Diajukan: - This community service is focused on providing skills to make tempe to the
Diterima: - participants, most of whom are housewives. Tempe was chosen because it is a
Diterbitkan: - food with high nutritional content and affordable prices, and is consumed by
various groups of people. In addition, the process of making tempeh is quite
Keywords: easy to do and only requires simple equipment. This activity was carried out
Workshop,Skill, on Saturday, August 20, 2022 at the Majlis Al-Muhajirin which is located in
Processedproduct; the village of Kadupugur 1 Rt.18 Rw.08 Undrus Binangun Village, Kec.
Tempeh Kadudampit Kab. Sukabumi. The participants of this activity were 15 people
Kata Kunci: and some of them were housewives and PKK women.
Counseling emphasizes the nutritional value and economic value of tempeh
Pelatihan,keterampilan, which is higher than soybeans. The economic value of tempe can be increased
produk olahan tempe, again by processing tempeh into other processed products. Therefore,
processed tempe products have the potential as a business opportunity. Based
on the results of observations and interviews, the participants participated in
the entire series of activities with enthusiasm and enthusiasm. After the
counseling and training, the participants had the knowledge and skills to
make and process tempeh. In addition, this activity made some participants
start thinking and considering starting a business in order to earn additional
income.
Abstrak
Pengabdian kepada masyarakat ini difokuskan pada pemberian
keterampilan membuat tempe kepada para peserta yang sebagian besar
adalah ibu-ibu rumah tangga. Tempe dipilih karena merupakan makanan
dengan kandungan gizi yang tinggi dan harga yang terjangkau, serta
dikonsumsi oleh berbagai kalangan masyarakat. Selain itu, proses
pembuatan tempe cukup mudah dilakukan dan hanya membutuhkan
peralatan yang sederhana. Kegiatan ini dilaksanakan pada hari Sabtu
tanggal 20 Agustus 2022 bertempat di Majlis Al-Muhajirin yang terletak di
desa Kadupugur 1 Rt.18 Rw.08 Desa Undrus Binangun, Kec. Kadudampit
Kab. Sukabumi. Peserta kegiatan ini berjumlah 15 orang dan beberapa
diantaranya adalah ibu rumah tangga dan ibu-ibu PKK.
Penyuluhan menekankan pada nilai gizi dan nilai ekonomi tempe yang
lebih tinggi dari kedelai. Nilai ekonomi tempe dapat ditingkatkan lagi
dengan mengolah tempe menjadi produk olahan lainnya. Oleh karena itu,
produk olahan tempe memiliki potensi sebagai peluang bisnis.
Berdasarkan hasil observasi dan wawancara, para peserta mengikuti
seluruh rangkaian kegiatan dengan penuh semangat dan antusias. Setelah
penyuluhan dan pelatihan, para peserta memiliki pengetahuan dan
keterampilan membuat dan mengolah tempe. Selain itu, kegiatan ini
membuat beberapa peserta mulai berpikir dan mempertimbangkan untuk
Pendahuluan
Pertanian merupakan sumber pendapatan utama bagi masyarakat yang tinggal
di Desa Undrusbinangun. Kesempatan kerja yang tidak memadai dengan pertumbuhan
penduduk merupakan masalah yang sering mempengaruhi kemampuan masyarakat
untuk menghidupi diri sendiri, menurut rencana pembangunan daerah Kabupaten
Sukabumi. Upaya peningkatan kesempatan kerja melalui dukungan usaha kecil dan
pemberian kredit sebagai modal pengembangan usaha, khususnya di bidang
perdagangan, merupakan aspek lain dari pembangunan desa yang harus diperhatikan.
Dalam hal ini, desa Undrusbinangun harus mampu menggali berbagai peluang
untuk mendorong peningkatan taraf ekonomi masyarakat karena masih tingginya
angka kemiskinan desa. Dari sisi pertumbuhan ekonomi dan sosial budaya, kekayaan
sumber daya alam Desa Undrusbinangun sangat bermanfaat.
Tempe sebagian besar diproduksi menggunakan biji kedelai dan dibuat dari
usaha rumahan atau usaha kecil. Pembuatan tempe dari kedelai di Indonesia, baik
dengan teknik modern maupun konvensional, pada dasarnya adalah sesuatu yang
sangat mirip. Perbedaannya terletak pada cara biji kedelai dikeluarkan.
