Anda di halaman 1dari 11

Misiologi Dalam Perjanjian Lama & Perjanjian Baru

MAKALAH MISIOLOGI
MKB15207

“MISIOLOGI DALAM PERJANJIAN LAMA & PERJANJIAN BARU”

KELOMPOK II
● ARWIN UMBU HABA [2202019] AKTIF
● BERTA YUNITA E. SAEKOKO [2202009] AKTIF
● BOAS MELKIAS LETDING [2202025] AKTIF
● CINDI KILLA [2202010] AKTIF
● DANIEL HOSEA DICKY [2201003] AKTIF

DOSEN PENGAMPU
Ms. Juliana Loes, M.Pd.

SEKOLAH TINGGI AGAMA KRISTEN KUPANG


TA2022/2023

Kelompok 2
Misiologi Dalam Perjanjian Lama & Perjanjian Baru

KATA PENGANTAR

Merupakan sebuah anugerah dan berkat bagi kami Kelompok 2 yang dengan baik dan
sepenuh hati menyelesaikan makalah ini tanpa suatu hambatan apapun. Semuanya ini karena
pertolongan dan hikmat dari Tuhan yang Maha Kuasa. Puji dan rasa syukur tak akan cukup
untuk mewakili rasa terimakasih ini kepada-Nya.
Sebagai pengarah dalam pembuatan makalah serta pengerjaan tugas, saya, Daniel
Hosea Dicky mengucapkan juga terimakasih kepada seluruh pihak yang telah membantu
terwujudnya makalah ini dengan sumbangan ide pikiran dan sebagainya. Terutama kepada
teman-teman yang sudah berusaha memberikan pendapat dan pandangannya terkait Misiologi
dalam PL & PB.
Kami juga tidak lupa mengucapkan terimakasih kepada Ms. Juliana Loes, M.Pd.
selaku dosen pengampu mata kuliah Misiologi yang sudah memberikan ruang akan kegiatan
perkuliahan ini guna menuangkan apa yang menjadi aspirasi dan pokok pikiran mahasiswa
dalam kehidupannya di bidang Misiologi.
Kiranya apa yang didapatkan di Makalah ini dapat menjadi berkat dan bekal dalam
ilmu pengetahuan guna memaksimalkan potensi dalam melayani di ladang Tuhan. Jika
didapati kesalahan dalam aspek penulisan, kesalahan makna dan definisi, dan penyimpangan
lainnya mohon dimaafkan. Segala bentuk saran dan kritikan yang membangun akan diterima
demi peningkatan kualitas dari makalah yang akan dibuat di masa mendatang. Atas perhatian
dan waktunya kami ucapkan terimakasih.

________________
Daniel Hosea Dicky

Kelompok 2
Misiologi Dalam Perjanjian Lama & Perjanjian Baru

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR 2
DAFTAR ISI 3
BAB I 4
PENDAHULUAN 4
A. LATAR BELAKANG 4
B. RUMUSAN MASALAH 5
C. TUJUAN PENULISAN 5
BAB II 5
PEMBAHASAN 5
A. ETIMOLOGI & AWAL LAHIRNYA KATA “MISIOLOGI” 5
B. MISIOLOGI DALAM PERJANJIAN LAMA 6
C. MISIOLOGI DALAM PERJANJIAN BARU 8
BAB III 10
PENUTUP 10
A. KESIMPULAN 10
B. SARAN 11
DAFTAR PUSTAKA 11

