Anda di halaman 1dari 11

Roma 5:1-11 (Rabu, 20)

Dalam Roma 1-4 Paulus memberikan penjelasan secara logis dan teratur mengenai
keselamatan di dalam Yesus Kristus. Penjelasan itu meliputi: 1) semua manusia
berdosa di hadapan Allah yang kudus, 2) dosa itu tidak dapat dibereskan hanya
dengan perbuatan baik karena tidak ada perbuatan manusia yang dapat memenuhi
standar Allah, 3) hanya Allah yang dapat menyelamatkan manusia, dan Allah
memberikan keselamatan itu sebagai anugerah bagi setiap orang yang percaya
kepada Yesus Kristus, dan 4) jalan keselamatan melalui iman ini sudah
diperkenalkan dalam Perjanjian Lama, khususnya melalui kehidupan Abraham.
Setelah uraian tersebut, rupanya muncul sebuah pertanyaan di benak Paulus.
Pertanyaan yang sangat mungkin akan diajukan oleh orang-orang yang membaca
surat Roma ini (termasuk kita). Pertanyaannya adalah: Jika hidup kita telah
diperdamaikan dengan Allah, mengapa kita masih tetap mengalami penderitaan?
Ay. 1-2. Berkat-berkat apa saja yang kita terima dalam Yesus Kristus? Sebutkanlah
minimal tiga hal. Menurut Anda, apa artinya hidup dalam damai sejahtera dengan
Allah?
Ay. 3-5. Paulus menegaskan bahwa seharusnya kita juga bermegah dalam
kesengsaraan. (Catatan: bermegah di sini berarti memandang sesuatu sebagai
hal yang berharga atau mulia) Menurut Anda, mengapa? Unsur apakah yang paling
penting berperan dalam keseluruhan proses ini?
Ay. 6-11. Apa peranan kematian Kristus dalam keseluruhan proses ini? Apa
hubungan antara kematian Kristus dengan penderitaan orang-orang percaya? (ay.9)
Renungan
Melalui Yesus Kristus kita memperoleh banyak berkat, yaitu dibenarkan (artinya,
dosa-dosa kita dihapuskan), hidup dalam damai sejahtera dengan Allah (artinya,
memiliki hubungan yang dekat dengan Allah), dan hidup dalam pengharapan
(bahwa kita akan menerima kemuliaan Allah). Semua berkat itu tidak diberikan oleh
hukum Taurat.
Selain berbagai berkat rohani di atas, di dalam Yesus Kristus kita juga mampu
menghadapi kesengsaraan (harafiah: tekanan) dengan sikap dan cara yang
berbeda. Kita tidak lagi berkeluh-kesah atau bersungut-sungut menyesali
kesengsaraan yang menimpa kita. Kita malah mampu melihat kesengsaraan itu
sebagai hal yang berharga dan mulia. Mengapa? Kesengsaraan itu memberi
kesempatan kita untuk bertumbuh, menjadi orang-orang Kristen yang lebih tekun,
lebih tahan uji dan lebih berpengharapan. Dan kita mampu menjalani semua proses
itu karena kasih Allah yang dicurahkan di dalam hati kita.
Kasih Allah itu dinyatakan kepada kita melalui kematian Kristus (ay.8). Kematian
Kristus memberi batas yang jelas mengenai kesengsaraan kita. Sebesar apapun
tekanan itu kita akan mampu menjalaninya, sepanjang kesengsaraan itu bukanlah
murka Allah. Dan melalui Kristus kita telah diselamatkan dari murka Allah itu. Jadi
kesengsaraan yang kita hadapi sesungguhnya tidak sanggup merenggut berkat-
berkat rohani yang telah kita terima melalui Kristus. (TW)
Jangan ijinkan tekanan hidup Anda, apapun bentuknya, merenggut berkat-berkat
rohani yang telah Anda terima dalam Yesus Kristus.

Bacaan: Roma 5:1-11


Manusia tak akan pernah bisa hidup tanpa pengharapan. Kita tak akan pernah
mencapai kehidupan yang lebih baik tanpa pengharapan. Hal-hal terbaik tak kan
pernah kita raih tanpa pengharapan. Tanpa harapan, hari esok tak akan pernah
menjadi lebih baik daripada hari ini dan dunia tak akan pernah bertambah indah.
Namun jika kita memiliki pengharapan maka kita melihat dunia dengan cara yang
berbeda. Tak ada pesimisme, tak ada kata-kata negatif, tak keluhan, tak biarkan
waktu kita dihabiskan oleh gerutuan, sebaliknya kita begitu bersemangat dan
sangat positif saat melihat berbagai macam situasi dan keadaan.

