Anda di halaman 1dari 14

Khotbah Kematian

RENUNGAN 3 IN 1 UNTUK IBADAH PERKABUNGAN DAN PENGHIBURAN

*BAGIAN I*

NAS : Yohanes 11:32-35 Setibanya Maria di tempat Yesus berada dan melihat Dia, tersungkurlah ia di depan kaki-Nya dan
berkata kepada-Nya: "Tuhan, sekiranya Engkau ada di sini, saudaraku pasti tidak mati."
Ketika Yesus melihat Maria menangis dan juga orang-orang Yahudi yang datang bersama-sama dia, maka masygullah hati-
Nya. Ia sangat terharu dan berkata:
"Di manakah dia kamu baringkan?" Jawab mereka: "Tuhan, marilah dan lihatlah!" Maka menangislah Yesus.

Saudara-saudara, Ada pepatah mengatakan seperti ini "ketika kita mati, kita akan memulai kehidupan yang misteri".
Berdasarkan pepatah ini ingin menyatakan bahwa orang-orang akan memulai hidup setelah kematian. Hidup baru setelah
habis kematian itu masih misteri, tak ada yang tahu apa yang akan terjadi. Yang mengetahuinya hanyalah orang-orang
yang sudah merasakan kematian. Andai saja orang-orang yang meninggal itu dapat berbicara. Pasti mereka sudah bercerita
apa itu kematian. Namun tidak ada orang yang dapat berbicara setelah meninggal. Kematian itu misteri yang tak akan
terpecahkan. Yang dapat kita lakukan sekarang hanyalah berbuat kebaikan, agar mendapatkan kehidupan yang layak di
kehidupan yang akan datang. Yaitu kehidupan setelah kematian.

Saudara-saudara, apakah kematian itu, mengapa ada kematian dan bagaimana cara kita menghadapi masalah kematian?
Kematian dalam PL berasal dari kata ‘Muth’, bentuk kata kerja yang artinya mematikan, memusnahkan. Dan dalam bentuk
kata benda disebut dengan ‘Maweth’, yang dipergunakan dalam arti kematian, yang mati, yang musnah. Kata ini
menunjukkan akhir keberadaan segala sesuatu ciptaan Allah sehingga tidak bergerak dan terjadi dalam proses waktu yang
singkat.
Sedangkan dalam PB, kematian berasal dari kata ‘Teleute’ yang artinya mati (Mat. 2:15). Namun yang sering dipakai adalah
kata ‘thanatos’ yang artinya sebagai pemisah dari jiwa, yang dengan demikian merupakan akhir dari kehidupan, baik yang
mati secara alamiah maupun secara kekerasan.

Saudara-saudara, saat ini kita akan melihat hal ini dalam dalam perspektif Kristen. Iman Kristen melihat kematian sebagai
sesuatu yang abnormal/sesuatu yang buruk sekali. Didalam kematian Lazarus, dikatakan disitu bahwa Yesus menangis
(Yunani: mengandung suatu kesedihan dan kemarahan terhadap kondisi manusia yang sebenarnya bukan diperkenan
Tuhan). Allah menciptakan manusia supaya hidup bahagia dalam persekutuan dan menikmati rahmat Tuhan yang limpah,
tetapi karena dosa manusia, kematian datang kedalam hidup manusia. Kematian harus dimengerti dalam tiga rangkap arti
yaitu bukan hanya kematian secara fisik tetapi kematian rohani dan kekal.

Kejatuhan manusia dalam dosa mengakibatkan hubungannya dengan Allah terputus dan ia dikuasai oleh iblis sehingga mati
secara rohani, dan itu membuat manusia menjadi mahkluk yang dipenuhi dengan segala permasalahannya, karena dosa
sudah menghancurkan hidupnya. Maka ketika kematian fisik tiba, itu berarti habisnya kesempatan untuk dipulihkan,
dilepaskan dari hukuman Tuhan dan diselamatkan. Namun, Ketika kita mati maka kondisi dalam dosa inilah yang akan kita
bawa didalam kekekalan, kita mati kekal. Inilah yang harus kita takuti! Kita tidak takut kepada kematian fisik tetapi yang
kita takuti ialah kita memasuki kekekalan didalam kondisi yang celaka dan dikuasai oleh dosa.
Saudara-saudara, dengan pengertian ini kita dapat meresponi realita kematian dan bagaimana kita menjalani hidup ini
dengan sebaik dan sebijaksana mungkin. Satu point penting yang akan kita renungkan bersama, yaitu: "Kita harus sadar
bahwa kematian merupakan masalah terbesar yang harus kita selesaikan membawa kita pada urgensinya (keharusan yg sgt
mendesak/hal yg sgt penting) untuk membereskan hubungan kita dengan Tuhan.
Akhirnya, mungkin ada orang yang sudah giat melayani bahkan mungkin menjadi hamba Tuhan, namun apakah
sesungguhnya hidup kita sudah dilahirkan kembali? Paulus mengatakan, “Aku mengawasi diriku, supaya jangan setelah aku
melayani Tuhan orang diselamatkan tetapi aku sendiri yang ditolak.” Orang percaya harus menjaga antara kemantapan
jaminan keselamatan dan sikap rendah hati yang mau mengevaluasi diri. Dua-duanya tidak bertentangan dan hal ini harus
kita miliki.

*BAGIAN II*

NAS: Filipi 1:21 : Karena bagiku hidup adalah Kristus dan mati adalah keuntungan.

Jika saya bertanya kepada sekalian kita yang ada di tempat ini mengenai apa arti hidup ini, saudara-saudara pasti akan
memberikan berbagai jawaban yang berbeda- beda. Dan memang benar, setiap orang pasti memiliki persepsi yang
berbeda-beda tentang arti hidup ini. Persepsi itu didasarkan kepada pandangan serta tingkat keimanan kita masing-masing.
Saudara-saudara, dalam padangan yg penuh dengan perbedaan tersebut, mungkin ada yg mengatakan bahwa : Hidup
adalah : keindahan, tragedi,perlombaan,janji,teka-teki, perjalan, anugerah, kegembiraan, perjuangan, Atau Hidup adalah
sebuah eksperimen, makin banyak eksperimen yang kita lakukan, maka akan makin baik”.

Sekarang bagaiman menurut filsuf seperti Aristoteles dan Plato?


1. Aristoteles: Tujuan hidup manusia di dunia ini mencari kebahagiaan. Menurutnya orang yg sudah bahagia tdk
memerlukan apa2 lagi.
2. Plato : Tujuan hidup adalah mencapai kesenangan hidup. Adapun kesenangan hidup yg dimaksud bukanlah semata-mata
memuaskan hawa nafsu dunia ini. Namun kesenangan hidup yg hakiki di dapat dari pengetahuan.

