Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH

“ Penyimpangan Seksual ( HOMOSEKSUAL)”

Disusun Oleh:
Chindy Claudya Paparang
NIM: 201441220

UNIVERSITAS KRISTEN INDONESIA TOMOHON


YAYASAN GMIM Ds. A.Z.R WENAS
FAKULTAS TEOLOGI
2017
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT atas limpahan dan berkat-Nya sehingga
penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul Trend LGBT dalam
Pandangan Masyarakat Indonesia ini dengan baik. Makalah ini disusun sebagai
salah satu tugas mata kuliah umum Ilmu Sosial dan Kebudayaan Dasar (ISBD).
Makalah ini menjelaskan dan membahas lebih dalam mengenai kasus Lesbian,
Gay, Biseksual dan Transgender (LGBT) dengan bahasa yang lebih mudah untuk
di cerna dan di pahami.
Makalah ini ditulis dari hasil penyusunan data-data sekunder yang penulis
peroleh dari buku panduan yang berkaitan dengan Ilmu Sosial dan Kebudayaan
Dasar, skripsi yang membahas tentang LGBT, serta infomasi dari media massa
yang berhubungan dengan kasus LGBT yang popular sekarang ini.
Penulis berharap, dengan membaca makalah ini dapat memberi manfaat
bagi kita semua, dalam hal ini dapat menambah wawasan kita mengenai trend
LGBT yang marak di perdebatkan saat ini. Akhir kata, mungkin dalam penulisan
makalah ini masih banyak kekurangan. Kritik dan saran tentunya sangat kami
harapkan demi perbaikan dan kesempurnaan. Akhirnya penulis mengucapkan
terima kasih yang sebesar besarnya kepada semua pihak yang telah membantu
dalam penyusunan makalah ini, sehingga makalah ini dapat terselesaikan.

Jember, 6 Maret 2016

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .............................................................................................i

DAFTAR ISI.......................................................................................................... ii

BAB 1. PENDAHULUAN .....................................................................................1

1.1 Latar Belakang ............................................................................................... 1

1.2 Rumusan Masalah .......................................................................................... 2

1.3 Tujuan .............................................................................................................2

1.4 Manfaat ...........................................................................................................2

BAB 2. LANDASAN TEORI ................................................................................3

2.1 Pengertian Manusia Sebagai Makhluk Individu ............................................3

2.2 Pengertian Manusia Sebagai Makhluk Sosial ................................................4

2.3 Pengertian Hak Asasi Manusia (HAM).......................................................... 5

BAB 3. PEMBAHASAN ........................................................................................ 7

3.1 Sejarah Perkembangan LGBT di Indonesia ...................................................7

3.2 Perspektif Masyarakat Indonesia tentang LGBT ...........................................8

3.3 Hukum Perkawinan Sesama Jenis di Indonesia ...........................................11

BAB 4. PENUTUP ..................................................................................................i

4.1 Kesimpulan .....................................................................................................5

4.2 Saran ...............................................................................................................5

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 14


BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Di Era sekarang ini sangat marak sekali kaum homo seksual yang terjadi

yang terjadi di dalam masyarakat, baik masyarakat Indonesia maupun masyarakat

di luar Indonesia. Mereka pada saat ini sudah tidak malu-malu dan sembunyi-

sembunyi untuk melakukan hubungan mereka, bahkan mereka sedang berusaha

agar sesama jenis maupun transjender ini dilegalkan di seluruh dunia, karena

mereka beranggapan bahwa hubungan yang mereka jalankan adalah merupakan

bagian dari hak asasi manusia juga.

