Anda di halaman 1dari 10

METAVERSE DAN MISI GEREJA

Rio Rocky Hermanus1

Abstrak

Kata Kunci

PENDAHULUAN

Manusia Sering di sebut sebagai pembuat pengetahuan atau “homo sapiens” manusia juga
disebut sebagai pembuat alat atau “homo faber” yang ditunjukkan melalui kemampuan
pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Perjalanan abad XXI membawa banyak
perkembangan pada teknologi yang begitu pesat. Salah satu perkembangan itu didalam dunia
film semisalnya film The Matrix dan Her atau acara-acara TV seperti Black Mirror dalam film
maupun acara TV seperti ini membentuk orang untuk bagaimana memahami perkembangan
ekonomi, social dan salah satunya Teknologi. 2 Selain dunia film dunia pun sudah digiring masuk
didalam era revolusi 4.0 yang memiliki kemajuan dari segi Information, Communication,
Technologies (ICTs), terobosan baru ini menghasilkan pelbagai terobosan baru semisalnyan
manusia robot, kecerdasanbuatan, nanoteknologi, bioteknologi, percetakan 3D,
kendaraanotonom dan Internet of Things (IoT).3Fenomena-fenomena seperti ini membawa
instrumen baru terhadap peradaban manusia dari segala aspek ekonomi, sosial, budaya, politik
dan sampai pada aspek ritusdan spirit.

Dari perkembangan Technologies ada suatu produk yang diciptakan semisalnya Metaverse.
Metaverse adalah sebuah platform media social atau internet yang diciptakan didalam bentuk
3D. Istilah Metaverse dikemukakan pertama kali oleh Neal Stephenson pada novelnya Snow
Cras 1992. Metaverse Juga merupakan teknologi Augmented Reality (AR)4 yang memungkinkan
orang lain untuk berinteraksi dengan individu lainnya secara virtual. Metaverse sering kali

1
Penulis adalah Mahasiswa semester V S-1Teologi, STT INTIM Makassar, email:rockyrio24@gmail.com
2
. Yuval Noah Harari, 21 Lessons: 21 abad untu kabad ke-21,(Manado: CV Global Indo Kreatif, 2018),267.
3
Peace K. M Nenosaet, Teologi Media Sosial: “Sebuah upaya dalam media sosial secara khusus Fecebook, YouTube
dan Whatsapp”, (SkripsiSarjanaTeologi, Makassar: STT Intim Makassar, 2020), 1.
4
Apa itu meteverse, bagaimana itu metaverse yang membawa metaverse, di akses pada 01 April 2022,
https://www.google.com/search?
q=NETAVERSE&oq=NETAVERSE&aqs=chrome..69i57j69i60j69i61j69i60.1914j0j7&sourceid=chrome&ie=UTF-8.

TUGAS MISSIOLOGI 1
dianggap sebagai simulasi satu orang terhadap orang lain tetapi di dalam di dunia maya atau
internet.Namunpertama kali Metaverse diperkenalkan sebagai sebuah permainan 3D yang
menggunakan headset dan kacamata 3D atau VR (Virtual Reality)5. Di dalam permainan itu
semua grafik permainan di desaign sehingga segala sesuatu didalamnnya kelihatan seperti dunia
nyata.

