Disusun oleh :
Disusun oleh :
Nama : ............................
NIS : ............................
Kelas / Jurusan : ............................
Menyetujui,
Mengesahkan,
................................... ..................................
NIP
ii
KATA PENGANTAR
Kami panjatkan puji syukur ke hadirat Allah SWT atas limpahan dan karunianya,
sehingga kami dapat menyelesaikan laporan ini dengan baik.
Dalam upaya menghasilkan insan Indonesia yang cerdas dan kompetitif. Pemerintah,
berupaya agar setiap individu memperoleh kesempatan mendapatkan pendidikan yang
bermutu dengan utuh, hal ini diwujudkan secara berkesinambungan meningkatkan
kualitas sistem pendidikan nasional di Indonesia.
Prakerin merupakan sarana penunjang di luar teori sekolah, dengan upaya menjalin kerja
sama yang baik antara pihak dunia industri (DUDI) dan SMKN 1 Cangkringan. Maka
dengan ini kami mohon dukungan dan doa dari semua pihak, semoga Prakerin di SMKN
1 Cangkringan ini berjalan dengan lancar dan benar- benar bermanfaat bagi pesertanya.
Pada kesempatan ini Kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
membantu dan mendukung dalam penulisan laporan ini serta ucapan terima kasih yang
sebesar-besarnya kepada yang terhormat:
5. Ibu Sriyati S.Pd ketua jurusan dan Ibu Vella Nadya, S.Pd selaku wali kelas dan
pembimbing Praktik Kerja Industri Bidang Keahlian SMK Negeri 1 Cangkringan
yang telah membimbing dan memotivasi penulis dalam pelaksanaan Praktik
Kerja Lapangan
9. Serta semua pihak yang tidak bisa disebutkan satu persatu. Semoga Allah Yang
Maha Esa membalas semua kebaikan kalian. Aamiin.
Akhirnya laporan Praktik Kerja Lapangan ini telah tersusun. Namun, sebagai manusia
yang tidak terlepas dari kekurangan dan kesalahan laporan ini masih kurang adanya
sehingga diharapkan kritik dan saran yang membangundari pembaca. Semoga laporan ini
dapat bermanfaat bagi semua pihak.
Penulis
iv
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
HALAMAN PENGESAHAN
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Praktik Kerja Lapangan............................................................
B. Tujuan Praktik Kerja Lapangan.........................................................................
C. Manfaat Praktik Kerja Lapangan.......................................................................
D. Waktu Praktik Kerja Lapangan..........................................................................
E. Tempat Pelaksanaan.........................................................................................
BAB II PELAKSANAAN
A. Profil Perusahaan (Sejarah, Susunan Organisasi, dan Ruang Lingkup)..............
B. Kegiatan Praktik Kerja Lapangan……………………………………………………
1. Cara Kerja Serta Alat & Bahan…………………………………………………..
a. Budidaya Ikan Nila dan Persiapan Kolam sampai panen.......................
b. Kultur Pakan alami..................................................................................
- Kultur Daphnia.........................................................................................
- Kultur Spirullina........................................................................................
c. - Monitoring Kesehatan Ikan & Lingkungan (kualitas Air)...........................
- Pemeriksaan Penyakit :...........................................................................
Uji Parasit..................................................................................
Uji Virus.....................................................................................
BAB III HASIL DAN PEMBAHASAN.......................................................................................
A. UKBAT Cangkringan..................................................................................
1. Persiapan Kolam........................................................................................
v
2. Pemijahan.................................................................................................
3. Pendederan..............................................................................................
4. Pemeliharaan Induk Nila..........................................................................
B. UKBAT Wonocatur.....................................................................................
1. Persiapan Kolam.....................................................................................
2. Pakan Fermentasi..................................................................................
3. Pemeliharaan Induk Lele.........................................................................
C. Laboratorium Pakan Alami:.......................................................................
1. Kultur Zooplankton ( Daphnia ).................................................................
2. Kultur Fitoplankton ( Spirullina )...............................................................
D. Laboratorium KESKANLING:...................................................................
1. Uji Parasit...............................................................................................
2. Uji Bakteri..............................................................................................
3. Uji Virus....................................................................................................
4. Kualitas Air.............................................................................................
BAB IV PENUTUP
A. Kesimpulan.............................................................................................................
B. Saran....................................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
vi
BAB 1 PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Praktik Kerja Lapangan (PKL) adalah suatu bentuk implementasi secara
sistematis dan sinkron antara kurikulum pada program Pendidikan di sekolah dengan
program penguasaan keahlian yang diperoleh melalui kegiatan kerja secara langsung di
dunia kerja untuk mencapai tingkat keahlian tertentu.
