Anda di halaman 1dari 9

RANGKUMAN BUKU SEJARAH GEREJA ASIA

(DR. ANNE RUCK)


Bab 1 - 5

Disusun oleh Kelompok 1:


 Claudya Evelin Gideon
 Ellen Lengkong
 Hanik Patmawati
 Hotnida Marbun
 Marga Diraja

Mata Kuliah : Sejarah Gereja Asia


Dosen : Petrus Suryadi, M.Pd.K

SEKOLAH TINGGI TEOLOGI GALILEA


YOGYAKARTA
1
PENDAHULUAN

Agama Kristen dianggap sebagai agama yang berasal dari Barat lahirnya di Timur tengah di daerah Asia
Barat tempat bangsa bangsa dan kebudayaan dari tiga benua bertemu yaitu, Asia, Afrika dan Eropa. Pada Hari
Pentakosta Injil di kabarkan kepada orang orang yang berasal dari asia kecil (Turki). Kerajaan Persia (Irak dan
Iran) Mesir,Libia dan Arabia(Kis 2:8-11). Sampai sekarang proses menjadikan semua bangsa-bangsa milik
Yesus masih tetap berkembang. Gereja membawa kabar keselamatan ke seluruh dunia.
Sumber-sumber untuk sejarah perluasan iman Kristen kearah timur pada abad-abad pertama lebih sedikit
dibanding perkembangan kea rah barat dan seringkali dalam bentuk legenda-legenda. Cukup berdasar bila
dikatakan gereja di Asia adalah gereja pertama yang memakai gedung gereja sebagai tempat beribadah.
Pada Abad ke 7 Islam menguasai Asia Tengah, Asia Barat-Selatan, Afrika Utara dan Spanyol. Dibawah
pemerintahan Islam gereja mengalami kemunduran sehingga pada tahun 1500 tinggal sedikit saja orang Kristen
di Asia. Walaupun demikian akar-akar kekristenan Asia pertama merupakan warisan yang cukup berarti. Denga
menyelidiki sejarah gereja kuno di Asia kita belajar bagaimana cara mewujudkan iman Kristen dalam konteks
Asia.
1. Bagaimana Gereja bertumbuh dan Berkembang?
Legenda-Legenda yang dulu dianggap mitos atau dongeng semata sekarang tampaknya didukung oleh
penemuan arkeologi sehingga bukti dari sejarah berkembangnya asia bisa di buktikan dan di telusuri.
2. Siapa yang membawa Injil ke Negara-negara Asia?
Jalur-jalur perdagangan berperan dalam pekabaran Injil begitu juga para biarawan Nestorian.
3. Mengapa agama Kristen tetap sebagai agama minoritas di Asia?
di Asia kekristenan menghadapi agama-agama kuat yang sudah mendarah daging bagi bangsa masing
masing Negara seperti Hinduisme, buddhisme, Zoroaster, Filsafat Kong Hu Tse dan Islam yang memiliki
struktur dan “ajaran tinggi” dibandingkan dengan agama-agama suku yang lain.
4. Ciri Khas Gereja Asia sangat berbeda dengan Gereja Barat. Karena Gereja Asia mempunyai kebudayaan
dari Negara masing masing sedangkan gereja barat lebih bercorak kebudayaan Yunani Kuno.
2
PERMULAAN GEREJA ASIA
1.Timur Tengah
Antiokhia ibu kota propinsi Siria, kota ke 3 dalam kekaisaran Romawi, menjadi pusat penginjilan kepada
orang-orang bukan Yahudi. Di kota inilah para pengikut Yesus di sebut Kristen ( Kis 11:26). Gereja di Antiokhia
menjadi gereja pengutus bagi perjalanan Paulus dan Barnabas ke Propinsi Asia Kecil (Turki).
Dua Negara besar yang berkuasa atas daerah Timur Tengah pada abad pertama adalah Roma dan Partia
(kemudian di sebut Persia). Dalam kekaisaran Romawi ada beberapa faktor yang mendorong penyebaran injil
ke arah barat, Negara-negara dengan berbagai agama adat dan bahasa di persatukan di bawa pemerintahan
Roma yang kuat dengan satu bahasa perantara yaitu bahasa Yunani, dan satu kebudayaan bersama , yaitu
kebudayaan Romawi-Yunani, atau Helenisme.
Penyebaran injil ke Asia mengikuti jalan-jalan perdagangan , daerah Timur juga mempunyai bahasa
bersama, bahasa Siria (Arami di pakai sebagai bahasa sehari-hari di seluruh Mesopotamia, di pakai juga sebagai
bahasa sehari-hari oleh orang yahudi).
Bangsa Yahudi menjadi jembatan penginjilan di seluruh daerah Timur Tengah, ada keturunan orang yang di
buang ke Babel masih berdiam di Partia, ada juga orang-orang Yahudi yang bertempat tinggal di india, Arabia
dan di setiap Propinsi kekaisaran Romawi.
Orang-orang Yahudi pada umumnya berhasil dalam perdagangan, mereka sering di benci oleh masyarakat
lain yang iri hati atas harta benda mereka. Ketaatan orang-orang Yahudi pada taurat menyebabkan mereka harus
hidup terasing dari tetangga-tetangga dan tidak bergaul dengan orang-orang bukan Yahudi.
Akan tetapi ada banyak orang tertarik pada agama orang Yahudi yang monoteistis dan pada etika Yahudi
yang tinggi. Sebagian orang menjadi Proselit ; yaitu orang yang masuk agama Yahudi melalui sunat dan menaati
seluruh hukum Taurat. Ada pula orang-orang yang takut akan Allah ( Kis 10 :1-2 ) yaitu mereka yang percaya
kepada Allah dan turut berbakti di rumah ibadah/sinagoge, meski belum di sunat dan belum menaati hukum
taurat

