BOLU DAKONG
Bolu Berbahan Dasar Daun Singkong
BIDANG KEGIATAN
PKM-KEWIRAUSAHAAN
Diusulkan oleh :
Muhammad Rayhan N.H 211510601133
Mohamad Alfian Toriq 221510601113
Pradivta Juan Santoso 221510601094
Adief Bayu Samudera 221510601131
Maulana Alfa Dharma B. 221510601134
UNIVERSITAS JEMBER
2022
PENGESAHAN PROPOSAL PKM KEWIRAUSAHAAN
Mentor
KATA PENGANTAR
Puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa. Atas rahmat dan hidayah-
Nya, Penulis dapat menyelesaikan Proposal PKM-Kewirausahaan yang
berjudul "BOLU DAKONG : Bolu Berbahan Dasar Daun Singkong” dengan
sebaik-baiknya.
Proposal PKM-Kewirausahaan disusun untuk memenuhi tugas kegiatan
Organic 2022 guna untuk melatih keterampilan mahasiswa dalam berpatisipasi
pada Program Kreativitas Mahasiswa.
Dalam penyusunan Proposal PKM-Kewirausahaan ini, Penulis
memperoleh bimbingan dari berbagai pihak. Maka dari itu, Penulis
mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang terlibat dalam
penyusunan proposal ini.
Saya menyadari proposal ini masih jauh dari sempurna. Oleh sebab itu,
saran dan kritik yang membangun diharapkan demi kesempurnaan proposal ini.
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Indonesia merupakan negara kepulauan yang terdiri atas keberagaman
suku, budaya, ras, agama, dan juga tradisi turun temurun yang sampai saat ini
masih banyak ditemukan. Indonesia juga terkenal dengan sebutan negara
agraris yang sebagian besar penduduknya melakukan aktivitasnya di sektor
pertanian khususnya pada masyarakat pedesaan. Sektor pertanian merupakan
salah satu sektor yang strategis dan memiliki peran penting dalam
perekonomian nasional Indonesia dan kelangsungan hidup masyarakat.
Pertanian merupakan kegiatan pemanfaatan sumber daya hayati yang
dilakukan manusia untuk mengahasilkan bahan pangan, bahan baku industri,
atau sumber energi, serta untuk mengelola lingkungan hidup.
Sub sektor pertanian dibagi menjadi beberapa sektor antara lain tanaman
pangan, hortikultura, dan perkebunan. Salah satu sektor pertanian yang paling
banyak di Indonesia adalah sektor pertanian tanaman pangan seperti tanaman
singkong atau ketela pohon. Di Indonesia sendiri sangat banyak orang yang
menanam singkong atau ketela pohon. Melalui data yang dihimpun dari Dinas
Pertanian dan Ketahanan Pangan Provinsi Jawa Timur pada tahun 2019,
hampir semua kabupaten atau kota di wilayah Jawa Timur merupakan
penghasil singkong atau ketela pohon dengan lima kabupaten atau kota
penghasil komoditi singkong terbesar adalah Ponorogo, Pacitan, Trenggalek,
Malang, dan Tulungagung. Dalam setahun, singkong yang dihasilkan oleh
Jawa Timur pada periode Januari hingga Agustus 2019 produksi mencapai
1,79 juta ton.
