Anda di halaman 1dari 21

SEJARAH MASUKNYA KEKRISTENAN DAN

PERKEMBANGANNYA DI BURMA (MYANMAR)


Mata Kuliah: Sejarah Gereja Asia

Dosen Pengampu: Ramli Harahap, D.Th.

Disusun Oleh:

Antoniu Situmorang

Arto Rito Sinurat

Aryando Saragih

Evan Surbakti

Josua Situmorang

Joy Saragih

Kevin William Aritonang

PROGRAM STUDI TEOLOGI

SEKOLAH TINGGI TEOLOGI (STT)

ABDI SABDA MEDAN

2023

1
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, oleh karena kasih-Nya kami masih
diberi kesempatan untuk mengerjakan karya ilmiah ini, kami juga mengucapkan terimakasih
kepada bapak Ramli Harahap, D.Th. selaku dosen pengampu yang telah memberikan tugas
ini kepada kami, sehingga kami bisa menambah pengetahuan dan wawasan. Di dalam
makalah ini akan membahas mengenai Sejarah masuknya kekistenan dan perkembangannya
di Burma (Myanmar). Sebagai Penulis kami menyadari ada banyak kesalahan dan
kekurangan ketika membuat karya ilmiah ini. Tetapi kami akan berusaha untuk membuatnya
dengan baik. Kami siap menerima kritikan, masukan dan tambahan pada karya ilmiah ini,
supaya kami bisa lebih baik dalam penulisan karya ilmiah. Kami berharap makalah ini bisa
bermanfaat bagi yag membaca. Sekian dan terimakasih.

2
DAFTAR ISI

BAB I.........................................................................................................................................5

PENDAHULUAN.....................................................................................................................5

A. Latar Belakang Masalah..............................................................................................5

B. Rumusan Masalah.........................................................................................................6

C. Tujuan Pembahasan......................................................................................................6

BAB II.......................................................................................................................................6

PEMBAHASAN.......................................................................................................................6

2.1. Negara Myanmar.......................................................................................................6

2.1.1. Letak Astronomis Dan Geografis Myanmar (Burma)....................................6

2.2. Sejarah Kekristenan di Myanmar (burma)............................................................9

2.3. Misi Khatolik Roma di Myanmar (Burma)..........................................................12

2.4. Misi Protestan di Myanmar (Burma)....................................................................12

2.5. Badan Zending.........................................................................................................13

2.5.1. Zending Protestan............................................................................................13

2.5.2. The Karen National Union..............................................................................15

2.5.3. Pekabaran Injil oleh para Misionaris............................................................15

2.6. Tokoh-tokoh.............................................................................................................16

1. Adoniram Judson....................................................................................................16

2. William Carey..........................................................................................................17

3. Paul Lewis................................................................................................................18

2.7. Religi di Myanmar Pada Saat ini...........................................................................19

2.8. Pandangan Kelompok Mengenai Pengkabaran Kekristenan di Myanmar dan


Thailand...............................................................................................................................19

BAB III....................................................................................................................................20

3
PENUTUP...............................................................................................................................20

A. Kesimpulan...................................................................................................................20

B. saran..............................................................................................................................21

Daftar Pustaka......................................................................................................................21

4
BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Kekristenan bukan hanya masuk ke Jepang dan Thailand tetapi juga ke
Myanmar. Oleh karena itu pada pertemuan kali ini, kami dari kelompok akan
membahas Kekristenan masuk ke negara Burma/Myanmar. Dari pelajaran yang telah
kita lewati bahwa Kekristenan menyebar di Jepang dan Thailand yang dibawa oleh
badan zending maupun oleh tokoh-tokoh kekristenan bukan hanya itu. Kekristenan
juga masuk ke dalam negara Burma (Myanmar). Negara Burma (Myanmar)
merupakan salah satu negara yang berada di Asia dan mendapatkan kemerdekaan
1948 yang ibu kotanya terletak di Yango. Kekristenan masuk ke Burma (Myanmar)
tidak dilakukan hanya satu orang saja namun ada badan zending yang ikut serta dalam
melakukan pengkabaran Injil ke negara Burma (Myanmar), juga ada misi-misi yang
dilakukan oleh Prostestan dan Katolik , serta ada beberapa tokoh yang terkenal dalam
penyebaran Kekristenan di Burma (Myanmar). Karena hal itu, Kelompok akan
membantu untuk memahami masuknya Kekristenan ke Burma (Myanmar). Kiranya
kita dapat membaca dengan saksama dan dapat memahaminya.
B. Rumusan Masalah
1. Apa dan bagaimana negara Myanmar?
2. Sejarah Kekristenan di Myanmar?
3. Pembawa pengkabaran injil di Myanmar?
C. Tujuan Pembahasan
1. Untuk mengetahui apa dan bagaimana negara Myanmar.
2. Untuk mengetahui sejarah Kekristenan di Myanmar.
3. Untuk mengetahui pembawa pengkabaran injil di Myanmar.

BAB II

PEMBAHASAN
2.1. Negara Myanmar
2.1.1. Letak Astronomis Dan Geografis Myanmar (Burma)

