di Kota Gorontalo)
Penelitian
OLEH :
KASMAWATI SYAHRAIN
281417035
JURUSAN SOSISOLOGI
2022
1
2
KATA PENGANTAR
Puji syukur saya panjatkan kehadirat ALLAH SWT, Karena hanya dengan
penyelesaian proposal ini banyak pihak yang ikut memberikan bantuan baik
material maupun spiritual. Oleh karena itu, penulis mengucapkan banyak terima
kasih dan penghargaan yang setinggi tingginya. Hanya doa yang dapat penulis
panjatkan semoga segala bantuan yang telah diberikan mendapatkan balasan dari
ALLAH SWT.
Proposal ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu kritik dan
saran yang bersifat konstruktif dari berbagai pihak sangat kami harapkan demi
ini akan banyak memberikan manfaat bagi para pembaca, baik mahasiswa
Kasmawati Syahrain
3
LEMBARAN PENGESAHAN...........................................................................
KATA PENGANTAR
4
3.7 Reduksi Data.................................................................................................36
3.8 Penyajian Data .............................................................................................36
Menarik Kesimpulan/Ferivikasi..........................................................................36
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................38
5
BAB 1
PENDAHULUAN
yang diluar dari kebiasaan serta dianggap tidak wajar. Hal ini dikarenakan gay
adalah orang yang mengalami ketertarikan emosional, romantik, seksual atau rasa
Sedangkan perilaku Gay itu sendiri adalah hubungan seks antara orang yang
Seperti yang diketahui bahwa manusia adalah mahluk sosial tidak pernah
lepas dari proses sosialisasi yang merupakan tempat belajar dalam masyarakat.
Pada masyarakat tersebut ada norma-norma yang mengatur dan merupakan kaidah
pokok yang di terima secara utuh oleh masyarakat secara umumnya. Norma
tersebut di antaranya adalah norma agama, norma kesusilaan, norma hukum dan
melarang sama sekali bahkan menjadi tabu. Fenomena gay ini sendiri jika dilihat
berbagai aturan ataupun dari norma dan nilai yang berlaku dalam masyarakat.
1
Lahmi Saputra. Skripsi : “Fenomena Gay Dalam Masyarakat Desa Kayuara Kecamatan Rambang Kuang Kabupaten
Ogan Ilir “(Palembang : Unsri, 2018 ) hlm13
6
Deviasi atau penyimpangan itu sendiri dapat diartikan sebagai perilaku
yang diluar kebiasaan dari tendensi sentral atau ciri-ciri karakteristik rata-rata dari
objek sosial dan realitas merupakan totalitas dari objek-objek sosial seseorang.
(Kartono: 11)2
teori antara lain melalui pendekatan Dramaturgi Erving Goffman Temuan lain
penganiayaan, hingga hukuman mati seperti yang pernah terjadi pada negara-
7
orang-orang yang memiliki orientasi homoseksual memilih untuk menutupi
Berdirinya beragam komunitas ini diwarnai dengan latar belakang yang berbeda.
Namun tujuan utamanya serupa yaitu sebagai wadah bagi kaum homoseksual
dimilikinya. Perjuangan mereka sekarang ini bukan hanya untuk diakui dan
diterima secara terbuka oleh masyarakat. Isu yang mereka angkat adalah
Peneliti menyadari bahwa masih belum ada kajian yang menyoroti perilaku
dalam hal ini yaitu kaum homoseksual. Sehingga penelitian ini ingin mengetahui
informasi yang menjadi gaya hidup mereka. Salah satu agar mereka terhubung
dengan masyarakat sekitar nya yaitu dengan melakukan interaksi. Karena pada
interaksi dengan masyarakat lain. oleh sebab itu, realita kehidupan bermasyarakat
sosialnya.