Kita dapat melihat dan mendapati berbagai macam buku-buku majalah

maupun koran-koran yang membahas tentang homoseksual, dan kita juga dapat

mendengar pembahasan tentang masalah homoseksual melalui seminar-seminar

dan panel diskusi yang diadakan di mana-mana oleh para ahli sesuai bidangnya

masing-masing, bahkan kita dapat menjumpai klub-klub homoseksualitas yang

mulai muncul di berbagai kota di Indonesia, dari yang tersembunyi sampai yang

terang terangan. Dewasa kita mudah menemukan banyak gay di Indonesia

khususnya di salon-salon1. Secara keseluruhan bangsa Indonesia sendiri telah

melarang hal tersebut yang tercermin dalam hukum adat dan UU tentang

perkawinan di Indonesia yang telah diatur dalam pasal 1 nomor 1 tahun 1974

yang berbunyi: ”perkawinan ialah ikatan lahir batin antara seseorang pria dengan

1
Y Tolanda, D Ronda,"TINJAUAN ETIKA KRISTEN TERHADAP HOMOSEKSUALITAS" (Jurnal Jaffray,
2011 )
seorang wanita sebagai suami istri dengan tujuan membentuk keluarga (rumah

tangga) yang berbahagia dan kekal berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa”.

Dalam dunia sekarang ini, kita banyak melihat dan mendengar hal-hal

yang seolah-olah bertentangan dengan apa yang telah ditetapkan, baik itu menurut

etika maupun menurut Firman Tuhan. Hal-hal yang bersifat tabu dan bertentangan

dengan etika, telah menjadi ukuran dalam dunia sekarang ini, maka tidak heran

banyak orang terlibat dan terikut, atau karena tidak tahu dan tak ada patokan

moral yang mengukurnya termasuk masalah homoseksualitas. Dengan melihat

kenyataan tersebut di atas, penulis merasa terdorong untuk menuliskan dalam

bentuk makalah dengan judul “Penyimpangan Seksualitas (Homoseksual)”

1.2 Rumusan Masalah

a. Dalam perspektif secara umum apakah Homoseksual dibenarkan?

b. Bagaimana pandangan Alkitab tentang Homoseksual?

c. Apakah pilihan menjadi Homoseksual merupakan bagian dari kebutuhan

manusia ?

d. Apakah mungkin Homoseksual tersebut dapat dilegalkan di Indonesia?

4.2 Tujuan

a. Mengetahui definisi homoseksual


b. Mengetahui jenis-jenis homoseksual
c. Mengetahui prevalensi homoseksual
d. Mengetahui pandangan umum homoseksual
e. Mengetahui aspek norma agama terhadap homoseksual

1.4 Manfaat

Penyusunan makalah ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi


berbagai pihak :
1. Bagi civitas akademika dapat memberikan suatu pemahaman
mengenai homoseksual dari berbagai aspek.
2. Sebagai dasar untuk penyusunan karya tulis maupun penelitian lain
selanjutnya.

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Homoseksual


Homoseksual adalah rasa ketertarikan romantis dan/atau seksual atau

perilaku antara individu berjenis kelamin atau gender yang sama yang mempunyai

orientasi seksual, serta mengacu pada pola berkelanjutan atau disposisi untuk

pengalaman seksual, kasih sayang, atau ketertarikan romantis. Homoseksualitas

merupakan salah satu dari tiga kategori utama orientasi seksual, bersama dengan

biseksualitas dan heteroseksualitas. Konsensus ilmu-ilmu perilaku dan sosial dan

juga profesi kesehatan dan kesehatan kejiwaan menyatakan bahwa

homoseksualitas adalah aspek normal dalam orientasi seksual manusia, sehingga

pada tahun 1993 homoseksual tidak lagi masuk dalam dagnosis gangguan

kejiwaan2.