Latar adanya tuntunan kurikulum (KBK), yaitu di mana siswa diharuskan untuk
menguasai tugas-tugas yang diberikan oleh pihak sekolah baik teori maupun praktek,
maka pihak sekolah bekerja sama dengan pihak industri, agar siswa benar-benar mampu
praktik, sekolah perlu mengadakan praktek kerja industry (PRAKERIN). Guna
memperluas pengetahuan dan sebagai perbandingan antara teori dengan keadaan
sebenarnya. Juga sebagai syarat kelulusan agar menjadi generasi bangsa yang handal
menguasai IPTEK.
1
B. Tujuan
Pelaksanaan kegiatan Praktik Kerja Lapangan Kompetensi Keahlian Analisis
Pengujian Laboratorium bertujuan untuk:
2
C. Manfaat Praktik kerja lapangan
Setelah ditinjau dari tujuan PKL dan kewajiban siswa seperti yang telah dibuat
daftarnya diatas. PKL ini memiliki 10 manfaat besar bagi siswa itu sendiri, di
antaranya:
4. Membentuk pola pikir siswa -siswi agar terkonstruktif baik serta memberikan
pengalaman dalam dunia Industri maupun dunia kerja.
5. Menjalin kerja sama yang baik antara sekolah dan perusahaan terkait, baik dalam
dunia usaha maupun dunia Industri.
7. Meningkatkan efisiensi waktu dan tenaga dalam mendidik dan melatih tenaga
kerja yang berkualitas.
10. Memberikan keuntungan pada pihak sekolah dan siswa-siswi itu sendiri, karena
keahlian yang tidak diajarkan di sekolah didapat didunia usaha/industri.
3
D. Waktu Pelaksanaan Praktik Kerja Lapangan
Pelaksanaan PKL dilaksanakan mulai tanggal 1 April 2022 sampai tanggal 30
September 2022
4
BAB II
PELAKSANAAN
1. Profil Perusahaan
Balai Pengembangan Teknologi Perikanan Budidaya Cangkringan Terletak
dikaki Gunung Merapi dengan kemiringan tanah 5% ketinggian tanah 330m di atas
permukaan air laut dengan suhu 24-30 derajat Celcius. Awal mula Balai
Pengembangan Teknologi Perikanan Budidaya bernama Balai Benih Ikan Sentral
dengan luas 0,9750 Ha. Kegiatan awal yang dilakukan adalah budidaya secara
tradisional dengan komoditas ikan mujair pada tahun 1967 dengan produksi benih
mencapai 616.000 ekor/tahun. Kemudian dikembangkan teknik kantong dengan total
produksi mencapai 2.000.000 ekor/tahun. Seiring dengan berjalannya waktu, maka
Balai Benih Ikan Sentral mengalami peningkatan dengan percobaan pembenihan
ikan grass carp dan ikan patin siam dengan pembangunan induce breeding (kawin
suntik). Perluasan lahan pada tahun 1997/1998 dengan luas areal 7,5169 Ha gedung
dan rumah jaga, dan 3,1976 Ha jalan pematang saluran dan lingkungan. Tahun 2003
Balai Benih Ikan Sentral berganti nama menjadi Unit Kerja Budidaya Air Tawar
Cangkringan pada Balai Perekayasaan Teknologi Perikanan dan Kelautan Provinsi
Daerah Istimewa Yogyakarta.Tahun 2009 berubah nama kembali menjadi Unit Kerja
Air Tawar pada Balai Pengembangan Teknologi Kelautan dan Perikanan. Tahun
2013 menjadi Balai Pengembangan Teknologi. Perikanan Budidaya pada Balai
Pengembangan Teknologi Kelautan dan Perikanan. Perubahan nama tersebut masih
bertahan hingga saat ini.
Komoditas : Ikan Nila Merah Nilasa dan Ikan Mas Merah Najawa
5
2. UKBAT Wonocatur, beralamat di Cangkringan, Argomulyo, Cangkringan,
Sleman
Luas lahan : 1 Ha
Luas lahan : 2,5 Ha, terdiri luas kolam 1,7 Ha, dan Bangunan, jalan dan
lainnya 0,8 Ha
Luas lahan : 70 m2
Pelayanan :
6
Pemeriksaan Kualitas Air (pH, suhu, Salinitas, DO, Nitrit, Nitrat)
Pemeriksaan Parasit
Diagnosis Virus
Pemeriksaan Bakteri
A. Susunan Organisasi
Pembentukan organsasi BPTPB Cangkringan berdasarkan pada peraturan
Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Nomor 93 tahun 2015 yaitu tentang
pembentukan susunan organisasi, uraian tugas dan fungsi serta tata kerja unit
pelaksanaan teknis pada Dinas Kelautan dan Perikanan. Susunan organisasi di
BPTPB Cangkringan terdiri dari sebagai berikut:
Kepala Balai
Perikanan (BPTPB)
a. Tata Usaha
3. Pengelolaan Kearsipan
4. Pengelolaan Keuangan
5. Penyelenggaraan Kepegawaian
7. Penyelenggaraan Kehumasan
Tata Usaha
teknologi dibidang air payau dan air laut. Uraian tugasnya sebagai berikut:
Laut
Laut
Air Tawar
9
8. Penyelenggaraan Evaluasi dan Evaluasi serta penyusunan Laporan
C. Ruang Lingkup
I. Kolam Budidaya
Terdapat kurang lebih 100 kolam outdoor berbagai ukuran yang tersebar di seluruh
area Balai Pengembagan Teknlogi Perikanan Budidaya Cangkringan. Kolam tersebut
berfungsi sebagai tempat pemeliharaan ikan nila, ikan mas, ikan lele, dan ikan lainnya.
