Anda di halaman 1dari 14

PROPOSAL PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA

BOLU DAKONG
Bolu Berbahan Dasar Daun Singkong

BIDANG KEGIATAN
PKM-KEWIRAUSAHAAN

Diusulkan oleh :
Muhammad Rayhan N.H 211510601133
Mohamad Alfian Toriq 221510601113
Pradivta Juan Santoso 221510601094
Adief Bayu Samudera 221510601131
Maulana Alfa Dharma B. 221510601134

UNIVERSITAS JEMBER
2022
PENGESAHAN PROPOSAL PKM KEWIRAUSAHAAN

1. Judul Kegiatan : BOLU DAKONG : Bolu berbahan dasar daun


singkong
2. Bidang Kegiatan : PKM-K
3. Ketua Pelaksana Kegiatan
a. Nama Lengkap : Muhammad Rayhan N.H
b. Jenis Kelamin : Laki-laki
c. NIM : 211510601133
d. Fakultas/Jurusan : Agribisnis
e. Alamat : Kp. Krajan utara RT. 02 RW. 01 Kecamatan
Kendit Kabupaten Situbondo
f. No. Telepon : 0813-3637-5148
g. E-mail : mrnhrayhan702@gmail.com
4. Anggota Pelaksana : 4 orang
5. Kakak Pendamping
a. Nama Lengkap : Febry Aryawan
b. NIM :

Bondowoso, 09 September 2022


Menyetujui,
Ketua Pelaksana Kegiatan Pendamping

Maulana Alfa Dharma Febry Aryawan


Bachtiar
211510601133

Mentor
KATA PENGANTAR

Puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa. Atas rahmat dan hidayah-
Nya, Penulis dapat menyelesaikan Proposal PKM-Kewirausahaan yang
berjudul "BOLU DAKONG : Bolu Berbahan Dasar Daun Singkong” dengan
sebaik-baiknya.
Proposal PKM-Kewirausahaan disusun untuk memenuhi tugas kegiatan
Organic 2022 guna untuk melatih keterampilan mahasiswa dalam berpatisipasi
pada Program Kreativitas Mahasiswa.
Dalam penyusunan Proposal PKM-Kewirausahaan ini, Penulis
memperoleh bimbingan dari berbagai pihak. Maka dari itu, Penulis
mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang terlibat dalam
penyusunan proposal ini.
Saya menyadari proposal ini masih jauh dari sempurna. Oleh sebab itu,
saran dan kritik yang membangun diharapkan demi kesempurnaan proposal ini.
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Indonesia merupakan negara kepulauan yang terdiri atas keberagaman
suku, budaya, ras, agama, dan juga tradisi turun temurun yang sampai saat ini
masih banyak ditemukan. Indonesia juga terkenal dengan sebutan negara
agraris yang sebagian besar penduduknya melakukan aktivitasnya di sektor
pertanian khususnya pada masyarakat pedesaan. Sektor pertanian merupakan
salah satu sektor yang strategis dan memiliki peran penting dalam
perekonomian nasional Indonesia dan kelangsungan hidup masyarakat.
Pertanian merupakan kegiatan pemanfaatan sumber daya hayati yang
dilakukan manusia untuk mengahasilkan bahan pangan, bahan baku industri,
atau sumber energi, serta untuk mengelola lingkungan hidup.
Sub sektor pertanian dibagi menjadi beberapa sektor antara lain tanaman
pangan, hortikultura, dan perkebunan. Salah satu sektor pertanian yang paling
banyak di Indonesia adalah sektor pertanian tanaman pangan seperti tanaman
singkong atau ketela pohon. Di Indonesia sendiri sangat banyak orang yang
menanam singkong atau ketela pohon. Melalui data yang dihimpun dari Dinas
Pertanian dan Ketahanan Pangan Provinsi Jawa Timur pada tahun 2019,
hampir semua kabupaten atau kota di wilayah Jawa Timur merupakan
penghasil singkong atau ketela pohon dengan lima kabupaten atau kota
penghasil komoditi singkong terbesar adalah Ponorogo, Pacitan, Trenggalek,
Malang, dan Tulungagung. Dalam setahun, singkong yang dihasilkan oleh
Jawa Timur pada periode Januari hingga Agustus 2019 produksi mencapai
1,79 juta ton.
Ketela pohon atau yang biasa dikenal dengan Singkong atau ubi kayu,
merupakan pohon tahunan tropika dan subtropika dari keluarga
Euphorbiaceae. Singkong biasanya dijadikan olahan pangan karena
kandungan kerbohidratnya yang tinggi, sedangkan daunnya biasa dijadikan
sayuran. Daun Singkong, merupakan salah satu produk pertanian yang jarang
digunakan dalam hal produk makanan. Sehingga menyebabkan persediaan
daun singkong sangat melimpah di Jawa Timur. Daun Singkong juga memiliki
banyak vitamin C dan folat yang membantu meningkatkan sistem kekebalan
tubuh. Vitamin C tersebut membantu menghancurkan bakteri dan virus. Daun
singkong juga membantu menjaga kesehatan tulang serta antioksidan yang
terkandung dapat membantu membasmi radikal bebas dalam tubuh. Maka kita
menggunakan sistem pertanian berkelajutan. Menurut Technical Advisory
Committee of the CGIAR (TAC/ CGIAR 1988), Pertanian berkelanjutan
adalah pengelolaan sumberdaya yang berhasil untuk usaha pertanian guna
membantu kebutuhan manusia yang berubah sekaligus mempertahankan atau
meningkatkan kualitas lingkungan dan melestarikan sumber daya alam. Oleh
sebab itu, diperlukan pengolahan daun singkong agar menjadi produk yang
lebih bermanfaat sehingga nilai guna singkong akan bertambah. Dengan
demikian, kami memiliki inovasi untuk mengolah limbah daun singkong
menjadi olahan makanan yang mempunyai cita rasa enak dan digemari dari
berbagai kalangan terutama kaum milenial. Produk inovasi yang akan kami
buat yaitu “Bolu Dakong”.
kue berbahan dasar tepung (umumnya tepung terigu), gula, dan telur. Kue
bolu dan cake umumnya dimatangkan dengan cara dipanggang di dalam oven,
walaupun ada juga bolu yang dikukus. Pada produk yang akan kami buat, bolu
tersebut berbahan dasar tepung dari daun singkong. Dimana kandungan Daun
Singkong juga memiliki banyak vitamin C dan folat yang membantu
meningkatkan sistem kekebalan tubuh.