Gay Dalam hal ini mereka pacaran di kenalkan oleh teman mereka yang
single misal dia bottom (orang yang bertindak sebagai perempuan) Top (orang
8
yang bertindak sebagai laki - laki) dan jika ada merasa kecocokan satu sama lain
mereka akan berpacaran. Dan interaksi yang di lakukan oleh Gay di Kota
menggunakan interaksinya misal sesama (Teman) ada teman Gay dan temanya
tentang makanan Favorit, film Favorit, dan hobi lainya. Seperti heteroseksual
ketertarikan yang sama, olahraga juga sama, tapi untuk hal - hal interaksinya
sama.
hubungan berpacaran ada nama khusus dari mereka yaitu BF (seperti layaknya
pacaran cowok dan cewek) sama seperti hubungan heteroseksual lainya ada
Bottom (bertingkah sebagai perempuan) dan Top (bertingkah seperti laki - laki)
dan mereka bertemu ada yang satu profesi, membahas tentang hubungan
profesional kerja, membahas tentang hobi misal film yang di sukai misal film
Gay tersebut mereka juga mempunya pasangan walaupun sesama laki - laki
gay berbedanya mereka kalau heteroseksual membahas tentang pria dan wanita
sedangkan Gay membahas pasangan sesama laki - laki dengan perlakuan mereka
seperti Bottom (bertindak sebagai perempuan) Top (Bertindak sebagai laki – laki).
9
Merujuk dari kondisi dan permasalahan yang di hadapi oleh kaum
tentunya tidak dapat di terima oleh masyarakat dan kembali lagi pada pribadi
sendiri bahwa gay tersebut tidak dapat membuka diri pada masyarakat dengan
identitas bahwa ia adalah seorang gay atau tidak.Gay juga di sisi lainyang tidak
bisa menerima mereka adalah seorang gay contohnyagay dalam ruang lingkup
kecil teman - teman terdekat mereka, atau sesama ruang lingkup Gay dan adanya
identiitas asli mereka agar membuat orang lain tidak mengetahui identitas dirinya
Kaum gay membangun relasi antara sesama gay untuk menjaga eksistensi
mereka dengan interaksi sosial yang berbeda dengan masyarakat pada umumnya
dengan adamya interaksi yang di lakukan oleh gay dengan Masyarakat sekitar
membuat bahasa atau memberi makna lain pada bahasa yang ada sehingga hal
Gay tersebut membuat ruang bagi mereka di Kota Gorontalo sendiri gay
10
teman, bahkan pasangan hidup mereka. Sehingganya hanyaorang- orang yang
bisa menerima bahwa orang tersebut adalah Gay. Mereka juga tidak ingin
membuat orang lain mengetahui identitas dirinya yang asli bawa dia adalah
seorang Gay tetapi dia adalah orang yang open minded (pikiran terbuka)
pemikiran orang - orang sekitar demikian lahGay akan bisa terbuka. dan di terima
atau tidak nya kehadiran Gay itu tergantung dari pemikiran lingkungan orang -
orang sekitar bahwa Gay bisa di terima atau tidak. Jika orang yang tidak bisa
menerima keadaan mereka, mereka akan membahas agama, budaya, sehingga Gay
tersebut tidak dapat di terima oleh lingkungan bisa di terima dan tidak bisa
membuka diri.
berpacaran akan menjadi seperti pasangan lainya pada umumnya cewek dan
cowok maka dari itu mereka menyembunyikan identitas mereka terhadap teman -
dahuludan peneliti terdorong untuk melakukan penelitian lebih dalam lagi, karena
mendapatkan kejelasan secara detail sehingga nya peneliti tertarik membuat judul
11
yaitu Interaksionisme Simbolik Pemuda Gay (Studi Tentang Kehidupan Gay
1.3Tujuan Penelitian
1.4Manfaat penelitian
1. ManfaatTeoritis
hambatan dalam interaksi sosial pada homoseksual dan dapat juga di jadikan
sebagai bahan perhatian awal yang mendasari penelitian yang lebih gluas
2. Manfaat Praktis
12
Bagi Peneliti, penenltianinidiharapkandapatmenjadi pengalamanpribadi
13
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
Life. Dalam buku ini Goffman yang mendalami fenomena interaksi simbolik
merespon Iingkungan termasuk obyek fisik (benda) dan Obyek soslal (perilaku
negoslasi itu dimungkinkan karena manusia mampu mewarnai segala sesuatu bukan
hanya obyek fisik, tindakan atau peristiwa (bahkan tanpa kehadiran obyek fisik,
Ketiga, makna yang interpretasikan individu dapat berubah dari waktu ke waktu, sejalan
3
Dr pin pin, Perananan Keluarga Tjong Yong Hian. (Malang. Literasi nusantara, 2020).