Kolam tersebut terbuat dari semen dengan berbahan bagian dasar berupa tanah dan
dilengkapi saluran masuk dan saluran pembuangan air. Setidaknya setiap kolam memiliki
1 aerator dengan 2 paddle wheel yang berfungsi memberikan aerasi bagi ikan budidaya.
II. Hatchery
III. Mess
IV. Mushola
Berfungsi untuk menyimpan pakan ikan dengan berbagai ukuran. Selain itu, terdapat
10
gudang pupuk yang berfungsi untuk menyimpan pupuk yang akan digunakan sebelum
kolam diisi air dengan tujuan menumbuhkan pakan alami.
Berfungsi sebagai tempat penyimpanan berbgai alat yang digunakan selama proses
budidaya seperti serok, kakaban, jarring, ember, grading, saringan dan lain sebagainya.
Terdapat beberapa bangunan rumah untuk tempat tinggal sementara pekerja lapangan
Balai Pengembangan Teknologi Perikanan Budidaya Cangkringan.
IX. Laboratorium
11
Setelah menyiapkan media budidaya, yakni kolam beton, harus menyiapkan bibit ikan
nila. Pastikan untuk membeli bibit ikan nila yang berkualitas unggul agar hasil panen
melimpah ruah. Sebenarnya, cara budidaya ikan nila di kolam beton tidak begitu berbeda
dengan cara budidaya ikan lainnya. Namun, benar-benar harus memperhatikan langkah
berikutnya yang sangat penting, yakni menyebarkan bibit ikan nila ke dalam kolam terpal
bulat. Jika bibit ikan nila masih berupa benih, maka dapat melakukan pemeliharaan di
tempat lain lebih dulu. Nantinya, ketika bibit ikan nila sudah tumbuh menjadi bibit
berkualitas dan unggul, boleh dipindahkan ke dalam kolam beton. Kendati ikan nila
merupakan salah satu jenis ikan yang memiliki daya tahan kuat, kebal penyakit, dan
mudah dibudidayakan, tetapi tidak boleh menebar benih ikan nila secara sembarangan.
Pasalnya, penebaran bibit ikan nila yang kurang tepat dapat meningkatkan risiko
kematian. Lantas, bagaimana cara terbaik menyebarkan bibit ikan nila? Adapun cara tepat
dalam melakukan penyebaran bibit, antara lain sebagai berikut:
- Siapkan wadah berupa ember. Masukkan air bersih sekitar setengah ember dari wadah
tersebut kemudian masukkan bibit ikan nila ke dalamnya. Biarkan selama kurang lebih 10
menit agar bibit ikan terbiasa dengan air tersebut.
- Setelah 10 menit, tambahkan air ke dalam ember hingga penuh dan diamkan selama 5
menit. Proses ini sangat penting dan tak boleh lewatkan, sebab tujuan dari hal ini agar
bibit ikan nila yang akan tebarkan sudah terbiasa dengan habitat yang baru. Alhasil, bibit
ikan nila tidak akan mengalami stress apalagi mati.
- Setelah melewati proses tersebut, ambil benih ikan nila dengan hati-hati dan perlahan.
Terbarkan bibit ikan nila ke dalam kolam yang sudah diberi happa.
Persiapan kolam
Cara Mempersiapkan Kolam Beton untuk Budidaya Ikan :
Kolam beton yang baru saja dibuat tidak bisa langsung digunakan karena masih
mengandung beberapa senyawa kimia berbahaya bagi ikan. Penggunaan kolam beton
untuk budidaya terbilang cukup jarang karena modal yang dikeluarkan untuk pembuatan
kolam terbilang cukup besar. Hanya pembudidaya berskala besar yang bisa membuat
kolam ini.
Kelebihan kolam beton sudah pasti tahan lama. Pembudidaya tidak perlu melakukan
perbaikan secara rutin untuk kolam ini karena kolam sangat kuat dan tidak mudah rusak.
12
Proses pembuatan kolam beton terbilang cukup memakan waktu. Berikut ini beberapa
persiapan yang perlu dilakukan sebelum kolam beton digunakan untuk budidaya ikan.
