0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
204 tayangan4 halaman
Ujian Tengah Semester mata kuliah Teologi Kontemporer membahas berbagai topik seperti pengertian dan latar belakang teologi kontemporer, identifikasi teologi liberal, serta sejarah perkembangan teologi neo-ortodox dan demitologisasi Rudolf Bultmann. Mahasiswa diminta memberikan jawaban dan pendapat terkait topik-topik tersebut.
Ujian Tengah Semester mata kuliah Teologi Kontemporer membahas berbagai topik seperti pengertian dan latar belakang teologi kontemporer, identifikasi teologi liberal, serta sejarah perkembangan teologi neo-ortodox dan demitologisasi Rudolf Bultmann. Mahasiswa diminta memberikan jawaban dan pendapat terkait topik-topik tersebut.
Ujian Tengah Semester mata kuliah Teologi Kontemporer membahas berbagai topik seperti pengertian dan latar belakang teologi kontemporer, identifikasi teologi liberal, serta sejarah perkembangan teologi neo-ortodox dan demitologisasi Rudolf Bultmann. Mahasiswa diminta memberikan jawaban dan pendapat terkait topik-topik tersebut.
Institut Agama Kristen Negeri Tarutung - Program Studi Teologi | Soal
Ujian Tengah Semester Ganjil (Semester 4 dan 6) Grup A dan B | TA 2020 | Mata Kuliah Teologi Kontemporer (2 SKS) | Dosen MK Tiffany Tamba, M.Si.Teol Nama : Maleaki Roganda Pasaribu Grop : B Semester : IV NIM : 190201039 1. Jelaskan pengertian dan latar belakang perkembangan teologi kontemporer menurut Jan S. Aritonang! Berikan pula tanggapanmu tentang teologi kontemporer! (25 poin) Jawab : Teologia kontemporer adalah Teologia Historis-Kritis yang memandang Alkitab sebagai dokumen sejarah kuno yang harus dinilai dan dikritik. Teologia Kontemporer tidak berdasarkan Alkitab dan merupkan bidat.Teologia Kontemporer lahir di tengah pengaruh filsafat yang menganggap manusia sebagai ukuran atau kaidah segala sesuatu.
latar belakang historis terjadinya teologi kontemporer (secara umum)
Teologia kontemporer dalam arti yang sesungguhnya baru lahir pada tahun 1919 disuatu ruang belajar sebuah gereja di Swiss, ± 25,6 km sebelah selatan perbatasan Jerman. Perintisnya adalah seorang pendeta muda, Karl Barth (1886-1998) yang sudah melayani disana sejak tahun 1911, ketika ia berusia 25 tahun. Berbagai jenis Teologi yang masuk kategori Teologi Kontemporer tidak muncul tiba-tiba dan sepenuhnya merupakan produk perkembangan dunia, gereja dan teologi pada abad ke – 20 hingga awal ke abad 21 ini. Ada berbagai perkembangan dan peristiwa di dunia ini yang has pada periode ini, yang ikut melatarbelakangi dan menjadi konteks berteologi, antara lain Perang Dunia I (1914-18) dan (1935-45). Teologi Kontemporer merupakan ajaran yang dari dulu ada dan dikembangkan sampai saat ini, tetapi dengan tidak menghilangkan ajaran yang dulu untuk mengembangkan ajaran sampai saat ini.