2. India
Menurut kisah rasul Thomas setelah hari Pentakosta ke duabelas rasul membuang undi untuk menentukan
ke mana setiap orang di utus untuk memberitakan injil. Rasul Thomas memdapat tugas di India tetapi dia tidak
mau pergi ke sana, meskipun Tuhan Yesus menampakkan diri kepadanya dalam mimpi. Karena itu Tuhan
mengatur agar Thomas di jual sebagai budak kepada seorang pedagang India yang bernama Habban yang
datang ke Yerusalem untuk mencari tukang kayu. Di india Thomas di suruh membangun istana untuk Raja
Gudnaphar tetapi uang yang di terima untuk pembangunan istana di berikan kepada orang miskin. Thomas
menerangkan bahwa dia sedang membangun istana di surga bagi Raja Gudnaphar. Raja sangat marah lalu
memenjarakan Thomas. Tetapi ketika Thomas melakukan mujizat, Raja bersama adiknya Gad menerima 3
tanda meterai kekristenan yaitu urapan minyak, Baptisan dan perjamuan kudus

3. Edessa
Di antara dua Negara besar kekaisaran Romawi dan Partia terletak beberapa Negara kecil yang berjuang
dengan susah payah untuk mempertahankan kedudukan mereka sebagai Negara merdeka. Salah satu Negara
kecil itu adalah kerajaan Osrhoene. Ibu kotanya adalah Edessa, yang terletak di sungai daisan, anak sungai Efrat
dekat jalan raya perdagangan antara Armenia dan padang gurun pasir di siria.eusebius dalam buku sejarah
gereja di tulis kira-kira Th.320, melaporkan cerita yang di ambilnya dari kantor arsip Edessa, tentang pertobatan
Raja Abgar V (13-50 Masehi).