Lakukan pemupukan dasar kolam untuk membuat lapisan lumpur buatan yang
dibutuhkan untuk menumbuhkan pakan alami bagi ikan. Lumpur tersebut juga berfungsi
mereduksi suhu panas yang masuk ke kolam sehingga ikan tidak mudah stres dan suasana
di dalam kolam terasa lebih sejuk dengan lumpur buatan ini.
3. Keringkan kolam
Setelah air dimasukkan ke kolam dan didiamkan selama beberapa hari, air di
dalam kolam dikeringkan. Air tersebut tidak boleh digunakan untuk budidaya karena
dapat membahayakan ikan. Residu semen biasanya menimbulkan efek basa dan membuat
suhu air di dalam kolam menjadi panas.
Proses pencucian kolam bisa dilakukan beberapa kali hingga residu semen di
dalam kolam menghilang. Jika residu masih terlihat, air harus dibuang kembali. Residu
semen di dalam kolam harus benar-benar sudah menghilang. Biasanya, untuk
menghilangkan bau semen, pembudidaya memanfaatkan potongan batang pisang yang
digosokkan ke seluruh bagian kolam sehingga proses penghilangan residu kolam dapat
berjalan lebih cepat dan proses budidaya bisa segera dilakukan.
2. Ember
3. Happa
4. Waring
13
5. Rembeng
1. Kultur Spirullina
5. Kemudian diaerasi selama 5 menit bertujuan agar air laut yang telah
14
5. Selang dan batu aerasi 5. Na-Thio 9 mL
8. Pipet tetes
9. Tissu
10. Saringan
2. Kultur Daphnia
Langkah-langkah kultur Daphnia adalah sebagai berikut :
2. Isi bak fiber dengan air sumur sebanyak 100 L dan berikan aerasi
Hari
mangkok
15
Alat dan bahan : Alat Bahan
3. Sendok 3. Molase 35 mL
5. Aerator 5. Probiotik 5 gr
6. Alat tulis
7. Selang
8. Handcounter
9. Tibangan analitik
10. Penggaris
Checker
16
4. Thermometer 4. Phospat test kit
- Pemeriksaan penyakit :
Uji Parasit
Langkah-langkah uji parasite adalah sebagai berikut :
dikehendaki
3. Nampan
4. Mikroskop
5. Pipet tetes
6. Hand counter
Uji Bakteri
Langkah-langkah uji bakteri adalah sebagai berikut :
17
1. Timbang bahan
dibawah
Bulan
5. Inkubator
6. Showcase
7. Hand counter
8. Jarum ose
18
Uji Virus
Langkah-langkah uji virus adalah sebagai berikut :
2. Amplifikasi DNA
3. Pembuatan agarose
4. Proses elektroforesis
2 .Mortar 2. Marker
4. Tube 4. Alkohol
5. Tip 5. Agarose
19
BAB III HASIL DAN PEMBAHASAN
A. UKBAT Cangkringan
1. Persiapan kolam
Hal yang perlu dilakukan sebelum kolam digunakan yaitu dengan
membersihkan kolam dari segala bentuk kotoran yang dapat membawa pathogen. Adapun
tahapan persiapan kolam yang terdiri dari pengeringan kolam, pembalikan tanah dan
pengapuran. Tahapan pengeringan kolam dapat dilakukan selama 1-2 minggu apabila
cuaca mendukung. Ciri-ciri pengeringan kolam berhasil yaitu ditandai dengan tanah
terlihat retak-retak. Proses pengeringan kolam ini dilakukan dengan bantuan sinar
matahari yang bertujuan untuk mengoksidasi bahan organic yang terkandung di dalam
tanah menjadi mineral atau hara. Pembalikan tanah atau pengangkatan lumpur dapat
dilakukan apabil tanah dasar kolam sudah kering. Pembalikan tanah dilakukan dengan
cara mencangkul tanah dengan kedalaman 5-10 cm. Proses pembalikan tanah dapat
berfungsi untuk mengurangi kandungan bahan organic dari dasar kolam, selain itu juga
20
dapat meninggikan pemantang dan menutup kebocoran pemantang. Tahapan yang
terakhir yaitu pengapuran tanah yang dilakukan setelah tanah dasar mengering dan
dibalik. Jenis kapur yang biasa digunakan yaitu kapur dolomit dengan dosis 70 g/m .
Proses pengapuran dilakukan bertujuan untuk eningkatkan ph serta dapat membunuh
pathogen dan hama. Hal ini diperkuat oleh Athika dan Lutfiyah (2021), yang menyatakan
bahwa pemupukan dapat dilakukan dengan dosis 250-500 g/m yang betujuan untuk
mempersubur kondisi air yang digunakan, membunuh bibit penyakit dan
menyeimbangkan ph tanah.
21
induk-induk ikan nila merah nilasa, dengan cara memelihara indukan jantan dan betina di
pelihara pada kolam yang berbeda.
