Anda di halaman 1dari 68

LAPORAN AKHIR

PROGRAM MERDEKA BELAJAR KAMPUS MERDEKA (MBKM)


MAGANG BERSERTIFIKAT

DILAKSANAKAN PADA
PT. KELOLA PANGAN INDONESIA
BANDA ACEH

Oleh:

LAILATUL HIDAYAH
NIM. 2011103010086

PROGRAM STUDI PEMANFAATAN SUMBERDAYA PERIKANAN


FAKULTAS KELAUTAN DAN PERIKANAN
UNIVERSITAS SYIAH KUALA
DARUSSALAM, BANDA ACEH

NOVEMBER 2022
1
ii
KATA PENGANTAR

Asasalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh


Puji syukur kita panjatkan atas kehadirat Allah SWT yang telah
memberikan rahmat dan petunjuk, sehingga kita dapat menyelesaikan Laporan
Magang ini sebagai suatu tanda bukti bahwa telah melaksanakan Magang Kerja
pada PT. Kelola Pangan Indonesia sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan
program studi.
Dalam mengisi laporan ini saya menyadari bahwa laporan ini masih jauh
dari kesempurnaan dan masih banyak kekurangan, oleh karenanya diharapkan
kepada pembaca untuk memberikan masukan-masukan berupa saran dan kritik
yang bersifat membangun demi kesempurnaan laporan ini.
Laporan ini tidak akan selesai tanpa dukungan dan doa dari orang tua dan
bimbingan dari berbagai pihak. Dan tidak lupa saya mengucapkan banyak terima
kasih kepada:
1. Kedua orang tua saya
2. Dekan Fakultas Kelautan dan Perikanan Jurusan Pemanfaatan Sumberdaya
Perikanan Universitas Syiah Kuala
3. Bapak Rian Juanda S.Kel., M.Si sebagai Dosen Pembimbing Fakultas
Kelautan dan Perikanan Universitas Syiah Kuala
4. Bapak Rifajar Ilham selaku Pembimbing Lapanagan PT. Kelola Pangan
Indonesia
5. Bapak Rizwan S.T., M.T sebagai Koordinator Program Studi
6. Seluruh Bapak/Ibu Staf dan Karyawan PT. Kelola Pangan Indonesia yang
tidak bisa saya sebutkan satu per satu
7. Dan semua teman-teman saya yang membantu membuat laporan ini
Akhir kata saya ucapkan terima kasih pada semua pihak yang telah berusaha
membantu dalam penyusunan laporan ini, dan kami berharap semoga laporan ini
membantu menambah pengetahuan dan pengalaman bagi para pembaca, sehingga
kami dapat memperbaiki bentuk maupun isi laporan ini sehingga ke depannya
dapat lebih baik.

Wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh

Banda Aceh, 07 November 2022

Penulis

iii
DAFTAR ISI
Halaman
LEMBARAN PENGESAHAN............................................................................. ii
KATA PENGANTAR .......................................................................................... iii
DAFTAR ISI ......................................................................................................... iv
DAFTAR TABEL ................................................................................................. v
DAFTAR GAMBAR ............................................................................................ vi
BAB 1 PENDAHULUAN ......................................................................................1
1.1 Latar belakang ........................................................................................1
1.2 Tujuan Kegiatan MBKM .......................................................................1
1.3 Manfaat Kegiatan MBKM .....................................................................1
BAB 2 GAMBARAN UMUM KEGIATAN MBKM ..........................................2
2.1 Kondisi Umum Kegiatan MBKM..........................................................2
2.2 Profil Umum PT.Kelola Pangan Indonesia............................................3
2.3 Kerja sama perusahaan ..........................................................................4
2.4 fasilitas dan Pelayanan Perusahaan ........................................................5
2.5 Produk – Produk Perusahaan .................................................................6
BAB 3 METODE PELAKSANAAN KEGIATAN MBKM ...............................8
3.1 Waktu dan Tempat .................................................................................8
3.2 Alat dan Bahan.......................................................................................8
3.3 Prosedur Kerja .......................................................................................9
BAB 4 HASIL YANG DICAPAI KEGIATAN MBKM ...................................10
4.1 Fungsi dan Tugas Pokok PSDKP dalam Pengawasan dan Pemanfaatan
Wilayah Pesisir dan Pulau Kecil (Kapeta Selekta Perikanan Tangkap) ....10
4.2 Eksplorasi Penangkapan Ikan dengan Menggunakan Perse Seine
(Eksplorasi Penangkapan Ikan) .................................................................12
4.3 Sistem Transportasi Laut Indonesia (Sistem Transportasi Laut) .........14
4.4 Pengkajian Stok dan Dinamika Populasi Ikan Salmon (Dinamika
Populasi) ....................................................................................................16
4.5 Manfaat Ekosistem Mangrove dalam Meningkatkan Kualitas
Lingkungan Masyarakat Pesisir (Kuliah Kerja Nyata) ..............................18
4.6 Hubungan Panjang Berat pada Ikan Gurami (Metode Ilmiah) ............21
4.7 Praktik Kerja Lapangan yang Dilaksanakan Di PT.Kelola Pangan
Indonesia (Praktik Kerja Lapangan) ..........................................................24
4.8 Praktik Laut Penangkapan Ikan dengan Menggunakan Pukat Pantai
(Praktik Laut Penangkapan Ikan) .............................................................25
BAB 5 PENUTUP.................................................................................................32
5.1 Kesimpulan ..........................................................................................32
5.2 Saran ....................................................................................................32
BAB 6 REFLEKSI DIRI .....................................................................................34
DAFTAR PUSTAKA ...........................................................................................35
LAMPIRAN ..........................................................................................................37

iv
DAFTAR TABEL
Halaman

Tabel 3.2.1 Alat.......................................................................................................8


Tabel 3.2.2 Bahan ...................................................................................................9
Tabel 4.6 Pola Pertumbuhan...............................................................................22

v
DAFTAR GAMBAR
Halaman

Gambar 3.1 Peta .....................................................................................................8


Gambar 4.3 Sistem Transportasi ........................................................................14
Gambar 4.4 Ikan Salmon ....................................................................................16
Gambar 4.5 Pelaksanaan Pilar Lingkungan .....................................................18
Gambar 4.6.1 Ikan Gurami .................................................................................21
Gambar 4.6.2 Grafik Hasil Morfometrik Ikan Gurami ...................................22
Gambar 4.6.3 Grafik Pengukuran dan Prediksi Ikan Gurami .......................23
Gambar 4.8 Jaring Pukat Pantai ........................................................................25

vi
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Magang Dunia kerja saat ini memiliki peran yang sangat penting dalam
membentuk keterampilan. Dalam program kegiatan magang atau dikenal sebagai
praktek kerja lapangan mahasiswa perlu melakukan pelatihan kegiatan kerja
secara langsung di instansi atau lembaga yang relevan dengan program yang
pendidikan yang diikuti, sehingga setelah lepas dari ikatan akademik di perguruan
tinggi yang bersangkutan, maka mahasiswa bisa memanfaatkan ilmu pengalaman
yang diperoleh. Penulis melakukan program kegiatan magang di PT. Kelola
Pangan Indonesia yang menjadi bagian dari perusahaan yang bergerak dalam
bidang perdagangan bahan baku makanan beku.
Dalam menjalankan usahanya PT. KPI membentuk sistem untuk
memudahkan pengoperasian perusahaannya, kegiatan penjualan yang
dilaksanakan PT. KPI terkait dengan perdagangan yang meliputi pemasokkan
bahan makanan untuk hotel, restaurant, dan catering dan saat ini juga ditunjuk
sebagai distributor produk Kenzler, Cedea, Greenfield, Anchor dan MC cain.
Selain perdagangan, PT. KPI juga bergerak dalam bidang pemprosesan hasil
tangkapan laut. Berdiri sejak Juli 2018, saat ini PT. KPI merupakan perusahaan
pioneer di Aceh yang yang secara legal dan serius menjalankan bisnis pada lini
pelayanan pangan (Food Service).
1.2. Tujuan kegiatan MBKM

Tujuan magang ini adalah yang utama untuk mempersiapkan para


pelajar/mahasiswa untuk masuk kedunia kerja dan bisa memberi keterampilan
yang dibutuhkan industri.
1.3 Manfaat kegiatan MBKM

Manfaat dari magang ini adalah pelajar/mahasiswa memiliki kesempatan


untuk mengaplikasikan semua ilmu yang dipelajari di bangku kuliah dan
mempelajari detail tentang seluk beluk standar kerja yang profesional.

1
BAB II
GAMBARAN UMUM KEGIATA MBKM

2.1 Kondisi umum kegiatan MBKM


Dalam rangka menghadapi perubahan sosial, budaya, dunia kerja, dan
kemajuan teknologi yang pesat, kompetensi mahasiswa harus disiapkan agar lebih
gayut dengan kebutuhan zaman. Kapasitas mahasiswa tidak hanya link and match
dengan dunia industri dan dunia kerja, tetapi juga dengan masa depan yang
berubah dengan cepat. Perguruan tinggi dituntut untuk dapat merancang dan
melaksanakan proses pembelajaran yang inovatif agar mahasiswa dapat meraih
capaian pembelajaran yang mencakup aspek sikap, pengetahuan, dan
keterampilan secara optimal dan relevan. Kebijakan Merdeka Belajar- Kampus
Merdeka (MB-KM) diharapkan dapat menjadi jawaban atas tuntutan tersebut.
Kampus Merdeka merupakan wujud pembelajaran di perguruan tinggi yang
otonom dan fleksibel sehingga tercipta kultur belajar yang inovatif, tidak
mengekang, dan sesuai dengan kebutuhan mahasiswa. Program utama Kampus
Merdeka mencakup kemudahan pembukaan program studi baru, perubahan sistem
akreditasi perguruan tinggi, kemudahan perguruan tinggi negeri menjadi PTN
berbadan hukum, dan hak belajar tiga semester di luar program studi. Mahasiswa
diberikan kebebasan mengambil Satuan Kredit Semester (SKS) di luar program
studi. Tiga semester yang di maksud berupa 1 semester kesempatan mengambil
mata kuliah di luar program studi dan 2 semester melaksanakan aktivitas
pembelajaran di luar perguruan tinggi.
Berbagai Bentuk Kegiatan Pembelajaran (BKP) sesuai dengan
Permendikbud Nomor 3 Tahun 2020 Pasal 15 ayat 1 dapat dilakukan di dalam
program studi, yakni magang/praktik kerja di Industri atau tempat kerja lainnya,
melaksanakan proyek pengabdian kepada masyarakat di desa, mengajar di satuan
pendidikan, mengikuti pertukaran mahasiswa, melakukan penelitian, melakukan
kegiatan kewirausahaan, membuat studi/proyek independen, dan mengikuti
program kemanusiaan.
Tujuan kebijakan MBKM, hak belajar tiga semester di luar program studi
adalah untuk meningkatkan kompetensi lulusan, baik soft skills maupun hard

2
skills, agar lebih siap dan relevan dengan kebutuhan zaman, menyiapkan lulusan
sebagai pemimpin masa depan bangsa yang unggul dan berkepribadian. Program-
program experiential learning dengan jalur yang fleksibel diharapkan akan dapat
memfasilitasi mahasiswa mengembangkan potensinya sesuai dengan passion dan
bakatnya.