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan di atas, maka diperoleh
rumusan masalah sebagai berikut:
1. Bagaimana pemanfaatan daun singkong sebagai bolu ?
2. Bagaimana peluang usaha bolu dari daun singkong ?

1.3 Tujuan Produk


Dilihat dari rumusan masalah diatas dapat diperoleh beberapa tujuan
diantaranya:
1. Mengetahui cara memanfaatkan daun singkong sebagai olahan makanan
bolu.
2. Mengetahui peluang usaha bolu yang berbahan dasar daun singkong.

1.4 Konsep Pelaksanaan Program


Program ini dilaksanakan dengan mencampurkan antara unsur daring dan
luring dalam pelaksanaan aktifitas usaha, dengan rincian sebagai berikut:
1. Daring (Dalam Jaringan)
Daring akan dimanfaatkan dalam proses aktivitas pembuatan proposal
mulai dari sesi diskusi sampai ke pembagian tugas dengan memanfaatkan
media zoom, whatsapp, google documen, dll. Proses pemasaran dan penjualan
produk akan dilakukan secara daring demi mengeifisienkan biaya.
2. Luring (Luar Jaringan)
Luring akan dimanfaatkan dalam proses produksi barang yaitu olahan
makanan bolu yang berbahan dasar daun singkong, uji coba produk
sampai ke pemasaran.
1.5 Luaran Kegiatan
Luaran yang diharapkan dalam terlaksananya kegiatan ini adalah sebagai
berikut:
1. Dihasilkannya produk berupa olahan makanan yaitu bolu yang berbahan
dasar daun singkong.
2. Terciptanya suatu usaha yang memiliki peluang bagus untuk kedepannya.
3. Terciptanya lapangan pekerjaan baru bagi masyarakat sekitar.
4. Artikel ilmiah yang dapat dipublikasikan kepada masyarakat.