5
Serikat Burma dengan luas daerah 262.000 mil persegi ialah negara terbesar di
daratan Asia Tenggara. Negara tersebut berbagi perbatasan yang panjang di sebelah
timur dengan Thailand, di seebelah timur laut dengan Cina, dan di sebelah barat laut
dengan India dan juga perbatasan-perbatasan yang lebih pendek dengan Laos dan
Bangladesh di sebelah timur dan barat di sebelah selatan dan barat daya Burma
mempunyai ribuan mil garis pantai di teluk Benggala dan Teluk Martaba. Burma, juga
dilingkari oleh gunung-gunung di sebelah utara yang berjajar sampai 12.000 kaki dan
di sebelah timur dan barat berjajar sampai 8000 kaki. Gunung-gunung yang tinggi
serta lembah sungai yang berada di Burma menjadikan sulit hilir mudik ke arah timur
barat dan merupakan penyebab dari keterasingannya dalam sejarah dari daerah
sekitarnya.
Gunung-gunung yang berbentuk seperti sepatu kuda dan tanah yang subur serta
kepadatan penduduk yang rendah dan iklim penghujan tropis, keistimewaan geografis
ini telah membuat burma menjadi daerah yang surplus pangan hampir sepanjang
sejarah modernnya. Curah hujan tahunan bervariasi atara 200 inci di daerah pantai
dan 40 inci di zona kering dan suhu udara tahunan berkisar dari kira-kira 80 derajat
fahrenheit di sebelah selatan sampai yang terendah 70 derajat fahrenheit pada dataran-
dataran rendah di sebelah utara. Tidak pernah diadakan sensus penduduk selma
bertahun tahu sampai pada tahun 1971 diperkirakan jumlah penduduk adalah
28.400.000 jiwa persegi. Kepadatan penduduk kira kira 103 jiwa per mil persegi dan
angka pertumbuhannya diperkirakan 2,3% per tahun. Penduduk pedesaan terutama
terpusat pada daerah dan delta yang lebih rendah dari sungai Chiwin,
Irrawaddy,Sittang dan Salween. Di gunung gunung dan dataran tinggi beberapa
minoritas etnik melakukan penanamnan ke gunung-gunung secara berpindah- pidah
dan tinggal dalam komunitas-komunitas kecil yang terpenca- pencar secara luas tetapi
mayoritas penduduk menanam padi.
Sekitar 19.500.000 orang Burma merupakan kelompok etnik yang paling besar.
Bergantung pada bagaiaman mereka dikelompokkan bersama, kelompok besar seperti
Kare sekitar 3.000.000 orang, 1.500.000 Shan, 500.000 orang Chin, 500.000 orang
Kachin, 500.000 orang china 500.000 orang India dan Pakistan dan sejumlah kecil
kelompok etnik yang kemunkinan semuanya mempunyai hubungan jauh dengan
kaum Burma Tibet yang asli. Bahasa Burma yang berkaitan dengan bahasa Tibet dan
bahasa Cina merupakan bahasa nasional resmi dan dengan cepat menjadi bahasa
umum di sebagia besar wilayah negeri itu, walaupun masih ada kira kira 128 bahasa

6
dan dialek lain yang dipakai . Kekacauan bahasa ini, plus berbagai taktik memecah
belah oleh pihak kolonial yang dipergunakan menindas pemerintah telah
menyebabkan kelompok-kelompok etnik mempertahankan identitas kebudayaaan
mereka menghadapai program-program pemerintah yang hendak mentepakan suatu
identitas nasional dan juga telah ikut menimbulkan konflik antar etnik yang telah
mengganggu Burma sejak kemerdakaannya pada bulan januari 1948.1
Burma atau yang sekarang dikenal dengan Myanmar merupakan negara yang
berada di wilayah Asia Tenggara dan menjadi anggota ASEAN pada tanggal 23 Juli
1997. Dalam sejarahnya, Myanmar memperoleh kemerdakaan dari Inggris pada 4
Januari 1948. Kemudian empat belas tahun setelahnya yakni pada tahun 1962,
angkatan bersenjata Myanmar menggulingkan pemerintahan sipil dan memasang
otoriter. Burma dahulu dikenal dengan ibukota Yangon (Rangoon) namun kemudian
saat ini menjadi Pyinmana. Jumlah penduduknya berdasarkan tahun 2004 adalah
sebesar 54 juta. Populasi ini terdiri dari sejumlah kelompok etnis yang berbeda-beda,
baik dalam bahasa, agama, maupun mobilitas sosialnya. Adapun kelompok etnis yang
dominan adalah Bamar dengan bahasa Burmese sebagai bahasa sehari-hari. Adapun
kelompok etnis diantaranya:
a) Shan (berjumlah 10%) yang berbahasa dialek Shan yang memiliki kemiripan
engan bahasa Laos dan Thailand.
b) Kayin (Karen) sekitar 7% memiliki kemiripan bahasa dengan bahasa yang
digunakan kelompok Bamar.
c) Kelompok Rakhine, Kachin, Chin, Chinese, Mon, Indian dan seterusnya.
Mayoritas penduduk Myanmar kebanyakan merupakan beragama Buddha
Theravada terutama dianut oleh kelompok-kelompok Bamar, Rakhine, Shan, Mon
dan Chinese. Hanya Chin dan kayin yang beragama Kristen, dan Rohingya beragama
Islam dan hanya dalam junmlah kecil saja yang beragama Hindu atau animisme.
Sementara mata uang yang digunakan di Myanmar adalah Kyat2.
Letak geografis Myanmar cukup strategis di mana wilayahnya berbatasan
langsung dengan 5 negara tetangga yakni dengan Cina di sebelah utara, Laos di
sebelah Timur, Thailand di seebelah tenggara, Bangladesh di sebelah barat dan India

1
Doald E Hoke, Sejarah Gereja Asia (Malang : Gandum Mas, 2000), 138-140.

2
Geologinesia, “Letak Astronomis, Geografis dan Geologis Negara Myanmar serta Keuntungannya” Diakses:
https://www.geologinesia.com/2018/09/letak-astronomis-geografis-dan-geologis-myanmar.html Pada rabu 12
April 2023 Pukul 14.00 WIB.