Pengharapan membuat kita melihat kebaikan dalam diri orang-orang ketimbang


melihat keburukan dan kelemahan mereka.
Pengharapan membukakan pintu, sementara keputus-asaan menutupnya.
Pengharapan menemukan apa yang bisa kita perbuat daripada menggerutu tentang
apa yang tak bisa kita perbuat.
Pengharapan membuat kita menyalakan lilin daripada mengutuk kegelapan.
Pengharapan menganggap masalah, entah kecil maupun besar sebagai peluang.
Pengharapan membuat kita teguh, kokoh dan memiliki keyakinan yang tak
tergoyahkan menghadapi perubahan musim kehidupan.

Ada kekuatan yang sangat luar biasa dari sebuah pengharapan! Dengan adanya
pengharapan kita tak akan biarkan diri putus asa saat mengalami kegagalan, sebab
kita tahu bahwa yang terbaik sedang menunggu kita. Dengan adanya pengharapan
kita tidak takut saat melewati awan gelap yang begitu pekat, sebab kita tahu di
balik gelapnya jalan yang harus dilewati kita akan melihat secercah mentari yang
hangat. Masalah pun bukan lagi menjadi musuh karena kita memiliki pengharapan
bahwa di dalam setiap masalah kita akan menemukan peluang-peluang yang luar
biasa, yang tidak pernah kita dapatkan seandainya kita tak memiliki masalah.

Jika hidup kita selalu pesimis, negatif dan mudah putus asa itu indikasi kalau kita
tidak memiliki pengharapan di dalam hidup ini. Letakkanlah pengharapan kita di
dalam Kristus maka kita akan melihat dunia dengan cara yang berbeda. Sungguh,
pengharapan di dalam Kristus membuat kita menjadi orang yang positif, semangat,
dan tidak takut menghadapi tantangan di hari esok.

Bangunlah lebih pagi untuk melihat matahari terbit mengusir kegelapan malam.
Bukankah kita selalu yakin bahwa setiap pagi matahari selalu akan bersinar, seperti
itulah pengharapan.
Pembenaran Di Dalam Kristus (Roma 5:1-11)
Addthis

Tidak ada satupun orang dimuka bumi ini yang benar dihadapan Allah dan murka
Allah nyata atas semua orang yang berdosa (Roma 1:18;3:23). Murka Allah adalah
kematian kekal. Akan tetapi orang yang dibenarkan oleh darah Yesus Kristus tidak
perlu takut atas murka tersebut. Muksud dari pembenaran tersebut yaitu manusia
yang salah dijadikan benar, bukan berdasar apa yang dia lakukan akan tetapi apa
yang telah Allah lakukan dalam anugerah-Nya.

Pembenaran melalui darah Yesus Kristus kepada umat manusia mendatangkan


berkat bagi orang yang mempercayai-Nya. Berkat itu adalah: Pertama. Mereka akan
menikmati hidup dalam damai sejahtera oleh karena diperdamaikan dengan Allah
melalui kematian Yesus di kayu salib. Kedua. Beroleh jalan masuk kepada kasih
karunia Allah. Oleh sebab itu manusia secara pribadi dapat langsung datang kepada
Allah tanpa perlu perantaraan orang lain untuk menikmati persekutuan dengan-
Nya. Ketiga. Mereka akan memiliki pengharapan akan menerima kemuliaan.
Pengharapan ini mendatangkan kemegahan. Keempat. Dapat bersukacita walaupun
mengalami berbagai macam penderitaan. Penderitaan dipakai oleh Tuhan untuk
memurnikan iman sehingga menghasilkan pribadi yang tahan uji, seperti emas
yang dipanaskan berulang kali dengan suhu yang tinggi untuk mendapatkan emas
murni. Kelima. Diberikan Roh Kudus yang akan menolong untuk mengenal kuasa
Allah sehingga memampukan orang percaya untuk setia walaupun dalam situasi
yang sulit. Keenam. Diselamatkan dari murka Allah yang berarti akan memperoleh
kehidupan kekal.