Kelompok 2
Misiologi Dalam Perjanjian Lama & Perjanjian Baru

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Amanat Agung Tuhan Yesus yang tercantum dalam Matius 28:16-20 merupakan dasar
akan visi dan misi dari Misiologi. Amanat yang Tuhan kita pesankan ini bukan hanya
sesuatu yang terbentuk dan diperkatakan dalam waktu yang singkat. Perjalanan Guru
Agung kita mengakumulasikan “amanat” ini yang komponennya adalah pikiran dan
perasaan Bapa di Surga yang tersentuh oleh kehidupan diri-Nya secara langsung.
Dalam menapaki kehidupan, hidup dalam pelayanan, melayani semua orang dan
memberitakan injil memuat sebuah tujuan yang besar dalam sejarah umat manusia
dan dunia menuju keselamatan. Inilah yang menjadi Misi dari kelahiran Yesus dan
eksistensinya. Berbicara mengenai Misiologi harus dilandaskan dengan pengertian
yang benar dan Alkitabiah, karena ilmu Misiologi (secara luas) sendiri lahir dan
berkembang dimulai dari eksistensi Allah dan dinyatakan secara lebih terang oleh
Tuhan Yesus. Dalam Alkitab sendiri memuat banyak kisah-kisah tokoh Alkitab yang
dalam kehidupannya memiliki tujuan atau misi yang harus dipenuhi, misi yang
mereka emban adalah “titah” dari Allah yang kalau tidak mereka selesaikan akan ada
konsekuensinya. Sangatlah patut melengkapi pengertian kita akan ilmu Misiologi
dengan kisah dan pemahaman-pemahaman mengenai misi dalam Alkitab. Perjanjian
Allah dan manusia (bangsa Israel) di dalam Alkitab juga serta merta memuat tujuan
yang “terskema” secara luar biasa, didalamnya ada tugas dan tanggung jawab yang
harus dikerjakan oleh setiap umat di era yang berbeda, yakni Perjanjian Lama dan
Perjanjian Baru. Maka daripada itu dapat dipahami bahwa kumpulan agenda-agenda
tersebut serta tujuan atau goals yang Allah dan Tuhan Yesus amanatkan kepada kita
menjadi misi yang harus diselesaikan.

B. RUMUSAN MASALAH
● Apakah Misiologi hadir dalam era PL & PB?
● Bagaimanakah Misiologi berkembang di era PL & PB?

C. TUJUAN PENULISAN
Mengajak pembaca untuk dapat memahami konsep Misiologi secara alkitabiah.

Kelompok 2
Misiologi Dalam Perjanjian Lama & Perjanjian Baru

BAB II

PEMBAHASAN

A. ETIMOLOGI & AWAL LAHIRNYA KATA “MISIOLOGI”


Menurut Edmund Woga (2008) , kata “Misiologi” berasal dari bahasa latin. Dari kata
“missio” (bentuk substantif) yang kata kerjanya adalah “mittere” (mitto, missi,
missum) yang memiliki beberapa arti dasar yaitu membuang, menembak,
membenturkan, mengutus, mengirim, melepaskan, membiarkan mengalir.1 dan kata
“logos” yang menambah di dalam satuan kata tersebut, yang berarti Misiologi adalah
ilmu yang memuat tindakan konkret baik secara teoritis maupun praktis dalam
konteks melayani atau bekerja (melakukan segala aktivitas) dengan tujuan atau goals
yang jelas (dalam konteks makalah ini adalah melakukan Amanat Agung Tuhan Yesus
Kristus).

Dalam perspektif sejarah, terminologi atau istilah “Misi” baru muncul di abad ke-16
dimana terminologi ini merujuk serta mencoba mendeskripsikan kegiatan penginjilan
orang Kristen di abad tersebut. Kemungkinan besar terminologi ini diciptakan atau
digagaskan oleh Ignatius of Loyola2. Kemudian pada Abad ke-19, secara
terang-terangan barulah lahir sebuah sub-discipline from Christianity yaitu Misiologi
itu sendiri. Latar belakang lahirnya Ilmu Misiologi yang digagas oleh teolog Spanyol
tersebut diawali dari sebuah keinginan yang bergebu-gebu untuk menyebarkan injil
atau isi Alkitab secara intensif di seluruh Eropa3. Dalam perkembangannya, Ilmu
Misiologi memuat penjelasan dan pemahaman terkait praktik religius yang dapat dan
terus berkembang di lingkungan yang baru guna mengesahkan praktik religius atau
keagamaan itu sendiri, baik secara terang-terangan atau “terselubung”.4