4. Kristologi dan Soteriologi Gereja Asia Purba


Agama Kristen lahir pada waktu kebudayaan dan kepercayaan bertemu. akarnya ada dalam agama Yahudi,
tetapi iman Kristen harus juga menghadapi pola pemikiran filsafat Yunani, pola keagamaan Astrologi Babilonia
(ilmu nujum perbintangan), agama-agama misteri, kepercayaan kepada dewa dewi dll. Dalam perkembangan
teologi Kristen muncul berbagai perbedaan antara gereja timur dan gereja barat.
3
PERTUMBUHAN DAN PENGHAMBATAN DI PERSIA
1. Gereja Purba di Partia
Kerajaan Persia menguasai daerah Asia Barat-Tengah (Iran) mulai abad ke-6 sampai ke-4 SM. Kekaisaran
Partia cukup luas, namun kurang kuat dibanding pemerintahan Romawi. Pemerintahan pusat tidak mengatur
secara penuh tata tertib dan pelaksanaan hukum kota-kota dan propinsinya, cukup hanya dengan mengakui
wewenang kekaisaran partia dan membayar iuran.
Corak kebudayaan dan agama di Partia bermacam-macam, Agama utama adalah agama Zoroaster. Bahasa
yang dipakai adalah Bahasa Siria, juga bahasa Yunani dibeberapa kota. Ada masyarakat Yahudi di beberapa
Kota, termasuk diantaranya yang mendengar Khotbah Petrus pada hari Pentakosta, itulah sebabnya tidak sulit
bagi penginjil masuk ke Partia.
Agama Kristen di Partia menghadapi lawan yang kuat sekali, yaitu agama Zoroaster. Pemerintahan Partia
bersikap toleran terhadap kekristenan sekalipun kaisarnya beragama Zoroaster. Pada masa pengaiayaan di
Romawi, banyak orang Kristen mengungsi ke Partia dan disambut baik oleh pemerintah. Namun demikian
kaisar Partia tidak melindungi orang Kristen waktu mereka dianiaya oleh imam Zoroaster. Contohnya, Uskup
Adiabene bernama Samsum yang melakukan penginjilan, ditangkap oleh magus-magus dan dipenggal
kepalanya. Tetapi penginjilan berjalan terus sehingga ada juga pejabat yang menjadi Kristen seperti Raqbakht
(th 140) gubernur Adiabene menjadi percaya. Ia sangat rajin memberitakan Injil kedesa-desa sehingga
menimbulkan kemarahan para magus.
Meskipun gereja menghadapi penghambatan dari para tokoh Zoroaster, namun gereja terus berkembang.
Menurut Tawarikh Arbil, pada tahun 225 sudah ada lebih dari 20 keuskupan di Persia.

2. Penghambatan di bawah Kekaisaran Persia


Pada tahun 225 M propinsi Persia memberontak terhadap kekaisaran Partia, dalam waktu satu tahun
merebut seluruh kekaisaran Partia. Ardasyir memproklamirkan diri sebagai raja pertama dari dinasti Sassanid,
Dinasti Sassanid menganggap dirinya sebagai ahli waris bangsa Media dan Persia. Kerajaan ini mersemikan
Zoroaster sebagai agama negara dan berusaha menyatukan agama dan kekaisaran.
Pada mulanya gereja tidak mengalami hambatan, malah berkembang. Awal mula penganiayaan adalah
karena seorang bernama Kartir yaitu imam besar Zoroaster ingin menguatkan hierarki para mangus dan
menghapuskan agama-agama lain. Tetapi musuh utamanya adalah agama Manieheisme yang didirikan oleh
Mani. Agama ini berupaya menyatukan agama Zoroaster, Buddha dan Kristen. Mani dianiaya, tetapi
kekristenan mulai ikut teraniaya.
Kerajaan Persia Sassanid meneruskan perang melawan Kekaisaran Romawi. Permusuhan antara Persia dan
Roma sangat berpengaruh terhadap kekristenan. Ketika orang Kristen dianiaya di Roma, orang Kristen yang
mengungsi ke Persia sangat diterima di Persia. Tetapi pada tahun 312 ketika Konstantinus menjadi Kristen dan
merebut kota Roma, agama Kristen Kristen diakui sebagai agama utama kekaisaran Romawi. Hal ini
berpengaruh buruk pada orang Kristen di Persia karena dianggap sebagai agama musuh Persia.
Konstantinus sendiri justru memperburuk keadaan dengan mengirim surat kepada Kaisar Persia, Syahpur II
tahun 315, di mana ia minta agar orang-orang Kristen dilindungi di Persia. Maksudnya baik, tetapi hasilnya
sangat buruk. Akhirnya timbul perasaan marah karena mencampuri urusan dalam negeri Persia, yang pada
akhirnya kekristenan mulai mendapat penganiayaan.
Sozomenos, ahli sejarah kebangsaan Yunani (tahun 425) menceritakan: terjadi penganiayaan dahsyat yang
didalangi tokoh Yahudi yang menuduh Syim’un (uskup Selukia-Ktesiphon) membuka rahasia negara kepada
Kaisar Roma. Syim’un dipaksa menandatangani surat yang mewajibkan orang-orang kristen membayar pajak
dua kali lipat, tetapi dia menolak. Lalu pemerintah mulai menghancurkan seluruh gedung gereja dan merampas
harta bendanya. Para pastor yang tidak mau menyembah dewa matahari dibunuh, termasuk Syim'un yang mati
dipenggal setelah menolak menyembah dewa matahari dan ia menyaksiakan terlebih dahulu pembunuhan 5
orang uskup dan 100 orang pastor pada hari Jumat agung 344
Antara tahun 339-379 kekristenan sangat kejam dianiaya di Persia. Sasaran pertama mereka adalah para
pemimpin gereja yang dibunuh, kemudian orang Kristen yang berlatar belakang Zoroaster. Pada waktu itu
setidaknya 16,000 orang mati sahid karena imannya. Ini jauh lebih buruk dari penganiayaan yang dialami orang
Kristen di Roma.
Ketika Persia berhasil mengalahkan Roma, terjadi perdamaian selama 50 tahun antara Roma dan Persia.
Hasilnya: penganiayaan dihentikan dan kekristenan mulai berkembang lagi, bahkan sejumlah bangsawan masuk
Kristen