Istilah umum dalam homoseksualitas yang sering digunakan adalah lesbian

untuk perempuan pecinta sesama jenis dan gay untuk pria pecinta sesama jenis,

meskipun gay dapat merujuk pada laki-laki atau perempuan. Tidak jarang kaum

gay maupun lesbian memiliki komitmen serius untuk menjalani hidup, dan

dipermudah dengan kejelasan hukum atas statusnya, khususnya di negara-negara

eropa. Hubungan khusus sesama jenis ini acap kali mendapatkan dukungan,

celaan, bahkan kutukan, tergantung warna budaya yang berlaku di daerah mereka

bernaung, tetapi yang jelas bahwa pergerakan pengakuan keberadaan hak-hak

legal bagi orang-orang homoseksual, yang juga mencakup hak untuk menikah dan

kesatuan sipil, hak adopsi, dan pengasuhan, hak kerja, dan hak mendapatkan

jaminan sosial kesehatan telah diperjuangkan sejak akhir abad 193.

2
Wikipedia Indonesia "Homoseksualitas" http://id.wikipedia.org/wiki/Homoseksualitas
3
Fatmawati dkk, "TREND LGBT DALAM PANDANGAN MASYARAKAT INDONESIA".(Jember: 2016)
Beberapa kalangan merekomendasikan untuk sepenuhnya menghindari

penggunaan kata homoseksual karena memiliki sejarah yang buruk dan karena

kata tersebut hanya merujuk pada perilaku seksual seseorang (berlawanan dengan

perasaan romantis) dan dengan demikian memiliki konotasi negatif .Gay dan

lesbian adalah alternatif yang paling umum untuk digunakan bagi penyuka sesama

jenis. Istilah homoseksual pertama kali ditemukan pada tahun 1869 dalam sebuah

pamflet Jerman tulisan novelis kelahiran Austria Karl-Maria Kertbeny berisi

perdebatan melawan hukum anti-sodomi Pada tahun 1879, Gustav Jager

menggunakan istilah Kertbeny dalam bukunya, Discovery of The Soul (1880).

Pada tahun 1886, Richard von Krafft-Ebing menggunakan istilah homoseksual

dan heteroseksual dalam bukunya Psychopathia Sexualis, mungkin meminjamnya

dari buku Jager. Buku Krafft-Ebing begitu populer di kalangan baik orang awam

dan kedokteran hingga istilah "heteroseksual" dan "homoseksual" menjadi istilah

yang paling luas diterima untuk orientasi seksual.

2.2 Klasifikasi Homoseksual

Homoseksual yang merupakan salah satu varian orientasi seksual selain

biseksual dan heteroseksual ternyata dapat ditinjau dari berbagai latar belakang

yang berbeda, sehingga dapat diklasifikasikan menjadi empat macam, yaitu:4

4
Dorothy I. Marx, D.Theol"ETIKA KRISTEN DAN RESPONS TERHADAP
PERMASALAHAN SEKSUALITAS MASA KINI:
1. Homoseksualitas pertumbuhan

Homoseksualitas pertumbuhan terjadi pada masa pubertas, dimana seorang

anak laki-laki atau perempuan mulai ada ketertarikan dengan lawan jenis. Hal ini

berlangsung sementara sampai anak tersebut berani untuk mengakui bahwa

menyukai lawan jenis meskipun pada diri sendiri. Dalam tindakannya tidak harus

merujuk pada perbuatan seksual kepada sesama jenis, ketertarikan terhadap lawan

jenispun sudah dapat digolongkan dalam kategori ini.

2. Homoseksualitas darurat

Homoseksualitas ini terjadi karena seseorang tidak mempunyai kesempatan untuk

melakukan hubungan heteroseksual dengan berbagai alasan, dapat berupa tidak

berani terhadap lawan jenis ataupun karena faktor lingkungan yang tidak

memungkinkan melakukan aktifitas seksual tersebut. Homoseksual ini dapat

berlangsung sementara maupun menjadi menetap.Homoseksual yang bersifat

sementara akan berhenti ketika kesempatan melakukan hubungan heteroseksual

muncul, sedangkan bersifat tetap bila kesempatan hubungan heteroseksual tidak

kunjung muncul. .