7
di sebelah Barat Laut. Sedangkan sebelah selatan Myanmar berhadapan dengan Laut
Andaman dan sebelah Barat dayanya menghadap ke Teluk Bengal. Untuk luas
wilayahnya Myanmar memiliki wilayah seluas 678.500 km persegi dengan area
perairannya hanya 3,06% (wilyah lesisir selatan yang berhadapan denagn Luat
Andaman dan barat daya dengan Teluk Benggal).
Sama seperti negara-negara lain yang ada di kawasan Asia tenggara yang
bergantung pada hasil pertanian Myanmar juga demikian. Hal tersebut juga
disebabkan oleh lokasi geografis yang cukup menguntungkan bagi masyarakat
Myanmar untuk melakukan kegiatan Agraris. Adapun hasil dari keuntungan geografis
tersebut adalah:
1. Hasil pertanian melimpah
Diapit olehn kawasan pegunungan Myanmar mengandalkan dianugerahi tanah
yang subur yang banyak dimanfaatkan sebagai sumber mata pencaharian
penduduknya. Karena hasil pertaniannya yang melimpah beberapa bahkan
menjadi komoditi andallna untuk ekspor karet.
2. Keragaman budaya karena multietnis.

Berdasarkan letak geografisnya yang berbatasan langsung dengan beberapa


negara baik dari negara asia tenggara maupun asia selatan dan timur yabg
membuat myanmar menjadi negara yang multietnis. Karena itulah myanmar yang
memiliki kekayaaan budaya dari beragammnya etnis yang ,mendiami wilayah
negara myanmar.

8
2.2. Sejarah Kekristenan di Myanmar (burma)

Negeri ini adalah bekas jajahan Inggris yang dari tahun 1937-1942 secara
administratif bergbung dengan India. Tahun 942-1945 negara ini dijajah oleh Jepang
dan tahun 1948 memperoleh kemerdekaannya. Burma adalah negara yang dominan
atau mayoritas menganut agama Budha Theravada-Hinayana walau banyak
penduduknya menganut agama suku. Budha Therevada berdasar pada empat
kebenaran yang mulia, penyebab penderitaan adakah keinginan atau nafsu.
Pembebasan dari penderitaan diperoleh melalui ganda delapan jalan mulia. Benar
pengerahuan sikap, perkataan, kelakuan,hidup , usaha, kesadaran dan ketenangan .
Menurut Budha Theravada, hanya biarawan atau bhiksu yang dapat mencapai ke
Nirwana yaitu akhir dari segala penderitaan. yaitu cabang tertua dan termurni3.

Semua pemimpin gereja terkecuali para uskup roma katolik mengatakan


bahwa sejak kemerdekaan terdapat pertumbuhan keanggotaan gereja secara lambat
tetapi tetap Beberapa angka yang dapat mereka berikan tampaknya menujukkan suatu
kenaikan 2 sampai 2.5% per tahun selama lima tahun belakangan ini. Pada tahun 1972

3
Sikpan Sihombing, “Sejarah Gereja Asia” diakses https://www.academia.edu/10331335/Sejarah_Gereja_Asia
pada Kamis, 13 April 2023 pukul 21:00 WIB.

9
kenaikan jumlah anggota yang dibaptiskan ialah 3% dengan pengolahan sebuah gereja
baru setiap minggu. Pada tahun 1974, kaum baptis mencatat 10.450 anggota baru.
Banyak orang yang melaporkan adanya respon yang membesarkan hati terhadap
pemberitaan inji; di antara kaum Buddha dan animis dan sejumlah besar orang yang
bertobat di banyak tempat.

Para pemimpin gereja itu memberikan kesan bahwa mengingat berbagai


penyesuaian yang terpaksa dibuat oleh setiap denominasi setelah semua tenaga asing
dikeluarkan angka pertumbuhan selama ini bagus. Oang-orang Kristen dapat
memberikan pengaruh pada total masyarakat jauh melampaui kekuatan mereka.
Karena mereka seringkali dikaitkan dengan para penguasa kolonial Inggris
terdapat suatu masa setelah kemerdekaan ketika mereka dicurigai sebagai tidak
memiliki semangat yang cukup nasionalistis. Untuk beberapa waktu lamanya
nasionalisme dan Buddha digolongkan bersama sama. Misalnya seorang Burma yang
baik adalah seorang Buddha yang baik. Tetapi karena banyak orang Kristen telah
mengabdi dengan setia di dalam ketentaraan, Pamong praja, Persekolahan dan Profesi
dokter maka terdapat sikap yang lebih toleran pada tahun-tahun terakhir ini.

Banyak pemimpin khususnya pada tingkatan lokal di daerah daerah perbatasan


adalah orang orang Kristen dan mempunyai pengaruh yang besar dalam urusan -
urusan setempat. Pemerintahan Ne win telah mentatakan setuju terhadap undang
undang yang diajukan oleh U Nu untuk menjadikan Budha sebagai agama negara.
Walaupun beberapa pengamat menganggap sebagai tindakan anti Kristen pada
peristiwa pengusiran para misionaris asing pada tahun 1966, itu juga dipandang
sebagai tindakan anti Kristen peristiwa penghapusan segala pengaruh asing ataupun
terhadap organisasi gereja Internasional. Hampir semua gereja di Burma pada saat itu
di kelompokkan ke dalam teologi konservatif, kalau tidak fundamentalis4.

Mereka menggunakan terjemahan Alkitab yang disiapkan kembaga alkitab


oleh para sarjana yang terdididik secara konservatif. Doktrin meeka seperti anak dara,
pengilhman kitab suci secara lisan, Penciptaan, trinitas dan keselamatan melalui
pendamaian dianut oleh mayoritas luas orang-orang kristen. Semua cabang gereja
sangat besifat penginjilan. Para penginjil pergi ke desa-desa non kritsen untuk
berkhotbah.. Adapun kelompok kawula muda dan para wanita dan organisasi gereja
lainnya membiayai pendeta untuk melaksanakan pemberitaan injil. Namun demikian
4
Donald E Hoke, Sejarah Gereja Asia, (Malang: Gandum Mas, 2000), 142-143.

