SKRIPSI
OLEH:
SKRIPSI
OLEH:
Dosen pembimbing telah menerima hasil penelitian dan penulisan skripsi yang
berjudul “PASTORAL BAGI PENINGKATAN MENGAJAR GURU
SEKOLAH MINGGU DI GEREJA BETHEL INDONESIA BUKIT ZAITUN
MANDALA, MEDAN”
Dan telah disetujui untuk di uji dalam ujian skripsi.
Disetujui Di :
Dosen Pembimbing
PELEALU SAMUEL.G.M.Th
NIDN : 2312085701
ii
PENANDASAHAN PENGUJI
Oleh:
KRISTAUFIK WARUWU
Nim : 2017019565
Skripsi ini telah dipertahankan dalam sidang ujian skripsi oleh dewan penguji
pada tanggal 06 oktober 2021
Dewan Penguji
Penguji I
Maka dengan ini dinyatakan bahwa sikripsi ini diterima dan disahkan sebagai
bagian dari persyaratan untuk mencapai gelar Sarjana Teologi di Sekolah Tinggi
Teologi Bina Muda Wirawan Medan
SURAT PERNYATAAN
( Kristaufik Waruwu )
iv
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur buat karya Tuhan Allah Yesus Kristus dan Roh
Nya sehingga selama penulisan hingga selesainya proposal ini, Tuhan yang
memberi kekuatan dan kesehatan bagi penulis. Penulis menyadari bahwa dalam
tetapi karena dukungan dari berbagai pihak, baik dukungan doa, dana, pokok
dan berjuang dalam doa dan dana, Ibu Yuniati Gulo yang selalu
Sihombing.
Tari, Ivin, Yulia R, Intan, Jeni, Amel, Krisna, Trisda, Nayda, Henti,
10. Sugiyono, Ibu Titis Wiguna, bapak Sumat Pangareho, Ibu Susianti,
Bonasir, Bapak Emi, Ibu Monik, Ibu Meldi, ibu Tabita, ibu Deti
Wanasari, bapak dolfy, bapak Assa Pondaag dan Ibu Dewi Zebua,
ABSTRAK
Waruwu, Kristaufik. Pastoral Guru Sekolah Minggu Bagi Peningkatan
Kualitas Mengajar diGereja Bethel Indonesia Bukit Zaitun Mandala, Medan.
Kata kunci: Pastoral, Peningkatan kualitas Mengajar
Pastoral adalah penggembalaan yang dilakukan oleh gembala yang
memberikan nasihat, penghiburan dan penguatan kepada anggota jemaat yang
membutuhkan bantuan dan pelayanannya. Pastor dalam hidup dan
pekerjaannya harus terus menerus memperhatikan spiritualitasnya sendiri.
Pastor bekerja di dalam gereja. Dalam gereja ia belajar mengenal “rahasia”
keselamatan, yang dikerjakan oleh Allah dalam anakNya, Yesus Kristus.
Dalam Alkitab motif gembala adalah ekspresi dari penjagaan atau
pemeliharaan Allah yang penuh dengan kasih dan penghiburan.
MOTTO
FILIPI 4:19
DAFTAR ISI
Halaman sampul
Halaman judul dalam
Lembaran Persetujun Dosen pembimbing........................................................................i
Lembaran Penandasahaan Penguji......................................................................................ii
Lembar Persetujuan................................................................................................................iii
Kata pengantar..........................................................................................................................iv
Abstrak......................................................................................................................................viii
Daftar isi.....................................................................................................................................ix
BAB I PENDAHULUAN........................................................................................1
A. Latar Belakang Masalah..............................................................1
B. Fokus dan Subfokus penelitian...............................................11
C. Rumusan masalah.......................................................................11
D. Tujuan Penelitian.........................................................................12
E. Manfaat Penelitian......................................................................12
PENDAHULUAN
menjadi bab pertama dalam tulisan tersebut. Bab pertama ini membahas
apabila engkau berbaring dan apabila engkau bangun”. Para orang tua Kristen
menjaga anak-anak mereka agar tetap berada dalam kerangka sistem nilai yang
berdasarkan Yesus Kristus. Banyak orang tua yang khawatir bahwa anak-anak
1
mereka akan meninggalkan iman mereka. Orang tua sangat berperan dalam
dan pengenalan Allah dari orang tuanya. Hal itu terjadi karena mungkin orang
1 Don S. Otis, Membina Anak Bermoral, (Bandung : Yayasan Kalam Hidup, 2003), 7
1
2
tua yang sibuk dengan pekerjaan mereka dan ketidaktahuan mereka dalam
membina anak untuk mengenal Allah. Oleh sebab itu, orang tua sangat
Hal itu akan menjadi hal mendasar bagi kehidupan anak di masa depannya
kejahatan dan ketika dewasa tidak memiliki pekerjaan yang layak.Anak belum
dapat membedakan mana yang baik dan tidak baik, apa yang dilihat dan
lingkungan mengajarkan yang tidak baik maka anak tersebut memiliki karakter
yang tidak bermoral. Anak laki-laki dan anak perempuan bertumbuh dalam
dunia yang berbeda dengan dunia yang dikenal orang dewasa saat masih muda.
smartphone membuat anak kecanduan. Oleh karena itu, Orang tua harus bisa
media digital dalam mendukung pendidikan anak. Guru sekolah minggu adalah
pengenalan akan Kristus. Roma 3:23 dituliskan “karena semua orang telah
berdosa dan telah kehilangan kemuliaan Allah”, hal itu juga ditunjukkan kepa-
3
yang mudah. Banyak orang tidak mampu untuk menjadi seorang pengajar dan
pembina bagi anak-anak. Kemampuan dalam mendidik anak itu dilakukan oleh
orang yang sudah memiliki hati yang terbeban dalam mengarahkan anak dalam
kehidupan yang benar dan seturut Firman Tuhan. Pelayan anak sekolah minggu
adalah seorang yang dipanggil dan dipilih (Yohanes 15:16, Roma 8:29 30)
untuk suatu tugas yang mulia, untuk menghasilkan buah dan menjadi saluran
bagi anak-anak.
Setiap pelayan anak harus melayani dengan target dan punya keyakinan
bahwa setiap anak dalam keluarganya, lahir baru serta memiliki keyakinan
bahwa dirinya diselamatkan oleh Yesus Kristus. Guru bukan hanya sebagai
pencerita bagi anak sekolah minggu, bukan hanya transfer teori tentang Tuhan,
tetapi juga transfer kehidupan. Guru sekolah minggu itu penginjil bagi muri-
muridnya. Dia juga adalah seorang yang melakukan penginjilan pribadi dan
2
pembimbingan pribadi untuk menerima Yesus secara pribadi.
