COMPOCIDE :
BIDANG KEGIATAN :
PKM Kewirausahaan
Diusulkan Oleh:
UNIVERSITAS TANJUNGPURA
PONTIANAK
2023
HALAMAN PENGESAHAN
USULAN PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA
1. Judul Kegiatan :Compocide: Usaha Kompos Dan Pestisida Berbahan Dasar
Kotoran Sapi dan Wood Vinegar Sebagai Komponen
Pertanian Go Organic di Indonesia
2. Bidang Kegiatan : ( ) PKMP ( ) PKMK
(Pilih salah satu) ( ) PKMT ( ) PKMM
3. Bidang Ilmu : ( ) Kesehatan ( ) Pertanian
(Pilih salah satu) ( ) MIPA ( ) Teknologi dan Rekayasa
( ) Sosial Ekonomi ( ) Humaniora
( ) Pendidikan
4. Ketua Pelaksana Kegiatan
a. Nama Lengkap : Fitra Anugerah P
b. NIM : 105100307111003
c. Jurusan : TIP
d. Fakultas : Teknik Pertanian
e. Universitas : Universitas Brawijaya Malang
f. Alamat Rumah dan No Tel./HP : Jl Asteroid No 1 Malang, 081233553881
5. Anggota Pelaksana kegiatan/Penulis : 2 orang
6. Dosen Pendamping
a. Nama Lengkap dan Gelar : Dr. Ir. Lily Agustina, MS.
b NIP : 1952 05281979 032 001
c. Alamat Rumah dan Tel./HP : Jl. Asteroid No 1 Malang,
085755068793
7. Biaya Kegiatan
a. DIKTI : Rp 9.588.500
b. Sumber Lain :-
8. Jangka Waktu Pelaksanaan : 5 bulan
Menyetujui, Pontianak, 15 november 2023
Ketua Jurusan HPT Ketua Pelaksana Kegiatan
Peluang Usaha Compocide
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Di Indonesia Terdapat banyak sekali ragam makanan dari berbagai daerah,
Keberagaman yang sangat banyak ini menyebabkan tidak semua makanan di
Indonesia bisa di kenal secara luas. Kerupuk basah merupakan makanan ringan
khas Kabupaten Kapuas hulu, Kalimantan barat yang sangat diminati masyarakat,
karena memiliki rasa dan aroma yang khas. Pada tahun 2016, produksi kerupuk
basah Kabupaten Kapuas hulu mencapai 2.599 ton/tahun dan meningkat menjadi
2.983 ton/tahun pada tahun 2017 (Dinas perikanan kabupaten Kapuas Hulu,
2017).
Kerupuk Basah atau “Tempet” adalah makanan khas berbahan dasar ikan.
Walaupun namanya kerupuk, namun secara sekilas Kerupuk Basah terlihat seperti
Pempek khas Palembang. Kerupuk Basah berbentuk lonjong memanjang dengan
panjang 15-30 cm dengan diameter 2-5 cm. Varian dari Kerupuk Basah sendiri
cukup beragam ada yang berlemak, ada yang tidak, dan berbahan dasar berbagai
jenis ikan campur, mulai dari ikan toman, ikan campur, ikan bau, dan yang paling
terkenal adalah yang berbahan dasar ikan belida.
Untuk makan kerupuk basah ini biasanya dipadukan dengan saus kacang
yang dapat memberikan perpaduan rasa yang sempurna, namun dengan
penambahan jenis saus sambal seperti chili oil, saus metai, sambal mayo, dan
sambal saus kacang mete memberikan varian baru dalam menikmati kerupuk
basah ini. Dengan penambahan variasi sambal saus ini berpotensi dalam membuka
peluang usaha baru untuk menikmati kerupuk basah, sehingga semua orang dapat
menyesuaikan dengan selera masing-masing.