B. UKBAT Wonocatur
1. Persiapan kolam
Persiapan kolam, yang pertama dilakukan yaitu pengeringan kolam
dibawah sinar matahari sekitar 3-5 hari, kolam harus benar-benar kering sampai terlihat
tanah didasar kolam retak-retak. Proses pengeringan dilakukan untuk membunuh segala
bakteri yang ada di tanah kolam yang bias menimbulkan bibir penyakit bagi ikan lele,
selain itu gas-gas beracun yang terperangkap dikolam tanah akan menguap hilang jika
terpapar sinar matahari. Proses penggemburan tanah dimana tanah dibajak atau dibalik
menggunakan cangkul dengan kedalaman sekitar 10 cm karena tanah yang gembur
mudah ditumbuhi mikroorganisme baik. Proes penggemburan tanah berfungsi untuk
menyeimbangkan tingkat keasaman atau ph pada tanah dan membantu memberantas
mikroorganisme pathogen, jenis kapur yang digunakan yaitu dolomit atau kapur tohor.
Pengapuran dilakukan dengan cara menebar secara merata dipermukaan di dasar kolam,
dosis yang diperlukan untuk pengapuran adalah 250-750 g/m2 atau tergantug pada tingkat
keasaman tanah karena semakin asam tanah maka semakin banyak kapur yang
diperlukan. Proses pemupukan pada kolam menggunakan kotoran burung puyuh yang
sudah ada didalam karung kemudian diletakkan dibagian sudut kolam sebanyak 4 buah.
Proses pemberian pupuk dan daun kleresede berfungsi untuk menumbuhkan
mikroorganisme seperti fitoplankton, cacing, dan kutu air untuk menjadi pakan alami
pada ikan.
Pemijahan dapat dilakukan dengan tiga cara yaitu pemijahan secara alami,
pemijahan semi alami, dan pemijahan secara buatan. Pemijahan alami dilakukan dengan
cara menyatukan induk jantan dan betina yang sudah matang gonad ke dalam wadah atau
kolam yang sudah disiapkan. Pemijahan secara semi alami dilakukan dengan cara
22
memberi rangsangan berupa hormon yang disuntikkan ke tubuh induk jantan dan betina
sebelum dimasukkan ke dalam kolam pemijahan, hormon yang diberikan pada ikan lele
untuk pemijahan ini yaitu dengan menggunakan ovaprim dengan dosis 0,2 cc/ml maupun
oodev dengan dosis yang diberikan sebanyak 0,5 cc/ml. Pemijahan secara buatan
dilakukan dengan cara lele betna diberi rangsangan berupa suntikan hormon yaitu
ovaprim dengan dosis berat awal induk dikalikan berat per kg lele, kemudian ikan
dimasukkan ke dalam kolam yang terpisah antara jantan dan betina. Setelah kurang lebih
8-10 jam dari waktu penyuntikan, lele betina dikeluarkan dan distripping (pengeluaran
telur) kemudian jantan dibedah dan diambil kantong sperma lalu sperma ditambahkan
NaCI sesuai talaran dan dicampurkan ke sel telur untuk dibuahi kemudian ditebarkan
pada fiber yang sudah disiapkan.
4. Pakan Fermentasi
Pakan fermentasi adalah pakan yang sebelum diberikan ke ikan sudah
difermentasika terlebih dahulu. Dengan begitu, bahan-bahan di dalam pakan akan dibantu
pemecahannya oleh enzim yang dihasilkan oleh mikroba atau probiotik, yang digunakan
23
saat fermentasi.
1. Kultur Zooplankton
Daphnia sp merupakan salah satu pakan alami yang dibudidayakan oleh
BPTPB di Sleman. Budidaya Daphnia sp digunakan sebagai pakan bagi perbenihan
perikanan di BPTPB dan dapat dijual bagi masyarakat yang membutuhkan, baik sebagai
starter dalam pengujian maupun digunakan sebagai pakan ikan.
2. Kultur Fitoplankton
Spirullina platensis merupakan mikro alga multiseluler autotrof berwarna
hijau kebiruan, dengan sel berkolom membentuk filamen terpilin menyerupai spiral
(helix) sehingga disebut juga alga biru hijau berfilamen (cyanobacterium). Kandungan
protein pada spirullina sp. sekitar 63-68%. Dengan kandungan protein yang tinggi,
spirullina merupakan sumber protein potensial bagi makhluk hidup untuk manusia/
hewan ternak (Lesmana et al.,2019). Spirullina sp. adalah salah satu jenis fitoplankton
yang dapat dimanfaatkan sebagai pakan alami ikan, spirullina sp hidup di air tawar.
Spirullina sp mempunyai kandungan gizi tinggi, diantaranya protein yang dapat mencapai
60% dari berat keringnya sehingga baik untuk dimanfaatkan sebagai pakan.
1. Uji Parasit
Pengendalian :
Perendaman dalam larutan garam dapur (untuk ikan air tawar) pada
konsentrasi 500-10.000 mg/L (tergantung jenis dan umur ikan)
selama 24 jam.