1
Edmund Woga. 2008. Dasar-Dasar Misiologi (Yogyakarta : Kanisius), 13.
2
St. Ignatius of Loyola (1491-1556) adalah seorang Ksatria dan Teolog berkebangsaan Spanyol yang memiliki
pengaruh pada masa Counter-Reformation mewakili Roma Katolik dan merupakan pendiri dari Society of Jesus
(Jesuits) di Paris pada tahun 1534. (Ryan, 2023)
3
Dalam masa atau gerakan Counter-Reformation, Para Jesuits ingin menjawab tantangan dari para Protestan
bahwa Roma Katolik juga bisa direformasi dan lebih baik dari Protestan dalam “melayani” Tuhan. (The Editor
of Encyclopaedia Britannica, n.d.)
4
Kollman, P. (2011). At the Origins of Mission and Missiology: A Study in the Dynamics of Religious
Language. Journal of the American Academy of Religion, 79(2), 425–458. http://www.jstor.org/stable/23020433

Kelompok 2
Misiologi Dalam Perjanjian Lama & Perjanjian Baru

Dari etimologi dan pemahaman akan konteks lahirnya Ilmu Misiologi dapat dikatakan
bahwa ilmu ini memuat aktivitas religius yang tidak berdiam pada satu tempat tapi
berpindah dan bersifat menyebar ke seluruh daerah dengan tujuan menyebarkan Injil
dalam level intensitas yang baik guna memberikan pertobatan atau perubahan kepada
mereka yang mendengarkan injil.

B. MISIOLOGI DALAM PERJANJIAN LAMA


Perjanjian Lama banyak berisikan kisah mengenai perbuatan Allah terhadap umatnya
bangsa Israel. Di saat membaca Perjanjian Lama, alangkah baiknya kita memahami
apa yang menjadi konteks dari penulisan di setiap ayat dalam setiap pasal. Karena
rentang waktu penulisan, daerah, dan keadaan hidup yang sangat jauh berbeda dengan
hari ini, bisa menimbulkan kekeliruan dalam mendapatkan makna dari setiap ayat
yang ada (penafsiran). Sekilas disaat membaca kisah-kisah di PL kita mendapati
bahwa Allah acapkali berbicara kepada umatnya lewat berbagai orang dan media.
Tidak sedikit juga anggapan bahwa Allah melakukan itu semua demi menyatakan
eksistensinya kepada bangsa yang “tegar tengkuk” tersebut. Sesungguhnya tujuan
utama Allah tidak hanya “memamerkan” diri-Nya saja kepada manusia, ada tujuan
yang lebih besar daripada itu. Sebelum menjelajah lebih dalam, marilah kita melihat
beberapa kisah-kisah dalam PL dimana Allah lah yang menjadi “pemeran utama”
didalamnya. Pertama, dimulai dari kisah penciptaan Adam & Hawa (Kej. 1:26) disini
bisa dilihat bahwa Adam & Hawa adalah manusia yang mewakili semua manusia
(Laki-laki & Perempuan) di bumi ini dulunya, yang ingin dimaksudkan adalah bahwa
Allah memulai pekerjaan-Nya secara universal untuk semua orang dengan paham
bahwa Adam & Hawa adalah nenek moyang segala bangsa, suku, dan bahasa.
Kedua, kejatuhan Adam & Hawa (Kej. 3:6-24) memperlihatkan natur dari Pribadi
Allah, bahwa Allah adalah Pribadi yang berinisiatif. Dalam Kejadian 3:9 berkata
“Tetapi TUHAN Allah memanggil manusia itu dan berfirman kepadanya: "Di
manakah engkau?” terlepas manusia sudah melakukan hal yang tidak
menyenangkan-Nya, Ia tetap mencari Adam & Hawa dan memberikan wejangan,
teguran, dan konsekuensi yang harus diterima. Itu semua Allah lakukan dengan niat
dan tujuan untuk menyelamatkan mereka dari kebersalahan lainnya (kalau tidak
dicegah) “Berfirmanlah TUHAN Allah: "Sesungguhnya manusia itu telah menjadi
seperti salah satu dari Kita, tahu tentang yang baik dan yang jahat maka sekarang