Saudara-saudara, kembali ke teks firman kita saat ini, Paulus dengan lantang mengatakan bahwa : "Hidup adalah Kristus
dan mati adalah keuntungan.” Muncul sebuah pertanyaan, mengapa Paulus berkata demikian? Sebab, Paulus ingin agar
prinsip atau moto ini, bukan hanya bagi dirinya, tapi ia ingin, prinsip ini menjadi moto atau prinsip hidup jemaat - jemaat
Tuhan.

Nah, kita melihat bahwa harta terbesar, pusat perhatian, dan tujuan utama rasul Paulus adalah Kristus. Seluruh
kehidupannya diarahkan untuk mengejar Kristus, demikian pula dengan kematiannya. Ketika dia hidup, dia bekerja
sedemikian rupa untuk menghasilkan buah demi kemuliaan Kristus. Dan ketika dia harus mati, dia berupaya agar melalui
kematiannya Kristus dimuliakan. Baik kehidupan maupun kematian, tak ada yang dapat menggagalkan tujuan hidupnya.
Keduanya merupakan kesempatan yang baik bagi pencapaian tujuan hidupnya yang terutama, yaitu mendapatkan Kristus
sebagai harta terbesar dan terindah dalam hidupnya.
Saudara-saudara, Orang yang berpegang pada prinsip: "Hidup adalah Kristus", ialah orang yang sadar akan tanggung
jawabnya sebagai pengikut Kristus, ia berperilaku seperti Kristus. Yesus ingin dunia melihat Yesus ter-ekspresi dari hidup
orang percaya. Tanggung jawab mengekspresikan hidup Yesus kepada dunia, bukan hanya tanggung jawab orang tertentu
(pendeta, diaken, aktifis), tetapi tanggung jawab semua orang percaya!

Kita yang percaya padaNya adalah merupakan anak-anakNya. Karenanya, Seorang anak tidak akan jauh berbeda dari orang
tuanya, baik dalam sifat, bentuk fisik, maupun kebiasaan hidup. Kemiripan ini disebabkan karena anak mewarisi sifat-sifat
orang tuanya, sehingga ada pepatah masyarakat mengatakan, “buah jatuh tidak jauh dari pohonnya.” Pepatah ini ingin
mengatakan: “siapa diri kita, akan menampakkan siapa orang tua kita.” Inilah kita, kita harus memperlihat karakter Yesus
dalam hidup kita. ARTINYA: Jika YESUS mengampuni dosa kita, hendaklah kita juga mengampuni kesalahan orang lain. Jika
Yesus mengasihi kita, yang adalah musuh-Nya, hendaklah kita juga mengasihi musuh kita, supaya melalui kita, ia berubah
dan berbalik kepada Tuhan. Jika kita murid-Nya atau anak Allah, marilah kita hidup sama seperti Dia, agar orang lain dapat
merasakan kasih Tuhan, melalui hidup kita. Makanya dalam 1 yohanes 2:6 pun mencatat : "Barangsiapa mengatakan,
bahwa ia ada di dalam Dia, ia wajib hidup sama seperti Kristus telah hidup.”
Inilah yg menjadi MOTTO ATAU PRINSIP HIDUP KITA, SEHINGGA MATI ADALAH KEUNTUNGAN BAGI KITA.

Saudara-saudara, mungkin bagi orang lain barangkali masalah mati adalah masalah yang menakutkan, mengerikan dan
menyedihkan. Tetapi semua itu harus bisa kita atasi karena janji-Nya dalam Firman-Nya adalah segala sesuatu 'indah pada
waktunya.' Kita tunggu saja waktu yang indah itu, meski waktu untuk menunggu itu terkadang tidak indah. INGAT, Hidup
ini sangat berharga, kalau saja kita bisa memberi makna kehidupan bagi Tuhan dan orang lain. Yesus sudah mati dan
bangkit bagi kita.

Sekarang kita hidup, entah sampai kapan. Sang maestro penyair Indonesia dalam syairnya menulis. “Aku ingin hidup seribu
tahun lagi, sesudah itu mati“. Kita tak mungkin hidup seribu tahun kan? Saudara, bukan persoalan berapa lama kita hidup.
Tetapi sesudah mati, lalu apa?

Kita hidup hanya sekali,dan umur kita pun terbatas.Tidak bisa diulang atau diperpanjang, sekali saja. Karena itu sebenarnya
hidup kita sangat berarti.tetapi pernahkah kita termenung dan bertanya pada diri sendiri apa yang menjadikan hidup ini
mengandung arti bagi kita?????

Saudara-saudara, Dunia bisa mengambil segala sesuatu dari kita. Dunia bisa merendahkan kita di hadapan umum, namun
Dunia tidak akan bisa mengambil hal paling berharga dalam hidup kita yaitu Tuhan Yesus Kristus.”
Mari pada jam dan detik ini kita berkomitmen dan berprinsip bahwa "Bagiku hidup adalah Kristus dan mati adalah
keuntungan".
Tuhan menguatkan keluarga duka.Amin

*BAGIAN III*

NAS: Yohanes 10:28 : dan Aku memberikan hidup yang kekal kepada mereka dan mereka pasti tidak akan binasa sampai
selama-lamanya dan seorangpun tidak akan merebut mereka dari tangan-Ku.
Saudara-saudara. Nas kita pada malam hari ini membicarakan hidup yg kekal,dst,,,,,,,,
Untuk menjelaskan arti hidup kekal dalam firman kita saat ini maka saya mengambil kata Zoe. Kata “zoe” mempunyai arti
khusus dan ini berkenaan dengan hidup yang dimiliki oleh Allah sendiri seperti defenisi berikut ini: “…. hidup sebagai
prinsip, hidup di dalam pengertian absolut, hidup sebagaimana yang dimiliki oleh Allah.

Hidup kekal atau masuk sorga merupakan idaman setiap kita. Dan dalam mencapai cita-cita tersebut ada banyak cara yang
dilakukan oleh manusia berdasarkan konsep dan paradigmanya masing-masing.
Sekarang bagaimana sih cara untuk memperoleh hidup yang kekal?
HIDUP KEKAL TIDAK BISA DIDAPATKAN DENGAN PERBUATAN BAIK.