Wujud pengabdian seorang guru sekolah minggu dalam pelayanannya dilihat dari
anak. Anak adalah penerus dalam keluarganya dan ia membutuhkan seorang yang
bisa dilihatnya dan mengajarkannya untuk bermain. Bermain adalah hal yang
disukai oleh anak-anak pada umumnya. Guru sekolah minggu harus mampu
anak. Apa yang sedang dipikirkan dan senang dipelajari anak harus bisa
diketahui oleh guru sekolah minggu sehingga dia bisa membina anak sekolah
minggunya dan mengarahkannya kearah yang lebih baik. Pelayan anak (Guru
sekolah minggu) bukan hanya teladan bagi anak-anak tetapi dia adalah
pendidik bagi anak supaya berhasil dalam hidupnya dan memiliki pengenalan
anaknya. Orang tua juga berharap anak mereka seorang yang beriman kepada
Tuhan Yang Maha Esa. Anak yang berakhlak mulia adalah anak yang berbakti
kepada orang tua. Anak yang berguna bagi dirinya, keluarga, nusa, bangsa dan
negaranya. Orang tua sangat berharap anak mereka seorang yang cerdas dan
3
terampil. Mencapai semuanya itu dibutuhkan seorang pendidik yang baik. Hal
itu merupakan salah satu tugas dan tanggung jawab seorang guru sekolah
minggu.
motivasi yang benar. Alasan melayani anak lebih dari sekedar senang kepada
anak. Alasan lainnya adalah guru sekolah minggu melakukan pelayanan kepada
anak untuk mencari penerimaan diri dan mencari puji-pujian, tentunya guru
yang enak bagi hatinya. Ada rasa dan aroma bahwa ia dihargai oleh anak-anak,
kecewa berat, ngambek, ketika dirinya ditegor, disalahkan dan dikritik. Dia
tergores, sakit dan bisa mundur karena merasa „tidak dihargai‟ bukannya dipuji
malah ditegor.
memiliki motivasi yang benar yaitu melayani anak dengan penuh kasih dan
ajaran yang ada dalam Alkitab. Guru sekolah minggu adalah seorang yang
kepada anak-anak. Doktrin adalah kumpulan kebenaran yang utuh, tetap dan
oleh mereka melalui ilham. Doktrin adalah apa yang di percayai dan ajarkan.
Seorang guru sekolah minggu yang memahami doktrin Alkitab dengan benar
4
bagaimana anak dapat menerapkan itu dalam kesehariannya.
Dalam mengajar dan mendidik anak dengan baik, guru sekolah minggu harus
memiliki banyak metode mengajar anak-anak. Hal itu untuk mendukung anak
dalam perubahan sikap dan perilakunya. Sekolah minggu adalah bagian tubuh
Kristus dan memerlukan cara untuk membangun mereka, salah satunya dengan
Firman Tuhan dan menjadikan anak- anak sebagai “murid” Tuhan yang
berpengetahuan Firman Tuhan. Kolose 1:28 “Tiap-tiap orang kami ajari dalam
5
Kristus”.
Kualitas guru sekolah minggu dalam mengajar anak sangat perlu bagi
perkembangan anak secara fisik dan mentalnya. Mengajar anak itu dilakukan
dengan membina anak dengan penuh kasih dan juga tidak lepas dari teguran-
teguran agar anak tersebut menjadi seorang anak yang bertumbuh. Guru sekolah
mengawasi/kontrol terhadap diri sendiri pada apa yang diajarkannya serta kreatif
dalam memilih metode mengajar anak. Hal ini terjadi karena gereja kurang
6
memperhatikan pentingnya pembinaan bagi guru anak/sekolah minggu.
Pengajaran yang dilakukan guru sekolah minggu tidak begitu praktis dan susah
pengajaran secara monoton dan membuat anak bosan dan tidak tertarik untuk
memahami Alkitab. Hal ini terjadi karena kurangnya guru sekolah minggu
sekolah minggu harus tahu dan mengerti setiap anak didikannya. Guru sekolah
minggu harus menjadi contoh dan teladan dalam perilakunya, mereka harus
tahu mendidik dan mengajar anak dengan baik, tidak bermain-main dan serius
dalam mengajar anak. Pelayanan anak bukanlah pelayanan biasa saja, yang bisa
dikerjakan dengan tidak ada persiapan. Pelayanan anak adalah bagian dari
pelayanan Tuhan Yesus Kristus. Jadi, dapat dipahami bahwa pelayanan ini
adalah isi hati Allah bagi orang percaya saat ini untuk mengajarkan tentang
Tidak hanya mengajar dengan motivasi bahwa suka dengan anak-anak dan
senang bergaul dengan mereka, tetapi harus juga memiliki cara dan metode
tanpa ada persiapan dan tidak sungguh-sungguh dalam melayani anak. Hal itu
nyata ketika guru sekolah minggu terkadang lupa membawa Alkitab dan
menggambar. Tidak hanya itu, Guru sibuk dengan dirinya. Hanya mengetahui
bahwa ia sudah datang dan mengajar, lalu menjadi sibuk bercerita dengan
Penulis telah melakukan pra penelitian (observasi) dan penulis melihat ada
masalah dalam jemaat tersebut. Di GBI Bukit Zaitun Mandala, pelayan anak
anak yang berkualitas dan beretika, namun ternyata pelayanan yang dilakukan
kurang berdampak terhadap anak-anak. Banyak anak yang masih tidak bisa
GBI Bukit Zaitun Mandala adalah gereja yang telah lama berdiri dan
sebagai gereja yang maju. Penulis telah melihat para pelayan anak (guru
sekolah minggu) yang melayani disitu tidak memiliki kualitas, tidak efektif
hal tersebut karena tidak adanya pastoral pengajaran anak. Hal ini dibuktikan
melalui wawancara penulis terhadap para guru sekolah minggu. Dalam hal itu,
mengajar anak sekolah minggu. melalui penelitian itu dan wawancara kepada
Pelayan anak (Guru Sekolah Minggu) kurang kreatif dalam mengajar dan
mendidik anak. Hal itu dengan penulis melihat bahwa kreatifitas guru untuk
menarik perhatian anak tidak ada, guru hanya fokus anak tersebut
kreatif gurunya dalam mengasah dan membuat dia lebih memahami Firman
Tuhan.
Hal lainnya adalah guru sekolah minggu tidak memahami serta tidak
sehingga hal itu menjadikan guru tersebut mengajar anak usia 1-5 tahun sama
dengan mengajar anak usia 6-8 tahun. Guru sekolah minggu tidak
mendorong anak tetap semangat dalam belajar dan berubah dari perilaku/sifat
buruknya. Pelayan anak dipilih oleh gembala menjadi pengajar anak setelah
pelayan tersebut memiliki kerinduan dan ingin melayani sebagai pelayan anak
sekolah minggu.
yang mendasar tentang Alkitab. Hal ini nyata ketika guru mengajarkan anak
tentang Firman Tuhan. Guru tidak memiliki persiapan dan mengajar dengan
pengetahuan umum saja. Pemahaman guru akan ajaran dalam Alkitab juga
tidak ada, guru hanya memahami sikap dan perilakunya diterima dan layak
pelayanannya, hal itu penulis lihat dari keaktifan penulis dalam melakukan
pelayanan anak dan tidak konsisten dengan pelayana yang diberikan kepada
setiap pelayan anak. Guru sekolah minggu tidak memiliki visi dan misi dalam
10
mendidik anak. Visi dan misi sangat perlu sebagai target yang harus dicapai
dan proses dalam mengajar serta tindakan guru dalam berperilaku dan
minggu yang harus terus hadir di ibadah sekolah minggu. Pelayan anak
mengajar anak tanpa ada target dan tujuan dan proses yang harus dilakukan
dalam mencapai visi tersebut. Pelayan anak tidak tahu konseling anak. Guru
sekolah minggu tidak ada melakukan konseling kepada anak dan tidak
mencari tahu masalah-masalah yang dimiliki anak. Anak tidak diajarkan untuk
pelayanan guru sekolah minggu dalam mengajar anak. Hal itu terlihat dari
anak sekolah minggu yang tidak memiliki mental keberanian untuk tampil dan
masih harus didorong untuk bersaksi. Hal itu terjadi karena guru sekolah
minggu tidak pernah melatih anak untuk tampil dan menunjukkan talenta yang
anak miliki.
untuk para pelayan anak. Penulis termotivasi untuk melakukan penelitian dan
mengkaji lebih jauh tentang peningkatan mengajar guru sekolah minggu di GBI
masalah mengajar guru sekolah minggu, penelitian ini difokuskan pada kajian
Bethel Indonesia Bukit Zaitun Mandala”. Dari latar belakang yang dituliskan
oleh penulis dan fokus penelitian penulis, maka subfokus penelitian ini
diarahkan pada:
C. Rumusan masalah
Mandala?
