Anda di halaman 1dari 6

A.

Pengertian Nilai Kejujuran


Jujur atau kejujuran mengacu pada aspek karakter, moral dan
berkonotasi atribut positif dan berbudi luhur seperti integritas, kejujuran,
dan keterusterangan, termasuk keterusterangan pada perilaku, dan beriringan dengan
tidak adanya kebohongan, penipuan, perselingkuhan, dll Selain itu, kejujuran berarti
dapat dipercaya, setia, adil, dan tulus. Sedangkan nilai kejujuran merupakan suatu
sikap jujur, keterusterangan, integrita yang di miliki seseorang.

B. Dasar Alkitab Tentatang Nilai Kejujuran


1. Allah mengharapkan dan layak mendapatkan kejujuran. Ada dalam Alkitab,
“Engkau menuntut ketulusan hati; penuhilah batinku dengan hikmat-
Mu”(Mazmur 51:8).
2. Tidak-jujur terhadap orang lain adalah sama berbahaya dan sama lamanya dengan
luka jasmani. Ada dalam Alkitab, “Orang yang bersaksi dusta terhadap sesamanya
adalah seperti gada, atau pedang, atau panah yang tajam” (Amsal 25:18).
3. Tuhan tidak setuju dengan ketidakjujuran dalam segala urusan dan bisnis. Ada
dalam Alkitab, “Dua macam batu timbangan adalah kekejian bagi TUHAN, dan
neraca serong itu tidak baik” (Amsal 20:23).
4. Bersikaplah jujur dan terbuka. Ada dalam Alkitab, “Sebab nasihat kami tidak lahir
dari kesesatan atau dari maksud yang tidak murni dan juga tidak disertai tipu
daya” (2 Tesalonika 2:3). “Karena kami memikirkan yang baik, bukan hanya di
hadapan Tuhan, tetapi juga di hadapan manusia” ( 2 Korintus 8:21).
5. Kejujuran dilibatkan dalam dua perintah dari Sepuluh Perintah Allah . Ada dalam
Alkitab, “Jangan mencuri. Jangan mengucapkan saksi dusta tentang sesamamu”
(Keluaran 20:15-16).
6. Para pemimpin menghargai orang-orang yang berbicara yang benar. Ada dalam
Alkitab, “Bibir yang benar dikenan raja, dan orang yang berbicara jujur dikasihi-
Nya” (Amsal 16:13).
7. Kebenaran lebih berharga dari kebohongan. Ada dalam Alkitab, “Orang yang
memberi teguran akhirnya lebih dihargai daripada orang yang memberi
sanjungan” (Amsal 28:23, BIS). “Pada akhirnya, orang menghargai sifat terus
terang daripada sanjungan kosong” (Amsal 28:23, BIS).
8. Anak-anak dari orang-tua yang jujur diberkati. Ada dalam Alkitab, “Anak-anak
beruntung jika mempunyai ayah yang baik dan hidup lurus” (Amsal 20:7, BIS.).
9. Katakan yang benar. Ada dalam Alkitab, “Orang jahat terjerat oleh kata-kata
buruk yang diucapkannya; orang baik luput dari kesukaran. Setiap orang
mendapat ganjaran sesuai dengan kata-kata dan perbuatannya; masing-masing
diberi upah yang setimpal” (Amsal 12:13-14).
10. Keuntungan melalui tipuan hanya terasa enak sebentar saja. Ada dalam Alkitab,
“Harta hasil tipuan, mula-mula lezat rasanya, tetapi kemudian terasa seperti kerikil
belaka” (Amsal 20:17). BIS).
11. Kekayaan yang diperoleh secara tidak jujur tidak akan bertahan lama. Ada dalam
Alkitab, “Kekayaan yang diperoleh dengan tidak jujur cepat hilang dan membawa
orang ke liang kubur” (Amsal 21:6).
12. Bekerjalah sesuai dengan jalan Allah. Ada dalam Alkitab, “TUHAN membenci
orang yang memakai timbangan yang curang tapi Ia senang dengan orang yang
memakai timbangan yang tepat” (Amsal 11:1, TLB).
13. Allah paling menghargai kejujuran. Ada dalam Alkitab, “Perbuatan yang adil dan
benar lebih menyenangkan TUHAN daripada segala persembahan” (Amsal 21:3).