4
Dr Abu Tazid, Interelasi Disiplin Ilmu Sosiologi: Catatan Kunci dan Ikhtisar Teoritik. (Surabaya. Cv. Jaked Media
Publiishing , 2020).
14
dengan perubahan situasi yang di temukan dalam interaksi sosial, perubahan interpretasi
pengaruh yang di timbulkan penafsiran orang lain terhadap identitas atau citra -
diri individu yang merupakan objek interpretasi, yang lebih jauh di Jabarkan
sangat kritis, dalam perjalanan akademis Goffman banyak di pengaruhi oleh studi
dengan studi antropologi sosiao sehingga menghasilkan satu perspektif yang khas.
untuk menghadirkan suatu citra diri tertentu karena masyarakat memaksa kita
untuk beralih bolak - balik antara banyak peran yang rumit, yang juga membuat
oleh Erving Goffman pada 1959. Goffman memberikan teori dramaturgi yang
jauh berbeda dengan apa yang menghadapi permasalahan yang mungkin mereka
temui, dan juga bagaimana ia mengatasi masalah tersebut. Namun, kerap sekali
menyebutnya sebagai front stage dan bock stage. Di mana dijelaskan dalam
5
ibid
6
Wahyudin Bakri, Biografi tokoh – tokoh Sosiologi Klasik sampai post modern. (Parepare. Nusantara press, 2020
15
Nasrultah bahwa font stage merupakan individu yang menampilkan hal apa yang
dijelaskan sebagai identitas ash dan sang aktor. 7front stage Goffman membaginya
menjadi setting dan personal front. Setting merujuk pada “adegan” fisik yang
biasanya harus ada saat aktor menampilkan pertunjukkannnya. Tanpa hal mi,
aktor tidak akan bisa untuk menampilkan pertunjukan yang ada. Contohnya, man
kita lihat beberapa profesi di sekitar kita, pilot misalkan. Ia tidak akan mampu
setting dan front personal.. Goffman membagi front personal mcnjadi dua:
pcnampilan dan gaya. Penampilan ialah berbagai jenis barang yang mengenal kan
kepada kita mengenai status sosial aktor, sementara gaya brfungsi mengenalkan
kepada penonton mengenai peran macam apa yang diharapkan aktor untuk
dimainkan dalam situasi tertentu. Dalam tradisi pertunjukan, status sosial aktor
tampak sangat dominan, demikian pula peran yang dimainkan oleh aktor tersebut.
sesungguhnya dari aktor. Apa yang tampak di depan tidak mesti merupakan yang
terjadi di belakang. Ruang ganti dan ruang pemain adalah tempat yang hams
disterilkan dan penonton. Sebab, ada sesuatu yang memang tidak akan
7
ibid
8
Ascharisa Mettasya Afrilia dan Anisa Setya Arifina, Buku ajar komunikasi Intrpersonal. (Jawah Tengah. Pustaka rumah
cinta, 2020).
16
ditampakkan ketika aktor melakukan perannya di panggung depan. Selain dua hal
ini, ada juga bidang residual, yakni yang tidak termasuk dalam frontt stage dan
juga back stage. Di ruang ini, seorang aktor memainkan dininva sendiri dalam
situasi yang bukan front stage dan back stage. (buku Agama Pelacur)
dan setiap identitas tersebut merupakan bagian kejiwaan psikologi yang mandiri.