1.6 Manfaat kegiatan


Kegunaan dan manfaat dari kegiatan ini antara lain :
1. Bagi Tim Penyusun
Dapat menambah wawasan pengetahuan dan pengalaman baru bagi
semua tim penyusun tentang bagaimana memanfaatkan sesuatu yang biasa
saja menjadi luar biasa, serta pembelajaran baru mengenai langkah-
langkah yang tepat dalam mendirikan suatu usaha yang memiliki peluang
bagus untuk kedepannya.
2. Bagi Masyarakat
Dapat menambah wawasan pengetahuan dan pengalaman baru dalam
pengolahan bolu dengan inovasi baru, selain itu masyarakat bisa
menikmati olahan bolu yang dibuat tim penyusun dan bisa dibuat oleh
masyarakat di rumah masing-masing bahkan bisa dibuat sebagai suatu
usaha yang baru.
. BAB 2. GAMBARAN UMUM RENCANA USAHA
2.1 Analisis Pasar
Analasis pasar menggunakan metode STP (Segmenting, Targeting,
Positoning). Berikut merupakan analisis pasar produk “Bolu DAKONG”.
1. Segmentasi (Segmenting)
Segmen pasar ditujukan di daerah yaitu dengan memasarkan di daerah
Bondowoso.
2. Target (Targeting)
1) Mahasiswa / Pelajar
2) Masyarakat Bondowoso dan sekitarnya
3. Posisi (Positioning)
Produk “Bolu DAKONG’ merupakan inovasi makanan yang terbuat dari
tepung limbah organik daun singkong yang telah lolos uji kontrol dimana
daun singkong itu sendiri mengandung berbagai macam gizi yang terdiri
dari : vitamin A, vitamin B1, vitamin B6, vitamin C, magnesium, kalium,
kalsium, zat besi, mangan, zinc dan lain sebagainya. Tepung daun singkong
memiliki kandungan gizi memadahi dengan komposisi yang baik, sehingga
dapat dijadikan sebagai bahan tambahan pembuatan bolu pada umunya.
Selain itu, dengan memanfaatkan daun singkong, maka dapat membantu
melestarikan lingkungan dan menguntungkan bagi manusia itu sendiri.
2.2 Potensi Sumber Daya
a) Sumber daya manusia tersedia, yaitu tim kegiatan PKM sebagai pemilik
maupun pelaksana.
b) Ketersedian bahan baku daun singkong dapat diperoleh melalui para
petani yang ada di Bondowoso.
2.3 Peluang Pasar
1. Analisis Pesaing
Pesaing produk “Bolu DAKONG” adalah pedagang cake tape
disekitar tempat produksi, hal ini dikarenakan produk tersebut sudah
populer dan memiliki rasa yang hampir sama. Namun hal ini tidak terlalu
berdampak langsung pada usaha yang kita kembangkan karena produk
kami memiliki komposisi yang berbeda dengan produk pesaing yang telah
beredar sebelumya dimana produk kami menggunakan tepung dari hasil
pertanian singkong. Berikut merupakan kekuatan dan keunggulan produk
“Bolu DAKONG” dibandingkan produk pesaing :
1) Kemasan yang digunakan “Bolu DAKONG” adalah kardus kertas
yang ramah lingkungan.
2) “Bolu DAKONG” menggunakan bahan dasar dari hasil pertanian
komoditas singkong yang masih belum banyak digunakan sebagai
bahan dasar produk bolu.
3) Tempat pemasaran ditempatkan di daerah yang strategis.
Pemasaran juga dilakukan secara online melalui media sosial.

Adapun 4 bauran pemasaran atau 4P sebagai berikut :


1) Product (Produk)
“Bolu DAKONG” merupakan inovasi makanan yang terbuat dari
bahan dasar daun singkong yang mengandung berbagai macam gizi
yang terdiri dari : vitamin A, vitamin B1, vitamin B6, vitamin C,
magnesium, kalium, kalsium, zat besi, mangan, zinc dan lain
sebagainya. Produk ini di kemas menggunakan brown kraft paper
yang ramah lingkungan. “Waffle Kupas” terdiri dari 5 varian rasa
yaitu orginal, pisang, matcha, coklat dan vanilla, untuk saus kami
menyediakan beberapa pilihan seperti coklat, susu, kacang,
tiramisu, keju, blueberi dan juga stroberi. Produk kami yaitu
“Waffle Kupas” sangat cocok di nikmati bersama pacar, teman,
saudara maupun keluarga.
2) Harga jual “Waffle Kupas” tanpa saus adalah …… Sedangkan
untuk menambah ekstra saus pembeli hanya perlu menambah
Rp.3.000.-
3) Place (Tempat)
Produk “Waffle Kupas” dipasarkan di Kota Jember dengan
menempatkan stan di area dekat kampus dan juga keramaian
seperti alun-alun Jember. Pemasaran juga dilakukan melalui media
sosial seperti Instagram, WhatsApp dan Tiktok.
4) Promotion (Promosi)
Strategi promosi yang kami gunakan sebagai berikut :
a. Promosi online: dilakukan melalui media sosial seperti
Instagram, WhasApp dan Tiktok. Promosi di media sosial
dilakukan dengan cara membuat video menarik terkait produk
dan juga melakukan undian hadiah atau Give Away kepada
pengikut di media sosial “Waffle Kupas”.
b. Promosi offline: dilakukan dengan cara menjalin hubungan
baik dengan konsumen seperti selalu ramah pada konsumen.
Setelah konsumen membeli produk dan merasa puas dengan
produk tersebut, konsumen akan menarik konsumen lainnya
yang berpotensi untuk membeli produk sehingga dapat
meningkatkan penjualan.
2.4 Rencana Penjualan
1. Penjualan langsung, dilakukan dengan menempatkan stan di area dekat
kampus dan juga keramaian seperti alun-alun Jember. Mengikuti bazar
pada acara-acara besar yang ada di Kota Jember. Selain itu kami juga
memberikan voucher yang dapat ditukarkan dengan extra saus gratis
apabila telah melakukan pembelian sebanyak 6 kali.
2. Penjualan online, dilakukan dengan memberikan voucher gratis ongkir
khusus daerah Jember kota dengan minimal pembelian 15 pcs.