2.2 Profil PT. Kelola pangan Indonesia


PT. Kelola Pangan Indonesia (KPI) adalah perusahaan yang bergerak
dalam bidang perdagangan bahan baku makanan beku, perdagangan meliputi
pemasok bahan makanan untuk Hotel, Restaurant dan Catering (Horeca) dan saat
ini juga ditunjuk sebagai distributor produk Kanzler, Cedea, Greenfields, Anchor
dan MC cain. Selain perdagangan, PT. KPI juga bergerak dalam bidang
pemprosesan hasil tangkapan laut. Tangkapan laut yang dihasilkan merupakan
hasil yang dikelola di PT. KPI dari tangkapan lokal terdapat kakap merah, ikan
rambe, ikan kerapu, gurame, dan juga ikan yang sudah di produksi seperti dori
abu dan dori golden dimana daging dari ikan patin. PT. Kelola Pangan Indonesia
juga memproses hasil barang import dari tangkapan laut seperti ikan salmon di
import dari 2 Negara yaitu Chili dan Norwagia. Berdiri sejak Juli 2018, saat ini
PT. KPI merupakan perusahaan pioneer di Aceh yang yang secara legal dan serius
menjalankan bisnis pada lini pelayanan pangan (Food Service).
Masih tingginya harga pangan di Aceh terutama Kota Banda Aceh,
membuat kami merespon kesempatan ini untuk mengenalkan produk-produk beku
sebagai alternatif bagi masyarakat. Menjadi perusahaan pemasok bahan pangan
beku pertama di Aceh bukanlah hal yang mudah, karena kurangnya pengetahuan
masyarakat terhadap produk beku dan masih adanya stigma negatif untuk produk-
produk Non-segar membuat kami harus bekerja dua kali lipat dalam mengenalkan
dan mengedukasi masyarakat untuk produk-produk beku ini. Tidak hanya faktor
harga yang membuat makanan beku ini lebih unggul tetapi secara kebersihan dan
kesehatan produk beku lebih terjamin karena berasal dari pabrik yang sudah
tersertifikasi HSCCP.
 Visi

3
Sesuai dengan namanya PT. Kelola Pangan Indonesia berharap bisa
menjadi perusahaan yang konsisten secara bisnis dan dapat membantu
mengelola, mengolah dan mendistribusikan pangan yang merata ke
seluruh daerah baik di aceh atau di wilayah lain di indonesia.
 Misi
- Membantu menstabilkan harga pangan di Aceh terutama untuk produk
Daging dan Unggas.
- Memberikan edukasi produk-produk pangan beku kepada masyarakat,
sehingga dapat dijadikan alternatif pada saat harga pangan sedang
melambung tinggi.
- Memberikan akses kepada masyarakat untuk dapat memperoleh jenis
makanan yang lebih beragam.
- Membuka lapangan pekerjaan dan sumber penghasilan bagi
masyarakat.

2.3 Kerja Sama Perusahaan


PT. Kelola Pangan Indonesia Mensuplai prodok-poroduk pengolahan yang
menjadi pusat yang dibutuhkan masyarakat di ambil dari beberapa perusahan
besar lokal maupun perusahan luar. Saat ini PT Kelola Pangan Indonesia telah
menjadi distributor beberapa perusahaan besar seperti PT. Greenfields Dairy
Indonesia, dimana perusahan ini merupakan perusahaan susu terbesar di Asia
Tenggara dan Indonesia. Terdapat banyak produk susu yang tersedia di PT serta
terdapat juga produk lainnya seperti keju mozarela di suplai dari PT Greenfields.
Perusahan besar tersebut telah bekerja sama dengan perusahaan PT Kelola Pangan
Indonesia sejak 26 Februari 2021. Perusahaan lain yang bmenjadikan dKPi
sebagai distributor yaitu PT Mulia Raya Agrijaya, dimana perusahaan ini
merupakan Importir dan distributor buah segar, sayuran, produk susu dan frozen
food. PT Kelola Pangan Indonesia memiliki produk sayuran yang di perjualkan
oleh konsumen untuk pemenuhan gizi harian masyarakat serta frozen food siap
saji untuk kulineran bagi masyarkat. Perusahan ini telah bekerja sama dengan
perusahaan Kelola Pangan Indonesia sejak 02 Agustus 2021.

4
Perusahan Kelola Pangan ini juga di jadikan sebagai distributor oleh salah
satu perusahan Citra Dimensi Arthali, dimana perusahan/PTmerupakan
perusahaan pelopor dalam industri produk makanan olahan berbasis hasil laut.
Semua olahan hasil tangkapan laut yang di kelola oleh PT KPI ini di suplai dari
PT. Citra tersebut, hasil tangkapan laut ini di peroleh dari produk lokal dan juga
dari barang import dari beberapa negara seperti Ikan salmon yang di suplai dari
negara Chilie dan Norwegia. Perusahan/ PT ini telah bekerja sama dengan
perusahaan Kelola pangan Indonesia sejak 28 Agustus 2021. Kemudian, terdapat
PT Macrosentra Niagaboga yang merupakan produsen daging olahan seperti sosis,
minuman yogurt dan mayonaisse serta produk olahan lainnya. Perusahaan ini
telah berkerja sama dengan perusahaan kelola pangan Indonesia sejak 01 Juni
2022.

2.4 Fasilitas dan Pelayanan Perusahaan


PT. Kelola Pangan Indonesia terdapat fasilitas dan pennyimpanan yang
tersedia untuk setiap produk dan untuk memudahkan perusahaan dan juga
konsumen. Fasilitan dan penyimpanan tersebut merupakan daya tarik yang
digunakan untuk setiap konsumen yang usdah menjadi bagian dari proses
pemesanan produk yang telah tersedia. Setiap perusahaan memiliki fasilitas dan
penyimpan tersendiri yang menjadi bagian dari sebuah jalannya perusahaan.
 Fasilitas PT. Kelola Pangan Indonesia
- Ruang penyimpanan dingin (Cold Storage) kapasitas 40 Ton Suhu -25’
- Air Blast Freezer (ABF) kapasitas 10 Ton Suhu -40’
- Container kapasitas 7 ton sebanyak 3 unit
- Freezer kapasitas 1.200 liter, 558 liter, dan 358 liter
- Pabrik proses pemotongan dan pembekuan pangan dengan kapasitas
20Ton/Minggu
- Pengiriman Pesanan Konsumen menggunakan mobil Box Pendingin
dan Grandmax
 Pelayan PT. Kelola Pangan Indonesia
- Pesan antar untuk minimum pemesanan diatas 10Kg atau untuk
konsumen tetap (tanpa minimum).

5
- Sistem pembayaran yang dapat dinegosiasikan.
- Tim marketing yang ramah dan melayani dengan hati.
2.5 Produk – Produk Perusahaan
PT. Kelola Pangan ini terdapat berbagai jenis produk bahan baku yang telah
di suplai dari beberapa perusahaan untuk diperjual-belikan oleh konsumen.
Produk-produk yang di kelola di PT Kelola Pangan merupakan produk beku yang
disimpan dalam ruang penyimpanan dingin (Cold Storage) dengan suhu -25c.
Adapun beberapa produk PT. Kelola Pangan ini merupakan barang impor dan
juga barang dari hasil produksi lokal. Sampai saat ini terdapat lebih dari 200 jenis
produk yang dimiliki oleh PT. Kelola Pangan Indoneisa, produk-produk tersebut
meliputi:

 Frozen Meat (Daging sapi, daging kerbau, oxtail, shortribs, neck bone)
 Frozen poultry (Ayam Boneless, utuh dan sayap)
 Frozen Seafood (Ikan Dory, Salmon, Kerapu, Gurame, Tuna, Udang
Cumi)
 Buah dan Sayuran Beku (Mix Vegetable, IQF Strawberry, Bluberry,
raspberry)
 Produk dairy (Ice cream, Keju, dan whipping cream)
 Produk Kanzler, the real sausage
 Produk Cedea, ikan olahan bermutu
 Produk Greenfields, 100% susu freshmilk
 Produk Anchor, food professional
 Frozen processed food, produk olahan ayam dan ikan seperti bakso,
nugget, sosis dan dimsum.
 Serta produk makanan lain seperti kentang dan makanan ringan lainnya.
 Bernardi (Roti Burger, Sosis, Smoked Beef).
 Fiesta (Chicken Wing, Nugget, Bakso, Kentang)
 Chilled Dairy (keju Parmesan Happy Valley)
 Dried Sauce Product (Kikkoman)
 Fresh Fruit (Lemon, Anggur)
 Fresh Vegetable (Fresharvest Romain, Letuuce)

6
 Frozen Meat (Daging Buntut, Iga, Paru, Hati Tulang)
 Frozen Poultry (Ayam, Bebek, Chicken Wing, Kulit, Drum stick)
 Frozen Processed Food (Nugget, Kentang, Tortilla, Dimsum)
 Produksi (Daging giling, slice, daging potong)
 Repack (Ayam Giling, ayam slice, kentang, keju, daging, salmon).