11
12
D. Tujuan penelitian
Dalam rumusan masalah yang ada diatas, memberikan
E. Manfaat Penelitian
1. Secara teoritis
a. Sebagai sebuah landasan/acuan dalam mengembangkan penelitian
2. Secara Praktis
BAB II
KAJIAN TEORITIS
A. Hakikat Pastoral
Istilah Pastoral berasal dari kata Pastor dalam bahasa Latin atau
bahasa Yunani disebut Poimen, yang berarti gembala. Bisa juga disebut
Pendeta yang mempunyai tugas menjadi gembala bagi warga gereja atau
konseling adalah consul yang artinya wakil, konsul; counsult yang artinya
3
para pastor atau pendeta saja akan tetapi setiap pengikutnya. Pastor
3 Aart Van Beek, Pendampingan Pastoral, (Jakarta : BPK Gunung Mulia, 1999), 10
15
4
dikerjakan oleh Allah dalam anakNya, Yesus Kristus.
yang di bentuk dari kata ra’a yang berarti makan rumput, memberi
5
melindungi. Kata penggembalaan berasal dari kata dasar „gembala‟
6
berarti pelayanan yang dijalankan oleh pastor (gembala). Abineno
dari penjagaan atau pemeliharaan Allah yang penuh dengan kasih dan
sampai ke tanah perjanjian, disini nyata bahwa Allah adalah Allah yang
7
menumbuhkan kasih kepada Allah dan sesama manusia.
8
mewujudkan iman itu dalam hidupnya sehari- hari .
pelayanan gembala, namun lebih dari pada itu agar penggembalaan itu
hidup harus mencakup dimensi penggembalaan yang lebih luas dari apa
anggota yang hidup serta mengetahui akan tugas dan panggilan imamat
orang percaya, dimana setiap orang percaya menjadi imam bagi orang
manusia.
9
terampil dalam pelayanan konselingnya.
a. Perjanjian Lama
10
mewujudkan kasih.
11
kasih dan penghiburan.
1. Nabi
umat-Nya (Yes 1:2-9). Firman Tuhan yang disampaikan para nabi selalu
sebagai umat Allah dibicarakan berkaitan dengan kondisi mereka saat ini,
Maksudnya, konsep tentang baru dan bumi baru dari pada nabi
kerohanian yang vertical. Hal yang lebih menarik adalah visi tersebut
10 J. D. Engel, Pastoral dan kebutuhan dasar Konseling, (Jakarta : BPK Gunung Mulia, 2016),
17
11 Tulus Tu‟u, Dasar-Dasar Konseling Pastoral, 7-9
19
12
yesaya tentang dunia baru (Yes 65:17-25).
2. Raja-raja
raja dipilih, diangkat dan diurapi Tuhan Allah. Artinya seorang raja
c ) Hakim-hakim
b. Perjanjian Baru
12
Tri Budiarjo, Pelayanan Anak yang Holistik, (Yogyakarta : Andi, 2011), 88-89
20
13
mengorbankan hidupnya utk memelihara domba-dombanya.
dipahami sebagai tugas dari seluruh warga jemaat yang berfungsi sebagai
pertumbuhan.
1. Tuhan Yesus
kunkungan dosa dan maut, yang seyogianya upah dosa itu adalah maut
14
susah,sengsara dan tertawan (Luk.4:18-19).
2. Para Rasul
3. Para Penatua
Dari buah misi pelayanan para rasul lahirlah jemaat dan untuk
dari situlah dikenal nama bishop yg berarti gembala (Kis.20:28; Fil 1:1;
katanya: karena itu jagalah dirimu dan jagalah seluruh kawanan, karena
Tit 1:7-9 ,Kol 3:14,, I petr 5;5, Flp 2;3-5,7-8, II Kor 11:20 dll).
rumah Allah (Tit 1:7), penilik jemaat (Flp 1:1, I Tim3:2), pemimpin (Ibr
banyak sekali dinyatakan secara sederhana dan luas dalam PB, tetapi
bukan hanya mencatat keberadaan para penatua itu saja, namun juga
itu untuk dapat menjangkau orang-orang yang masih ragu dan belum
mengerti serta tidak mau mengerti tentang firman Tuhan itu sendiri.
mencari kebutuhan yang begitu sangat sulit. Belum lagi keadaan yang
16
yang sakit, dan bergumul. Pastoral memiliki tujuan untuk mencari
16
Tulus Tu‟u, Dasar-Dasar Konseling Pastoral, 2-6
24
17
jemaat serta mampu untuk menghadapi persoalan selanjutnya.
menjadi penuh, namun hal ini bukanlah suatu jaminan bahwa gereja itu
adalah jemaat yang hidup. Hal lainnya yang menjadi tujuan pastoral
adalah agar gereja menjadi kudus dan supaya jemaat Yesus Kristus
yang tahu akan panggilannya, maka jemaat itu akan menjadi suatu
jalan itu kehidupan jemaat menjadi segar, hidup dan beraneka warna.
18
Dengan begitu, yang satu dapat menyempurnakan yang lain. Tujuan
holistic terhadap manusia yang terdiri dari banyak aspek yang perlu
19
menjalankannya perlu dilatih.
terlebih dahulu klien atau pasien yang hendak dikunjungi, karena setiap
orang itu unik dan memiliki khas masing-masing, jadi dibutuhkan cara
rohaninya (Mat 4:23; 8:7; Luk 4:23, dll). Gereja dalam hal ini adalah
atau konselinya.
20
yang mengampuni. Pengakuan tidak cukup untuk memulihkan dan
21
seluruh kategori penderitaan destruktif lainnya.
a. Tahap awal
Hal ini terjadi karena konselor sudah dikenal dan dipercaya sehingga
b. Tahap inti
c. Tahap penutup
jika konselor siap dengan ayat Alkitab yang tepat untuk masalah
konsili. Ayat itu cukup baik bila dibaca konsili, lalu konselor memberi
22
Sebab firman Allah itu pelita dan terang bagi orang percaya.