Perendaman dalam air tawar (untuk ikan air laut) selama 60 menit,
dilakukan pengulangan setiap hari.
25
Glacial acetic acid 0,0001 mg/L selama 24 jam atau lebih, diulang
setiap 2 hari sekali
Pengendalian:
Glacial acetic acid 0,5 ml/L selama 30 detik setiap 2 hari selama
26
3-4 kali
Pengendalian:
( cacing insang).
Pengendalian:
lebih
- Pemindahan ikan pada air yang bebas “Ich” secara berkala yang
28
10.000 mg/ L (tergantung jenis dan umur ikan) selama 24 jam,
dilakukan pengulangan setiap 2 hari
Zoothamnium spp.
Pengendalian:
29
- Pemberian unsur immunostimulan (misalnya penambahan vitamin C
seperti pada pengobatan Bintik putih (white spot) atau “Ich” atau
ichthyophthiriasis.
Argulus sp.
Pengendalian:
selama 15 menit
mg/ L (kolam).
Haliotrema nimia
Pengendalian:
30
vitamin C pada pakan) secara rutin selama pemeliharaan
( cacing insang).
2. Uji Bakteri
Bakteri adalah Mikroorganisme penyakit yang mengakibatkn kematian pada
ikan, apbila jumlah serangannya banyak.
Dari pengujian yang dilakukan selama di laboratorium kesehatan ikan dan lingkungan
bakteri yang ditemukan adalah sebagai berikut:
Aeromonas Hydrophila
Pengendalian:
hydrophila.
31
Bahan organic terlarut dan atau meningkatkan frekwensi pergantian air baru
patogen)
Gadung (Dioscorea hispida dennst) dengan cara: umbi dan daun gadung
dicacah hingga halus, kemudian di campur dengan air. Gunakan air
tersebut untuk merendam ikan yang sakit.
Jambu biji (Psidium guajava L) dengan cara: 4,5 g daun jambu biji
dicacah halus kemudian dicampur dengan 1 liter air, lalu campur dengan
pakan. Cara lainnya juga dapat dilakukan dengan mencacah 1-2 g daun
jambu biji kemudian campur dengan 5 liter air. Gunakan air tersebut untuk
merendam ikan sakit selama 48 jam.
Daun kelor (Moringga oleifera Lamk) dengan cara: cacah hingga halus 5 g
daun kelor, lalu campur dengan 100 ml air kemudian disaring. Hasil air
saringan tersebut kemudian campurkan dengan air untuk merendam ikan
yang sakir.
32
Ketapang (Terminalia cattapa) dengan cara: mencacah hingga halus 60 g
daun ketapang hingga halus, lalu campurkan kedalam 1 liter air. Air
tersebut digunakan untuk perendaman ikan yang sakit.
33
Pepaya (Carica papaya L., Famili cariccagae) degan cara: sama seperti
pengobatan pada penyakit yang disebabkan oleh Ichtyophthirius
multifillis.
Sirih (Piper betle) dengan cara sama seperti pengobatan pada penyakit
yang disbabkan oleh Ichtyophthirius multifillis
Pseudomonas spp.
Pengendalian:
baru.
34
- Kurangi pemberian pakan dan jumlah ikan dalam kolam
- Ikan direndam dalam larutan PK 20 mg/L selama 30 menit.
3. Uji Virus
Virus adalah mikroorganisme pathogen yang hanya dapat bereplikasi di dalam
sel makhluk hidup karena mereka tidak memiliki perlengkapan seluler untuk
bereproduksi sendiri. Semua betuk kehidupan dapat diinfeksi oleh virus, mulai dari
hewan, tumbuhan, hingga bakteri dan arkea.
Dari pengujian yang dilakukan selama di laboratorium kesehatan ikan dan lingkungan
bakteri yang ditemukan adalah sebagai berikut:
4. Kualitas Air
Kualitas air adalah suatu ukuran kondisi air dilihat dari fisika, kimia, dan
biologisnya. Kualitas air juga menunjukkan ukuran kondisi air relative tehadap kebutuhan
biota air dan manusia.
Suhu
35
berkurang, sistem imun menurun, pergerakan ikan melemah, diseorintasi sehingga
ikan dapat mengalami kematian. Apabila suhu mengalami peningkatan
mengakibatkan suhu tubuh meningkat, laju metabolisme meningkat, konsumsi
oksigen bertambah sedangkan kadar oksigen terlarut menurun, senyawa kimia
yang bersifat toksik diperairan meningkat, jumlah patogen meningkat sehingga
ikan mudah terserang penyakit. Apabila sudah terjadi dalam jangka waktu yang
panjang dapat menyebabkan kematian (Noga, 2000). Pengukuran suhu sudah
dilakukan di UKBAT Cangkringan dan UKBAT Wonocatur setiap 1 jam sekali
dengan grafik sebagai berikut pada tanggal 5 juni 2022 dan 4 juni 2022.
