PENGANTAR
Kekristenan bukanlah sekedar agama, tetapi lebih dari pada itu. Saat seseorang berbicara
mengenai kekristenan sebanarnya ia berbicara tentang pengenalan pribadinya akan kristus
dan pendudukan dirinya pada kehendak Allah selama ia hidup. Pengenalan kepada Kristus
dimulai pada titik ketika seorang menyadari ia berdosa dan karenanya membutuhkan
seorang juruselamat. Selanjutnya ia membutuhkan “makanan – makanan” rohani yang
membuatnya dia bertumbuh menjadi dewasa rohani.
Mempelajari hubungan antara Allah, Manusia, dosa, kemudian mengapa Kristus perlu mati
bagi kita dan bagaimana seharusnya tanggapan kita, merupakan titik awal bagaimana kita
menghayati hidup baru dalam Kristus. Oleh karena itu kita akan mempelajari fakta – fakta
rohani yang harus diketahui oleh setiap remaja Kristen.
Fakta Pertama : Tuhan Allah mengasihi kita dan mempunyai rencana yang indah bagi
hidup kita.
Kasih Allah. “Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga ia telah
mengaruniakan Anaknya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepadaNya
tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal” (Yohanes 3:16)
kepada kita sehingga…”.
Rencana Allah.(Kristus berkata), “Aku datang, supaya mereka mempunyai hidup, dan
mempunyainya dalam segala kelimpahan” (suatu kehidupan yang berarti dan penuh
kelimpahan). (Yoh 10:10b)
Tetapi persoalannya banyak orang (remaja) tidak pernah mengalami kehidupan yang
berkelimpahan dan penuh dengan bahagia. Justru banyak remaja terlibat dalam kenakalan
remaja: malas beribadah, suka nyontek, merokok, tawuran, sex bebas, begal, melawan
orang tua, dan lain sebagainya. Apa yang menjadi penyebab sehingga banyak orang tidak
mengalami kehidupan yang berkelimpahan dan penuh kebahagiaan? Sebabnya adalah fakta
rohani ke dua.
Fakta Kedua : Manusia Penuh Dosa dan Terpisah dari Tuhan Allah, sehingga kita
tidak dapat mengalami kasih dan rencana Allah bagi hidup kita Manusia Penuh
Dosa.
“Karena semua orang telah berdosa dan telah kehilangan kemuliaan Allah” (Roma 3:23)
Manusia diciptakan untuk bersekutu dengan Tuhan Allah, akan tetapi karena kekerasan hati
kita, kita memilih jalan sendiri sehingga persekutuan dengan Tuhan Allah terputus.
Menurut Alkitab, kekerasan hati untuk memilih jalannya sendiri dan ingin bebas dari
Tuhan Allah disebut dosa, dan diwujudkan baik dengan sikap melawan maupun dengan
sikap masa bodoh
Manusia Terpisah dari Tuhan Allah. “Sebab upah dosa ialah maut…” (terpisah dari
Allah untuk selama – lamanya) (Roma 6:23). Tuhan Allah Mahasuci, sedangkan manusia
penuh dosa. Karena itu ada satu jurang pemisah antara Tuhan Allah dengan manusia.
Manusia selalu berusaha untuk mencari Tuhan Allah dan kehidupan yang penuh
kebahagiaan melalui usahanya sendiri yaitu kehidupan yang baik, etika, filsafat, dan lain –
lain namun gagal disebabkan karena dosanya. Fakta ke 3 memberikan kita jalan keluar dari
kesulitan yang dihadapi manusia
Fakta Ketiga : Yesus Kristus adalah SATU – SATUNYA jalan keselamatan yang
telah ditentukan oleh Tuhan Allah untuk keampunan dosa manusia.
Kristus Mati Ganti Kita. “Akan tetapi Allah menunjukan kasihNya kepada kita, oleh
karena Kristus telah mati untuk kita, ketika kita masi berdosa” (Roma 5:8)
Kristus adalah Satu – Satunya Jalan. Kata Yesus kepadanya, “Akulah jalan dan kebenaran
dan hidup. Tidak ada seorangpun yang datang kepada Bapa, kalau tidak melalui Aku” (Yoh
14:6). Allah telah menjembatani jurang pemisah antara manusia dengan DiriNya dengan
mengirimkan AnakNya, Yesus Kristus, untuk mati di kayu salib menggantikan kita.
PENUTUP
Dengan demikian , menerima Kristus merupakan pengalaman yang lebih indah dari pada
pengalaman – pengalaman lain yang manapun dalam hidup kita. Sesuai dengan janji Tuhan
bahwa Dia tidak akan membiarkan dan meninggalkan kita (Ibarani 13:5b) dan Dia setia
pada janjiNya maka kita hanya menerima Yesus satu kali untuk selamanya tetapi kita perlu
setiap saat hidup dalam pertobatan. Kita yang telah hidup dalam penebusan Tuhan harus
senantiasa hidup dalam pengudusan agar kita dapat menjalani hidup sebagai remaja dalam
rencana dan rancangan Tuhan.
Ketika kita menerima Yesus dalam kehidupan kita, berarti kita telah menjalani kehidupan
yang pasti dan teguh di dalam Tuhan. Karena di dalam Kristus ada kepastian keselamatan.
Kepastian keselamatan inilah yang membuat kita tidak perlu ragu untuk menjalani
kehidupan Kristen sebagai orang muda, sebagai remaja Kristen
Memulai hidup baru didalam Tuhan akan dapat kita jalani jika kita sungguh – sungguh
membiarkan hidup kita dalam pemeliharaan dan penjagaan Tuhan, sehingga kita bisa
menjadi remaja gereja yang dapat Berakar, Bertumbuh, dan Berbuah bagi Kristus.
MENJADI REMAJA GMIM :
BERAKAR, BERTUMBUH, DAN BERBUAH BAGI KRISTUS
I. PENGANTAR
F Pelayanan bagi remaja adalah unik & khas
F Pelayanan bagi remaja memerlukan strategi pendekatan tersendiri
F Pelayanan bagi remaja membutuhkan pembina remaja yang komitmen untuk membina
adik – adik remaja
F Penginjilan
F Pembinaan/Pelatihan
F Pelipatgandaan
F Pengutusan
REMAJA DAN BAPTISAN GMIM
Pengantar
Kalau anda bertanya pada diri anda sendiri : siapakah saya ???? Siapakah Remaja itu ????
pertanyaan ini membutuhkan jawaban, dan jawaban tersebut akan menyentuh jati diri kita
sebagai Remaja. Di bawah ini kita akan mencoba mengidentifikasi diri Remaja :
Remaja adalah suatu masa yang indah dalam perjalanan hidup seorang manusia
Remaja adalah suatu masa pancaroba, karena itu rentan dengan berbagai godaan untuk
menjerumuskannya. Cukup banyak remaja yang harus tergoda untuk berprilaku
bertentangan dengan norma-norma hidup
Remaja Gereja mudah digoda untuk menyimpang dari ajaran/dogma gereja yang berlaku
secara umum kea rah yang menyimpang seperti bidat/sekte yang menyesatkan. Dari
identifikasi di atas saya ingin mengajak Remaja Gereja berdiskusi tentang 3 point lebih
khusus melihat dogma GMIM tentang baptisan sebagai salah satu sakramen Gereja
Baptisan
Mengapa topic ini masih perlu dibicarakan ? Bukankah pengajaran disekitar baptisan
telah diajarkan oleh orang tua,mama ani/papa ani dan pelsus kepada diri para Remaja GMIM ?
Mungkinkah topic ini menjadi menarik karena munculnya gerakan Gereja Kharismatik yang
suka-suka bagoda dengan alas an menginjil sebenarnya mereka sedang memancing ikan di
aquarium. Artinya menginjili orang yang sudah menerima injil dan dipelihara dalam satu Gereja.
Salah satu godaan mereka dengan menyebarkan isu bahwa Baptisan GMIM tidak Alkitabiah dan
tidak mengikuti ajaran Tuhan Yesus, alasan mereka kita menerima Baptisan anak, dan kedua
Baptisan kita tidak diselam.
Di bawah ini saya akan menjelaskan bahwa ajaran GMIM tentang Baptisan adalah ajaran
yang berlaku secara umum dan telah teruji dalam perjalanan sejarah Gereja dari abad pertama
sampai dengan sekarang ini.
Baptisan Anak
Membaca Alkitab Perjanjian Baru secara saksama, kita tidak akan dapati ada perintah
melarang untuk membaptis anak-anak. Justru sebaliknya ada begitu banyak bukti dalam
Perjanjian Baru yang mendukung Baptisan anak dalam keluarga orang percaya. Dalam
Perjanjian Lama sering dijadikan alasan pelaksanaan Baptisan secara selam dengan mengutip
cerita Musa keluar dari Tanah Mesir dimana pengikut Musa dibaptis dalam awan dan laut (bad. I
Kor 10:2). Dalam cerita itu, Musa meminta supaya membawa anak-anak kecil dengannya
(Keluaran 12:37).
Berkat Abraham dalam Kejadian 17:7 bahwa Allah telah membuat perjanjian kekal
dengan Abraham sampai dengan keturunannya. Tanda yang digunakan dalam perjanjian ini
adalah sunat bagi anak-anak dalam usia delapan hari. Paulus menulis dalam Kolose pasal 2:11
bahwa sunat adalah penaggalan tubuh yang berdosa, demikian juga dalam Roma pasal 4:11
bahwa sunat adalah meterai dari kebenaranIman. Materai ini harus diberikan kepada bayi pada
usia delapan hari walaupun dia belum bisa beriman sendiri. Jadi menolak perintah ini sama
dengan menolak cara Allah
Janji Abraham ini berlaku terus dalam kehidupan orang percaya dimana Petrus
manjadikan ini jelas dihari Pentakosta dalam Kisah 2:38-39 dimana seruan untuk bertobat
dibaptis berlaku untuk orang dewasa tapi juga bagi anak-anak mereka (band Galatia 3:14; Ibrani
6:13-18; Kisah 3:25-26). Jadi janji Abraham tentang sunat telah bergeser pada Baptisan. Karena
dosa asal, semua anak-anak dilahirkan di bawah kutuk (Maz 51:5 ; Roma 5:12-21 ; Yohanes
3:6 ; I Kor 15:21). Karena itu makna pengorbanan Kristus penting bagi kita. Baptisan telah
mengganti sunat sebagai tanda pekerjaan penyucian dari Roh Kudus (Mat 28:19; Galatia 3:26-
29; Kolose 2:11-12).
