Agama Kristen dianggap sebagai agama yang berasal dari Barat lahirnya di Timur tengah di daerah Asia
Barat tempat bangsa bangsa dan kebudayaan dari tiga benua bertemu yaitu, Asia, Afrika dan Eropa. Pada Hari
Pentakosta Injil di kabarkan kepada orang orang yang berasal dari asia kecil (Turki). Kerajaan Persia (Irak dan
Iran) Mesir,Libia dan Arabia(Kis 2:8-11). Sampai sekarang proses menjadikan semua bangsa-bangsa milik
Yesus masih tetap berkembang. Gereja membawa kabar keselamatan ke seluruh dunia.
Sumber-sumber untuk sejarah perluasan iman Kristen kearah timur pada abad-abad pertama lebih sedikit
dibanding perkembangan kea rah barat dan seringkali dalam bentuk legenda-legenda. Cukup berdasar bila
dikatakan gereja di Asia adalah gereja pertama yang memakai gedung gereja sebagai tempat beribadah.
Pada Abad ke 7 Islam menguasai Asia Tengah, Asia Barat-Selatan, Afrika Utara dan Spanyol. Dibawah
pemerintahan Islam gereja mengalami kemunduran sehingga pada tahun 1500 tinggal sedikit saja orang Kristen
di Asia. Walaupun demikian akar-akar kekristenan Asia pertama merupakan warisan yang cukup berarti. Denga
menyelidiki sejarah gereja kuno di Asia kita belajar bagaimana cara mewujudkan iman Kristen dalam konteks
Asia.
1. Bagaimana Gereja bertumbuh dan Berkembang?
Legenda-Legenda yang dulu dianggap mitos atau dongeng semata sekarang tampaknya didukung oleh
penemuan arkeologi sehingga bukti dari sejarah berkembangnya asia bisa di buktikan dan di telusuri.
2. Siapa yang membawa Injil ke Negara-negara Asia?
Jalur-jalur perdagangan berperan dalam pekabaran Injil begitu juga para biarawan Nestorian.
3. Mengapa agama Kristen tetap sebagai agama minoritas di Asia?
di Asia kekristenan menghadapi agama-agama kuat yang sudah mendarah daging bagi bangsa masing
masing Negara seperti Hinduisme, buddhisme, Zoroaster, Filsafat Kong Hu Tse dan Islam yang memiliki
struktur dan “ajaran tinggi” dibandingkan dengan agama-agama suku yang lain.
4. Ciri Khas Gereja Asia sangat berbeda dengan Gereja Barat. Karena Gereja Asia mempunyai kebudayaan
dari Negara masing masing sedangkan gereja barat lebih bercorak kebudayaan Yunani Kuno.
2
PERMULAAN GEREJA ASIA
1.Timur Tengah
Antiokhia ibu kota propinsi Siria, kota ke 3 dalam kekaisaran Romawi, menjadi pusat penginjilan kepada
orang-orang bukan Yahudi. Di kota inilah para pengikut Yesus di sebut Kristen ( Kis 11:26). Gereja di Antiokhia
menjadi gereja pengutus bagi perjalanan Paulus dan Barnabas ke Propinsi Asia Kecil (Turki).
Dua Negara besar yang berkuasa atas daerah Timur Tengah pada abad pertama adalah Roma dan Partia
(kemudian di sebut Persia). Dalam kekaisaran Romawi ada beberapa faktor yang mendorong penyebaran injil
ke arah barat, Negara-negara dengan berbagai agama adat dan bahasa di persatukan di bawa pemerintahan
Roma yang kuat dengan satu bahasa perantara yaitu bahasa Yunani, dan satu kebudayaan bersama , yaitu
kebudayaan Romawi-Yunani, atau Helenisme.