Mark Zuckerberg penemu aplikasi Fecebook yang saat ini pengguna Fecebook yang
tercatat 2,85 milliar masyarakat dunia yang mengunakan aplikasi ini. Markdi dalam media
sosialnya (Instagram) mengatakan bahwa ia mengubah nama induk Fecebook Menjadi Meta.
Mark mulaimempromosikandiberbagaipostingan pada akunnya6. Mark sendiri menghabiskan
jutaan dolar demi membangun metaverse. Mark memprediksi bahwa lima sampai sepuluh tahun
mendatang dunia akan hidup di dalam dunia Meta. Duduk, makan dan nongkrong bersama
teman-teman tanpa perlu hadir di sebuah tongkrongan, rumah makan dll, namun cukup didalam
dunia metaverse. Didalam postingan akun instagramnya Mark bersama team menciptakan sarung
tangan untuk mendukung sentuhan yang asli didalam dunia metaverse. Dan ini semakin
memperlengkapi dunia metaverse untuk menunjukan realitas aslinya menghadirkan sentuhan asli
pada benda atau pada oranglain di dalam dunia metaverse. Metaverse kalau boleh digambarkan
sebagai sesuatu yang dekat dan nyata (Virtual Reality)virtual bisa diartikan sebagai sesuatu yang
dekat dan Reality sebagai sesuatu yang nyata yang di dalam dunia metaverse menghadirkan
konsep virtual realiti untuk para penggunanya. Di dalam metaverse seseorang bisa menentukan
karaker masing masing (Avatar) lalu siap bekomunikasi menggunakan kacama VR dan stik yang
di gunakan.

Metavese di indonesia mulai di promosikan melalui beberapa perusahan. Menurut pakar di


bidang buatan bernama Imron Zumri mengatakan bahwa kemunculan metaverse menciptakan
banyak peluang baru sekaligus resiko tersendiri. Imron menyampaikan bahwa didalam metaverse
digunakan oleh kelompok-kelompok yang tidak memahami/ pikiran tertutup. Maka kelompok-
kelompok ini bisa membangun dunianya sendiri dan tidak bisa terkoneksi oleh dunia lain.
Namun ada dua faktor menurut Imron yang mempercepat munculnya metaverse, yaitu Pandemi
5
Virtual reality (VR) yang merupakan teknologi komputer untuk menciptakan simulasi imersif yang
memungkinkan pengguna dapat berinteraksis ekaligus merasa berada di dalam lingkungan yang ada dalam dunia
maya.
6
Akun intagram : “Mark Zuckerberg” , diakses pada 01 April 2022,
https://www.instagram.com/p/CVI01V7vXSE/?utm_medium=copy_link

TUGAS MISSIOLOGI 2
dan maraknya kemajuan di bidang teknologi. Meskipun dalam konteks indonesia sendiri
masyarakat masi sangat skeptis terhadap metaverse. Tapi cepat atau lambat metaverse akan
menjadi dunia masa depan dengan beberapa perusahan besar di dunia yang turut
mengembangkan metaverse. Yang nantinya dapat mempengaruhi aspek-aspek kehidupan
manusia sosial interaksi, ekonomi dan Agama.

Makaitu, konsep meng-Gereja hari ini harus mengambil sikap akan perkembangan ini.
Gereja yang hidup di tengah era revolusi 4.0, maka gereja harus mengambil sikap untuk
beradaptasi dengan kemajuan teknologi digital. Metaverse bisa menggantikan konsep bergereja
di abad ke-21. Dan itu merupakan tawaran bagi dunia pelayanan gereja. Hal ini tidak bisa
dipungkiri oleh gereja. Sehingga demikian telah hadir gereja metaverse pertama kali yang
dirintis oleh pastor DJ Soto pada tahun 2016, ketika memulai merintis gereja metaverse ini ada
lima orang jemaat yang pertama mengikuti kebaktian di metaverse. Hal ini yang memicu pastor
DJ Soto untuk melihat peluang maka ibadah pertama kali dilaksanakan pada LifeChurc di
metaverse dan di hadiri oleh 97 orang dari berbagai belahan dunia. 7 Tentu membawa isyarat bagi
gereja untuk mengambil sikap pada hal ini apakah pelayanan di dalam dunia metaverse bisa
menjawab semua keperluan bergereja? Bagaimana gereja menanggapi dunia pelayanan di dalam
metaverse, dalam tugas panggilannya, khususnya untuk pekerjaan misi Apakah harus tegerus
atau tergerak?. Gereja terhadap perkembangan Technologies (Metaverse salah satunya.dengan
pendekatan femenologi dan kajian pustaka penulis mencoba mengamati fenomena
perkembangan teknologi.