Jawab : Pengajaran "Kristen liberal," yang tidak Kristen sama sekali, begitu bersandar pada akal budi manusia dan menganggapnya sebagai otoritas yang absolut. Para teolog liberal berusaha menyelaraskan Kekristenan dengan ilmu sekuler dan "pemikiran modern." Mereka menganggap ilmu pengetahuan seolah-olah bisa mengetahui segala sesuatu. Alkitab dianggap seolah-olah dipenuhi dengan dongeng dan kesalahan. Pasal-pasal awal di kitab Kejadian hanya dianggap sebagai puisi atau fantasi; memiliki pesan, tetapi tidak untuk ditafsirkan secara harfiah (meskipun Yesus sendiri merujuk pasal-pasal tersebut secara harfiah). Manusia tidak dianggap benar-benar sudah rusak total oleh kuasa dosa. Para teolog liberal memiliki pandangan optimis tentang masa depan umat manusia. Injil sosial juga ditekankan, namun sambil menyangkal ketidakmampuan manusia yang telah jatuh ke dalam dosa untuk menggenapinya. Apakah seseorang diselamatkan dari dosa, ataupun ada tidaknya hukuman di neraka, bukan lagi menjadi sesuatu yang penting untuk dibahas. Yang paling utama adalah mengenai bagaimana manusia memperlakukan sesamanya. "Kasih" terhadap sesama menjadi isu yang menentukan. 3. Jelaskan sejarah perkembangan teologi neo-ortodox, tokoh-tokoh yang mempeloporinya dan pemikiran-pemikiran yang dibangun di dalamnya! Apakah pemikiran itu masih relevan dalam konteks berteologi di Indonesia? Apakah teologi ortodox masih dihidupi gereja-gereja masa kini? Jelaskan! (25 poin) Jawab : Neo Ortodoks merupakan dua kata yang di gabung menjadi satu kalimat, maka menurut bahasa kata Neo berarti baru atau cara baru . Sedangkan ortodoks menurut bahasa bemarti menurut ajaran dasar atau murni, ajaran murni, berpegang terhadap ajaran lama.. Kata ortodoks dapat juga diartikan sebagai pegangan atau aturan atau prinsip.. Untuk dapat diketahui bahwa pembaharuan dalam bidang agama sering mempunyai sikap ambivalen atau dua sikap, seperti penyesuaian diri dengan zaman Modren dan kembali kepada konsep agama masa lalu (Asli). Sepintas kelihatannya keduanya kontradiksi, dimana satu pihak kedepan sedangkan yang lain mundur kebelakang. Bertitik tolak dari kata ortodoks dapat diketahui arti ortodok sesungguhnya, Sedang kata lainnya yalah konservatif yang berarti, hendak memelihara. Jika diperhatikan dari maksud kata ortodoks adalah lurus dalam ajaran, sungguh memegang ajaran yang benar.. Untuk makna yang dapat diartikan dengan kembali . kepada inti ajaran sebenarnya. Dengan dmikian dapat dipahami bahwa pengertian Neo Ortodoks, merupakan cara baru yang sesuai dengan arus modern dan kembali kepada konsep theologi yang menggunakan cara baru di dalam dunia modern yang mengikuti konsep awal suatu ajaran dengan tetap berpegang pada sumber rujukan yang asli, yaitu Kitab suci suatu agama. Neo-ortodoksi yang dimulai setelah Perang Dunia I, memiliki kepercayaan¬kepercayaan yang cukup luas dan beragam, Kelahiran dari neoortodoksi, yang berhutang pada tulisan Soren Kierkegaard, secara umum berkaitan dengan publikasi dari tafsiran Roma Kari Barth yang terbit tahun 1919, Barth telah dilatih di bawah teolog-teolog liberal di Jerman, tetapi kemudian menemukan bahwa berita liberalnya tidak relevan bagi jemaat yang menderita karena perang, Barth kembali mempelajari dan memperhatikan Kitab Suci dengan serius, Pada waktu yang sama Emil Brunner, pelopor lain dari neo- ortodoksi, mulai menulis dan mengajar. Sementara ada beberapa perbedaan di antara keduanya, mereka memimpin teologi di Eropa dan Amerika pada neo-ortodoksi. Penganut lain yang perlu diperhatikan adalah Reinhold Niebuhr, Paul Tillich, dan John A. T. Robinson. Karl Barth mengikuti Kierkegaard dalam mengakui ketrasendenan Allah dan menekankan pengalaman beragama. Barth mengajarkan bahwa Allah tidak dapat diketahui secara objektif karena la adalah transenden; la harus diketahui secara subjektif melalui pengalaman. Emil Brunner (1889-1966) dikenal dengan penekanan nya pada Kristologi, di mana ia menentang pandangan liberal akan Kristus dan mengajarkan perjumpaan secara pribadi merupakan keharusan untuk mengenal Allah. Dari pengajarannya muncul sebutan "teologi krisis", karena Allah berjumpa dengan manusia dalam suatu krisis. Reinhold Niebuhr (1892-1971), sebagai pendeta para buruh di wilayah Detroit, mengonsentrasikan diri pada etika sosial. Rudolf Bultmann (1884-1976) menyangkali bahwa Alkitab patut dipercaya, ia mengusulkan bahwa hal itu telah dipengaruhi oleh pandangan-pandangan dari gereja, jadi bukan benar-benar pengajaran tentang Allah dan Kristus. Pemikirannya telah mempengaruhi banyak teolog, sehingga pandangan itu yang disebut Bultmannisme telah menjadi sinonim dengan bentuk partikular dari neo-ortodoksi. Pemikiran pemikiran dari para tokoh ini masih terbilang relevan hingga saat ini, terutama pemikiran dari tokoh Rudolf Bultmann yang dapat mempengaruhi pemikiran dan ajaran Alkitab di gereja, sehingga teologi ortodoks ini masih sangat bisa diterapkan dan dihidupi di gereja gereja saat ini.