Membaptis anak kecil (bayi) dilakukan sebagai konsekuensi kepala keluarga telah
menerima Kristus atau keluarga telah menerima Kristus. Tindakan ini adalah tindakan Iman.
Dalam Perjanjian Baru banyak kesaksian,baptisan berlangsung dalam satu keluarga. Keluarga
tidak hanya orang dewasa tetapi juga anak-anak.
Cerita Nuh dalam Kejadian Pasal 7:1 tentang perintah kepada Nuh untuk masuk kedalam
Bahtera “engkau dan seisi rumahmu” yang oleh Petrus dihubungkan dengan lambang Baptisan (I
Pet 3:2-21), demikian juga dalam Ibrani 11:7. Demikian kita temui dalam cerita Musa dan Harun
tentang peristiwa Paskah , bahwa seluruh keluarga yang selamat bukan hanya pribadi-pribadi
yang percaya (Kel 12:3 ; band. Yosua 24:15)
Cerita tentang Baptisan yang berlangsung dalam satu keluarga sangat jelas dapat dilihat
dalam keluarga Kornelius (Kisah 11:14) Lidia (Kisah 16:14-15). Kepala penjara di Filipi (Kisah
16:31-34),keluarga Stefanus di Korintus (I Kor 1:16) Krispus dan keluarga dan lain-lainya
(Kisah 18:8) murid-murid Yohanes dari Efesus (Kisah 9:15)
Jadi dalam Cerita Perjanjian Baru tentang Pelayanan Baptisan, kita hanya temui 10
kasus :
1. Baptisan 3000 orang pada hari Pentakosta (Kisah 2:41)
2. Orang Samaria yang bertobat (KIsah 8:12)
3. Sida –sida Etiopia (Kisah 8:27-38)
4. Saulus dari Tarsus (Kisah 9:1-18)
5. Kornelius dan seisi rumahnya (Kisah 10:47-48; 11:14)
6. Lidya dan seluruh isi rumahnya (Kisah 16:15)
7. Kepala penjara dan keluarganya (KIsah 16:31-34)
8. Krispus dan keluarga dan lain-lainnya (Kisah 18:8)
9. Murid-murid Yohanes dari Efesus (Kisah 19:15)
10. Seisi rumah Stefanus (I Korintus 1:16)
Dari cerita Pelayanan Baptisan tersebut di atas, dapatkah kita mengabaikan pelayanan
Baptisan bagi keluarga yang tentunya termasuk anak-anak mereka ???
Masih dalam Baptisah anak, kita melihat salah seorang Bapa Gereja Origen yang hidup pada
tahun 182-251 M berkata bahwa Gereja menerima tradisi rasuli untuk memberikan Baptisan
kepada anak-anak kecil. Origen lahir kurang dari 100 tahun setelah kematian dari Rasul
terakhir, sehingga kesaksiannya sebagai saksi mata dalam perjalanan Gereja di zaman para
Rasul masih dekat sekali.
Cara Baptisan
Timbul pertanyaan : mana yang benar cara Baptis melalui selam ataun perci/curah???
Ide Baptisan selam tidak mungkin, berarti ide percik/curah lebih mungkin/rasional
Injil Markus 7 khususnya ayat 4 dimana kata membersihkan diri (LAI) arti sebenarnya
dalam bahasa Yunani adalah “membaptis” Tentu sulit diterima setiap kali pulang dari pasar
sebelum makan mereka harus “menenggelamkan” atau “menyelamkan” diri seluruhnya baru
mereka makan (band Bilangan 19:18) dan (Luk 11:38).
Dalam surat Paulus I Korintus 10:12 mereka dibaptis dalam awan dan laut. Pertanyaan
kita siapakah yang “diselam/ditenggelamkan” apakah orang-orang Israel atau orang Mesir ?
Demikian juga dengan baptisan orang-orang percaya di rumah Kornelius dalam Kisah
10:44 dan 11:15. Dalam Ibrani 9:10 kaya pelbagai persembahan, dalam kata aslinya pelbagai
baptisan dan ayat 13 kata percikan abu (Bilangan 19 percikan air)
Bagaimana dengan Baptisan Yohanes Pembatis ? Baptisan Yohanes Pembatis kepada
Tuhan Yesus Kristus sering dipakai oleh orang Kristen aliran Baptis dengan ungkapan
“mengikuti Tuhan dalam Baptisan” kita tidak akan membahas substansi atau makna sari baptisan
Tuhan Yesus,tetapi cara baptisan yang digunakan Yohanes kepada Tuhan Yesus Kristus dan
orang banyak yang datang kepadanya apakah diselam/ditenggelamkan atau dipercik/dicurah ?
kitab Bilangan pasal 4:3,23,30 dan 35 kita melihat usia 30 tahun adalah usia penyucian bagi
orang Lewi. Bilangan 8:7 menjelaskan cara penyucian yang digunakan dan Yesus datang kepada
Yohanes dalam usia 30 tahun dan meminta diri untuk di baptis untuk menggenapi aturan hukum
orang Yahudi. Kira-kira mana yang di gunakan Yohanes Pembaptis ? diselam/ditenggelamkan
atau dipercik/dicurah ? jawabannya kalau kita mau ikut aturan main dalam penyucian orang pasti
cara yang digunakan Yohanes tidak diselam tetapi dipercik/dicurah !
Injil Yohanes 3:22-25 (band Bilangan 19:18) kata banyak air dalam bahasa
aslinya:beberapa air atau beberapa mata air” Kalau hanya mata air lebih rasional atau masuk
akalkah bahwa yang digunakan tidak dengan cara penyelaman, tetapi cara perci/curah. Masih
dalam konteks Yohanes Pembaptis melakukan Baptisan kepada orang banyak yang datang
kepadanya. Menurut catatan sejarah diperkirakan Yohanes menbaptis sebanyak 2 juta orang
dalam kurun waktu setahun. kira-kira cara baptisan apa yang digunakan Yohanes pembaptis ?
jawabannya secara rasional dan masuk akal, bahwa Yohanes tidak menggunakan cara selam
atau menenggelamkan karena waktu setahun tidak cukup u ntuk 2 juta orang. Apakah hidup
Yohanes terus menerus didalam air ? tidakkah dia beresiko sakit ? apakah Yohanes tidak ada
pekerjaan lain yang berpindah dari satu tempat ke tempat yang lain ?
Demikian juga kata Yunani dalam Matius 3:16 yang diterjemahkan keluar dari kata ano
(apo) sebenarnya dapat juga diterjemahkan dari (band Lukas 2:4 dan Yohanes 11:55
diterjemahkan “dari” bukan “keluar dari”. Kita lihat juga baptisan sida-sida Etopia :mereka
keduanya turun kedalam air” dan mereka berada dalam posisi di padang gurun yang hanya
sedikit air. Demikian juga dalam injil Matius 17:27 “pergilah memancing ke (dalam) dalam
bahasa Yunani “Eto: (Eis) kedalam “sudah pasti” ke/pada tepi air dan kata “keluar dari” kata
Yunani “ek” justru banyak diterjemahkan dengan kata “dari” (contoh Yohanes 10:32 :13:32)
Penutup
Demikian beberapa catatan disekitar baptisan,khususnya pelayanan baptisan anak-anak
dan cara yang digunakan dalam pelayanan baptisan. Penjelasan ini lebih bersifat argumentasi
dari berbagai pengaruh dan godaan gereja-gereja tertentu yang tidak pernah merasa lelah
menyebarkan isu-isu dogma/ajaran yang menyimoang dari ajaran-ajarn Gereja yang universal.
Sebagai remaja GMIM kiranya kita semakin bijaksana,militant dalam menghadapi berbagai
godaan yang dapat saja menyesatkan kita dari berbagai ajaran Gereja,
REMAJA GMIM & SAAT TEDUHNYA
A. Pengantar
F Persekutuan Allah dengan manusia yang terputus karena dosa manusia telah
dipulihkan kembali dengan pengorbanan Yesus di kayu salib, darah Yesus yang suci
dan tak bernoda telah menyadarkan manusia dari dosanya (I Petrus 1 : 18 – 19 ;
3:18), sehingga umat manusia yang percaya Yesus dan menerima Dia sebagai Tuhan
dan Juruselamat dilahirkan kembali dan menjadi ciptaan baru.
F Tetapi manusia tetap membutuhkan persekutuan dengan Allah yaitu dengan
menyediakan Saat teduh/Waktu teduh merupakan salah satu sarana kita membangun
komunikasi dengan Tuhan, lewat doa dan firman
F Persekutuan ini dapat terjadi dengan indahnya jika kita menyediakan waktu khusus
dan teratur untuk bercakap – cakap denganNya
3. Tanpa waktu teduh yang teratur, kita sulit bertumbuh dalam iman.
Orang-orang saleh yang dipakai Tuhan dari abad ke abad, semuanya mempunyai
waktu teduh yang teratur. Misalnya Daud (Maz. 5:4), Daniel (Dan 6:11), Abraham (
Kejadian 19:27), Ayub ( Ayub 1:5), Yakub (Kejadian 28:18), Musa ( Keluaran
34:4), Hana dan Elkana (1 Samuel 1:19)
Di era modern, misalnya Marthen Luther, D.L. Moody, Bill Brigt, Billy Graham.
Sebagai seorang manusia, secara fisik kita membutuhkan makanan setiap harinya
untuk bertahan hidup. Tanpa makanan, kita akan kekurangan kalori yang
memberikan kita energi untuk melaksanakan aktivitas kita. Demikian juga halnya
dengan saat teduh. Saat teduh adalah makanan rohani kita. Jiwa kita
membutuhkannya untuk terus bertahan hidup.