Identitas manusia bisa saja berubah - ubah tergantung dan interaksi dengan orang
dan tujuan kepada orang lain melalui “pertunjukan dramanya sendiri”. Konsep
verbal lain, hal ini tentunya bertujuan untuk meninggalkan kesan yang baik pada
lawan interaksi dan memuluskan jalan mencapai tujuan. Oleh Goffman, tindak an
Goffman juga melihat bahwa ada perbedaan akting yang besar saat aktor
berada di atas panggung (“front stage”) dan di belakang panggung (“back stage”)
drama kehidupan. Kondisi akting di front stage adalah adanya penonton (yang
melihat kita) dan kita sedang berada dalam bagian pertunjukan. Saat itu kita
berusaha untuk memainkan peran kita sebaik - baiknya agar penonton memahami
17
tujuan dan penilaku kita. Penilaku kita dibatasi oleh konsep - konsep drama yang
bertujuan untuk membuat drama yang berhasil (lihat unsur-unsur tersebut pada
impression mana gement di atas). Sedangkan back stage adalah keadaan dimana
kita berada di belakang panggung, dengan kondisi bahwa tidak ada penonton.
satu teori sosiologi yang mengkaji tindakan sosial dan indiviclu atau kelompok
bagian dan kajian ilmu yang rerdapat dalam pembahasan mengenai din seorang
mi kandidat mernainkan peran clalarn dua bagian kehidu pan mereka, yakni front
stage (panggung depan) dan back stage (panggung belakang) mereka yang
18
khalavaknva. Pcngelolaan kesan tersehur dilakukan haik terhadap sirnhol verbal
mempunyai orientasi seksual terhadap sesama laki-laki. Pada mulanya, kata “gay”
Inggris kata ini juga mempunyai makna “homoseksual” (sekitar tahun 1800).
Seiring dengan jalannya waktu, istilah gay lebih banyak digunakan untuk
bukan semata-mata menunjukkan rasa ketertarikan seks sesama jenis, namun juga
seseorang yang mempunyai orientasi seks sesama jenis. Istilah ini menjadi sebuah
tidak mengidentifikasikan dirinyasebagai gay, maka kita tidak dapat menyebut dia
sebagai seorang gay. Sebaliknya, seseorang gay sudah pasti mempunyai SSA.
Kata “gay” sebenarnya berlaku untuk semua jenis kelamin, laki-laki dan
wanita. Akan tetapi, akhir-akhir ini wanita yang mengidentifikasi dirinya sebagai
19
gay lebih menyukai istilah “lesbian”. Dengan kata lain, lesbian adalah gay
pernikahan sesama jenis di Amerika Serikat dan 14 negara bagian sisanya tidak
setuju. Amerika Serikat adalah Negara ke-21 yang melegalkan pernikahan sesama
jenis.
Masyarakat Indonesia juga ikut terkejut, bahkan seakan baru sadar kalau
kaum Gay itu juga ada di Indonesia. Selama ini penduduk Indonesia masih
menganggap bahwa pernikahan sesama jenis tidak akan terjadi di sini tetapi lupa
sesama jenis di Bali dan Boyolali pada tahun 2015, kita baru tersadar.
tahun 80-an, yaitu dengan berdirinya Lamda pada 1 Maret 1982, organisasi
terbuka dan resmi yang menaungi kaum gay di Indonesia. hingga kini pelegalan
gay di Indonesia tetap menemui jalan buntu karena masih banyak orang Indonesia
yang tidak setuju tentang keberadaannya. Selain itu dasar Negara kita
sulit terjadi pengesahan pernikahan sesama jenis, agama adalah urusan masing-
masing individu sehingga tidak bisa masuk dalam UU atau peraturan pemerintah.