Biji kedelai untuk dijadikan tempe harus sempurna dari kulit ari yang masih
menempel pada biji. Umumnya pengupasan kulit ari pada biji kedelai dengan cara
menyiram biji kedelai terlebih dahulu dalam suatu wadah. Dengan cara disiram, kedelai
akan menahan banyak air sehingga menjadi besar ukurannya, kemudian kedelai
digelembungkan, didiamkan sampai hangat kemudian biji kedelai dimasukkan ke dalam
kaleng plastik besar dan diinjak-injak menggunakan tenaga manusia. kaki, kemudian
dicuci dengan air beberapa kali sampai kulit ari yang hanyut hilang. Pembuangan sekam
kedelai secara konvensional ini memiliki kekurangan, antara lain, dalam hal waktu
interaksi ini menghabiskan sebagian besar hari, dan dari sudut pandang kebersihan dan
kesehatan siklus ini sangat tidak higienis. Penting untuk mendorong inovasi dan
peralatan untuk evakuasi kulit kedelai yang cepat, sempurna, dan bersih (Wisnujati,
2016).
Tempe adalah makanan yang diproduksi dengan menggunakan biji kedelai
matang atau beberapa bahan tambahan lainnya dengan menggunakan beberapa jenis
kapang Rhizopus, misalnya Rhizopus oligosporus, Rh. oryzae, Rh. stolonifer (bentuk
roti), atau Rh. arrhizus (Wisnujati, 2016)
Meningkatnya jumlah penduduk di Indonesia membuat kebutuhan pangan
masyarakat meningkat. Namun demikian, meningkanya kebutuhan pangan tidak
dibarengi dengan peninkatan produksi pangan, sehingga hal ini membuat harga pangan
melonjak. Hal yang bisa dilakukan masyarakat di antaranya adalah dengan
meningkatkan pendapatan ekonomi untuk mengimbangi meningkatnya harga-harga
kebutuhan. Dengan meningkatnya pendapatan ekonomi, diharapkan masyarakat akan
tetap mampu memenuhi kebutuhannya walaupun harga-harga melonjak naik.
Salah satu upaya yang dapat dilakukan sebagai rencana aksi untuk mengatasi
masalah dan kebutuhan masyarakat adalah dengan mengadakan pelatihan kepada
masyarakat untuk membuat tempe. Dengan adanya kegiatan pelatihan pembuatan
tempe ini diharapkan dapat menciptakan lapangan kerja baru serta meningkatkan
pendapatan ekonomi masyarakat. Meningkatnya pendapatan ekonomi dimaksud bisa
dilihat dari sisi kalitatif maupun kuantitatif.
Peningkatan pendapatan ekonomi dari sisi kuantitatif menurut Aris Fauzin
(2019: 408) bisa dilaihat dari ditunjukkan pada angka-angka dalam laporan keuangan
Pastabiq : Junal Pengabdian kepada Masyarakat I 2
Peningkatan Pendapatan Ekonomi Masyarakat. ...
Lutfiany, Sri Rahayu
pada aspek profitabilitas (keuntungan). Sedangkan dari sisi kualitatif bisa dilihat dari
meningkatnya kualitas kehidupan masyarakat.
Berdasarkan hasil analisis yang telah dipaparkan di atas, maka mahasiswa Kuliah
Kerja Nyata (KKN) Institut Madani Nusantara Sukabumi mengadakan penyuluhan dan
pelatihan pembuatan tempe ibu-ibu PKK dan ibu-ibu masyarakat di Desa
Undrusbinangun Sukabumi dalam rangka pemberdayaan ekonomi masyarakat
pedesaan di masa meningkatkan bahan pangan. Diharapkan kegiatan ini dapat
membangun informasi, kemampuan, dan kerja atas bantuan keuangan pemerintah
daerah.
pelatihan sudah diproses sebelumnya. Kacang kedelai direndam kurang lebih 10 menit
menggunakan air dingin, direbus selama 30 menit, kemudian ditiriskan dan di rendam
dengan air biang selama 12 jam, ditiriskan kembali dan disiram menggunakan air
bersih, kacang kedelai dikupas dari kulitnya. Kemudian, kacang kedelai yang telah
dikupas di rebus kembali. Setelah direbus kacang kedelai dicampuri ragi secukupnya
dan diaduk secara merata.