Penyebaran injil ke Asia mengikuti jalan-jalan perdagangan , daerah Timur juga mempunyai bahasa
bersama, bahasa Siria (Arami di pakai sebagai bahasa sehari-hari di seluruh Mesopotamia, di pakai juga sebagai
bahasa sehari-hari oleh orang yahudi).
Bangsa Yahudi menjadi jembatan penginjilan di seluruh daerah Timur Tengah, ada keturunan orang yang di
buang ke Babel masih berdiam di Partia, ada juga orang-orang Yahudi yang bertempat tinggal di india, Arabia
dan di setiap Propinsi kekaisaran Romawi.
Orang-orang Yahudi pada umumnya berhasil dalam perdagangan, mereka sering di benci oleh masyarakat
lain yang iri hati atas harta benda mereka. Ketaatan orang-orang Yahudi pada taurat menyebabkan mereka harus
hidup terasing dari tetangga-tetangga dan tidak bergaul dengan orang-orang bukan Yahudi.
Akan tetapi ada banyak orang tertarik pada agama orang Yahudi yang monoteistis dan pada etika Yahudi
yang tinggi. Sebagian orang menjadi Proselit ; yaitu orang yang masuk agama Yahudi melalui sunat dan menaati
seluruh hukum Taurat. Ada pula orang-orang yang takut akan Allah ( Kis 10 :1-2 ) yaitu mereka yang percaya
kepada Allah dan turut berbakti di rumah ibadah/sinagoge, meski belum di sunat dan belum menaati hukum
taurat
2. India
Menurut kisah rasul Thomas setelah hari Pentakosta ke duabelas rasul membuang undi untuk menentukan
ke mana setiap orang di utus untuk memberitakan injil. Rasul Thomas memdapat tugas di India tetapi dia tidak
mau pergi ke sana, meskipun Tuhan Yesus menampakkan diri kepadanya dalam mimpi. Karena itu Tuhan
mengatur agar Thomas di jual sebagai budak kepada seorang pedagang India yang bernama Habban yang
datang ke Yerusalem untuk mencari tukang kayu. Di india Thomas di suruh membangun istana untuk Raja
Gudnaphar tetapi uang yang di terima untuk pembangunan istana di berikan kepada orang miskin. Thomas
menerangkan bahwa dia sedang membangun istana di surga bagi Raja Gudnaphar. Raja sangat marah lalu
memenjarakan Thomas. Tetapi ketika Thomas melakukan mujizat, Raja bersama adiknya Gad menerima 3
tanda meterai kekristenan yaitu urapan minyak, Baptisan dan perjamuan kudus
3. Edessa
Di antara dua Negara besar kekaisaran Romawi dan Partia terletak beberapa Negara kecil yang berjuang
dengan susah payah untuk mempertahankan kedudukan mereka sebagai Negara merdeka. Salah satu Negara
kecil itu adalah kerajaan Osrhoene. Ibu kotanya adalah Edessa, yang terletak di sungai daisan, anak sungai Efrat
dekat jalan raya perdagangan antara Armenia dan padang gurun pasir di siria.eusebius dalam buku sejarah
gereja di tulis kira-kira Th.320, melaporkan cerita yang di ambilnya dari kantor arsip Edessa, tentang pertobatan
Raja Abgar V (13-50 Masehi).
4. Gereja Nestorian
Ciri-ciri gereja Asia abad ke-5:
a. Nestorianisme
Teologi Nestorianisme muncul akibat perselisihan antara aliran teologi di Antiokhia dan Aleksandria
mengenai tabiat ilahi dan tabiat manusia dalam tubuh Kristus.
Gereja Antiokhia (berakar lingkungan Yahudi) menafsirkan Alkitab secara harfiah dan historis, Yesus
digambarkan sebagai manusia, tetapi Allah tinggal dalamNya. Tabiat ilahi dan tabiat manusia Yesus
dianggap terpisah.