Pseudohomoseksualitas

Homoseksualitas golongan ini tidak sepenuhnya penyuka sesama jenis,

hal ini dikarenakan hubungan homoseksual berdasarkan tekanan. Hubungan

homoseksual ini dapat berlangsung berkepanjangan karena tekanan yang

berkepanjangan juga. Umumnya yang menjadikan alasan bagi orang pada

golongan ini melakukan hubungan homoseksual adalah alasan ekonomi. Tidak

BIMBINGAN PRAKTIS" (STULOS, 2008) Hal123-146


menutup kemungkinan golongan pseudohomoseksual menjadi real homoseksual

karena latar belakang lamanya waktu menjalani hubungan homoseksual.

Homoseksualitas kecenderungan

Homoseksualitas ini sangat dipengaruhi dengan lingkungan dan

pembawaan seseorang. Jika seorang pria berada dalam keluarga yang mempunyai

banyak anggota homoseksual ataupun berada dalam komunitas homoseksual

maka ia dapat turut melakukan hubungan homoseksual.

2.3 Prevalensi Homoseksual

Tidak terdapat sumber pasti yang mengatakan jumlah penyuka sesama jenis

(gay dan lesbian) di Indonesia, namun telah tercatat beberapa survey yang

dilakukan oleh lembaga- lembaga seperti Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM)

serta organisasi- organisasi sosial lainnya, serta Depkes.

Menurut hasil survey Yayasan Pendidikan Kartini Nusantara secara nasional

jumlah homoseksual mencapai 1% dari total penduduk Indonesia yaitu sekitar 2

juta jiwa. Data statistik lain juga menunjukkan bahwa 8-10 juta populasi pria

Indonesia pada suatu waktu terlibat pengalaman homoseksual. Sedangkan

menurut Depkes (2002) diperkirakan pada tahun tersebut terdapat sekitar 1,2 juta

(600 ribu – 1,7 juta) kelompok gay, serta sekitar 8 – 15 ribu waria. Sampai akhir

tahun 2013 terdapat dua jaringan nasional organisasi HOMOSEKSUAL yang


terdiri dari 119 organisasi berlokasi di 28 provinsi dari 34 provinsi di negara

Indonesia5.

2.4 Pandangan Umum Tentang Homoseksual

1. Pandangan Agama Kristen tentang homoseksual

Dalam agama Kristen, homoseksualitas adalah hubungan yang salah,


seperti dinyatakan dalam Kitab Suci, bertentangan dengan tujuan kreatif Tuhan
atas seksualitas manusia. Dengan demikian kita bisa pastikan bahwa
homoseksualitas bukan hasil dari penciptaan yang dilakukan oleh Tuhan. Alkitab
secara konsisten memberitahu kita bahwa perbuatan homoseksualitas adalah dosa
(Kejadian 19:1-13; Imamat 18:22; Roma 1:26-27; 1 Korintus 6:9). Roma 1:26-27
secara khusus mengajarkan bahwa homoseksualitas adalah akibat dari
penyangkalan dan penolakan terhadap Allah. Ketika seseorang terus di dalam
dosa dan ketidakpercayaan, Alkitab mengatakan bahwa Allah “menyerahkan
mereka” kepada hawa nafsu dan menjadi lebih jahat dan berdosa untuk
menunjukkan kepada mereka kesia-siaan dari hidup yang terpisah dari Allah. 1
Korintus 6:9 mengatakan bahwa “pelaku-pelaku” homoseksualitas tidak akan
mendapat bagian dalam Kerajaan Allah.6

Di dalam Imamat 18:22 dan 20:13, jelas dibicarakan masalah


homoseksual. Orang yang melakukan homoseksual dikenakan hukuman mati.
Mengapa orang homoseksual sampai dihukum mati ? Homoseksual adalah suatu
kekejian di hadapan Allah (Roma 1:26-27). Di dalam I Korintus 6:9-10,
disebutkan berbagai macam kejahatan sex, antara lain pemburit. Di dalam bahasa
Yunani dipakai perkataan μαλακοι (invert: pasif dalam gender) sedangkan αρσενο
κει αι (pervert: aktif dalam gender). Paulus sangat jelas di dalam membicarakan
masalah sex ini karena sangat bertentangan dengan kehendak Tuhan tentang sex.7

