N HUTABARAT
2. DELLA SARI MANALU
3. YEMI MAKESIA br SEMBIRING
DEPAN
4. YEMIMA HOT MAULIATE SIMBOLON
5. YENI YESIKA SITUMORANG
6. YOSEF ARMANDO SITUMORANG
7. AMELIA EZRA br PAKPAHAN
8. AMELIA VIA RELLA SARAGIH
9. JENNI ASRI
Prodi : Pendidikan Agama Kristen
Mata Kuliah : Teologi Sistematika
Dosen Pengampu : Dr. Baginda Sitompul, M.Pd.K.
Semua dosa manusia terhadap Roh Kudus tak ada yang lebih buruk daripada dosa menghujat
Dia. Alasannya jelas sekali: Dosa itu tak dapat diampuni. Semua dosa lain terhadap Roh
Kudus dapat saja dilakukan oleh orang percaya. Kita dapat bertobat daripadanya, diampuni,
dan mulai lagi secara baru. Tidak demikian dengan menghujat Roh Kudus. Dosa ini diperbuat
oleh orang-orang yang tidak percaya dan sering disebut "dosa yang tidak dapat diampuni".
Dosa ini dilakukan oleh musuh Yesus ketika mereka menuduh Dia membuang setan dengan
kuasa setan setelah dengan jelas Ia menjelaskan bahwa Ia mengusir setan dengan kuasa dari
Roh Allah.
Bagi saya, tak ada seorang pun yang telah melakukan dosa ini yang masih diganggu,
diyakinkan, dan ditarik terus oleh kuasa Roh Kudus. Selama Roh masih bergumul dengan
seseorang ia belum melakukan dosa yang tak dapat diampuni ini. Tetapi bila seseorang itu
telah melawan Roh Kudus sehingga Ia tidak lagi bergumul dengannya, maka orang itu berada
dalam bahaya kekal. Dengan kata lain, dosa yang tak dapat diampuni menyangkut penolakan
kepada Yesus Kristus yang tak dapat ditarik kembali.
Saya percaya bahwa inilah yang dibicarakan Stephanus dalam khotbahnya tak lama sebelum
ia mati bagi Kristus. Dalam khotbahnya ia berkata, "Hai orang-orang yang keras kepala.kamu
selalu menentang Roh Kudus" (Kis. 7:51). Menurut konteksnya jelas bahwa Stephanus
mengatakan, pertama-tama, seperti nenek moyang mereka, mereka telah menolak
pemberitaan nabi-nabi dan utusan Allah dan tidak mempercayai mereka. Maka pendengarnya
bersalah dalam dosa yang sama. Dalam PL kita dapat membaca bahwa ada orang yang
melawan, memfitnah, menganiaya, dan mengejek nabi-nabi. Sedangkan para nabi itu
diilhamkan oleh Roh Kudus, maka dalam kenyataannya orang-orang itu melawan Roh. Maka
kata Stephanus kepada orang-orang yang sedang mendengarkan dia, jika mereka menolak
mendengarkan rasul-rasul Kristus dan orang yang telah dipilih, yang berbicara lewat Roh
Kudus, maka mereka juga menolak Roh Kudus. Infeksi dosa yang membawa maut dalam hati
orang yang belum dilahirkan kembali, akan selalu menyebabkan dia menentang Roh Kudus.
Tubuh (daging) dan pikiran jahat selalu melawan Dia. Pada waktu orang-orang berlaku
demikian, mereka tidak akan menerima Firman Allah dengan kuat kuasa-Nya kecuali jika
Roh Kudus dapat menang atas mereka.
