Anda di halaman 1dari 17

Mata Kuliah Agama Katolik

A. PENGERTIAN MORAL
1. Kata moral berasal dari bahasa Latin yaitu Mos
dan Mores, artinya “kelakuan”.
 Dari kata moral kita mengenal istilah Moralitas. Moralitas
membahas dan membentuk prinsip – prinsip yang
menentukan tindak tanduk perilaku manusia yang baik atau
yang buruk, yang benar atau yang salah.
 Moralitas membahas dan membentuk prinsip-prinsip yang
menentukan tindak tanduk prilaku manusia yang baik atau
yang buruk, yang benar atau yang salah. Moralitas sangat
berkaitan erat dengan tingkah laku social seseorang,
apakah tingkah laku sosialnya itu sesuai dengan situasi atau
norma sosial dalam tatanan kehidupan social yang berlaku
dalam kehidupan social masyarakat.
(lanjutan)
 Norma sosial dibutuhkan oleh orang lain secara tetap
dilakukan oleh mereka dalam menanggapi situasi tertentu.
Oleh karena itu tingkah laku seseorang sangat ditetapkan
oleh norma social yang mungkin dianggap penting atau
remeh tetapi selalu disertai oleh elemen keharusan
(imperative).
 Norma sosial menentukan dan melarang tingkah laku yang
dinyatakan secara tegas dan pasti
 Hubungan dan kaitan antara moral-moralitas-norma-
norma sosial yang notabene merupakan norma yang sah
yang keabsahannya diterima oleh kebudayaan yang
berlaku dalam suatu masyarakat diterima secara umum
oleh masyarakat memiliki beberapa fungsi norma sosial,
yaitu :
beberapa fungsi norma sosial,
yaitu :
a. Memberikan peluang dan kemungkinan bagi
organ usia untuk tetap hidup.
b. Menciptakan ketertiban dan keteraturan
kehidupan masyarakat.
c. Memungkinkan bagi kebanyakan orang
bertingkah laku sosial yang sadar dan
sewajarnya.
2. Tahapan perkembangan moral manusia
 menurut
Istilah kesadaran etis Kohlberg. moral Kohlberg
dari teori perkembangan
(psikolog) dalam tahap – tahap perkembangan moral
disebutkannya ada enam (6) jenjang sebagai berikut :
 Kesadaran etis yang berorientasi pada hukum.
 Tindakan moral masih kekanak – kanakan, tetapi sudah lebih
rasional.
 Kesadaran etis lebih berorientasi untuk menjadi anggota
kelompok yang baik.
 Kesadaran etis yang berorientasi pada suatu prinsip atau
hukum yang lebih tinggi yaitu hukum obyektif.
 Kesadaran etis berorientasi pada akal, hukum/peraturan perlu
dikritis.
 Pemikiran moral seseorang yang mencapai puncaknya yaitu
moralitas yang berpusat pada suara hati nurani dan keyakinan
tentang yang baik dan benar.
(lanjutan)

 Pembahasan teori Kohlberg ini penting agar


kita tidak terlalu cepat menilai moralitas
orang lain karena perkembangan moral
seseorang itu tumbuh dan berkembang
sesuai dengan tahap-tahapnya.
 Dengan memahami teori ini kita dapat
mengetahui jenjang kesadaran iets dimana
kita berada meskipun kita tidak memiliki
kaitan langsung dengan penilaian etis.
3. Tanggung jawab esensial mahasiswa
dalam pembelajaran moral.
 Dalam proses pembelajaran dengan segala metode dan
pendekatan yang dipakai, mahasiswa perlu didorong untuk
melibatkan diri memakai hati nuraninya. Hati nurani perlu
dipelihara dan dikembangkan agar mahasiswa menjadi
manusia yang tidak melawan kata hatinya dan menjadi
manusia yang berkemampuan untuk menjaga, memelihara dan
memberlakukan moral – moralitasnya dalam kehidupan
masyarakat kampus dan menjadi seorang sarjana yang tidak
hanya handal dan trampil sesuai bidang ilmu yang didapatnya,
tetapi ia harus menyatakan diri sebagai seorang mahasiswa
dan seorang sarjana yang berkualitas memiliki moral yang
tinggi dan berakhlak baik dan benar, yang tidak terlepas dari
ajaran moral-moralitas-norma-norma dan nilai – nilai religiotas
yang dimilikinya sesuai ajaran agama yang dianutnya
(lanjutan)

