Anda di halaman 1dari 5

Bahan Khotbah Minggu Ke-45 Tanggal 08 November 2020

PERKATAAN YANG MENGHIBURKAN


Buangan Kada tu Mepakananna’

Bacaan Mazmur : Mazmur 78:1-11


Bacaan 1 : Amsal 6:16-19
Bacaan 2 : 1 Tesalonika 4:13-18 (Bahan Utama)
Bacaan 3 : Matius 25:1-13
Nas Persembahan : Mazmur 28:7
Petunjuk Hidup Baru : 1 Tesalonika 4:1

Tujuan:
1. Jemaat memahami bahwa firman Allah adalah sumber kebenaran dan kebaikan.
2. Jemaat selalu memperkatakan firman Allah dan saling menguatkan dengan perkataan perkataan yang membangun dan meneguhkan.

SUSPENSE :
LEAD :
Shalom bapak/ibu/jemaat yang di kasihi Tuhan…
Salam sehat...
Jemaat yang baik hatinya, pernahkah saudara memikirkan bahwa jauh di lubuk hati
sanubari, sejatinya manusia, saudara dan saya menyimpan kebutuhan dan kerinduan yang sangat.
Butuh apa, rindu apa? Jaminan! Jaminan bahwa ia telah diperdamaikan dengan Allah.
Selama ia belum yakin, ia akan terus resah! Tidak sejahtera di jiwa. Betapapun banyak yang
ia miliki. Betapapun tinggi karier yang ia raih. Bahkan betapapun saleh dan taatnya ia beragama.
Sebuah pertanyaan yang paling kuno namun masih terus relevan dalam sampai hari ini dan
yang membuat orang banyak mengalami keresahan, tidak sejhatera jiwanya adalah soal kematian!
Lalu dimanakah jaminan kita orang percaya? Jaminan kita orang percaya adalah Yesus
Kristus yang diberitakan di dalam Alkitab. Yesus Kristus yang bangkit dan mengalahkan maut
kekal.
Jaminan seperti apakah yang Alkitab beritakan tentang Kristus bagi kita? Mari kita pelajari
bersama firman Tuhan hari ini, supaya oleh jaminan itu, jiwa kita tenang, kita tidak resah dalam
menanti Parousia (kedatang Yesus Kristus kedua kalinya untuk menghakimi orang yang hidup dan
yang mati).
PUNCH LINE :
Jemaat…umat kepunyaan Allah di dalam dan melalui Yesus Kristus….
Paulus harus menuliskan surat ini kepada jemaat yang ada di Tesalonika, karena di jemaat
kala itu timbul persoalan. Jemaat Tesalonika bingung. Mereka sedang menanti-nanti akan
datangnya Yesus yang akan mengangkat mereka ke awan-awan. Namun, belum juga Yesus datang,
sekarang sudah banyak saudara seiman, keluarga mereka yang meninggal. Jadi, bagaimana nasib
orang-orang yang meninggal itu ketika Kristus datang kembali (Parousia)? Ini membuat jemaat