10
penganiayaan yang berat atas suku Kachin Kristen di sebelah utara yang harus
berjuang untuk mendapat kebebasan dan kelangsungan hidup di dalam kondisi rimba
yang primitif. Beberapa orang yang melarikan diri ke Cina, pendeta nya dipanggil
untuk meyangkal Kristus, dan buku merah kecil karangan Mao diajarkan di gereja-
gereja. Pelayanan penginjilan juga ditutup diantara kelompok suku-suku yang ada di
perbatasan5.

Segala usaha misi menghadapi perlawanan kuat dari pihak imam imam
Buddhia. Pada tahun 1693 dua pekabar led dari miss Peraness, La Societé des
Missions Etrangères, disiksa dan ditenggelamkan Pada tahu 1746 Uskup Burma
pertama, Gallizia, diburah bersama dengan dua pa tor dari Ordo Barnabas Pada tahun
1756 Uskup Nerini mati syalid Teta bi Raja Taninganwe (1214-1783) memberi izin
kepada dua orang pastor, Villoni dan Calobil, untuk membangun gereja dan
berkhotbah Pada awal abad ke-19 sudah terdapat dua gelang gereja di kota Rangoon
dan 1000 anggota Gereja Katolik Roma di Burma Judson mendekati baik golongan
masyarakat yang tinggi maupun rak- yat kecil. Pada tahun 1819 orang Burma pertama
yang percaya, Maung Nau, dibaptis. Nau bekerja pada seorang pedagang kayu, tetapi
pada waktu pertobatannya ia berhenti dari pekerjaan tersebut dan mulai bekerja di
kompleks misi Baptis. Maung Shway-gnong, dibaptis pada tahun 1820. adalah orang
yang berpendidikan dari golongan masyarakat yang tinggi. Imam-imam Buddha
melaporkan pembaptisan Shway-gnong kepada wakil raja, dan menuduhnya
menerima ajaran yang berbahaya bagi agama Buddha dan bagi pemerintah. Tetapi
wakil raja tidak bertindak karena istrinya bersahabat dengan Nancy Judson. Pada
tahun 1822 delapan belas orang Burma sudah dibaptis menjadi anggota gereja.6

2.3. Misi Khatolik Roma di Myanmar (Burma)

Pada tahun 1554 dua orang rahib dominikan diutus ke Burma dengan tugas
melayani kaum pedagang. Beberapa tahun kemudian sejumlah prajurit Portugis
ditangkap dan dibawa ke istana di Burma Selatan sebagai pengawal istana, sehingga
dihasilkan ras campuran Portugis-Burma. Pada tahun 1693 dua pekabar Injil dari misi
Perancis, La Societe des Missions Etrangeres, disiksa dan ditenggelamkan.
Selanjutnya, pada tahun 1746 uskup Burma pertama, Gallizia, dibunuh Bersama
dengan pastor dari ordo Barnabas. Tetapi Raja Taninganwe (1714-1783) memberi izin
5
Ibid, 146
6
Anne ruck, Sejarah Gereja Asia (Jakarta : Gunung Mulia, 2008), 202-203.

11
kepada dua orang pastor, Villoni dan Calohi untuk membangun gereja dan
berkhotbah. Pada awal abad ke-19 sudah terdapat dua Gedung gereja di kota
Ranggoon dan 3000 anggota Gereja Katolik Roma di Burma. Pada tahun 1662 uskup
Pierre Lambert de la Motte dengan 27 pastor Katolik tiba di Siam. Constantin
Phaukon, seorang prajurit upahan Yunani beragama Katolik diangkat menjadi Menteri
di istana Raja Narai. Orang lain iri melihat dia karena betapa besar pengaruhnya di
kerajaan. Sehingga pada tahun 1688, menjelang akhir hidup Narai, Meletus
pemberontakan memprotes pengaruh orang asing. Phaukon ditangkap, disiksa dan
dipenggal kepalanya. Umat Kristen di luar ibukota ditindas. Sesudah perjanjian
ditandatangani antara Perancis dan Siam pada tahun 1856, pekabar Injil Katolik dari
Perancis mulai melayani kembali di Siam.7

2.4. Misi Protestan di Myanmar (Burma)


Misi Protestan dimulai oleh seorang Amerika Bernama Adoniram Judson
(1788-1850). Judson memprioritaskan belajar bahasa Burma dan menyesuaikan diri
dengan kebudayaan setempat. Ia membangun zayat di tepi jalan. Zayat adalah gedung
Panjang dengan serambi yang luas, tempat ia duduk berbicara dengan tamu, dan
ruangan besar untuk kebaktian. Penerjemahan Alkitab dianggap sebagai tugas utama
yang tidak boleh diabaikan. Judson mulai dengan Menyusun tata-bahasa dan berbagai
kamus, termasuk kamus bahasa Pali bahasa Burma, oleh karena pemikiran agama
Buddha diungkapkan dalam bahasa Pali. Injil Matius, katekismus yang dituilis Nancy,
istri Judson, dan traktat penginjilan dicetak pada tahun 1817. Judson tidak berusaha
menyamakan kekristenan dengan kepercayaan-kepercayaan Buddha tetapi
menerangkan dengan jelas ciri-ciri Injil Kristen.
Judson mendekati baik golongan masyarakat yang tinggi maupun rakyat kecil.
Pada tahun 1819 orang Burma pertama yang percaya, Maung Nau, dibaptis pada
tahun 1820. Tidak lama kemudian pecahlah perang dengan Inggris. Judson dan Price
dipenjarakan karena dituduh sebagai mata-mata Inggris. Sesudah 20 bulan ia
dilepaskan atas perintah raja. Setelah keluar dari penjara, Judson giat melakukan
pekerjaan menerjemahkan Alkitab. Perjanjian Baru sudah diterjemahkan pada tahun
1823 dan penerjemahan seluruh Alkitab selesai tahun 1834. Terdorong oleh teladan

7
Anne Ruck, Sejarah Gereja Asia (Jakarta: Gunung Mulia, 1997), 198-200.

12
Judson dan istri, banyak orang Amerika pergi ke Burma sebagai utusan misi Baptis,
yang kemudian menjadi badan misi terbesar di Burma.8