7
BAB III
METODE PELAKSANAAN KEGIATAN MBKM

3.1 Waktu dan Tempat

Gambar 3.1 Peta


Telah dilaksanakan magang MBKM Unsyiah Unggul yang telah dijalankan
selama kurang lebih 16 minggu mulai tanggal 26 Juli s/d 15 November 2022 , jam
08.00 – 16.00 WIB hari Senin s/d Sabtu. Tempat pelaksanaan magang adalah PT.
Kelola Pangan Indonesia, yang berada di Jl. Pelabuhan Lama Ulee Lheue,
Kecamatan Meuraxa, Desa Ulee lheue, Kabupaten/ Kota Banda Aceh.

3.2 Alat dan Benda

Alat yang digunakan saat kegiatan pelaksanaan MBKM adalah sebagai


berikut :
Tabel 3.2.1 Alat
No. Bahan Jumlah Fungsi
1. Kamera 1 Untuk pengambilan gambar

2. Alat tulis 1 Untuk mencatat hasil kerja

3. Labtop 1 Untuk membuat laporan dan


memasukan semua data
4. Motor 1 Untuk alat transportasi

8
Bahan yang digunakan saat kegiatan pelaksanaan MBKM adalah sebagai
berikut :
Tabel 3.2.2 Bahan
No. Bahan Jumlah Fungsi
1. Software 1 Sebagai bahan pengamatan
dan sumber

3.3 Prosedur Kerja

Adapun prosedur yang dikerjakan selama kegiatan pelaksanaan MBKM ini


adalah sebagai berikut :
1. Dilakukan komunikasi yang baik dengan perusahaan/instansi
pemeriintahan.
2. Diperluas jaringan ketika proses magang.
3. Diterapkan ilmu yang sudah didapatkan.
4. Dilakukan penelitian sendiri
5. Diusahakan terbiasa dengan dunia kerja sebenarnya.
6. Dikerjakan tugas dengan deadline.
7. Dikerjakan semua tugas termasuk tugas yang kelihatan sepele.
8. Diusahakan datang ke tempat magang tepat waktu.
9. Dicari tau jenis pekerjaan, baru bertanya.
10. Diusahakan selalu aktif dalam pelaksanaan magang.
11. Dijalankan sosialisasi dengan semua rekan kerja selama ditempat
magang.

9
BAB IV
HASIL YANG DICAPAI KEGIATAN MBKM

4.1 Fungsi dan Tugas Pokok PSDKP dalam Pengawasan dan Pemanfaatan
Wilayah Pesisir dan Pulau – Pulau Kecil (Kapeta Selekta Perikanan
Tangkap)
Indonesia merupakan negara kepulauan terbesar di dunia dengan jumlah
pulau 18.306 dan garis pantai terpanjang nomor empat di dunia, yaitu sepanjang
95.181 km. Populasi penduduk Indonesia yang tinggal di pesisir mencapai 161
juta jiwa atau 60% dari 250 juta penduduk Indonesia. Pusat perkembangan
ekonomi juga berkembang di kawasan pesisir. Sayangnya, tingkat pendidikan dan
kesejahteraan populasi penduduk Indonesia yang tinggal di pesisir dan pulau kecil
merupakan yang terendah.

Kawasan pesisir dan pulau-pulau kecil Indonesia mempunyai sumber daya


hayati yang tinggi. Kontribusi sumberdaya hayati pesisir saat ini terbanyak untuk
memenuhi kebutuhan protein masyarakat dari perikanan pesisir dan laut.
Kebijakan pengembangan ekonomi padat karya dan berbasis bahan baku serta
ekstraktif, menimbulkan kerusakan kawasan pesisir dan pulau kecil akibat
kegiatan penambangan mineral, bahan baku konstruksi, reklamasi untuk
infrastruktur baru, budidaya perikanan pesisir dan lain-lain. Kegiatan ini sangat
mengancam kelestarian dan daya dukung hutan pesisir mangrove, terumbu
karang, serta pulau pulau kecil yang merupakan sumber kehidupan masyarakat
pesisir sejak lama. Melihat proyeksi ancaman potensial masa depan serta potensi
keragaman hayati yang besar di kawasan pesisir, suatu strategi pendekatan
program dengan upaya dukungan kepada masyarakat untuk berdaya dalam
mengelola kawasan ekosistem pesisir pulau kecil perlu diambil.

Pengembangan program ketahanan dan diversifikasi pangan menjadi


sangat krusial mengingat sumber tradisional protein hewani dari hasil perikanan
merupakan sumber pangan yang murah dan melimpah. Pemanfaatan sumber
pangan baru dari berbagai sumber daya pesisir yang belum tergali dan bernilai
tinggi seperti golongan crustacea, molusca, vertebrata serta vegetasi mangrove,

10
nipah dan sagu perlu digali dan dikembangkan dengan menggunakan tehnologi
dan sains. Selain berpotensi mengembangkan sumber pangan baru, kawasan
pesisir juga menyediakan potensi sumber energi terbaharukan dari biomassa
mangrove, produk turunan sagu dan nira nipah yang dapat diolah menjadi
bioetanol yang melimpah dan siap dimanfaatkan. Hutan pesisir banyak ditumbuhi
berbagai jenis species mangrove, bersama dengan hamparan nipah dan sagu yang
sangat luas selama ini masih terbatas pemanfaatannya, sehingga dianggap kurang
bermanfaat dan cenderung dialihfungsikan menjadi peruntukan lain.

Berbagai potensi bahan kimia dari hasil metabolisme organism laut dapat
diekstrak dan disintesa untuk dikembangkan menjadi antibiotika, serta substansi
dengan properti anti inflamasi dan anti kanker yang selama ini belum bisa dibuat
oleh manusia. Dalam konteks meningkatkan kesehatan dan gizi masyarakat,
sumber daya laut merupakan komoditi yang beragam, melimpah dan murah.
Ekosistem pesisir dan pulau kecil diciptakan sangat ideal untuk melindungi
kawasan tersebut dari ancaman. Hutan sagu, nipah dan mangrove merupakan filter
alami penyaring sedimentasi dari darat sehingga melindungai kawasan lamun dan
terumbu karang yang rentan terhadap sedimentasi dari kerusakan. Sebaliknya,
ancaman intrusi air laut ke darat juga bisa disaring oleh ekosistem hutan
mangrove, nipah dan sagu pesisir, sehingga sumber air bersih sumur masyarakat,
lahan pertanian dan sawah di pesisir yang merupakan sumber kehidupan
masyarakat tidak terganggu.

Pemanfaatan keanekaragaman hayati untuk kemandirian masyarakat


pesisir dan pulau-pulau kecil, dengan program utama meliputi:

 Pengelolaan lestari kawasan pesisir dan laut, revitalisasi pesisir,


pemanfaatan keanekaragaman hayati pesisir dan pantai, serta usaha
budidaya dan penerapan teknologi tepat guna untuk memberi nilai
tambah hasil sumberdaya pesisir dan pantai.
 Pemanfaatan sumberdaya hayati pesisir dan laut untuk sumber energi
terbarukan untuk pengembangan model kemandirian energi di Pulau-
pulau Kecil.
 Pengembangan potensi ekowisata wilayah pesisir dan pulau-pulau

11
kecil.
 Pengembangan usaha kecil penyediaan bahan baku obat berbasis
keanekaragaman hayati pesisir dan pantai.
 Sanitasi dan pemeliharaan kawasan sumber air bersih.
Rehabilitasi dan konservasi ekosistem pesisir dan pulau-pulau kecil, dengan
program utama meliputi :

 Rehabilitasi dan revitalisasi ekosistem mangrove pesisir untuk


meningkatkan produktivitas ekosistem mangrove sebagai penyedia
sumber pangan masyarakat pesisir.
 Pemanfaatan keanekaragaman hayati ekosistem pesisir untuk energi
alternatif.
 Rehabilitasi terumbu karang di wilayah pesisir dan pulau-pulau kecil.
 Peningkatan kualitas lingkungan dan kesadaran hidup sehat, rumah
sehat, pencegahan penyakit di desa pesisir.

4.2 Eksplorasi Penangkapan Ikan dengan Menggunakan Purse Seine


(Ekplorasi Penangkapan Ikan)
Tehnik penangkapan yang digunakan pada alat tangkap purse seine oleh
nelayan Sendang Biru yaitu menggunakan tipe satu kapal, karena purse seine
memiliki tipe-tipe penangkapan tersendiri diantaranya dengan menggunakan dua
kapal (tipe Amerika) dan tipe Jepang yang menggunakan Tehnik penangkapan
dengan satu kapal yaitu karena tehnik penangkapan dengan menggunakan satu
kapal umumnya lebih mudah pengoperasiannya dan lebih murah sarana dan
prasarana yang harus dikeluarkan oleh para pemilik kapal. Untuk satu kali trip,
para nelayan Sendang Biru hanya membutuhkan waktu sekitar 22 jam perharinya.
Sedangkan, dalam satu kali hauling (penarikan) yaitu dibutuhkan waktu sekitar
3,5 jam. Waktu yang dibutuhkan untuk menarik (hauling) pada pirse seine relatif
singkat, hal ini dipengaruhi oleh jenis ikan yang ditangkap merupakan ikan
pelagis yang hidup secara bergerombol di permukaan perairan. Selain itu apabila
ikan sudah didalam jaring (net) maka akan sulit keluar atau melarikan diri
dikarenakan cara kerja purse seine adalah dengan membentuk cincin atau kantong.
Hal ini juga didukung oleh pernyataan dari Ayodhyoa (1972) bahwa purse seine

12
biasa disebut juga dengan jaring kantong karena bentuk jaring tersebut waktu
dioperasikan menyerupai kantong. Pukat cincin kadang-kadang juga disebut jaring
kolor karena pada bagian bawah jaring (tali ris bawah) dilengkapi dengan tali
kolor yang gunanya untuk menyatukan bagian bawah jaring sewaktu operasi
dengan cara menarik tali kolor tersebut. Pukat cincin digunakan untuk menangkap
ikan yang bergerombol (scholling) di permukaan laut.

