Anda di halaman 1dari 15

LAPORAN PRAKTIKUM

TEKNIK PRODUKSI TANAMAN PANGAN UTAMA


” Teknik Produksi Tanaman padi“

DOSEN PENGAMPU:
Dr. Tantri Palupi , SP., M.Si.
Dr. Tatang Abdurrahman, SP., MP

Disusun Oleh:

Weny Lestari C1011211018


Nabila Aprilyatiningsih C1011211081
Ria Angela C1011211100
Muhammad Rhendy Rasyiq C1011211102
Yuni Sepila C1011211103
Endah Fazria Putri Mildan C1011211106
Nilastri Wulandari C1011211107
Zulfian Purnama C1011211112
Asmaul Miftahul Iman C1011211115
Alamsyah C1011221018
Muhammad Daniel Misly C1011221018

PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI


FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS TANJUNGPURA
PONTIANAK
2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan atas ke hadirat Allah SWT. Atas rahmat dan hidayah-Nya,
Kami bisa menyelesaikan laporan praktikum ini. Tujuan disusunnya laporan pengamatan ini
adalah sebagai syarat untuk memenuhi tugas mata kuliah Teknik Produksi Tanaman Pangan
Utama.

Tidak lupa kami mengucapkan terima kasih kepada Ibu Dr. Tantri Palupi , SP., M.Si.
dan bapak Dr. Tatang Abdurrahman, SP., MP selaku dosen pengampu mata kuliah Teknik
Produksi Tanaman Pangan Utama yang membimbing kami pada mata kuliah ini.

Karena keterbatasan pengetahuan yang kami miliki, kami yakin masih banyak
kekurangan pada laporan yang kami buat ini. Oleh karena itu, kami mohon maaf serta kami
mohon untuk kritik dan saran yang membangun dari ibu dan bapak dosen dan teman-teman
apabila masih terjadi banyak kesalahan pada laporan yang kami buat ini. Supaya kedepannya
kami dapat membuat laporan dengan lebih baik lagi. Sekian dari kami terimakasih banyak.
Semoga laporan ini dapat berguna bagi pembaca.

Pontianak, 5 Juni 2023

Penulis

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.................................................................................................................................ii
DAFTAR ISI............................................................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN............................................................................................................................1
A. Latar Belakang...........................................................................................................................1
B. Permasalahan............................................................................................................................2
C. Tujuan Praktikum.......................................................................................................................2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA....................................................................................................................3
A. Padi............................................................................................................................................3
B. Tanah PMK.................................................................................................................................4
C. Pupuk kandang sapi...................................................................................................................4
D. Pupuk NPK.................................................................................................................................5
BAB III METODOLOGI.............................................................................................................................6
A. Waktu dan Tempat....................................................................................................................6
B. Alat dan Bahan...........................................................................................................................6
C. Cara Kerja..................................................................................................................................6
BAB IV PEMBAHASAN............................................................................................................................7
A. Hasil Pengamatan......................................................................................................................7
B. Pembahasan..............................................................................................................................7
BAB V PENUTUP...................................................................................................................................10
A. Kesimpulan..............................................................................................................................10
B. Saran........................................................................................................................................10
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................................................11
LAMPIRAN...........................................................................................................................................12

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Budidaya tanaman pangan merupakan upaya dalam pemenuhan kebutuhan