Setiap hari kita diserang oleh berbagai macam masalah. Kita seringkali kehilangan
keseimbangan karenanya. Kita bingung bagaimana menentukan pilihan. Pilihan
mana yang benar dan mana yang salah? Apa standarnya sesuatu dapat dikatakan
benar atau salah? Keseimbangan itu hanya dapat kita terima kembali melalui saat
teduh bersama Allah. Sebab Allah adalah standar dari kebenaran. Dia adalah
kebenaran itu sendiri.
Membaca dan merenungkan firman Tuhan akan mengajar kita, menyatakan kepada
kita apabila kita salah, akan memperbaiki kelakuan kita, dan akan terus mendidik kita
dalam kebenaran (2 Tim 3:16). Membaca dan merenungkan firman Allah dalam saat
teduh membuat kita dapat semakin mengenal Allah. Dengan membaca firman Tuhan,
kita akan mengetahui apa yang Allah sukai, apa yang menyenangkan hati-Nya, dan
apa yang tidak Dia sukai. Dan itulah yang menjadi intinya. Apapun yang harus kita
lakukan dalam menjalani hidup ini, kita harus hidup sesuai dengan kehendak Allah,
dengan cara hidup yang menyenangkan hati Allah. Dengan pengetahuan inilah kita
dapat menemukan keseimbangan kita kembali. Kita menjadi tahu keputusan seperti
apa yang harus kita ambil ketika badai hidup menerpa hidup kita, yaitu keputusan
yang menyenangkan hati Tuhan, yang sesuai dengan firman Tuhan.
H. Penutup
Bersaat teduh merupakan sarana yang sangat baik bagi adik – adik remaja untuk dapat
membangun komunikasi yang intim dengan Tuhan setiap hari, mendengar Tuhan
berbicara lewat firmanNya, tetapi juga kita berbicara dengan Tuhan lewat doa
kepadaNya. Bersaat teduh menjadikan sarana bagi adik – adik remaja untuk bertumbuh
imannya dan cara mengenal Tuhan lebih dekat.
Bagiamana kita dapat memiliki semuanya itu, tidak ada jalan lain selain kita harus
mengambil langkah dan inisiatif untuk memulai bersaat teduh. Ayo lakukan dan nikmati
berkat – berkat Tuhan lewat Saat Teduh yang kita lakukan. Amin
1. Berdoa
2. Bacalah Mazmur 1
3. Renungkanlah : dengan bantuan pertanyaan berikut:
a. apa saja yang kubaca?
- Siapakah yang disebut orang yang berbahagia? (1,2)
- Siapakah yang disebut orang fasik atau orang berdosa dan pencemooh? (1)
- Seperti apakah orang berbahagia dan orang fasik digambarkan oleh pemazmur? (3,4)
- Bagaimanakah keadaan orang fasik atau orang berdosa pada hari penghakiman? (5)
- Perbandingkan apakah yang kita lihat pada orang benar dan orang fasik? (6)
b. Apa pesan yang Allah sampaikan kepadaku?
- Peringatan: pergaulan sehari-hari dapat mempengaruhi kebahagiaan seseorang
- Perintah: Kunci kebahagiaan adalah suka dengan firman Tuhan dan merenungkannya
siang dan malam
c. Apa responku? (setiap orang dapat berbeda dalam meresponi)
- Bagaimana pergaulanku selama ini? Aku tidak boleh sembarangan bergaul
- Saya harus lebih mencintai firman Tuhan dan merenungkan setia hari
I. PENGANTAR
Berdoa ialah berbicara dengan Alah. Setiap orang Kristen dapat atau berhak
berhubungan dengan Allah secara langsung.
Kalau kita menghendaki suatu kehidupan Kristen yang baik dan sempurna, kita perlu
berbicara dengan Tuhan. Melalui doa, kita dapat memperoleh semua berkat Allah di
dalam Yesus Kristus.
Hubungan yang sempurna memerlukan komunikasi dua arah. Kita dapat melihat pada
biografi orang – orang yang tercatat di dalam Alkitab betapa pentingnya hubungan
antara Allah dengan umat-Nya.(Abraham, Isak, Yakub, Daud, Salomo, Paulus, dan
Terutama Yesus)
Selama umat Allah itu secara pribadi mendengarkan, menaatiNya dan berdoa, kehdupa
rohani mereka akan sungguh – sungguh hidup. Sebaliknya jika mereka gagal dalam hal
mendengarkan suaranya dan gagal untuk taat pada perintahNya serta tidak berbicara
kepadaNya melalui doa, persoalan rohani akan datang bertubi – tubi.
Hal yang sama dapat terjadi pada kita sekarang. Allah berhubungan dengan kita melalui
firmanya yaitu Alkitab. Jika kita rindu untuk memiliki suatu kehidupan Kristen yang
berkelimpahan, kita harus belajar berbicara dengan Tuhan.
Berdoa merupakan cara sederhana untuk berbicara dengan Tuhan. Doa
merupakan hal yang sangat penting dalam kehidupan Yesus. Tekadnya untuk
mengalami kehadiran BapaNya dan mengetahui kehendakNya melalui doa sangat nyata
di dalam hidupNya sehari hari. Kehidupan Kristus merupakan suatu peracakapan yang
hidup dengan Allah Bapa: sedangkan doa merupakan tulang punggung bagi kehidupan
dan pelayan-Nya. Oleh karena itu, untuk dapat menjadi seperti Yesus, kita harus belajar
setia berdoa.
II. UNSUR – UNSUR DALAM DOA
Doa harus mengandung unsure – unsure berikut ini: Penyembahan dan Pujian,
Pengakuan dosa, Pengucapan Syukur dan Permohonan Khusus.
Allah layak disembah dan dipuji. Sebagai anak – anakNya, kita seharusnya
memuji Dia atas kasihNya, anugerahNya, kesabaranNya, kesucianNya dan
kuasaNya
4. Bacalah I Tawarikh 29 : 11 – 12. Apakah yang dikatakan oleh ayat ini kepada
kita mengenai sifat
Allah?...................................................................................................................
..............................................................................................................................
Apakah dalam hidup saudara ada hal – hal yang tidak berkenan di hati Tuhan?
Kalau demikian, akuilah dosa saudara:
Setuju dengan Allah bahwa perbuatan saudara itu adalah salah
Mengucap sukur kepada Allah atas pengampunanNya berdasarkan
pengorbanan Yesus diKayu Salib
Bertobat : Perubahan dalam sikap hati dan kelakuan saudara
Berdoa akan merupakan hal yang menyenangkan jika saudara mencatat setiap
permohonan saudara pada buku catatan doa. Buku tersebut akan merupakan catatan
tetap permohonan – permohonan saudara. Hal ini akan mengembirakan bila setiap
kali saudara memeriksanya kembali dan melihat bagaimana Tuhan sudah menjawab
permohonan – permohonan saudara dengan berbagai cara dan secara aktif
melibatkanNya dalam hidup saudara.
III. PENUTUP
Doa bukanlah sekedar definisi dan konsep. Bagaimana berdoa itu sendiri, berdoa
adalah ketika kita mulai berdoa. Biasakanlah berdoa dan berdoalah dengan teratur
dan kontinu (1 Tesalonika 5 : 17). Ada banyak janji yaitu berkat Tuhan jika kita
berdoa sesuai dengan Firman Tuhan.
REMAJA YANG MENGENAL DIRINYA
I. PEMBAHASAN
1. Pembahasan ini coba mempersoalkan kehidupan remaja dari tiga segi. Pertama,
mengenal remaja dalam perkembangan fisik biologis. Kedua, mengenal remaja
dalam perkembangan kejiwaan ( phisikis). Ketiga, mengenal remaja dalam
perkembangan sosialnya.
2. Kehidupan remaja di tandai dengan berbagai krisis, Dalam nama krisis tersebut
merupakan perwujutan normal dari upaya penemuan identitas diri. Perubahan-
perubahan yang terjadi sebagai akibat dari pertumbuhan dan perkembangan fisik
biologis. Phisikis dan social menyebabkan terjadinya berbagai gejolak. Gejolak-
gejolak itulah disebut masa krisis di kalangan remaja.
3. Potensi remaja yang sangat besar baik dari segi kuantitas maupun kualitas
merupakan aset yang besar dalam pembangunan, namun bisa juga menjadi kendala
apabila salah arah.
- Perkembangan emosi ; belum stabil di mana bentuk- bentuk emosi yang khas antara
lain : cepat marah , malu, takut, cemas , cemburu, iri hati, sedih, gembira , lemah
lembut terjadi sesuai sikon saat ini. Hari ini senang besok marah, hari ini kasar besok
lemah lembut.
- Perkembangan intelek : Berkaitan erat dengan pertumbuhan fisik-biologis bagian
kepala. Memang, dalam proses pertumbuhan dan perkembangan manusia bagian
kepala ( otak ) yang pertama terbentuk, Pada masa remaja, perkembangan daya nalar
( kemampuan berfikir) mencapai puncak nya ,Itulah sebabnya para remaja bersikap
sangat peka dan sangat kritis terhadap lingkungannya. Ayah dan ibupun menjadi
sasaran kritik para remaja “ orang tua kolot, Orng tua yang tidak tau perkembangan “
sering terdegar di kalangan remaja . Masa remaja merupakan masa yang paling tepat
untuk belajar. Masa remaja yang tidak di isi dengan belajar samahalnya menutup
kemungkinan belajar seumur hidup.
- Perkembangan harga diri ; Remaja suda merasa dan mampu berdiri sendiri . Ia
menginginkan pengakuan dan penghargaan sepenunya oleh orang lain.
- Perkembangan budaya ; Remaja senantiasa menjadi popular dan tak terpisahkan
dengan sendi dan budaya sekitarnya. Perasaan indah, menarik dan unik selalu
menjadi bagian kehidupannya. Perasaan estetika ( keindahan) sangat menonjol pada
remaja.
