Anda di halaman 1dari 3

TAKEHOME ASSIGNMENT UNTUK NILAI UAS

TEMPLATE HASIL EKSEGESIS (TAFSIRAN)

Fakultas : Ilmu Teologi


Program Studi : Teologi
Semester : Gasal
Tahun Akademik : 2021 / 2022
Nama Matakuliah : Tafsir Perjanjian Baru: Surat-surat dan Apokaliptik
Kode Matakuliah : MKB 04 Th
Dosen Pengampu : Bernhardt Siburian, M.Th.
Nama Mahasiswa :
NIM :
Semester Berjalan : V (Lima)
Group : B
Nama Dosen Wali :

HASIL EKSEGESIS (TAFSIRAN)


Teks : Kitab Efesus 4 Ayat 14-15
MENGATAKAN KEBENARAN DENGAN KASIH

Baca : (Gordon D. Fee, 43-46)

I. Pendahuluan
Dalam perikop ini Rasul Paulus melanjutkan dengan nasihat-nasihat yang lebih
khusus. Dua nasihat dijabarkannya dalam pasal ini: supaya bersatu dan
mengasihi, dan supaya hidup murni dan kudus, yang harus sungguh-sungguh
diusahakan oleh orang Kristen. Kita tidak hidup berpadanan dengan panggilan
kita jika kita tidak menjadi kawan-kawan yang setia bagi semua orang Kristen,
dan menjadi musuh bebuyutan bagi semua dosa. Bagian ini berisi nasihat untuk
saling mengasihi, bersatu, dan rukun beserta sarana dan dorongan yang tepat
untuk mengusahakannya. Tidak ada hal lain yang ditekankan kepada kita secara
lebih sungguh-sungguh dalam Kitab Suci selain hal ini. Kasih adalah hukum
Kerajaan Kristus, pelajaran di perguruan-Nya, dan pakaian kebesaran keluarga-
Nya.

II. Pembahasan
II.1. ““Bahwa kita bukan lagi anak-anak,”” (Sub Fokus I)
“Bahwa kita bukan lagi anak-anak,” dst. (ay. 14). Maksudnya, supaya kita
tidak lagi menjadi anak-anak dalam pengetahuan, lemah dalam iman, dan goyah
dalam penilaian-penilaian kita, mudah menyerah setiap kali ada godaan,
mengikuti kesenangan hati orang, dan mau saja menuruti orang. Anak-anak
mudah ditipu. Kita harus memperhatikan ini, dan berjaga-jaga supaya tidak
mudah diombang-ambingkan, seperti kapal tanpa pemberat, seperti awan-awan di
udara, oleh rupa-rupa ajaran yang tidak ada kebenaran dan isi di dalamnya tetapi
kosong belaka dan buyar sendiri ke mana-mana, dan karena itu ibarat angin saja.
Oleh permainan palsu manusia. Ini bahasa kiasan yang diambil tentang pemain
sulap, dan menandakan kelicikan penggoda-penggoda yang jahat. Dan oleh
kelicikan mereka, yang dimaksudkan adalah kelihaian mereka dalam menemukan
cara-cara untuk menggoda dan menipu. Sebab selanjutnya dikatakan, yang
dengannya mereka menyesatkan, seperti orang yang menunggu di balik semak-
semak untuk memerangkap mereka yang lemah, dan menjauhkan mereka dari
kebenaran. Perhatikanlah, pasti sangat jahat dan fasik orang yang sampai berniat
menggoda dan menipu orang lain ke dalam ajaran-ajaran palsu dan kesesatan-
kesesatan. Rasul Paulus menggambarkan mereka di sini sebagai orang-orang
rendah, yang menggunakan segala macam cara dan kelicikan Iblis untuk
mencapai tujuan mereka itu. Cara terbaik yang bisa kita pakai untuk
membentengi diri dari orang-orang seperti itu adalah dengan mempelajari sabda-
sabda yang kudus, dan berdoa meminta pencerahan dan anugerah Roh Kristus,
supaya kita tahu kebenaran yang ada di dalam Yesus, dan teguh di dalamnya.