1
menjadi gaduh. Gelisah.
Karena itu, Paulus menuliskan surat ini untuk memberikan pemahaman bahwa kematian
bukanlah akhir dari ceritra kehidupan. Ini yang harus jemaat mengerti dan pahami. Sebab
pengharapan besar bagi semua orang percaya adalah bukan kematian, melainkan ‘kebangkitan’.
Mengapa? Karena Yesus Kristus hidup kembali. Begitu juga orang-orang percaya, termasuk orang-
orang yang telah mati.
Karena itu, dalam keresahan, kecemasan jemaat akan nasib saudara seiman, keluarga yang
seiman namun telah mendahului mereka karena kematian, Paulus menenangkan jemaat Tesalonika
dengan menuliskan:
13 Selanjutnya kami tidak mau, saudara-saudara, bahwa kamu tidak mengetahui tentang mereka
yang meninggal, supaya kamu jangan berdukacita seperti orang-orang lain yang tidak mempunyai
pengharapan.
Artinya, Paulus mau bilang begini ke jemaat Tesalonika: ‘kami tidak mau kalian (jemaat
Tesalonika) tidak tahu’ atau kami ingin kalian mengerti. Supaya kalau kalian tahu, kalau kalian
mengerti, kalian tidak perlu lagi takut dan kuatir akan bagaimana mereka yang telah meninggal
dalam iman kepada Kristus! Begitu!
Itulah sebabnya Paulus bilang: ‘…jangan berdukacita seperti orang-orang lain yang tidak
mempunyai pengharapan.’ (ay. 13b).
Jangan berdukacita di sini maksudnya bukan menangis meratap-ratap seperti orang
membating. Bukan. Tapi berdukacita yang dimaksud di sini adalah ‘supaya muka kalian tidak
tertunduk atau jantung yang berdebar-debar’ karena ada masalah. Artinya: jangan karena Yesus
Kristus belum datang, sementara saudara/keluarga kita telah mati, lalu itu membuat kita menjadi
malu, membuat jantung kita berdebar-debar ketakutan karena ternyata toh mereka mati sehingga
penantian kita dan mereka yang telah mati mungkin sia-sia. No! Walaupun Kristus belum datang,
dan mereka ternyata meninggal, toh itu bukan berarti karena mereka mati sebelum Kristus datang,
lalu kematian itu membuat mereka tidak mendapat apa yang sudah disiapkan Allah bagi mereka.
No! Itu keliru.
Artinya, jemaat Tesalonika harus tahu, mengerti, bahwa kematian tidak akan menghalangi
orang-orang Kristen mendapat apa yang sudah disiapkan Allah bagi mereka’.
Karen itu, Paulus menegaskan di Ayat 14, ia berkata:
14 Karena jikalau kita percaya, bahwa Yesus telah mati dan telah bangkit, maka kita percaya juga
bahwa mereka yang telah meninggal dalam Yesus akan dikumpulkan Allah bersama-sama dengan
Dia.
Maka walaupun mereka mati sebelum Kristus datang, toh mereka akan memperoleh yang
telah dijanjikan Allah. Tapi bagaimana mereka bisa memperoleh semntara mereka sudah mati?
2
Ya…dibangkitkan. Sama seperti Krsitus yang mati dan bangkit.
Apa jaminannya? Paulus berkata di ayat 15a: Ini kami katakan kepadamu dengan firman
Tuhan:…
Artinya: bahwa semua itu Paulus katakan berdasarkan firman Tuhan atau ajaran Tuhan
Yesus sendiri.
Ajaran seperti apakah jaminan kita bahwa kematian tidak akan menghilangkan apa yang
Tuhan sudah janjikan walaupun Kristus belum datang?
Perhatikan ayat 15b-17:
15b ‘… kita yang hidup, yang masih tinggal sampai kedatangan Tuhan, sekali-kali tidak akan
mendahului mereka yang telah meninggal.
16 Sebab pada waktu tanda diberi, yaitu pada waktu penghulu malaikat berseru dan sangkakala
Allah berbunyi, maka Tuhan sendiri akan turun dari sorga dan mereka yang mati dalam Kristus
akan lebih dahulu bangkit;
17 sesudah itu, kita yang hidup, yang masih tinggal, akan diangkat bersama-sama dengan mereka
dalam awan menyongsong Tuhan di angkasa. Demikianlah kita akan selama-lamanya bersama-
sama dengan Tuhan.
Inilah jaminan itu: bahwa akhir dari kehidupan orang Kristen itu adalah bukan kematian
melainkan kita akan selalu bersama-sama dengan Allah’. Mengapa? Karena kita tidak mati kekal
(mati kekal artinya berpisah dari Allah). Melainkan yang mati dibangkitkan dan yang hidup
diangkat diawan-awan menyambut Yesus Krsitus datang untuk kita bersama-sama selamanya
dengan Allah. Kita bersama-sama selamanya di mana Allah berada, di situ kita berada. Dimana
Allah tinggal, disitupun kita tinggal. Yesus pernah berkata: ‘Di rumah Bapa-Ku banyak tempat
tinggal. Jika tidak demikian, tentu Aku mengatakannya kepadamu. Sebab Aku pergi ke situ untuk
menyediakan tempat bagimu. Dan apabila Aku telah pergi ke situ dan telah menyediakan tempat