C. Pentingnya Nilai Kejujuran Bagi Mahasiswa Kristen


3
Kesulitan pertama ialah belajar untuk jujur kepada diri sendiri. Sebagai manusia
yang tidak sempurna kita mudah sekali menipu diri. Misalnya, Yesus memberi tahu
orang Kristen di Laodikia bahwa mereka telah membohongi diri dengan berpikir
bahwa mereka kaya, padahal kenyataannya mereka ”miskin, buta, dan telanjang”
secara rohani—keadaan yang sungguh menyedihkan. (Wahyu 3:17) Dengan menipu
diri, situasi mereka justru semakin berbahaya.
4
Saudara mungkin juga mengingat peringatan sang murid Yakobus, ”Jika seseorang
menganggap dirinya orang yang beribadat namun tidak mengekang lidahnya, tetapi
terus menipu hatinya, bentuk ibadat orang ini sia-sia.” (Yakobus 1:26) Jika kita
berpikir bahwa ibadat kita akan tetap diperkenan Yehuwa sekalipun kita
menggunakan lidah dengan tidak sepatutnya, kita sebenarnya menipu hati kita. Ibadat
kita kepada Yehuwa akan sia-sia, sama sekali tidak berguna. Bagaimana caranya agar
kita tidak menempuh haluan yang berbahaya seperti itu?
5
Dalam ayat-ayat sebelumnya, Yakobus menyamakan kebenaran firman Allah dengan
sebuah cermin. Ia menasihati kita agar meneliti hukum Allah yang sempurna dan
membuat penyesuaian yang dibutuhkan. (Baca Yakobus 1:23-25.) Alkitab dapat
membantu kita jujur kepada diri sendiri dan melihat apa yang perlu kita lakukan untuk
memperbaiki diri. (Ratapan 3:40; Hagai 1:5) Kita juga bisa berdoa kepada Yehuwa
dan meminta-Nya memeriksa kita, membantu kita melihat apakah ada kesalahan
serius, lalu mengakuinya dan memperbaiki diri. (Mazmur 139:23, 24) Ketidakjujuran
adalah kelemahan yang tidak terlihat, dan pandangan kita tentang hal itu harus sama
dengan pandangan Bapak kita yang di surga. Amsal 3:32 berkata, ”Orang yang belat-
belit memuakkan bagi Yehuwa, tetapi Ia akrab dengan orang-orang yang lurus hati.”
Yehuwa dapat membantu kita memiliki perasaan yang sama dengan perasaan-Nya dan
melihat diri sendiri seperti Ia melihat kita. Ingatlah perkataan Paulus,
”Kami ingin bertingkah laku jujur.” Kita tidak dapat menjadi sempurna sekarang,
tetapi kita dengan tulus ingin dan sungguh-sungguh berupaya untuk jujur

D. Aplikasi Dalam Kehidupan Sehari-sehari


Seorang anak berusia 6 tahun bernama Zhafran, tak sengaja menggores bumper mobil
ketika sedang bersepeda. Anak sulung ini jatuh dari sepeda dan tak sengaja
menggores mobil yang sedang terparkir di pinggir jalan. Merasa bersalah, ia pun
pulang dalam keadaan nangis dan meminta maaf kepada orangtuanya. Orangtuanya
pun menyuruh agar Zhafran meminta maaf dan menemui si pemilik mobil namun
berujung tak bertemu. Ia pun menulis memo dengan kesungguhan hatinya untuk si
pemilik mobil dengan menyertakan nomor ponsel ibunya.