Entah kamu terkejut atau tidak dengan fakta ini, yang jelas sebagai masyarakat,
9
Sinyo, Anakku bertanya tentang LGBT. (Jakarta. PT Elex Media komputindo kompas gramedia,2014)
20
kita selama ini terlalu menyepelekan hal ini. Jangankan soal gay, arti gay saja
Keluarga, ada pasangan lawan jenis sebagai suami dan istri. Nah, gay ini adalah
sebagai pasangan suami istri. Tidak semua orang yang memiliki ketertarikan
kepada sesama jenis mengakui kalau itu adalah anugrah yang diberikan Allah dan
2016). 10
Menurut Sinyo, seorang penulis buku non fiksi dan aktif di bidang sosial
terjadi sejak masa balita, yang kalau dibiarkan saja akan sampai ke orientasi
1) Salah panutan
Seorang anak salah mengambil panutan karena dipaksa oleh situasi dan
kondisi keluarga. Misalnya seorang anak laki-laki mengambil peran panutan dari
ayah, kekerasan rumah tangga, dll. Seorang anak dibiarkan mengambil panutan
secara demokratis.
10
ibid
21
Berbeda dengan salah panutan yang terjadi karena situasi dan
kondisi,maka poin ini terjadi karena seorang anak salah mengambill panutan
terjadi di Indonesia.
karena biasanya terjadi pada anak bungsu, tunggal, satu-satunya jenis kelamin
dalam keluarga, atau anak yang di‘istimewakan’ dalam sebuah keluarga dengan
bahwa pemicunya adalah ketika seroang anak yang terlalu dimanjakan oleh orang
tua sehingga membunuh karakter kelakia nnya, sedangkan trauma jiwa seperti
pembelokan itu. Misalnya pelecehan seksual, bully, pola pengasuhan anak, atau
yang lain. Kebanyakan hal ini terjadi di atas usia balita (Sinyo, 2016: 31-32).
22
Master (dalam Nurul 2017) mengelompokkan homoseksual ke dalam 5
1) Close-couple
yang hampir sama dengan pernikahan yang dilakukan oleh kaum heteroseksual.
Homoseksual jenis ini memiliki masalah yang sedikit, pasangan seksual yang
lebih sedikit, dan frekuensi yang lebih rendah dalam mencari pasangan seks
2) Open-couple
memiliki pasangan seksual yang banyak, dan menghabiskan waktu yang lebih
3) Functional
4) Dysfunctional
5) Asexual
23
Ketertarikan terhadap aktivitas seksual rendah pada kelompok ini, dan cenderung
kepada sesama jenis, di dunia secara umum, gay merupakan suatu tema yang
1) Pendukung
(a) Sebagian pro gay masih percaya bahwa orientasi seksual tidak dapat
(genetikal atau lebih terkenal khusus untuk komunitas gay dengan sebutan
seksualnya, mendapat perlakuan yang sama dan sederajat, bebas dari rasa
24
berkumpul atau kaum gay berkumpul banyak ditemukan bahwa
2) Penghambat
(a) Hukum agama yang melarang tindakan seksual kepada sesama jenis. Hal
ini tidak hanya ada di dalam agama Islam seperti yang sudah dijelaskan
(b) Dari sisi biologis, perilaku seksual sesama jenis dapat mengakibatkan
(c) Dari sisi sosiologi, perilaku seksual sesama jenis dapat mengurangi jumlah
(e) Perilaku seksual dengan sesama jenis dapat memperparah rusaknya moral,
karena seks bebas akan semakin marak dan semakin sulit dikontrol. Ini
disebabkan control sosial pada hubungan sesama jenis lebih sulit dideteksi
enam tipe hubungan sosioseksual yang terdapat pada gay (dalam Pengertian gay
25
dan jenis hubungan, landasanteori.com diakses 19 januari 2021). Adapun keenam
sebagai “teman atau sahabat dekat” yang dimana persahabatan ini dijaga
individu yang lebih muda ‘dipelihara’ oleh individu yang lebih tua, yang
tersebut. Bentuk hubungan ini sangat tidak stabil dan kemungkinan untuk
besar.
(“One night stand”) merupakan tipe hubungan yang paling sering terjadi.
terlalu mereka kenal dan tujuan utama mereka hanyalah aktifitas seksual
26
dan organisme. Perilaku promiscuous ini bisa disebabkan karena faktor
penting. Hubungan ini didasarkan pada konsep cinta, bukan hanya seksual.
masing.