3. Aspek Sosial
Perkembangan biologis yang baik pada diri seorang remaja sering menberikan dampak
pada perkembanga psikologi dan perkembangan social yakni tumbuhnya kepercayaan
diri seorang remaja sebagai bentuk perilaku psikologi yang juga dengan kepercayaan diri
itu menjadi modal bagi remaja untuk berinteraksi social dengan baik tanpa ada rasa
minder, karna bagi seorang remaja perkembangan tubuh yang sempurna sering menjadi
modal penting dalam kehidupan mereka untuk memiliki kepercayaan diri dalam
membagun interaksi social .sebaliknya perkembangan biologis yang tidak normal sering
meyebabkan seorang remaja menjadi minder sebagai bentuk perilaku pisokologi yang
tidak baik dan menjadi kendala bagi diri seorang remaja untuk mampu berinteraksi
dengan baik dalam kehidupan sosial masyarakat.
B. Pengaruh perkembanga psikologi
Perkembangan psikologi merupakan aspek penting bagi kehidupan remaja dalam proses
mencari jati diri, karna dari aspek inilah karakter kepribadian seorang remaja terbentuk
dengan baik dan sangat berperan besar bagi terbentuknya juga pola pikir remaja
( mainset) terhadap perkembangan aspek biologis nya dan aspek social. Perkembangan
psikologi yang baik dalam diri seorang remaja akan menanamkan cara berpikir yang
positif terhadap perkembangan biologisnya dan aspek sosial, di mana remaja yang
memiliki kpribadian yang baik sering mengangap bahwa perkembangan biologisnya
merupakan bagian penting dari kehidupannya yang harus dia jaga sebagai modal penting,
karna ada pemahaman bahwa didalam tubuh yang sehat terdapat jiwa yang kuat ntuk
membentuk karakter kpibadiannya sebagai remaja, sementara bagi perkembangan
sosial ,psikologi yang baik sering mendorong terciptannya interaksi sosial remaja yang
baik yang di dasari moral dan etika yang baik untuk hidup di tengah komunitas sisial
masyarakat dan juga mendorong pola pikir untuk terlibat aktif dalam kegiatan-kegiatan
sosial masyarakat yang pada akhirnya membangun penggakuan masyarakat terhadap
pribadi seorang remaja sementara dampak pisikologi yang tidak baik dalam diri remaja
sering meyebabkan tidak adanya kesadaran remaja akan betapa pentingnya
perkembangan jasmani yang sehat karna pola pikir remaja yang lebih
terfokus pada keinginan dan hasratnya terhadap situasi perkembangan jaman, dan
dampaknyabagi aspek sosial ialah tumbuhnya perilaku yang meyimpang dalam diri
remaja yang sulit di terima dalam kehidupan masyarakat. contoh perilaku buruk yang
meyimpang dalam diri seorang remaja :
interaksi sosial merupakan perwujudan nyata dari perkembanga aspek biologis dan
pisikologi, Karna itu aspek social memiliki peran penting bagi kehidupan remaja dalam
proses pembentukan jati diri seorang remaja.karna dari aspek social ini juga wadah-
wadah pembinaan bagi remaja itu hadir sehingga memberi dampak besar bagi kelanjutan
perkembanggan pisikologi dan biologis seorang remaja, di mana seorang remaja dalam
interaksi social akan semakin memiliki tingkat pengetahuan dan pengalaman yang
mampu mendorong pertumbuhan mental dan kribadian remaja dalam proses pencarian
jati dirinya. Sementara pengaruhnya bagi perkembangan biologis,dimna dalam interaksi
social ini juga seorang remaja akan semakin memperoleh pengetahuan dan pengalaman
yang manmpu memberi pemahaman tentang bagaimna membangun pola hidup sehat
sebagai kelanjutan dari perkembangan bilogis yang baik.namun aspek social ini juga
dapat memberi dampak yang buruk bagi aspek pisikologi dan biologis dimana sering kali
situasi social yang buruk sering berdampak tumbuhnya psikologi yang negative : seperti
kesombongan,dan kurangnya nilai moral dan etika seorang remaja, sementara dampak
buruknya bagi aspek biologis ialah di mana hilangnya kesadaran terhadap pentingnya
pola hidup sehat sebagai penopang pertumbuhan biologis yang baik yang di sebabkan
oleh tututan pergaulan ditengah- tengah kehidupan social yang buruk karna dalam
kehidupan social yang buruk seringkali memberikan tawaran- tawaran yang memaksa
remaja untuk mengorbankan biologisnya seperti :
Walaupun tujuan dan fungsinya adalah untuk membantu dan memudahkan manusia, tapi
saat ini manusia menjadi semakin tergantung kepada teknologi. Di satu sisi teknologi membantu
manusia, tapi di sisi yang lain teknologi juga memberi pengaruh dan dampak negatif dalam
kehidupan manusia.
- Ketergantungan manusia terhadap kendaraan bermotor. Terkadang tempat yang akan
kita tuju hanya dekat dan bisa ditempuh dengan jalan kaki, tapi kita menggunakan
kendaraan. Penggunaan kedaraan bermotor juga menyebabkan udara menjadi
tercemar oleh asap kendaraan bermotor.
- Peralatan elekronik membutuhkan listrik. Ketika listrik mati, seolah kehidupan kita
berhenti karena tidak ada listrik untuk membantu kita berkativitas.
- Kecanduan kepada internet, media sosial, dan game online, sehingga mengurangi
waktu untuk belajar dan melakukan hal-hal bermanfaat
- Teknologi digunakan untuk pengedaran dan penggunaan narkoba.
- Menciptakan budaya konsumtif, hedonis dan materialistis.
- Akses terhadap situs porno, yang bisa memicu terjadi seks di luar nikah hingga aborsi
dan infeksi penyakit menular seksual.
C. Perubahan Nilai
Teknologi, informasi dan globalisasi jelas adalah hal yang baik untuk kita manusia
terutama remaja dalam kita menjalani kehidupan di zaman ini. Ada banyak hal positif yang bisa
kita dapatkan melalui perkembangan teknologi dan globalisasi. Kita menjadi sangat dimudahkan
dan dibantu dengan keberadaan teknologi, informasi dan globalisasi.
Tapi di sisi lain ada banyak hal negatif yang mengiringi perkembangan teknologi,
informasi dan globalisasi. Ketiga hal ini yang pada awalnya kita anggap baik dan membantu
ternyata membawa kita pada hal-hal yang tidak kita duga sebelumnya. Siapa yang menyangka
manusia akan menjadi sangat tergantung kepada ketiga hal tersebut? Seolah manusia tidak bisa
hidup tanpanya. Bahkan muncul kesan manusia sudah menjadi budak teknologi, informasi,
globalisasi beserta perkembangannya.
Bagaimana Remaja GMIM bersikap terhadap teknologi, informasi dan globalisasi?
Kita harus terbuka terhadap perkembangan teknologi, informasi dan globalisasi tapi kita
juga harus hati-hati dalam memanfaatkannya mengingat berbagai hal negatif yang ada
bersamanya. Jangan memanfaatkannya secara berlebihan dan menjadi budak. Gunakanlah
hikmat dan tidak menjadi bodoh dalam menyikapi hal ini seperti yang tertulis dalam Amsal 1 : 7
“Takut akan Tuhan adalah permulaan pengetahuan, tetapi orang bodoh menghina hikmat dan
didikan”. Ketiga hal ini juga harus dipercayai sebagai anugerah Tuhan sehingga harus digunakan
dengan bijak.
Pada akhirnya kita sebagai remaja gereja harus mengutamakan Tuhan dalam kehidupan
kita. Mintalah tuntunan dan penyertaan Tuhan dalam setiap langkah hidup kita di dunia ini.
Paulus menasehatkan dalam Roma 12:2 “Janganlah kamu menjadi serupa dengan dunia ini,
tetapi berubahlah oleh pembaharuan budimu, sehingga kamu dapat membedakan manakah
kehendak Allah: apa yang baik, yang berkenan kepada Allah dan yang sempurna”
2) Tahap Pelaksanaan
Berangkat dari persiapan-persiapan yang telah dilakukan dengan baik, pada waktu
pelaksanaannya hendaklah :
Datang lebih awal, kira-kira 15-30 menit sebelum acara dimulai untuk mengecek dan
memeriksa kembali kesiapan ruangan/tempat, perlengkapan, pendukung acara atau
suasana ke lingkungan sekitarnya, termasuk kesiapan diri setiap pengisi acara.
Sebelum acara di mulai, ajaklah semua pendukung acara (panitia, pembicara, pengisi
acara) untuk berdoa bersama. Dalam tahap ini, perhatikan kekudusan hidup dan
periksa motivasi dan diri di hadapan Tuhan. Ada yang tidak beres … dosa? Akuilah
dan mohon pembaharuan dari Tuhan.
Diusahakan supaya acara tepat dimulai pada waktunya.
Tampillah dengan penuh keyakinan dan penyerahan diri kepada Kristus.
Berdiri di tempat yang dapat menjangkau perhatian semua peserta/jemaat, perhatikan
cara berdiri, jangan kaku, membungkuk atau miring. Usahakanlah yang wajar dan
penuh wibawa rohani, hindarilah juga gerakan-gerakan yang tidak perlu.
Mulailah acara dengan penuh semangat dan sukacita, wajah senyum, ceria (tidak
loyo), kata-kata harus jelas dengan intonasi suara (keras, lembut, dll).
Pandangan terarah pada seluruh peserta/jemaat dengan tatapan yang penuh kasih.
Ekspresi berjalan sesuai dengan nada ajakan atau komentar.
Sebutkan nama pembicara/pengisi acara dengan jelas, sopan dan menarik, jika perlu
sebutkan latar belakang pembicara tanpa berlebihan (wajar) sekaligus menyampaikan
penghargaan/terima kasih atas keterlibatannya.
Lagu-lagu yang akan dinyanyikan harus hafal syairnya dan nomornya sesuai dengan
Kidung Jemaat atau buku lagu rohani.
Lagu-lagu yang telah dipilih sudah diketahui nadanya, iramanya (harus kompak
dengan pemain musik).
Bila memakai gerakan tangan, posisi tangan harus dapat dilihat oleh jemaat sebagai
palu.
Fleksibilitas sangat diperlukan bila terjadi tiba-tiba (misalnya rela mengorbankan
sebagian lagu-lagu yang telah dipersiapkan sebelumnya).