Penentuan daerah penangkapan ikan (fishing ground) merupakan salah satu


faktor yang menentukan keberhasilan operasi penangkapan ikan. Pada umumnya
nelayan Sendang Biru melakukan penangkapan ikan di luar perairan Sendang Biru
agar mendapatkan hasil tangkapan yang lebih banyak dan menguntungkan.
Daerah penangkapan ikan bagi para nelayan di daerah Sendang Biru sebagian
besar adalah di perairan pantai selatan , yaitu meliputi di Perairan Perigi, Pacitan,
Puger, dan Muncar. Jauhnya penangkapan ini menjadikan operasi di laut berkisar
antara 22 jam sampai dengan 3 hari. Hal ini juga didukung oleh pernyataan yag
disampaikan oleh Christanti (2005) bahwa Kapal purse seine beroperasi menuju
fishing ground yang telah ditentukan. Selama perjalanan, para nelayan biasa
memanfaatkan waktu untuk istirahat, makan, ibadah, atau menikmati hiburan
(menonton vcd atau televisi) untuk mengisi tenaga, menjaga stamina dan
kesegaran.

13
4.3 Sistem Transportasi Laut Indonesia (Sistem Transportasi laut
Indonesia)

Gambar 4.3 Sistem Transportasi Laut


Secara harfiah transportasi adalah pemindahan manusia atau barang dari
satutempat ke tempat lainnya dengan menggunakan sebuah kendaraan yang
digerakkanoleh manusia atau mesin. Transportasi digunakan untuk memudahkan
manusia dalammelakukan aktivitas sehari-hari. Secara umum transportasi
dibedakan menjadi 3,diantara yaitu transportasi darat, transportasi laut dan
transportasi udara. Akan tetapi,dalam makalah ini membahas mengenai
transportasi laut.Menurut Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2008 tentang
Pelayaran, definisitransportasi laut (kapal) adalah suatu kendaraan air dengan
bentuk dan jenis tertentuyang digerakkan dengan tenaga angin, mekanik, atau
energi lainnya yang ditarik atauditunda berdaya dukung dinamis maupun
bangunan terapung yang tidak berpindah- pindah.Secara umum, definisi
transportasi laut adalah suatu kendaraan air yangdigerakkan dengan angin maupun
mesin dengan fungsi memindahkan barang ataupunmanusia dari satu tempat ke
tempat lain dengan jangkauan pulau bahkan benua.Di dalam transportasi, terdapat
unsur-unsur yang terkait erat dalam berjalannyakonsep transportasi itu sendiri.
Unsur-unsur tersebut adalah sebagai berikut:

 Manusia yang membutuhkan


 Barang yang dibutuhka

14
 Kendaraan sebagai alat/sarana
 Jalan dan terminal sebagai prasarana transportasi
 Organisasi (pengelola transportasi)
Sarana transportasi laut memegang peranan vital dalam berbagai
aspektermasuk sosial dan ekonomi melalui fungsi distribusi antara daerah satu
dengandaerah yang lain. Distribusi barang, manusia, dan lain-lain akan menjadi
lebihmudah dan cepat bila sarana transportasi yang ada berfungsi
sebagaimanamestinya sehingga transportasi dapat menjadi salah satu sarana
untukmengintegrasikan berbagai wilayah di Indonesia. Melalui transportasi
pendudukantara wilayah satu dengan wilayah lainya dapat ikut merasakan hasil
produksiyang rata maupun hasil pembangunan yang ada. Adapun sarana yang
menunjang berkembangnya transportasi laut sebagai berikut :

Kapal adalah kendaraan pengangkut penumpang dan barang di laut


(sungaidsb) seperti halnya sampan atau perahu yang lebih kecil. Kapal
biasanyacukup besar untuk membawa perahu kecil seperti sekoci. Sedangkan
dalamistilah inggris, dipisahkan antara ship yang lebih besar dan boat
yang lebihkecil. Berabad-abad lamanya kapal digunakan oleh manusia untuk
mengarungisungai atau lautan.

Sampan (bahasa Tionghoa) adalah sebuah perahu kayu tiongkok


yangmemiliki dasar yang relatif datar, dengan ukuran sekitar 3,5 hingga 4,5
meteryang digunakan sebagai alat transportasi sungai dan danau atau
menangkapikan. Sampan dapat mengangkut penumpang 2 – 8 orang, tergantung
ukuransampan. Sampan ada kalanya memiliki atap kecil dan dapat digunakan
sebagaitempat tinggal permanen di perairan dekat darat. Sampan biasanya
tidakdigunakan untuk berlayar jauh dari daratan karena jenis perahu ini tidak
memiliki perlengkapan untuk menghadapi cuaca yang buruk. Kata
“sampan”secara harafiah berarti “tiga lembar papan” dalam bahasa Kanton, dari
kata Sam (tiga) dan pan (papan).

15
4.4 Pengkajian Stok dan Dinamika Populasi Ikan Salmon (Dinamika
Populasi)

Gambar 4.4 Ikan Salmon


Konsep dasar dalam mendiskripsikan dinamika suatu sumber daya perairan
yang dieksploitasi adalah stok. Suatu stok adalah sub gugus dari suatu "spesies"
yang umumnya dianggap sebagai unit taksonomi dasar. Prasyarat untuk
identifikasi stok adalah kemampuan untuk memisahkan spesies yang berbeda.
Karena sangat banyaknya spesies ikan yang ditemukan di perairan tropis dan
seiing mirip satu sama lain, identifikasinya dapat menimbulkan masalah. Karena
itu, ilmuwan perikanan harus menguasai teknik-teknik identifikasi spesies jika
harus menghasilkan pengkajian stok yang bermanfaat dari data yang
dikumpulkan.

Stok diartikan sebagai suatu sub gugus dari satu spesies yang mempunyai
parameter pertumbuhan dan mortalitas yang sama, dan menghuni suatu wilayah
geografis tertentu. Terhadap definisi ini dapat kita tambahkan bahwa stok adalah
kelompok hewan yang terpisah yang menunjukkan sedikit percampuran dengan
kelompok sekelilingnya. Satu sifat parameter pertumbuhan dan mortalitas tetap
konstan untuk seluruh wilayah sebaran Stok tersebut. sehingga kita dapat
menggunakannya untuk melakukan kajian stok. Dalam konteks pengkajian stok
ikan, sekelompok hewan di mana batas-batas sebaran geografis dapat ditentukan

16
bisa dianggap sebagai suatu "stok". Kelompok hewan tersebut terdiri dari ras yang
sama dari satu spesies. Yakni memiliki kumpulan gen yangt sama. Untuk spesies
yang kebiasaan rusyanya dekat (terutama spesies demersal), lebih mudah untuk
menentukan sebagai satu stok daripada Spesies yang beruaya jauh seperti salmon.

Salmon atau salem adalah jenis ikan dari famili Salmonidae. Ikan lain yang
berada dalam satu famili dengan salmon adalah Trout. Perbedaan kedua jenis ikan
tersebut antara lain: salmon bermigrasi, sedangkan trout hidup menetap. Salmon
hidup di Samudra Atlantik dan Samudra Pasifik. Secara umum, salmon adalah
spesies anadromous, yaitu spesies yang bermigrasi untuk berkembang biak.
Salmon lahir di perairan air tawar, bermigrasi ke laut, lalu kembali ke air tawar
untuk bereproduksi. Ada kepercayaan bahwa salmon selalu kembali ke tempat ia
dilahirkan untuk berkembang biak. Penelitian menunjukkan demikian, tetapi
mengapa hal itu terjadi dan bagaimana salmon dapat menyimpan memori tersebut
masih merupakan misteri.

Salmon kembali ke perairan air tawar yang mengalir (sungai) untuk


berkembang biak. Metode navigasinya mungkin dilakukan dengan indra
penciuman. Setengah dari jumlah salmon dewasa akan mati dalam beberapa hari
hingga beberapa minggu setelah berkembang biak.Sebelum menaruh telur, salmon
betina mengepakkan ekornya untuk menciptakan wilayah bertekanan rendah yang
dapat mengangkat kerikil agar tersapu arus, menciptakan celah baginya untuk
menaruh telur. Satu celah dapat menampung 5000 telur, menutupi area sekitar 2,8
m². Warna telur bervariasi dari oranye hingga merah. Satu atau lebih salmon
jantan akan mendekati salmon betina dan mengeluarkan spermanya ke air untuk
membuahi telur. Salmon betina lalu menutupi telur-telurnya dengan menyapu
kerikil lalu pergi bertelur di tempat lain. Salmon betina dapat melakukannya
sebanyak tujuh kali sebelum telur dalam ovariumnya habis. Salmon akan mati
kelelahan segera setelah bertelur.

Pada data yang tertera di PT.Kelola Pangan Indonesia bisa dilihat bahwa
grafik stok ikan salmon yang berada di PT.KPI mengalami penaikan dan
penurunan jumlah peminat. Data yang dilihat dari tanggal 1 Januari sampai

17
dengan 17 Maret bisa dilihat bahwa pada tanggal 8 februari mengalami kenaikkan
drastis dan pada tanggal 21 februari mengalami penurunan

4.5 Manfaat Ekosistem Mangrove dalam Meningkatan Kualitas


Lingkungan Masyarakat Pesisir (Kuliah Kerja Nyata)

Gambar 4.5 Pelaksanaan Pilar Lingkugan


Kuliah Kerja Nyata (KKN) adalah bentuk kegiatan pengabdian kepada
masyarakat oleh mahasiswa dengan pendekatan lintas keilmuan dan sektoral pada
waktu dan daerah tertentu di Indonesia. Pelaksanaan kegiatan KKN biasanya
berlangsung antara satu sampai dua bulan dan bertempat di daerah setingkat desa.
Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi di Indonesia telah mewajibkan setiap
perguruan tinggi untuk melaksanakan KKN sebagai kegiatan intrakurikuler yang
memadukan tri dharma perguruan tinggi yaitu: pendidikan, penelitian, dan
pengabdian kepada masyarakat.

Program yang dilaksanakan tiap perguruan tinggi berbeda-beda tergantung


pada disiplin ilmu yang terkait serta kebutuhan masyarakat dari daerah yang dituju
sebagai tempat pelaksanaan KKN. Program yang dibuat dapat terbagi menjadi
program umum seperti peringatan hari besar, pemberdayaan masyarakat, dan
program khusus yang terkait tema besar suatu tim KKN. Beberapa tema khusus
KKN antara lain seperti pendidikan, pariwisata, sumber daya alam, dan peduli
bencana. KKN peduli bencana merupakan salah satu bentuk tanggapan dari
kalangan perguruan tinggi terhadap bencana yang sedang terjadi, tema yang
diangkat seperti kebencanaan dan peningkatan kesejahteraan masyarakat. Selain

18
anggota KKN yang berasal lintas fakultas dalam satu universitas, terdapat juga
program KKN yang dilaksanakan lintas universitas.