3. Kelompok minoritas sebagai persekutuan yang sah


Tahun 410 mulailah masa baru hubungan negara dan gereja di Persia. uskup Marutha dari Armenia yang
ditugaskan menyusun konsep perdamaian itu. Karena Ia mempunyai pengaruh atas raja Persia, Yazdgard I, Ia
pun meminta kepada raja Persia agar kekristenan diberi status resmi dan meminta gereja dibangun kembali dan
orang Kristen yang dipenjarakan agar dilepaskan.
Raja Yazdgard I mengeluarkan edik / keputusan, agama Kristen diberi status resmi yang sama dengan
agama Zoroaster. Dan Uskup Izhaq, uskup Ktesiphon diakui sebagai pemimpin Umat Kristen Persia
(Katolikos). Semua uskup di Persia dipanggil untuk menandatangi edik tersebut dan dianggap sebagai Sinode
Pertama Gereja Timur.
Pada pertemuan ini, Marutha membacakan surat dari para uskup di barat yang memohon agar gereja Persia
mengangkat 1 uskup saja di setiap daerah keuskupan, menerima sistem perhitungan tanggal paskah yang sudah
disepakati Gereja Barat, kanon Konsili Nicea, pengakuan iman Nicea. Sinode di Ktesiphon menerimanya.
Edik itu mengaikbatkan gereja bertanggung jawab kepada kaisar di mana gereja adalah perpanjangan tangan
kaisar. Umat Kristen memang diberi kebebasan beragama, tetapi kebebasan yang diberikan terbatas yaitu tidak
boleh mengabarkan Injil. Orang yang pindah dari Zoroaster ke agama Kristen akan dihukum mati.
Tahun 424 gereja Persia melepaskan diri dari gereja Barat pada sinode Dadyeshu di kota Markabta yang
dihadiri 36 uskup, karena beranggapan bahwa Katolikos tidak bisa diadili dan dipimpin oleh uskup Agung lain,
tetapi hanya oleh Tuhan Yesus saja. Dengan melepaskan diri dari gereja Barat, gereja lebih diterima oleh
pemerintahan Persia. Umat kristen tetap minoritas, tetapi minoritas yang cukup kuat. Banyak golongan pejabat
tinggi, pegawai negeri maupun anggota istana, bahkan penganut Zoroaster bertobat. karena banyak dari
golongan tinggi yang menjadi Kristen. Hukuman mati yang menjadi ancaman kalau menjadi Kristen seringkali
tidak dihiraukan. Bahkan seringkali hukuman itu diperingan menjadi hukuman penjara biasa.
Perkembangan gereja persia paling berhasil pada golongan masyarakat berbahasa Siria, terutama pedagang
dan orang berketrampilan. Pada abad 6 kebanyakan dokter, termasuk dokter pribadi raja di Persia adalah orang
Kristen. Abad ke- 7 jumlah orang Kristen dan Yahudi diperkirakan berjumlah 1 1/2 juta jiwa. Tahun 650 Gereja
Nestorian sudah memiliki struktur mantap dengan 1 patriakh, 9 metropolit, 96 uskup. Ada juga golongan
Kristen lain seperti Yakobit, persekutuan Kristen monofisit yang memiliki 1 metropolit dan 12 uskup.