E. Faktor Penghambat seseorang bersikap jujur


Menurut saya adalah beberapa penyebab yang membuat kebohongan semakin
merajalela di sekitar kita.
1. Kejujuran Tidak di Hargai
Terkadang kita terpaksa harus berbohong karena kejujuran tidak dihargai oleh
lingkungan kita. Bahkan pada dunia pendidikan dimana seharusnya kejujuran
ditegakkan, justru hal itu tidak terbukti. Begitu juga dalam keluarga, dimana
kejujuran seorang anak, bukannya mendapatkan penghargaan, tetapi malahan
menerima balasan kemarahan dan hukuman dari para orangtua. Kejujuran tidak
dihargai, sebaliknya kebohongan lebih mendapatkan apresiasi.
Ini sedikit bukti kecil yang saya alami sendiri dan masih membekas sampai
kini. Ketika saya terlambat datang ke sekolah bersama beberapa teman, dimana
untuk bisa masuk ke kelas harus mendapat surat dispensasi. Dengan alasan macet,
semua teman saya diberikan surat dispensasi. Tetapi saat saya memberikan alasan
yang sebenarnya karena bangun kesiangan, justru saya diceramahi _tepatnya
didamprat guru yang bertugas_ dan saya tidak diberikan surat dispensasi untuk
mengikuti pelajaran. Mengingat kejadian itu, saya jadi tertawa sendiri. Begitulah
dunia ini lebih menghargai kebohongan daripada kejujuran. Demikian kemudian
kebohongan mengisi dunia ini.
2. Kebohongan Mendatangkan Rasa Aman
Mengapa orang-orang berlomba untuk berbohong dan sulit mengatakan hal yang
jujur? Karena lingkungan memberikan rasa aman kepada kebohongan, sedangkan
kejujuran menimbulkan masalah. Kebohongan lebih mendatangkan teman,
sebaliknya kejujuran menciptakan permusuhan.
Kebohongan menghindari kita dari hukuman, sedangkan kejujuran seringkali
justru membuat kita kena hukuman. Kebohongan lebih mendatangkan
keuntungan, sedangkan kejujuran menimbulkan kerugian. Bila demikian,
sepertinya orang akhirnya lebih memilih hidup dalam kebohongan. Walaupun itu
hanya mendatangkan rasa aman dan nyaman untuk sementara saja.
3. Diajarkan Untuk Berbohong Sejak Kecil Tanpa di Sadari
"Bilang papa/mama tidak ada ya, nak, kalau ada yang cari!" Itulah pelajaran
kebohongan kecil yang paling sering diajarkan para orangtua tanpa disadari yang
berdampak sangat besar di kemudian hari. Sekali dua kali, sehingga kemudian
menjadi terlatih dan fasih untuk berbohong. Lalu menjadi karakter di kemudian
hari. Bila demikian, kejujuran memang menjadi barang langka, karena
kebohongan sudah biasa dilakukan dan dianggap tidak apa-apa.
4. Berbohong Karena itu yang ingin di dengar Orang
Dunia telah membuat telinga kita lebih senang mendengar kebohongan.
Kebohongan membuat senyum kita mengembang. Kebohongan lebih
mendapatkan pujian dan hadiah. Sebaliknya kejujuran membuat kita menjadi
marah dan tidak berkenan. Kejujuran dianggap sebagai penghinaan. Demikianlah
kemudian manusia belajar dari pengalaman. Bahwa orang-orang lebih senang
mendengar kebohongan, sehingga ia mulai mempraktekkan untuk mengatakan apa
saja yang senang didengar orang. Padahal semua itu adalah kebohongan

F. Keputusan Etis Yang Tepat


Jika berdasarkan pada cerita di atas maka keputusan etis yang tepat untuk kejadian
atau kisah tersebut ialah Etika Deantologis. Deantologis mendasarkan diri pada
hukum-hukum Allah. Deantologis mengajarkan untuk mengatakan ya pada apa yang
benar dan tidak pada apa yang salah.
ETIKA KRISTEN
“Pentingnya Nilai Kejujuran”

Oleh :

Nama : Dila Sintya Unwakoly


NPM : 12114201180157
Kelas :A
Prodi : Keperawatan

FAKULTAS KESEHATAN
UNIVERSITAS KRISTEN INDONESIA MALUKU
2019

Anda mungkin juga menyukai