pangan manusia baik dalam skala regional, nasional hingga internasional. Menurut
UU No.12 Tahun 1992 tentang Sistem Budidaya Tanaman bahwa penyelenggaraan
budidaya tanaman meliputi pengolahan lahan atau penggunaan media tumbuh
tanaman, perbenihan, penanaman, pemanfaatan air, perlindungan tanaman,
pemeliharaan tanaman dan panen. Pelaksanaan budidaya tanaman pangan secara
organik menjamin kesehatan dan keamanan produk pangan dan lingkungan, serta
berorientasi terhadap efisiensi input produksi. Pengaturan jarak tanam dalam sistem
budidaya tanaman juga berperan penting yaitu mampu mengatur tingkat kompetensi
penyerapan air dan hara dengan sesama tanaman budidaya maupun gulma.
Tanaman pangan yang menjadi prioritas utama di Indonesia adalah padi,
karena Padi merupakan salah satu tanaman budidaya terpenting dalam peradaban
manusia, tanaman padi juga merupakan sumber karbohidrat utama bagi mayoritas
penduduk dunia setelah serealia, jagung dan gandum, mayoritas masyarakatnya
mengkonsumsi beras sebagai bahan makanan pokok. Padi (Oryza sativa) merupakan
golongan tanaman graminae yang membutuhkan cukup banyak air dalam
pertumbuhannya. Budidaya tanaman padi idealnya dilakukan ketika musim tanam
dengan curah hujan sedang hingga tinggi.
Masyarakat indonesia sangat khas dan tentu saja tidak asing lagi dengan
tanaman pokok utama yg menjadi konsumsi semua kalangan yaitu beras. Di luar
negeri makanan yg menjadi pokok adalah gandum, berbeda dengan Indonesia yang
mengonsumsi beras dan diolah menjadi nasi. Oleh sebab itu produksi beras di
Indonesia berdasarkan data yang diperoleh Perlu diketahui, produksi beras nasional
pada tahun 2019 mencapai 31,31 juta ton, meningkat di tahun 2020 menjadi 31,36
juta ton dan di tahun 2021 sebesar 31,33 juta ton.
Ragam budidaya tanaman padi dapat digolongkan menjadi 3, yaitu
berdasarkan sumber air, musim tanam dan tinggi/kedalaman genangan air.
Pengetahuan tentang morfologi tanaman penting bagi mahasiswa. Upaya peningkatan
produksi dapat dilakukan dengan tepatnya ragam budidaya yang diterapkan dan
pengetahuan tentang morfologi tanaman padi. Pemilihan varietas harus sesuai dengan
kondisi lapangan atau varietas spesifik lokasi. Pemilihan varietas spesifik lokasi
menentukan tinggi atau rendahnya biaya produksi dalam usaha tani. Semakin sesuai
varietas dengan lokasi penanaman, maka biaya produksi akan semakin rendah,
demikian sebaliknya.

B. Permasalahan

Bagaimana teknik budidaya dan pengenalan morfologi pada fase pertumbuhan


tanaman padi ?

C. Tujuan Praktikum

Praktikum ini bertujuan mengetahui teknik budidaya dan pengenalan morfologi pada
fase pertumbuhan tanaman padi.

