Anda di halaman 1dari 8

PROPOSAL PROGRAM HIBAH BINA DESA

“PENGEMBANGAN INDUSTRI KREASI SINGKONG MELALUI TIWUL


ORGANIK INSTAN HASIYAP (HALAL SEHAT IRIT YA PRAKTIS) DI
DESA LOWAYU KECAMATAN DUKUN, GRESIK”

Oleh:

1. Warda Mufarikha (16441040 - 2016)


2. Zelly Siskha Yunita (16441034 - 2016)
3. Wahyu Indah Sari (16441042 - 2016)
4. Sri Nur Wahyunita (15321039 - 2015)
5. Izza Latifatun Nisa’ (16441046 - 2016)
6. Yuli Irwana (16441054 - 2016)
7. Mohammaad Ikhsan (180602057 - 2018)
8. Lufita Dwi Komala Sari (16111004 - 2016)
9. Maulida Hardiyanti Rochma (16441064 - 2016)
10. Muhammad Amanatullah (16441073 - 2016)

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH GRESIK


GRESIK
2019
A. JUDUL
“Pengembangan Industri Kreasi Singkong Melalui Tiwul Organik Instan
HASIYAP (Halal Sehat Irit Ya Praktis) Di Desa Lowayu Kecamatan Dukun,
Gresik”

B. LATAR BELAKANG MASALAH


Indonesia merupakan salah satu negara penghasil ubi kayu terbesar kedua
setelah beras. Menurut Odigboh (1983), dalam 100 gram singkong
mengandung air (62,5 g), karbohidrat (34,7 g), protein (1,2 g), lemak (0,3 g),
Ca (33 mg), Fe (0,7 mg), Thiamin B1 (0,06 mg), Riboflavin B2 (0,03 mg),
Niacin (0,6 mg), Vit.C (36 mg), Energi (146 kal).
Singkong (Manihot utilisima) merupakan kebutuhan pangan yang aman
dikonsumsi dengan harga yang terjangkau bagi masyarakat Indonesia. Selain
itu, singkong juga memiliki manfaat, salah satunya adalah sebagai pengganti
nasi bagi orang yang memiliki penyakit diabetes. Singkong juga termasuk ke
dalam makanan tradisional di Indonesia misalnya, di Desa Lowayu, Kec.
Dukun Kab. Gresik, minat untuk menanam tumbuhan singkong menurun. Hal
ini dikarenakan, jangka waktu panen singkong adalah sekitar 6-8 bulan,
sehingga kepopuleran singkong untuk dijadikan makanan tradisional juga
berkurang. Selain itu, pada zaman millenial seperti sekarang, kebanyakan dari
mereka juga enggan untuk memakan singkong lagi.
Dari permasalahan diatas, kami ingin meningkatkan minat warga desa
untuk menanam singkong kembali, sehingga dapat memberikan inovasi baru
terhadap olahan singkong untuk dijadikan olahan tiwul. Seperti yang banyak
orang ketahui, tiwul merupakan makanan tradisional dari Jawa, namun
makanan tersebut sudah tergolong langkah, sehingga kami memberi gebrakan
atau inovasi baru dengan menjadikan tiwul tersebut menjadi olahan yang
instan dan praktis dengan varian rasa terbaru.

C. PERUMUSAN MASALAH
1. Bagaimana cara meningkatkan sumber daya alam yang ada di Desa
Lowayu ?
2. Bagaimana cara meningkatkan daya tarik warga desa terhadap makanan
tradisional, yaitu tiwul ?
3. Bagaimana cara memasarkan produk tiwul organik sebagai industri
kreatif di kalangan millenial ?

D. TUJUAN
1. Untuk mengetahui cara meningkatkan sumber daya alam yang ada di
Desa Lowayu.
2. Untuk mengetahui cara meningkatkan daya tarik warga desa terhadap
makanan tradisional, yaitu tiwul.
3. Untuk mengetahui cara memasarkan produk tiwul organik sebagai
industri kreatif di kalangan millenial.

