Anda di halaman 1dari 4

Kewajiban Seorang Hamba Tuhan

(II Timotius 4:1-8)


Bapak ibu yang terkasih dalam nama Tuhan Yesus Kristus
Hari ini merupakan hari yang sangat bersejarah bagi saya dan
kedua teman saya, om Agus dan Om Stefanus. Saya yakin
bahwa kami bertiga menyadari Pentahbisan ini bukan akhir
dari perjuangan pelayanan kami di GKII, justru ini awal
dimana dengan otoritas rohani yang penuh kami harus
menggembalakan Jemaat Tuhan. Karena itu dalam waktu ini,
sebagai landasan untuk kami menjalani pelayanan sebagai
seorang Pendeta di Lingkungan GKII saya memilih teks ini.
Nats kebenaran Firman Tuhan hari ini, berisi nasehat rasul
Paulus kepada Timotius. Surat kedua ini sedikit berbeda
nadanya dibanding dengan surat pertama yang Rasul Paulus
tulis kepada Timotius. Ada aroma perpisahan dalam surat ini,
dan nampaknya Paulus menyadari bahwa ajalnya sudah
semakin dekat. Karena itu nats ini adalah pesan terakhir rasul
Paulus kepada Timotius, mengenai apa yang harus dia
kerjakan sebagai seorang hamba Kristus, orang yang sudah
menerima penebusan melalui darah Kristus.
1. Mengingat Hari Penghakiman Allah (ay. 1).
Menarik, karena rasul Paulus membuka atau melandasi
nasehatnya dengan mengundang Allah menjadi saksi. Namun
demikian, rasul Paulus juga memberikan dua pesan tersirat
dalam nats ini. Dengan menyatakan tentang penghakiman
yang akan terjadi atas semua orang baik yang hidup dan yang
mati, ada dua hal yang Paulus sasar, yang pertama, tentang
penghakiman yang akan Paulus dan Timotius alami dihadapan
Allah. Ini berbicara tentang pertanggungjawaban hidup dan
pelayanan dihadapan Allah. Dengan kata lain, Paulus
mengingatkan Timotius untuk mengerjakan panggilan
pelayanannya dengan sungguh-sungguh karena ia akan dan
harus mempertanggung jawabkannya dihadapan Allah. Yang
kedua, dengan menyatakan ini Paulus juga mengingatkan
urgensi pemberitaan Injil, terlebih di zaman akhir. Tidak ada
manusia yang akan lolos dari penghakiman Allah, dan mereka
yang tidak percaya akan binasa. Karenanya, Paulus ingatkan
Timotius tentang betapa pentingnya tugas pemberitaan itu,
mengingat penghakiman yang akan datang. Hanya mereka
yang percaya yang akan selamat, namun bagaimana mereka
percaya, kalau tidak pernah dengar tentang Kristus?
2. Memberitakan Firman Dalam Segala Situasi (ay. 2-5).
Hal kedua, dengan dilandasi ay. 1, Paulus menasehati
Timotius agar memberitakan Firman, dan bersiap dalam segala
kondisi. Pesan ini diiringi dengan satu peringatan bahwa di
zaman kemudian, akan banyak orang yang menolak
pemberitaan injil yang murni, dan mengarahkan telinga
mereka pada hal-hal yang menyenangkan hati dan telinga
mereka saja. Sehingga penolakan terhadap pemberitaan Injil
yang murni bukan hanya datang dari luar Gereja, namun juga
dari dalam Gereja. Ay. 3-4 jelas berbicara tentang mereka yang
ada dalam Gereja. Ada tiga ciri pemberitaan Injil yang murni,
yakni menyatakan apa yang salah, menegor kesalahan
tersebut, dan menasehati agar berbalik dan meninggalkannya.
Sayangnya, ketiga hal ini adalah yang paling tidak disukai
manusia. Beberapa Tahun lalu, ada seorang pengkhotbah,
kalau saya tidak salah dari Australia, yang menurut ukuran
manusia sangat sukses, gerejanya sebesar stadion dan selalu
penuh.. Satu hari, dia diwawancarai dan ditanya, apa kunci
kesuksesan gerejanya? Bapak ibu, jawabannya sungguh