BAB II
GAMBARAN UMUM RENCANA USAHA
2.1. Aspek Produksi
Dalam suatu usaha, aspek produksi meliputi tenaga kerja, modal,
ketersediaan bahan baku, dan proses pembuatan produk, dalam hal ini es krim
jagung. Keempat aspek tersebut dijelaskan sebagai berikut:
a. Tenaga Kerja
Untuk tahap awal tenaga kerja yang digunakan adalah dari penulis
sendiri, dengan anggota sebanyak lima orang. Namun, dalam
perkembangan dan untuk kesinambungan usaha, tidak menutup
kemungkinan untuk menambah tenaga kerja. Penambahan atau
pengurangan tenaga kerja ini bisa disebabkan oleh perubahan
permintaan terhadap kerupuk basah
b. Modal
Untuk modal usaha ini berasal dari investasi penulis, di mana
modalnya disesuaikan dengan kemampuan masing- masing penulis.
Investasi ini terdiri dari:
1. Modal Kerja (Working Capital)
Modal kerja yang digunakan dalam usaha kerupuk basah ini
berasal dari modal bersama masing-masing penulis. Modal kerja
(working capital) ini dapat berupa materi (dana) maupun non
materi (skill atau kemampuan)
2. Peralatan Pembuat Kerupuk Basah
Investasi yang lainnya berupa alat-alat yang akan digunakan dalam
pembuatan kerupuk basah. Alat-alat ini antara lain panci,
timbangan, pisau, baskom dan ulekan.
c. Bahan baku
Bahan baku utama untuk membuat kerupuk basah adalah ikan toman
atau ikan tenggiri. Bahan ini cukup mudah didapatkan di pasar-pasar
tradisional. Sementara itu, bahan lainnya yang dibutuhkan dalam
pembuatan kerupuk basah adalah tepung sagu, telur, penyedap rasa,
garam, lada bubuk, minyak sayur, bawang putih dan air putih. Selain
itu ada juga bahan yang dibutuhkan untuk membuat saos kerupuk
basah. Disini kami membuat dua varian saos kerupuk basah yaitu saos
chili oil kacang tanah dan saos mentai, bahan yang dibutuhkan untuk
membuat saos chili oil kacang tanah yaitu cabe merah, bawang merah,
bawang putih, kacang goreng, asam kandis air dan gula merah.
Sementara itu, untuk bahan baku saos mentai adalah mayones, sambal,
saos tomat, juice lemon, garam dan bawang putih.
1. Product ( produk)
Produk yang dijual berfokus pada kerupuk basah, yaitu kerupuk basah
ikan tenggiri atau ikan toman. Produk ini nantinya akan disajikan dengan
2 varian saos yaitu saos chili oil kacang tanah dan saos mentai yang dapat
dipilih sesuai selera masing-masing pembeli.
2. Price ( harga)
Penentuan harga merupakan bagian yang penting selain aspek inovasi
pada produk. Strategi penentuan harga diperuntukkan menarik minat
konsumen pada saat usaha ini dijalankan. Harga produk ditentukan sesuai
dengan biaya pembuatan. Mengingat bahan baku yang digunakan dalam
pembuatan kerupuk basah mudah didapatkan dan sesuai dengan daya beli
konsumen maka harga es krim ditetapkan sebesar Rp 10.000,- per biji
3. Place ( tempat)
4. Promotion ( promosi)
Promosi merupakan hal yang harus dilakukan jika produk kita ingin
dikenal oleh orang banyak, terutama jika kita baru memulai membuka
usaha. Sebagai Langkah awal, promosi akan dilakukan melalui
penyebaran pamflet secara online melalui media sosial yang ada.
1. Lingkungan Demografi
2. Lingkungan Sosial-Budaya
Kebiasaan pembelian
Kebiasaan pembelian masyarakat Indonesia memiliki tradisi kuliner
yang kuat dan tidak terpatahkan. Masyarakat Indonesia cenderung
ingin tahu mengenai produk yang mereka beli, seperti keingintahuan
terhadap proses pembuatan suatu masakan.
Kebiasaan makan yang berubah
Pola makan masyarakat, khususnya mahasiswa dan siswa mudah
berubah, dimana mereka cenderung memilih makanan yang baru dan
unik rasanya.