II.2. ““Bahwa kita harus mengatakan kebenaran di dalam kasih”” (Sub


Fokus II)

“Bahwa kita harus mengatakan kebenaran di dalam kasih” (ay. 15,), atau
mengikuti kebenaran di dalam kasih, atau bersikap tulus di dalam kasih terhadap
sesama orang Kristen. Sementara kita teguh berpegang pada ajaran Kristus, yang
merupakan kebenaran, kita harus hidup di dalam kasih satu terhadap yang lain.
Kasih adalah sesuatu yang unggul. Tetapi kita harus berusaha menjaga kebenaran
bersama-sama dengan kasih. Kebenaran adalah suatu hal yang unggul. Namun
kita diharuskan untuk mengatakannya di dalam kasih, dan bukan dalam
pertikaian. Keduanya ini harus berjalan bersama-sama, yaitu kebenaran dan
damai sejahtera.

II.3. “Bahwa kita harus bertumbuh di dalam segala hal ke arah Kristus”
(Sub Fokus III)

“Bahwa kita harus bertumbuh di dalam segala hal ke arah Kristus”. Ke arah
Kristus, sehingga berakar lebih dalam di dalam Dia. Di dalam segala hal, dalam
pengetahuan, kasih, iman, dan semua bagian dari manusia baru. Kita harus
bertumbuh menjadi dewasa, sebagai lawan dari menjadi anak-anak. Orang-orang
Kristen yang bertambah baik adalah mereka yang bertumbuh ke arah Kristus.
Semakin kita bertumbuh dalam pengenalan akan Kristus, iman di dalam Dia,
kasih kepada-Nya, dan kebergantungan pada-Nya, semakin kita akan berkembang
dalam setiap kasih karunia. Dia adalah Kepala, dan karena itu kita harus
bertumbuh, supaya dengan begitu kita dapat menghormati Kepala kita.
Pertumbuhan kristiani membawa kemuliaan bagi Kristus.
.
III. Kesimpulan

Kita pengikut Kristus yang sungguh-sungguh sudah bertobat dan memercayakan diri
kepada Tuhan Yesus sekali untuk selamanya telah dilahirkan kembali dari Roh
menjadi anak-anak Allah.
Kita harus bertumbuh dalam iman dan pengetahuan yang benar akan Yesus Kristus
agar menjadi putra-putri Allah yang dewasa dan yang tidak bisa diombang-ambingkan
oleh rupa-rupa angin pengajaran, oleh permainan palsu manusia yang menyesatkan.
Kita harus terus bertumbuh ke arah keserupaan dengan Yesus Kristus Tuhan kita
dalam pikiran, perasaan dan kehendak kita.

Hal itu akan terjadi kalau kita sungguh-sungguh dan sekuat tenaga melakukan segala
perintah Kristus dengan kuasa dan dengan dipimpin oleh Roh Kudus dan kita akan
menjadi berkat bagi orang lain.

Sebagai putra-putri Allah yang dewasa rohani kita harus ikut sesuai karunia Roh yang
ada pada kita, untuk memperlengkapi orang-orang kudus dalam jemaat Tuhan dengan
mengajar mereka melakukan segala perintah Kristus dengan kuasa dan dengan
dipimpin oleh Roh Kudus.
Dengan demikian semua anggota jemaat akan bertumbuh menjadi dewasa rohani dan
siap menghadapi peperangan rohani melawan Iblis dalam kehidupan nyata (Ef 6:11-
18).

Pengingat ini perlu lebih diperhatikan oleh kita yang sudah lama menjadi Kristen
namun hidup beriman kita masih kanak-kanak, bergantung sepenuhnya kepada
pendeta, gedung gereja, hari-hari raya dan lain-lain sehingga kita tidak siap
menghadapi peperangan rohani dalam hidup nyata. Kita gagal menjadi saksi Kristus
yang berkemenangan di dunia dan tidak menjadi berkat keselamatan bagi orang lain.
Kalau ada di antara kita yang seperti itu, sekaranglah waktunya untuk bertobat dan
bersungguh-sungguh membaharui penyerahan diri kepada Tuhan.

Tuhan Yesus berkata: “Siapa yang Kukasihi, ia Kutegur dan Kuhajar, sebab itu
bersungguh-sungguhlah dan bertobatlah! Lihat, Aku berdiri di depan pintu dan
mengetuk, jikalau ada orang yang mendengar suara-Ku dan membukakan pintu, Aku
akan masuk menemui dia dan makan bersama-sama dengan dia dan ia bersama-sama
dengan Aku.” (Why 3:19-20 TB2).

Anda mungkin juga menyukai