Menolak Roh Kudus adalah dosa yang hanya dapat diperbuat oleh orang-orang yang tidak
percaya. Jadi itu adalah dosa, jika diteruskan cukup lama, akan membawa malapetaka yang
kekal. Jalan satu-satunya bagi semua orang berdosa, supaya dapat diampuni sebab menolak
Roh Kudus, ialah berhenti menolak dan berpaling kepada Kristus Yesus yang tentunya Roh
Kudus menyaksikan. Orang itu hanya berpengharapan jika ia dengan segera bertobat dan
membiarkan Roh Kudus bekerja di hatinya. Dosa yang tak dapat diampuni adalah penolakan
kebenaran tentang Kristus. Yaitu menolak sama sekali kesaksian Roh Kudus yang
menyatakan bahwa Yesus Kristus adalah Anak Allah dan hanya Dia dapat menyelamatkan
kita dari dosa-dosa kita. Mungkin Anda adalah seorang yang percaya, tetapi Anda telah
melakukan dosa yang Anda kira akan menghalangi Anda dari keselamatan. Tak perduli dosa
apa itu, ingatlah bahwa Allah mengasihi Anda, dan Ia ingin mengapuni dosa itu. Sekarang
juga Anda perlu mengaku dosa itu kepada-Nya dan minta pengampunan-Nya. Anda perlu
dibebaskan dari beban kesalahan dan keragu-raguan yang telah menindas Anda.
Kristus mati untuk membebaskan Anda daripada keadaan itu. Jika Anda telah datang kepada
Kristus, Anda mengetahui berdasarkan Firman Allah bahwa dosa itu - dosa apa saja -
bukanlah dosa yang tak dapat diampuni. Dosa itu tidak akan mengirim Anda ke neraka, sebab
Anda telah diselamatkan oleh iman dalam cucuran darah Kristus. Tetapi Anda perlu
mengeluarkan dosa itu dari hidup Anda dengan membuangnya pada Kristus.
Sekarang kita sampai kepada dua dosa terhadap Roh Kudus yang dapat dilakukan oleh orang
Kristen. Yang satu adalah mendukakan Roh Kudus dan yang lain adalah memadamkan Roh
Kudus. Pertama, marilah kita lihat dulu dosa mendukakan Roh Kudus.
"Dukacita" atau "sedih hati" adalah kata "kasih". Roh Kudus mengasihi kita seperti Kristus.
Kita dapat melukai hati atau membangkitkan amarah orang yang tidak mengasihi kita, tetapi
"medukakan hati" hanya dapat kita lakukan terhadap orang yang mengasihi kita. Bagimana
orang Kristen dapat mendukakan Roh Kudus? Dalam Ef. 4:20-32 Paulus mengatakan bahwa
kelakukan apa saja yang tidak seperti Yesus, baik perkataan ataupun watak mendukakan Roh
kasih karunia.
Kebenaran (Yoh. 14:17); maka apa saja yang palsu, penipuan, ataupun kemunafikan
mendukakan Dia.
Kasih karunia (Ibr.10:29); maka apa saja di dalam kita yang keras, pahit, dengki, tidak ramah,
tidak mengampuni, atau tidak mengasihi mendukakan Dia.
Kekudusan (Rm. 1:4); maka segala sesuatu yang tidak bersih, yang mengotorkan, atau
menghina mendukakan Dia.
Apa yang terjadi jika kita mendukakan Roh Kudus? Pada waktu Ia berdukacita, sukacita dan
kuasa di dalam hidup kita diambil-Nya sampai kita mengakui dan meninggalkan dosa kita.
Ini bukan karena Ia melepaskan kita, tetapi sebab Ia dengan sengaja Ia membuat kita sedih
sampai kita berpaling kembali kepada Kristus dengan hati yang hancur, kesedihan, dan
pengakuan. Saya yakin bahwa satu kali kita telah dibaptiskan ke dalam tubuh Kristus dan
didiami oleh Roh Kudus, kita tak akan ditinggalkan oleh Roh lagi. Kita dimeteraikan untuk
selamanya. Dan ia adalah jaminan akan apa yang akan datang. Memang sebagai Roh kasih,
Roh Kudus berdukacita pada waktu kita berdosa, sebab Ia mengasihi kita.
Memadamkan Roh (1Tes. 5:19)
Menghujat Roh Kudus adalah dosa yang dilakukan oleh orang yang tidak percaya.
Mendukakan dan memadamkan Roh adalah dosa yang dilakukan oleh orang-orang percaya.
Kata memadamkan berarti "matikan, mengecilkan." Itu berhubungan dengan keterangan
Firman Tuhan mengenai Roh Kudus sebagai api. Pada waktu kita memadamkan Roh, kita
memadamkan api.