2.5. Badan Zending


2.5.1. Zending Protestan

Zending Protestan pertama yang merintis misi ke Birma adalah William Carey
bersama kawan-kawannya, selanjutnya diteruskan oleh Adoniram Juson (dan latar
belakang gereja Kongregasional Amerika-kemudian disebut sebagai rasul Birma)
dimana di Birma ia bergabung dengan gereja Baptis sebab keyakinannya akan
kebenaran baptisan orang percaya daripada baptisan anak. la tiba di Calcutta-India
tahun 1812 dan langsung dibaptis selam, sikap ini diputuskannya atas pengaruh buku
bacaan yang diperolehnya selama berada di dalam kapal menuju Birma. Dari Amerika
bersama isterinya Ann Hasseltine, mereka dikirim oleh lembaga misi "American
Board of Commisioners for Foreign Missions (ABCFM)" tahun 1811 bersama dengan
enam orang lainnya. Mereka tiba di Birma tahun 1813 dan langsung melakukan usaha
Pl khusus kepada para wanita Birma melalui berbagai keterampilan lainnya. Orang
Birma pertama yang berhasil dibaptiskan dari usaha Judson adalah Maung Shway
Gnong Nau (1819/20) seorang guru agama Budha yang ketika itu sangat terkenal di
Birma, selanjutnya tahun 1822 delapan belas orang Bimma lainnya dibaptis menjadi
Kristen. Pada perang Birma melawan Inggris (1824-1826), Judson ditangkap dan
dipenjarakan selama satu setengah tahun oleh orang Birma sebab dianggap sebagai
orang asing. Setelah keluar dari penjara ia bekerja sebagai juru bahasa untuk
pembicaraan damai antara raja Birma dengan Inggris. Tahun 1826, isterinya
meninggal dunia akibat penyakit yang dideritanya selama Judson dipenjara.

Kemudian untuk kemajuan misi di Birma, ia dibantu oleh George Dana


Boardman (seorang utusan misi dari Amerika) bersama denagan Judson mereka
berhasil membaptiskan Ko Tha Byu (seorang kepala suku Karen). Akhimya George
meninggal dunia dan isterinya kawin dengan Judson, bersama dengan isterinya yang
baru Judson meneruskan usaha misi. Ciri yang ditekankan untuk pertumbuhan gereja
di Birma oleh Judson, ia mengembangkan prinsip "kemandirian-self supporting:
mengurus dan membelanjai diri sendiri. Prinsip ini kemudian menjadi falsafah hidup
jemaat Birma, "berusaha dengan kemampuan diri sendiri untuk membiayai diri
8
Anne Ruck, Sejarah Gereja Asia (Jakarta: Gunung Mulia, 1997), 200-204.

13
sendiri". Selama di Bima Judson bekerja 37 tahun lamanya, dan meninggal tanggal 12
April 1850 dalam perjalanan pulangke Amerika atas kesehatannya yang terganggu.
Jenazahnya dilemparkan ke laut sebab lamanya waktu tiba ke Amerika, namun ia
dihormati di tengah-tengah gereja Bimma (sebagai rasul orang Birma). Menghargai
usaha Pl nya, di Rangoon ibukota Bimma didirikan sebuah universitas bernama
Yudson Colledge.

Metode misi Pl Judson di Birma dilakukannya dengan cara: Mengadaptasikan


diri dengan pola hidup kebudayaan Birma. Ia memakai jubah kuning sebagai tanda
bahwa guru agama, ketika ia berkeliling ke ibukola Ava ia memakai jubah putih
(untuk memperlihatkan bahwa ia bukan orang Budha). la membangun zayat (tempat
istirahat) di tepi jalan, sama seperti zayat Budha. Zayat adalah gedung panjang dengan
serambi yang luas, tempat ia berbicara dan duduk dengan tamu, ini dimanfaatkan
Judson untuk ruangan kebaktian. Untuk ini, Judson belajar di zayatBudha setempat
guna mempelajari cara duduk dan cara berkhotbah yang sesuai dengan kebudayaan
setempat. Menterjemahkan Alkitab ke dalam bahasa Birma (tahun 1823 kitab PB
selesai diterjemahkan-seluruh Alkitab selesai tahun 1834), usaha ini dilakukannya
pertama sekali dengan menyusun banyak kamus dalam berbagai bahasa Birma
(bahasa dominan adalah bahasa Pali- pemikiran tentang Budha di Birma ditulis dalam
bahasa ini), yang akhirnya membantu dirinya menterjemahkan Alkitab ke dalam
bahasa Birma sendiri. Kesulitan yang dihadapi Judson dalam usaha penterjemahan ini,
ia tidak menemukan konsep falsafah Birma/Budha tentang Allah yang abadi yang
tanpa permulaan dan tanpa kesudahan, sehingga sangat sulit menyampaikan konsep
tentang Allah yang benar dan jalan keselamatan melalui Kristus, sebab tidak didukung
oleh pola falsafah kebudayaan Birma yang lama (Budha).9

2.5.2. The Karen National Union

Etnis Karen beralih menjadi pemeluk agama Kristen ketika misionaris Inggris
dan Amerika Serikat aktif melakukan kristenisasi pada abad ke delapan belas. Etnis
Karen sebagian besar menghuni bagian timur Myanmar dan berbicara dalam bahasa
Tibeto-Burman. Sebelum Perang Dunia II, etnis Karen dan Inggris membentuk
hubungan saling percaya.