Sungguh luar biasa berkat yang diterima melalui pembenaran yang dilakukan oleh
Yesus tersebut. Oleh sebab itu mari sampaikan berita sukacita didalam Yesus ini
kepada orang lain supaya mereka juga menikmati berkat pembenaran tersebut.
Bagaimanapun juga kemegahan kita yang sejati dan utama terletak hanya pada
kasih karunia didalam Yesus Kristus dan bukan pada yang lain
Bacaan Kitab Suci : Roma 5 : 1 11

Nats : Roma 5 : 10

Sebab jikalau kita, ketika masih seteru, diperdamaikan dengan Allah oleh kematian
AnakNya, lebih-lebih kita, yang sekarang telah diperdamaikan, pasti akan
diselamatkan oleh hidupNYA

Manusia adalah mahluk termulia yang diciptakan oleh Allah, karena manusia
diciptakan seturut dengan rupa Allah. Manusia memiliki akal budi yang tidak dimiliki
oleh mahluk ciptaan Allah yang lain. Namun keinginan manusia untuk menjadi sama
dengan Allah membuat manusia jatuh dalam dosa dan menjadi seteru Allah.

Manusia menjadi seteru Allah, tidak dapat diperdamaikan dengan Allah. Manusia
tidak dapat mencapai Allah karena keberdosaannya. Perbuatan baik, amal,
pemberian dll tidak dapat mempersatukan manusia dengan Allah karena Allah suci
dan manusia berdosa.

Perdamaian bisa terjadi, bila inisiatif perdamaian berasal dari Allah. Allah berinisiatif
untuk memperdamaikan diri dengan manusia dengan cara mengutus AnakNya
untuk melakukan misi mulia ini.

Ketaatan Kristus yang terwujud dengan kematianNya di kayu salib membuat damai
sejahtera Allah nyata. Perseteruan yang terjadi, terhapus dengan darah Kristus
yang suci. Kematian Kristus pada hari Jumat diperingati sebagai hari Jumat Agung.
Jumat Agung adalah hari yang agung sebagai hari penebusan. Sedangkan hari
Minggu diperingati sebagai hari kemenangan, yaitu kemenangan Kristus atas maut
yang bangkit dari antara orang mati. Dan sampai saat inipun kita selalu
memperingatinya pada setiap hari Minggu dengan mengkuduskan hari Minggu dan
melakukan ibadah Minggu di Gereja untuk merayakan kemenangan Kristus atas
maut dan kemenangan manusia atas dosa.

Dengan pengertian, pemahaman dan penerapan yang benar mengenai arti damai
sejahtera dengan Allah, kita akan semakin menjadi pengikut Kristus yang taat dan
setia dalam mengisi hidup damai bersama Allah. Wujud dari damai sejahtera
dengan Allah terpancar pula melalui hidup damai dengan sesama.
ROMA 5:1-11 HASIL PEMBENARAN

Posted on January 28, 2013 by Hendi under New Testament Exegesis, New
Testament Study
3 Votes

Ada empat hal yang kita terima ketika kita dibenarkan oleh Allah. Sebelumnya, di
pasal 4 Paulus menjelaskan tentang pembenaran karena iman. Di pasal 5:1-11
Paulus memulai dengan kata OUN karena itu untuk menyatakan hasil-hasil
pembenaran karena iman tersebut. Berikut keempat hasil pembenaran karena
iman.

Kita menerima / memiliki (ECHOMEN) damai sejahtera EIRENEN dari Allah melalui
Tuhan Yesus Kristus (1). Mengapa? Kata ECHOMEN (memiliki / menerima) dijelaskan
oleh partisip DIKAIWTHENTES (dibenarkan) karena (cause) atau oleh (means) iman.
Jadi karena dibenarkan oleh iman kita memiliki hidup damai dengan Allah secara
terus menerus.
Kita sudah menerima / memiliki (ESCHEKAMEN) freedom atau jalan untuk memasuki
anugerah (2). Apa yang terjadi ketika kita masuk ke dalam anugerah ini? Di dalam
anugerah ini kita sudah berdiri teguh dan terus bermegah pada pengharapan
kemuliaan Allah (2). Selain itu kita juga bermegah KAUCHOMETHA dalam
penderitaan (3). Mengapa bermegah di dalam penderitaan? Karena pertama, kita
sudah tahu eivdo,tej bahwa penderitaan menimbulkan ketabahan (3); ketabahan
menimbulkan tahan uji (4), tahan uji menimbulkan pengharapan (4) dan
pengharapan tidak mengecewakan karena kasih Allah telah dicurahkan dalam hati
kita (5). Kedua, CHRISTOS ONTWN Kristus menggantikan kita ketika kita masih
berdosa atau masih sakit (6). Ketiga, Allah menunjukkan kasih-Nya melalui
kematian Yesus Kristus ketika kita masih berdosa (8).
Kita akan diselamatkan (SWTHESOMETHA) dari murka Allah karena sekarang kita
dibenarkan oleh darah-Nya (9).
Kita akan diselamatkan (SWTHESOMETHA) oleh hidup-Nya karena ketika kita masih
bermusuhan dengan Allah, kita direkonsiliasi oleh kematian Anak-Nya dan kita
malah bermegah dalam Allah karena Yesus Kristus (10-11)
RENUNGAN PASKAH 2009
Ibadah Paskah, 12 April 2009
Nas Pembimbing : I Petrus 1:3-4
Bahan Khotbah : Roma 5:1-11