Pandangan banyak orang adalah dengan banyak-banyak berbuat baik kita dapat masuk sorga. Saat ini saya mau katakan
bahwa "Perbuatan baik kita tidak dapat menyelesaikan dosa sama sekali, karena beberapa alasan mendasar :
1. Seberapa baikkah yang bisa kita buat? Ada peribahasa dalam bahasa Indonesia, ‘Rusak susu sebelanga karena nila
setitik.’ Analoginya adalah satu perbuatan dosa saja sudah sangat cukup membuat semua perbuatan baik yang jutaan
jumlahnya pun menjadi tidak berarti dan setelah itu perbuatan baik yang dilakukan tidak pernah lagi dipandang baik.
2. Perbuatan baik yang dilakukan dengan motivasi supaya dapat masuk surga adalah perbuatan yang tidak baik.
Sekitar ribuan tahun yang lalu dengan teori ‘Sommum Bonum’ dari Aristoteles & Plato yang menyatakan bahwa perbuatan
baik supaya masuk surga adalah tidak sah dan tidak logis untuk masuk sorga. Makanya Paulus dalam kitab Roma juga
mengatakan bahwa tidak ada manusia yang baik, semua berdosa. Bayangkan, teori seperti ini dari level dunia saja tidak
sah, apalagi dari level kekristenan yang sangat agung dan lebih mulia.
Belum lagi dilihat dari ‘Tuntutan Allah’ adalah sempurna. Satu dosa saja membuat Allah jijik kepada kita. Oleh karena itu
mustahil manusia bisa mendapatkan hidup kekal dengan usahanya sendiri, dengan cara apapun.

Lalu bagaimana supaya kehidupan kekal itu diberikan kepada kita dan kitapun memperolehnya?
Caranya adalah dengan : "Beriman dan percaya saja kepada Tuhan Yesus yang sudah datang dan mati untuk menebus
dosa kita. *Dan Beriman yang benar adalah: Mengenal dan mengandalkan Yesus saja sebagai Tuhan dan Juruselamat
untuk memperoleh hidup kekal. Inilah iman yang menyelamatkan, bukan iman melompat dalam gelap dan iman karena akal
/ pengetahuan saja.

Saudara, saat kita menerima Kristus, kita menerima hidup yang kekal, seperti Yesus sendiri katakan, “Aku berkata
kepadamu: Sesungguhnya barangsiapa mendengar perkataan-Ku dan percaya kepada Dia yang mengutus Aku, ia
mempunyai hidup yang kekal dan tidak turut dihukum, sebab ia sudah pindah dari dalam maut ke dalam hidup” (Yohanes
5:24).

Saudara-saudara, Jadi hidup kekal itulah yang telah mengalahkan maut. Sejak manusia pertama jatuh di dalam dosa dan
mereka semua dikuasai oleh maut, maka satu-satunya cara supaya manusia itu hidup kembali adalah dengan diterimanya
kehidupan Allah, yaitu hidup kekal tersebut. Tanpa menerima Yesus dengan cara apa saja manusia itu tidak dapat disebut
“hidup”, sebab mereka mati secara rohani.
Jadi salah besar bila ada orang mengira bahwa dengan berbuat baik saja maka manusia bisa diterima oleh Sang Khalik.
Salah besar bila melalui amal saja manusia dapat diterima “di sisi Allah”. Percaya dan menerima Yesus adalah suatu
kehidupan yang menjadi satu-satunya syarat supaya manusia diselamatkan.

Akhirnya, lewat firman ini kita akan disguhkan beberapa pertanyaan, yaitu;
1. Apakah ada diantara kita yang belum yakin akan hidup kekal? Atau belum punya keyakinan masuk surga atau tidak?
2. Apakah masih ada diantara kita yang masih punya konsep yang salah tentang keselamatan? Masih berpikir bahwa
dengan berbuat baik, dengan dianggap baik oleh orang lain karena sepertinya taat beragama bisa selamat? Hari ini datang
kepada Tuhan dan bertobat. Keselamatan / hidup kekal hanya dapat diperoleh dengan iman yang benar kepada Tuhan
Yesus. Hanya dengan penyerahan dan pengandalan kepada Tuhan Yesus saja.
3. Ingin menerima hidup kekal? Ikutlah Yesus, itu berarti harus ada penyangkalan diri !

LEWAT RENUNGAN 3 IN 1 ini, kiranya akan mengubah paradigma kita bahwa mati itu
malapetaka,mengerikan,merugikan,dst. Tapi bagi pengikut KRISTUS kematian adalah keuntungan, sebab sebagai jalan
untuk segera berkumpul denganNya.
Kalau saya pribadi "SAYA YAKIN MASUK SORGA" Sebab keselamatan dan hidup kekal adalah anugerah untuk kita yang
percaya dan selalu mengandalkan DIA. HARUS YAKIN!!!
Tanamkan keyakinan ini pada diri kita. Sambutlah kematian dengan sukacita dan syukur dalam Tuhan. Tuhan Memberkati.

Kejadian 25: 7- 11
BERKAT ALLAH DALAM DUKA CITA
Saudara yang dikasihi Tuhan Yesus …
Kematian bukanlah peristiwa yang baru dan asing bagi kita. Bagi banyak orang, kematian
adalah sesuatu yang menakutkan dan karena itu, segala usaha dan upaya manusia
berusaha menghindari apa yang disebut kematian. Tetapi kita mengetahui, kematian
tidaklah memandang umur dan keadaan manusia.
Kematian bisa saja datang kapan saja dan dalam situasi hidup yang bagaimanapun dan
sangat luarbiasa rancangan Allah terhadap manusia karena manusia tidak dapat dengan
persis mengetahui kapan kematian terjadi artinya hanya Tuhanlah yang mengetahui kapan
ajal seseorang tiba.

Oleh itu, sewajarnyalah manusia mengucap syukur atas umur panjang yang Tuhan berikan,
akan tetapi walau demikian maka setua apapun seseorang, apabila ia meninggal, keluarga
yang ditinggalkan pastilah akan berduka, akan ada ratap tangis dan rasa sedih karena
ditinggalkan untuk selamanya.

Kenapakah perasaan kehilangan itu mendatangkan duka ?

Karena memori kita mengundang untuk mengingat seluruh kehidupan orang yang
meningglkan kita, memori kita mengenang segala perbuatan – perbuatannya semasa
hidupnya, pada saat itulah kesedihan itu datang, terlebih – lebih jika yang meninggal
tersebut adalah orang yang sangat dekat dengan kita, dimana kita terikat akan hubungan
emotional yang sangat dekat.