9
A. Kenneth curtis, 100 Pristiwa penting dalam Sejarah kekristenan (Jakarta: Gunung Mulia, 2012), 119-121.

14
Keinginan etnis Karen untuk merdeka merupakan hasil pendidikan Inggris dan
peranan etnis Karen dalam pemerintahan Kolonial Inggris. Sengketa antara etnis
Karen dengan Etnis Burman meningkat selama Perang Dunia II karena berada pada
pihak yang berbeda dan saling bermusuhan. Menjelang kemerdekaan Myanmar, The
Karen National Union memaksa agar etnis Karen diberikan hak otonomi pada saat
Myanmar merdeka. Setahun setelah kemerdekaan Myanmar etnis Karen
memberontak untuk melepaskan diri dari Myanmar.10

2.5.3. Pekabaran Injil oleh para Misionaris

Pekabaran Injil oleh misionaris pertama kali dilakukan pada tahun 1554.


Pekabaran Injil pada saat itu dilakukan oleh
seorang pastor Fransiskan dari Prancis dan dua orang rahib Dominikan yang tiba di
Burma untuk melayani para pedagang dan tentara yang berada di sana. Kegiatan misi
yang dilakukan oleh pastor dan dua orang rahib tersebut tidak diterima dengan baik
oleh orang-orang Portugis. Pada akhirnya, pastor dan rahib tersebut meninggalkan
Burma setelah tiga tahun melakukan pelayanan di sana.

Pada tahun 1602, Raja Minyazagyi dari Bago mengizinkan Filipe de Brito e


Nicote, seorang penjelajah dan pemimpin pasukan Portugis, untuk mendirikan
benteng di Siriam. Sekalipun kekuasaan de Brito semakin bertumbuh, pada
tahun 1613 ia dijatuhi hukuman mati oleh Raja Annaukpetlun dari Ava karena telah
menghancurkan pagoda dan memaksa para penganut agama Budha untuk menganut
agama Kristen. Raja Annaukpetlun kemudian membawa 400 tentara Portugis yang
menjadi tawanan tersebut untuk membangun istana. Mereka semua tinggal di desa-
desa di antara Chindwin dan sungai Mu serta menikahi perempuan-perempuan
pribumi sehingga dihasilkanlah ras campuran Portugis-Burma yang
disebut Bayingyi atau Feringyi. Raja Annaukpetlun memberikan lahan-lahan
pertanian untuk diolah dan mengizinkan dua orang pastor Yesuit untuk melayani di
komunitas Bayingyi tersebut.

Pada tahun 1630, Sebastian Manrique, seorang rahib dari ordo Agustinian


datang ke Mrohang (ibu kota Rakhaing) dan menghabiskan waktu lima tahun di
sana. Selama lima tahun tersebut tidak ada hasil dari karya pelayanannya di

10
Sikpan Sihombing, “Sejarah Gereja Asia” diakses https://www.academia.edu/10331335/Sejarah_Gereja_Asia
pada Kamis, 13 April 2023 pukul 21:00 WIB.

15
sana. Pada tahun 1687, dua orang imam dari Society de Mission
Etrengeres di Paris datang ke Bago (Pegu) tetapi pada tahun 1693 mereka ditangkap
dan dilemparkan ke sungai Hlaing.

Pada tahun 1721 dikirimlah Romo Sigismond de Calchi dan Romo Vittoni ke


Syriam. Raja Taninganwe dari Ava memberikan mereka izin untuk
memberitakan Injil secara bebas dan mendirikan kapel di ibu kota Ava. Selain kapel,
sebuah gereja juga didirikan di Pegu dan misionaris yang berdatangan pun semakin
banyak jumlahnya. Pada tahun 1741, Paus Benediktus XIV mengangkat Romo
Gallizia menjadi uskup pertama di Yangon, Burma.11

2.6. Tokoh-tokoh
1. Adoniram Judson
Adoniram Judson adalah seorang misionaris di Burma (kini, Myanmar). Di
sana, dia mendirikan enam puluh tiga gereja dan secara pribadi membawa lebih
dari enam ribu jiwa orang Burma beriman kepada Kristus. Tapi, itu tidak mudah.
Dia berusia dua puluh dua tahun ketika membuat keputusan untuk meninggal- kan
Amerika dan menjadi seorang misionaris. Dia berlabuh di India. Tapi ketika dia
dan istrinya yang sedang hamil tiba, mereka tidak mengizinkannya masuk.
Selama tiga minggu, keduanya terkatung-katung di laut. Istrinya bersalin di
kapal itu yang sedang didera badai, dan bayinya mening- gal dunia. Mereka
akhirnya mendarat di pantai, dan selama enam setengah tahun pertama, mereka
memberitakan Injil setiap hari. Tak seorang Burma pun percaya. Para penyokong
keuangan mereka di Amerika mengundurkan diri dan memberitahunya bahwa
sudah waktunya pulang. Dia menebarkan benih firman dengan setia, bahkan
dengan penuh pengorbanan, namun Tuhan tidak membawakan hasil satu pun.
Dia tetap menjaga perspektif. Tetap berdoa. Tetap memberitakan Injil. Judson
akhirnya dipenjara karena memberitakan Injil. Dia dirantai sehingga
punggungnya, bahunya, dan kepalanya berada di atas tanah dan kedua kakinya
diikat dengan rantai yang dipasang di gantungan. Selama beberapa tahun, dia
berada dalam posisi itu. Dia tidur, makan, dan menggunakan kamar mandi dalam
posisi itu.
Istri dan ketiga anaknya meninggal dunia di Burma. Istri keduanya beserta dua
anak mereka pun meninggal dunia di Burma. Seiring waktu, dia bisa saja
11
Anne Ruck, Sejarah Gereja Asia, (Jakarta:Gunung Mulia, 1997), 197-200.