 Mahasiswa sebagai bagian dari generasi


muda satu bangsa, mahasiswa Indonesia
turut memikul tanggung jawab generasi
muda indonesia yang tidak terlepas dari cita –
cita perjuangan bangsa serta kelangsungan
hidup bangsa dan negara atas dasar Sumpah
Pemuda 28 Oktober 1928, Proklamasi dan
UUD ’45 dan Pengamalan Pancasila dan UUD
’45 dalam kerangka Pembangunan nasional
yang berkeadilan Sosial.
4. Tanggung jawab esensial
moralitas mahasiswa meliputi :
 Mempertahankan dan memelihara kesatuan dan persatuan
bangsa.
 Mengembangkan kepribadian yang sehat dan tangguh,
berkemampuan berpikir analistis, sintetis, berilmu tinggi,
berketerampilan dan bermoral Pancasila serta berbudi pekerti
luhur.
 Meningkatkan partisipasi dalam pembangunan.
 Memelihara dan mengembangkan Demokrasi Pancasila serta
menjunjung tinggi hak dan kewajiban asasi warga negara.
 Mengembangkan nilai – nilai budaya yang luhur, sesuai
kebudayaan bangsa yaitu Pancasila dan relevan guna
mendorong dan menampung perubahan serta perkembangan
masyarakat yang positif dalam rangka pembaharuan bangsa.
B. HUBUNGAN MORALITAS DAN IMAN
DALAM PERSPEKTIF KRISTIANI
 Betapa sering etika atau moralitas dipahami
secara sempit, sebagai kebaikan – kebaikan
pribadi atau suatu daftar larangan yang berharga
mati.
 Orang Kristen bicara soal “Kasih” sebagai norma
utama dalam etika, kasih juga sering dipahami
sebagai suatu yang amat individualistis.
 Untuk memahami lebih jauh hubungan antara
moralitas dan iman dan perspektif Kristiani,
marilah kita mengerti lebih dahulu apa
sebenarnya iman dan ciri utama orang kristen?.
1. Iman

 Iman Kristiani mengajarkan bahwa orang kristen


diharapkan tidak menjalani kehidupan ini dengan kecewa,
kesal, frustasi, putus asa, sumpah serapah dan kekerasan
tetapi dengan sikap dasar Kristen yaitu : iman,
pengharapan dan kasih. Iman Kristen adalah tiga dimensi
yang mengandung tiga pengertian sekaligus, yaitu :
1. Iman berarti “mempercayai” (to believe). Kita mempercayai
bahwa Allah di dalam Yesus kristus itu benar, setia, penuh
kasih dan kita mempercayai kebenaran ajaran Alkitab.
2. Iman berarti “mempercayakan” (to trust). Kita
mempercayakan hidup kita ke dalam pemeliharaan Allah, kita
bersandar kepadaNya, kita pasrah kepadaNya.
3. Iman berarti “siap melakukan” (to do). Kita siap melakukan
kehendak Allah dan siap mentaati Dia.
2. Apa ciri utama orang
Kristen?
1. Kebenaran, pengetahuan yang benar, karena ini penting untuk
kehidupan bergereja.
2. Sebab kita dibenarkan karena Iman.
3. Pengalaman religius, tanda kehadiran Roh, karena hubungan pribadi
dengan Allah sangat penting.
4. Pelayanan, perbuatan, sebab tanpa perbuatan, iman itu mati.
 Jadi, kita dapat simpulkan bahwa : pengetahuan, iman,
pengalaman religius dan pelayanan, perbuatan adalah penting.
Tetapi ciri utama orang kristen adalah yang terbesar dari
semuanya adalah kasih.
 Kasih Agape adalah wujud iman kristiani yang nyata dan harus
diberlakukan melalui tidakan – tindakan moralitas yang nyata.
Pada kasih Agape seluruhnya tidak ada hasrat untuk memiliki,
dan tidak ada tuntutan apapun bagi dirinya sendiri.
(lanjutan)
 Kasih Agape adalah salah satu dari buah-buay Roh (Galatia
5:22), dalam kasih agape Yesus Kristus mengajarkan tidak
membahas kejahatan dengan kejahatan, tetapi balaslah
kejahatan dengan kebaikan (Mateus 5:39). Tuhan Yesus
mengajarkan “Kasihilah musushmu dan berdoalah bagi
mereka yang menganiaya kamu” (Meteus 5:44).
 Dengan demikian Iman Kristiani yang nyata dalam
tindakan moralitas yang nyata pula membuat kita dapat
mengalahkan kuasa-kuasa yang mematikan dengan
membawa damai ketika ada permusuhan, membawa
harapan ketika ada keputusasaan, membawa persaudaraan
ketua ada persaingan, membawa kesabaran ketika timbul
sikap emosional.
  