Roh Kudus. Menjadi seorang pelayan bagi anak merupakan tugas dan
mereka sesuai apa yang diajarkan oleh Yesus sendiri (Matius 28:18-
23
20). Hal itu supaya setiap orang menjadi muridNya. Sekarang ini,
24
setiap orang percaya. Seorang guru sekolah minggu memiliki
murid Kristus.
harus menjadi yang terbaik dan menjadi guru yang paling efektif
semaksimal mungkin. Dengan menjadi guru yang lebih baik yang pada
gilirannya nanti akan menghasilkan pelayan Kristus yang lebih baik, pada
akhirnya akan menghasilkan pelayan Tuhan yang lebih kuat, dan lebih
banyak orang yang percaya Yesus. Guru sekolah minggu adalah guru
Kristen. Istilah “guru Kristen” dapat di pahami dari tiga segi, yakni:
25
lainnya. Kata Yunani "didaskolos" (guru) digunakan sendiri oleh
disebut sebagai "para guru": "Dan Ialah yang memberikan baik rasul-
panggilannya. Hal itu sangat perlu agar dapat mengajar dengan baik,
efektif, dan efisien. Hal lainnya adalah pelayan anak harus memiliki
dirinya bagi pelayanan anak, hadir dan mengajar dengan cinta, berdoa
26
syafaat bagi anak, serta menjadi seorang gembala bagi anak-anakya.
yang tidak baik. kata Yesus yang paling keras untuk ahli-ahli agama
ajarkan adalah hal yang sia-sia karena “ bukan yang dilihat manusia
yang dilihat Allah; manusia melihat apa yang didepan mata tetapi
2) Mengajar Anak
mengajar merupakan hal yang wajib dilakukan oleh para guru sekolah
yang ada padamu, jangan dengan paksa, tetapi dengan sukarela sesuai
tersebut tidak memiliki kasih maka pengajarannya itu adalah hal yang
sia-sia. Tidak memiliki kasih adalah tanda kematian yang pasti: “Kita
tahu, bahwa kita sudah berpindah dari dalam maut kedalam hidup,
firman Allah dan tidak melakukannya, kita sama saja menipu diri
tanpa perbuatan pada hakikatnya adalah mati (26-27). Dalam hal ini
adalah bukan calon pembuat murid yang baik. Teladan yang diberikan
Kristen yang digambarkan dalam kisah rasul dan yang telah diteladani
27
dimensi ini.
mereka dan contohlah hidup mereka”. Dalam hal ini, ibrani menjelaskan
Jika ingin melihat orang diubahkan, maka perlu melihat dan mengalami
28
perubahan itu dalam diri pelayan terlebih dulu. Guru sekolah minggu
dalam hal ini harus menjadi teladan bagi anak sekolah minggu-nya dan
bandingkan satu anak dengan yang lain. Orang tua harus memandang
29
sebagaimana adanya. Orang tua ditegaskan untuk mengembangkan
penerimaan kasih dan rahmat Allah. Selain itu anak- anak harus dibina
30
kepada Allah (2 Yohanes 1:4).
dalam perjanjian baru berpusat pada Yesus sendiri. Pada masa kecilnya
iman. Hal ini Nampak ketika Yesus ditanyai mengenai hokum yang
31
memberkatiNya (Mrk 10:16).
32
kepada anak-anak.
Sekolah Minggu juga tidak luput dari masalah-masalah besar. Hal itu
Hal lainnya adalah Guru Sekolah Minggu yang lebih senior menolak
inovasi rekan pelayan yang baru, artinya ketika guru yang baru masuk
33
dan tersembunyi untuk mendapatkan upah, penghargaan, dan pujian.
33 Charles R. Swindoll, Meningkatkan Pelayanan Anda, (Bandung: Pionir Jaya, 2009), 180
38
bukan saja dengan penggunaan komputer, tetapi juga dengan dunia maya
saja jalan hidup, tetapi juga nilai hidup dan cara pikir mereka. Dalam hal
ini, seorang guru sekolah minggu akan menjadi sangat sulit mengajar anak
seperti ini. Guru dalam hal ini harus mengkritisi bagaimana mereka harus
mendidik anak sekolah minggu. Anak yang masih sangat belum mengenal
teknologi dapat menjadi tantangan yang sangat besar bagi para guru
34
sekolah minggu dalam mengajar. Hal itu akan membuat dia terobsesi dan
kecanduan. Dalam mendidik dan membina anak sekarang ini, guru dituntut
informasi tersebut.
35
perubahan dalam pengetahuan-pemahaman, keterampilan dan nilai-sikap.
34 Sutanto Leo, Kiat Sukses Mengelola dan Mengajar Sekolah Minggu, (Yogyakarta: ANDI). 8
35 W. S. Winkel, Psikologi Pengajaran, (Jakarta : Grasindo, 1991), 36
39
36
jalan memberi pengetahuan. Mengajar pada prinsipnya membimbing
37
dengan kata-kata.
1) Perlengkapan Rohani
dengan Tuhan. Anak harus tahu bahwa Tuhan memiliki masa depan,
untuk itu anak harus diajarkan membaca Alkitab dan juga bagaimana
2) Citra diri
dirinya baik fisik dan keadaan orang tuanya, membina anak agar
menjadi bijak dimasa depan, berpakaian dengan sopan. Hal ini untuk
nantinya.
3) Kecakapan manusia
seorang pemimpin. Anak juga diajar agar mereka tidak membantah dan
4) Teguran
memiliki ketaatan dan menanamkan sikap yang rendah hati. Hal ini
Anak juga harus diajarkan untuk bekerja dan membantu orang tua
38
mereka dirumah.
terdiri dari guru dan peserta didik untuk saling berinteraksi dalam
tujuan dari proses pembelajaran dapat tercapai sesuai dengan yang telah
1) Metode ceramah
38 Dani Johnson, Grooming The Next Generation for Success, (Yogyakarta: Andi, 2011), 73-171
42
secara pasif.
2) Metode demonstrasi
3) Metode diskusi
untuk berdialog dan bertukar pendapat, dengan tujuan agar peserta didik
aturan yang terlalu keras, namun harus tetap mengikuti etika yang
disepakati bersama.
4) Metode simulasi
5) Metode penugasan
39
analogi, mukjizat, dan khotbah. Untuk itu, guru harus memahami
dalam mengajar anak harus kreatif Untuk mengajar secara kreatif, bisa
saja seorang guru sekolah minggu mencari banyak tips contohya bisa
senang bergurau, mereka penuh daya kreatif. Oleh karena itu, daya pikir
lebih mendalam. Hal lain yang penting yaitu guru perlu mendorong
pembinaan yang berpusat pada anak, yang mengajak anak aktif terilibat
dan bertumbuh dalam proses peminnaan ini. jadi, tidak hanya guru saja
yang aktif dalam proses pembinaan dan anak menjadi pendenagr pasif.