PEMBAHASAN

Gereja dan dunia pelayanan di dalam metaverse

Reformasi agama dipercepat oleh penemuan mesin cetak. Teknologi pencetakan


memungkinkan para reformator untuk mencetak Alkitab dan buku-buku teologi. Media massa
seperti radio, televisi, dan film memiliki efektif digunakan untuk penginjilan. Tak perlu
dikatakan, Internet telah membawa dimensi baru dari misi Gereja dari membuat situs web hingga
menggunakan platform online untuk menjalankan gereja. Ini bisa melalui penyediaan layanan
online, pertemuan kelompok kecil untuk berdoa dan belajar Alkitab, dan membuat konten kristen
7
Lihat Gala Media News.com, Anisa LarasantiSupriyanti, Telah hadirgereja virtual pertama kali di Dunia
Metaverse”, 24 januari 2022, di akses pada 01 April 2022

TUGAS MISSIOLOGI 3
yang bermanfaat di jejaring sosial dan youtube di era COVID 19 ini. Dalam cermah Seorang
pendeta GBI bernama Pdt. Dr. Rubin Adi Abraham mencermahkan pemikiran dari seorang
teolog yang bernama David J. Bosh yang mengatakanbahwa:

“Salah satu tantangan yang harus dihadapi oleh gereja Tuhan terutama gereja di
akhir zaman berasal dari kemajuan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK) yang
begitu pesat”8

Rubin berpendapat bahwa evolusi tidak terjadi dalam proses bertahap dan konstan, tetapi
dalam tekanan saat-saat ketika makhluk hidup mengalami keadaan tegangan tinggi atau tekanan
untuk berubah. Dan kemajuan teknologi itu membuat pergeseran nilai-nilai kristen mulai
mengalamikelunturanterutama di alamai oleh generasi yang berdampingan dengan
perkembangan IPTEK.

Untuk mencari nilai-nilai kristen yang sudah mulai luncur dikarenakan perkembangan
IPTEK. Dari harafiah kata Metaverse yang terdiridari kata META (Yun) = Beyond/ melampaui
dan VERSE (ing)-Universe/semesta. ,maka dapat disimpulkan bahwa metaverse ialah melampaui
semesta. Metaverse adalah tempat yang berbeda-beda untuk bertemu ,bermain, berdiskusi da
berinteraksi satu dengan yang lain dari berbagai belahan bumi manapun. Jikalau disandingkan
dengan matius 28:19 “Karena itu pergilah, jadikanlah semua bangsa murid-Ku baptislah mereka
dalam nama Bapa, Anak dan Roh Kudus. ”Maka metaverse membuka peluang untuk
menyampaiakan misi kepada orang-orang dari segala suku bangsa melalui metaverse.

Pada masa pandemi Covid-19 gerejatelahmencobamenyikapipelayananberbasis online.


Bagaimana memberitakan misi Allah, pelayanan Ibadah Minggu sampai kepada pendampingan
pastoral untuk keluarga berduka dan lain-lain. Meskipun berjalan dengan baik tetapi tidak
berjalan dengan begitu baik. Faktor yang mengakibatkan keberlangsungan ialah jaringan yang
kurang memadai. Dan itu membuat suasana ibadah sedikit terganggu dan bisa dibilang bergeser
maknanya. Namun satu hal yang menjadi realitas ialah penerimaan terhadap pelayanan berbasis
online harus diterima dan dijalan kanuntuk menjawab pelayanan-pelayanan gereja pada konteks
pandemi itu sendiri.