Pertama, api itu padam apabila persediaan bahan bakar habis. Jika kita tidak mengobarkan
jiwa kita, jika kita tidak mengobarkan jalan kasih karunia, jika kita gagal berdoa, bersaksi,
atau membaca Firman Allah, api Roh Kudus akan terbendung. Hal-hal itu adalah saluran
yang dipakai untuk memberi kita bahan bakar supaya api itu tetap menyala. Dan Roh Kudus
ingin agar kita menggunakan pemberian-pemberiaan itu agar api-Nya tetap menyala dalam
hidup kita.
Kedua, kita dapat mematikannya dengan cara menyiraminya dengan air, atau menutupnya
dengan selimut atau dengan tanah. Dengan cara yang sama, dosa yang disengaja
memadamkan Roh.
Pernahkah Anda di dalam bentuk apa saja mendukakan Roh, atau memadamkan Roh, atau
memadamkan Roh dalam hidup Anda? Jika itu adalah persoalannya, sadarlah bahwa
sekarang inilah waktunya untuk mengakui semua kepada Allah, dan bertobat daripada dosa-
dosa itu. Kemudian berjalanlah setiap hari di dalam kepenuhan Roh, dan peka terhadap
pimpinan-Nya dan kuasa-Nya di dalam hidup Anda.
Baptisan Roh Kudus dapat didefinisikan sebagai karya Roh Allah yang mempersatukan orang
percaya dengan Kristus; bersama dengan orang-orang percaya lainnya dalam Tubuh Kristus,
ketika orang itu diselamatkan.
1 Korintus 12:12-13 dan Roma 6:1-4 adalah ayat-ayat utama dalam Alkitab yang
mengajarkan doktrin ini. 1 Korintus 12:13 menyatakan, “Sebab dalam satu Roh kita semua,
baik orang Yahudi, maupun orang Yunani, baik budak, maupun orang merdeka, telah dibaptis
menjadi satu tubuh dan kita semua diberi minum dari satu Roh.”
Roma 6:1-4 menyatakan, “Jika demikian, apakah yang hendak kita katakan? Bolehkah kita
bertekun dalam dosa, supaya semakin bertambah kasih karunia itu? Sekali-kali tidak!
Bukankah kita telah mati bagi dosa, bagaimanakah kita masih dapat hidup di dalamnya? Atau
tidak tahukah kamu, bahwa kita semua yang telah dibaptis dalam Kristus, telah dibaptis
dalam kematian-Nya? Dengan demikian kita telah dikuburkan bersama-sama dengan Dia
oleh baptisan dalam kematian, supaya, sama seperti Kristus telah dibangkitkan dari antara
orang mati oleh kemuliaan Bapa, demikian juga kita akan hidup dalam hidup yang baru.”
Meskipun Roma 6 tidak secara khusus menyebut Roh Allah, bagian Alkitab ini
menggambarkan kedudukan orang percaya di hadapan Allah. Ditambah di 1 Korintus 12
yang memberitahu kita bagaimana hal itu terjadi.
Tiga fakta perlu diperhatikan untuk menguatkan pemahaman kita akan baptisan Roh.
Pertama-tama, melalui 1 Korintus 12:13, dengan jelas telah dinyatakan bahwa semua yang
telah dibaptis sama seperti semua telah diberi minum (berdiamnya Roh Kudus).
Kedua, Alkitab tidak pernah menasehati orang-orang percaya untuk dibaptis
dengan/dalam/oleh Roh. Ini menunjukkan bahwa semua orang percaya telah mengalami
pelayanan ini.
Terakhir, Efesus 4:5 nampaknya merujuk pada baptisan Roh. Jika ini memang demikian,
baptisan Roh adalah kenyataan hidup dari setiap orang percaya, sama seperti, ”satu iman”
dan ”satu Bapa.”
Sebagai kesimpulan, baptisan Roh Kudus menggenapi dua hal, (1) menyatukan kita dengan
Tubuh Kristus, dan (2) mengaktualisasikan penyaliban kita bersama dengan Kristus.