4. Gereja Nestorian
Ciri-ciri gereja Asia abad ke-5:
a. Nestorianisme
Teologi Nestorianisme muncul akibat perselisihan antara aliran teologi di Antiokhia dan Aleksandria
mengenai tabiat ilahi dan tabiat manusia dalam tubuh Kristus.
Gereja Antiokhia (berakar lingkungan Yahudi) menafsirkan Alkitab secara harfiah dan historis, Yesus
digambarkan sebagai manusia, tetapi Allah tinggal dalamNya. Tabiat ilahi dan tabiat manusia Yesus
dianggap terpisah.
Gereja Aleksandria (berakar lingkungan Yunani) menafsirkan Alkitab secara alegoris, Kristus dipandang
sebagai “logos” (firman) yang menjadi manusia. Penyatuan tabiat ilahi dan manusia dalam diri Yesus
ditekankan.
Nestorius yang menjadi pemimpin gereja di Antiokhia mempertajam perselisihan karena dia menyerang
konsep "theotokos" yaitu Maria sebagai Bunda Allah. la mengusulkan Maria diberi gelar Kristotokos
(Ibunda Kristus). Cyrillus, uskup Alexandria menuduh apa yang diajarkan Nestorius sebagai ajaran sesat,
karena dianggap mengingkari keilahian Kristus. lni dugaan yang salah. Tetapi akibatnya Nestorius dipecat
oleh Konsili oikumenis di Efesus tahun 431 dan akhirnya ia tinggal sampai meninggalnya di Mesir.
Konsili Chalchedon tahun 451 mengambil jalan tengah perselisihan itu: di mana Yesus adalah satu
pribadi di dalam dua tabiat yaitu manusia dan ilahi. Namun justru Konsili Chalchedon menimbulkan
perpecahan antara pengikut monofisit Gereja Siria, Mesir dan Ethiopia dengan gereja di Persia yang
mengikuti ajaran Nestorius. Perpecahan terus terjadi di antara gereja-gereja yang akhirnya membuat gereja
di Barat dan Timur terpisah yang pada puncaknya terjadi pada Konsili Konstantinopel tahun 553.
b. Spiritualitas dan hidup beraskese
Pada Abad ke 6 gereja di Persia dipimpin oleh Mar Aba. Pada masanya terjadi pembaharuan gereja yang
pada dasarnya terpanggil untuk memisahkan diri dari dunia. Bahkan sampai dianggap bahwa kehidupan
beraskese dianggap perlu untuk memperoleh keselamatan. lni juga termasuk usulan untuk tidak menikah
(Tetapi ditolak oleh Sinode Acacius tahun 486).
Kemudian muncul kehidupan model para pertapa di mana ada komunitas biara di padang pasir.
Umumnya para biarawan ini wajib mengikuti peraturan yang ditetapkan seperti bekerja keras, berdoa,
bersumpah untuk hidup dalam kemiskinan, selibat, dan ketaatan.
Dari sinilah kehidupan biara dikembangkan, walaupun modelnya beragam. Ada yang berkelompok di
pegunungan, ada yang menyendiri dalam sel dan berkumpul bila beribadah. Dan ini kemudian menjadi ciri
khas Gereja Nestorian, walaupun tidak semua harus mengikuti kehidupan beraskese.
c. Pekabaran Injil
Rahib-rahib adalah penginjil utama bagi gereja Asia. Sejak awal, hidup beraskese dan penyerahan pada
Tuhan digabungkan dengan penginjilan. Dasar di sekolah Teologi di Nisibis adalah penelitian dan
penafsiran Alkitab, disiplin rohani dan bekerja keras. Narsai, pendiri sekolah tersebut menekankan
panggilan untuk pekabaran injil ke seluruh dunia sesuai amanat agung Tuhan Yesus.
Rahib-rahib Nestorian menginjili orang Siria, Persia dari latar belakang Zoroaster. Ribuan alumni
Nisibis mengabarkan Injil ke arah Timur dari kekaisaran Persia, Cina, India, bahkan mungkin mencapai
Sumatera (Pansur sekarang dikenal sebagai Barus dekat Sibolga Sumatra Utara). Pada abad ke-14 Giovanni
de Marignolli dari Italia menemui orang Kristen di Majapahit dan Palembang