Tetapi anak justru menjadi subjek yang aktif dikelas, anak diharapkan
39 Khoe Yao Tung, Menuju Kristen Impian Masa Kini, (Yogyakarta: Andi, 2015), 276
44
anak agar terlibat dalam proses pembinaan ini. metode ini menuntut
guru untuk berani aktif kreatif dalam: berkreasi kegiatan, acara sekolah
bersifat unik dan menunjukkan variasi antara bidang studi yang satu
dengan yang lain, antara satuan kelas yang satu dengan yang lain dan
40
antara tenaga pengajar yang satu dengan yang lain. Sekolah Minggu
liturgi untuk anak- anak, bagaimana ruang kelas dan bagaimana posisi
membuat reviem melalui Tanya jawab (cerdas cermat Alkitab). Hal ini
harus dilakukan oleh guru sekolah minggu supaya suasana kelas aman
dan baik serta anak dapat memiliki banyak inspirasi dan pengalaman
belajar.
dan mencari cara supaya anak lebih memahami arti kebenaran firman
Tuhan. Pada dasarnya ada banyak faktor yang berkaitan dengan atau
1. Lingkungan belajar
Dalam peran itu, guru mengolah kelas, dan memikirkan ukuran yang
belajar terjadi dalam lingkungna kecil dari pada dalam kelas besar (lebih
dari 20 peserta). Dalam hal ini, guru memiliki kesempatan untuk lebih
Ini adalah sesuatu hal yang sangat sulit. Untuk itu, guru harus terlibat
41
dalam kegiatan mendisiplin anak.
dahulu perlu diteliti oleh guru. Karena itu, ia harus belajar objektif
41 Anne Neufeld Rupp, Tumbuh Kembang Bersama Anak, (Jakarta: Gunung Mulia, 2009), 197
47
didiknya agar semakin aktif dalam belajar. Hal itu karena watak dan
sesame serta sifat perbuatan belajar itu sebagai proses dan upaya apa
pujian dan terus berdoa serta berharap akan campur tangan Allah, oleh
42
belajar.
jemaat dewasa dan pemuda, tetapi juga bagi anak-anak sekolah Minggu.
Hal ini sangat penting karena orang dewasa adalah gereja hari ini,
1. Pengajaran
2. Perkunjungan
3. Bimbingan
anak.
4. Disiplin
sekolah minggu menuju masa depan. Maka dari itu jemaat tidak boleh
yang dikemukan penyaji dibahas dari berbagai aspek dan sudut pandang.
Seminar fokus pada topik tertentu yang sangat khusus, di mana peserta
dengan sistem dialog yang dipimpin oleh moderator. Selain itu, bisa juga
dengan sesi debat dan berbagi pengalaman. Tujuan dari seminar adalah
seminar berpangkal pada makalah atau kertas kerja yang disusun sebelum
43
diminta panitia penyelenggara.
tekanan dan masalah yang mungkin berasal dari luar atau dari
lebih efektif jika memahami sifat dan perilaku anak. Psikologi adalah
dan perilaku manusia. Disiplin ilmu ini meneliti alur pemikiran manusia
43 Rinayanthi, I. Nengah Laba & Ni Made (2018-01-24). Buku Ajar Bahasa Indonesia
Berbasis Karya Tulis Ilmiah. (Sleman: Deepublish). hlm. 222.
51
dan alasan di balik perilaku dan tindakan tersebut. Ilmu psikologi ini
Psicology berasal dari bahasa yunani yaitu psyhce dan logos, yang
44
berarti ilmu jiwa.
anak. Karakter anak harus dibentuk ketika masih usia dini, karena itu
analisis data dan interpretasi data; serta kriteria dan teknik pemeriksaan
keabsahan data.
52
53
Sebagai Gembala sidang, Pdt. Djman Sinaga, MA., M.Th. Dalam waktu
penelitian ini baru ditetapkan ketika hasil dari Bab I sampai Bab III
penelitian ini, sesuai dengan waktu dan kesepakatan dari pihak sekolah
C. Paradigma Penelitian
45
atau scientific paradigma (paradigma ilmiah), melainkan paradigma
46
orang itu sendiri. Salah satu bidang penelitian yang mempengaruhi
47
anggotanya. Inti Etnografi ialah mencoba memahami makna perbuatan
itu peneliti dan yang diteliti bersama-sama aktif dan tidak dapat
48
serta pelaporan datanya secara deskriptif.
yang terkait satu dengan yang lain. 2. Mengenai peneliti dan yang diteliti,
1. Pendekatan Penelitian
49
penelitian yang menggunakan paradigma naturalistik. Ada pun ciri-ciri
pengumpul data; (3). Metode kualitatif; (4). Analisis data secara induktif;
(5). Penyusunan teori dari bawah (grounded theory); (6). Deskriptif; (7).
Lebih mementingkan proses dari pada hasil; (8). Adanya "batas" yang
10. Desain bersifat sementara; dan 11. Hasil penelitian dirundingkan dan
50
disepakati bersama.
berikut: 1. Alkitab sebagai latar prinsip, norma, teori dan prosedur ideal;
dan prosedur ideal; 3). Latar alamiah; 4). Manusia sebagai alat
ditentukan oleh fokus; 10). Adanya kriteria khusus untuk keabsahan data;
51
(action research), dan penelitian perpustakaan (library research).
52
berlaku atau terbatas pada kasus konflik saja. Ada tiga tipe dalam
konteks studi kasus, yaitu: studi kasus non-yudisial, studi kasus yudisial,
53
dan studi kasus langsung (live case study). Penelitian ini memakai studi
kasus langsung (live case study), yaitu studi kasus yang masih
1. Observasi
adalah:
52
51 Iskandar, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Jakarta: Gaung Persada, 2009),
49-65. Iskandar, Metodologi Penelitian Kualitatif, 54.
53
Ibid, 55.
58
pelayan anak, dengan jemaat dan orang tua anak sekolah minggu.
2. Wawancara
Subfokus 1. Pastoral
minggu?
minggu?
a) Analisis Data
empat tahap analisis data yang diikuti dengan pengumpulan data yaitu:
a). analisis domain, b). analisis taksonomi, c). analisis komponen, dan d).
analisis tema.
b) Analisis Domain
54
dilihat di lampiran hasil penelitian. Analisis ini tidak perlu dilakukan
oleh peneliti oleh karena: (1). Peneliti telah menyeleksi situasi sosial di
telah menetapkan domain yang terpilih dan yang akan diteliti lebih
54 Jame P. Spradley, Participant Observation (New York: Rinehart and Winston, 1980),
91-99.
61
c) Analisis Taksonomi
1). memilih satu domain untuk dianalisis, 2). mencari kesamaan atas
dasar hubungan semantik yang sama yang digunakan untuk domain itu,
3). mencari tambahan istilah bagian, 4). mencari domain yang lebih besar
dan lebih inklusif yang dapat dimasukkan sebagai sub bagian dari
55
dilakukan dan 7). membangun taksonomi secara lengkap.
d) Analisis Komponen
dilakukan dalam analisis komponen yaitu: 1). memilih domain yang akan
55
Jame P. Spradley, Participant Observation, 116-121.
62
untuk ciri yang tidak ada, 7). mengadakan pengamatan terpilih untuk
56
melengkapi data dan 8). menyiapkan paradigma lengkap.
a. Analisis Muatan
57
pembahasan. Ada dua tipe content analysis, yaitu tinjauan kritis
(critical review) dan analisis kritis (critical analysis). Hasil tinjauan kritis
b. Interpretasi Data
makna yang lebih mendalam dan luas terhadap hasil penelitian yang
meninjau hasil penelitian secara kritis dengan teori yang relevan dan
56 Ibid, 133-139.
57 Iskandar, Metodologi Penelitian Kualitatif, 56.
63
58
dalam penafsiran suatu peristiwa yang terjadi. Jadi interpretasi data
dari sesuatu data dapat berubah ketika ada orang melihat secara berbeda.
(confirmability).