Saudara yang dikasihi Tuhan Yesus …


Dalam bacaan kita Kej 25 : 7 – 11 dikisahkan tentang kematian Abraham, sedikit yang saya
ingin sampaikan tentang Abraham :
 Ia dikenal sebagai bapa dari segala orang percaya, bahkan disebut dengan bapak segala orang
beriman.
 Meninggal ketika rambutnya telah memutih dan pada umur yang sangat tua yaitu pada umur
175 thn, yang didahului oleh istrinya Sara pada umur 127 Thn.
 Namun Kendatipun peristiwa kematian Abraham dalam usia yang sangat tua, peristiwa
kematiannya tetap membuat anaknya, sanak saudaranya dan para sahabatnya merasa
kehilangan, karena Abraham memiliki sosok atau pribadi dan jati diri yang teguh dalam
iman, baik dan setia kepada Allah.
 Mengingat dan mengenang perbuatan Abraham yang demikian, anaknya, sanak saudaranya
dan para sahabatnya pastilah berduka dan kendatipun kisah ini tidak tertulis dalam Alkitab,
tapi kita tau, bahwa mereka sama seperti kita yang adalah manusia biasa, mereka juga pasti
berdukacita.
Saudara yang dikasihi Tuhan Yesus …
Jika saat ini, di tengah ibadah penghiburan ini, kita teringat akan sosok almarhum dan
membuat kita bersedih hal itu sangat wajar namun demikian kita juga harus mengingat
khabar suka cita yang menyapa kita bahwa orang yang telah mati akan berada di sisi
Tuhan kita, terlebih jika kematian itu adalah kematian orang yang percaya kepada Kristus
dan kabar suka cita yang dikatakan bacaan kita dalam Kej 25 : 7 – 11 bahwa Allah
memberkati seluruh keturunan Abraham.
Alkitab berkata, bahwa setelah Abraham meninggal, Tuhan Allah tetap memberkati Ishak.
Seorang anak yang taat kepada ayahnya dan sangat mengashi ayahnya dan ternyata Ishak
tidak sangat terlarut dalam duka yang berkepanjangan, oleh karena ia tau Allah mengasihi
ayahnya Abraham.

Tuhan Allah, memberkati Ishak sepeninggal Abraham. Oleh itu dalam dukacita saat inipun,
Firman Tuhan ini yang kita telah baca kita aminkan karena firman ini juga berlaku dalam
hidup kita dan juga didalam kehidupan keluarga Bp. Yolandita.
Amin … ?

Saudara ang dikasihi Tuhan Yesus Kristus …


Sebagai penutup dalam renungan ini saya ingin menyampaikan kepada kita sekalian,
Sekalipun kita harus merasa sangat kehilangan atas meninggalnya orang tua atau siapa
saja dari keluarga yang sangat kita sayangi. Ada satu hal yang harus kita ingat bahwa
kematian bukanlah akhir dari kasih karunia Tuhan.
Jika orang tua yang kita kasihi telah meninggal dalam usia yang sudah lanjut maka hal itu
adalah juga kasih karunia Tuhan, dan jikalaupun dia telah pergi untuk selamanya dan
meninggalkan kita, maka itu bukanlah akhir dari berkat Tuhan.
Tuhan yang maha baik, adalah Tuhan yang penuh dengan kasih setia dan kasihNya tidak
pernah berobah, dahulu, kini dan untuk selamanya, kasih itulah pula yang akan menjadi
kekuatan dan pengharapan bagi keluarga untuk meneruskan perjalan hidup ini ke depan.
Diberkatilah keluarga yang berduka oleh Tuhan kita.

KEMATIAN
Ayat Pokok:Yesaya 38 : 1 Oleh:Pdt. JE.Awondatu

Hari ini saya ingin membawa firman Tuhan yang kemungkinan tidak menenangkan hati
saudara, tetapi saya ingin supaya firman Tuhan ini akhirnya menenangkan hati saudara. Saya
ingin bicara mengenai kematian. Yesaya 38 ayat 1;

Isa 38:1 Pada hari-hari itu Hizkia jatuh sakit dan hampir mati. Lalu datanglah nabi
Yesaya bin Amos dan berkata kepadanya: "Beginilah firman TUHAN: Sampaikanlah
pesan terakhir kepada keluargamu, sebab engkau akan mati, tidak akan sembuh lagi."

Dari ayat ini, kita sudah tahu cerita dari raja Hizkia, bagaimana dia minta ampun kepada Tuhan,
dan Tuhan tambahkan usianya lima belas tahun lagi. Justru ketika dia dipanjangkan umurnya
lima belas tahun lagi, dia mempunyai satu anak yang jahatnya luar biasa, sampai anaknya itu
membakar dua anaknya sendiri, jadi cucu dari Hizkia, dipersembahkan kepada dewa dengan
dibakar. Jadi belum tentu umur panjang membawa berkat bagi kita.

Dari ayat ini kita bisa tahu, yang pertama kita mau belajar bahwa Allah memegang kendali
diatas semua kehidupan alam semesta ini. Kalau Dia bilang mati, mati. Kalau Dia bilang hidup,
hidup. Dia (Allah) datang kepada raja melalui seorang nabi, Yesaya. Jangan meremehkan
seorang hamba Tuhan yang dapat karunia nabi. Dia (Hamba Tuhan) menyampaikan firman
yang betul kontak dengan hati kita.

Tanpa basa basi, yang dihadapi ini raja, dia (Yesaya) sampaikan firman-Nya, beginilah firman
Tuhan, tiga kata, inilah firman Tuhan. Dia nggak bilang, raja, dia nggak bilang baginda, dia
nggak bilang permisi. "Beginilah firman TUHAN: Sampaikanlah pesan terakhir kepada
keluargamu, sebab engkau akan mati, tidak akan sembuh lagi."

Dalam bahasa Inggris, dikatakan set your house in order. Urus rumahmu secara teratur.
Bereskan rumahmu, in order, secara teratur. Kalau abjad itu, a, b, c, d, e, f...Ini your house.
Bereskan rumahmu dengan in order. Karena kelihatannya, keluarga Hizkia ini, nggak karu-
karuan. Set your house in order, karena engkau akan mati, dan tidak akan hidup.

Kalau saya jadi Hizkia, saya bahagaia, karena saya dikasih tahu saya akan mati. Tapi kita, tidak
seperti Hizkia. Kita tidak tahu kapan kita akan mati. Kalau kita diberitahu kapan kita akan mati,
mungkin Pak Rudy yang gemuk ini, bisa mendadak kurus. Dan apakah reaksi kita kalau kita
akan mati? Apakah kita akan sungguh bertobat, atau apakah kita mau berdosa dulu sampai
tunggu satu hari sebelum mati, kita baru bertobat. Ada banyak macam-macam orang bereaksi.

Tetapi saya ingin beritahu saudara, lambat atau cepat, kematian pasti datang. Saudara boleh
treadmill, pergi ke Dokter di Singapura yang terkenal, saudara boleh check up, dan Dokter
diatas Dokter di Indonesia dan Singapura berkata, "You are in excellent condition", sehat, tidak
kurang satu apapun, kematian pasti datang. Saya baru baca Corry Tenbum, seorang saksi
Kristus yang meninggal pada usia 91 tahun, dan yang hebatnya, dia meninggal pada hari
kelahirannya. Tamu-tamu yang datang bilang, "Aduh ini luar biasa. Dia ulang tahunnya
langsung di Kerajaan Sorga."