16
mengasihani diri dan berhenti, tapi dia tidak pernah menyerah. Itu sungguh tidak
mudah. Dan dia pun bisa memutuskan untuk berhenti. Ada begitu banyak karir
mudah di kampung halaman. Tapi, dia mengasihi Yesus dan merasa pasti akan
panggilannya. Jadi, dia memilih untuk tetap gigih. Hari ini, ada sekitar 3.700
gereja di Burma yang jejak awalnya bermula pada hari pertama Adoniram Judson
berlayar dari Amerika.12
2. William Carey

William Carey menganjurkan mereka pindah ke Myanmar. Putranya, Felix,


adalah duta besar di sana dan dapat memberikan pondokan bagi mereka untuk
sementara. Banyak lagi kesulitan yang dihadapi untuk masuk ke Myanmar, namun
pasangan Judson akhirnya sampai juga dan segera mereka memulai pekerjaannya,
belajar bahasa setempat, meng- awali dengan sekolah untuk anak-anak perempu
an dan menerjemahkan Perjanjian Baru. Ann belajar bahasa Myanmar seperti
Adoniram, dan membantu penerjemahan.Setelah enam tahun, baru mereka meme-
nangkan jiwa baru yang pertama. Kesukaran berlanjut, Ann mempunyai masalah
kesehatan dan harus kembali ke Amerika Serikat untuk sementara. Tidak lama
setelah ia kembali ke Myanmar, Perang Inggris Myanmar pecah. Adoniram
ditawan dan dipenjarakan selama dua tahun. Ann pindah ke tempat yang
berdekatan dan mengunjunginya secara teratur. Cobaan ini merusak kesehatan
Ann dan Adoniram. Tentara Inggris membebaskan Adoniram, namun tidak lama
kemudian Ann meninggal, pada usia tiga puluh enam tahun, Adoniram bekerja
dua puluh empat tahun lagi di Myanmar dan sekarang hasilnya lebih banyak lagi.
Perjanjian Baru terjemahan bahasa Myanmar oleh pasangan Judson diterbitkan,
juga katekisasi yang ditulis oleh Ann. (Ann juga telah menerjemahkan ke dalam
bahasa Siam bebe- rapa bagian Kitab Suci.) Judson telah mendiri- kan enam puluh
tiga gereja, sebagian besar di tengah-tengah suku Karen, masyarakat pegunungan
antara Myanmar dan Siam. Adalah ke- percayaan tradisi Karen bahwa akan ada
orang asing yang mengunjungi mereka dan memulihkan pengetahuan tentang
Allah yang sesungguhnya, yang telah hilang dari mereka. Sampai sekarang, sudah
lebih dari 100.000 orang Karen yang telah dibaptis sebagai orang-orang Kristen.
American Baptist Foreign Missioner Society (Perkumpulan Misi Luar Negeri

12
Kyle Idleman, Don,t give up (Surabaya: literatur Perkantas, 2019), 66-69.

17
Baptis Amerika) turunan perkumpulan misi Baptis yang dibentuk Luther Rice
mendukung perluasan pekerjaan di tengah-tengah suku Karen.

Suami istri Judson memulai dua misi ke- masyarakatan yang berbeda. Hal ini,
pada gilirannya, memicu pembentukan beberapa organi sasi Kristen dan dewan
misi di Amerika. Mereka memelopori suatu pelayanan Kristen di Asia Tenggara.
Mereka juga berfungsi sebagai in- spirasi bagi para pasangan misionaris yang tak
terhitung jumlahnya dalam melakukan misi- misi lapangan yang berat secara
bersama-sama.13

3. Paul Lewis

Paul Lewis, seorang utusan misi Baptis, sudah menerjemahkan Alkitab ke


dalam bahasa Akha sewaktu ia melayani di Burma. Ia kemudian pindah ke
Thailand. Dua orang Kristen Akha, Ya Ju dan Meechu, datang dari Burma sebagai
penginjil. Pekabaran Injil di antara suku Akha menghadapi berbagai tantangan,
namun berkembang secara perlahan-lahan. Beberapa keluarga yang percaya diusir
dari kampung mereka, sehingga didirikan masyarakat Kristen di Lembah Gajah.
Pelayanan misi bersifat holistis dan meliputi pengajaran Alkitab, pelayanan medis
dan program rehabilitasi pecandu obat bius. Alfred Gasser, seorang Swis,
mengajarkan metode pertanian kepada ma- syarakat petani, terutama mencangkul,
dengan akibat hasil panen meningkat. Wyss dan seorang rekan dibunuh,
sedangkan Nightingale meninggal akibat penyakit kanker. Namun Gereja Akha
berkembang terus. Padatahun 1987 seribu orang menghadiri pesta perayaan 25
tahun Injil dikabarkan di tanah Akha.14

2.7. Religi di Myanmar Pada Saat ini

Rezim yang berkuasa mengakui status istimewa agama Buddha di Myanmar.


Ada kebebasan beragama, setidaknya menurut undang-undang. Agama Kristen dan
Islam tumbuh kuat di antara beberapa kelompok minoritas. Gabungan berbagai
perbedaan etnis, politik, dan agama beserta keberadaan oposisi yang bengis, membuat
sejumlah kelompok minoritas Kristen sangat menderita di tangan penguasa militer.15
13
A. Kenneth curtis, 100 Pristiwa penting dalam Sejarah kekristenan (Jakarta: Gunung Mulia, 2012) 120-121.
14
Anne Ruck, Sejarah Gereja Asia (Jakarta: Gunung Mulia, 1997), 327.

15
Jason Mandryk, Operation World, Panduan untuk Mendoakan Semua Bangsa di Dunia Edisi ke-7
(Yogyakarta: Katalis Media & Literature, 2013), 863.