5
Dédé Oetomo dkk. "Laporan LGBT Nasional Indonesia - Hidup Sebagai LGBT di Asia" (Bali,juni
2013)
6
Stephen Suleeman,"Sejarah Seksualitas dalam Kekristenan" (2013)
7
Noviandy⃰,"LGBT DALAM KONTROVERSI SEJARAH SEKSUALITAS DAN RELASI KUASA"(2012) vol.2
2. Pandangan Homoseksual dari Aspek Kejiwaan/Psikis8

Keterkaitan antara aspek psikis pelaku pezinahan atau homoseksual adalah


faktor yang saling mendukung dan saling mempengaruhi otak untuk melakukan
perbuatan. Berikut adalah deskripsi kejiwaan pelaku zina atau homoseksual :

 Psikis “ Hewani” mendominasi

Maksudnya adalah kejiwaan manusia pelaku sudah tidak manusiawi lagi.


Kondisi yang ada ketika melakukan perzinahan baik bagi hetero seksual maupun
homo seksual, adalah psikis hewani yang mementingkan pemuas nafsu birahi
belaka. Sedangkan manusia, adalah makhluk yang beradab dengan dilengkapi
naluri manusiawi dan akal yang ( seharusnya ) sehat.

 Psikis yang adktif akan perzinahan.

Apabila seseorang melakukan zina atau homoseksual, secara statistic


2pasti akan mengulanginya lagi (adiktif). Hal ini dibuktikan dengan meningkatnya
penderita HIV / AIDS baik dalam skala nasional maupun internasional.
Sedangkan cara penularan virus HIV / AIDS yang paling banyak dijumpai adalah
dengan gonta ganti pasangan seksual (baik hetero seksual maupun homoseksual).
Cara penularan yang kedua adalah dengan penggunaan jarum suntik yang tidak
bersih secara klinis. Dengan demikian, akibat kejiwaan adiktif terhadap
perzinahan tersebut, mengakibatkan pada kesehatan fisik si pelaku perbuatan keji
tersebut.

 Psikis yang ekstra posesif

Hal ini terjadi pada umumnya, didominasi oleh gay/ lesbian. Contoh kasus yang
tengah menjadi sorotan public saat ini adalah kasus pembunuhan berantai yang
dilakukan oleh tersangka Ryan atau Very Idham Afriansyah. Setelah dilakukan uji
psikologis oleh Tim Dokter Polri, tersangka Ryan divonis menderita kelainan
kejiwaan yang dalam bahasa Ilmu psikologi disebut psikopat, yakni kondisi
kejiwaan yang sangat labil dan tidak dapat membedakan perbuatan yang baik atau

8
Tanendi dkk, "Penyimpangan Seksualitas(Homoseksual)".(Tasikmalaya ; STIK, 2013)
buruk. Hal tersebut dapat terjadi pada setiap orang yang salah satu pemicunya
adalah sifat yang extra posesif ( rasa memiliki terhadap sesuatu yang berlebihan ).
Dalam konteks kasus Ryan, extra posesifnya terhadap kekasih gey nya adalah
pemicu ia melakukan pembunuhan mutilasi terhadap korban almarhum Ir. Hery.

Dapat disimpulkan, kondisi kejiwaan pelaku perzinahan, terdeteksi bersifat


negative dan berdampak pada kesehatan tubuh dan kesehatan psikis itu sendiri.