Kelompok 2
Misiologi Dalam Perjanjian Lama & Perjanjian Baru

jangan sampai ia mengulurkan tangannya dan mengambil pula dari buah pohon
kehidupan itu dan memakannya, sehingga ia hidup untuk selama-lamanya."
Ketiga, Abram (yang akan menjadi Bapa Abraham) diutus Allah untuk pergi
meninggalkan negerinya Ur-Kasdim ke negeri yang akan “Kutunjukkan kepadamu”
(Lih. Kej. 12:1). Sekali lagi, kita melihat sifat Allah yang tersirat dalam
perintah/keinginan-Nya, yaitu Allah memiliki kepribadian yang dinamis untuk
“bergerak” tentu gerakan yang dimaksud bukanlah sebuah spontanitas tak berdasar,
tetapi memuat tujuan yang jelas dan mulia. Orientasi dari sifat Allah yang dinamis
dan universal dapat kita lihat di ayat selanjutnya (Kej 12:2-3) “Aku akan membuat
engkau menjadi bangsa yang besar, dan memberkati engkau serta membuat namamu
masyhur; dan engkau akan menjadi berkat. Aku akan memberkati orang-orang yang
memberkati engkau, dan mengutuk orang-orang yang mengutuk engkau, dan olehmu
semua kaum di muka bumi akan mendapat berkat”
uraian penjelasan yang akan dipaparkan akan membantu kita lebih memahami Allah
yang memiliki sifat ke-misiologi-an dalam PL. seperti yang sudah dilihat di
Kej.12:2-3, daripada Abraham akan lahir bangsa-bangsa yang besar memenuhi
seluruh bumi, keturunan Abraham yang Allah janjikan itu banyaknya seperti bintang
di langit dan pasir di tepi laut (Lih. Kej 22:17) realitanya dapat kita lihat hari ini
dengan jumlah penduduk atau jiwa di muka bumi berkisar 8 miliar lebih5 dan akan
terus bertambah realita ini dapat disejajarkan dengan janji yang Allah berikan kepada
Abraham dalam kalimat “... dan membuat keturunanmu sangat banyak seperti
bintang di langit dan seperti pasir di tepi laut, …” pasir dan bintang pasti jumlahnya
begitu banyak (bukan berarti tidak akan pernah bisa dihitung) sehingga bukanlah
pandangan utama secara mutlak untuk terus menerka akhir jumlah dari jiwa di bumi
ini (karena pasti akan terus bertambah dan bertambah). Intinya adalah kita semua
adalah “anak-anak Abraham” yang akan mendapatkan berkat dari Allah sesuai
janji-Nya. Pertanyaannya adalah, berkat apa yang dimaksudkan oleh Allah?
Sangat salah kalau berasumsi berkat yang dimaksudkan adalah materi dan segala
sesuatu yang fana yang menyangkut dunia ini. Hal ini dapat dibuktikan dengan nasib
bangsa Israel kedepannya yang terdiaspora dan tersiksa dalam perbudakan selama
berabad-abad mengindikasikan bahwa berkat yang akan diterima bukan di bumi tetapi
nanti disana, di Kerajaan Bapa di Surga. Penderitaan yang Allah berikan bagi mereka

5
Worldometer. (n.d.). World Population Clock: 8 Billion People (LIVE, 2023). Worldometer. Retrieved
February 15, 2023, from https://www.worldometers.info/world-population/

Kelompok 2
Misiologi Dalam Perjanjian Lama & Perjanjian Baru

adalah sarana Allah untuk membentuk mereka menjadi anggota Kerajaan Surga yang
berkualifikasi layak masuk. Sekali lagi, berkat yang Allah maksudkan adalah Negeri
Kanaan yang berlimpah susu dan madu, Kerajaan Surga. Inilah yang Allah juga
maksudkan dengan negeri yang akan Ia tunjukkan kepada Abraham dalam
perjalanannya mengembara dan melakukan Misiologinya Allah didalam
kehidupannya. Dengan demikian Misiologi dalam Perjanjian Lama ada dan termuat
dalam setiap tindakan Allah dengan orang yang Ia ajak untuk berinteraksi. Misiologi
dalam PL dilihat dari gairah dan sifat Allah yang dalam setiap perintah dan
suruhan-Nya mengandung tujuan yang jelas guna menyelamatkan umat manusia
(kedepannya).