18
Religi % % Populasi Populasi Laju/Tahun
Buddha 80,04 40.416.736 0,6&
Kristen 8,94 4.534.511 2,7%
Islam 7,20 3.654.588 2.0%
China 2,63 1.161.4000 2,7%
Hindu 0,63 318.123 0,0%
Agama Suku 0,45 227.231 -1,2%
HinduTidak Beragama 0,40 201.983 0,9%

2.8. Pandangan Kelompok Mengenai Pengkabaran Kekristenan di


Myanmar dan Thailand
Minggu lalu kita telah membahas pengkabaran Kekristenan di Thailand dan
sekarang kita membahas mengenai pengkabaran Kekritenan di Myanmar jadi
pandangan kelompok mengenai pengkabaran ini adalah Pelopor misi Protestan di
Burma atau Myanmar adalah Adoniram Judson (1788-1850). Judson berasal dari
Gereja Kongregasionalis di Amerika Serikat tetapi pindah ke gereja Baptis. Dia
mulai pelayanan di Burma pada tahun 1813. Dia belajar bahasa Burma dengan
mendalam dan berhasil menerjemahkan Alkitab dan menyusun kamus bahasa
Burma. Dalam pelayanan misinya, dia mengutamakan pekabaran injil. Judson
tidak cenderung memakai pola pendidikan barat untuk membawa injil, tetapi dia
mencoba untuk mengekspresikan beruta injil dalam bentuk yang cocok di Burma.
Dalam cutinya, sesudah 32 tahun pelayanan di Asia dia memberikan tantangan
misi kepada jemaat-jemaat Baptis di Amerika Serikat dan misi dalam gereja
Baptis. Perkembangan Presbiterian dan Metodis di antara masyarakat Burma,
walaupun agak sediktit tapi itu membuktikan bahwa perjuangan akan selalu
mendapat hasil.
Adapun di Siam Misi yang dilakukan Presbiterian membuat luas lapangan
pelayanannya melalui cara medis, mengobati dan menjadi misionaris dokter. Oleh
karena seorang suku Lao yang bertobat menjadi Kristen , terkabarlah kabar bahwa
Buku buku Budha tidak lah memiliki kebenaran dan itu memberikan kesaksian.
Nan Inta, seorang Budha menjadi dibaptis oleh karena McGilvary. Seorang
pekabar injil yang berusaha untuk memofokuskan diri untuk pekabaran injil.
Burma dan Siam pekabaran injil yang dilakukan berhasil mendirikan sekolah,

19
rumah sakit, apotik, mendirikan gereja lewat tanah yang diberikan, dan berhasil
membuat suku-suku di Burma bertobat dan begitu pula dengan masyarakat
thailand. Walaupun agaknya perkembangan nya agak lambat tetapi Kristen dan
gereja telah berhasil dikabarkan berkat bantuan Roh Kudus. Oleh karena tuntunan
Roh kudus, Kristen dapat tersebar di negeri burma dan Siam. 16

BAB III

PENUTUP
A. Kesimpulan

Negeri Myanmar adalah bekas jajahan Inggris yang dari tahun 1937-1942 secara
administratif bergbung dengan India. Tahun 942-1945 negara ini dijajah oleh Jepang dan
tahun 1948 memperoleh kemerdekaannya. Burma adalah negara yang dominan atau
mayoritas menganut agama Budha Theravada-Hinayana walau banyak penduduknya
menganut agama suku.

Misi Protestan dimulai oleh seorang Amerika Bernama Adoniram Judson (1788-
1850). Judson memprioritaskan belajar bahasa Burma dan menyesuaikan diri dengan
kebudayaan setempat. Ia membangun zayat di tepi jalan. Zayat adalah gedung Panjang
dengan serambi yang luas, tempat ia duduk berbicara dengan tamu, dan ruangan besar
untuk kebaktian. Penerjemahan Alkitab dianggap sebagai tugas utama yang tidak boleh
diabaikan. Judson mulai dengan Menyusun tata-bahasa dan berbagai kamus, termasuk
kamus bahasa Pali bahasa Burma, oleh karena pemikiran agama Buddha diungkapkan
dalam bahasa Pali. Injil Matius, katekismus yang dituilis Nancy, istri Judson, dan traktat
penginjilan dicetak pada tahun 1817. Judson tidak berusaha menyamakan kekristenan
dengan kepercayaan-kepercayaan Buddha tetapi menerangkan dengan jelas ciri-ciri Injil
Kristen

B. saran

Sebagai mahasiswa/i sudah cukup mengetahui bagaimana proses sejarah masuknya


kekristenan di Myanmar sampai berkembang hingga saat ini. Kekristenan di Myanmar
16
Klaus Wetzel, Ringkasan Gereja Asia (Malang: Gandum Mas, 2015), 175-177

20
mengalami banyak kesulitan dalam mengembangkan maupun mempertahankan
kekristenan di Myanmar. Sehingga melalui proses sejarah kekristenan di Myanmar,
sebagai mahasiswa Teologi dapat belajar melalui sejarah ini untuk dapat menghargai
sejarah dan kekristenan juga melanjutkan pelayanan misi supaya kekristenan semakin
berkembang.

Daftar Pustaka

Curtis, A. Kenneth, 100 Pristiwa penting dalam Sejarah kekristenan (Jakarta: Gunung
Mulia, 2012).

Hoke, Donald E, Sejarah Gereja Asia, (Malang: Gandum Mas, 2000)

Idleman, Kyle, Don,t give up (Surabaya: literatur Perkantas, 2019).

Mandryk, Jason, Operation World, Panduan untuk Mendoakan Semua Bangsa di


Dunia Edisi ke-7, (Yogyakarta: Katalis Media & Literature, 2013).

Ruck, Anne, Sejarah Gereja Asia (Jakarta: Gunung Mulia, 1997).

Wetzel, Klaus, Ringkasan Gereja Asia (Malang: Gandum Mas, 2015).

Sumber lain:

Geologinesia, “Letak Astronomis, Geografis dan Geologis Negara Myanmar serta


Keuntungannya” Diakses: https://www.geologinesia.com/2018/09/letak-astronomis-
geografis-dan-geologis-myanmar.html Pada rabu 12 April 2023 Pukul 14.00 WIB.

Sikpan Sihombing, “Sejarah Gereja Asia” diakses


https://www.academia.edu/10331335/Sejarah_Gereja_Asia pada Kamis, 13 April
2023 pukul 21:00 WIB.

21

Anda mungkin juga menyukai