Tim Penyusun:
Bismillahirrahmanirrahim.
Puji syukur kehadirat Allah Subhanahu wa ta'ala. yang telah memberikan
kesehatan dan kemudahan kepada penulis dalam menyelesaian Laporan Pratikum
di Matakuliah Teknologi Benih. Shalawat dan salam tak lupa penulis haturkan
kepada Nabi Muhammad Shalallaahu Alaihi Wassalaam., yang mana berkat rahmat
beliau kita dapat merasakan dunia yang penuh dengan ilmu pengetahuan ini,
Ucapan terima kasih juga penulis ucapkan kepada:
1. Kedua orang tua yang telah memberikan motivasi dan dukungan selama
pratikum di lapangan yaitu ayahanda dan ibunda tercinta kami.
2. Dosen pembimbing pratikum lapangan yaitu Novita Hera, S.P., M. dan Tiara
Septirosya, S.P., M.Si yang telah membimbing selama penyelesaian laporan ini.
3. Serta Teman-teman seperjuangan Asnah Noryani, Ananda Dermawan,
Muhammad Safikri, Ramadhan, Syaif Al Arif yang melaksanakan Pratikum
lapang bersama.
Penulis menyadari bahwa laporan Pratikum lapangan ini masih jauh dari
sempurna, oleh karena itu kritik dan saran dari pembaca sangat diharapkan demi
perbaikan mendatang. Semoga Laporan ini dapat bermanfaat hendaknya bagi kita
semua. Atas perhatian dan kerjasamanya penulis ucapkan terima kasih.
Tim Penyusun
ii
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR .............................................................................. ii
DAFTAR ISI ............................................................................................. iii
DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................. iv
I. PENDAHULUAN ............................................................................. 1
1.1. Latar Belakang ............................................................................ 1
1.2. Tujuan ......................................................................................... 2
V. Penutup............................................................................................... 16
5.1. Kesimpulan ................................................................................. 16
5.2. Saran............................................................................................ 16
iii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran Halaman
1. Cara kerja (Metode Uji diatas Kertas)........................................... .... 18
2. Hasil Pengamatan Perkecambahan Benih padi per Hari.................... 18
iv
I. PENDAHULUAN
1
Penyimpanan benih padi dilakukan segera setelah tanaman selesai dipanen
dan melalui proses pengeringan untuk mengurangi kadar air benih. Metode
penyimpanan benih ada dua macam yaitu penyimpanan secara tradisional dan
modern. Penyimpanan secara tradisional diantaranya adalah dengan menyimpan
benih dalam kantong plastik, lumbung sederhana, keranjang yang terbuat dari daun
lontar atau benih-benih diikat kecil-kecil dan diletakkan diatas perapian (Dewi dan
Sumarjan, 2013).
Raganatha et el. (2014), menyatakan bahwa tingkat vigor awal benih tidak
dapat dipertahankan, dan benih yang disimpan selalu mengalami proses
kemunduran mutunya secara kronologis selama penyimpanan. Sifat kemunduran
ini tidak dapat dicegah dan tidak dapat balik atau diperbaiki secara sempurna. Laju
kemunduran mutu benih hanya dapat diperkecil dengan melakukan pengolahan dan
penyimpanan secara baik. Berapa lama benih dapat disimpan sangat bergantung
pada kondisi benih terutama kadar air benih dan lingkungan tempatnya menyimpan.
Kemunduran benih merupakan proses penurunan mutu secara berangsuranngsur
dan kumulatif serta tidak dapat balik (irreversible) akibat perubahan fisisologis
yang disebabkan oleh faktor dalam. Proses penuaan atau mundurnya vigor secara
fisiologis ditandai dengan penurunan daya berkecambah, peningkatan jumlah
kecambah abnormal, penurunan pemunculan kecambah di lapangan (field
emergence), terhambatnya pertumbuhan dan perkembangan tanaman,
meningkatnya kepekaan terhadap lingkungan yang ekstrim yang akhirnya dapat
menurunkan produksi tanaman .
Berdasarkan hal-hal tersebut di atas maka dipandang perlu untuk melakukan
penelitian guna mengetahui sampai sejauh mana pengaruh kadar air benih dan lama
penyimpanan terhadap viabilitas dan vigor benih padi. Tujuan penelitian ini adalah
mengetahui kadar air benih yang optimum selama penyimpanan yang dapat
meningkatkan viabilitas dan vigor benih padi.
1.2. Tujuan
Adapun tujuan dari percobaan adalah untuk mengetahui metode pengujian
daya berkecambah benih yang langsung terkena cahaya matahari dengan
menggunakan tisu, untuk mengidentifikasi viabilitas benih pada kondisi optimum.