Gereja Aleksandria (berakar lingkungan Yunani) menafsirkan Alkitab secara alegoris, Kristus dipandang
sebagai “logos” (firman) yang menjadi manusia. Penyatuan tabiat ilahi dan manusia dalam diri Yesus
ditekankan.
Nestorius yang menjadi pemimpin gereja di Antiokhia mempertajam perselisihan karena dia menyerang
konsep "theotokos" yaitu Maria sebagai Bunda Allah. la mengusulkan Maria diberi gelar Kristotokos
(Ibunda Kristus). Cyrillus, uskup Alexandria menuduh apa yang diajarkan Nestorius sebagai ajaran sesat,
karena dianggap mengingkari keilahian Kristus. lni dugaan yang salah. Tetapi akibatnya Nestorius dipecat
oleh Konsili oikumenis di Efesus tahun 431 dan akhirnya ia tinggal sampai meninggalnya di Mesir.
Konsili Chalchedon tahun 451 mengambil jalan tengah perselisihan itu: di mana Yesus adalah satu
pribadi di dalam dua tabiat yaitu manusia dan ilahi. Namun justru Konsili Chalchedon menimbulkan
perpecahan antara pengikut monofisit Gereja Siria, Mesir dan Ethiopia dengan gereja di Persia yang
mengikuti ajaran Nestorius. Perpecahan terus terjadi di antara gereja-gereja yang akhirnya membuat gereja
di Barat dan Timur terpisah yang pada puncaknya terjadi pada Konsili Konstantinopel tahun 553.
b. Spiritualitas dan hidup beraskese
Pada Abad ke 6 gereja di Persia dipimpin oleh Mar Aba. Pada masanya terjadi pembaharuan gereja yang
pada dasarnya terpanggil untuk memisahkan diri dari dunia. Bahkan sampai dianggap bahwa kehidupan
beraskese dianggap perlu untuk memperoleh keselamatan. lni juga termasuk usulan untuk tidak menikah
(Tetapi ditolak oleh Sinode Acacius tahun 486).
Kemudian muncul kehidupan model para pertapa di mana ada komunitas biara di padang pasir.
Umumnya para biarawan ini wajib mengikuti peraturan yang ditetapkan seperti bekerja keras, berdoa,
bersumpah untuk hidup dalam kemiskinan, selibat, dan ketaatan.
Dari sinilah kehidupan biara dikembangkan, walaupun modelnya beragam. Ada yang berkelompok di
pegunungan, ada yang menyendiri dalam sel dan berkumpul bila beribadah. Dan ini kemudian menjadi ciri
khas Gereja Nestorian, walaupun tidak semua harus mengikuti kehidupan beraskese.
c. Pekabaran Injil
Rahib-rahib adalah penginjil utama bagi gereja Asia. Sejak awal, hidup beraskese dan penyerahan pada
Tuhan digabungkan dengan penginjilan. Dasar di sekolah Teologi di Nisibis adalah penelitian dan
penafsiran Alkitab, disiplin rohani dan bekerja keras. Narsai, pendiri sekolah tersebut menekankan
panggilan untuk pekabaran injil ke seluruh dunia sesuai amanat agung Tuhan Yesus.
Rahib-rahib Nestorian menginjili orang Siria, Persia dari latar belakang Zoroaster. Ribuan alumni
Nisibis mengabarkan Injil ke arah Timur dari kekaisaran Persia, Cina, India, bahkan mungkin mencapai
Sumatera (Pansur sekarang dikenal sebagai Barus dekat Sibolga Sumatra Utara). Pada abad ke-14 Giovanni
de Marignolli dari Italia menemui orang Kristen di Majapahit dan Palembang
4
PEKABARAN INJIL DI CINA
Sumber utama permulaan sejarah gereja di Cina adalah Monumen Ch'ang-an yang ditemukan oleh
buruh-buruh di Cina Utara Barat pada tahun 1625. Monumen tersebut terdiri dari batu, yang tingginya lebih
dari dua meter, didirikan pada tahun 781 untuk merayakan kedatangan agama Siria termasyur ke Cina.