2) Perilaku seksual sesama jenis, antara umur 12-15 tahun. 3) Identifikasi sebagai
gay atau lesbian, antara umur 15-18 tahun. 4) Kedekatan dengan sesama jenis,
27
antara umur 17-19 tahun. 5) Pengembangan hubungan romantis sesama jenis,
yang mungkin saja dialami oleh kaum homoseksual yang lebih muda. Banyak
diantara mereka yang merasa lebih bebas daripada masa sebelumnya untuk
mendeklarasikan identitasnya.
28
DIAGRAM ALIR PENELITIAN
Rumusan
Input Proses Output
Masalah
Interaksionisme
Simbolik
Mengkaji secara
Deskriptif Untuk mengetahui
kualitatif tentang Bagaimana
Pemuda Gay Interaksionisme Interaksionisme
Bagaimana Simbolik pemuda Simbolik
Interaksionisme Gay di Kota Kehidupan
Simbolik Teori Gorontalo Pemuda gay Di
Kehidupan (Perjumpaaan) Kota Gorontalo
Pemuda gay Di Erving
Kota Gorontalo Goffman
Kelurahan Teori
Molosipat W Darmaturgi
Kecamatan Kota (Impression
Barat Management)
Erving
Goffman
29
BAB III
METODE PENELITIAN
masalah berupa fakta-fakta saat ini dari suatu populasi yang meliputi kegiatan
yang berlaku, membuat perbandingan atau evaluasi, dan menentukan apa yang
dilakukan orang lain dalam menghadapi masalah yang sama dan belajar dari
pengalaman mereka untuk menetapkan rencana dan keputusan pada waktu yang
30
a. Lokasi penenilitian di Kelurahan Molosipat W Kecamatan Kota Barat Kota
kelurahan kota dan terdapat beberapa orang yang tergolong dalam identitas
gay.
penelitian yang telah di tetapkan sebelumnya. Dari hasil penelitian ini juga,
peneliti berharap akan memperoleh informasi yang mendalam, serta akan menjadi
penelitian.
31
3.4 Sumber Data
Data yang diperoleh langsung dari sumber asli (tidak melalui media
perantara). Data primer dapat berupa opini subjek (orang) secara individual atau
hasil pengujian. Metode yang dilakukan dalam pengumpulan data primer bisa
didapatkan dari kegiatan wawancara dan observasi yang sudah dipaparkan pada
baris sebelumnya.
observasi. Pada penelitian ini peneliti memiliki cara dengan membaca artikel
tulisan yang memuat tentang subjek penelitian, mengetahui dari catatan serta
sekunder umumnya berupa bukti, catatan atau laporan historis yang telah
tersusun dalam arsip (data dokumenter) yang dipublikasikan dan yang tidak
dipublikasikan.
32
3.5 Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini ada tiga jenis, yakni
dengan (1) Observasi, (2) Wawancara, dan (3) Dokumentasi. Hal ini sebagaimana
dijelaskan penjabaran dari ketiga teknik pengumpulan data di bawah ini sebagai
berikut:
3.5.1 Observasi
hendak diteliti serta mencatat hal-hal yang terkait dengan permasalahan penelitian
dan yang dianggap penting. Seperti, kegiatan mereka pada saat mereka melakukan
aktifitas sehari-hari. Teknik ini pun bisa dilakukan dengan cara peneliti bisa
mengambil bagian atau ikut melakukan aktivitas yang menjadi penelitiannya, hal
ini bertujuan untuk mengetahui permasalahan lebih mendalam agar data yang
didapat nantinya benar-benar akurat. Adapun yang menjadi fokus dalam obserasi
gay, nantinya peneliti akan mengikuti kemana masyarakat yang tergolong dalam
identitas gay dan mencatat tempat yang dikunjungi dan segala aktivitas yang
33
dilakukan oleh masyarakat tersebut. Jenis observasi yang dilakukan dalam
penelitian ini adalah jenis observasi yang terbuka, dimana diperlukan komunikasi
yang baik dengan objek yang diteliti sehingga mereka dengan sukarela dapat
menerima kehadiran peneliti. Selain itu, observasi yang dilakukan juga merupakan
observasi yang tidak terstruktur, dimana peneliti tidak mengetahui dengan pasti
aspek-aspek apa yang ingin diamati dari objek penelitian. Namun peneliti harus
mengamati seluruh hal yang terkait dengan aktivitas yang dilakukan oleh
3.5.2 Wawancara
dilakukan oleh dua pihak, yaitu pewawancara yang mengajukan pertanyaan dan
(Moleong, 2002:20).