2
II. TINJAUAN PUSTAKA
3
Menurut Melissa Syamsiah, S.Pd., M.Si, (2015), Padi varietas Mekongga
merupakan galur murni yang berasal dari hasil persilangan Populasi S4663-SD-
KN-5-3-3 (asal A2790/IR64) yang termasuk golongan cere.
2.2. Morfologi
2.2.1. Akar
Menurut Pratiwi, (2016), Padi tergolong tanaman Gramineae yang memiliki
sistem perakaraan serabut. Sewaktu berkecambah, akar primer muncul bersamaan
dengan akar lainnya yang disebut akar seminal. Selanjutnya, akar seminal akan
digantikan dengan akar adventif yang tumbuh dari buku terbawah batang.
Menurut Dinda Prameswari dan Lela Apsari, (2017), Akar merupakan salah satu
bagian dari tumbuhan yang penting selain batang dan juga daun. Akar biasanya
memiliki berat sepertiga dari seluruh berat pada tumbuhan. Pada dasarnya, akar
tumbuh di bawah tanah namun ada pula akar yang tmbuh tidak pada tempatnya atau
tidak didalam tanah. Akar memiliki beberapa fungsi diantaranya adalah akarsebagai
alat untuk menautkan tumbuhan ke dalam tanah, juga sebagai penyalur mnutrisi
dari daun sebagai tempat pembuatan atau dari tanah ke seluruh tubuh tumbuhan
serta akar sebagai aktivitas metabolis seperti respirasi, tempat penyimpanan
cadangan makanan.
2.2.2. Batang
Menurut Pratiwi, n.d, (2016), Batang tanaman padi tersusun atas beberapa
ruas. Pemanjangan beberapa ruas batang terjadi ketika tanaman padi memasuki fase
reproduktif.
Menurut Tjitrosoepomo dan Rosanti dalam Dewi Rosanti, (2018), Batang
merupakan bagian tubuh tumbuhan yang amat penting, dan mengingat tempat serta
kedudukan batang bagi tubuh tumbuhan, batang dapat disamakan dengan sumbu
tubuh tumbuhan. Pertumbuhan batang dapat dilihat dari percabangannya,
kebanyakan tumbuhan melakukan percabang walaupun sedikit. Pada dasarnya,
morfologi batang pada tingkat pertumbuhan batang pokok inilah yang akan menjadi
arsitektur tumbuhan.
4
2.2.3. Daun
Menurut Makarim dan Suhartatik dalam Pratiwi, n.d, (2016), Padi memiliki
daun berbentuk lanset dengan urat tulang daun sejajar tertutupi oleh rambut yang
halus dan pendek. Pada bagian teratas dari batang, terdapat daun bendera yang
ukurannya lebih lebar dibandingkan dengan daun bagian bawah.
Menurut Ir. Hadisunarso, (2018), Daun merupakan organ vegetatif
tumbuhan yang berfungsi sebagai tempat berlangsungnya proses fotosintesis.
Dalam proses fotosintesis, air dan karbondioksida diubah menjadi glukosa dan
ksigen.
2.2.4. Bunga
Menurut Hanum dalam Rosadi, n.d, (2013), Bunga padi adalah bunga
telanjang artinya mempunyai perhiasan bunga. Berkelamin dua jenis dengan bakal
buah yang diatas. Jumlah benang sari ada 6 buah, tangkai sarinya pendek dan tipis,
kepala sari besar serta mempunyai dua kandung serbuk. Putik mempunyai dua
tangkai putik dengan dua buah kepala putik yang berbentuk malai dengan warna
ada umumnya putih atau ungu. Menurut Grist dalam Rosadi, n.d,(2013), Pada dasar
bunga terdapat ladicula (daun bunga yang telah berubah bentuknya). Ladicula
berfungsi mengatur dalam pembuahan palea, pada waktu berbunga ia menghisap
air dari bakal buah, sehingga mengembang. Pengembangan ini mendorong lemma
dan palea terpisah dan terbuka.
Bunga tanaman padi secara keseluruhan disebut malai. Tiap unit bunga pada
malai dinamakan spikelet. Bunga tanaman padi terdiri atas tangkai, bakal buah,
lemma, palea, putik, dan benang sari serta beberapa organ lainnya yang bersifat
inferior. Tiap unit bunga pada malai terletak pada cabang-cabang bulir yang terdiri
atas cabang primer dan cabang sekunder. Tiap unit bunga padi adalah floret yang
terdiri atas satu bunga. Satu bunga terdiri atas satu organ betina dan 6 organ jantan.