Bermegah di dalam iman kepada Allah di dalam Tuhan Yesus Kristus

Pembukaan

Saudara-saudara,
Hal apakah yang saudara banggakan dalam hidup saudara? Kita bisa
menyebutkan sederet kebanggaan kita misalnya: kita bangga terhadap keluarga:
isteri yang baik, suami yang setia, anak yang berbakti. Kita bangga dengan
prestasi-prestasi kita, bangga dengan kekayaan yang kita miliki, bangga dengan
status dan jabatan ita, dsb.
Tapi apakah saudara tahu, bahwa kebanggaan duniawi tadi, adalah kebanggaan
yang semu, kebanggaan yang sia-sia. Mengapa? Karena ketika saudara Tuhan
panggil, ketika kita mati, kembali kepada Sang Pencipta, itu semua tidak
ditanyakan, itu semua tidak menolong, itu semua tidak menyelamatkan.
Seberapa hebat diri kita, seberapa besar kehormatan kita, seberapa banyak
kekayaan kita maka dihadapan Tuhan itu semua tidak ada artinya.
Lalu jika hal-hal yang bersifat duniawi tadi adalah kebanggaan yang semu, apa
yang harus kita banggakan dalam hidup kita? Apa yang harus kita megahkan dalam
hidup kita? Firman Tuhan mengatakan bahwa sebagai orang percaya, sebagai umat
Tuhan, yang harus kita banggakan bahkan kita megahkan adalah iman kita kepada
Allah di dalam Tuhan kita Yesus Kristus, yang telah menebus, yang telah
menyelamatkan kita dari kebinasaan.
Mari kita lihat kembali Firman yang terambil dari Roma 5:1-11

Tafsiran
Dalam Surat Paulus kepada Jemaat di Roma Pasal 15 ayat 1-2 berkata:
Rasul Paulus mengungkapkan kepada Jemaat Roma dan juga kita bahwa mereka
(dan kita) telah dibenarkan oleh iman kepada Allah melalui Tuhan Yesus Kristus.
Karena dibenarkan kaena iman inilah seharusnya umat Tuhan hidup dalam damai
sejahtera.
Hal ini penting diungkapkan Paulus karena Jemaat Roma berlatar belakang Yahudi,
dimana ada beberapa orang yang masih melaksanakan hukum taurat (ritual-ritual,
aturan-aturan dan hukum) sebagai kewajiban, jika tidak dilakukan maka Jemaat
tidak selamat.
Kesalahan bukan di hukum Taurat itu tapi ketika hukum dan aturan dilaksanakan
dengan ketat tanpa disertai hati dan iman. Semuanya bersifat formalistik, hanya
menekankan bungkusan-bungkusan ritual tapi hati dari orangnya bobrok. Lebih
jelasnya lagi Paulus katakan dalam Roma 3:20 :Karena terlalu
menekankan hukum dan aturan, terjebak dalam kesalehan palsu, sehingga orang
jadi lupa kepada sang pemberi Hukum Taurat itu sendiri yakni Tuhan.