Perlu kepekaan terhadap cuaca (dingin/panas), waktu (pagi/siang/malam).
Akhirilah acara dengan salam kasih dan bahasa yang menarik dan membangun
sehingga membawa kesan yang mendalam bagi tiap orang yang hadir, terutama
peserta/jemaat mendapatkan kebenaran Firman Tuhan dan rindu untuk menerapkan
dalam kehidupannya.
Seperti yang telah disebutkan sebelumnya, tugas pemimpin acara selain menyusun,
memandu/memimpin acara, juga perlu memiliki kemampuan menyiapkan
mengarahkan dan menguasai suasana. Bagaimana caranya?
Memiliki kerohanian yang terpelihara baik, dimana sikap penyerahan diri
secara terus-menerus pada pimpinan Roh Kudus. Orang yang sungguh-
sungguh terus-menerus siap memberikan hidupnya diarahkan, dikuasai oleh
Roh Kudus sepanjang waktu pelayanannya setiap saat, mengarahkan dan
menguasai suasana.
Terus-menerus melatih keterampilan dan mengembangkannya.
3) Tahap Evaluasi
Pada tahap ini, sering diabaikan orang. Padahal pemimpin acara perlu mendapatkan
masukan-masukan mengenai acara yang berlangsung.Apakah sesuai dengan tujuan yang
telah ditetapkan sebelumnya, atau tidak. Hal-hal yang perlu mendapat koreksi sehingga
pelaksanaan acara mendatang akan lebih baik lagi. Selain itu, sangat bermanfaat bagi
pemimpin acara itu sendiri sehingga memacu dirinya untuk terus melatih diri dan
meningkatkan keterampilan/potensinya.
Yang lebih penting lagi pada evaluasi ini, pimpinan acara beserta pendukung acara perlu
berdoa bersama, mengucap syukur untuk terselenggaranya acara dan menyerahkan hasilnya
kepada Tuhan sang pemilik pelayanan, sebab bukanlah kita ini hanya alat instrumen Allah.
4. PENUTUP
Pusat ibadah (Acara Persekutuan Kristen) adalah Allah yang bersemayam di Sorga,
karena itu pemimpin dalam kekudusan dan kemenangan supaya Allah dimuliakan dalam
ibadah dan menjadi berkat sehingga akan membangun jemaat Tuhan.
Melayani Tuhan adalah hal yang terindah dan mulia, karena itu layanilah Tuhan dengan
sungguh-sungguh.
Meskipun Alkitab tidak terlalu sering menyapa orang muda secra langsung,namun
petunjuk yang ada dapat member arah yang jelas. Arah Alkitabiah untuk pelayanan
Remaja mancakup :
Arti, identitas, tujuan hidup, dan hak serta kewajiban memilih. Raja Salomo memkirkan
segala segi kehidupan manusia. Ia member petunjuk sebagai berikut :
Bersukacitalah hai Pemuda dalam kemudaanmu ……
Ingatlah akan penciptamu pada masa mudamu …… (Pengkh. 11:9;12:1)
Kepada Timotius, Rasul Paulus memberikan nasehat didikan sebagai berikut :
Dari ungkapan Salomo dan Rasul Paulus tersebut, ada empat petunjuk sebagai arah pelayanan
remaja Gereja, yaitu :
Dalam situasi yang sedemikian “matang” dan “mantap” nasehat Paulus hadir
(mengherankan) : “Jauhilah nafsu orang muda”. Nasehat itu didahului dengan suatu
gambaran yang menarik. Sebuah rumah besar, rumah orang berada, mempunyai banyak
prabot. Ada prabot istimewah dari emas dan perak. Ada prabot dari tanah liat dan kayu di
dapur (II Timotius 2 : 20-22). Paulus tidak memberi larangan, ia member satu pilihan :
“Timotius engkau menentukan apakah dipakai untuk keperluan istimewah atau keperluan
biasa. Tergantung sikapmu terhadap nafsu orang muda” Paulus tidak menekan Timotius,
ia merangsang pilihan terbaik yang murni muncul dari hati.
Paradox kedua adalah bahwa kehendak seseorang paling kuat bertumbuh dan
berkembang dalam mengendalikan seksualitasnya. Maksudnya seperti kuda harus di kekang dan
dilatih untuk menuruti tuannya. Seksualitas harus dikenali sehingga tidak menguasai melainkan
menjadi dinamaika yang positif dan mengembirakan dalam hubungan dengan orang lain. Dalam
Amsal 16 : 23 Salomo mengatakan “Orang yang menguasai dirinya melebihi orang yang
merebut kota.
Pertama : Pengenalan akan Tuhan (Pencipta) sebagai atah studi. Menurut Salomo dalam Amsal
1 : 7, “Takut akan Tuhan adalah permulaan pengetahuan tetapi orang bodoh menghina hikmat
dan didikan “Kalimat ini mengandung makna untuk memperoleh pengetahuan harus bersumber
pada “takut akan Tuhan”
Persoalan bagi kita adalah : Bagaimana seseorang takut akan Tuhan jika ia tidak mengenalNya;
dan bagaimana seseorang mengenal Tuhannya jika ia tidak mendapat pelajaran (didikan dan
pengetahuan) akan Tuhan. Dalam konteks piker tersebut, saya berpendapat bahwa arah pertama
studi (pendidikan) bagi Remaja adalah pendidikan dan pengetahuan dari Tuhan, oleh Tuhan dan
untuk Tuhan melalui orang tua (dewasa). Berbicara tentang orang tua menunjuk pada keluarga
sebagai lembaga pertama dan utama dalam pendidikan Manusia (anak). Pengenalan akan Tuhan
(tentang kasih Tuhan) menurut Musa harus di ajarkan berulang – ulang; diajarkan turun-temurun
(sepanjang hayat) dan diajarkan dalam segala situasi dan tempat tanpa dibatasi oleh ruang dan
waktu. (Ul. 6 : 4-8). Mengapa ? “Karena Tuhanlah yang memberikan hikmat dari mulutNya
datang pengetahuan dan kepandaian” (Amsal 2 : 6)
Kedua : Pengenaln akan “kedirian” Setelah diperkenalkan dengan sang pencipta tetang hakikat
dan otoritasNya maka arah studi yang kedua adalah pengenalan akan potensi ”kedirian” baik
menyangkut aspek fisik, psikis, mental psikologi, dan intelektual social.
Dalam kejadian 1 tentang penciptaan; manusia diciptakan menjadi “mandataris” Allah terhadap
segala lingkungan ciptaaNya (Kej. 1 : 26 – 27 ) Untuk apa ? “mengusahakan dan memelihara”
ciptaanNya. (2:5) Tanpa memiliki dan menguasai IPTEK manusia tidak dapat menjalankan
tugasnya sebagai mandataris.
Mengapa diusahakan atau dipelihara ? … Allah menghendaki damai sejahtera ( 1 Kor. 14 : 33)
Keempat : Mampu membedakan mana yang baik dan mana yang tidak baik … “Orang bodoh
menghina hikmat dan didikan” (Ams. 1 : 7). Bagaimana seseorang dapat membedakan yang baik
dan tidak baik jika ia sendiri bodoh, tidak berhikmat dan berakal budi.
Kelima : Tugas dan tanggung jawab Gereja dalam melaksanakan amanat Agung Yesus Kristus”
Kerena itu pergilah jadikanlah semua bangsa muridKu dan ajarlah mereka melakukan segala
sesuatu yang telah Kuperintahkan kepadamu (Matius 28 : 19-20)
5. AKHIR KATA
Manakah yang utama dan pertama studi atau pelayanan ? paradox contravercial akan sulit
terhindari jika konteks berpikir mengarah pada pemisahan antara studi dan pelayanan.
Apa artinya bagi seorang Remaja yang tanpa kenal waktu melayani mengorbankan segala-
galanya untuk dan demi pelayanan tapi saat menghadapi ujian semester harus nyontek. Atau
berbuat curang dalam ujian dengan alas an Tuhan berkenan lalu apa artinya “pelayanan”
dipersilahkan tatkala hasil ujian harus dihargai dengan nilai C atau malah D ? Bukan rahasia :
Tidak sedikit orang muda taat beribadah rajin melayani tapi tatkala ujian usai turut dalam iring-
iringan prosesi “ke rumah sang guru” untuk perbaikan nilai. (mungkin untuk siswa Remaja
kurang di jumpai)
Menurut saya kejujuran dalam segala hal selama proses belajar adalah wujud dan bentuk
pelayanan (kesaksian)kongkrit bagi seorang Remaja Gereja. Prestasi puncak baik (menempati
rangking) dalam studi adalah kesaksian yang hidup bagi Pelayanan Remaja. Studi adalah sarana
pelayanan dan pelayanan adalah prestasi studi.
“Didiklah orang muda menurut jalan yang patut baginya, maka pada masa tuanya pun ia
tidak menyimpang dari pada jalannya itu.
(Amsal 22 : 6 )
MATERI LKRG TARUNA
PENGANTAR
“Dambaan” adalah sesuatu yang berupa impian, cita-cita yang diharapkan dapat terwujud atau menjadi
kenyataan.
Setiap orang atau organisasi mempunyai dambaan masing-masing. Dambaan itupun bermacam-macam
bentuk atau jenis, bisa berupa pribadi atau kelompok (institusi).
Disamping itu, suatu dambaan biasanya erat kaitan dengan situasi atau kondisi, baik pribadi atau
institusi serta lingkungan secara universal yang dipengaruhi (distimulir) oleh pesatnya kemajuan dan
perkembangan teknologi dalam berbagai bidang sebagai akibat dari proses globalisasi.
Seorang anak remaja (siswa) di sebuah desa terpencil dengan kondisi kehidupan yang
lemah “mendambakan” agar suatu ketika ia boleh menamatkan pendidikannya (SMP) dan sesudah itu ia
akan membantu orang tuanya yang hidup miskin untuk kelangsungan hidup keluarga (bekerja membantu
orang tua dan tidak melanjutkan studi).