2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Padi

Tanaman padi (Oryza sativa L.) merupakan tanaman semusim yang


mempunyai kemampuan beradaptasi pada berbagai kondisi lingkungan. Tanaman ini
termasuk golongan jenis Graminae atau rumput-rumputan. Padi merupakan tanaman
semusim dengan sistem perakaran serabut. Terdapat dua macam perakaran padi yaitu
akar seminal yang tumbuh dari radikula (akar primer) pada saat berkecambah, dan
akar adventif (akar sekunder) yang bercabang dan tumbuh dari buku batang muda
bagian bawah. Radikula (akar primer) yaitu akar yang tumbuh pada saat benih
berkecambah. Apabila pada akar primer terganggu, maka akar seminal akan tumbuh
dengan cepat. Akar-akar seminal akan digantikan oleh akar-akar sekunder (akar
adventif) yang tumbuh dari 7 batang bagian bawah.
Batang berfungsi sebagai penopang tanaman, penyalur senyawa-senyawa
kimia dan air dalam tanaman, dan sebagai cadangan makanan (Makarim et al., 2007).
Batang padi berbentuk bulat, berongga, dan beruas. Antar ruas pada batang padi
dipisahkan oleh buku. Panjangnya tiap-tiap ruas tidak sama. Ruas yang terpendek
terdapat pada pangkal batang dan ruas kedua, ketiga, dan seterusnya lebih panjang
dari pada ruas yang didahuluinya.
Pembentukan anakan padi sangat dipengaruhi oleh unsur hara, sinar matahari,
jarak tanam, dan teknik budidaya (Fitri, 2009). Daun tanaman padi memiliki ciri khas,
yaitu terdapat sisik dan telinga daun. Daun padi memiliki tulang daun yang sejajar.
Daun padi tumbuh pada batang dan 8 tersusun berselang-seling pada tiap buku. Tiap
daun terdiri atas helaian daun, pelepah daun yang membungkus ruas, telinga daun
(auricle) dan lidah daun (ligule). Jumlah daun pada tiap tanaman bergantung pada
varietas. Varietas-varietas baru di daerah tropis memiliki 14-18 daun pada batang
utama (Makarim dan Suhartatik, 2009). Bunga padi adalah bunga telanjang artinya
mempunyai perhiasan bunga. Dalam satu tanaman memiliki dua kelamin, dengan
bakal buah yang di atas. Bagian bagian bunga padi terdiri dari tangkai, bakal buah,
lemma, palea, putik dan benang sari. Jumlah benang sari ada 6 buah, tangkai sarinya
pendek dan tipis, kepala sari besar serta mempunyai dua kandung serbuk. Putik
mempunyai dua tangkai putik dengan dua buah kepala putik yang berbentuk malai
dengan warna pada umumnya putih atau ungu (Rosadi, 2013).
Jika bunga padi telah dewasa, palea dan lemma yang semula bersatu akan
membuka dengan sendirinya. Membukanya palea dan lemma ini terjadi antara jam
10-12, pada suhu 30-32 oC. Palea dan lemma akan tertutup setelah kepala sari
melakukan penyerbukan (Suhartatik, 2008). Buah padibulir/gabah, sebenarnya bukan
biji melainkan buah padi yang tertutup oleh lemma dan palea. Lemma dan palea serta
bagian lain akan membentuk sekam atau kulit gabah, lemma selalu lebih 9 besar dari
palea dan menutupi hampir 2/3 permukaan beras, sedangkan sisi palea tepat bertemu
pada bagian sisi lemma. Gabah terdiri atas biji yang terbungkus sekam. Sekam terdiri
atas gluma rudimenter dan sebagian dari tangkai gabah (pedicel) (Rosadi, 2013).

3
Bobot gabah beragam dari 12-44 mg pada kadar air 0%, sedangkan bobot sekam rata-
rata adalah 20% bobot gabah (Makarim, 2009).
B. Tanah PMK

Tanah PMK adalah tanah yang mempunyai perkembangan profil, konsistensi teguh,
bereaksi masam, dengan tingkat kejenuhan basa yang rendah. Tanah Podsolik merah
kuning ini merupakan segolongan tanah yang mengalami perkembangan profil
dengan batas horizon yang jelas, berwarna merah hingga kuning dengan kedalaman
satu hingga dua meter. Tanah podsolik merah kuning adalah segolongan tanah
mineral yang mempunyai perkembangan propel, solum dangkal sampai sedang
berwarna merah sampai merah kuning, struktur olah di lapisan bawah, konsistensi
teguh dan dijumpai plintik, mengandung bahan organik yang relatif rendah serta
konkresi besi, bereaksi masam hingga sangat masam (pH 3,5-5,0).

C. Pupuk kandang sapi

Pupuk kandang merupakan olahan kotoran hewan, biasanya ternak, yang


diberikan pada lahan pertanian untuk memperbaiki kesuburan dan struktur tanah. Zat
hara yang dikandung pupuk kandang tergantung dari sumber kotoran bahan bakunya.
Pupuk kandang ternak besar kaya akan nitrogen, dan mineral logam, seperti
magnesium, kalium, dan kalsium. Namun demikian, manfaat utama pupuk kandang
adalah mempertahankan struktur fisik tanah sehingga akar dapat tumbuh secara baik.
Oleh sebab itu pupuk kandang biasa digunakan dalam budidaya tanaman padi karena
pupuk kandang selain dapat memenuhi kebutuhan unsur hara. Pupuk kandang sapi
merupakan pupuk kandang yang berasal dari kotoran sapi yang baik untuk
memperbaiki kesuburan, sifat fisika, kimia dan biologi tanah, meningkatkan unsur
hara makro dan mikro, meningkatkan daya pegang air dan meningkatkan kapasitas
tukar kation.
Pupuk kandang mengandung unsur hara mikro dan makro. Pupuk kandang
makro mengandung fosfor, nitrogen dan kalium. Unsur hara mikro yang terkandung
antara lain: K, Mg, S. Na, Fe, Cu, dll. Pupuk kandang bisa memperbaiki struktur
tanah, sehingga pertumbuhan tanaman bisa optimal pupuk kandang yang baik yang
telah baik memiliki ciri dingin, femah, wujud aslinya tidak tampak dan baunya tidak
berkurang. Jika tidak memenuhi ciri tersebut, pupuk kandang belum siap digunakan.
Pengunaan pupuk kandang yang baik dicampur dengan media tanam secara merata.