Ketela pohon atau yang biasa dikenal dengan Singkong atau ubi kayu,
merupakan pohon tahunan tropika dan subtropika dari keluarga
Euphorbiaceae. Singkong biasanya dijadikan olahan pangan karena
kandungan kerbohidratnya yang tinggi, sedangkan daunnya biasa dijadikan
sayuran. Daun Singkong, merupakan salah satu produk pertanian yang jarang
digunakan dalam hal produk makanan. Sehingga menyebabkan persediaan
daun singkong sangat melimpah di Jawa Timur. Daun Singkong juga memiliki
banyak vitamin C dan folat yang membantu meningkatkan sistem kekebalan
tubuh. Vitamin C tersebut membantu menghancurkan bakteri dan virus. Daun
singkong juga membantu menjaga kesehatan tulang serta antioksidan yang
terkandung dapat membantu membasmi radikal bebas dalam tubuh. Maka kita
menggunakan sistem pertanian berkelajutan. Menurut Technical Advisory
Committee of the CGIAR (TAC/ CGIAR 1988), Pertanian berkelanjutan
adalah pengelolaan sumberdaya yang berhasil untuk usaha pertanian guna
membantu kebutuhan manusia yang berubah sekaligus mempertahankan atau
meningkatkan kualitas lingkungan dan melestarikan sumber daya alam. Oleh
sebab itu, diperlukan pengolahan daun singkong agar menjadi produk yang
lebih bermanfaat sehingga nilai guna singkong akan bertambah. Dengan
demikian, kami memiliki inovasi untuk mengolah limbah daun singkong
menjadi olahan makanan yang mempunyai cita rasa enak dan digemari dari
berbagai kalangan terutama kaum milenial. Produk inovasi yang akan kami
buat yaitu “Bolu Dakong”.
kue berbahan dasar tepung (umumnya tepung terigu), gula, dan telur. Kue
bolu dan cake umumnya dimatangkan dengan cara dipanggang di dalam oven,
walaupun ada juga bolu yang dikukus. Pada produk yang akan kami buat, bolu
tersebut berbahan dasar tepung dari daun singkong. Dimana kandungan Daun
Singkong juga memiliki banyak vitamin C dan folat yang membantu
meningkatkan sistem kekebalan tubuh.
General Manager
Muhamad Rizki
(Mengkoordinasikan seluruh sistem secara fungsional)
Bendahara
Annisa Mulia Insani
(Mengatur Keuangan)
Mixer 1 6 60 6 0 0 0 0
Cetaka 2 6 18 1 0 0 0 0
n
Waffle
Sendo 1 5 7 7 0 0 0 0
k
Tabun 2 6 80 8 0 0 0 0
g
Ga
s
Regula 1 6 120 1 0 0 0 0
tor
&
Sel
an
g
Wadah 2 5 20 2 0 0 0 0
Ba
ha
n
Kuas 2 5 2 2 0 0 0 0
Komp 1 6 16 1 0 0 0 0
or
Sewa 1 5 4.0 4. 4. 4. 4. 4.
Te
mp
at,
da
n
list
rik
Telur 3, 8 2 2.90 2. 2.
5
b
u
ti
r
Susu 7, 3 3.4 3. 3.
Bu 5
bu s
k d
m
Stiker 3 5. 5.00 5. 5.
De 0 1 5 0 00 00
sai p . 0 0 0
n c 0 0
s 0
0
Isi Gas 3Kg 2 5. 5.00 5. 5.0
0
0
Jumlah Biaya Variable (TVC)22.823 22.823 22.823 22.823 22.823
Total Biaya (TC) 27.457 26.823 26.823 26.823 26.823
2. Harga Pokok Penjualan (HPP)
1X = 30 pcs = 10.800 pcs / tahun
Produksi
Harga Jual = Biaya + Mark Up
Total Produksi
Ekspetasi Laba+ Biaya Non Produksi
Mark Up =( X 100%) x
Biaya Produksi
Biaya Produksi
5 % X 112.690
=( X 100 %) X 112.690 = Rp. 563.450
112.690
Harga Jual Total = 112.690 + 563.450 = Rp. 676.140
Harga Jual Total
Harga Jual/ Unit = = Rp. 22.538
Jumlah Produk
3. Break Event Point (BEP)
TFC
BEP Unit =
P−VC
4.634 .000
=
22.538−3.756
= 250 pcs
TFC
BEP Harga= M
P
4.634 .000
= 18.782 =5.583,00
22.538
4. R/C Ratio
TR
R/C ratio =
TC
676.000
= = 5,9 (Layak)
114.178
5. Keberlanjutan Usaha