8
. Rubin Adi Abraham di dalam akun youtube Sinode GBI Official, judul “Gereja Metaverse”, di akses pada
11 april 2022, https://youtu.be/QipSRXe8nAI

TUGAS MISSIOLOGI 4
Cara gereja menyikapi hal tersebut merupakan gambaran gereja terus memperbaharui
diri. Meninggalkan Gereja Kolonial dan menuju Gereja Kontekstual. Gereja semestinya harus
memikirkan apa yang menjadi hal baru. Gereja yang lama dalam suratIbrani 11: 10-16, mencari
kota yang belum ada dan membangun kota. Sedangkan dalam diskusi Oase Intim Pdt. Joas
Adiprasetya menawarkan jalan keluar bagi gereja yang lama menuju gereja yang baru (Kolonial
ke Kontekastual) salah satunya yang membuat gereja itu disebut kontekstual ketika gereja
hadir ,menjawab serta mensimulasikan perkambangan dalam konteks yang ada salah satunya
metaverse. Gereja menyikapi metaverse dalam basis pelayanan gereja maka gereja itu disebut
gereja yang kontekstual.

Melalui diskusi itu Pdt. Joas Adiprasetya mengatakan gereja “proflective” memandang ke
masa depan dengan melihat apa yang ada pada sesama. 9 Dengan hadirnya pandemi covid-19
membuat gereja menerawang masa depan. Salah satu lokus menerawang oleh gereja ialah
metaverse. Gereja harus sigap menerawang metaverse, didalam metaverse gereja bisa
beretofleksi( ke masa depan bukan masa silam) bahwa gereja metaverse sebagai suatu kota/tanah
perjanjian yang perlu di bangun dan di tata kembali. Metaverse sendiri menyediakan ruang-ruang
sosial dengan dimensi yang berbeda, di dalam metaverse terjadi pembatasan sosial interaksi
yang imbasnya pada pelayanan gereja. Namun ini menjadi tanggung jawab orang beriman untuk
bagaimana melihat dari kacamata iman. Metaverse disisi lain memiliki banyak hal yang
tidakditerimadalam dunia pelayanan. Tetapi metaverse juga merupakan suatau bidang yang
menjauhkan orang-orang dariimbaspandemi.

Dalam diskusi oease intim Zakaria J. Ngelow mengatakan bahwa Eklesiologi pandemi
mengedepankan perspektif pelayanan konteks pandemi artinya menjangkau masyarakat di luar
tembok-tembok gereja10. Jika disandingkan gereja metaverse pertama kali yang dirintis oleh
pastor DJ Sotopada Life Churc di metaverse dan di hadiri oleh 97 orang dari berbagai belahan
dunia maka fenomena churc goes onlian and life churc adalah suatu gambaran masa depan
gereja yang tentunya fenomena-fenomena ini menuntuk banyak perubahan di dalam gereja.
Perubahan anggota jemaat, pelayanan sakramen dan perubahan karakter serta kelembagaan
gereja yang kaku menjadi gereja yang fleksibel (Solid churc to liquid)
9
Zakaria J. Ngelow dkk, Teologi Pandemi: panggilan Gereja di tengah pandemi covid-19”,(Makassar: Oease Intim,
2021), 246.
10
Ibid, 19.

TUGAS MISSIOLOGI 5
Tergerus atau Tergerak

Kendati demikian jelas bahwa gereja VR(Virtual Reality) adalah perbatasan misi di era
digital, namun gereja VR perlu mengembangkan dasar-dasar alkitabiah dan teologisnya tidak
hanya untuk mengatasi kontroversi teologis tetapi juga juga untuk membenarkan misi dan
pelayanan praktisnya. (Yohanes 1:3). Semua hal yang terlihat dan tidak terlihat diciptakan
melalui Yesus dan untuk-Nya (Kolose). 1:15-16). Oleh karena itu, adalah benar untuk
mengatakan bahwa VR ada di dalam alam semesta Allah, yang merupakan supranatural. dan
makhluk metafisik. Yang kemudian ketiga konsep ini jika disandingan bahwa penemuan
metaverse merupakan suatu penciptaan/ penemuan dalam dunia teknologi yang di dalam kisah
kisah penciptaan jika di sandingan dengan ketiga landasan Alkitab di atas bisa di sebut dengan
creatiocontinua yang arinya Allah yang masih terus menciptakan segala sesuatu demi
menunjukkan Eksistensinya sebagai Allah. Tidak ada yang bisa membatasi Allah untuk
mengurung pekerjaan sebagai pencipta hanya ada kata “ciptaan” yang akan membawa kita
melihat hasil dari pekerjaan Allah.