4
Pemberian pupuk kandang harus diperhatikan, semakin tinggi dosis pupuk
yang diberikan maka kandungan unsur hara yang diterima oleh tanaman akan semakin
tinggi, begitu pula dengan semakin seringnya frekuensi aplikasi pupuk daun yang
dilakukan pada tanaman, maka kandungan unsur hara juga semakin tinggi. Namun,
pemberian dengan dosis yang berlebihan justru akan mengakibatkan timbulnya gejala
kelayuan pada tanaman. Oleh karena itu, pemilihan dosis yang tepat perlu diketahui
oleh para peneliti maupun petani dan hal ini dapat diperoleh melalui pengujian-
pengujian di lapangan (Rahmi Dan Jumiati, 2007).

D. Pupuk NPK

Pupuk NPK merupakan pupuk anorganik yang memiliki jenis pupuk majemuk
karena mengandung unsur hara berupa nitrogen (N), fosfor (P). dan kalium (K).
Kandungan unsur nitrogen dalam pupuk NPK adalah sebesar 15%. Nilai nitrogen
sudah mewakili kadar nitrogen yang terkandung dalam pupuk sehingga angkanya
tidak perlu dikonversi kembali .
N, P, dan K merupakan faktor penting dan harus tersedia bagi tanaman karena
berfungsi sebagai proses metabolism dan biokimia sel tanaman. Nitrogen digunakan
sebagai pembangun asam nukleat, protein, bioenzim, dan klorofil. Fosfor digunakan
sebagai pembangun asam nukleat, fosforlipid, bioenzim, protein, senyawa metabolic
yang merupakan bagian dari ATP penting dalam transfer energy. Kalium digunakan
sebagai pengatur keseimbangan ion-ion sel yang berfungsi dalam mengatur berbagai
mekanisme metabolik seperti fotosintesis. Untuk itu, dengan pemberian dosis pupuk
N, P dan K akan memberikan pengaruh baik terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman
(Firmansyah et al., 2017).
Hara N, P, dan K merupakan hara esensial untuk tanaman dan sebagai faktor
batas bagi pertumbuhan tanaman. Peningkatan dosis pemupukan N di dalam tanah
secara langsung dapat meningkatkan kadar protein (N) dan produksi tanaman, namun
pemenuhan unsur N saja tanpa P dan K akan menyebabkan tanaman mudah rebah,
peka terhadap serangan hama penyakit dan menurunnya kualitas produksi usahatani.

5
BAB III
METODOLOGI

A. Waktu dan Tempat

Praktikum Teknik Produksi Tanaman Pangan Utama di laksanakan di lapangan


Fakultas Pertanian yang dimulai pada tanggal 28 April 2023 yaitu pengolahan
tanah dan pupuk kandang sapi yang kemudian tanah tersebut di inkubasi
selama 1 minggu, kemudian pada tanggal 5 Mei 2023 di lakukan pindah tanam
padi pada media tanah yang telah di inkubasi, hingga pengamatan Alat dan
Bahan

B. Alat dan Bahan

 Bahan
⁻ Ember ⁻ Pupuk NPK
⁻ Benih padi Inpari Zink ⁻ Tanah PMK
⁻ Pupuk kotoran sapi