bagimu, Aku akan datang kembali dan membawa kamu ke tempat-Ku, supaya di tempat di mana
Aku berada, kamupun berada. (Yoh. 14:2-3). Puji Tuhan.
Saudara…apa yang ditanyakan, apa yang dicemaskan oleh jemaat di Tesalonika ini juga
masih relevan sampai sekarang. Saya tanya, siapa yang berharap Yesus datang kembali menjemput
dirinya? Kalau begitu, ayo siapa yang tidak takut mati? Hehehe!
Orang sangat takuti kematian. Padahal, kita mengerti dan tahu bahwa sewaktu-waktu kita
pasti akan mati! Betul?
Ayo….kira-kira yang muda-muda, umurmu masih panjang nda? Terus yang tua-tua, pendek?
Ayo yang mana yang panjang: yang tua atau yang muda? Salah kalian. Kekristenan tidak pernah
memastikan umur yang muda panjang, yang tua pendek. Kalau saya di tanya, saya akan jawab:
tidak tahu. Tapi secara sosiologis, ya, yang muda tentu lebih panjang harapan hidupnya, ingat
3
harapan hidupnya ya. Bukan jaminan hidupnya!
Saya sudah beberapa kali mengunjungi orang yang mati mendadak. Usianya lebih muda.
Meninggal. Namun, ada juga yang dikiranya dah sekarat, eh….ternyata hidup. Justru pasangannya
yang mendahului. Belum lagi yang korban NARKOBA, dsbg. Ada juga yang aneh, over dosis, karena
obat. Obatnya, obat bikin langsing-alias obat bikin kurus. Karena itu, hati-hati, ini yang perempuan-
perempuan. Beli obat pelangsing dari ini, itu. Hati-hati. Kalau engkau kurus, jangan saudari bangga.
Kalau saya jadi bapakmu, bisa malu saya. Karena nanti dikiranya nda ku kasih makan dirimu nak!
Kalau nda mau gemuk, ya jangan terlalu banyak makan, olah raga, kan gitu!
Karena itu, berbahagialah orang India, karena orang India, makin gemuk, simbol makmur itu
(kasih gerakan tangan jempol). Karena itu, ibu-ibu…gemuklah ya…. Supaya suamimu pusing. Eh…
salah ya! Heheh. Maksud saya, gemuklah, tapi jangan over. Hidup ini harus dinikmati. Amin?
Karena itu saudara….setiap orang pasti mati. Yess. Tapi orag percaya pasti akan
dibangkitkan. Untuk apa? Untuk menghadapi penghakiman. Karena itu, bagi kita yang utama bukan
matinya, tapi bangkitnya. Bukan matinya sekarang, atau nanti, atau kapan, yang utama kita berjalan
dalam penghrapan menuju paraousia, yakni kedatangan Kristus kembali untuk menghakimi orang
yang hidup dan yang mati! Tapi awas…jangan salah memahami. Penghakiman bagi orang yang
percaya Yesus dan yang melakukan kehendak-Nya adalah penghakiman untuk mengaskan
tempatnya yang layak bersama-sama dengan Tuhan! Karena darah Kristus telah menyucikan kita.
Karena itu hiduplah benar. Hiduplah untuk menjadi hamba Kristus, dan bukan lagi hamba dosa.
Sebab ketika engkau nanti mati, matimu adalah keuntungan.
Dan adapun kita diangkat, itu artinya terjadi pemisahan. Yang percaya dan hidup dalam
kebenaran Kristus akan diangkat, dipisahkan dengan mereka yang tidak percaya Yesus. Pemisahan
antara Lalang dan Gandum.
Ketika pengangkatan terjadi, ada yang teriak-teriak dari bawah, Tuhan…Tuhan…kenapa
saya tidak turut diangkat? Saya banyak melakukan mukjizat, saya usir setan, melakukan
penyembuhan. Ah…omong kosong dengan semua mukjizatmu. Banyak mukjizat yang engkau sudah
buat, dan engkau kaya gara-gara itu. Sudah engkau terima upahmu. Selsai kita disitu! Karena itu, ku
berjuang melayani Tuhan, sorga upahku. Terlalu bodoh kalau kita melayani hanya untuk upah di
dunia. Kalau Tuhan kasih rejezeki, itu urusan Dia. Karena itu, layanilah Tuhan dengan ketulusan.
Jangan hina Dia dengan mengais-ngais rejeki atas nama pelayanan. Hiduplah benar. Kalau saudara
suami-isteri seia-sekatalah. Kalau saudara suami bertanggungjawablah menafkahi keluargamu.
Kalau sadari isteri, pakailah berkat Tuhan dengan bertanggungjawab, jangan hanya tahu belanja.

POWER STATEMENT :
Karena itu…kata firman Tuhan di ayat 18. Mari yuk kita baca bersama: Karena itu
4
hiburkanlah seorang akan yang lain dengan perkataan-perkataan ini. (Ay. 18). Marilah kita saling
menguatkan hati dengan firman Tuhan ini, sehingga tidak ada seorangpun dari kita, yang hidup
dalam penantian kedatangan Tuhan ini, menjadi khawatir jika kematian menghampiri atau bahkan
jika kesedihan, kesulitan menghampiri hidup kita. Mari….kita hidup benar, layani Tuhan, sambil
menanti kedatangan Kristus untuk membawa kita di mana Dia berada. Puji Tuhan. Amin.

Anda mungkin juga menyukai