4
PEKABARAN INJIL DI CINA
Sumber utama permulaan sejarah gereja di Cina adalah Monumen Ch'ang-an yang ditemukan oleh
buruh-buruh di Cina Utara Barat pada tahun 1625. Monumen tersebut terdiri dari batu, yang tingginya lebih
dari dua meter, didirikan pada tahun 781 untuk merayakan kedatangan agama Siria termasyur ke Cina.
Dibawah tanda salib dipahatkan sejarah dan ajaran gereja sampai tahun 781, termasuk beberapa fakta yang
dibenarkan juga oleh arsip-arsip pemerintahan Cina pada zaman itu. Sumber kedua adalah kumpulan
naskah-naskah yang ditemukan di gua seribu Budhha di Tunhuang, dekat perbatasan Utara Barat Cina.
Kumpulan tersebut termasuk naskah-naskah Kristen yang menambahkan sedikit pengetahuan kita tentang
ajaran gereja purba di Cina.
Agama Kristen berkembang di Cina, tetapi kurang berakar. Latar belakang dan kebudayaan Cina
berlawanan dengan ciri-ciri khas kekristenan gaya Nestorian. Teologi gereja Cina yang cenderung bercorak
sinkretistis melemahkan gereja. Selain faktor-faktor perintang tersebut, gereja tergantung pada perlindungan
pemerintah,sehingga agama kristen berhasil dengan dukungan pemerintah, tetapi mundur apabila
pemerintah bersikap keras ataupun pada saat pemerintah pusat lemah. Pada abad 10 gereja hampir punah
oleh penganiayaan keras. Pada abad ke 14 umat Kristen diusir bersama dengan penjajah Monggol.
Dinasti T'ang membawa kekayaan dan kemuliaan bagi Cina. Pada abad ke 7 Kaisar Kao-Tsu, pendiri
dinasti T'ang, memulihkan kedaulatan dan membesarkan pengaruh kekaisaran Cina diseluruh Asia Tengah
sampai Persia. Hasilnya adalah stabilitas dan keamanan diseluruh wilayah itu, sehingga perdagangan dapat
berkembang dan jalan terbuka bagi kedatangan Injil di Cina. Gereja Nestorian di Persia mempunyai visi
penginjilan. Sejumlah besar orang kristen Nestorian adalah pedagang, yang mengabarkan Injil secara
spontan melalui jalan raya perdagangan, kearah selatan melalui India sampai ke Sri Lanka dan Cina Selatan
atau melalui jalan sutra Asia tengah dan padang gurun Gobi sampai ke Cina Utara. Kehidupan beraskese
sangat dihargai di Gereja Nestorian dan biara-biara berpengaruh besar dalam kehidupan kristiani. Rahib-
rahib merupakan penginjil utama. Monumen di Ch'ang-an melaporkan kedatangan biarawan Nestorian,
Uskup Alopen, di Ch'ang-an, ibukota Cina zaman itu pd tahun 635.
Gereja menghadapi dua kepercayaan atau pandangan hidup yang tertanam dalam pada kebudayaan dan
adat istiadat Cina, yang masing-masing bertolak belakang dengan kekristenan, terutama dengan kekristenan
gaya Nestorian.
Filsafat Kong Hu Cu, yang sangat berpengaruh digolongan terpelajar dan dilingkungan istana,
menghargai keluarga dan kebijakan duniawi dan menganggap rendah hidup beraskese. Penganut-penganut
agama Budha yang kuat dan berpengaruh didesa-desa dan diantara orang miskin menentang keras
kedatangan para rahib Nestorian, bahkan menyerang biara-biara kristen. Dengan mencari jalan untuk
menyampaikan kabar keselamatan dalam bentuk yang berarti dalam konteks kebudayaan Cina, iman kristen
hampir mendekati sinkritisme.
Gereja berkembang di Cina, namun sejumlah besar orang kristen adalah pendatang. Baik kaisar-kaisar
dinasti T'ang, maupun kaisar-kaisar dinasti Yuan (Monggol) bersikap toleran terhadap kekristenan, tetapi
tidak percaya dan tidak menjadi kristen.
Umat kristen terlalu tergantung pada perlundungan pemerintah, sehingga gereja lemah dan tidak mampu
berdiri sendiri.
Pada saat kekuatan pemerintah melemah, misalnya pada abad 8, gereja juga melemah. Pada saat
penganiayaan terjadi, misalnya pada tahun 845, gereja tidak dapat bertahan. Ketika penjajah Monggol diusir
dari Cina pada tahun 1368, gereja hampir lenyap.

5
GEREJA DAN ISLAM
1. Perkembangan Islam
Dalam waktu 1 abad Islam berkembang seluas agama kristen. Gereja berkurang dengan tajam dan terpaksa
lebih bersikap bertahan daripada berkembang. Pada abad ke-13 dan 14 gereja di Asia nyaris punah.
Muhammad adalah pencetus lahirnya agama Islam dari keturunan Suku Arab. Pada tahun 610 Muhammad
menyerukan kepada masyarakat Mekah untuk menyembah Allah yang Maha Esa. Agama Islam mempersatukan
suku-suku Arab dalam satu umat dengan satu kepercayaan dan satu tujuan yaitu jihad atau berjuang pada jalan
Allah.
Dalam waktu satu abad pemimpin-pemimpin Islam telah menaklukkan seluruh wilayah kekristenan baik di
Afrika maupun di Asia. Pada abad ke-10 ada tiga ke kaisaran Islam di Asia di Eropa dan di Afrika Utara
akibatnya perkembangan gereja menjadi berantakan.