Kegiatan pelaksanaan pilar lingkunga ini dilaksanakan melalui penyuluhan


kepada mahasiswa tentang “Penananaman Mangrove Terhadap Keterkaitan
Ekosistem Pesisir dan Keberlangsungan Ekosistem Pesisir”. Kegiatan ini
merupakan bakti sosial dari Mahasiswa MBKM USK Unggul, dimana kegiatan
ini dilaksanakan pada tanggal 27 Oktober 2022 bertempat di Desa Lampulo, Kuta
Alam, Banda Aceh. Mahasiswa diberikan sosialisasi oleh bapak-bapak pegawai
dari Dinas Kelautan dan Perikanan berupa penyuluhan tentang manfaat ekosistem
mangrove dalam meningkatkan kualitas lingkungan masyarakat pesisir.
Penyuluhan tentang manfaat ekosistem mangrove penting dilakukan karena
kondisi hutan mangrove yang ada di daerah Desa Lampulo, Kuta Alam, Banda
Aceh sudah mengalami kerusakan. Hasil sosialisasi dengan mahasiswa
menunjukkan bahwa kami sangat antusias untuk mengikuti kegiatan ini, sebab
kami sebgai mahasiswa menyadari bahwa sangat perlu dilakukan konservasi hutan
mangrove di wilayah Desa Lampulo, Banda Aceh. Kerusakan hutan mangrove
juga disebabkan karena masyarakat desa lampulo kurang mengetahui tentang
pentingnya peranan dan fungsi hutan mangrove untuk menjaga kelestarian
ekosistem di wilayah pesisir. Sehingga mahasiswa bisa memberikan kesadaran
bagi masyarakat untuk ikut menjaga lingkungan laut terutama ekosistem
pesisirnya. Pelaksanaan sosialisasi berupa penyuluhan tentang manfaat ekosistem
Mangrove sangat membantu dalam memberi pengarahan kepada mahasiswa
secara langsung tentang dampak yang ditimbulkan dari kerusakan hutan
mangrove. Dengan begitu, mahasiswa dapat menerapkannya di sekitar masyarakat
pesisir yang ada provinsi Aceh ini terutama masyarakat pesisir sekitar Banda
Aceh.
Ekosistem mangrove memiliki produktifitas yang tinggi baik secara
ekologis maupun ekonomis. Hutan mangrove menyediakan banyak jasa
lingkungan seperti perlindungan daerah pesisir dari bahaya tsunami, badai, erosi
maupun kenaikan muka air laut. Selain itu juga menyediakan sumber makanan
dari sector perikanan, dan juga dapat emndukung wisata bahari. Hutan mangrove
berada di area pasang surut yang terletak diantara laut dan adaratan pada daerah

19
tropis dan subtropic. Mangrove tumbuh pada lingkungan dengan salinitas tinggi,
suhu tinggi, pasang surut yang ekstrim, sedimentasi tinggi, dan tanah anaerobic
berlumpur (Giri et al., 2011). Secara fisik hutan mangrove dapat menjaga garis
pantai agar tidak terjadi abrasi dan menahan sedimen, tiupan angin dan
menyangga rembesan air laut kedarat. Secara kimia hutan mangrove mampu
mengolah limbah, akibat pencemaran dan yang utama untuk menghasilkan
oksigen. Sedangkan secara biologi menyangkut rantai makanan, hutan mangrove
merupakan habitat biota organisme darat dan laut, sebagai daerah asuhan, dan
tempat menghasilkan bibit ikan, udang dan kepiting. Hutan mangrove juga dapat
memberikan sumber pendapatan ekonomi bagi warga disekitar kawasan ekosistem
mangrove. Selain itu sebagai fungsi wahana wisata dan sarana edukasi.
Menurut Melati, (2021), ekosistem mangrove mampu menyimpan karbon
yang tinggi bermanfaat dalam pengurangan emisi gas rumah kaca, ekosistem
mangrove juga mampu menyimpan karbon tiga sampai empat kali lebih besar
daripada hutan tropis biasa, karbon akan tersimpan di dalam tanah. Hal ini
menjadikan ekosistem mangrove memiliki peranan penting dalam mitigasi
perubahan iklim. Ekosistem mangrove adalah satu dari sistem ekologi paling
produktif daripada sistem ekologi lainnya dengan memiliki kemampuan untuk
menguraikan bahan organik dan merupakan mata rantai ekologi yang bermanfaat
besar pada keberlangsungan hidup organisme lautan sekitarnya. Kawasan
mangrove dijadikan makanan bahan organik bagi bermacam populasi organisme
diantaranya yaitu ikan, udang, dan kepiting. Hasil penangkapan ikan dan udang di
laut memiliki ketergantungan pada pada jumlah limbah yang dihasilkan dari
mangrove (Imran, 2016). Setiap jenis tumbuhan mangrove yang ada termasuk
jenis bakau (Rhizophora), Api-api (Avicenia), dan Pedada (Sonneratia alba)
memiliki kemampuan adaptasi yang berbeda-beda terhadap kondisi lingkungaan
seperti kondisi tanah, salinitas, temperatur, curah hujan dan pasang surut. Hal ini
menyebabkan terjadinya struktur dan komposisi tumbuhan mangrove dengan
batas-batas yang khas, mulai dari zona yang dekat dengan daratan sampai dengan
zona yang dekat dengan lautan, serta menyebabkan terjadinya perbedaan struktur
tumbuhan mangrove dari satu daerah dengan daerah lainnya.

20
4.6 Hubungan Panjang Berat pada Ikan Gurami (Metode Ilmiah)

Gambar 4.6.1 Ikan Gurami


Metode ilmiah adalah suatu prosedur atau tata cara sistematis yang
digunakan para ilmuwan untuk memecahkan masalah-masalah yang dihadapi.
Metode ilmiah melibatkan pengamatan dan pengukuran yang cermat, pelaksanaan
eksperimen, pengujian, dan modifikasi hipotesis. Meskipun prosedur metode
ilmiah bervariasi dan cenderung spesifik untuk setiap bidang, proses yang
mendasarinya seringkali sama. Proses dalam metode ilmiah melibatkan membuat
dugaan.

Tahap Percobaan I ialah menghitung Panjang berat pada ikan, pada


pengukuran panjang ikan tidak hanya panjang Total yang diukur melainkan
diukur juga tinggi kepala, panjang sirip perut, panjang sirip dada, diameter
mata, tinggi sirip punggung, panjang batang ekor, panjang standar dan lain.
Adapun Pada Praktikum/ Tahapan ke II hanya Melakukan pengolahan data untuk
mengetahui hubungan panjang berat dan faktor kondisi ikan. Sehingga data yang
dipakai hanya Panjang Total (TL) dan berat ikan (W) yang mana data hasil
pengukuran tersebut sudah dikonversikan dari cm ke mm tujuannya agar data
lebih akurat dan biasa dilakukan untuk penelitian. Kemudian nilai TL dan W di
ubah menjadi LnTL dan LnW tujuannya untuk mendapatkan nilai a dan b yang

21
diperoleh dari grafik (lampiran) dari total LnTL dan LnW dan digunakan untuk
mengukur berat prediksi (Ws) dengan persamaan:
Ws = a x Lb
6.00
y = 0.5967x + 1.666
5.50 R² = 0.1339

5.00

4.50 Series1
Linear (Series1)
4.00

3.50

3.00
3.00 4.00 5.00 6.00

Gambar 4.6.2 Grafik hasil morfometrik ikan gurami

Tabel 4.6 Pola pertumbuhan


Nilai b Pola pertumbuhan Keterangan
b=3 Isometrik Pertambahan panjang setara dengan
pertambahan bobot
b>3 Allometrik positif Pertambahan panjang lebih lambat
berbanding pertambahan bobot
b<3 Allometrik negatif Pertambahan panjang lebih cepat
berbanding pertambahan bobot
Tabel 4.6
Nilai a merupakan intercept regresi linear dan b adalah koefisien
regression yang mana mencerminkan pola pertumbuhan ikan seperti nilai b yang
diperoleh pada saat praktikum adalah 0,5967 yang tergolong dalam allometrik
negatif atau pertambahan panjang lebih cepat berbanding pertambahan bobot
tubuh. Perbedaan ukuran berat dan panjang antara tiap ikan tersebut dapat
dipengaruhi oleh dua faktor yang mempengaruhi pertumbuhan ikan yaitu faktor
dalam dan faktor luar. Faktor dalam ini sulit untuk dilakukan pengontrolan,
sedangkan faktor luar mudah untuk pengontrolannya. Setelah mendapatkan berat

22
prediksi dari keseluruhan ikan kemudian dihitung nilai residual dengan
persamaan:
Residual = Ln(Ws) – Ln W
Dari nilai residual nantinya dihitung nilai varian residual digunakan untuk
mengetahui bias correction melalui persamaan:
Bias correction = Exp(0,5 x var residual) x Ws
Untuk mengetahui faktor kondisi maka dihitung Fulton Condition (K)
dengan persamaan:
K = WL-3 x 100
Kondisi Fulton semakin tinggi nilainya semakin baik, dengan nilai rata-
rata. Adapun faktor kondisi berat relatif (Wr) digunakan persamaan:
Wr = (W/Ws) x 100

275

225

175
pengukuran
125 prediksi

75

25
25 125 225 325

Gambar 4.6.3 Grafik pengukuran dan prediksi ikan gurami


Dari nilai residual nantinya dihitung nilai varian residual digunakan untuk
mengetahui bias correction melalui persamaan:
Bias correction = Exp(0,5 x var residual) x Ws
Untuk mengetahui faktor kondisi maka dihitung Fulton Condition (K)
dengan persamaan:
K = WL-3 x 100
Kondisi Fulton semakin tinggi nilainya semakin baik, dengan nilai rata-rata.
Adapun faktor kondisi berat relatif (Wr) digunakan persamaan:
Wr = (W/Ws) x 100

23
Adapun yang termasuk faktor dalam tersebut adalah faktor keturunan,
dimana faktor ini mungkin dapat dikontrol dalam suatu kultur, salah satunya
dengan mengadakan seleksi yang baik bagi pertumbuhannya sebagai induk.
Kemudian faktor jenis kelamin, kemugnkinan tercapainya keatangan gonad untk
pertama kali cenderung mempengaruhi pertumbuhan, yang menjadi lambat karena
sebagian makanan tertuju pada perkembangan gonad tersebut. Sedangkan yang
termasuk faktor luar adalah makanan, dalam hal ini makanan adalah faktor yang
paling penting karena dengan adanya makanan berlebih dapat menyebabkan
pertumbuhan ikan menjadi lebih pesat. Faktor luar lainnya yang mempengaruhi
yaitu kualitas air, misalnya suhu, oksigen terlarut dan karbondioksidal.
Ikan Gurami (Osphronemus Goramy) adalah sejenis sejenis ikan air tawar
yang populer sebagai ikan konsumsi di Asia Tenggara dan Asia Selatan. Di
samping itu, gurami juga sering dipelihara dalam akuarium. Selain dikenal dengan
nama gurami, ikan ini juga memiliki beberapa sebutan lokal seperti gurame (Sd.);
grameh (Jw.); kaloi (My.); Kalui (Mng.); ikan kali (Plg.), dan lain-lain.