E. INDIKATOR KEBERHASILAN PROGRAM


Dari program yang kami lakukan, dapat menghasilkan berbagai
perubahan, diantaranya:
1. Adanya peningkatan terhadap segi ekonomi, dapat menunjang
kesejahteraan warga desa di Desa Lowayu.
2. Antusias warga desa semakin meningkat dengan adanya gebrakan baru
mengenai makanan tradisional yang dikemas dengan inovasi yang lebih
modern.
3. Terjalinnya kemitraan dengan berbagai pihak yang saling terkait sebagai
sarana pendukung dalam memasarkan produk tiwul organik dengan
tujuan dapat diketahui oleh masyarakat umum terutama di era millenial.
4. Terbentuknya UKM (Usaha Kecil Menengah) ditengah lingkungan
masyarakat yang memiliki potensi besar dalam mengembangkan
keterampilan kewirausahaan.
5. Adanya tindak lanjut dalam meningkatkan usaha yang dilakukan oleh
mahasiswa dengan pihak terkait yang mendukung program ini.
F. LUARAN YANG DIHARAPKAN
1. Mengembangkan kreatifitas warga desa dalam mengolah singkong agar
semakin inovatif dan bersaing dengan produk sejenis yang ada di pasaran.
2. Pengolahan singkong oleh warga desa di Desa Lowayu akan
dipublikasikan melalui situs WEB dan sosial media agar masyarakat
umum dapat mengenal produk “Tiwul Organik Hasiyap”.

G. MANFAAT
1. Bagi Warga Desa
a. Memberikan kegiatan yang positif.
b. Meningkatkan kesejahteraan warga desa.
c. Menambahkan pengetahuan kepada masyarakat bagaimana cara
memasarkan produk yang dihasilkan.
2. Bagi Mahasiswa
a. Menumbuhkan jiwa kewirausahaan.
b. Menambahkan wawasan tentang makanan tradisional dengan
membuat gebrakan baru.

H. GAMBARAN UMUM MASYARAKAT SASARAN


Warga Desa Lowayu, Kecamatan Dukun, Kabupaten Gresik mayoritas
bermata pencaharian sebagai buruh tani dan buruh empang / tambak. Namun,
sebagian para petani ada juga yang tidak memiliki sawah atau tanah, mereka
hanya menyewa sawah tersebut dengan membayar hasil panen ataupun
membayar sewa dengan menggunakan uang.
Di desa tersebut, para petani kebanyakan menanam padi dan jagung.
Untuk budidaya singkong, di desa tersebut sudah menurun, dikarenakan
jangka waktu untuk panennya 6-8 bulan. Namun, di desa tersebut masih ada
warga yang mengelola singkong untuk diperjual belikan menjadi makanan
tradisional, contohnya adalah tiwul.
Kebanyakan anak muda yang sudah lulus sekolah juga tidak melanjutkan
pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi lagi atau bekerja di daerah setempat,
melainkan lebih memilih untuk merantau ke luar kota atau negara tetangga
yang berpenghasilan lebih tinggi daripada di daerah setempat.

Gambar 1 Google Map Lokasi Daerah Sasaran

Gambar 2 Gapura Desa Lowayu

Gambar 3 Balai Desa Lowayu


Gambar 4 Kebun salah satu warga di Desa Lowayu

I. METODE PELAKSANAAN
Metode yang digunakan dalam program ini membutuhkan sarana dan
prasarana yang mendukung dalam mengembangkan hasil produksi “Tiwul
Organik Hasiyap”. Adapun teknis pelaksanaannya adalah sebagai berikut :

1. Penyuluhan • Kegiatan dilakukan bersama warga desa


Desa Lowayu
2. Menentukan sarana • Sarana dan prasarana yang mendukung
prasarana kegiatan
• Melakukan kerjasama program
3. Kerjasama

4. Pelatihan 1 • Penanaman singkong yang baik

5. Pelatihan 2 • Pembuatan produk

6. Pelatihan 3 • Pemasaran

7. Evaluasi • Penyampaian kritik dan saran

8. Pembuatan pra proposal • Membuat pra proposal


Gambar 5 Kemasan Produk Tiwul

J. JANGKA WAKTU PELAKSANAAN


Bulan Ke-
Jenis Kegiatan 1 2 3 4 5 6
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
Persiapan
Sosialisasi
Pembentukan
Kepanitiaan
Warga
Penyuluhan
Sarana dan
Prasarana
Kerjasama
Pelatihan 1
Pelatihan 2
Pelatihan 3
Evaluasi
Pelaporan

K. BIAYA
Dari kegiatan PHBD ini, biaya yang dibutuhkan adalah Rp 32.786.000,00

Anda mungkin juga menyukai