Creatiocontinua melibatkan manusia untuk menjadikannya sebagai panggung penciptaan


sekaligus pemeran pendukung dalam aksi menciptakan. Akal budi dan kemampuan membangun
suatu proyek Meteaverse merupakan gambaran ketika peristiwa Air Bah. Manusia yang
berimajinasi untuk menciptakan metaverse (virutalreality) dengan akal budi yang ada maka
terciptalah metaverse. Konteks pandemi misalnya merupakan suatu fenomena bencana dan
manusia harus melindungi dan berlindung dari bencana ini. Maka VirualRealitymerupakan
bahtera bagi gereja untuk mengambil sikap dan menaungi warga jemaatnya berlindung dari
bencana ini. Sesampai pada surunya bencana ini maka gereja harus keluar dari bahtera itu dan
kembali menjalankan hari-hari pelayanannya.

Nuh di berikan mandat oleh arsitek ilahi dengan panjang, lebar dan tinggi bahtera Nabi
Nuh sendiri tidak pahamapa maksud dari suruhan itu. Di lain sisi berfirmanlah Tuhan kepada
Nuh: “Mauklah ke dalam bahtera itu, engkau dan seisi rumahmu......... dari segala binatang yang
haram engkau harus mengambil tujuh padang....... Lalu Nuh melakukan segala yang
diperintahkan Tuhan kepadanya.... Masuklah Nuh kedalam bahtera itu bersama-sama dengan
anak-anaknya dan istrinya dan istri anak-anaknya karena air bah itu” (Kejadian 7:1-7). Dengan
kata lain, sifat gereja VR sebagai komunitas dari umat Allah yang dibuat hidup oleh Roh Allah

TUGAS MISSIOLOGI 6
berinteraksi dengan mereka dan Gereja tradisional tetap memperttahan kanke-otentikanya yang
valid karena memiliki sifat universalitas dengan mengakui keyakinan yang sama namun yang
membedahkananara bahtera VR dan Tradisional ialah memiliki kemampuan beradaptasi dan
fleksibilitas untuk menjadi relevan dan misional dalam budaya kontemporer.11

Joas Adiprasetya meminjam pemikiran filsuf Italia, Giorgio Agamben ketika berbicara
tentang imajinasi ekklesial yang mengembara, pendatang di negeri asing (1 Pet. 1:1, 17; 12:11) .
Sebagai komunitas yang peziarah, gereja tidak boleh kehilangan sikap kritisnya terhadap
lingkungan konteks di mana ia menggereja. Untuk dapat bersikap kritis terhadap konteks eklesia
metaverse maka gereja perlu melihat eklesia (gereja tradisonal) sebagai aergumen memunculkan
sikap kritis demi ke-otentikan Gereja. Gunakan teknologi di gereja untuk memungkinkan
komunikasi, komunitas, dan pemuridan.

Gereja digital dapat saja menciptakan dan memiliki sebuah aplikasi khusus di mana
jemaat dapat mengakses secara bebas seperti: baik outline khotbah, materi pelajaran alkitab
berseri, diskusi isu-isu terkini hingga menjadi media pengumuman mingguan gerejawi, melalui
gawai pintar mereka masing-masing. Teknologi memungkinkan anggota jemaat untuk
meningkatkan kualitas pengalaman pemuridan mereka di gereja. Dan tentu, semua ini hanyalah
sarana untuk meningkatkan kualitas dan aksesibilitas pemuridan masa kini. Perhatian utama yang
senantiasa menjadi awasan adalah, bahwa seluk-beluk teknologi- Metaverse (virtual reality) ini
bukanlah tujuan utama, melainkan sekadar untuk memungkinkan panggilan gereja dan konteks
berteologi di era teknologi digital.