4.7 Praktik Kerja Lapangan yang Dilaksanakan Di PT. Kelola Pangan


Indonesia (Praktik Kerja Lapangan)
Praktik Kerja Lapangan (PKL) adalah bentuk penyelenggaraan kegiatan
pendidikan dan pelatihan dengan bekerja secara langsung, secara sistematik dan
terarah dengan supervisi yang kompeten. PKL dilaksanakan untuk memenuhi
kebutuhan tenaga kerja yang profesional dan diharapkan akan menerapkan ilmu
yang diperoleh, sekaligus dapat dipraktekkan oleh peserta PKL pada dunia kerja.
PKL dapat dilakukan oleh siswa, mahasiswa dan tenaga kerja baru.

Di tingkat mahasiswa, PKL diimplementasi secara sistematis dengan cara


mensinkronisasikan antara program pendidikan di universitas dengan program
penguasaan keahlian yang diperoleh melalui kegiatan kerja secara langsung di
dunia kerja. Untuk mencapai tingkat keahlian tertentu itulah, dilaksanakannya
PKL yang dalam bahasa kemahasiswaannya biasa disebut magang. PKL bertujuan
agar lulusan memiliki pengetahuan, keterampilan dan etos kerja yang sesuai
dengan dunia kerja. Melalui program PKL diharapkan wawasan tenaga kerja

24
dapat mengenal dunia kerja, sehingga akan menambah wawasan mengenai dunia
kerja, sekaligus kesiapan kerja akan lebih baik.

PKL merupakan salah satu kegiatan siswa dan mahasiswa untuk


mendapatkan pengalaman kerja sebelum memasuki dunia kerja yang
sesungguhnya, yang tercermin dalam pendidikan nasional berbasis Pancasila yang
bertujuan untuk meningkatkan kecerdasan, kreativitas, dan keterampilan agar
dapat menciptakan manusia yang memiliki sumber daya yang berkualitas baik,
serta bertanggungjawab atas pembangunan bangsa dan negara dalam tujuannya
untuk peningkatan mutu ekonomi dan kehidupan yang sejahtera. Berikut tujuan
diadakan pelaksanaan PKL antara lain:

 Untuk memperkenalkan siswa pada dunia usaha


 Menumbuhkan & meningkatkan sikap profesional yang diperlukan siswa
untuk memasuki dunia usaha
 Meningkatkan daya kreasi dan produktivitas tehadap siswa sebagai
persiapan dalam menghadapi atau memasuki dunia usaha yang
sesungguhnya
 Meluaskan wawasan dan Pandangan Siswa terhadap jenis-jenis pekerjaan
pada tempat dimana Siswa melaksanakan PKL

4.8 Praktek Laut Pengangkapan Ikan dengan Menggunakan Pukat Pantai


(Praktek Laut Penangkapan Ikan)

Gambar 4.8 Jaring Pukat Pantai

25
Pada prinsipnya krakat atau pukat pantai terdiri dari bagian bagian seperti :
kantong, sayap atau kaki dan tali panjang (slambar, hauling line). Bagian kantong
berbentuk kerucut, bisa dibuat dari bahan waring, katunmaupun bahan sintetis
seperti waring karuna, nilon, dan bahan dari plastik. Pada mulut di kantong kanan-
kirinya dihubungkan dengan kaki atau sayap, sedang pada bagian ujung belakang
yang disebut ekor diberi tali yang dapat dengan mudah dibuka dan diikatkan
untuk mengeluarkan hasil tangkapn. Bagian kaki atau sayap dibuat dari bahan
benang katun atau bahan sintetis lainnya. Besar mata bagian kaki bervariasi mulai
dari 6,5 cm pada ujung depan dan mengecil pada bagian pangkalnya. Pada bagian
ujung depan kaki diberi atau dihubungkan dengan kayu cengkal (brail or
preader). Pada tiap ujung kaki, yaitu pada ris atas dan bawah diikatkan tali yang
telah diikatkan pada kayu cengkal kemudian disambungkan dengan tali hela (tali
slambar, hauling line) yang panjang dan dapat dibuat menurut kebutuhan. Pada
bagian atas mulut dan kaki diikatkan pelampung. Ada tiga macam pelampung
yang sering digunakan yaitu: pelampung raja, pelampung biasa dan pelampung.
Sedangkan pada ris bawah diikatkan dua macam pemberat yaitu dari timah dan
pemberat dari rantai besi yang jarak antara satu dengan yang lainnya saling
berjauhan.
Pukat pantai terdiri dari tiga bagian penting yaitu kantong (bag), badan
(shoulder) dan sayap (wings). Masing-masing bagian masih terdiri atas beberapa
sub bagian lagi.
1. Sayap (Wings)
Sayap merupakan perpanjangan dari bahan jaring, berjumlah sepasang terletak
pada masing-masing sisi jarring. Masing-masing sayap terdiri atas:
1. Ajuk-ajuk, yang berada di ujung depan dan biasanya terbuat dari polyethyline
2. Gembungan, yang terdapat di tengah dan biasanya juga terbuat dari
polyethyline.
3. Clangap, yang berada di dekat badan dan biasanya juga terbuat dari
polyethyline atau bahan sintetis lainnya.
2. Kantong (Bag)
Kantong berfungsi sebagai tampat ikan hasil tangkapan, berbentuk kerucut
pada ujungnya diikat sebuah tali sehingga ikan-ikan tidak lolos. Biasanya masih

26
dibantu dengan kebo kaos untuk membantu menampung hasil tangkapan. Kantong
terdiri atas bagian-bagian yang mempunyai ukuran mata yang berbeda-beda.
Kantong terdiri dari dua bagian, pada umumnya bagian depan berukuran mata
sekitar 14 mm, berjumlah sekitar 290 dan panjang sekitar 2,20 m. Bagian
belakang kira kira memiliki ukuran mata 13 mm, dengan jumlah sekitar 770, dan
panjang sekitar 4 m.
3. Badan (Shoulder)
Bagian badan jarring terletak di tengah-tengah antara kantong dan kedua
sayap. Berbentuk bulat panjang berfungsi untuk melingkupi ikan yang sudah
terperangkap agar masuk ke kantong. Badan terdiri atas bagian depan yang
mempunyai ukuran mata yang lebih kecil daripada bagian belakang dan dengan
panjang serta jumlah mata yang lebih banyak daripada bagian belakang.
Kedudukan pukat pantai di perairan sangat ditentukan oleh keberadaan
pelampung dan pemberat pukat pantai.
1. Pemberat (Sinker)
Pemasangan pemberat pada umumnya ditempatkan pada bagian bawah alat
tangkap. Fungsinya agar bagian-bagian yang dipasangi pemberat ini cepat
tenggelam dan tetap pada posisinya meskipun mendapat pengaruh dari arus serta
membantu membuka mulut jaring kearah bawah.
2. Pelampung (Floats)
Sesuai dengan namanya fungsi pelampung digunakan untuk memberi daya
apung atau untuk mengapungkan dan merentangkan sayap serta membuka mulut
jarring ke atas pada alat tangkap pukat pantai.
Selain hal-hal yang telah disebutkan diatas pukat pantai juga menggunakan
tali temali. Tali tamali yang terdapat dalam pukat pantai ada tiga jenis, yaitu:
a) Tali Penarik (Warps) dan Tali Goci (Bridles)
Terletak pada dua ujung sayap, berfungsi untuk menarik jaring pukat
pantai pada setiap operasi penangkapan. Tali ini ditarik dari pantai oleh
nelayan dengan masing-masing sayap ditarik oleh sekitar 13 nelayan atau
tergantung dengan panjang dan besarnya pukat pantai.
b) Tali Ris Atas (Lines)

27
Berfungsi sebagai tempat untuk melekatnya jaring pada bagian atas
dan pelampung. Tali ini terletak pada kedua sayap
c) Tali Ris Bawah (Ground Rope)
Tali ini berfungsi sebagai tempat melekatnya jaring pada bagian
bawah dan pemberat. Tali ini terletak pada kedua sayap jarring.
3. Karakteristik Alat Tangkap Pukat Pantai
Alat tangkap pukat pantai termasuk jenis pukat yang berukuran besar.
Banyak dikenal di daerah pantai utara Jawa, Madura, Cilacap, Pangandaran,
Labuhan , Pelabukan Ratu, Maringge (Sumatra Selatan). Bentuknya seperti
payang dan bersayap. Prinsip pengoperasianya adalah menelusuri dasar perairan
dan pada akhir penangkapan hasilnya didaratkan ke pantai. Dalam
pengoperasiannya pukat pantai yang berukuran bear memerlukan tenaga sampai
puluhan orang lebih. Kantong pada pukat pantai biasanya berbentuk kerucut dan
terbuat dari katun maupun bahan sintetis lain. Hasil tangkapan yang diperoleh
dengan alat tangkap pukat pantai biasanya jenis-jenis ikan pantai yang hidup di
dasar dan termasuk juga jenis udang. Dalam pengoperasiannya kapal atau perahu
yang digunakan bervariasi. Sampai sekarang penggunaan alat tangkap pukat
pantai ini terus menerus mengalami perkembangan baik dalam halperubahan
model maupun penyebaran atau distribusinya.
4. Bahan dan Spesifikasinya
Seperti yang telah disebutkan pada konstruksi maupun detail konstruksi, pada
prinsipnya pukat pantai terdiri dari bagian-bagian kantong yang berbentuk kerucut
yang bisa dibuat dari bahan waring, katun maupun bahan sintetis lain seperti
waring karuna, nilon bahan dari plastic maupun polyethylene (PE). Bagian kaki
atau sayap dibuat dari bahan benang katun atau bahan sintetis lainnya. Pada
bagian atas mulut dan kaki diikatkan pelampung. Pelampung ini kebanyakan
terbuat dari bahan sintetis yang bersifat mudah mengapung atau tidak tenggelam
dan biasanya berbentuk silinder. Sedangkan pada ris bawah diikatkat pemberat
yang bisa terbuat dari timah atau dapat pula digunakan rantai besi. Pada masa
dahulu masih digunakan pemberat yang terbuat dari bahan liat maupun batu.
Namun sekarang sudah jarang digunakan karena daya awetnya rendah.