Relevansi: Dalam kehidupan umat Kristen, skrg ini tak jarang kita jumpai bentuk-
bentuk kesalehan palsu, misalnya tentang hal beribadah. Ibadah mingguan,
seringkali menjadi kebiasaan, ibadah menjadi formalistik. Orang menganggap
setiap hari Minggu ke gereja cukup. Kita bangun di pagi hari, berangkat ke gereja,
duduk manis di gereja, kalau khotbahnya lucu kita ketawa, kalau khotbahnya lama
kita tertidur, kalau MJ salah kita menggerutu, kalau doa syafaat kita keluar
sebentar, kalau kebaktiannya lama kita pulang duluan.
Kita menjadi lupa, untuk apa, dan untuk siapa kita datang ke Gereja. Apakah
untuk memuaskan diri kita? untuk menyenangkan hati kita? Untuk mengisi hari libur
kita? Tidak! Tapi kita datang ke gereja untuk beribadah kepada Tuhan, berjumpa
dengan Tuhan, memuji dan memuliakan Tuhan, mendengarkan Firman Tuhan
dengan seluruh hati, jiwa dan pikiran kita. Bukan hanya sekedar badan kita saja,
sementara hati kita ditinggal di rumah.
Saudara-saudara, dari atas mimbar ini saya bisa melihat ke seluruh areal, bawah
dan atas, pojok kanan, kiri (bukan hanya di GKP Bekasi saja). Jujur saya katakan
bahwa saya sungguh sangat sedih bahwa tak sedikit yang datang ke gereja,
beribadah, tapi tidak sungguh-sungguh beribadah. Ada yang mengobrol, ada yang
ngantuk, ada yang melamun, ada yang acuh tak acuh, ada yang keluar-masuk, ada
yang tatapannya kosong dsb.
Saya sedih bukan karena saya merasa tidak dihargai, bukan, bukan itu. Saya,
bahkan Pdt/pengkhotbah hanyalah sarana, alat Tuhan. Yang memimpin ibadah saat
ini sesungguhnya adalah Tuhan bukan manusia. Saudara datang untuk Tuhan. Kalau
tujuan kita, motivasi kita adalah untuk memuliakan Tuhan, maka saudara akan
memberi yang terbaik untuk Tuhan. Artinya ketika kita menyanyi ya kita memuji
Tuhan dengan hati kita, kita berdoa ya berdoa kepada Tuhan bukannya tidur. Ketika
kita memberi persembahan ya kita juga mempersembahkan untuk Tuhan. Jgn
pusing nanti persembahan kita dipakai dengan benar atau tidak, digunakan dengan
benar atau tidak. Apa yang saudara persembahkan itu menjadi miliki Tuhan, dan
jika ada yang mengambilnya, atau tidak jujur dalam pengelolaannya berarti
urusannya dengan siapa? ya dengan Tuhan
Ketulusan hati dalam beribadah adalah yang terpenting dan terutama. Hati yang
mau mencari dan memuliakan Tuhan.
Lalu bagaimana dengan saudara, ketika saudara datang ke gereja skrg ini:
beribadah sebagai formalitas atau saudara mau datang untuk menyembah dan
memuliakan Tuhan? Yang mana? Katakan dan tunjukkan bukan kepada saya tapi
kepada Tuhan. Tunjukan bahwa kita bangga bahkan bermegah karena kasih karunia
Allah bagi kita: karena Tuhan kita Yesus Kristus yang telah mati dan bangkit bagi
kita!

Kita lanjutkan dalam ayat 3-5 katakan..


Berbangga hati, bermegah karena kasih karunia, oke bisa kita lakukan. Tapi bangga
dengan kesengsaraan, bermegah dalam kesusahan, bagaimana bisa? Bukankah
kesengsaraan itu bukan hal yang menyenangkan, bukan keinginan, bukan
kehebatan, bahkan bisa dikatakan sebagai aib, sesuatu yang buruk? Apa artinya
kita bermegah dalam kesengsaraan?
Ini yang harus saudara catat dan ingat baik-baik: firman Tuhan melalui surat
Paulus katakan: bahwa kesengsaraan, kesusahan, penderitaan yang saudara alami
menimbulkan ketekunan. Artinya orang sengsara, yang susah, yang menderita tidak
akan berdiam diri saja, ia pasti mencari solusi, mencari jalan keluar, mencari jalan
pemecahan, berusaha sekuat tenaga, dan diperlukan ketekunan, kesabaran.
Dan orang yang tekun, orang yang sabar, orang yang mengandalkan Tuhan, akan
menjadi tahan uji, artinya memiliki mental yang kuat, memiliki pondasi yang
mantap, bahkan memiliki iman yang berkualitas, yang menghasilkan pengharapan,
keyakinan akan pertolongan Tuhan karena kasih Allah telah dicurahkan di dalam
hati saudara oleh kuasa Roh Kudus yang telah dikaruniakan kepada kita.