3. Pandangan Homoseksual dari Aspek Harta

Salah satu dari beberapa konsekuensi bagi para pelaku zinah atau homoseksual
adalah membelanjakan harta mereka ‘diluar rencana’ & secara ekonomis, hal ini
merugikan. Bagaimana tidak? Si pelaku tersebut harus mengeluarkan uang atau
harta lainya diluar rencana untuk meluluskan atau melampiaskan keinginan
birahinya, sebab perzinahan dan homoseksual adalah kegiatan yang diluar
kebiasaan manusia pada umumnya. Belum lagi, apabila dideteksi secara medis
terkena penyakit yang diakibatkan gonta-ganti pasangan seksual, pastinya akan
mengeluarkan dana untuk upaya pemulihan.

4. Pandangan Homoseksual dari Aspek Kesehatan

Dampak negatif tersebut di antaranya adalah sebagai berikut :

a. Benci terhadap wanita

Kaum Luth berpaling dari wanita dan kadang bisa sampai tidak mampu untuk
menggauli mereka. Oleh karena itu, hilanglah tujuan pernikahan untuk
memperbanyak keturunan. Seandainya pun seorang homo itu bisa menikah, maka
istrinya akan menjadi korbannya, tidak mendapatkan ketenangan, kasih sayang,
dan balas kasih. Hidupnya tersiksa, bersuami tetapi seolah tidak bersuami.

b. Efek Terhadap Syaraf

Kebiasaan jelek ini mempengaruhi kejiwaan dan memberikan efek yang sangat
kuat pada syaraf. Sebagai akibatnya dia merasa seolah dirinya diciptakan bukan
sebagai laki-laki, yang pada akhirnya perasaan itu membawanya kepada
penyelewengan. Dia merasa cenderung dengan orang yang sejenis dengannya.

c. Efek terhadap otak


d. Menyebabkan pelakunya menjadi pemurung

e. Seorang homoseks selalu merasa tidak puas dengan pelampiasan hawa


nafsunya.

f. Hubungan homoseksual dengan kejelekan akhlaq

Kita dapatkan mereka jelek perangai dan tabiatnya. Mereka hampir tidak bisa
membedakan antara yang baik dan yang buruk, yang mulia dan yang hina.

g. Melemahkan organ tubuh yang kuat dan bisa menghancurkannya. Karena


organorgan tubuhnya telah rusak, maka didapati mereka sering tidak sadar setelah
mengeluarkan air seni dan mengeluarkan kotoran dari duburnya tanpa terasa.

h. Hubungan homoseksual dengan kesehatan umum.

Mereka terancam oleh berbagai macam penyakit. Hal ini disebabkan karena
merasa lemah mental dan depresi.

I. Pengaruh terhadap organ peranakan.

Homoseksual dapat melemahkan sumber-sumber utama pengeluaran mani dan


membunuh sperma sehingga akan menyebabkan kemandulan

j. Dapat meyebabkan penyakit thypus dan disentri

k. Spilis, penyakit ini tidak muncul kecuali karena penyimpangan hubungan sek

l. Kencing nanah

m. AIDS, para ahli mengatakan bahwa 95% pengidap penyakit ini adalah kaum
homoseks

2.6. Pandangan Homoseksual dari Aspek Akal/Daya Pikir

Tidak jauh berbeda dengan kondisi kejiwaan pelaku perzinahan, kondisi akal atau
daya pikiran pelaku homoseksual pasti akan berakibat tendensius negative.
Logikanya, apabila situasi psikis seorang labil, maka akan mempengaruhi daya
pikir otak si manusia itu sendiri dalam mengambil keputusan. Hal ini disebabkan
oleh manusia terdiri dari jasmani dan rohani yang satu sama lain saling
mempengaruh
BAB 4.

PENUTUP

4.1 Kesimpulan

Pemikiran Kristen sangat berperan untuk menghadapi tantangan di masa depan, terutama

yang harus ada adalah pendidikan Kristen. Kita harus bisa mempengaruhi reaksi-reaksi

dalam masyarakat terhadap situasi masa kini. Dalam hal ini diperlukan pendidikan dan

pengajaran dari Tuhan, sangat dibutuhkan refleksi teologis yang mendalam tentang

siapakah manusia dan tujuan Allah terhadap seksualitas.