Untuk membuat tempe, peserta terlebih dahulu melubangi plastik dengan
ditusuk dibagian atas dan bawah menggunakan pisau/tusuk gigi. Hal ini dilakukan
karena proses fermentasi ragi tempe membutuhkan udara. Karena ragi tempe, yang
dikategorikan sebagai jamur, lebih menyukai lingkungan yang lembab dan gelap, serta
dalam penyimpanan tidak boleh terkena sinar matahari secara langsung. Kemudian
campuran kedelai dan ragi dimasukkan ke dalam cetakan plastik dengan bentuk yang
telah ditentukan (Sugata et al., 2022).
Pembuatan tempe biasanya memakan waktu dua hingga tiga hari. Warna putih
pada tempe menunjukkan terbentuknya miselia kapang yang mengikat biji kedelai
sehingga membentuk struktur yang tebal. Akibatnya, setelah miselium putih yang
tumbuh tersebar merata dan kedelai telah memadat, proses pembuatan tempe biasanya
dihentikan (Sugata et al., 2022).
Setelah pelatihan selesai, panitia memberikan penjelasan singkat mengenai
analisis biaya sederhana, termasuk perhitungan modal dan harga jual, untuk
memberikan gambaran bagi peserta yang berniat memulai usaha skala rumah tangga.
Kegiatan diakhiri dengan foto bersama serta penyerahan alat dan bahan untuk
pembuatan tempe dan produk olahannya kepada perwakilan ibu-ibu PKK dan ibu-ibu
rumah tangga.
Secara umum, pencapaian tindakan peserta memberikan respon yang baik
terhadap narasumber. Hal ini terlihat dari kuatnya dialog yang terjadi antara
narasumber dengan para peserta. Peserta penyuluhan tampak cukup antusias dalam
bertanya dan kritik selama proses debat (Sugata et al., 2022). Kegiatan penyuluhan dan
pelatihan pembuatan tempe di majlis Al-muhajirin berlangsung dengan baik dan lancar.
Gambar 1. Gambar 2.
Observasi mengenai UMKM Meminta Izin Ke pihak desa untuk pelaksanaan
Sumber : WaGrup KKN kegiatan Seminar UMKM
Sumber : WaGrup KKN
Gambar 3.
Kegiatan Penyuluhan Kewirausahaan
Sumber : WaGrup KKN
gambar 4.
Pelatihan Pembuatan Tempe
Sumber : WaGrup KKN
Gambar 5. Gambar 6.
Hasil Pelatihan Pembuatan Tempe Foto Bersama
Sumber : WaGrup KKN Sumber : WaGrup KKN
Gambar 7.
Proses Pembuatan & Analisis Biaya
Sumber : Jurnal Pelatihan Pembuatan Tempe Dan Produk Olahannya
Simpulan
Kegiatan pengabdian kepada masyarakat berupa penyuluhan kewirausahaan
dan pelatihan pembuatan tempe di majlis Al-muhajirin dusun Kadupugur 1 Rt.18 Rw.08
berlangsung dengan baik dan lancar serta peserta sangat antusias dalam mengikuti
kegiatan tersebut. Melalui kegiatan ini diharapkan peserta bisa meningkatkan
kesejahteran ekonomi keluarga melalui pertanian dan berwirausaha.
Daftar Pustaka
Fauzin, Aris. Reinterpretasi Makna Profit Pada Bank Syariah. (2019). Makalah
disampaikan dalam INTERNATIONAL CONFERENCE ON ISLAMIC CIVILIZATIONS
(ICIC). Reformulating Models of Religiousity in the Era of Industry Revolution 4.0.
Poceeding Book. Universitas Negeri Jakarta
Sugata, M., Lucy, J., Rosa, D., Samantha, A., Susanti, A. I., & Pinontoan, R. (2022).
Pelatihan Pembuatan Tempe Dan Produk Olahannya Di Kelurahan Bencongan
Kabupaten Tangerang. Kumawula: Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat, 5(1),
164. https://doi.org/10.24198/kumawula.v5i1.36277
Sunarmintyastuti, L., Prabowo, H. A., Hermanto, H., Sandiar, L., Suprapto, H. A., Rizkiyah,
N., Widiyarto, S., & Abdillah, A. (2021). Penyuluhan Pembelajaran Kewirausahaan
Untuk Siswa Smp. Community Development Journal : Jurnal Pengabdian Masyarakat,
2(3), 858–864. https://doi.org/10.31004/cdj.v2i3.2634
Wisnujati, A. (2016). Penerapan Ilmu Pengetahuan Dan Teknologi Mesin Pengupas Kulit
Ari Kedelai Jenis Screw Pada Industri Kecil Tempe. Teknoin, 22(1).
https://doi.org/10.20885/teknoin.vol22.iss1.art2