2. Kekristenan dalam negara-negara Islam


Ada banyak persamaan antara kekristenan dan Islam keduanya berakar dalam bangsa dan budaya semit
keduanya percaya kepada satu Allah Yang Esa bahkan cukup berdasar bila dikatakan bahwa keduanya memakai
istilah yang sama sebagai nama Allah Elohim bahasa Ibrani menjadi Allah dalam bahasa Syria, nama yang
dipakai orang Kristen pertama dalam bahasa Arab menjadi Allah. Kedua agama tersebut mengajarkan bahwa
Allah adalah pencipta dunia Tuhan atas segala sesuatu Hakim yang akan menghakimi orang orang yang hidup
dan yang mati pada akhir zaman, Allah Abraham yang berbicara kepada manusia melalui para nabi.
Kepercayaan kepercayaan bersama tersebut seharusnya mendorong orang Kristen dan orang Islam untuk saling
menghormati dan saling mengerti.
Ketika Muhammad merebut kekuasaan di negeri Arabia suku-suku Arab membuat perjanjian dengan
menganut agama Islam dan mengakui Muhammad sebagai Rasul.
Orang-orang Kristen di zaman dimana gereja sudah kuat, tidak diharuskan masuk Islam asal saja mereka
mengakui pemerintahan Muhammad dengan membayar pajak. Beban pajak ganda merupakan desakan bagi
orang agar masuk Islam. Tetapi ada perkecualian misalnya suku Takglib (Arab) di daerah Timur Laut yang
mayoritas Kristen Nestorian boleh terus di dalam imannya, dengan syarat membayar pajak yang tinggi. Orang
Islam yang masuk kristen dihukum mati akibatnya sedikit saja orang yang beralih agama menjadi Kristen.
Orang kristen tidak boleh berdinas militer tetapi harus membayar pajak yang cukup berat. Tekanan-tekanan
ekonomi menjadi penyaring untuk menguji orang Kristen banyak orang beralih agama, masuk Islam terutama
pada pemerintahan Khalifah Umar 2. Umar menghapuskan diskriminasi antara orang Arab dan orang Islam
yang bukan Arab sehingga orang-orang bukan Arab yang baru masuk Islam ("mawali") bebas pajak tanah
begitu banyak orang berbondong-bondong masuk agama Islam sehingga keuangan negara merosot drastis
keadaan ini menyebabkan kebijakan Umar tidak diteruskan.

Bagaimana status dan kedudukan orang yang bukan Islam di dalam negara Islam?
Persoalan itu dipecahkan dengan mengikuti contoh kebiasaan yang sudah lama berlaku di Persia. Umat
Kristen diakui sebagai golongan "Dhimmi" di tengah-tengah masyarakat Islam, dengan status otonomi terlepas
dari undang-undang negara Khalifah. Para Dhimmi hidup menurut undang-undang hukum sendiri, di bawah
kepalanya sendiri yaitu Uskup atau Katolikus, yang bertanggung jawab kepada kepala negara, atas kelakuan
umatnya. Setiap gereja termasuk Koptik, Ortodoks, Nestorian bersama-sama dengan umat Yahudi menjadi
Dhimmi sehingga ada banyak Dhimmi, yang di tentukan bukan oleh batas geografis melainkan oleh batas
agama. Umat Kristen di asingkan sebagai golongan tersendiri dalam negara Islam, golongan yang tidak
berpengaruh atas urusan politik negara dan tidak ikut berjuang dalam perang.

Bagaimanakah akibat timbulnya agama Islam bagi sejarah gereja?