2.2.5. Buah
Menurut Makarim et al.dalam Pratiwi, n.d, (2016), Buah padi yang sehari-
hari kita sebut biji padi atau bulir/gabah, sebenarnya bukan biji melainkan buah
5
padi yang tertutup oleh lemma dan palea. Lemma dan 4 palea serta bagian lain akan
membentuk sekam atau kulit gabah, lemma selalu lebih besar dari palea dan
menutupi hampir 2/3 permukaan beras, sedangkan sisi palea tepat bertemu pada
bagian sisi lemma. Gabah terdiri atas biji yang terbungkus sekam. Sekam terdiri
atas gluma rudimenter dan sebagian dari tangkai gabah /pedicel.
6
kondisi penyimpanan, keseragaman lot benih serta cendawan gudang, bila kondisi
penyimpanannya memungkinkan pertumbuhannya.
7
penting dari suatu embrio suatu benih yang menunjukkan kemampuannya untuk
tumbuh secara normal pada lingkungan yang sesuai. Dengan demikian pengujian
daya kecambah benih ialah pengujian akan sejumlah benih, berupa persentase dari
jumlah benih tersebut yang dapat atau mampu berkecambah pada jangka waktu
yang telah ditentukan. Berikut adalah jenis-jenis kecamba benih :
8
tumbuh (KST) benih. Benih bervigor tinggi lebih cepat tumbuh dibandingkan
dengan benih vigor rendah. Kecepatan tumbuh benih mencerminkan vigor
individual benih yang dikaitkan dengan waktu. Tolok ukur keserempakan benih
menunjukkan vigor suatu lot benih. Suatu lot benih yang kurang vigor tumbuh
bervariasi, sehingga kecambah yang tumbuh normal dapat dikelompokkan menjadi
normal kuat dan normal kurang kuat.
9
III. MATERI DAN METODE
10
∑ 𝑲𝑵 𝑯𝒊𝒕𝒖𝒏𝒈𝒂𝒏 𝑰+∑ 𝑲𝑵 𝑯𝒊𝒕𝒖𝒏𝒈𝒂𝒏 𝑰𝑰
DB (%) = x 100%
𝑻𝒐𝒕𝒂𝒍 𝒃𝒆𝒏𝒊𝒉 𝒚𝒂𝒏𝒈 𝒅𝒊𝒕𝒂𝒏𝒂𝒎
Keterangan
DB : Daya Berkecambah
KNI : Kecambah normal pada hitungan pertama
KNII : Kecambah normal pada hitungan kedua
b. Indeks Vigor
Pengamatan indeks vigor dilakukan terhadap kecambah normal pada
hitungan pertama (first count) yaitu pada hari ke-5 dengan rumus :
∑ 𝒌𝒆𝒄𝒂𝒎𝒃𝒂𝒉 𝒏𝒐𝒓𝒎𝒂𝒍 𝒑𝒂𝒅𝒂 𝒉𝒊𝒕𝒖𝒏𝒈𝒂𝒏 𝒑𝒆𝒓𝒕𝒂𝒎𝒂
IV (%) = x 100%
∑ 𝒃𝒆𝒏𝒊𝒉 𝒚𝒂𝒏𝒈 𝒅𝒊𝒕𝒂𝒏𝒂𝒎
Keterangan :
T : waktu pengamatan ke-i
N : persentase kecambah normal
tn : waktu akhir pengamatan
1 etmal : 24 jam
11
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
Keterangan :
DB : Daya Berkecambah
KN I : Kecambah normal pada hitungan pertama
KN II : Kecambah normal pada hitungan kedua
Berdasarkan rumus tersebut dilakukan perhitungan :
∑𝟎 + ∑𝟎
𝐃𝐁 (%) = 𝐗 𝟏𝟎𝟎%
𝟏𝟎𝟎
𝟎
𝐃𝐁 (%) = 𝐗 𝟏𝟎𝟎%
𝟏𝟎𝟎
𝐃𝐁 (%) = 𝟎 𝐗 𝟏% = 𝟎%
12
tersebut. selain dari pada itu benih kadaluarsa mengalami penurunan dalam
berkecambah (Adnan, dkk., 2017).
∑𝟎
𝐈𝐕(%) = 𝐗 𝟏𝟎𝟎%
∑ 𝟏𝟎𝟎
𝟎
𝐈𝐕(%) = 𝐗 𝟏𝟎𝟎%
𝟏𝟎𝟎
𝐈𝐕(%) = 𝟎 𝐗 𝟏% = 𝟎%
Setelah dilakukan perhitungan juga didapatkan bahwa IV nya adalah 0%. Ini
juga dikarenakan tidak ada benih yang berkecambah karena sudah melewati
batasnya atau kadaluarsa sehingga mengalami penurunan IV. Hasanuddin, dkk.