C. MISIOLOGI DALAM PERJANJIAN BARU


Amanat Agung Tuhan Yesus Kristus merupakan perintah dan suatu acuan misi semua
umat manusia di bumi yang fundamental dan mutlak. Amanat-Nya tidak terlahir dari
satu kajian pikiran dalam suatu satu momentum, Yesus melahirkan Amanat
Agung-Nya karena (salah satunya) hasil dalam perjalanan hidupnya melayani, atau,
kalau kita pakai bahasa yang sesuai dengan konteks makalah ini “ber-Misiologi”.
Melihat Kehidupan Yesus saja sudah termuat suatu tujuan dan misi Allah akan
kehidupan-Nya di bumi, mengapa Ia harus menjadi manusia dan hidup dalam
kemanusiaan. Sepak terjang kehidupan Yesus sudah sering kita dengar di berbagai
kegiatan rohani, tapi apakah kita menemukan makna paling inti atau fundamental dari
kehidupan-Nya?
“Karena itu pergilah, jadikanlah semua bangsa murid-Ku dan baptislah mereka
dalam nama Bapa dan Anak dan Roh Kudus, dan ajarlah mereka melakukan
segala sesuatu yang telah Kuperintahkan kepadamu. Dan ketahuilah, Aku
menyertai kamu senantiasa sampai kepada akhir zaman.” (Matius 28:19-20)
Mari memahami konsep yang benar terhadap Amanat Agung :
Mayoritas orang memahami inti amanat agung terletak pada penginjilan
(bandingkan kata “pergilah” yang diletakkan di awal kalimat) dan langkah
selanjutnya adalah pemuridan, baptisan dan pengajaran. Bagaimanapun, menurut
struktur kalimat Yunani di ayat 19-20, inti Amanat Agung justru terletak pada
pemuridan. Hal ini didasarkan pada mood imperatif untuk kata kerja “jadikanlah
murid” (lihat: “muridkanlah”) yang diikuti oleh tiga participle (anak kalimat), yaitu
“pergi”, “baptiskanlah” dan “ajarkanlah”. Penggunaan kata “muridkanlah” di sini

Kelompok 2
Misiologi Dalam Perjanjian Lama & Perjanjian Baru

menempatkan penginjilan dalam konteks mempelajari hukum (ajaran) Yesus. Yesus


juga memerintahkan para pengikut-Nya: “Jadikanlah semua bangsa murid-Ku.”
Pengarang mengubah kata benda mathetes menjadi kata kerja. Bentuk kata kerja
dari kata ini muncul empat kali dalam Perjanjian Baru (dalam Matius
13:52;27:57;Kisah Para Rasul 14:21 dan Matius 28:20). Menjadi seorang murid
Yesus berarti ikut terlibat dalam kematian dan kebangkitan-Nya dan ikut
barisan-Nya sampai ke penyingkapan akhir Kerajaan mesianis- Nya.6
Pengertian sempit yang dapat dibuat adalah, bahwa Amanat Agung tersebut
bersifat universal, dilaksanakan oleh orang percaya dari berbagai suku bangsa
dan untuk semua suku dan bangsa. Hal ini juga didasari oleh berbagai kisah dalam
PB yaitu dimana pelayanan Yesus di dunia juga memperhatikan orang non yahudi
terlepas dari pekatnya pemahaman bahwa apa yang Yesus ajarkan adalah hasil dari
ajaran Musa (sejatinya Yesuslah yang semakin menjelaskan dan memperluas secara
komprehensif apa yang Musa maksudkan yaitu kebenaran Allah yang di enhanced
oleh diri-Nya) hal ini menimbulkan stigma yang minus terhadap pengajaran Yesus di
mata non Yahudi, tapi Yesus tetap memberitakan Firman Tuhan kepada siapapun dan
kapanpun serta dimanapun (Mat. 8:5-13);(Mat. 15:21-28);(Yoh. 4);(Yoh. 12:20-32).
Setelah kebangkitan-Nya, Ia naik ke Surga menyiapkan apa yang menjadi tujuan akhir
dan upah dari Misiologi, tempat bagi kita bernaung dan tinggal di dalam
kerajaan-Nya. Benar, dasar dari Misiologi di Perjanjian Baru tidak bisa dilepaskan
dari Kerajaan Allah karena itulah episentrum dari Misiologi.
Sebagaimana Bapa mengutus Tuhan Yesus, maka Yesus mengutus para murid (Yoh.
20:21) Orang percaya adalah murid Tuhan Yesus dan harus melaksanakan apa yang
menjadi amanat-Nya.