36
Gambar 3. Pengukuran Suhu di UKBAT Wonocatur
Kecerahan
Kecerahan adalah sebagian cahaya yang diterukan ke dalam air dan
37
Gambar 4. Pengukuran Kecerahan di UKBAT Cangkringan
Ph
pH adalah konsentrasi ion hidrogen (H+) didalam air yang
menggambarkan tingkat keasaman air dengan skala 1-14. Semakin asam air maka
nilainya makin rendah, dan semakin basa bila nilainya semakin tinggi, dan pH netral
pada nilai 7. pH tinggi sangat berbahaya bila disamakan dengan kandungan ammonia
yang tinggi, sebaliknya pH rendah akan berbahaya bila berbarengan dengan
kandungan H2S yang tinggi serta suhu air yang tinggi akan sangat sensitif terhadap
38
perubahan pH air. Perubahan pH di air dipengaruhi oleh CO2, asam organic (sisa
pakan), asam mineral (asam sulfat), dan kapur. Peningkatan CO2, asam organic dan
asam mineral akan meningkatkan keasaman air, sebaliknya penambahan kapur akan
menurunkan keasaman air (basa). pH optimal untuk kegiatan budidaya perikanan
adalah 7 – 8,5. Pengukuran ph sudah dilakukan di UKBAT Wonocatur setiap 1 jam
sekali dengan grafik sebagai berikut.
Nitrit
Nitrit adalah hasil dekomposisi ammonia oleh bakteri melalui proses nitrifikasi.
Pada konsentrasi rendah, nitrit dapat mengganggu aliran oksigen di dalam sel.
Intensitas transportasi oksigen di dalam sel menurun, umumnya terjadi di kegiatan
budidaya dengan system intensif. Tingginya konsentrasi nitrit terjadi karena suhu air
yang fluktuatif, yang berdampak pada siklus nitrogen terputus akibat penurunan
jumlah plankton atau aktivitas bakteri. Penurunan aktivitas plankton disebabkan oleh
suhu air yang rendah, nutrisi yang terbatas, cuaca mendung terus, dan ada
penggunaan herbisida berlebih.
Nitrat
Nitrat adalah bentuk umum kombinasi nitrogen yang terdapat diperairan alam.
NO3 dapat menjadi nitrit oleh proses biokimia (denitrikasi) biasanya dibawah kondisi
an aerob. Ion nitrit secara cepat dapat di oxidasi menjadi nitrat.
39
Ammonia
Amonia dalam bentuk ion bersifat tidak beracun (NH4-) bagi ikan, bisa menembus
insang. Amonia bukan ion bersifat racun bagi ikan, tidak bisa menembus insang.
Amonia berasal dari ekresi ikan, dekompoisi sisa pakan, alga, tumbuhan air dan
sedimen bahan organik oleh bakteri. Daya racun ammonia dipengaruhi oleh pH,
oksigen, CO2, suhu air. Daya racun ammonia meningkat dengan meningkatnya suhu
air dan pH. Peningkatan 1 nilai pH akan meningkatkan 10 x daya racun ammonia.
Phospat
Phospat adalah sebuah ion poliatomik atau radikal terdiri dari 1 atom fosforus
dan 4 oksigen. Dalam bentuk ionik, fosfat membawa sebuah -3 muatan formal, dan
dinotasikan PO43-. Fosfat merupakan satu-satunya bahan galian (diluar air) yang
mempunyai siklus, unsur fosfor dialam diserap oleh makhluk.
40
BAB III
PENUTUP
1. Kesimpulan
A. Jadi dapat disimpulkan bahwa persiapan kolam yang berada di UKBAT Cangkringan sudah baik
karena tahapan persiapan kolam yang terdiri dari pengeringan kolam, pembalikan tanah dan
pengapuran yang sudah dilakukan.
B. Jadi dapat disimpulkan bahwa pemilihan induk di UKBAT Cangkrigan sudah terlaksana dengan baik
sebab dapat menghasilkan benih-benih ikan yang bermutu bagus.
C. Untuk Pendederan sendiri di UKBAT Cangkringan telah menerapkan di berbagai kolam, kolam
beton maupun kolam tanah.
D. Untuk pemeliharaan induk nila sendiri di UKBAT Cangkringan telah mengoptimalkan kematangan
gonad indukan dengan cara memelihara indukan jantan maupun betina di kolam berbeda.
E. Jadi dapat disimpulkan bahwa persiapan kolam yang berada di UKBAT Wonocatur sudah baik
karena tahapan persiapan kolam yang terdiri dari pengeringan kolam, penggemburan tanah,
dan pengapuran yang sudah dilakukan.