3. Lingkungan Ekonomi
Lingkungan ekonomi meliputi faktor yang mempengaruhi daya beli dan
pola membeli konsumen. Seperti Indonesia yang perekonomiannya lemah,
tingkat inflasi yang tinggi termasuk suku bunga serta pertumbuhan
ekonomi yang rendah akan sangat mempengaruhi daya beli, terutama jika
makanan tersebut memiliki efek samping, misalnya menimbulkan
obesitas. Namun, jika tidak dikonsumsi secara berlebihan makanan
kerupuk basah ini tidak akan menimbulkan efek samping.
4. Lingkungan Tenaga Kerja
Tenaga kerja yang digunakan adalah tenaga kerja dari penulis sendiri yang
terdiri dari lima orang pekerja.
1. Studi Literatur
Studi literatur bertujuan untuk mempelajari teori yang mendukung dalam
pembuatan kerupuk basah.Beberapa teori yang perlu dipelajari adalah cara
pembuatan kerupuk basah dan tentang manfaat kerupuk basah.
2. Studi Lapang
Studi lapang bertujuan untuk mencari data yang berkaitan dengan
kebutuhan peneliti untuk mengetahui harga-harga bahan baku kerupuk
basah yang sedang berlaku di pasar, kelebihan dan kekurangan produk
kerupuk basah lainnya yang telah ada di pasaran dan peluang penjualan
kerupuk basah di pasar. Data-data yang diperoleh akan dijadikan acuan
dalam pembuatan dan pemasaran kerupuk basah.
BAB III
PELAKSANAAN PROGRAM
Waktu dan tempat
Waktu : 22 November 2023
Tempat :
Alat dan bahan
Tahap pengadaan alat
Alat yang digunakan dalam pembuatan kerupuk basah terdiri dari :
Panci
Timbangan
Pisau
Baskom
Ulekan
Gambar 1
Alat-alat yang digunakan
Gambar 2
Bahan kerupuk basah Bahan chilli oil Bahan saus mentai
kacang tanah
Proses pembuatan
Proses pembuatan kerupuk basah :
Pertama haluskan bawang putih dan juga lada
Siapkan baskom yang besar masukan 1 kg ikan toman/tenggiri
yang sudah digiling
Kemudian tambahkan 100 ml minyak sayur
Tambahkan 2 butir telur
Tambahkan garam
Tambahkan penyedap rasa
Kemudian tambahkan bawang putih dan lada yang sudah
dihaluskan
Aduk semua bahan agar tercampur rata
Tambahkan air putih 50 ml
Kemudian di aduk kembali sampai merata
Setelah semua merata masukan tepung sagu/tapioca 1,250 kg, dan
ratakan menggunakan tangan
Setelah semua rata, kurang lebih adonannya sudah tidak lengket
ditangan
Sebelum dibentuk bagi terlebih dahulu adonannya agar sama besar,
seberat 200 gram
Setelah dibagi adonan dibentuk dengan cara diroll menggunakan
tangan agar berbentuk lonjong memanjang, ukuran sesuai yang
diinginkan, lakukan pada semua adonan
Kemudian didihkan air untuk merebus adonan, jika sudah
mendidih masukan adonan kerupuk basah yang sudah dibentuk
satu per satu agar tidak menempel, rebus adonan selama 15 menit
Setelah 15 menit tiriskan kerupuk basahnya kewadah yang lain
Kemudian dipanci lainnya siapkan air untuk kukusan
Masukan kerupuk basah dan kukus selama 30-45 menit
Setelah 30-45 menit angkat kerupu basah
Potong kerupuk basah sesuai ukuran yang diinginkan dan siap
disajikan
BAB V
PENUTUP
5.1. Kesimpulan
5.2. Saran
DAFTAR PUSTAKA
Endang, S. (2019). Optimasi Proporsi Tepung Tapioka: Mocaf: Ikan Pada
Kerupuk Basah Tinggi Albumin (Doctoral dissertation, Universitas
Brawijaya).
Marlen, D. R., Gunawan, R., Lianto, M. E., Buntoro, Y. M., & Wibisono, Y. P.
(2021). Pengembangan Website untuk Pemasaran Produk Kerupuk Basah
Ashifa di Kabupaten Putusibau. KONSTELASI: Konvergensi Teknologi
dan Sistem Informasi, 1(1), 56-63.