6
Adrian, J. (n.d.). Pemuridan kepada Generasi Muda dalam Masyarakat Majemuk di Jemaat GMIM “Damai” Belang
Wilayah Belang. Journal Fakultas Teologi Ukit. Retrieved February 15, 2023, from
https://ejournal.teologi-ukit.ac.id/index.php/titian-emas/article/download/16/12/

Kelompok 2
Misiologi Dalam Perjanjian Lama & Perjanjian Baru

BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN
Perjanjian Lama memuat Misiologi Allah yang tersusun dari perintah-perintah-Nya
terhadap orang yang Ia ajak berinteraksi, terkhususnya Bangsa Israel. Misiologi dalam
era tersebut masih tidak terpandang secara gamblang dan ditemukan titik terang
(semakin jelas) arti dari Misiologi di era Perjanjian Baru lewat Amanat Agung Tuhan
Yesus serta perjalanan pelayanan dan pengabaran Injil dari murid-murid Tuhan Yesus.
Misiologi mencakup seluruh kegiatan yang fokusnya adalah memberitakan Injil dan
memuridkan domba-domba-Nya yang sudah mendengar kabar baik dengan satu
tujuan utama untuk diselamatkan dari kodrat dosa dan dilayakkan masuk ke dalam
Kerajaan Bapa di Surga.

B. SARAN
Dengan segala pengertian yang didapatkan, hendaknya orang percaya melihat seluruh
tindak-tanduk hidupnya sebagai cara Allah untuk menuntun kita ke dalam
rencana-Nya yang besar. Tentu keselamatan ini tidak inklusif hanya bagi diri kita,
tetapi untuk semua orang. Dengan demikian dalam hidup ini kita tidak main-main dan
sembarangan dalam menata setiap unsur rencana dan agenda kehidupan kita, karena
jika tidak sesuai dengan kehendak-Nya maka yang kita dapatkan otomatis bukanlah
ruang akan kesempatan untuk masuk ke dalam Kerajaan-Nya.

Kelompok 2
Misiologi Dalam Perjanjian Lama & Perjanjian Baru

DAFTAR PUSTAKA

Adrian, J. (n.d.). Pemuridan kepada Generasi Muda dalam Masyarakat Majemuk di Jemaat GMIM
“Damai” Belang Wilayah Belang. Journal Fakultas Teologi Ukit. Retrieved February 15, 2023, from
https://ejournal.teologi-ukit.ac.id/index.php/titian-emas/article/download/16/12/

The Editor of Encyclopaedia Britannica. (n.d.). Jesuit | Definition, History, & Facts | Britannica.
Encyclopedia Britannica. Retrieved February 14, 2023, from https://www.britannica.com/topic/Jesuits

Ryan, E. A. (2023, January 1). Saint Ignatius of Loyola | Biography, Patron Saint Of, Feast Day, &
Facts. Encyclopedia Britannica. Retrieved February 14, 2023, from
https://www.britannica.com/biography/St-Ignatius-of-Loyola

Worldometer. (n.d.). World Population Clock: 8 Billion People (LIVE, 2023). Worldometer. Retrieved
February 15, 2023, from https://www.worldometers.info/world-population/

TY - BOOK
AU - Wijaya, Hengki
PY - 2015/10/15
SP -
T1 - MISIOLOGI BERDASARKAN PERJANJIAN LAMA DAN PERJANJIAN BARU
DO - 10.13140/RG.2.1.3145.8006
ER -

https://alkitab.sabda.org/

Kelompok 2

Anda mungkin juga menyukai