Sementara seorang anak remaja (siswa) yang lain, yang keadaan ekonomi keluarganya sama dengan
anak remaja yang disebutkan di atas “mendambakan” agar ia boleh melanjutkan pendidikannya sampai
pada jenjang Sarjana agar suatu ketika dengan bekal ilmu pengetahuan dia dapat merubah kehidupan
keluarganya keluar dari kemiskinan.
Lain halnya dengan seorang anak remaja (siswa) di kota yang keluarganya dianggap mampu
(berkecukupan). Ketika teman sekelasnya punya fasilitas perangkat multimedia/ internet di rumah, dia
“mendambakan” agar suatu ketika dia juga boleh memiliki fasilitas seperti temannya.
Seorang remaja yang mulai beranjak dewasa, ketika mulai timbul dorongan untuk “pacaran” , ia
mendambakan kelak boleh mendapatkan pacar yang ideal baginya.
Seorang siswa “mendambakan” kelak pada suatu saat dia boleh menjadi seorang sarjana dan kemudian
mengabdikan diri untuk gereja dan masyarakat.
Orang tua, masing-masing mempunyai “dambaan” untuk kehidupan masa depan keluarganya (termasuk
masa depan anak-anaknya).
Demikian halnya dengan sebuah institusi (organisasi) dalam menjalankan roda organisasinya
mempunyai “dambaan” sesuai dengan hakekat, funsi dan tujuan dari organisasi tersebut.
Pendek kata, baik secara pribadi maupun sebagai organisasi, “dambaan” adalah “titik sentral”
keberadaan seseorang atau sebuah organisasi. Seseorang atau sebuah organisasi tanpa memiliki
“dambaan” pada hakekatnya “mati”.
Powel membagi masa remaja menjadi : “Pre-adoloscence from ten to twelve years; Early adolescence
from thirteen to sixteen years; and late adolescence from seventeen to twenty one years”.
Dr. Singgih D. Gunarsa menentukan masa remaja adalh berumur sekitar 12 – 22 tahun.
Luella Cole menggolongkan masa remaja meliputi tahap awal adolosensi (13 – 15), pertengahan
adolosensi (16 – 18) dan akhir adolosensi (19 – 21/22).
Dalam undang-undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 2002 Tentang Perlindungan Anak (Bab I
pasal 1 ayat 1) disebutkan : “Anak adalah seseorang yang belum berusia 18 (delapan belas) tahun,
termasuk anak yang masih dalam kandungan”.
Dalam Tata Gereja GMIM tahun 1999 Peraturan tentang Pelayanan Kategorial Bab I Pasal 2 ayat 3
disebutkan bahwa yang dimaksud dengan remaja adalah : Remaja GMIM dengan klasifikasi sebagai
berikut :
a. Dari segi usia remaja berusia12 – 17 tahun.
b. Dari segi aktifitas adalah remja yang belum mengikuti kegiatan pemuda tapi tidak lagi mengikuti
kegiatan anak-anak.
c. Dari segi pendidikan adalah remaja yang duduk di bangku sekolah lanjutan tingkat pertama dan
awal sekolah lanjutan tingkat atas.
PENUTUP
Masa depan cerah (MDC) adalah dambaan setiap orang. Untuk meraih dambaan tersebut
dibutuhkan kerja keras dan kesungguhan serta takut akan Tuhan.
Tuhan memiliki rancangan masa depan yang terbaik dan terindah bagi setiap insan
manusia, Tuhan mengetahui apa yang terbaik bagi setiap orang. “Damai Sejahtera” adalah rancangan
Tuhan bagi setiap kita yang taat dan setia kepada-Nya.
Hari depan yangpenuh harapan adalah bagian dari setiap orang yang hidupnya dipersembahkan
untuk hormat dan kemuliaan Tuhan.
Yeremia 29 ayat 11
“Sebab Aku ini mengetahui rancangan-rancangan apa yang ada pada-Ku mengenai kamu, demikianlah
firman Tuhan, yaitu rancangan damai sejahtera dan bukan rancangan kecelakaan, untuk memberikan
kepadamu hari depan yang penuh harapan”
BELAJAR BERKHOTBAH
1. KHOTBAH
Arti : Pemberitaan Firman Allah dalam konkrit manusia.
Unsur : Firman Allah dan situasi konkrit manusia.
Dasar : Lukas 4:16; Kisah Para Rasul 13:13-16
1. PENDAHULUAN
Manusia adalah makhluk sosial. Ini berarti, bahwa manusia tidak dapat hidup seorang diri
melainkan bersama-sama dengan orang lain. Dalam kehidupan bersama orang lain itulah
manusia berhubungan satu dengan yang lain.
Hubungan tersebut boleh berarti hubungan antara satu orang dengan satu orang yang lain, satu
orang dengan beberapa orang dan beberapa orang dengan beberapa orang lainnya. Dalam
praktek kehidupan sehari-hari, jika hubungan tersebut terjadi dan hubungan tersebut dilakukan
dengan berdialog (bercakap) tentang suatu masalah, maka itulah yang disebut diskusi.Jika
percakapan itu dilakukan secara terarah dan direncanakan secara bersama, maka dapatlah
dikatakan inilah yang disebut diskusi kelompok. Secara singkat, diskusi kelompok dapat
didefinisikan sebagai berikut :
“ Diskusi yang diikuti oleh sekelompok orang
yang mengikutsertakan seluruh anggotanya berpartisipasi
dalam proses diskusi
tentang suatu masalah yang ditentukan untuk mendapat pemecahan “.
5. PENUTUP
Demikianlah beberapa catatan tentang bagaimana belajar memimpin diskusi kelompok bagi
remaja. Perlu dipahami bahwa kemampuan untuk menjadi seorang pemimpin diskusi kelompok
yang baik adalah suatu proses. Dan bagi seorang remaja, hal ini hanya dapat terjadi melalui
latihan secara teratur.
MENGENAL ALIRAN, SEKTE DAN BIDAT
1. PENDAHULUAN
Satu fenomena sosio-religius pada tiga puluhan tahun terakhir ini di daerah
Sulawesi Utara, khususnya di “Minahasa” dan Manado adalah tumbuh suburnya
aliran/persekutuan/yayasan “Kristen” yang dari padanya ada yang bermuara pada
munculnya satu “golongan gereja”. Fenomena ini sedikit banyak menggelisahkan bahkan
membingungkan gereja karena anggota dan aliran/persekutuan/yayasan ini ternyata tetap
anggota suatu gereja walaupun tidak sepenuhnya lagi mengikuti aktivitas gereja/jemaat
yang bersangkutan. Mencermati fenomena ini sajian materi ini distrukturkan sebagai
berikut : latar belakang, pokok ajaran prakteknya yang diakhiri dengan beberapa
kesimpulan.
2. PENGERTIAN
a. Gereja
Dalam kehidupan sehari-hari kita menemukan beberapa pengertian tentang gereja,
yakni :
pertama : gedung atau bangunan misalnya Nampak dalam ungkapan : rapat panitia
Paskah dan LKRG tanggal 25 April 2009 akan dilangsungkan di gereja sesudah
ibadah malam. Jadi jelas yang dimaksudkan dengan gereja adalah gedung atau
bangunannya.
kedua : organisasi, misalnya : tercatat di bidang Bimas Kristen Depag Sulut ada 40
golongan gereja di Sulawesi Utara, mulai dari Germita, GMIS, GMIM, KGPM, dll.
ketiga : persekutuan orang yang percaya pada Yesus Kristus (band. 1 Petrus 2: 9-10).
Pengertian ini biasanya diangkat dari kata dasar bahasa Yunani ekklesia (ek=keluar
dari dan kaleow=dipanggil). Kemudian kata gereja dihubungkan dengan kata Igreya
(Portugis). Kata gereja pun dihubungkan dengan dengan kata Yunani kuryake = apa
yang menjadi/terhisap pada Kuryos/Tuhan.
Dari kata kuryake inilah maka muncul pula kata church (Inggris), kerk (Belanda), dan
kirche (Jerman).
Dari pengertian yang ketiga ini maka ada beberapa segi dalam gereja yakni :
- Segi obyektif : Gereja dilihat sebagai tempat dimana manusia bertemu dengan
keselamatan yang diberikan Allah kepada Yesus Kristus. Dengan kata lain gereja
dipahami sebagai “institusi yang memperkenalkan/memberitakan keselamatan”.
- Segi Subyektif : Gereja adalah ungkapan iman orang percaya, satu persekutuan
yang dibentuk manusia untuk bersama-sama bertumbuh dalam iman dan untuk
menyebarkan Injil Yesus Kristus dimana-mana supaya umat Allah di dunia
semakin berkembang.
- Segi Apostoler : Gereja tidak hanya merupakan jembatan antara Allah dan orang
percaya tetapi jembatan antara Allah dan dunia. “Gereja adalah persekutuan orang
percaya yang diutus untuk mengantar keselamatan yang dianugerahkan Allah
kepada seluruh dunia”.
b. Aliran
Kata ini menunjukkan paham/aliran yang dimuat oleh gereja misalnya Lutheran,
Calvinis, walaupun diperiksa dengan teliti banyak unsur ajaran dan praktek dalam
gereja tersebut yang berasal dari aliran lain. Bila dihubungkan dengan pokok
pembahasan, maka muncullah apa yang dinamakan garis utama atau aliran/arus
utama (mainline atau mainstream). Tentang istilah aliran utama lebih menekankan
pada gereja-gereja yang setia pada ajaran bapa-bapa gereja (Luther, Calvin, dll) yang
sering disebut ortodoksi reformatoris yakni sola scriptura (hanya oleh alkitab) yang
menjadi patokan.
Karena itulah dikenal : aliran Lutheran dan Calvinis (reformed) termasuk
pietisme. Sebagian besar Gereja Protestan di Indonesia mengenal paham/aliran
Lutheran dan Calvinis. Lalu muncullah aliran Baptis, metodis kemudian Pentakostal,
Kharismatis, Evangelical atau Injili. Pada 30-an tahun terakhir ini aliran Pentakostal,
Kharismatis, dan Evangelical berkembang pesat. Kemudian muncul aliran Milenaris
yang menekankan akhir zaman dan kerajaan seribu tahun yang diwakili oleh aliran
Adventis dan Saksi Yehova. Kemudian muncul di Indonesia Children of God (Family
of love) dan Gereja Setan.
c. Bidat dan Sekte
Kata bidat berasal dari kata Arab, bidat atau bid(a)ah atau bid’ah. Perkataan ini
menunjukkan suatu ajaran atau aliran yang tertentu menyimpang dari ajaran resmi.