Pada bab empat ini, penulis akan memaparkan data temuan penelitian,
sebagai berikut:
kerjasama dengan kampus, dan salah satu utusan sekolah untuk weekend
64
65
(PII). Gereja Bethel Indonesia (GBI) Bukit Zaitun merupakan salah satu
organisasi gereja yang ada di kota Medan. GBI Bukit Zaitun berlokasi
didirikan oleh Bpk. Pdt. Djaman Sinaga dan beliau juga sebagai
dari persekutuan kecil yang terdiri dari 2 orang yaitu Gembala Pdt.
menjadi tempat ibadah yang telah diresmikan pada tanggal 31 Juli 1983
Mandala.
Pada tanggal 21 Mei 1998 dimulai peletakan batu pertama dan hingga
dengan perjuangan serta semangat dari Gembala dan doa dari semua
para pelayan, maka sampai saat ini Gereja maju dan dilengkapi dengan
Mandala, Medan.
subfokus penelitian.
a. Analisa taksonomi
maka peneliti melakukan wawancara untuk memperoleh setiap data dari para
berperan menjadi seorang pelayan anak di Gbi Bukit Zaitun Mandala, Medan.
Mandala, Medan
Informasi yang peneliti dapatkan yaitu kami tidak tahu dan tidak
mengerti tentang pastoral guru sekolah minggu. Hal ini menjadi dasar
bagi peneliti bahwa para pelayan anak tidak memahami dan mengerti
1. Mengajar
secara umum.
2. Bertanggungjawab
tanggung jawab kepada setiap anak-anak yang mereka didik. Hal ini
3. mengarahkan
anak. Namun, hal ini masihlah kurang karena guru sekolah minggu
4. teladan
minggu dimulai. Hal lainnya adalah dengan karakter dan style yang
anak masih hal-hal yang biasa dan monoton. Peneliti juga mendapat
sedikit anak yang tidak menyukai guru sekolah minggu. Hal lainnya
sekolah minggu di GBI Bukit Zaitun masih kurang. Adapun cara yang
2. Bermain game
Dalam hal ini, peneliti yang telah ikut bersama-sama dalam pelayanan
2. Seminar TCE
5,4.6
1.1 kurang
2.1.kurang
3.1 Menasehati
3.2 Menggembalakan
3.4 Membina
4.2 menegur
4.3 mendidik
4.4 menasehati
72
mengajar
, 7 5 2
1.2 Pengajar
1.4 teladan
2.1 Teladan
2.3 disiplin
2.5 beradaptasi
2.6 bertanggungjawab
73
2.7 Sabar
3.3 taat
3.4 mengatur
.0 .0 .0 .0
mum 1 1 1 1
husus
74
2.0 Seminar
bahwa tujuan penulis dalam penelitian ini adalah Untuk mengetahui dan
sarana prasarana serta tidak adanya pelatihan bagi para guru sekolah
dalam mengajar. Untuk itu perlu adanya pemahaman para guru sekolah
anak harus memiliki metode serta cara yang kreatif sehingga anak-anak
tidak menjadi bosan dan selalu rindu untuk melakukan ibadah sekolah
minggu.
medan yang sekelilingnya memiliki berbagai agama serta suku dan budaya
yang berbeda-beda. Namun, hal itu tidak menjadi faktor penghambat bagi
oleh para pelayan dan jemaat serta para guru-guru sekolah minggu. Gereja
mengajar di GBI Bukit Zaitun dapat terlaksana jika ada peran dari gembala
PENUTUP
Bab V ini adalah bab terakhir yang merupakan bagian terakhir dari
saran baik untuk para Guru-Guru Sekolah Minggu dan gembala di (GBI)
A. Kesimpulan
masalah yang dihadapi oleh Guru Sekolah Minggu di GBI Bukit Zaitun
yaitu tidak ada yang mengajarkana tentang pastoral dan kurangnya sarana
prasara serta kurang memiliki cara yang kreatifk dan kurangnya wawasan
yang benar, hal ini yang sering membuat Guru-guru Sekolah Minggu di
anak.
nasehat serta mengarahkan para guru sekolah minggu untuk tampil lebih
77
tentang injil Yesus Kristus serta menjadikan mereka sebagai guru yang
B. Saran
Sebagaimana yang sudah diuraikan dari atas, maka hal ini penulis akan
Gembala, supaya guru sekolah minggu tetap dididik dan diarahkan kejalan
yang benar supaya menjadi guru yang berkualitas dalam pemahaan firman
Tuhan.
79
Mas.
Swindoll, C. R. (2009). Meningkatkan Pelayanan Anda. Bandung: Pionir Jaya.
Tim penyusun Kamus Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa Dep. P & K, K. B.
(1989).Jakarta: Balai Pustaka.
Tu‟u, T. (2007). Dasar-Dasar Konseling Pastoral. (Yogyakarta: ANDI. Tung,
K. Y. ( 2015). Menuju Kristen Impian Masa Kini. Yogyakarta: Andi..
Wijanarko, J. (n.d.). Anak dimata Tuhan. Jakarta: SUARA PEMULIHAN.
Wijaya, A. (2014). Sexsual Holiness. Surabaya: Yada Institutio. Winkel, W. S.
(1991). Psikologi Pengajaran. Jakarta: Grasindo.
Wiseman, H. B. ( 2003). Menikmati Panggilan di Ladang-Nya.
Yogyakarta: Andi. Wuellner, F. S. (n.d.). Gembalakanlah
Gembala-Gembala-Ku. Jakarta: BPK Gunung Mulia. Wuellner, F.
S. (n.d.). Gembalakanlah Gembala-Gembala-Ku.
Lampiran Taksonomi
Pemahaman Pastoral
- Kurang
Kepastoralan Kristen
- Kurang
- Menasehati
- Menggembalakan
- Memberikan bimbingan
- Membina
- Mengajarkan pelayanan
- Menegur
- Mendidik
- Menasehati
- Memberi pemahaman
- Memberi solusi
mengajar
Pengertian guru sekolah minggu
- motivator anak
- Pengajar
- Pelayan anak
- Teladan
- Teladan
- Berpakaian sopan
- Disiplin
- Beradaptasi
- Bertanggungjawab
- Sabar
- Menjaga sikap
- Taat
- Mengatur
- Memberi pengajaran
- Melakukan pujian
- Memberitakan firman
- Sangat perlu
- Seminar
- Sangat perlu
Pembinaan Pastoral
- Sangat perlu
- Psikologi Anak
- Sangat perlu
Lampiran I
Kode :CPL-01
Judul : Wawancara Torang siregar
Tempat :-
Disusun :
Keterangan:
melalui via whatsapp, voice note dan chat messenger. Hal ini pewawancara
sesuai dengan subfokus dari penelitiaan yaitu: (1) Pastoral Guru Sekolah Minggu
di GBI Bukit Zaitun Mandala (2) Guru Sekolah Minggu bagi Peningkatan kualitas
Mengajar di GBI Bukit Zaitun Mandala (3) Penerapan Pastoral Guru Sekolah
Sub fokus 1: Pastoral Guru Sekolah Minggu di GBI Bukit Zaitun Mandala
J1: tidak
J1:guru sekolah minggu menurut saya seorang yang memahami dan memotivasi
anak?
J1: sikap seorang guru sekolah minggu harus bisa membimbing dan mendidik
J1: harus bisa menjadi contoh buat anak sekolah minggu dan menjaga sikap buat
P1:apa yang menjadi tantangan guru sekolah minggu dalam mengajar anak-anak?