2.5 Struktur Organisasi

General Manager
Muhamad Rizki
(Mengkoordinasikan seluruh sistem secara fungsional)

Bendahara
Annisa Mulia Insani
(Mengatur Keuangan)

Manajer Produksi Manajer Pemasaran


Muhammad Ali Hamzah Risqi Akbar Febriansyah
Anggota Anggota
Chindy Putri Alfidianti Raihana Aliyatuttamimah
Salsa Dinta Arizona Arinta Febriyanti
Leo Atmojo

2.6 Analisis Kelayakan Usaha


1. Cash Flow (Aliran Kas)
Tabel Alur Cash Flow Selama Lima Tahun
Komp Ju U Ha Tahun
on m m rg
en l u a
a r
h
Biaya Tetap (FC) 2 2 2 20 20

Mixer 1 6 60 6 0 0 0 0

Cetaka 2 6 18 1 0 0 0 0
n
Waffle
Sendo 1 5 7 7 0 0 0 0
k
Tabun 2 6 80 8 0 0 0 0
g
Ga
s
Regula 1 6 120 1 0 0 0 0
tor
&
Sel
an
g
Wadah 2 5 20 2 0 0 0 0
Ba
ha
n
Kuas 2 5 2 2 0 0 0 0
Komp 1 6 16 1 0 0 0 0
or
Sewa 1 5 4.0 4. 4. 4. 4. 4.
Te
mp
at,
da
n
list
rik

Jumlah Biaya Tetap (TFC) 4. 4. 4. 4. 4.


6 0 0 00 00
3 0 0 0 0
4 0 0
Biaya Variable (VC)
Tepun 6 32 1. 1. 1.16 1. 1.
g 0
Pis 0
an g
g r
Ma 100 gr 1,4 5 5 511 51 51
ize
na
Ragi 15 gr 6,8 2. 2. 2.48 2. 2.

Garam 3,5 sdt 0,3 1 1 109 10 10

Ba 3,5 sdt 0,5 1 1 197 19 19


kin
g
Po
wd
er
Susu 1,5 L 19 6. 6. 6.93 6. 6.

Margarin 300 gr 11, 4. 4. 4.30 4. 4.

Gula 7,5 sdm 2,2 8 8 821 82 82

Telur 3, 8 2 2.90 2. 2.
5
b
u
ti
r
Susu 7, 3 3.4 3. 3.
Bu 5
bu s
k d
m
Stiker 3 5. 5.00 5. 5.
De 0 1 5 0 00 00
sai p . 0 0 0
n c 0 0
s 0
0
Isi Gas 3Kg 2 5. 5.00 5. 5.0
0
0
Jumlah Biaya Variable (TVC)22.823 22.823 22.823 22.823 22.823
Total Biaya (TC) 27.457 26.823 26.823 26.823 26.823
2. Harga Pokok Penjualan (HPP)
1X = 30 pcs = 10.800 pcs / tahun
Produksi
Harga Jual = Biaya + Mark Up
Total Produksi
Ekspetasi Laba+ Biaya Non Produksi
Mark Up =( X 100%) x
Biaya Produksi
Biaya Produksi
5 % X 112.690
=( X 100 %) X 112.690 = Rp. 563.450
112.690
Harga Jual Total = 112.690 + 563.450 = Rp. 676.140
Harga Jual Total
Harga Jual/ Unit = = Rp. 22.538
Jumlah Produk
3. Break Event Point (BEP)
TFC
BEP Unit =
P−VC
4.634 .000
=
22.538−3.756
= 250 pcs
TFC
BEP Harga= M
P
4.634 .000
= 18.782 =5.583,00
22.538
4. R/C Ratio
TR
R/C ratio =
TC
676.000
= = 5,9 (Layak)
114.178
5. Keberlanjutan Usaha

Bulan 1 Bulan 4 Bulan 12

Penjualan secara Melakukan penetrasi Membuka cabang di


offline, online dan pasar dengan wiilayah lain untuk
memberlakukan melakukan inovasi membesarkan nama
promo menarik produk produk

Anda mungkin juga menyukai