Kematian itu pasti akan datang. Anak saya saja sudah meninggal. Dia belum 2 tahun sudah
meninggal. Apalagi saya yang hampir 60 tahun? Apalagi kita? Waktu kematian ini, tidak ada
kaya tidak ada miskin. Kematian tidak melihat perbedaan sosial. Kematian tidak melihat, oh si
ini kaya, dia banyak duitnya, dia banyak menyumbang. Oh kalau begitu, aku, kematian,
perpanjang dulu. Oh ini orang jahat sekali...Justrus kita lihat terbalik. Orang yang baik, Tuhan
ambil. Orang yang kurang ajar, orang berantakan, kenapa kok dia umurnya panjang?

Satu pendeta di Sukabumi, om Rompas, dia lebih tua dari saya, dia ngomong sama saya,
"Aduh Yo. Itu jemaat baik sekali. Kalau om mau pergi keluar kota, kemana saja, dia selalu ingat.
Biar sedikit uangnya, dia kasih, dua ratus ribu atau dua ratus lima puluh ribu. Itu bapa selalu
beri. Dia bukan pengusaha besar. Tapi dia selalu ingat. Aduh...saya senang sama jemaat itu.
Luar biasa baik, ramah. Nggak macam-macam, nggak ini itu, nggak. Eh, nggak puguh-puguh
Tuhan ambil. Tapi ada jemaat yang 'bertanduk', suka ngelawan, ngomongin saya macam-
macam, nggak mati-mati. Heran...."

Saudara, kematian nggak lihat dia jahat apa baik, tidak. Tapi yang pasti kematian itu akan
datang. Mati dan hidup itu di tangan Tuhan. Kita buka 1 Samuel pasal 2 ayat 6;

1Sa 2:6 TUHAN mematikan dan menghidupkan, Ia menurunkan ke dalam dunia orang
mati dan mengangkat dari sana. 1Sa 2:7 TUHAN membuat miskin dan membuat kaya;
Ia merendahkan, dan meninggikan juga.

Ini Tuhan yang kita sembah. Ini Tuhan yang sedang kita layani. Maka bodoh sekali kita, kalau
kita menjauhkan diri dari Tuhan, kalau kita 'bermain-main' dengan Tuhan. Saudara, apa yang
jadi nomor satu dalam hidup saudara? Apa yang kita kejar di dalam dunia ini? Sebab, walaupun
kita kaya, ataupun kita miskin, kita pasti akan meninggal. Saudara cari kerja, saudara jadi orang
terkaya di dunia menurut majalah Forbes, akhirnya mati.

Nah, bagaimana kita? Apa prioritas kita yang utama? Yang utama selalu yang pertama. If Jesus
in not the first in your live, He is not the Lord of your live. Kalau Yesus bukan yang pertama
dalam hidup saudara, Dia sama sekali bukan Tuhan saudara. Kalau uang yang utama dalam
hidup saudara, Yesus bukan Tuhan saudara. Kalau ketenaran yang utama dari hidup saudara,
maka Yesus bukan Tuhan saudara. Kita harus taruh Yesus yang pertama, karena Dia yang
memegang komandao, mati atau hidup, kaya atau miskin, Dia yang memegang komando.

Dia bisa bikin saudara kaya dalam hitungan hari, bisa. Tapi ingat, Dia juga bisa bikin miskin.
Maka itu, kita harus tahu membawa diri. Dikatakan, set your house in order. Bersiap-siaplah,
persiapkan rumahmu, karena hari ini kamu akan mati , tidak akan hidup. Tuhan sudah pilih hari
yang terbaik untuk Hizkia, kamu akan mati sekarang. Itu sebetulnya anugerah. Raja Hizkia
sedang sakit.

Hidup kita, waktu muda, hujan-hujanan, makan ini makan itu, tidak ada pantangan. Ini boleh itu
boleh, apa saja kita makan, semua kita makan. Tetapi kalau sudah tua, mulai...pada kendor.
Kulit tangan pada kendor. Itu umur nggak bisa dibohongin. Kita ini seperti mobil. Tiap lima ribu
kilometer ganti oli. Wiper bunyi, ganti karetnya. Lampu mobil mati, ganti. Tabrakan dengan
tembok, dibereskan. Ganti ban, "Pak, sudah gundul." Ganti. Ganti seher, ganti. Nanti satu hari
kita masuk toko onderdil, "Mau cari onderdil ini..." Pegawai toko ngomong begini, "Model begini
sduah nggak dibikin lagi. Pabriknya aja sudah tutup."

Nah manusia itu begitu. Ketika dokter bilang, "Yah, masih bisa hidup, tahan..." Saya, katanya,
diproyeksikan oleh seseorang, "Saya memproyeksikan bapak hidup sampai sembilan puluh
tahun. Jadi bapa mesti jaga hidup bapa. Jantung bapa saya yang tanggung jawab. Saya ingin
supaya bapa meninggal pada usia sembilan puluh tahun."

Mau hidup sembilan puluh tahun atau enam puluh lima , urusan yang diatas. Kapan saja saya
sudah siap. Tapi itu bahasanya Tuhan kepada Hizkia, set your house in order. Bereskan rumah
tanggamu, kamu akan mati. Artinya apa buat kita? Kita tidak akan mati sekarang. Tapi kita akan
mati. Mari kita set our house in order. Mari kita bersiap sedia. Hari ke hari kita siap sedia. Ini
muka sudah pada turun. Ada lagu, Indonesia tanah air beta. Pusaka abadi nan
jaya...Ujungnya, sampai akhir menutup mata. Mati juga akhirnya. Aduh betul ya, Indonesia itu
hebat. Tapi akhirnya, menutup mata. Itu akhir kita, menutup mata. Mari, kita mau lihat kitab
Kejadian pasal yang ke 5 ayat yang ke 3;

Gen 5:3 Setelah Adam hidup seratus tiga puluh tahun, ia memperanakkan seorang laki-
laki menurut rupa dan gambarnya, lalu memberi nama Set kepadanya. Gen 5:4Umur
Adam, setelah memperanakkan Set, delapan ratus tahun, dan ia memperanakkan anak-
anak lelaki dan perempuan. Gen 5:5 Jadi Adam mencapai umur sembilan ratus tiga
puluh tahun, lalu ia mati. Gen 5:6 Setelah Set hidup seratus lima tahun, ia
memperanakkan Enos. Gen 5:7 Dan Set masih hidup delapan ratus tujuh tahun, setelah
ia memperanakkan Enos, dan ia memperanakkan anak-anak lelaki dan
perempuan. Gen 5:8 Jadi Set mencapai umur sembilan ratus dua belas tahun, lalu ia
mati. Gen 5:9 Setelah Enos hidup sembilan puluh tahun, ia memperanakkan
Kenan. Gen 5:10 Dan Enos masih hidup delapan ratus lima belas tahun, setelah ia
memperanakkan Kenan, dan ia memperanakkan anak-anak lelaki dan perempuan. Gen
5:11 Jadi Enos mencapai umur sembilan ratus lima tahun, lalu ia mati. (ayat 14) Gen
5:14 Jadi Kenan mencapai umur sembilan ratus sepuluh tahun, lalu ia mati. (ayat
17) Gen 5:17 Jadi Mahalaleel mencapai umur delapan ratus sembilan puluh lima tahun,
lalu ia mati. (ayat 27) Gen 5:27 Jadi Metusalah (ini paling panjang umurnya) mencapai
umur sembilan ratus enam puluh sembilan tahun, lalu ia mati. (Saya capek bacanya.
Sebab akhirnya ayat 31;) Gen 5:31 Jadi Lamekh mencapai umur tujuh ratus tujuh puluh
tujuh tahun, lalu ia mati.