 Alat

⁻ Cangkul ⁻ Meteran
⁻ Sekop
C. Cara Kerja

1. Semaikan benih ke dalam media ember yang telah diisi media campuran
antara tanah dan pupuk kandang (20 ton/ha). Persiapan media tanam dan
media persemaian sama.
2. Sebelum disemai benih dimasukan dalam karung beras kemudian direndam
dalam air selama 24 jam, selanjutnya benih yang telah direndam ditiriskan dan
diperam selama 48 jam. Benih yang sudah berkecambah ditaburkan dalam
media ember yang telah disiapkan.
3. Setelah bibit berumur 2 minggu, bibit dicabut dan pindahkan ke media tanam
dalam ember masing-masing 3 bibit/lubang tanam.
4. Pemupukan NPK dengan dosis 400 kg/ha dan diberikan 3 kali, 1/3 dosis pada
saat tanam, 1/3 dosis 30 HST dan 1/3 dosis lainnya 60 HST.
5. Menyiapkan 2 ember media tanam dan diinkubasi selama 1 minggu, kemudian
ditanam 1 rumpun untuk setiap ember
6. Penyulaman pada bibit yang mati atau pertumbuhan tidak normal, dilakukan
1 MST dengan menggunakan bibit yang berumur sama.
7. Pemeliharaan tanaman meliputi penyiraman 2 kali sehari kecuali hujan,
8. Amati morfologi tanaman dan dokumentasikan sertaan ukur variabel
pertumbuhan dan hasil tanaman.

6
BAB IV
PEMBAHASAN

A. Hasil Pengamatan

1. Tinggi Tanaman Padi

No Ember Tinggi Tanaman (cm)


2 MST 3 MST 4 MST 5 MST 6 MST 7 MST 8 MST
1. Pertama 45 67 90

2. Kedua 49 71 86

2. Jumlah Anakan Padi

No Ember Jumlah Anakan (Anakan)


2 MST 3 MST 4 MST 5 MST 6 MST 7 MST 8 MST
1. Pertama 8 12 24

2. Kedua 10 18 29

B. Pembahasan

1. Tinggi Tanaman Padi


Tinggi tanaman padi pada ember pertama umur 2 MST adalah 45 cm, pada 3
MST tinggi tanaman padi 67 cm dan pada 4 MST tinggi tanaman padi 90 cm.
Sedangkan pada ember kedua menunjukkan tinggi tanaman padi pada umur 2
MST adalah 49, pada 3 MST adalah 71 cm, dan pada umur 4 MST adalah 86 cm.
Dari data di atas dapat di lihat bahwa pertumbuhan tinggi tanaman padi setiap
minggunya bertambah tinggi. Pada kedua ember tersebut perbedaan yang tidak
terllau nyata terhadap tinggi tanaman padi. Hal ini menunjukkan bahwa pada
kedua ember tersebut dengan perlakuan yang sama menunjukkan tinggi tanaman
yang hampir sama.
Tinggi tanaman merupakan salah satu bagain pertumbuhan yang menunjukkan
adanya perubahan karakter agronomi suatu varietas tanaman dan untuk
menunjang pertumbuhan tanaman tersebut perlu di tambahkan berupa pupuk
organik dan pupuk anorganik.
Pada saat masa awal tanam, dalam pengolahan tanah PMK dan pupuk kandang
sapi di campur dengan pupuk NPK sebanyak 1 gram, kemudian pada 2 MST dan
7
4 MST dilakukan pemupukan NPK kembali guna untuk membantu dalam
pertumbuhan tanaman padi. Tanaman padi memerlukan unsur hara N, P, K untuk
membantu pertumbuhannya pada fase vegetatif, pupuk NPK yang telah diberikan
kepada tanaman padi mengandung unsur hara N, P, K. Unsur hara N, P, K
mempunyai peranan yang sangat penting terhadap pertumbuhan dan produksi
tanaman, dimana ketiga unsur hara ini saling berinteraksi satu sama lain dalam
menunjang pertumbuhan tanaman. Tinggi tanaman padi juga di pengaruhi oleh
ketersediaannya unsur hara N karena unsur hara N ini dapat merangsang
pertumbuhan batang dan daun. Unsur hara N, P, K merupakan unsur hara makro
primer yang lebih banyak dibutuhkan tanaman di bandingkan dengan unsur hara
lainnya. Dengan adanya suplai unsur hara N, P, K pada tanaman poadi yang
cukup, maka hal tersebut dapat menunjang pertumbuhan tanamann dan dapat
menghasilkan prosukdi yang lebih tinggi. Tanaman padi membutuhkan unsur hara
P selama pertumbuhan dan perkembangannya, mulai dari awal pertumbuhan
vegetatif sampai dengan fase pembentukan dan pematangan biji. Hal ini
disebabkan karena Fosfor dapat menstimulir pertumbuhan dan perkembangan
perakaranb tanaman kare.na berperan dalam metabolisme sel dan sebagai
aktivator enzim( Marschener, 1998)
Pemberian pupuk kandang sapi dan pupuk NPK dapat mempengaruhi tinggi
tanaman padi karena dapat meningkatkan ketersediaan unsur hara. Pemberian
pupuk kandang sapi pada tanah yang akan di tanami padi dapat meningkatkan pH
tanah akibat terdekomposisi lanjut atau termineralisasi melepaskan mineral-
mineral berupa kation-kation (Ca, Mg, Na, K) yang menyebabkan konsentrasi
OH- meningkat mengakibatkan pH naik. Menurut Musnamar (2009) pupuk
kandang sapi dapat memenuhi kebutuhan unsur hara pada tanaman padi karena
pada pupuk kotoran sapi mengandung Nitrogen sebesar 2,41%, karbon organik
18,76%, Fosfor 1,62%, kalium 7,26%. Pemberian pupuk kandang sapi terhadap
tinggi tanaman padi dapat membantu aktifitas organisme dalam tanah hidup,
dengan adanya organisme yang hidup di dalam tanah tersebut makan dapat
memperbaiki tekstur dan struktur tanah. Jika tekstur dan struktur tanah tersebut
baik pada tanah berimbang dengan unsur hara yang dibutuhkan bagi tanaman
dalam melangsungkan pertumbuhan terutama pada fase vegetatif. Pemberian
pupuk kandang sapi ini dapat merangsang pertumbuhan tinggi tanaman karena
mengandung unsur hara yang cukup dan pupuk kandang ini mudah diserap oleh