menyedihkan, ia katakan, jangan beritakan tentang dosa di
dalam gereja. Jangan tegur dosa orang. Ia melanjutkan, zaman
kita ini manusia sudah mengalami tekanan yang berat diluar
gereja, dan mereka membutuhkan penghiburan di dalam
gereja. Perhatikan, sekilas terlihat benar, namun dari kaca
mata firman, ini jelas salah. Dengan demikian, apa yang
Paulus sampaikan dalam ilham Roh Kudus tergenapi. Paulus
mengetahui hal itu sehingga ia menasehati Timotius untuk
dapat menguasai dirinya, bersabar menghadapi penderitaan
dan menunaikan atau menyelesaikan tugas pelayanannya. Ini
penting Timotius camkan, agar dia tidak terseret arus dan
akhirnya meninggalkan pemberitaan yang murni, sekalipun
resikonya tidak ada yang mau mendengarkan dia. Perhatikan,
nasehat Paulus menegaskan agar Timotius tetap berpegang
pada pemberitaan Injil yang murni, bukan berpatokan untuk
menyenangkan telinga pendengarnya.
3. Teladan Yang Rasul Paulus Berikan (ay. 6-8).
Hal terakhir yang Paulus nyatakan adalah tentang teladan
kesetiaannya. Paulus menyatakan kepada Timotius, bahwa
waktunya sudah tidak lama lagi, namun Paulus meyakini
bahwa dirinya telah menyelesaikan pertandingan hidup
dengan sangat baik. Ia mencapai garis Finis, dan tetap
memelihara Iman. Kata memelihara Iman dalam bagian ini
bukan dalam pengertian pasif, yaitu diam tanpa melakukan
sesuatu. Memelihara Iman yang Paulus maksudkan adalah
memeliharanya dengan aktif mengerjakan tugas pelayanannya,
sehingga Paulus dapat berkata dengan yakin, bahwa bagi
dirinya telah tersedia mahkota kebenaran yang akan
dikaruniakan Tuhan kepadanya. Ini bukan pernyataan yang
kepedean, Paulus menyatakannya berdasarkan janji Tuhan.
Namun, Paulus juga mengatakan bahwa mahkota kebenaran
bukan hanya disediakan bagi dirinya saja, namun juga bagi
semua orang yang merindukan kedatanganNya. Artinya bagi
semua orang percaya, yang tetap setia mengerjakan bagiannya,
bahkan sampai akhir tetap percaya, telah tersedia mahkota
kebenaran. Dengan mengatakan ini, Paulus ingin mengatakan
kepada Timotius sebagai anak rohaninya, agar mengikuti
teladan yang sudah ia berikan.
Apa yang bisa kita petik dari kebenaran Firman Tuhan ini?
1. Ingat, sekali lagi ingat, hidupmu dengan segala
keberadaannya, harus dipertanggung jawabkan di
hadapan Tuhan. Karena itu kerjakan dengan setia dan
sungguh segala pelayanan yang Tuhan percayakan.
Jalani hidup dengan sungguh-sungguh sadar, bahwa
waktunya akan tiba kelak, kita menghadap Allah dan
mempertanggungjawabkan hidup kita dan segala yang
kita lakukan, ntahkah itu untuk mempermuliakan Allah
atau mempermalukan Allah. (I Korintus 3:12-15).
2. Arahkan telinga kita kepada ajaran yang benar. Jangan
terjebak dengan pola pikir manusia akhir zaman yang
hanya mau mendengarkan apa yang mau ia dengarkan.
Bersiaplah setiap saat untuk mempertanggung jawabkan
iman kita dihadapan manusia, sambil menggunakan
segala kesempatan untuk memberitakan injil.
3. Dari rasul Paulus kita belajar apa itu kesetiaan dalam
mengikut Tuhan. Ingat, ada mahkota kebenaran yang
telah Tuhan sediakan untuk semua kita. Dan sebagai
orang tua jasmani, sekaligus rohani bagi anak-anak
yang Tuhan percayakan, tinggalkan teladan iman yang
benar dihadapan anak-anak kita. Jadilah teladan bagi
mereka tentang hidup benar dihadapan Tuhan.
`

Anda mungkin juga menyukai