Ini manusia. Yang paling panjang sembilan ratus enam puluh sembilan tahun, lalu ia mati.
Sembilan ratus tiga puluh tahun, Adam, lalu dia mati. Berkurang terus, terus...terus. Dan kita
yang umur dibawah seratus tahun, bahkan ada yang dibawah tujuh puluh tahun, masih berani
nyanyi, panjang umurnya...panjang umurnya.

Kalau ada yang umur sembilan puluh enam mati, itu baru sepersepuluh umurnya Metusalah.
Kita kebanyakan seperdua puluh. Tadi pagi saya baca di Kompas, delapan puluh tiga tahun.
Eh, ada satu bapak, dua puluh delapan tahun, meninggal. Anak saya lima belas bulan,
meninggal.
Set your house in order, karena engkau akan mati. Bila mati pergi kem'na, sorga atau neraka?
Sorga senang kekal mulia, neraka sengsara. Yesus saja...Yesus saja tebus dosaku. Yesus
saja, Yesus saja...Jurus'lamatku. "Oh, saya masih muda om, nggak mungkin saya meninggal."
Saya umur enam puluh tahun, sudah sering mengubur anak-anak muda. Ada yang dua puluh
dua tahun, saya kubur. Delapan belas tahun, saya kubur. Ada yang empat belas tahun, saya
kubur. Yang paling kecil, anak saya sendiri, saya kubur.

Jangan bilang umur. Kematian itu tidak pernah kirim SMS. 'Besok anda akan mati.
Persiapkanlah diri anda. Pakailah peti mati yang murah-murah saja. Sepatu juga sepatu tennis
saja. Kirim pesan kepada keluargamu. Dari kematian.' Nggak pernah ada sms. Kematian nggak
pernah kirim telegram. "Telegram pak, ekspress." 'Besok anda akan mati. Kematian.' Nggak
akan telepon. "Hallo, ini siapa?" "Ini kematian." "Kematian?" "Iya..." "Masak sih, ada orang
namanya kematian?" "Lu denger dulu. Lu besok mati. Gua ini kematian, diutus Tuhan, dari
Sorga. Lu besok mati, set your house in order."

Aduh...saudara mau libur juga dibatalin. Mungkin langsung panggil pak Awondatu. "Pak
Awondatu, bikin kebaktian. Aku berserah, aku berserah...Pada Yesus Jurus'lamat, aku
berserah...Begitu? Apa begitu reaksi kita?

Memang, dia (Hizkia) minta panjang umur, Tuhan kasih. Tuhan kasih lima belas tahun. Tapi tadi
saya bilang. Dalam lima belas tahun itu, dia punya anak. Anak ini, jahatnya luar biasa. Jadi
umur panjang melebihi kehendak Tuhan... Wah, banyak raja, banyak presiden, banyak kaisar,
dibikin dengan obat, jantungnya supaya kuat. Organ lain sudah pada mati, jantungnya masih,
deg deg...deg deg...Termasuk Pak Harto. Dia punya dokter sampai dua puluh. Apa bisa
menahan kematian? Akhirnya berangkat juga.

Ini yang saya ingin bawa pesan malam hari ini, betapa bedanya dengan orang yang mengenal
Yesus. Filipi pasal 1 ayat 21;

Phi 1:21 Karena bagiku hidup adalah Kristus dan mati adalah keuntungan.

Hidup adalah Kristus. Berapa banyak diantara kita yang menilai, hidup adalah Kristus? Berapa
banyak diantara kita yang menilai, hidup adalah uang? Berapa banyak diantara kita yang
menilai, hidup adalah Kesenangan? Berapa banyak?

Aduh saudara, waktu untuk saya sekarang ini, untuk pribadi, sudah susah carinya. Sudah
susah. Hari Minggu ini saya harus wakilkan di Jakarta, karena saya harus ke tempat lain. Hari
Selasa depan, habis kebaktian saya harus naik pesawat malam ke Ujung Pandang. Dari Ujung
Pandang, jam dua belas malam, harus ke Rantepao, delapan jam naik mobil. Di Rantepao, biar
saya belum tidur, saya harus kasih seminar. Malamnya harus KKR. Habis KKR, harus balik lagi
ke Ujung Pandang, delapan jam lagi, sampai subuh. Jam sebelas sudah naik pesawat lagi ke
Jakarta. Dari Jakarta, sudah harus lagi ke Kerawang. Dari Kerawang, besoknya pagi-pagi harus
pulang ke Cianjur. Di Cianjur, baru tidur, sudah harus bedston. Sudah bedston, sudah malam,
tidur, kebaktian lagi pagi, ke Jakarta. Balik lagi ke Cianjur. Seninnya harus rapat di Cipanas.
Selasa saya harus ke Jakarta. Hampir-hampir tidak ada waktu. Tetapi saya bersukacita, karena
hidup saya untuk Kristus. Sibuk untuk Dia.

Itu Paulus berkata, hidupku Kristus. Kalau aku mati, aku untung. Saudara mesti ingat, kalau
saudara di dalam Yesus, mati itu 'cuan' (untung) Jangan nangis. Masak orang beruntung di
tangisi?
Satu kali saya harus berkhotbah di rumah murid eks Cianjur, yang jadi Gembala Jemaat,
meninggal. Pas saya datang sudah mau dibawa ke kuburan, saya khotbah. Salah satu pendeta
bilang, "Kasihan ini ibu pendeta. Dari tadi nangis terus, nangis terus." Saya khotbah, "Saudara-
saudara, saya bangga kepada bapa ini. Dia sudah senang ditangan Tuhan, dan dia sudah
bersukacita. Makanya kalau dia bisa lihat kita, dan kita sedang menangisi kita, dia akan
ngomong, buat apa kamu menangis? Aku sudah senang dengan Yesus."

Itu istrinya yang lagi, huk...huk...huk...huuuk, hep! Diam. Sampai akhir kebaktian dia nggak
nangis lagi. Sebab saudara kan tahu sendiri, orang Menado kalau ada yang meninggal kan
mesti menangis, mesti dilaguin, mesti dingetin lagi waktu dia hidup. Waktu dia dengar firman
Allah, hep! Nggak bisa nangis lagi. Sampai dikuburan, dia nggak nangis lagi.

