelompok masyarakat
menjadikan usaha yang professional harus selalu meningkatkan kinerja anggotanya dengan
menyamakan budaya kerja antara satu anggota dengan anggota yang lainnya, sehingga dalam
proses pemberdayaan tidak akan mengalami kendala pada akhirnya.
Metode kegiatan yang akan dilaksanakan pada pengabdian ini guna menyelesaikan
permasalahan mitra adalah mengadakan penyuluhan dengan tema pentingnya peningkatan
pemberdayaan masyarakat desa Guli untuk memenuhi target usaha bersama Bumdes. Sedangkan
keterbatasan tentang target kerja dapat dibuatkan rancangan tentang potensi kegiatan produktif
guna pemenuhan target peningkatan asset Bumdes.
BAB VI. PELAKSANAAN KEGIATAN
Sebelum melakukan penyemprotan, kami menghadap Kepala Desa Guli untuk meminta
ijin dan membahas persiapan sebelum beraktifitas, antara lain lahan sawah yang akan disemprot,
ketersediaan air, dan lain-lain
Gambar Bertemu dengan Kepala Desa Guli sebelum melakukan penyemprotan menggunakan
Drone
Kemudian kami menuju lokasi sawah yang akan disemprot, mencampur air dengan
pupuk organik yang telah kami persiapkan. Kemudian campuran air dan pupuk organik
dimasukkan ke dalam tangki di drone. Kapasitas tangki Drone sebesar 10 liter.
Gambar Mengambil air untuk campuran Pupuk Organik sebelum dimasukkan ke Drone
Langkah selanjutnya kami melakukan pengaturan pada drone meliputi batas-batas
penyemprotan, kecepatan dan ketinggian drone, waktu penyemprotan, dan pola
penyemprotannya. Sawah yang disemprot hanya seluas 2 hektar.
Gambar Melakukan Setting Drone
Setelah pengaturan selesai, drone mulai beroperasi melakukan penyemprotan. Untuk luas
sawah 2 hektar, drone bekerja selama 145 menit saja.
Kegiatan ini sangat penting bagi kami para dosen di STTA, selain untuk menerapkan
ilmu penerbangan juga membantu masyarakan memberikan solusi dalam kehidupannya. Semoga
kegiatan seperti ini dapat dilakukan terus-menerus dan lebih ditingkatkan kualitasnya.
DAFTAR PUSTAKA
[1] P3M STTA (2018), Pedoman Penelitian dan Pengabdian Pada Masyarakat.
[2] Sudarno. 2012. Kontribusi usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) dalam
penyerapantenaga kerja. Jurnal Penelitian dan pengembangan Humanoria. 9(1):68-76.
[3] Undang-Undang tentang Desa dan Dana Desa, serta Bumdes
LAMPIRAN
Lampiran 1. Personalia Pengabdian
Lampiran 2. Surat Pernyataan Kesediaan Mitra