J1: mengajar anak-anak tentang firman Tuhan karena saya tidak terlalu tahu bang,
karena disekolah minggu saya hanya main gitar saja. Tapi setahu saya anak itu
ribut dan susah ditegur.
P1: bagaimanakah metode dan strategi saudara dalam mengajar sekolah minggu?
P1: menurut saudara apakah perlu guru sekolah minggu meningkatkan kualitas
mengajarnya?
J1: sangat perlu, karena semakin tua zaman ini semakin jahat buat anak-anak
sekolah minggu yang mudah terikut dan terpengaruh, jadi harus mengajar lebih
berkualitas
J1: guru yang memahami bahwa dia adalah seorang gembala bagi anak-anak
J1: tidak
sekolah minggu ditempat ini. Jika ya berikan alasannya dan jika tidak berikan
alasannya!
Kode :CPL-02
Tempat :-
Disusun :
Keterangan:
melalui via whatsapp, voice note dan chat messenger. Hal ini pewawancara
sesuai dengan subfokus dari penelitiaan yaitu: (1) Pastoral Guru Sekolah Minggu
di GBI Bukit Zaitun Mandala (2) Guru Sekolah Minggu bagi Peningkatan kualitas
Mengajar di GBI Bukit Zaitun Mandala (3) Penerapan Pastoral Guru Sekolah
Sub fokus 1: Pastoral Guru Sekolah Minggu di GBI Bukit Zaitun Mandala
P1: Menurut kakak apa yang dimaksud dengan pastoral?
mengenal bapa kita. Guru sekolah minggu harus bisa memberikan rasa nyaman
kepada anak-anak.
J1: tidak
J1: tidak
J1: guru adalah pengajar bagi anak-anak sehingga anak bertumbuh dalam
perkembangan rohani
anak?
J1: guru sekolah minggu harus mengerti dan harus menunjukkan sikapnya bahwa
dia adalah contoh bagi anak-anak. Guru sekolah minggu harus bisa menunjukkan
sikap yang layak dicontoh untuk masa depan anak-anak sekolah minggu baik
dalam sifatnya, tutur katanya dan dari cara dia berpakaian yang sopan.
P1:menurut saudara apa fungsi/peran guru sekolah minggu?
J1: membuat anak kecil itu nyaman dan tidak merasa takut.
P1:apa yang menjadi tantangan guru sekolah minggu dalam mengajar anak-anak?
J1: yah, anak-anak sekolah minggu itu kan bang pastinya ribut. Itu salah satunya,
maka kita harus tegas namun bukan kasar kita beri arahan, mencoba mengobrol
berdua, ajak dia bermain baru beri dia kata-kata yang mudah dimengerti bahwa
anak itu terlalu pendiam itu tidak baik harus berkomunikasi dengan temannya.
P1: bagaimanakah metode dan strategi saudara dalam mengajar sekolah minggu?
J1: yah melalui berceramah tentang cerita Alkitab dan mengajak mereka berdoa
P1: menurut saudara apakah perlu guru sekolah minggu meningkatkan kualitas
mengajarnya?
sekolah minggu ditempat ini. Jika ya berikan alasannya dan jika tidak berikan
alasannya!
J1: perlu, supaya mereka memahami bahwa mereka adalah gembala bagi anak-
anak
minggu. Karena jika guru sedikit ilmu maka sedikit pula praktek yang diterapkan
dijamannya.
J1: sangat perlu, supaya pelayan guru bisa memahami dan mengetahui bagaimana
Kode :CPL-01
Tempat :-
Disusun :
Keterangan:
melalui via whatsapp, voice note dan chat messenger. Hal ini pewawancara
sesuai dengan subfokus dari penelitiaan yaitu: (1) Pastoral Guru Sekolah Minggu
di GBI Bukit Zaitun Mandala (2) Guru Sekolah Minggu bagi Peningkatan kualitas
Mengajar di GBI Bukit Zaitun Mandala (3) Penerapan Pastoral Guru Sekolah
Sub fokus 1: Pastoral Guru Sekolah Minggu di GBI Bukit Zaitun Mandala
P1: Menurut saudara apa yang dimaksud pastoral?
J1: pastoral itu adalah penggembalaan bagi orang-orang percaya terutama kepada
pelayan gereja.
J1: tidak
J1: tujuannya dari penjelasan kamu bahwa pastoral itu berupa penggembalaan
yaitu memberikan bimbingan kepada para pelayan terutama para guru sekolah
J1: kamu bilang tadi kalau pastoral adalah penggembalaan dan menurut saya yah
taufik peran atau fungsi gembala itu adalah mendidik, menasehati dan
J1: guru yang siap utk melayani anak-anak guru sekolah Minggu bukan hanya
anak?
J1: memiliki kesopanan dari penampilan ,disiplin dalam waktu saat melayani,cara
bicara harus dijaga apalagi kita sedang berinteraksi sama anak, harus bisa
mendidik anak, membimbing anak sesuai dengan ajaran kebenaran Firman Tuhan
J1: Yang pastinya kita diperhadapkan dengan anak-anak yang berlatar belakang
sifat dan karakter anak yang berbeda-beda, harus siap ditegur jika ada suatu
kesalahan apapun dalam melayani anak-anak ,siap sedia menjadi pelaku Firman
Tuhan serta mampu menjadi guru yang taat dan teladan didalam panggilannya.
P1:apa yang menjadi tantangan guru sekolah minggu dalam mengajar anak-anak?
J1: hal yang sangat sulit itu adalah beradaptasi sama mereka, bergaul sama
mereka. Kalau misalnya mengajar mereka kita harus menjadi seperti anak-anak.
Sarana prasana juga sangat menghambat kita dalam mengajar karena ruangannya
sempit.
P1: bagaimanakah metode dan strategi saudara dalam mengajar sekolah minggu?
J1: Metode yang dilakukan oleh guru sekolah Minggu ialah guru harus bisa
kepada anak, guru juga perlu kreatif agar anak tidak fakum atau menoton serta
guru harus mampu mengatasi ruang kelas anak sesuai dibagian wakil masing-
P1: menurut saudara apakah perlu guru sekolah minggu meningkatkan kualitas
mengajarnya?
J1: Owh sangat perlu sekali, karna dari cara kualitas ngajar anak sangat
dibutuhkan yang namanya latihan khusus buat guru juga perlu seminar buat para
guru sekolah Minggu dan pentingnya pertemuan rapat bagi para guru sekolah
P1: menurut saudara apakah perlu diadakannya pembinaan pastoral bagi guru
sekolah minggu ditempat ini. Jika ya berikan alasannya dan jika tidak berikan
alasannya!
J1: perlu supaya guru itu memahmi bagaimana dia melayani anak-anak dan tahu
mengajarkan hal –hal yang baik kepada anak-anak. Dan tidak melakukan
pelayanan itu sebagai rutinitas tapi harus menjadi teman bagi anak-anak tersebut.
J1: perlu dan sangat penting mengajarkan kita kreatif, karena begini yang
namanya menjadi guru bukanlah hal yang mudah karena beradaptasi dengan anak-
anak, bagaimana mental kita harus berani, berbicara begitu. Karena menadaptasi
sama anak-anak ini kita harus bisa berbaur sama mereka. Kalau kita ngajar mereka
kita harus bersifata seperti kekankka-kannakan, karena anak-anak ini ngak bisa
kita ajak dalam hal yang dewasa tidak karena anak-anak kita ajarkan dengan cara
anak-anak.