Saudara-saudara, kalau aku mati, aku untung. (Amin...kata jemaat.) Saudara sudah bilang amin
loh! Kalau saudara mati, jangan salahin, "Pak Pendeta itu sih, Pak Awondatu sih, khotbah
kematian." Jangan! Saudara bilang, untung aku mati. Itu Paulus berkata. Tapi saya tidak
berhenti disitu bacanya. Ayat 22;

Phi 1:22 Tetapi jika aku harus hidup di dunia ini, itu berarti bagiku bekerja memberi
buah. Jadi mana yang harus kupilih, aku tidak tahu. Phi 1:23 Aku didesak dari dua
pihak: aku ingin pergi dan diam bersama-sama dengan Kristus--itu memang jauh lebih
baik; (Diam bersama dengan Kristus, jauh lebih baik, saudara. Ayat 24;) Phi 1:24 tetapi
lebih perlu untuk tinggal di dunia ini karena kamu.

Dalam bahasa salinan lain, I am torn. Aku ini dirobek, dari dua pihak. Bersama dengan Kristus,
aku ingin tinggal dengan kamu. Memang aku ingin dengan kamu, tapi aku juga ingin dengan
Yesus. Menurut Ibrani, tirai itu adalah tubuh Kristus, dirobek juga. Tirai robek di Bait Allah.
Tubuh Kristus dirobek diatas Bukit Golgota. Kita juga akan dirobek dengan dua keinginan ini.

Roh kita ingin terus, ingin masuk sorga bersama dengan Kritsus, itu yang lebih baik. Tapi ini
daging, masih senang dengan bacang ketan, masih senang dengan baso. Ini daging masih
senang dengan keuntungan-keuntungan yang sementara waktu itu, masih senang lihat emas
balokan.

Tapi ini roh, aku ingin bersama dengan Kristus. Daging, aduh...bagaimana? Torn, robek!
Sampai sekarang ini saya masih pegang keyakinan bahwa, kalau orang Kristen yang sungguh
percaya kepada Yesus, dan meninggal sungguh-sungguh di dalam Tuhan, dia iring kepada
Tuhan dengan setia, waktu dia meninggal, langsung dia bersama dengan Yesus. Itu saya
masih percaya sampai sekarang.

Sebab apa? Waktu Yesus disalib, penjahat yang setiap harinya tidak tahu berbuat baik, tapi
waktu dia mati, dia bilang, "Ya Yesus, ingatlah akan daku kalau Engkau masuk di Kerajaan
Sorga. Ingatlah akan daku." Dia tidak minta diselamatkan, sebab dia tahu dia jahat. Ingatlah
akan daku. Apa jawaban Yesus saudara? "Hari ini juga, engkau bersama dengan Aku di dalam
Firdaus." Penjahat ini mati dengan tenang, mati dengan teduh. Karena dia yakin, waktu dia
mati, dia bersama Yesus di dalam Firdaus.

Tidak pernahkah saudara memikirkan hal itu? Waktu saudara menjaga toko, waktu saudara
melayani langganan, waktu saudara berurusan dengan teman-teman, tidak pernahkah saudara
berpikir bahwa kematian bisa datang sewaktu-waktu? Bahwa dia bisa meminta hidup kita.
"Sudah cukup hidupmu. Sekarang Aku minta pertanggungan jawabmu. Kembali, pulang."
Sebab 1 Korintus 6 berkata, kita sudah dibeli dengan harga tunai. Kita harus mempertanggung
jawabkan apa yang kita perbuat dalam hidup ini, baik atau jahat.

Seorang wanita di Amerika, yang cerita ini adalah Billy Graham. Billy Graham menulis satu
buku, dan saya baca bukunya. Saya menangis, bukan susah, bukan sedih, tapi saya menangis
karena besarnya anugerah Tuhan. Ibu ini harus dihukum mati, karena dia membunuh ibu
sendiri, membunuh adiknya dan membunuh suaminya. Apa yang menyebabkan, tidak tahu.
Diperiksa oleh ahli-ahli jiwa, tidak ada kelaianan. Jadi dia dihukum mati. Tetapi ketika dia
dipenjara, ada pendeta yang suka jalan-jalan dilorong-lorong penjara, berteriak, "Percayalah
kepada Yesus, karena di dalam Yesus ada pengharapan. Walaupun dosamu merah kirmizi
sekalipun, Aku akan menyucikan seperti bulu domba, dan putih seperti salju. Percayalah
kepada Yesus."

Dia lagi tidur. Waktu dia lagi tidur, dia dengar itu kalimat, "Percayalah kepada Yesus. Walaupun
dosamu merah kirmizi sekalipun, Aku bisa cuci seperti salju dan bulu domba." Dia berdiri, dan
dia terima Yesus. Saya pendekkan ceritanya. Dari dia terima Yesus, sampai dia dieksekusi itu
enam tahun, dia dikasih kesempatan hidup. Maka dia mulai bersaksi kesana, mulai bersaksi
kesini. Dan di penjara itu banyak yang dia menangkan, khusunya penjara wanita, banyak
wanita-wanita dimenangkan untuk Kristus.

Dan ketika besoknya dia akan dieksekusi, hari ini, anak Billy Graham yang perempuan,
mengunjungi dia. Ketika dia (anak Billy Graham) mengunjungi, sudah ada surat untuk dia.
Karena wanita itu sudah ada di kamar, sudah mau dieksekusi. Waktu dibuka, dia baca. Dia
(wanita itu) menulis begini, "Terima kasih kepada Tuhan Yesus Kristus, atas anugerah
kematian-Nya, sama seperti anugerah-Nya yang memberi aku hidup dan anugerah
keselamatan-Nya." Jadi dia sudah tangkap itu rahasia, waktu dia mati itu, dia dapat anugerah.
Aku dapat anugerah dari Tuhan, waktu kematian ini, sama seperti aku dapat anugerah waktu
aku hidup dan aku dapat anugerah waktu aku diselamatkan.

Saudara sudah punya dua. Saudara sudah punya anugerah waktu hidup. Saudara punya
anugerah, saudara sudah diselamatkan. Saya yakin saudara sudah diselamatkan. Kalau
saudara belum yakin, saudara diselamatkan, malam hari ini saudara bisa ambil keputusan, dan
menerima Yesus. Dan yang ketiga, saudara harus percaya, waktu kita meninggal juga, kita
meninggal di dalam anugerah-Nya Tuhan. Hidup adalah Kristus, mati adalah keuntungan.
Hanya orang yang benar-benar kenal Yesus, yang tidak takut menghadapi maut. Jadi begini,
menurut saya. Saudara itu bukan takut kepada mautnya. Saudara tidak takut kepada
kematiannya. Sebab saudara takut juga, mati. Nggak takut, saudara mati. Takut, saudara mati.
Saudara takut tuh prosesnya. Ada yang sakit lama. Nah itu yang saudara takut. Nunggu
kematiannya. Justru yang jatuh di pesawat ke laut, itu malah waktu jatuh aja nggak sadar dia.
Itu mah lebih untung.