G. Untuk pakan fermentasi sendiri UKBAT Wonocatur telah menggunakan bahan-bahan yang telah
H. Untuk pemeliharaan indukan lele di UKBAT Wonocatur sendiri telah optimal, dilhat dari setiap
Kolam yang terpasang outlet dan inlet yang berguna sebagai jalan masuk ataupun keluar air.
I. Daphnia sendiri adalah pakan alami yang dibudidayakan di Laboratorium Pakan Alami, dimana
Hal tersebut merupakan penerapan yang baik untuk mengurangi penggunaan pakan pellet.
J. Spirullina sendiri termasuk tumbuhan yang banyak manfaat bagi ikan maupun bagi manusia,
Spirullina sendiri dapat dijadikan sebagai bahan-bahan cosmetic untuk mempercantik diri.
K. Untuk parasit sendiri dapat disimpulkan dari data diatas bahwa kebanyakan parasite dari sampel
Yang di amati terdapat Trichodina spp. ,Dactylogyrus spp. ,Gyrodactylus spp. ,Ichthyophthirius
multifiliis, Zoothamnium spp. .
41
L. Untuk bakteri sendiri kami menanam bakteri dari sampel ikan air tawar, dan berhasil menanam
Bakteri Aeromonas dan Pseudomonas, adapun di Lab keskanling terdapat juga hasil penanaman
Bakteri vibrio yan dimana bakteri tesebut termasuk bakteri air payau.
M. Dapat disimpulkan dari pengujian yang kami lakukan untuk uji virus pada sampel insang adalah
Negative.
N. Serta untuk kualitas air sendiri dapat disimpulkan bahwa kualitas air di BPTPB Cangkringan sudah
Dalam keadaan yang optimal untuk pembudidayaan ikan air tawar.
2. Saran
- Sarana dan prasarana lebih ditingkatkan dan ruangan lebih diluaskan.
- Penyediaan fasilitas lebih di perbanyak.
DAFTAR PUSTAKA
42
https://www.pertanianku.com/cara-mempersiapkan-kolam-beton-untuk-budidaya-ikan/
Ebook-Premium-Panduan-Budidaya-Nila
Davina Queenta Cintoko. (2022) Teknik Pembenihan Ikan Merah Nilasa. Fakultas Perikanan dan Kelautan Universitas
Diponegoro. Hal 6-7
Galih Dewangga Pratama-Ricky Setiawan. (2022) Teknik Pembenihan Ikan Nila. Fakultas Perikanan dan Kelautan Universitas
Airlangga. Hal 11
Shabrina Qurrota A’yun. (2022).KULTUR Spirullina platensis. Fakultas Sains dan Teknologi Universitas ‘Aisyiyah. Yogyakarta.
Hal.10-12.
Derry Ramdhani. (2015) Pembenihan dan Pembesaran Ikan Nila Merah Nilasa. Fakultas Teknologi Produksi dan Manajemen
Perikanan Budidaya Progam Diploma Institut Pertanian Bogor. Hal 22,11
Annisa UI Fitriyah. (2022).Efektivitas Penambahan Nutrien Berbeda Terhadap Pertumbuhan Pakan Alami Daphnia sp. Fakultas
Sains dan Teknologi Universitas ‘Aisyiyah Yogyakarta. Hal 22-23.
Andi Rizal. (2020) Teknik Pembenihan Ikan Lele Mutiara Dengan metode Buatan. Progam Studi Manajemen Jurusan Manajemen
Politeknik Negeri Jember. Hal 16-17 dan 20-21.
https://www.minapoli.com/info/lebih-bergizi-dengan-fermentasi
https://dislautkan.jogjaprov.go.id/web/detail/332/pelayanan_uji_kesehatan_ikan_dan_lingkungan_di_bptpb
https://www.alodokter.com/infeksi-parasit
Buku Monitoring Kesehatan Ikan Dan Lingkungan (2017). Hal. 27,37,43.
https://www.google.com/search?q=uji+virus+pada+ikan&client=ms-android-xiaomi-
rev1&hl=id&biw=360&bih=589&prmd=inv&sxsrf=ALiCzsy0v_He0jAXU2dFnGFCQB_dhQqrBA:1663677125804&s
ource=Inms&sa=X&ved=0ahUKEwjBo-qgsKP6AhWgRWwGHVtgC7QQ_AUIBg
LAMPIRAN
44
Trichodina sp. Dactylogyrus spp. Zoothamnium spp.
Argulus sp.
45
Lampiran 3. Hasil pengamatan uji bakteri TCBS: Vibrio cholerae (kuning), Vibrio parahaemolyticus
(hijau) ; TSA : Aeromonas hydrophila (kuning pucat) ; GSP : Pseudomonas sp. (pink/merah muda)
TCBS TCBS
TSA GSP
46
Lampiran 4. Hasil Pengamatan Uji Virus KHV
47
48
49
50
51
52
53
54
55
56
57
3
58
59
60
61
62
63
64
65
66
67
68