Kekristenan di Afrika Utara, nyaris dihapuskan pada masa penaklukan Islam. Ribuan orang Kristen yang
kebanyakan orang pendatang, mengungsi ke Italia atau ke Yunani. Banyak yang dibunuh secara kejam dan yang
lainnya dengan cepat beralih agama menjadi Islam. Di Asia menurut pandangan sejumlah orang Kristen,
kedatangan bangsa Arab merupakan suatu pembebasan. Baik gereja koptik di Mesir maupun gereja-gereja Asia
mempertahankan Imannya di bawah khalifah Islam sebagai golongan minoritas. Kedudukan umat Kristen pada
mulanya baik oleh karena keahlian dan pendidikan orang Kristen sangat dibutuhkan oleh pemerintah Arab di
bidang administrasi. Pada masa Dinasti Ummayah di Persia, orang-orang Nestorian menjadi terkenal sebagai
Akuntan, Direktur Bank, Dokter, Penerjemah. Orang-orang Kristen menerjemahkan Alkitab bersama dengan
tulisan-tulisan filsafat Yunani ke dalam bahasa Arab. Pejabat-pejabat Kristen mencapai pangkat dan kedudukan
yang tinggi di istana terutama di Syria.
Katolikus Nestorian Timotius adalah seorang pemimpin gereja terkemuka di Persia. Timotius berusaha
sekuat kuatnya mendorong perkembangan Gereja. anyak orang percaya dan menjadi Kristen berkat
pelayanannya. Ia menahbiskan seorang Uskup daerah Yaman, meskipun umat Islam menentang suku-suku Arab
yang Kristen. Masa 40 tahun kepemimpinan Timotius merupakan salah satu Puncak dalam usaha gereja
Nestorian mengutus misionaris ke luar negeri.
Meskipun demikian pada abad ke-8 orang-orang Kristen mulai merasakan diskriminasi dan kedudukan
sebagai warga negara kelas dua. Selain gangguan dari luar gereja nestorian mengalami kelemahan di dalam.
Thomas Uskup Marga dalam buku sejarahnya yang ditulis pada abad ke-9 melaporkan korupsi dalam hierarki
gereja misalnya penyalahgunaan uang gereja. Sistem Sogokan yang dipakai sebagai jalan memperoleh jabatan
Uskup atau mendalangi urusan gereja. Meskipun demikian, gereja masih tetap kaya dan sejumlah penduduk
Syria tetap Kristen sampai masa Perang Salib.

3. Perang Salib.
Umat Kristen dan umat islam hidup berdampingan secara damai di daerah Timur Tengah selama beberapa
abad. Keadaan ini terancam pada abad ke-11 oleh bangsa-bangsa dari luar yang bersifat agresif dan suka
berperang yaitu bangsa-bangsa Eropa Barat dan bangsa Turki, dengan akibat yang menghancurkan hubungan
kristen Islam sampai sekarang.
Suku-suku Jerman telah mendirikan Negara negara yang kuat di Eropa, sehingga dapat melawan kekuasaan
Islam. Pada tahun 1095, Paus urbanus 2, memanggil semua orang Kristen untuk mengangkat senjata di bawah
tanda salib. Motivasi agama, mempunyai peranan yang cukup penting dalam Perang Salib. Ada juga motivasi
lain. Panggilan Paus merupakan kesempatan memperoleh pengakuan atas kekuasaannya dan mencari jalan
keluar dari masalah kekacauan politik, dengan mengarahkan peperangan terhadap musuh di luar Eropa. Perang
Salib yang namanya diambil dari tanda salib di perisai dan bendera tentara Kristen, merupakan serangkaian
ekspedisi militer selama 2 abad lebih yang mula-mula berhasil mencapai tujuan, tetapi akhirnya gagal.
Akibatnya penduduk di negara yang mau dibebaskan itu menderita. Perang salib merupakan lembaran hitam
dalam sejarah kekristenan.

4. Kemunduran kekristenan di Asia.


Berbagai faktor mempengaruhi kemunduran kekristenan di Asia. Gereja dilemahkan oleh beberapa
pertikaian dan persaingan para pemimpin yang bermain politik dalam Gereja Timur seperti terjadi juga dalam
Gereja Barat. Tidak semua gembala menggembalakan domba nya dengan seharusnya. Gereja kurang kuat
karena tersebar begitu luas di Asia sehingga umat Kristen hidup terpencar dalam golongan jemaat yang relatif
kecil di tengah masyarakat bukan Kristen.
Salah satu faktor utama yang mempengaruhi kemunduran gereja adalah penganiayaan. Pada abad ke-4
penganiayaan di Persia berlangsung selama 40 tahun secara kejam dan sistematis memusnahkan kepemimpinan
gereja. Penganiayaan jangka panjang dengan cara tidak langsung melalui penindasan sosial politik dan
ekonomi, di bawah pemerintahan Islam melemahkan gereja secara perlahan-lahan sehingga visi untuk
pekabaran Injil lama-kelamaan mengalami erosi. Pembunuhan besar-besaran oleh tentara Tamerlan merupakan
pukulan maut yang hampir mengakhiri gereja di Asia.

Anda mungkin juga menyukai