8
akar yang digunakan untuk proses penyusunan metabolisme di dalam tubuh
tumbuhan.

2. Jumlah Anakan Padi


Jumlah anakan padi ember pertama pada umur 2 MST berjumlah 8 anakan,
pada umur 3 MST berjumlah 12 anakan, dan pada 4 MST berjumlah 24 anakan.
Sedangkan pada ember kedua, umur padi 2 MST menunjukkan jumlah anakan
sebanyak 10, pada 3 MST berjumlah 18 anakan dan pada umur 4 MST berjumlah
29 anakan. Bertambahnya jumlah anakan pada tanaman padi menunjuukan bahwa
tanaman padi tersebut berkembang. Pertumbuhan jumlah anakan padi di atas
dapat dilihat bahwa pertumbuhan jumlah anakan yang berbeda-beda. Kerapatan
populasi pada pola tanam padi tanaman padi menunjukkan pengaruh terhadap
bertambahnya jumlah anakan. Selain pengaruh kerapatan populasi pada sistem
tanah, pembentukan anakan juga dipengaruhi oleh sifat genetik dan keadaan
lingkungan yang sesuai dengan pertumbuhan tanaman.
Pada fase vegetatif tanaman, terjadi perpanjangan dan pembelahan sel, oleh
sebab itu diperlukan karbohidrat yang banyak, gula serta pemberian air yang
cukup. Menurut Lingga (2007) menyatakan bahwa pemberian pupuk N pada
tanaman padi berperan dalam merangsang pertumbuhan jumlah anakan produktif,
sedangkan unsur hara p berperan dalam pembentukan akar dan sistem perakaran
tanaman serta unsur hara K berperan dalam emmperkuat vigor tanaman dan
emmpercepat pertumbuhan jaringan meristem.
Menurut Husana (2010) jumlah anakan akan maksimal apabila tanaman
memiliki sifat genetik yang baik ditambah dengan keadaan lingkungan yang
menguntungkan atau sesuai dengan pertumbuhan dan perkembangan tanaman.
Jumlah anakam maksimum juga ditentukan oleh jarak tanam, sebab jarak tanam
dapat menentukan radiasi matahari, hara mineral serta tanaman padi itu sendiri.
Faktor genetik dan juga faktor lingkungan juga menentukan produktivitas padi
tersebut.