J1: Menurut saya perlu juga guru sekolah Minggu belajar psikologi, karna itu satu
pelajaran yang sangat penting untuk bisa menilai sifat karakter anak baik dan
buruknya serta latar belakang kehidupan anak, dan guru juga akan bisa
berinteraksi dengan anak dari cara alunan, guru juga akan tahu jiwa setiap anak itu
seperti apa "sehingga kita mampu merangkul mereka dengan cinta kasih sayang
yang berasal dari bapa kita disorga, dan kita akan tahu bagaimana cara mengasihi
mereka serta menjadi wakil dari orang tua mereka, intinya itulah yang terbaik buat
anak.
Lampiran 4
Kode :CPL-01
Tempat :-
Disusun :
Keterangan:
melalui via whatsapp, voice note dan chat messenger. Hal ini pewawancara
sesuai dengan subfokus dari penelitiaan yaitu: (1) Pastoral Guru Sekolah Minggu
di GBI Bukit Zaitun Mandala (2) Guru Sekolah Minggu bagi Peningkatan kualitas
Mengajar di GBI Bukit Zaitun Mandala (3) Penerapan Pastoral Guru Sekolah
Sub fokus 1: Pastoral Guru Sekolah Minggu di GBI Bukit Zaitun Mandala
P1: Menurut saudara apa yang dimaksud pastoral?
J1: pernah, karena sering opung pendeta memberikan dukungan kepada saya
dalam pelayanan
J1: yah, untuk membina para pelayan dan memberikan nasehat kepada mereka.
J1: seperti yang abang bilang tadi yah, maka menurut saya fungsi pastoral yaitu
J1: guru sekolah minggu adalah guru yang mampu untuk memberikan keteladanan
anak?
J1: bertanggung jawab akan anak-anak sekolah minggunya, sama hal nya dengan
J1: mengatur anak-anak sekolah minggu agar menjadi anak yang lebih baik, yang
mau dengar-dengaran
J1: ketika ada anak yang terlalu aktif atau berlebihan atau lasak, maka biasanya
saya sekedar menegur adek itu dengan mengatakan bahwa teman-temannya akan
terganggu ketika adek ribut. Disekolah minggu ada juga anak yang nakal atau usil
yang suka mengganggu temannya karena ingin mencari perhatian dan hal itu
P1: bagaimanakah metode dan strategi saudara dalam mengajar sekolah minggu?
sebelum ibadah sehingga meningkatkan minat mereka. Itu adalah cara yang akan
P1: menurut saudara apakah perlu guru sekolah minggu meningkatkan kualitas
mengajarnya?
J1: perlu supaya guru memiliki pengalaman yang baru dan mampu mengajar anak
lebih praktis dan mudah anak memahami pengajaran Firman Tuhan yang
disampaikan.
sekolah minggu ditempat ini. Jika ya berikan alasannya dan jika tidak berikan
alasannya!
J1: Ya bang.. itu sangat perlu karena dimana kita agar tahu pelayanan apa yang
kita kerjakan sampai sekarang dan supaya kita bersikap sebagai seorang gembala.
J1: penting karena diseminar kita diajari bagaimana menjadi guru sekolah minggu
firman, buku dan alat peraga dal am menyampaikan firman, lagu dan games.
Namun hal itu seperti kurang berdampak kalau hanya untuk diri saja dan tidak
menghidupinya itu omong kosong dan gk ada dibawa kepelayanan anak. Hal itu
sebenarnya bukan diseminarnya tapi kita terbeban dalam pelayanan anak dan
aktivitas serta kegiatan dan firman Tuhan. Jadi seminar itu sangat penting karena
menambah wawasan dan referensi kita dalam menyampaikan firman Tuhan P1:
J1: sangat perlu karena psikologi kan membahas tentang kita yang mampu
menjiwai anak gituloh. Jadi menurut saya itu sangat perlu, karena banyak anak
yang memiiki sifat dan karakter yang berbeda-beda dan memang susah untuk kita
lakukan pendekatan. Jadi kalau ditanya apakah perlu untuk belajar psikologi anak
Kode :CPL-01
Tempat :-
Disusun :
Keterangan:
melalui via whatsapp, voice note dan chat messenger. Hal ini pewawancara
sesuai dengan subfokus dari penelitiaan yaitu: (1) Pastoral Guru Sekolah Minggu
di GBI Bukit Zaitun Mandala (2) Guru Sekolah Minggu bagi Peningkatan kualitas
Mengajar di GBI Bukit Zaitun Mandala (3) Penerapan Pastoral Guru Sekolah
Sub fokus 1: Pastoral Guru Sekolah Minggu di GBI Bukit Zaitun Mandala
P1: Menurut saudara apa yang dimaksud pastoral?
pengajaran bagi para hamba-hamba Tuhan. Seperti itulah yang saya pahami.
J1: belum pernah sih bang, karena selama saya melakukan pelayanan anak.
J1: agar para pelayan digereja menjadi tahu bagaimana mereka melakukan
J1: kalau menurut saya pastoral itu sangat berfungsi untuk mendidik kita dalam
J1: arti guru sekolah minggu adalah pengajar anak sedangkan sekolah minggu itu
buat saya adalah kegiatan ibadah yang dilakukan disebuah tempat ibadah yang
dilakukan setiap hari minggu dan suatu pelayanan yang membawa anak " itu lebih
J1: Kalo menurut saya sikap seorang guru sekolah minggu itu yaitu paham akan
ajaran kristen dia harus bisa berinteraksi dengan baik terhadap sianak, harus sabar.
J1: Fungsi guru sekolah minggu yaitu memberi pemahaman materi agama kristen
P1:apa yang menjadi tantangan guru sekolah minggu dalam mengajar anak-anak?
J1: ketika para guru sekolah minggu ingin memgaplikasikan materi nya, lalu
ketika ada orang tua datang terus marah" karna si anak sekolah minggu itu hanya
ditegur kecil
P1: bagaimanakah metode dan strategi saudara dalam mengajar sekolah minggu?
P1: menurut saudara apakah perlu guru sekolah minggu meningkatkan kualitas
mengajarnya?
J1: Perlu,karna Guru adalah tokoh utama penentu kualitas dalam dunia
P1: menurut saudara apakah perlu diadakannya pembinaan pastoral bagi guru
sekolah minggu ditempat ini. Jika ya berikan alasannya dan jika tidak berikan
alasannya!
J1: iyah, menurut saya itu sangat perlu supaya guru memahami bagaimana harus
J1: iyah itu sangat penting karena diseminar itu akan dikasih tahu kepada guru
sekolah minggu bagaimana menjadi guru sekolah minggu yang baik terus kayak
mengikutinya lebih siap untuk menjadi guru sekolah minggu yang lebih baik
J1: anak memiliki sifat yang berbeda-beda, yang dewasa(setiap orang) punya
karakter yang berbeda, ada anak yang pendiam dan ada anak yang lebih aktif,
bagaimana caranya kita supaya mereka akrap yaitu kita belajar psikologi anak,
karakter anak yang rewel dan ekstrovert, jadi itu sangat perlu sih.
RIWAYAT HIDUP
RIWAYAT KELUARGA
Nama Ayah : Siyaia Waruwu
Nama Ibu : Yuniati Gulo