Sedangkan kata sekte berasal dari kata Latin sequor = mengikuti, atau kata secare
yang berarti memisahkan diri.
Oleh sebab itu sekte diartikan dengan himpunan pengikut-pengikut seorang
pemuka atau suatu ajaran tertentu. Sekte biasa juga diartikan dengan “jemaat-jemaat
kecil yang bertentangan dengan gereja yang besar”. Selanjutnya Hutten yang dikutib
Verkuyl menyatakan bahwa pengertian sekte adalah suatu “pengertian relasi”. Jadi
mempelajari sekte… kita harus senantiasa bertanya : dalam relasi mana sekte ini
berdiri terhadap suatu golongan gereja tertentu, hingga dimana ajaran dan praktek
gereja-gereja tertentu. Jika sekte ini kita tinjau dari sudut ini maka dapat dikatakan
bahwa seberapa pasal yang tertentu sekte-sekte protestan ini secara sadar atau tidak
hidup dalam suatu antitesa terhadap gereja-gereja Reformasi.
Selanjutnya Saruan menambahkan bahwa sekte dari kata sect yang berarti
kelompok yang disatukan oleh pendapat atau kepercayaan yang berbeda dari
pendapat dan kepercayaan umum. Sekte juga dari kata Herecy yang berarti berselisih
paham atau pendapat praktek yang menyimpang dari suatu teori dominan. Oleh sebab
itu dari pengertian teologi kata sekte dan bidat menunjuk pada pengertian
penyimpangan dari “ajaran resmi”. Yang dimaksud dengan penyimpangan dari ajaran
resmi ialah ajaran yang dominan, yang standar diterima umum.
b. Gerakan Kharismatik
Gerakan Kharismatik tampil dalam bentuk kelompok-kelompok doa, mengisi
kekosongan hidup dengan memperhadapkan kekristenan dalam format iman yang
bernyala-nyala, tuntutan yang serius, persaudaraan yang hangat dan karunia-karunia
yang nyata. Aktivis kelompok doa rajin mendalami alkitab dengan menonjolkan
penguasaan alkitab (terlepas dari benar tidaknya penafsiran tersebut), berkosakata
Kristen yang kha, nyanyian-nyanyian yang menggugah, saling mendoakan atas
persoalan pribadi, penonjolan kesalehan pribadi serta karunia-karunia Roh terutama
berbahasa lidah dan penyembuhan ilahi. Yang terjaring dalam kelompok ini biasanya
golongan menengah keatas, para pemuda, mahasiswa, mereka yang mempunyai
masalah pribadi yang berat, ada pula yang merasa tersisih dalam jemaat.
Ajaran pokoknya hamper sama dengan aliran Pentakostal antaranya :
- Penyerahan diri yang dalam pada Yesus, Tuhan hadir dan membebaskan manusia
dari si jahat dan memberi kesembuhan.
- Puji-pujian yang lahir dari lubuk hati sehingga orang memiliki kemampuan baru
untuk memuliakan Allah.
- Kecintaan pada Alkitab.
- Penginjilan secara efektif.
- Karunia-karunia Roh (I Korintus 12:8-10) terutama bahasa lidah, nubuat dan
penyembuhan.
- Pengharapan akan akhir zaman.
5. BEBERAPA KESIMPULAN
Dari apa yang telah diuraikan di atas, maka dapat disimpulkan sebagai berikut :
Gereja adalah persekutuan orang yang dipanggil Yesus Kristus dan hidup dalam
keselamatannya. Dalam perkembangannya, gereja sering terjebak pada organisasi dan
pelayanannya dilaksanakan secara rutin yang mengarah pada baku dan kaku sehingga
agak kurang memperhatikan kebutuhan iman/rohani warganya. Kalaupun ada, maka lebih
bersifat doktrinal/teologis yang intelektualistis.
Lagu-lagunya juga adalah kebanyakan terjemahan dari lagu-lagu Barat dan kurang
hidup/menyentuh hati, praktis dan sederhana. Akibat dari situasi dan kondisi gereja yang
demikian maka muncullah gerakan kebangunan rohani dalam lingkungan gereja baik di
Eropa dan Amerika yang sebenarnya adalah merupakan protes terhadap gereja. Tujuan
utama aliran/ajaran ini adalah mengabarkan injil sampai ke ujung dunia serta
memenangkan jiwa bagi Kristus. Sayangnya ialah mereka lebih suka bekerja di kalangan
yang sudah Kristen sehingga gereja melihatnya sebagai sebuah penyimpangan dari
aliran/ajaran resmi sehingga mereka disebut aliran, bidat dan sekte antitese ajaran dan
kehidupan gereja.
Pada awalnya gerakan ini lahir di dunia barat lalu dibawa oleh para penginjil ke
Indonesia termasuk ke Minahasa, dan dengan demikian merupakan barang impor dan
baru. Mendarat dan berkembangnya dengan “mantap” aliran/sekte/bidat ini karena ajaran
dan praktek kegamaannya sangat menyentuh hati dan menjawab kebutuhan rohani
kalangan menengah ke atas, remaja-pemuda, dan mahasiswa serta kalangan bawah yang
memiliki masalah yang tak terselesaikan. Ajaran mereka didasarkan pada kesaksian
alkitab dengan menekankan pokok-pokok tertentu yang dianggap sebagai kebenaran
seluruh alkitab.
Sebenarnya munculnya “aliran, bidat dan sekte” adalah sebagai koreksi terhadap gereja
yang secara positif dapat membuat gereja sadar akan kekurangannya selama ini dalam
pelayanan. Namun yang terjadi ialah gereja seakan “memusuhinya” sedangkan warga
gereja semakin banyak tertarik pada aliran-aliran ini. Sebaliknya, barangkali aliran, bidat,
sekte ini perlu juga mengkoreksi diri dalam arti kembali kepada semangat yang pertama
yakni mengabarkan injil sampai ke ujung bumi serta membawa jiwa-jiwa pada Kristus
dan bukannya mengolah lahan yang sedang diolah gereja.
Semoga menjadi berkat.
Membaca buku
Berikut ini hal-hal yang perlu di perhatikan apabila kita ingin mandapatkan hasil terbaik
dalam membaca buku :
1. Cirri-ciri membaca buku yang efisien :
1.1. Membpunyai kebiasaan yang baik dalam membaca
1.2. Mengerti isi buku yang dibacanya
1.3. Sehabis membaca dapat mengingat sebagian besar pokok-pokok yang dibacanya
1.4. Dapat membaca dengan cepat
2. Kebiasaan yang baik dalam membaca :
2.1. Mengindahkan syarat kesehatan dalam membaca, terutama untuk kesehatan mata
2.2. Menyusun rencana dan mengatur penggunaan waktu untuk membaca
2.3. Mengenal dan mengunjungi perpustakaan dan toko buku
3. Membaca selektif dengan melakukan hal-hal sebagai berikut :
3.1. Survey (penyelidikan)
3.2. Question (bertanya)
3.3. Recite (mengucapkan kembali)
3.4. Review (mengulangi)
Merangkum/meringkas buku
Merangkum dan meringkas buku adalah suatu usaha untuk :
1. Untuk mencerna atau memahami isi buku
2. Membuat menjadi beberapa lembar untuk memudahkan memahami atau mengahafalnya
3. Mengambil intisari atau pokok pikiran
Belajar kelompok
Belajar kelompok merupakan usaha lain dalam belajar sehingga lebih mendalami bahan
dan acuan yang telah dibaca dalam buku, mengatur pengetahuan bahkan membandingkannya
serta membatasi mana yang penting dan yang tidak penting. Kegunaan belajar kelompok antara
lain adalah :
1. Mengalangkan minat belajar
2. Kebanyakan pekerjaan lebih mudah dan lebih efisien kalau digarap oleh satu kelompok
3. Dalam sebuah diskusi kelompok dapat mempermudah kita memahami acuan dan teori
secara menyeluruh
4. Belajar kelompok kita akan memcapai standar pengetahuan untuk kelompok secara
menyeluruh
5. Dengan berdiskusi dalam kelompok kita melatih diri untuk menerima kritik,toleransi dan
menghilangkan sikap ekstrim dalam kepercayaan diri kita
Untuk melakukan diskusi dalam kelompok perlu ada aturan sebagai berikut :
1. Kelompok belajar itu biarlah kecil supaya memberi peluang kepada tiap-tiap orang dapat
berbicara dan aturlah supaya tiap-tiap orang mendapat giliran menyampaikan pendapat
2. Ideal suatu kelompok belajar minimal 4 orang dan maksimal 8 orang
3. Untuk menciptakan diskusi yang bebas, anggota kelompok harus terdiri dari orang –
orang yang sama tarafnya
4. Tiap-tiap orang mestinya berbicara mengikuti gilirannya
5. Setiap orang mesti ada persiapan sebelumnya
6. Diskusi itu janganlah jadi ajang ngerumpi
7. Sebaiknya ada seorang ketua yang mengatur,mengarahkan bahkan mengawasi jalannya
diskusi
Prinsip bekerja
Dalam bekerja, ada beberapa prinsip yang harus diperhatikan untuk mencapai
Efektifitas :
1. Kerja adalah bagian yang utuh dari kehidupan
2. Tidak bekerja, tidak makan
3. Kerja keras memberikan kepuasan
4. Setiap pekerjaan yang baik/halal harus dihormati
5. Setiap orang harus bekerja
Ada beberapa alasan mengapa setiap orang harus bekerja, antara lain
Beberapa teknik yang dapat kita pakai dan kembangkan dalam bekerja efektif :
1. Jangan bermalas-malasan
2. Nikmati dan senangilah pekerjaan tersebut
3. Bangga dan merasa puaslah dengan pekerjaan anda
4. Kenali minat dan bakat anda dalam pekerjaan
5. Lakukanlah pekerjaan yang baik
6. Jangan memilih-milih pekerjaan
7. Hargailah pekerjaan anda
8. Jangan anggap pekerjaan sebagai beban atau musuh
9. Jangan jadikan pekerjaan sebagai tempat pelarian
10. Ingatlah bahwa pekerjaan itu perlu untuk kelangsungan hidup
11. Terima dan syukuri pekerjaan sebagai karunia Tuhan
12. Orientasikan pekerjaan kepada hasil
13. Jadikan kesempurnaan tolak ukur pekerjaan anada
14. Bersikaplah rileks dan jagan tegang dalam bekerja
15. Bekerjalah dengan antusias
16. Bekerjalah dengan segenap kemampuanmu
BELAJAR BERBICARA
1. PENDAHULUAN
Salah satu keberhasilan seseorang dalam pergaulan kehidupan antara manusia dapat dicapai
berkat kemampuan dan keterampilannya melakukan hubungan melalui kepandaian
berbicara.Hubungan antara manusia merupakan jembatan dan berbicara merupakan tali pegangan
untuk mencapai sukses dalam pergaulan manusia bermasyarakat.Berbicara adalah menghasilkan
buah pikiran positif untuk memecahkan masalah dalam pergaulan antra manusia, sehingga
berbicara mengandung makna pertimbangan, pikiran, perundingan, perkara dan berkata-kata atau
bercakap-cakap dengan mengeluarkan suara yang dapat dimengerti sebagai ungkapan pikiran
atau perasaan dalam jiwa. Dengan bercakap-cakap seseorang berusaha mengeluarkan pendapat,
ide, isi hati, buah pikiran yang terkandung dalam jiwanya sehingga percakapan menjadi alat
ampuh dalam komunikasi antar individu dalam masyarakat. Berbicara atau bercakap-cakap
dalam seluruh bentuk interaksi antar manusia adalah sangat penting karena dilaksanakan oleh
kita semenjak lahir ke dunia, bahkan 99% hubungan antar manusia sepanjang hari terdiri dari
percakapan.