9
BAB V
PENUTUP

A. Kesimpulan

Adapun kesimpulan yang dapat diambil dalam praktikum ini sebegai berikut :
1. Tinggi tanaman salah satu pertumbuhan yang menunjukkan adanya perubahan
karakter agronomi suatu varietas tanaman.
2. Tinggi tanaman padi tertinggi terdapat pada ember pertama umur 2 MST ; 45
cm, 3 MST ; 67 cm dan pada 4 MST ; 90 cm. Sedangkan pada ember kedua 2
MST ; 49 cm, pada 3 MST ; 71 cm, 4 MST ; 86 cm.
3. Pemberian pupuk kandang sapi dan pupuk NPK dapat mempengaruhi tinggi
tanaman padi karena dapat meningkatkan ketersediaan unsur hara.
4. Jumlah terbanyak terdapat pada ember kedua, umur padi 2 MST ;10 anakan,
pada 3 MST ;18 anakan dan 4 MST ; 29 anakan. Sedangkan ember pertama
pada umur 2 MST ;8 anakan, 3 MST ; 12 anakan, dan 4 MST ; 24 anakan.
5. Pertambahan jumlah anakan pada tanaman padi menunjuukan bahwa tanaman
padi tersebut berkembang.
6. Pertambahan anakan dipengaruhi oleh Kerapatan populasi pada pola tanam
padi, sifat genetik dan keadaan lingkungan yang sesuai dengan pertumbuhan
tanaman.
B. Saran

Semoga praktikum kedepannya dapat berjalan dengan lancar dan lebih efektif dengan
memperhatikan beberapa poin, yaitu :
1. Praktikum harus lebih efektif, absensi dan kehadiran anggota kelompok harus
lebih diperhatikan oleh dosen atau asisten dosen.
2. Praktikum harus dilaksanakan lebih terstruktur dan efisien, memberikan lebih
pengarahan agar praktikum lebih terarah kedepannya.

10
DAFTAR PUSTAKA

Asnawi, R. 2014. Peningkatan produktivitas dan pendapatan petani melalui penerapan model
pengelolaan tanaman terpadu padi sawah di Kabupaten Pesawaran, Lampung. J.
Penelitian pertanian terapan, 14 (1) : 44-52.

Azwir dan Ridwan. 2009. Peningkatan produktivitas padi sawah dengan perbaikan teknologi
budidaya. Akta Agrosia. 12 (2) : 212-218

Donggulo, C. V. (2017). Pertumbuhan dan Hasil Tanaman Padi (Oryza sativa L)Pada
Berbagai Pola Jajar Legowo dan Jarak Tanam. J. Agroland, 24 (1), 27-35.

Firmansyah, I. M. (2017). Pengaruh Kombinasi Dosis Pupuk N, P, K Terhadap Pertumbuhan


Dan Hasil Tanaman Terung(Solanum melongena). J. Hort, Vol. 27 No. 1.

Hadisumitro, L. M. 2002. Membuat Kompos. Jakarta : Penebar Swadaya, 54 hal.


Husana, Y. (2010). Pengaruh Penggunaan Jarak Tanam Terhadap Pertumbuhan dan Produksi
Padi.

Lingga, P. (2007). Petunjuk Penggunaan Pupuk. Jakarta: Penebar Swadaya.

Marschner, H. (t.thn.). Mineral Nutrition of Higher Plants, Second edition. Academc press.

Musmanar, E. (2009). Pupuk organik. Jakarta: Penebar Swadaya.

Tufaila, M. Y. (2014). Pengaruh Pupuk Bokashi Kotoran Sapi Terhadap Pertumbuhan dan
Produksi Padi sawah Pada Ultisol Puosu Jaya Kecamatan Konda, Konawe Selatan.
JURNAL AGROTEKNOS, Vo; 4 no (1), 18-25.

11
PERSIAPAN MEDIA TANAM PEMBERIAN PUPUK KANDANG DAN NPK

PENANAMAN SETELAH INKUBASI 1 MINGGU 2 MINGGU SETELAH TANAM

3 MINGGU SETELAH TANAM 4 MINGGU SETELAH TANAM


LAMPIRAN

12

Anda mungkin juga menyukai