28
Kira-kira sebanyak 6 orang nelayan naik ke perahu yang ditambat di dekat
pantai untuk mempersiapkan segala sesuatu yang diperlukan bagi operasional
penangkapan. Jaring dan tali disusun sedemikian rupa dengan dibantu para
nelayan penarik untuk mempermudah operasi penangkapan terutama pada waktu
penawuran (setting). Urut-urutan susunan alat dalam perahu mulai dari dasar
adalah sebagai berikut : gulungan tali penarik I, sayap I, badan, kantong, sayap II
dan teratas adalah gulungan tali penarik II. Diatur pula letak pelampung pada
bagian sisi kanan menghadap kea rah laut dan pemberat di sebelah kiri
menghadap kea rah pantai. Salah satu ujung tali hela (penarik) diikatkan pada
patok kayu di pantai kemudian perahu dikayuh menjauhi pantai.
Perahu dikayuh menjauhi pantai sambil menurunkan tali hela II yang
ujungnya telah diikatkan pada patok di daratan pantai. Apabila syarat-syarat
fishing ground telah ditemukan dan jarak sudah mencapai sekitar 700 m
(sepanjang tali hela) dari pantai, perahu mulai bergerak ke kanan sambil
menurunkan jaring. Penurunan jaring diusahakan agar membentuk setengah
lingkaran menghadap garis pantai. Urutan penurunan dari perahu sebelah kiri
berturut-turut sayap II, badan dan kantong serta sayap I, kemudian tali hela diulur
sambil mengayuh perahu mendekati pantai dan pada saat mendekati pantai ujung
tali penarik yang lain dilempar ke pantai dan diterima oleh sekelompok nelayan
yang lain. Setelah kedua ujung tali penarik berada di pantai, masing-masing ujung
ditarik oleh sekelompok nelayan yang berjumlah sekitar 13 orang per kelompok.
Pada saat itu perahu kembali kelaut untuk mengambil tali kantong dan mengikuti
jaring hingga ke pantai selama penarikan jaring. Kecapatan perahu dalam
menebarkan jaring dapat dihitung dengan mengetahui jarak yang telah ditempuh
perahu dan lamanya waktu penebaran. Sedangkan kecepatan penawuran dapat
diperoleh dengan menghitung panjang pukat pantai dibagi dengan lama
penawuran.
Ketika ujung tali hela I telah sampai di pantai, penarikan jaribng dimulai.
Jarak antara ujung tali penarik I dan II kurang lebih 500 m, masing-masing ditarik
oleh nelayan berjumlah sekitar 13 orang. Sambil secara bertahap saling mendekat
bersamaan dengan mendekatnya jarring ke pantai. Perpindahan dilakukan kira-
kira sebanyak 4 kali dengan perpindahan ke 4 pergeseran dilakukan terus menerus

29
hingga akhirnya bersatu. Ketika sayap mulai terangkat di bibir pantai, penarikan
di komando oleh seorang mandor untuk mengatur posisi jarring agar ikan tidak
banyak yang lepas. Bersamaan dengan itu perahu dikayuh menuju ujung kantong
yang diberi tanda dengan bendera yang terpasang pada pelampung. Salah satu dari
crew penebar mengikatkan kebo kaos pada bagian ujung kantong. Kebo kantong
tersebut dimaksudkan sebagai tempat ikan hasil tangkapan agar jarring tidak rusak
akibat terlalu banyak muatan. Sambil memegang kebo kaos tersebut nelayan
berenang mengikuti jarring sampai ke pinggir pantai. Kecepatan penarikan dapat
dihitung dengan cara membagi panjang keseluruhan dengan lamanya penarikan.
Sayap dan badan pukat pantai terus ditarik dan bila kedua bagian ini telah
berada di daratan pantai, kantong ditarik dan hasil tangkapan dikeluarkan dari
kantong. Selanjutnya ikan yang jenisnya bermacam-macam tersebut disortir
dengan memisahkan dan memasukkanya ke dalam keranjang tempat yang telah
disediakan. Selain itu sebagian nelayan ada yang menaikkan tali penarik dan
jating ke daratan untuk dirawat atau mempersiapkan pengoperasian tahap
berikutnya.
Hasil tangkapan yang diperoleh dengan alat tangkap pukat pantai terutama
jenis-jenis ikan dasar atau jenis ikan demersal dan udang antara lain yaitu; pari
(rays), cucut (shark),teri (stolepharus spp), bulu ayam (setipinna spp), beloso
(saurida spp), manyung (arius spp), sembilang (plotosus spp), krepa (epinephelus
spp), kerong-kerong (therapon spp), gerot-gerot (pristipoma spp), biji nangka
(parupeneus spp), kapas-kapas (gerres spp), petek (leiognathus spp), ikan lidah
dan sebelah (psettodidae), dan jenis jenis udang (shrimp).
Sedangkan untuk pembagian hasil tangkapan, hal ini sudah diatur sesuai
dengan undang-undang no 16 tahun 1964 tentang pembagian hasil usaha
perikanan tangkap untuk operasi penangkapan ikan di laut dengan menggunakan
perahu layar, nelayan penggarap minimal mendapat 75% dari hasil usaha bersih.
Tarik Pukat adalah aktivitas nelayan tradisional pesisir Aceh. Pawang atau
pemimpin para nelayan bakal membawa ujung jaring ke tengah laut dengan
sebuah perahu, sementara belasan nelayan yang lain berbagi posisi secara
beriringan. Secara perlahan, jaring yang telah ditambat agak jauh di laut itu ditarik

30
secara berirama, agar bebannya menjadi lebih ringan. Nah, pada jaring itulah
ikan-ikan terkumpul akan terseret hingga ke pantai.

31
BAB V
PENUTUP

5.1 Kesimpulan
Dari kegiatan pelaksanaan magang MBKM USK Unggul ini dapat diambil
kesimpulan adalah sebagai berikut :
Jadi kesimpulannya adalah Kebijakan Merdeka Belajar- Kampus Merdeka
(MBKM) diharapkan dapat menjadi jawaban atas tuntutan tersebut. Kampus
Merdeka merupakan wujud pembelajaran di perguruan tinggi yang otonom dan
fleksibel sehingga tercipta kultur belajar yang inovatif, tidak mengekang, dan
sesuai dengan kebutuhan mahasiswa. Program utama Kampus Merdeka mencakup
kemudahan pembukaan program studi baru, perubahan sistem akreditasi
perguruan tinggi, kemudahan perguruan tinggi negeri menjadi PTN berbadan
hukum, dan hak belajar tiga semester di luar program studi. Mahasiswa diberikan
kebebasan mengambil Satuan Kredit Semester (SKS) di luar program studi.

5.2 Saran
Berdasarkan kesimpulan dan kendala kendala yang dihadapi selama magang
ini, maka beberapa saran yang dapat dikemukakan adalah sebagai berikut :

1. Bagi program studi


Sebaiknya mmonitoring oleh Koordinator Program Studi lebih ditingkatkan
dengan bertanya langsung kepada pembina sebagai bahan evaluasi kepada
mahasiswanya.

2. Bagi unit kerja dan pembimbing magang


1) Mahasiswa magang yang belum menguasai beberapa tugas sebaiknya
diberikan informasi yang lebih rinci terlebih dahulu sebelum diberi tugas
untuk melakukan sesuatu sehingga mahasiswa magang dapat memahami apa
yang harus dilakukan terlebih dahulu dan pekerjaanya akan lebih cepat selesai.
2) Mahasiswa magang sebaiknya diberikan penjelasan mengenai kegiatan rutin
di unit kerja serta alur pekerjaannya sehingga mahasiswa dapat memahami
fungsi dan tujuan dari pekerjaannya.

32
3. Bagi mahasiswa
Mahasiswa magang seharusnya lebih percaya diri dan aktif bertanya kepada
pembimbing magang.

33
BAB VI
REFLEKSI DIRI

 Dalam kegiatan magang, kita memiliki kesempatan untuk mengaplikasikan


semua ilmu yang telah dipelajari di bangku kuliah dan mempelajari detail
tentang seluk beluk standar kerja yang profesional. Pengalaman ini kemudian
menjadi bekal dalam menjalani jenjang karir yang sesungguhnya.
 Manfaat dari kegiatan MBKM ini sendiri adalah untuk meningkatkan
kompetensi lulusan, baik soft skills maupun hard skills, agar lebih siap dan
relavan dengan kebutuhan zaman.
 Hal utama yang harus saya jabarkan mengenai perencanaan perbaikkan atau
pengembangan diri, karir, dan pendidikan selanjutnya adalah saya harus dapat
lebih menilai diri saya sendiri dapat mengenal peluang, kesempatan, kendala,
pilihan, konsekuensi, keterampilan, bakat, dan nilai berhubungan pada
kesempatan karir. Kedua saya harus lebih menetapkan tujuan karir dan
mendapatkan pengetahuan tentang arah dari kesempatan kerja, maka tujuan
karir dapat diidentifikasi dan kemudian dibentuk.ketiga saya harus
menyiapkan rencana – rencana dari berbagai macam desain kegiatan untuk
mencapai tujuan karir. Terakhir saya harus melaksanakan rencana – rencana
untuk mengimplementasikan satu rencana kebanyakan diperlukan iklim
orgtanisasi yang mendukung.