Kita sering melihat hal-hal yang besar, kita lupa memikirkan hal-hal yang kecil. Contohnya,
denyut jantung. Kita nggak pernah mikir. Hidup aja, bangun aja, tidur aja. Tidak pernah mikir, ini
denyut jantung tidak pernah berhenti. Ini jantung nggak pernah istirahat, "Bos, saya istirahat
dulu lima menit, ya." Mati kita. Dia hidup terus. Deg deg...deg deg...

Pernahkah saudara berterima kasih, waktu bangun pagi? "Oh Tuhan, terima kasih saya masih
hidup." Saya kalau saya bedston dengan jemaat, itu yang saya katakan, "Terima Tuhan, saya
masih ada di gereja, saya masih hidup. Terima kasih Tuhan, keluarga saya masih baik. Terima
kasih Tuhan, aku ucapkan syukur. Saya diijinkan masih hidup, hidup untuk Kristus."

Saya bisnisman, bisnisman terus. Tapi jadi bisnisman untuk Kristus. Saya guru sekolah. Jadi
guru sekolah! Tapi jadi guru sekolah karena Kristus. Saya hanya karyawan biasa. Jadi
karyawan biasa, tapi jadi karyawan untuk Krisutus.

Tapi ingat ini jantung. Kecil di dalam kita, tapi kita nggak pernah mikir. Pernahkah saudara
berterima kasih? Anak saya mati dipangkuan saya. Ibu saya meniggal dipangkuan saya juga.
Karena saya sudah punya pengalaman dengan anak saya, saya tidak begitu takut menghadapi
kematian ibu saya. Matanya lihat kesana kesini, saya panggil-panggil, dia nggak jawab.
Bernafas satu-satu. Matanya lihat kesana kemari. Terus dia tutup mata, dia tarik nafas. Tidak
ditarik lagi. Suster datang, "Sudah meninggal, suster. Nggak usah periksa-periksa, sudah
meninggal." Maka ada istilah, sampai hembusan nafas terakhir. Bukan pada tarikan nafas
terakhir.

Sakit penyakit, itu bunga kematian. Ini saudara, jari tengah saya bengkok. Dokter di Bandung,
suka sama-sama naik motor, mau operasikan saya. Itu waktunya nggak ada. Saya pernah
membaca, fighting the fade, melawan kemunduran. Tentara Amerika berkata, Hero never die.
They only fade away. Pahlawan nggak pernah mati, katanya. Dia cuma fade away, dia nggak
ada pelan-pelan. Ya apa bedanya dengan mati? Itu kan mati juga?

Saya sudah hampir enam puluh tahun, nanti bulan Agustus. Sudah mesti hati-hati. Kemarin,
Selasa yang lalu, mau khotbah, saya mau jatuh. Eeit, kenapa begini? Oh, bunga kematian.
Kadang-kadang, aduh kenapa dada sakit? Koyo tempelkan. Hangat, sudah sembuh. Bunga
kematian. Ini gigi saya sudah tiga puluh persen palsu. Bunga kematian. Rambut sudah dua
warna. Disini sudah botak sedikit, itu bunga kematian. Saudara mau umur panjang, enam
puluh, tujuh puluh tahun, mati juga. Yang saya pentingkan, setelah mati itu kemana, saudara?
Sampai saat ini saya tetap yakin percaya, bahwa orang yang meninggal di dalam Tuahn akan
dibawa oleh Tuhan bersama-sama dengan Dia. Di dalam 1 Tesalonika pasal 4 ayat ke 13;

1Th 4:13 Selanjutnya kami tidak mau, saudara-saudara, bahwa kamu tidak mengetahui
tentang mereka yang meninggal, supaya kamu jangan berdukacita seperti orang-orang
lain yang tidak mempunyai pengharapan. 1Th 4:14 Karena jikalau kita percaya, bahwa
Yesus telah mati dan telah bangkit, maka kita percaya juga bahwa mereka yang telah
meninggal dalam Yesus akan dikumpulkan Allah bersama-sama dengan Dia.

Yang percaya berkata, amin! Kita akan berkumpul bersama dengan Tuhan. Sekarang saya
akan bacakan daftar siapa yang nggak bisa masuk sorga. Bukan saya yang ngomong. Kalau
saya, saya tidak ingin lihat salah saudara. Sudahlah kita masuk sorga. "Tuhan, satu
rombongan, Tuhan. AMS Sangaji." Yang jarang kebaktian, baru sekali datang, "Ko Yoyo saya
ikut dong..." "Iya, ya...udah dah, masuk..." Nggak bisa begitu saudara. Ini ada yang melarang,
bukan saya, tapi Tuhan sendiri. Wahyu 22 ayat 15;

Rev 22:15 Tetapi anjing-anjing dan tukang-tukang sihir, orang-orang sundal, orang-
orang pembunuh, penyembah-penyembah berhala dan setiap orang yang mencintai
dusta dan yang melakukannya, tinggal di luar. (Wahyu 21 ayat 7;) Rev 21:7Barangsiapa
menang, ia akan memperoleh semuanya ini, dan Aku akan menjadi Allahnya dan ia
akan menjadi anak-Ku. Rev 21:8 Tetapi orang-orang penakut, orang-orang yang tidak
percaya, orang-orang keji, orang-orang pembunuh, orang-orang sundal, tukang-tukang
sihir, penyembah-penyembah berhala dan semua pendusta, mereka akan mendapat
bagian mereka di dalam lautan yang menyala-nyala oleh api dan belerang; inilah
kematian yang kedua."

Matius pasal 10. Ini Yesus sendiri yang berkata. Ayat ke 28;

Mat 10:28 Dan janganlah kamu takut kepada mereka yang dapat membunuh tubuh,
tetapi yang tidak berkuasa membunuh jiwa; takutlah terutama kepada Dia yang
berkuasa membinasakan baik jiwa maupun tubuh di dalam neraka.

Dia berkuasa mematikan, Dia berkuasa menghidupkan. Tetapi saya mau mengingatkan kepada
saudara, bahwa kita ada pada posisi yang beruntung, karena tubuh dan darah Yesus sudah
menebus dosa kita. Dan kalau kita mati, kita tidak usah susah lagi. Semua kekasih-kekasih kita,
semua keluarga yang mendahului kita meninggal di dalam Tuhan, sudah ada bersama dengan
Tuhan.

Anda mungkin juga menyukai