dengan wawancara peneliti dapat menggali tidak saja apa yang diketahui dan
dialami subjek yang diteliti, akan tetapi apa yang tersembunyi jauh di dalam diri
hal-hal yang bersifat lintas waktu, yang berkaitan dengan masa lampau, masa
mendalam, karena ingin mengetahui tentang ruang lingkup interaksi sosial gay.
Wawancara dilakukan pada orang yang tergolong dalam identitasnya sebagai gay
34
dengan cara tanya jawab dengan pertanyaan tentang interaksi sosial gay.
3.5.3 Dokumntasi
Dokumen adalah setiap bahan tertulis ataupun film sumber tertulis yang
dapat terbagi atas sumber buku dan majalah ilmiah, sumber dari arsip, dokumen
pribadi, dan dokumen resmi (Moleong, 2002:54). Dokumentasi yaitu mencari data
mengenai hal-hal atau variabel yang berupa catatan, transkrip, buku, surat kabar,
metode lain, metode ini tidak begitu sulit, dalam arti apabila ada kekeliruan
sumber datanya masih tetap, belum berubah. Dengan metode dokumentasi yang
dokumentasi merupakan sumber data yang stabil, menunjukkan suatu fakta yang
telah berlangsung dan mudah didapatkan. Data dari dokumentasi memiliki tingkat
sumber data yang kaya untuk memperjelas identitas subjek penelitian, sehingga
dicari oleh peneliti berupa gambar atau foto dan catatan-catatan kegiatan
35
peneliti langsung membukukannya dalam bentuk laporan penelitian. Adapun
penyederhanaan dan tranformasi data kasar yang muncul dari catatan-catatan dan
yang terkumpul.Aspek yang direduksi adalah ruang lingkup interaksi sosial gay.
kemudiandipilihdandikelompokkanberdasarkankemiripan data.
tertentu dari aspek yang diteliti. Penyajian data penelitian kualitatif bisa dilakukan
dalam bentuk uraian singkat, bagan, hubungan antar kategori, dan sejenisnya
yang utuh.Simpulan ini dibuat berdasarkan pada pemahaman terhadap data yang
telah disajikan dan dibuat dalam pernyataan singkat dan mudah dipahami dengan
ini pengumpulan data, reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan
sebagai suatu yang terkait pada saat sebelum dan sesudah pengumpulan data.
36
Pengumpulan Data Penyajian Data
37
DAFTAR PUSTAKA
Buku :
Erlangga
Wacana Media.
Sinyo. 2016. Loe Gue Butuh Tahu LGBT. Jakarta : Gema Insani.
Skripsi :
Di Kota Medan.
Hidayati ulil azmi Nurul 2017 Judul : Interaksi Simbolik Kaum Gay
Internet :
https://www.silabus.web.id/dramaturgis-goffman/
38
http://www.landasanteori.com/2015/09/pengertian-gay-jenis-tipe-
2022
http://Jakarjunablog.blogspot.co.id/2011/03homoseksuallesbiangaybiseksual-
Sri Lestari. 2016 Kelompok pro dan anti-LGBT sama – sama gelar aksi di
Yogyakarta.
http://www.bbc.com/indonesia/berit_indonesia/2016/02/160223_indonesia_demo
39
KALENDER PENELITIAN
40