34
DAFTAR PUSTAKA

Adisasmita, R. (2006). Perencanaan Kawasan Perairan dan Pantai. Yogyakarta:


Graha Ilmu.

Ali, H. Z. (2011). Metode Penelitian Hukum (3rd ed.). Jakarta: Sinar Grafika.

Anonimous.1975.FAO CATALOGUE OF SMAIL SCALE FISHING


GEAR.FAO of UN.

Apridar, Muhamad Karim, & Suhana. (2011). Ekonomi Kelautan dan Pesisir (1st
ed.). Yogyakarta.

Ayodya.1975.FISHING METHODS DIKTAT KULIAH ILMU TEHNIK


PENANGKAPAN IKAN. Bagian Penangkapan. Fakultas Perikanan IPB.
Bogor.

Dahuri et al. 2000. Pengelolaan Pesisir dan Laut Secara Terpadu. PT Gramedia
Indonesia. Jakarta 342 hlm

Direktorat Kelautan dan Perikanan. 2014. Kajian strategi pengelolaan perikanan


berkelanjutan. Kementerian PPN/BAPPENAS, Jakarta. 120hlm.

Djunaedi, A., & Basuki, N. (2002). Perencanaan Pengembangan Kawasan


Pesisir.Bogor.

Effendi 1997. Biologi Perikanan. Pustaka Tama. Jakarta.291 hlm

Eliyasserahman.2014.Transportasi laut.

Fauzi, A.2008.Ekonomi Sumberdaya Alam dan Lingkungan: Teori dan


Aplikasi.Penerbit PT. Gramedia Pustaka Utama.Jakarta.

Giri CE, Ochieng LL, Tieszen Z, Zhu A, Singh T, Loveland J, Masek and Duke
N. 2011. Status and distribution of mangrove forests of the world using
earth observation satellite data. Global Ecology and Biogeography, 20(1),
154-159.

Melati DN. 2021. Ekosistem Mangrove dan Mitigasi Perubahan Iklim: Sebuah
Studi Literatur. Jurnal Sains dan Teknologi Mitigasi Bencana, Vol. 16,
No. 1.

Hendra pedia.2014.Makalah Transportasi Laut

35
https://id.wikipedia.org

Imran, Ali dan Efendi, Ismail. 2016. Inventarisasi Mangrove di Pesisir Pantai
Cemare Lombok Barat. Jurnal Kelautan dan Perikanan Terapan, 4 (1),
2021, 69-77.
Junianto.2003.Teknik Penangkapan Ikan.Penebar Swadaya.Jakarta.

Kembaren, D., & Ernawati, T. 2015.Status pemanfaatan sumber daya udang di


perairan Selat Malaka. In: Suman, A., J. Haluan, Yunaspi, D. Efizon, G.
Bintoro & K. Amri (Eds): Status pemanfaatan sumber daya ikan di
perairan Selat Malaka (WPP-NRI 571), hal: 1-11. Penerbit Ref Grafika,
Jakarta.

Nelwan, A.2004.Pengembangan Kawasan Perairan Menjadi Daerah Penangkapan


Ikan.Institud Pertanian Bogor.Bogor

Nikijuluw, V. P. . (2001). Populasi dan Sosial Ekonomi Masyarakat Pesisir serta


Strategi Pemberdayaan Mereka Dalam Konteks Pengelolaan Sumber
daya Pesisir Secara Terpadu. In Makalah Pelatihan Pengelolaan Pesisir
Terpadu (p. 3). Bogor

Revania.2015.Perkembangan Transportasi Laut

Syafriadi.2014.Dinamika Populasi

Tim Dosen. 2008. Dasar-Dasar Ekologi Hewan. Medan : FMIPA UNIMED

Revania.2015.Perkembangan Transportasi Laut

36
LAMPIRAN

Lampiran logbook :

Lampiran 1 logbook minggu -1

Lampiran 2 logbook minngu - 2

37
Lampiran 3 logbook minggu – 3

Lampiran 4 logbook minggu - 4

38
Lampiran 5 logbook minggu – 5

Lampiran 6 logbook minggu - 6

39
Lampiran 7 logbook minggu – 7

Lampiran 8 logbook minggu - 8

40
Lampiran 9 logbook minggu – 9

Lampiran 10 logbook minggu - 10

41
Lampiran 11 logbook minggu – 11

Lampiran 12 logbook minggu - 12

42
Lampiran 13 logbook minggu – 13

Lampiran 14 logbook minggu - 14

43
Lampiran 15 logbook minggu - 15

Lampiran dokumentasi :

Lampiran 1 Gambar ikan gurami

44
Lampiran 2 gambar pelaksanaan pilar lingkungan

Lampiran 3 foto bersama penanaman mangrove

45
Lampiran 4 foto bersama saat pelaksanaan pilar lingkungan

Lampiran 5 proses pemvakuman udang

46
Lampiran 6 ikan salmon

Lampiran 7 ikan s

47
Lampiran 8 salmon yang hendak di vakum

48
Lampiran 9 proses pempeckingan ikan salmon

49
Lampiran 10 foto pelaksanaan pilar lingkungan

50
Lampiran 11 ikan salmon yang telah dibelah

51
Lampiran 12 daging ayam giling yang hendak dipecking

52
Lampiran 13 ikan rambeu

53
Lampiran 14 tulang sapi

54
Lampiran 15 pembersihan sterofoam

55
Lampiran 16 proses pempeckingan daging sapi shortplate

56
Lampiran 17 daging slice carcol

57
Lampiran 18 pempeckingan kentang

58
Lampiran 19 proses pempeckingan salmon

59
ABSENSI HARIAN MAHASISWA
MAGANG PROGAM MBKM USK UNGGUL 2022
DI PT. KELOLA PANGAN INDONESIA
Identitas
Nama : LAILATUL HIDAYAH
NPM : 2011103010086
Progam Studi : Pemanfaatan Sumberdaya Perikanan
Fakultas : Kelautan dan Perikanan
Lokasi : PT. Kelola Pangan Indonesia
Dosen Pembimbing : Rian Juanda S.Kel.,M.Si.
Pembimbing Lapangan : Rifajar Ilham

Aktivitas
Hari Tanggal Kehadiran
Kegiatan
SELASA 26-Jul-22 Produksi
RABU 27-Jul-22 Produksi
KAMIS 28-Jul-22 Produksi
JUMAT 29-Jul-22 Produksi
SENIN 01-Agu-22 Produksi
SELASA 02-Agu-22 Produksi
RABU 03-Agu-22 Produksi
KAMIS 04-Agu-22 Produksi
JUMAT 05-Agu-22 Produksi
SENIN 08-Agu-22 Produksi
SELASA 09-Agu-22 Produksi
RABU 10-Agu-22 Produksi
KAMIS 11-Agu-22 Produksi
JUMAT 12-Agu-22 Produksi
SENIN 15-Agu-22 Produksi
SELASA 16-Agu-22 Produksi
RABU 17-Agu-22 Produksi
KAMIS 18-Agu-22 Produksi
JUMAT 19-Agu-22 Produksi
SENIN 22-Agu-22 Produksi
SELASA 23-Agu-22 Produksi
RABU 24-Agu-22 Produksi
KAMIS 25-Agu-22 Produksi
JUMAT 26-Agu-22 Produksi
SENIN 29-Agu-22 Produksi
SELASA 30-Agu-22 Produksi
RABU 31-Agu-22 Produksi

60
KAMIS 01-Sep-22 Produksi
JUMAT 02-Sep-22 Produksi
SENIN 05-Sep-22 Produksi
SELASA 06-Sep-22 Produksi
RABU 07-Sep-22 Produksi
KAMIS 08-Sep-22 Produksi
JUMAT 09-Sep-22 Produksi
SENIN 12-Sep-22 Produksi
SELASA 13-Sep-22 Produksi
RABU 14-Sep-22 Produksi
KAMIS 15-Sep-22 Produksi
JUMAT 16-Sep-22 Produksi
SENIN 19-Sep-22 Produksi
SELASA 20-Sep-22 Produksi
RABU 21-Sep-22 Produksi
KAMIS 22-Sep-22 Produksi
JUMAT 23-Sep-22 Produksi
SABTU 24-Sep-22 Produksi
SENIN 26-Sep-22 Produksi
SELASA 27-Sep-22 Produksi
RABU 28-Sep-22 Gudang
KAMIS 29-Sep-22 Gudang
JUMAT 30-Sep-22 Gudang
SABTU 01-Sep-22 Gudang
SENIN 03-Okt-22 Gudang
SELASA 04-Okt-22 Gudang
RABU 05-Okt-22 Gudang
KAMIS 06-Okt-22 Gudang
JUMAT 07-Okt-22 Gudang
SENIN 10-Okt-22 Produksi
SELASA 11-Okt-22 Produksi
RABU 12-Okt-22 Produksi
KAMIS 13-Okt-22 Produksi
JUMAT 14-Okt-22 Produksi
SABTU 15-Okt-22 Produksi
SENIN 17-Okt-22 Produksi
SELASA 18-Okt-22 Produksi
RABU 19-Okt-22 Produksi
KAMIS 20-Okt-22 Produksi
JUMAT 21-Okt-22 Produksi
SABTU 22-Okt-22 Produksi

61
SENIN 24-Okt-22 Produksi
SELASA 25-Okt-22 Produksi
RABU 26-Okt-22 Produksi
KAMIS 27-Okt-22 Produksi
JUMAT 28-Okt-22 Produksi
SABTU 29-Okt-22 Produksi
SENIN 31-Okt-22 Produksi
SELASA 01-Nov-22 Produksi
RABU 02-Nov-22 Produksi
KAMIS 03-Nov-22 Produksi
JUMAT 04-Nov-22 Produksi
SABTU 05-Nov-22 Produksi
SENIN 07-Nov-22 Produksi
SELASA 08-Nov-22 Produksi
RABU 09-Nov-22 Produksi
KAMIS 10-Nov-22 Produksi
JUMAT 11-Nov-22 Produksi
SABTU 12-Nov-22 Produksi
SENIN 14-Nov-22 Produksi
SELASA 15-Nov-22 Produksi

Disetujui oleh pembimbing lapangan

Rifajar Ilham

62

Anda mungkin juga menyukai