Dibawah tanda salib dipahatkan sejarah dan ajaran gereja sampai tahun 781, termasuk beberapa fakta yang
dibenarkan juga oleh arsip-arsip pemerintahan Cina pada zaman itu. Sumber kedua adalah kumpulan
naskah-naskah yang ditemukan di gua seribu Budhha di Tunhuang, dekat perbatasan Utara Barat Cina.
Kumpulan tersebut termasuk naskah-naskah Kristen yang menambahkan sedikit pengetahuan kita tentang
ajaran gereja purba di Cina.
Agama Kristen berkembang di Cina, tetapi kurang berakar. Latar belakang dan kebudayaan Cina
berlawanan dengan ciri-ciri khas kekristenan gaya Nestorian. Teologi gereja Cina yang cenderung bercorak
sinkretistis melemahkan gereja. Selain faktor-faktor perintang tersebut, gereja tergantung pada perlindungan
pemerintah,sehingga agama kristen berhasil dengan dukungan pemerintah, tetapi mundur apabila
pemerintah bersikap keras ataupun pada saat pemerintah pusat lemah. Pada abad 10 gereja hampir punah
oleh penganiayaan keras. Pada abad ke 14 umat Kristen diusir bersama dengan penjajah Monggol.
Dinasti T'ang membawa kekayaan dan kemuliaan bagi Cina. Pada abad ke 7 Kaisar Kao-Tsu, pendiri
dinasti T'ang, memulihkan kedaulatan dan membesarkan pengaruh kekaisaran Cina diseluruh Asia Tengah
sampai Persia. Hasilnya adalah stabilitas dan keamanan diseluruh wilayah itu, sehingga perdagangan dapat
berkembang dan jalan terbuka bagi kedatangan Injil di Cina. Gereja Nestorian di Persia mempunyai visi
penginjilan. Sejumlah besar orang kristen Nestorian adalah pedagang, yang mengabarkan Injil secara
spontan melalui jalan raya perdagangan, kearah selatan melalui India sampai ke Sri Lanka dan Cina Selatan
atau melalui jalan sutra Asia tengah dan padang gurun Gobi sampai ke Cina Utara. Kehidupan beraskese
sangat dihargai di Gereja Nestorian dan biara-biara berpengaruh besar dalam kehidupan kristiani. Rahib-
rahib merupakan penginjil utama. Monumen di Ch'ang-an melaporkan kedatangan biarawan Nestorian,
Uskup Alopen, di Ch'ang-an, ibukota Cina zaman itu pd tahun 635.
Gereja menghadapi dua kepercayaan atau pandangan hidup yang tertanam dalam pada kebudayaan dan
adat istiadat Cina, yang masing-masing bertolak belakang dengan kekristenan, terutama dengan kekristenan
gaya Nestorian.
Filsafat Kong Hu Cu, yang sangat berpengaruh digolongan terpelajar dan dilingkungan istana,
menghargai keluarga dan kebijakan duniawi dan menganggap rendah hidup beraskese. Penganut-penganut
agama Budha yang kuat dan berpengaruh didesa-desa dan diantara orang miskin menentang keras
kedatangan para rahib Nestorian, bahkan menyerang biara-biara kristen. Dengan mencari jalan untuk
menyampaikan kabar keselamatan dalam bentuk yang berarti dalam konteks kebudayaan Cina, iman kristen
hampir mendekati sinkritisme.
Gereja berkembang di Cina, namun sejumlah besar orang kristen adalah pendatang. Baik kaisar-kaisar
dinasti T'ang, maupun kaisar-kaisar dinasti Yuan (Monggol) bersikap toleran terhadap kekristenan, tetapi
tidak percaya dan tidak menjadi kristen.
Umat kristen terlalu tergantung pada perlundungan pemerintah, sehingga gereja lemah dan tidak mampu
berdiri sendiri.