(2016) menyatakan benih merupakan organisme hidup yang akan mengalami
kemunduran dan akhirnya mati. Kemunduran benih atau deteriorasi adalah
turunnya mutu fisiologis benih yang dapat menimbulkan perubahan menyeluruh di
dalam benih baik fisik, fisiologi maupun kimiawi yang dapat mengakibatkan
menurunnya viabilitas dan vigor benih.
Vigor benih dicerminkan oleh dua informasi tentang viabilitas, masing- masing
kekuatan tumbuh dan daya simpan benih. Kedua nilai fisiologis ini menempatkan
benih pada kemungkinan kemampuannya untuk tumbuh menjadi tanaman normal
meskipun keadaan biofisik lapangan produksi suboptimum atau kondisi sesudah
benih melampaui suatu periode simpan yang lama, meskipun demikian
kemunduran benih tidak dapat dicegah, tidak dapat dihindari (inexorable) dan tidak
13
dapat kembali (irreversible) tetapi dapat diperlambat dengan teknik penyimpanan
yang tepat. Sampai batas kemunduran tertentu benih masih dapat ditingkatkan vigor
dan viabilitasnya. Perlakuan invigorisasi pada benih yang telah disimpan
diharapkan dapat meningkatkan kemampuan tumbuh dan memperlambat laju
kemunduran dari benih (Hasanuddin, dkk., 2016).
𝐊𝐍 𝐭𝐧 𝐍
𝐊𝐜𝐭 = (% )=∑
𝐞𝐭𝐦𝐚𝐥 𝟎 𝐭
Keterangan:
T : waktu pengamatan ke-i
N : persentase kecambah normal
tn : waktu akhir pengamatan
1etmal : 24 jam
𝐊𝐍 𝐭𝐧 𝐍
𝐊𝐜𝐭 = (% )=∑
𝐞𝐭𝐦𝐚𝐥 𝟎 𝐭
𝟎 𝟕𝟎
𝐊𝐜𝐭 = (% )=∑
𝟏𝟔𝟖 𝟎𝟕
𝟎 𝟕𝟎
𝐊𝐜𝐭 = (% )=∑
𝟏𝟔𝟖 𝟎𝟕
𝟕𝟎
𝐊𝐜𝐭 = (𝟎%) = ∑
𝟎𝟕
𝐊𝐜𝐭 = (𝟎%) = ∑ 𝟎
𝐊𝐜𝐭 = 𝟎%
Setelah dilakukan perhitungan pada Kct benih juga didapatkan bahwa Kct
nya adalah 0%. Ini juga dikarenakan tidak ada benih yang berkecambah karena
sudah melewati batasnya atau kadaluarsa sehingga mengalami penurunan. Kct.
Ernawati, dkk., (2017) menyatakan benih yang bermutu juga dapat mengalami
penurunan kualitas akibat penyimpanan yang kurang tepat atau benih telah
melampaui masa hidupnya (kadaluarsa). Benih kadaluarsa merupakan benih yang
telah melampaui masa anjuran penanaman yang telah ditentukan oleh produsen
14
benih. Benih yang telah mengalami kemunduran sulit untuk berkecambah karena
viabilitasnya telah menurun. Benih yang telah mengalami kemunduran masih
mungkin digunakan sebagai bahan tanam dengan memberikan perlakuan –
perlakuan invigorasi yang tepat.
15
V. PENUTUP
5.1. Kesimpulan
Berdasarkan pengamatan daya berkecambah, indeks vigor, dan kecepatan
tumbuh benih padi, disimpulkan bahwa benih yang sudah melewati batasnya atau
kadaluarsa mengalami penurunan kualitas. Hal ini konsisten dengan penelitian
sebelumnya yang menunjukkan bahwa benih kadaluarsa memiliki viabilitas rendah
dan memerlukan perlakuan khusus sebelum tanam. Oleh karena itu, perlakuan
invigorisasi pada benih kadaluarsa diharapkan dapat meningkatkan kemampuan
tumbuh dan memperlambat kemunduran benih.
5.2. Saran
Berdasarkan hasil praktikum diatas, tim penulis mengemukakan beberapa
saran, sebagai berikut:
1. Melihat kendala yang dialami oleh para praktikan, penulis berharap untuk
kedepannya praktikum ini dilaksanakan dengan lebih teliti dan tetap mengingat
disiplin waktu selama melaksanakan praktikum.
2. Keterbatasan alat dan bahan dimiliki membuat praktikan kurang dalam
penguasaan model praktikum, semoga kedepannya fasilitas serta bahan dan alat
praktikum dapat dimaksimalkan kembali dalam tahap persiapannya.
3. Melakukan praktikum per-parameter secara mendalam, karena hal ini dapat
membantu praktikan dalam melakukan pemahaman dan pengembangan ilmu serta
pengalaman yang didapat.
16
DAFTAR PUSTAKA
17
LAMPIRAN
18
19