Saudara-saudara,
Ketika saudara diizinkan Tuhan untuk sengsara, diizinkan untuk menderita, itu
adalah penderitaan yang biasa, karena Tuhan Yesus jauh lebih menderita dari kita.
Dalam ayat 6-7 katakan

Saudara-saudara,
Penderitaan bahkan kematian Kristus Yesus telah memperdamaikan kita dengan
Allah, kita bukan lagi menjadi orang durhaka yang akan binasa melainkan:. lihat
ayat 9-10 yang berkata: ketika kita percaya dan beriman kepada Allah, kita
meyakini Yesus Kristus adalah Tuhan dan Juruslamat kita maka FT katakan kita
pasti akan diselamatkan dari murka Allah, bukan mudah-mudahan, bukan semoga
saja tapi pasti!
Dan dalam ayat 11 katakan: ...
Inilah berita Paskah, bukan sekedar Yesus telah bangkit, bukan sekedar berita
kubur yang kosong, tapi Ia yang telah menyelamatkan saudara dan saya. Yang telah
memberikan jaminan dan kepastian bahwa kita telah diselamatkan. Mendapat
bagian dalam Kerajaan-Nya yang kekal.

Penutup

Saudara-saudara,
Pertanyaan dan perenungan akhir dari khotbah saya: Jika saudara telah mendapat
jaminan, kepastian dari Tuhan kita Yesus Kristus, suatu anugerah yang luar biasa,
dimana saat ini banyak orang mencari jalan untuk keselamatan, dan masih blm
menemukan, di dalam pencarian, tapi saudara (kita) sudah berada di jalan
kebenaran itu, apa yang sudah saudara lakukan untuk berterima kasih kepada
Tuhan kita Yesus Kristus? Sudahkah saudara memuliakan Dia dengan apa yang
saudara miliki: hati, jiwa, waktu, tenaga, kekayaan yang saudara miliki? Tuhan
sudah memberi yang terbaik untuk kita, sudahkah kita memberikan yang terbaik
untuknya? Mari kita jawab itu bukan dengan kata-kata tapi dengan tindakan, karya
saudara di hadapan Tuhan.
Selamat Paskah! Tuhan memberkati
BELAS KASIH

Nats : Sebab juga Kristus telah mati sekali untuk segala dosa kita, Ia yang benar untuk orang-orang yang tidak benar, supaya Ia
membawa kita kepada Allah (1Petrus 3:18)
Bacaan : Roma 5:1-11
Semasa menjabat sebagai walikota New York City, Fiorello La Guardia kadang kala bertindak sebagai hakim dalam pengadilan
malam. Dalam suatu kasus, seorang pria dinyatakan bersalah karena mencuri sekerat roti. Ia mohon ampun karena telah mencuri
untuk memberi makan keluarganya yang kelaparan. "Hukum adalah hukum," tegas La Guardia. "Karena itu saya harus mendenda
Anda 10 dolar." Ketika pria itu dengan sedih mengaku tak punya uang, sang hakim mengeluarkan 10 dolar dari dompetnya dan
membayarkan denda itu. Lalu ia juga meminta agar setiap orang dalam ruang pengadilan itu menyumbang 50 sen untuk
membantu pria itu.
Inti dari Injil adalah salib Yesus Kristus. Pesannya sangat jelas sehingga anak kecil pun dapat memahaminya: Yesus mengambil
alih tempat saya dan mati menggantikan saya. Namun kebenarannya demikian agung sehingga orang paling bijak pun tak dapat
menangkap maknanya secara utuh. Alkitab berkata, "Sebab juga Kristus telah mati sekali untuk segala dosa kita, Ia yang benar
untuk orang-orang yang tidak benar, supaya Ia membawa kita kepada Allah" (1 Petrus 3:18). Alkitab juga berkata: "Karena waktu
kita masih lemah, Kristus telah mati untuk kita orang-orang durhaka" (Roma 5:6).
Saat membaca tentang belas kasih hakim di atas, kita dapat melihat gambaran belas kasih Allah yang tak terukur. Tuntutan
hukum terpenuhi. Dan hakim itu sendiri yang membayar denda. Orang yang melanggar hukum dibebaskan, bahkan dianugerahi
karunia yang sesungguhnya tak layak ia terima. Sungguh suatu gambaran yang indah tentang Juruselamat kita! --Vernon Grounds
AGAR KRISTUS MENJADI HAKIM ANDA
JADIKANLAH DIA JURUSELAMAT ANDA

Anda mungkin juga menyukai