4. Jelaskan demitologisasi Rudolf Karl Bultmann! Apakah gereja-gereja di Indonesia
menganut demitologisasi dalam hermeneutik, ajaran dan tata gerejanya? Jika "iya" jelaskan ciri-cirinya! Jika "tidak" mengapa demikian? Apakah demitologisasi masih relevan dalam konteks berteologi di Indonesia? Jelaskan! (25 poin) Jawab: Demitologisasi adalah tafsiran terhadap bagian-bagian Alkitab yang dianggap mitologis dengan menekankan kebenaran-kebenaran eksistensial yang terkandung dalam mitos itu. Menurut Bultman, manusia modern menemukan kesulitan untuk mengerti pemberitaan perjanjian baru. Perjanjian baru mempunyai pandangan dunia yang sama sekali berbeda dengan pandangan modern tentang dunia (manusia abad 19-20). Manusia modern tidak dapat menerima lagi bahwa realitas ini dibagi atas 3 bagian, alam atas (surga), alam tengah (bumi tempat manusia dan tempat pertemuan kekuasaan ilahi dan demonis), alam bawah (neraka). Manusia modern tidak percaya kepada roh-roh dan kuasa-kuasa yang penuh kekuatan lagi. Manusia tidak percaya lagi akan mitos-mit Mos yang demikian. Menurut Bultman, karya pembebasan Tuhan dalam Kitab Perjanjian Baru digambarkan sebagai kejadian yang sarat dengan muatan bahasa mitologis seperti konsep tentang Anak Tuhan, berbagai pengusiran roh-roh jahat oleh Yesus, kematian dan kebangkitan Yesus dari kematian. Perjanjian Baru tidak perlu di-demitologisasi. Apa yang dijuluki mitos oleh Bultmann adalah mujizat, dan hal yang bersifat mujizat melekat pada pokok Perjanjian Baru – sejak kelahiran oleh perawan, hingga kebangkitan Yesus, sampai kedatangan-Nya yang kedua, dan kebangkitan orang percaya. Sebaliknya, “pemikir modern” harus diperkenalkan ulang pada “pola pemikiran terdahulu” yang setidaknya masih terbuka pada kemungkinan campur tangan supranatural. Bultmann mengusulkan, demi membuat injil semakin relevan dan mudah diterima oleh pemikir modern, Perjanjian Baru perlu melewati demitologisasi. Dalam kata lain, hal yang mitologis (atau bersifat mujizat) harus disingkirkan, barulah kebenaran universal dapat nampak. Bagi Bultmann, kebenaran universal ialah bahwa, dalam Kristus, Allah telah bertindak bagi kebaikan umat manusia. Akan tetapi, rekaman peristiwa Perjanjian Baru seperti kelahiran dari perawan, berjalan di atas air, menggandakan roti dan ikan, memulihkan penglihatan para orang buta, bahkan kebangkitan Yesus harus dihapus karena berupa tambahan mitologis pada pesan yang penting.