Metaverse Sebagai Misi Gereja

11
Guichun Jun, “Virtual Reality Church as a New Mission Frontier in the Metaverse: Exploring Theological
Controversies and Missional Potential of Virtual Reality Church,” (Oxford: Sage Jurnal, 2020), 5. Di akses pada 13 april
2022.

TUGAS MISSIOLOGI 7
KESIMPULAN

Gereja harus siap dengan segala kemajuan yang ada, perkembangan tekonologi gereja
harus menjalankan msisi Tuhan. seperti Kristus menjelma sebagai daging untuk misi Tuhan,
demikian pula gereja-gereja tradisional membutuhkan untuk menjelma menjadi VR untuk tujuan

TUGAS MISSIOLOGI 8
dan alasan yang sama. VR adalah bidang misi yang luas, karena 97% pengguna adalah non-
Kristen dan ini menjadi peluang dalam penyebaran misi. Gereja seharusnya memberi
penekankan “Kepercayaan dulu, kemudian pengertian.” Santo Agustinus (354–430) menasihati
“Percayalah untuk memahami”12 Sehingga bukan bermaksud untuk menyalahkan siapa yang
tertingaal dan siapa yang tidak mau berkembang teapi seharunya ada pemahaman bahwasannya
Di era revolusi digital ini, perlu diketahui bahwa "ilmu pengetahuan dan agama" dan "akal dan
iman" perlu didamaikan untuk secara efektif menjalankan tugas Tuhan misi saat gereja
memasuki versi 4.0 terlebihnya dalam managgapi fenomena metaverse.

DAFTAR PUSTAKA

ALKITAB

BUKU

12
Taize, ”Alkitab dan Iman: Santo Agustinus (354-430), di akses pada 14 april 2022,
https://www.taize.fr/id_article8550.html

TUGAS MISSIOLOGI 9
Harari, Yuval Noah. Lessons: 21 abad untuk abad ke-21, Manado: CV Global Indo
Kreatif, 2018.

Ngelow ,Zakaria J. dkk, Teologi Pandemi: panggilan Gereja di tengah pandemi covid-
19”,Makassar: Oease Intim, 2021.

JURNAL
Guichun Jun, “Virtual Reality Church as a New Mission Frontier in the Metaverse:
Exploring Theological Controversies and Missional Potential of Virtual Reality Church,”
(Oxford:Sage Jurnal,2020), 5. Di akses pada 13 april 2022.

INTERNET
Apa itu meteverse, bagaimana itu metaverse yang membawa metaverse, di akses pada 01
April 2022, https://www.google.com/search?
q=NETAVERSE&oq=NETAVERSE&aqs=chrome..69i57j69i60j69i61j69i60.1914j0j7&sourcei
d=chrome&ie=UTF-8.
Akun instagram : “Mark Zuckerberg” , diakses pada 01 April 2022,
https://www.instagram.com/p/CVI01V7vXSE/?utm_medium=copy_link
Gala Media News. com, Anisa Larasanti Supriyanti, Telah hadir gereja virtual pertama
kali di Dunia Metaverse”, 24 januari 2022, di akses pada 01 April 2022
Rubin Adi Abraham di dalam akun youtube Sinode GBI Official, judul “Gereja
Metaverse”, di akses pada 11 april 2022, https://youtu.be/QipSRXe8nAI
Taize, ”Alkitab dan Iman: Santo Agustinus (354-430), di akses pada 14 april 2022,
https://www.taize.fr/id_article8550.html

TUGAS MISSIOLOGI 10

Anda mungkin juga menyukai