Berada dalam tubuh Kristus berarti kita bangkit bersama dengan Dia dalam hidup yang baru
(Roma 6:4). Kita perlu menggunakan karunia rohani kita untuk memastikan bahwa tubuh itu
berfungsi sebagaimana mestinya, seperti yang dijelaskan dalam 1 Korintus 12:13.
Mengalami baptisan dari Roh yang sama menjadi dasar untuk memelihara kesatuan gereja,
seperti yang dikatakan Paulus di Efesus 4:5.
Menjadi sama dengan Kristus dalam kematian, penguburan dan kebangkitanNya melalui
baptisan Roh menjadi dasar mewujudkan pemisahan kita dari kuasa dosa. Juga, supaya kita
berjalan dalam hidup yang baru (Roma 6:1-10; Kolose 2:12).
1 Korintus 12:12-13 dan Roma 6:1-4 adalah ayat-ayat utama dalam Alkitab yang
mengajarkan doktrin ini. 1 Korintus 12:13 menyatakan, “Sebab dalam satu Roh kita semua,
baik orang Yahudi, maupun orang Yunani, baik budak, maupun orang merdeka, telah dibaptis
menjadi satu tubuh dan kita semua diberi minum dari satu Roh.”
Roma 6:1-4 menyatakan, “Jika demikian, apakah yang hendak kita katakan?
Bolehkah kita bertekun dalam dosa, supaya semakin bertambah kasih karunia itu? Sekali-kali
tidak! Bukankah kita telah mati bagi dosa, bagaimanakah kita masih dapat hidup di
dalamnya? Atau tidak tahukah kamu, bahwa kita semua yang telah dibaptis dalam Kristus,
telah dibaptis dalam kematian-Nya? Dengan demikian kita telah dikuburkan bersama-sama
dengan Dia oleh baptisan dalam kematian, supaya, sama seperti Kristus telah dibangkitkan
dari antara orang mati oleh kemuliaan Bapa, demikian juga kita akan hidup dalam hidup yang
baru.”
Meskipun Roma 6 tidak secara khusus menyebut Roh Allah, bagian Alkitab ini
menggambarkan kedudukan orang percaya di hadapan Allah. Ditambah di 1 Korintus 12
yang memberitahu kita bagaimana hal itu terjadi.
Tiga fakta perlu diperhatikan untuk menguatkan pemahaman kita akan baptisan Roh.
Pertama-tama, melalui 1 Korintus 12:13, dengan jelas telah dinyatakan bahwa semua
yang telah dibaptis sama seperti semua telah diberi minum (berdiamnya Roh Kudus).
Terakhir, Efesus 4:5 nampaknya merujuk pada baptisan Roh. Jika ini memang
demikian, baptisan Roh adalah kenyataan hidup dari setiap orang percaya, sama seperti, ”satu
iman” dan ”satu Bapa.”
Sebagai kesimpulan, baptisan Roh Kudus menggenapi dua hal, (1) menyatukan kita
dengan Tubuh Kristus, dan (2) mengaktualisasikan penyaliban kita bersama dengan Kristus.
Berada dalam tubuh Kristus berarti kita bangkit bersama dengan Dia dalam hidup
yang baru (Roma 6:4). Kita perlu menggunakan karunia rohani kita untuk memastikan bahwa
tubuh itu berfungsi sebagaimana mestinya, seperti yang dijelaskan dalam 1 Korintus 12:13.
Mengalami baptisan dari Roh yang sama menjadi dasar untuk memelihara kesatuan
gereja, seperti yang dikatakan Paulus di Efesus 4:5.
2. Penjelasan, Ide prinsipil dari meterai adalah kepemilikan. Orang percaya dimeteraikan oleh
Roh Kudus untuk menyatakan bahwa orang percaya adalah milik Allah. pemeteraian itu
sifatnya permanen, dengan memandang pada glorifikasi terakhir pada orang percaya (Ef.
4:30). Jadi, pemeteraian itu bukan hanya menekankan kepemilikan melainkan juga jaminan.
Roh Kudus mengabsahkan bahwa orang percaya secara permanen adalah milik Allah.