Dalam konteks doktrin agama, perubahan orientasi seks seseorang ke dalam bentuk LGBT

merupakan sebuah perkara yang menyimpang. Penyimpangan ini bukan semata-mata

dikarenakan oleh faktor bawaan biologis yang bersifat adikodrati. Ia merupakan respon

dan sikap individu dalam kaitannya dengan dinamika realitas sosial. Oleh karena itu, di

dalam doktrin agama, para pelaku LGBT harus disikapi dengan pendekatan medis,

sosiologis, dan psikologis. Kendati demikian, bukan berarti para pelaku LGBT dihukumi

sebagai orang gila yang hilang akal. Karena dalam doktrin agama mementingkan proses,

dan mengajarkan kepada kita untuk senantiasa melakukan perbaikan diri sesuai dengan

kapasitas dan identitas biologis kita, maka dalam upaya restorasi diri sipelaku LGBT

harus meninjau faktor-faktor ekternal yang mengarahkan pilihan seseorang untuk terlibat

dalam aktivitas seksual yang dilakukan oleh kaum LGBT. Lebih dari itu, berusaha untuk

turut andil dalam merestorasi identitas eksistensial komunitas LGBT sesuai dengan

wujud biologis mereka.

1. Kasus Homoseksual di Indonesia sebenarnya sudah semakin berkembang, namun dengan

nama yang berbeda dan bersifat tertutup sehingga media tidak banyak meliput tentang

perkembangan Homoseksual di Indonesia.


3. Masyarakat menganggap Homoseksual merupakan hal yang tabu dan perilaku yang

menyimpang. Hal ini dikarenakan Homoseksual menyalahi aturan agama dan norma sosial

yang berlaku di massyarakat. Di Indonesia sudah terdapat Undang-Undang tentang

perkawinan No. 1 Tahun 1974 yaitu perkawinan adalah ikatan lahir batin antara seorang pria

dengan seorang wanita sebagai suami isteri. Selain itu perilaku penyimpangan seksual secara

tegas dilarang dan bertolakbelakang dengan ajaran Kristen

4.2 Saran

Sebaiknya pemerintah bertindak lebih tegas dan berani mengatakan bahwa Homoseksual

merupakan perilaku yang dilarang di Indonesia karena Homoseksual bukan merupakan HAM

dan telah menyalahi aturan dalam konteks agama dan norma yang berlaku di masyarakat

DAFTAR PUSTAKA

1. Wikipedia Indonesia. Homoseksualitas [halaman internet]. [diakses 13 Mei 2017].


Tersedia di : http://id.wikipedia.org/wiki/Homoseksualitas
2. Tanendri dkk. Penyimpangan Seksualitas(Homoseksual) . Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan
Bakti Tunas Husada Tasikmalaya : 2013
3. Fatmawati dkk. TREND HOMOSEKSUAL DALAM PANDANGAN MASYARAKAT
INDONESIA. Universitas JEMBER : 2016
4. Yofsan Tolanda,Daniel Ronda. TINJAUAN ETIKA KRISTEN TERHADAP
HOMOSEKSUALITAS. Jurnal Jaffray : 2011
5. Dorothy I. Marx, D.Theol. ETIKA KRISTEN DAN RESPONS TERHADAP
PERMASALAHAN SEKSUALITAS MASA KINI: BIMBINGAN PRAKTIS .STULOS :
2008. Hal123-146
6. Noviandy. HOMOSEKSUAL DALAM KONTROVERSI SEJARAH SEKSUALITAS DAN
RELASI KUASA.: 2012 vol.2
7. Dédé Oetomo dkk. Laporan HOMOSEKSUAL Nasional Indonesia - Hidup Sebagai
HOMOSEKSUAL di Asia. Bali : Juni 2013
8. Stephen Suleeman .Sejarah Seksualitas dalam Kekristenan. 2013

Anda mungkin juga menyukai