2. TUJUAN BERBICARA
Menulis bercakap-cakap satu dengan yang lainnya adalah untuk menjalin dan memelihara
hubungan dan menyediakan kebutuhan akan keterangan yang dibutuhkan bagi perkembangan
dirinya sehingga tercipta kejelasan pemahaman dan pengertian bersama dan dapat mendorong
hasrat manusia untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan bergaul dan mengeluarkan pendapat
sesuai dengan kodrat kemanusiaannya. Dengan demikian, tujuan berbicara adalah :
a. Untuk menjelaskan sesuatu yang terkandung dalam pikiran pembicara kepada lawan
berbicara.
b. Mempengaruhi lawan bicara menyesuaikan diri dengan apa yang dijelaskan atau apa
yang terdapat di dalam pikiran pembaca.
c. Menyakinkan lawan bicara agar mengidahkan apa yang dibicarakan dan melakukannya.
d. Memperoleh pedoman yang lebih jelas dari pengertian yang terkandung di dalam pikiran
pembaca.
e. Mengusahakan agar pokok pembicaraan dipahami oleh lawan bicara.
f. Memenuhi hasrat dorongan perkembangan kebutuhan hidup seseorang.
3. PRINSIP BERBICARA
Berbicara di depan kelompok lain adalah menjual gagasan, ide, pemikiran kepada pendengar
dengan harapan pendengar mau dan senang hati membeli gagasan, ide, pemikiran tersebut yang
bermanfaat baginya. Dapat disimpulkan prinsip-prinsip berbicara adalah sebagai berikut :
a. Memberi kesempatan berbicara kepada anggota/lawan berbicara yang terlibat dalam
pembicaraan.
b. Menatap berganti-ganti para peserta/lawan bicara secara menyeluruh.
c. Berbicara secara jelas.
d. Hindarilah berbisik dengan anggota lain pada saat terlibat pembicaraan.
e. Pokok pembicaraan sebaiknya dipilih secara umum.
4. TEKNIK BERBICARA
5. Untuk dapat berbicara dengan baik, seseorang dapat mempelajari dan melatih teknik tertentu
agar pembicaraan berlangsung dengan menyenangkan dan menjadikan percakapan sebagai
hubungan yang positif dalam suatu akrab/bersahabat.
Percakapan yang akrab adalah timbal balik menjadi pembicara dan pendengar yang saling
memberikan pokok pembicaraan/pesan, menerima persoalan, memberik tanggapan/usul-usul
sehingga percakapan akan berlangsung dengan saling pengertian, menghargai kemampuan dan
terjadi penyesuaian diri dengan situasi lingkungan diri, juga terciptanya kehangatan percakapan
dalam persaudaraan dan kebersamaan.
Dalam berbicara kita perlu :
a. Merencanakan pokok persoalan untuk dibicarakan.
b. Menyesuaikan situasi dengan lawan bicara.
c. Menanggapi setiap reaksi, saran, usul yang timbul dengan bijaksana.
d. Menghargai dan menghormati yang diajak bicara.
e. Kalau perlu menggunakan bantuan gerak-gerak anggota badan.
Hal lain yang perlu diperhatikan dalam berbicara adalah :
a. Percaya diri sebelum memulai pembicaraan.
b. Menetapkan tujuan pembicaraan dengan seksama.
c. Penguasaan bahan pembicaraan adalah mutlak.
d. Penyajian bahan harus menarik.
e. Menggambarkan ide/pikiran, hendaklah dalam bentuk tujuan yang jelas tanpa tumpang
tindih.
f. Menyesuaikan diri dengan pendengar.
g. Memecah-mecah masalah pokok menjadi masalah kecil yang lebih mudah diikuti.
h. Mendemonstrasikan dengan berbagai media kalau perlu.
i. Mengajar pendengar berbuat sesuatu, ketika mengikuti pembicaraan.
j. Menggunakan ekspresi, motivasi dan artikulasi yang baik.
k. Mengendalikan tertib dalam percakapan emosi.
l. Tenang dalam menyampaikan gagasan yang memakai kata-kata yang sopan.
Salah satu teknik yang dapat kita latih dan praktekakan dalam berbicara di depan
kelompok adalah : “ TIMMSCAT “.
T : Topic adalah judul permasalahan atau pokok permasalahan yang akan diuraikan
oleh pembicara.
I : Intent adalah tujuan pembicaraan yang diinginkan oleh pembicara dari para
pendengarnya.
M :Message adalah pesan atau gagasan, ide, pikiran yang menjadi urutan permasalahan
yang akan diutarakan di depan kelompok, pada prinsipnya pesan ini disampaikan
melalui tiga tahapan, yakni pendahuluan, isi permasalahan dan kesimpulan.
S : Summary adalah memberi ringkasan pokok permasalahan tahap demi tahap untuk
memudahkan pendengar mengikuti pembicaraan yang disampaikan.
C :Check up adalah menguji guna mengetahui seberapa banyak pokok masalah yang
disampaikan dapat diikuti oleh pendengar, serta reaksi atas apa yang disampaikan.
A : Assignment adalah pokok permasalahan yang dapat dikerjakan, dipikirkan dan
ajak pendengar untuk melakukannya di kemudian hari.
T : Take home adalah contoh, ringkasan, gambar-gambar dari yang dibicarakan.
Agar dapat mengungkapkan isi hati, gagasan dan ide secara teratur yang akan diucapkan di
depan umum, hal-hal yang penting untuk diperhatikan adalah :
Pertama-tama perlu merumuskan permasalahan (topic) dalam bentuk judul yang menarik.
Dengan member judul pembicaraan, maka pendengar secara tidak langsung sudah digirng
untuk mengetahui secara garis besar apa yang akan disampaikan.
Tahap selanjutnya adalah masalah yang secara sistematis akan disampaikan di depan
umum (intent) dengan pikirkan terlebih dahulu. Pendengar diharapkan akan belajar,
berpikir, berbuat atau merasakan apa yang sesuai dengan keinginan pembicara harus
menuturkannya.
Gunakan alat bantu untuk memperjelas dalam menyampaikan pembicaraan (material)
alat tersebut antara lain berupa denah, skema, LCD, film dan lain-lain.
Masalah yang akan disampaikan biasanya dibagi menjadi tiga bagian permasalahan,
yakni : pendahuluan (introduction), isi pembicaraan (body) dan kesimpulan (conclusion).
Pembicaraan di depan kelompok hendaknya diikuti dengan ringkasan-ringkasan dari
setiap bagian permasalahan agar dapat memancing para pendengar, apakah mengikuti
pembicaraan dengan baik.
Setiap selesai satu masalah (topic) disampaikan maka pembicaraan hendaklah diuji
kembali, apakah pendengar dapat mengikuti dengan baik dan memahami isi pembicaraan.
Ketika pembicara menyampaikan permasalahan, maka sebaiknya pendengar diberi
kesempatan untuk mengerjakan sesuatu atau berpikir sebentar sesaui pokok pembicaraan
yang baru diberikan.
Tahap akhir yang perlu diperhatikan oleh pembicara di depan kelompok adalah perlunya
si pembicara memberi kelengkapan bahan-bahan untuk penyempurnaan pemberian yang
disampaikan. Perlengkapan ini berupa ringkasan, daftar, rujukan ataupun gambar-gambar
dan buku.
Teknik berbicara melalui TIMMSCAT ini perlu dipelajari dan dilatih oleh para pemuda yang
ingin menjadi pembicara yang baik, supaya dapat mempengaruhi para pendengarnya,
sehingga memikat dan berhasil.
Dalam berbicara juga perlu kita memperhatikan penampilan kita dengan berpedoman pada :
a. Tataplah pendengar Anda ketika berbicara.
b. Bervariasilah keras, lunak, cepat, lambat surat dalam berbicara.
c. Berbicaralah dengan suara jelas dengan artikulasi yang tepat.
d. Gunakan gerak-gerik tangan, kepala atau wajah secara tepat.
e. Periksa sikap dan penampilan diri Anda.
f. Berusahalah dengan jelas dalam mengalihkan satu permasalahan ke permsalahan yang
lain.
g. Perhatikan dan dengarkan reaksi dan tanggapan pendengar.