Pada saat kekuatan pemerintah melemah, misalnya pada abad 8, gereja juga melemah. Pada saat
penganiayaan terjadi, misalnya pada tahun 845, gereja tidak dapat bertahan. Ketika penjajah Monggol diusir
dari Cina pada tahun 1368, gereja hampir lenyap.
5
GEREJA DAN ISLAM
1. Perkembangan Islam
Dalam waktu 1 abad Islam berkembang seluas agama kristen. Gereja berkurang dengan tajam dan terpaksa
lebih bersikap bertahan daripada berkembang. Pada abad ke-13 dan 14 gereja di Asia nyaris punah.
Muhammad adalah pencetus lahirnya agama Islam dari keturunan Suku Arab. Pada tahun 610 Muhammad
menyerukan kepada masyarakat Mekah untuk menyembah Allah yang Maha Esa. Agama Islam mempersatukan
suku-suku Arab dalam satu umat dengan satu kepercayaan dan satu tujuan yaitu jihad atau berjuang pada jalan
Allah.
Dalam waktu satu abad pemimpin-pemimpin Islam telah menaklukkan seluruh wilayah kekristenan baik di
Afrika maupun di Asia. Pada abad ke-10 ada tiga ke kaisaran Islam di Asia di Eropa dan di Afrika Utara
akibatnya perkembangan gereja menjadi berantakan.
Bagaimana status dan kedudukan orang yang bukan Islam di dalam negara Islam?
Persoalan itu dipecahkan dengan mengikuti contoh kebiasaan yang sudah lama berlaku di Persia. Umat
Kristen diakui sebagai golongan "Dhimmi" di tengah-tengah masyarakat Islam, dengan status otonomi terlepas
dari undang-undang negara Khalifah. Para Dhimmi hidup menurut undang-undang hukum sendiri, di bawah
kepalanya sendiri yaitu Uskup atau Katolikus, yang bertanggung jawab kepada kepala negara, atas kelakuan
umatnya. Setiap gereja termasuk Koptik, Ortodoks, Nestorian bersama-sama dengan umat Yahudi menjadi
Dhimmi sehingga ada banyak Dhimmi, yang di tentukan bukan oleh batas geografis melainkan oleh batas
agama. Umat Kristen di asingkan sebagai golongan tersendiri dalam negara Islam, golongan yang tidak
berpengaruh atas urusan politik negara dan tidak ikut berjuang dalam perang.
3. Perang Salib.
Umat Kristen dan umat islam hidup berdampingan secara damai di daerah Timur Tengah selama beberapa
abad. Keadaan ini terancam pada abad ke-11 oleh bangsa-bangsa dari luar yang bersifat agresif dan suka
berperang yaitu bangsa-bangsa Eropa Barat dan bangsa Turki, dengan akibat yang menghancurkan hubungan
kristen Islam sampai sekarang.
Suku-suku Jerman telah mendirikan Negara negara yang kuat di Eropa, sehingga dapat melawan kekuasaan
Islam. Pada tahun 1095, Paus urbanus 2, memanggil semua orang Kristen untuk mengangkat senjata di bawah
tanda salib. Motivasi agama, mempunyai peranan yang cukup penting dalam Perang Salib. Ada juga motivasi
lain. Panggilan Paus merupakan kesempatan memperoleh pengakuan atas kekuasaannya dan mencari jalan
keluar dari masalah kekacauan politik, dengan mengarahkan peperangan terhadap musuh di luar Eropa. Perang
Salib yang namanya diambil dari tanda salib di perisai dan bendera tentara Kristen, merupakan serangkaian
ekspedisi militer selama 2 abad lebih yang mula-mula berhasil mencapai tujuan, tetapi akhirnya gagal.
Akibatnya penduduk di negara yang mau dibebaskan itu menderita. Perang salib merupakan lembaran hitam
dalam sejarah kekristenan.