C. ISU – ISU MORALITAS SOSIAL
YANG RELEVAN DENGAN MASYARAKAT
 INDONESIA.
Sebagai akibat dari krisis moral dan etika menimbulkan dampak
dekstruktif dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan
bernegara. Dampak destruktif yang perlu dicermati, sebagai isu
moralitas yang relevan di indonesia masa kini adalah life style : sex
bebas, konsumerisme, materialisme, HIV-AIDS, Narkoba, dan
obat terlarang/NAZA, tawuran, pornografi, budaya kekerasan,
kerukunan antar umat beragama dan toleransi antar agama,
penyakit moral masyarakat seperti KKN, suap, ekses demokrasi,
sara, kemiskinan, kesenjangan sosial dan HAM, hedonisme,
pengangguran, kemiskinan dan sebagainya.
 Semua hal tersebut sangat penting untuk dijelaskan satu persatu,
tetapi dalam metode pembelajaran dalam membahas substansi
kajian ini ditawarkan kepada mahasiswa dalam bentuk :
ditawarkan kepada mahasiswa
dalam bentuk :
 Diskusi : Kesadaran mahasiswa Kristen untuk mengkritisi
dan mendiskusikan dampak-dampak negative (destruktif)
dan posistif (konstrukyif) dari pengaruh perubahan nilai di
era informasi dan globalisasi dengan memberikan contoh-
contoh konkrit.
 Analisis : Studi kasus Life Style yang berkaitan dengan era
informasi dan globalisasi. Melalui studi kasus akan lebih
dipahami secara konkrit life style sebagai yang perlu
dikritisi dengan memberikan contoh-contoh konkrit.
 Membahas Al-kitab dan Refleksi Iman. Bahan-bahan Al-
kitab yang perlu dibahas adalah yang berkaitan dengan
topic yang dibahas, sehingga dasar untuk bersikap etis jelas
adalah sesuai dengan perintah Tuhan.
Contoh :
1. Untuk seks bebas perlu membahas : Kejadian 1-2, tentang
penciptaan manusia oleh Allah, Tujuan penciptaan bahwa
ciptaanNya itu baik
2. I Korintus 6:13-20, tubuhnya bukan untuk pencabulan,
tubuhnya adalah bait Roh Kudus
3. Keluaran 20-14! Kor 10:8, Galatia 5:19 dan Tesalonika 4:3
tentang perkawinan
4. II Samuel 13:1-22 tentang pemerkosaan
5. Matius 19:1-12; Markus 10:1-12, tentang perceraian, poligami
6. Dan lain-lain.
 Dalam bahasan orang beriman yang beragama dalam
pandangan Rasul Allah (Sang Pencipta dunia alam semesta ini)
yaitu Paulus bahwa semua tindakan a-moral adalah pola hidup
manusia lama atau manusia duniawi dan manusia daging yang
belum dilahirkan kembali atau yang belum lahir baru dan bukan
manusia Rohani. ( Kolose 3; I Korintus 2:14-15, 3:1 )
  

Anda mungkin juga menyukai