Anda di halaman 1dari 3

Kotbah Minggu Paskah

Yesus Bangkit: Ada Harapan


I Korintus 15:1-19

Bagaimana perasaan Bapak/ibu saudara/I pagi ini? Hari ini Paskah, kita merayakan kebangkitan Tuhan kita Yesus
Kristus. Jika sejenak kita mengingat moment seperti ini pada tahun-tahun sebelumnya, tentu sedikit berbeda. Di pagi
hari kita sungguh-sungguh diliputi kegembiraan. Anak-anak, remaja, pemuda, orang tua, menyiapkan obor dengan
semangat menyongsong fajar Paskah, mengikuti pawai berjalan sambil menyanyikan lagu-lagu kemenangan, kita
mau menjadi saksi kebangkitan Yesus. Setelah pawai, biasa kita beribadah dengan gembira. Para pengajar PAR
menyiapkan acara pencarian telur paskah. Kita semua sibuk. Panitia-panitia bekerja tanpa lelah, kurang tidur, lupa
makan, tetapi tetap semangat. Hari yang penuh kegembiraan, kita mendengar berita Paskah… Yesus bangkit!!. Itulah
sukacita kita. Hari ini kita kembali merayakan Paskah,dengan suasana yang berbeda. Tetapi dengan berita Paskah
yang sama, Yesus bangkit!! membawa harapan baru. Kalau begitu, bagaimana memaknai Paskah tahun ini, saat kita
dan seisi dunia berjuang melawan virus corona, berjuang melawan kecemasan dan berbagai penderitaan?

Paskah (Ibrani: Pesakh; Yunani : to paskha), pasca artinya “sudah lewat, “ sudah lalu, “ sudah terlampaui”. Kalau kita
mendaki gunung maka lerengnya sudah terdaki, kalau berlayar melewati lautan, gelombang-gelombangnya sudah
terarungi. Kalau halangan, tantangan-tantangannya sudah teratasi. Sudah lewat. Karena itu Paskah dirayakan dengan
gembira. Bagi orang Yahudi, Paskah menjadi hari raya agama yang terbesar dan terpenting. Paskah memperingati
keluarnya bangsa Israel dari Mesir, lolosnya umat dari maut. Paskah diperingati dengan memakan gulai pahit dan roti
tidak beragi. Gulai pahit melambangkan pengalaman pahit dari masa silam. Dengan mengingatnya mereka berharap
jangan sampai hal itu terulang. Roti yang tidak beragi mengingatkan orang Israel bahwa peristiwa keluar dari tanah
Mesir tanpa diduga, tanpa mereka bersiap bahkan tidak sempat menunggu sampai adonan roti mereka
mengembang. Hal ini mengingat mereka bahwa semua itu terlampaui, terlewati, terlalui, semata-mata karena
campur tangan Tuhan. itulah Paskah. Paskah mengingatkan mereka bahwa mereka melewati laut mati, mereka bisa
hidup sampai sekarang karena campur tangan Tuhan.

Bacaan kita hari ini dari I Korintus 15:1-19, merupakan sebuah kesaksian Paulus tentang peristiwa Paskah sebagai
pusat atau inti dari iman Kristen. Paskah juga amat penting, bahkan yang paling inti, paling sentral baik bagi Yesus
maupun bagi umat yang percaya kepada-Nya. Bagi Yesus, Ia telah melewati atau mengatasi maut. Menderita,
disalibkan, mati, tetapi bangkit, (ayat 3 dan 4), Yesus telah melewati penderitaan dan maut. Kebangkitan-Nya
menjadi bukti Ia berkuasa atas penderitaan dan maut. Ia juga menampakan diri sebagai bagian dari meneguhkan dan
memulihkan para murid dan banyak orang untuk pergi menyaksikan kebangkitan-Nya. Bagi orang percaya, penting,
karena mereka sudah melampaui/di bawa keluar dari keadaan perbudakan dosa (ayt 17), peristiwa ini penting
karena mereka telah didamaikan dengan Allah, dari segala pemberontakan dosa, seteru, dari seteru Allah menjadi
sahabat Allah, dari tidak dikasihi menjadi orang yang sangat dikasihi Allah. (badk. Roma 5:6-11). Semua itu terjadi
karena Yesus telah bangkit. Kalau Yesus tidak bangkit, maka sia-sialah Kekristenan Kita (ayat 14). Tapi karena Dia
bangkit, tidak sia-sia kepercayaan kita, dan pengharapan kita. keunikan kekristenan terletak disini. Yesus bangkit dan
pada titik ini banyak orang menolak, bahkan seringkali menjadi perdebatan. Paulus meyakinkan umat bahwa Yesus
benar-benar bangkit, itu tidak terbantahkan. Dalam sejarah, ada satu peristiwa yang menggemparkan isi dunia, Yesus
menderita, disalibkan, mati dan dikuburkan, namun Ia bangkit. Di sisi lain, kebangkitan Yesus bukan hanya semata
kisah sejarah yang menggemparkan dunia, tetapi juga sebuah kisah yang memiliki kuasa yang mengubahkan,
mengubahkan kehidupan murid-murid saat itu. Mereka dipulihkan sehingga memiliki keberanian untuk
memberitakan Injil, termasuk Paulus. Ia juga berkuasa terhadap masa yang akan datang, berkaitan dengan
kehidupan yang kekal, kehidupan setelah kematian. karena itulah kebangkitan Kristus membawa satu harapan baru
bagi setiap orang percaya. Pengharapan yang tidak sia-sia. Memang ada penderitaan, tetapi ada kemenangan.
Memang ada kematian tetapi ada kebangkitan.
Alkitab tidak menceritakan bagaimana persisnya peristiwa Paskah itu. Simbol paskah bukanlah Yesus yang sedang
bangkit dari kubur tetapi kubur yang kosong. Kain kafan yang terlipat rapi. Batu yang tergolek. Serdadu-serdadu yang
ketakutan. Itu saja yang diketahui. Alkitab hendak mengatakan Yesus benar-benar bangkit. Tetapi bukan
peristiwanya yang penting. Yang penting adalah kuasa-Nya. Yang penting bukanlah memperingati sebuah peristiwa,
melainkan mengalami kuasa-Nya. Kuasa apa? kuasa kemenangan dan memberi pengharapan. Jika demikian apa
makna Paskah bagi kita? Beberapa hal dapat kita pelajari:
1. Kebangkitan Kristus membuat kita mengalami hidup yang berkemenangan. Menyadari dan menghayati
bahwa kita adalah orang-orang yang berkemenangan, membuat kita berpengharapan. Kita sadar bahwa
penderitaan pasti ada, dan seringkali kita harus berhadapan dengannya, hal itu terkadang membuat kita tidak
bisa berbuat apa2 dan pasrah, tetapi akan ada saat semuanya berakhir. Pada saat ini, umat Kristen di seluruh
dunia merayakan Paskah, peristiwa kebangkitan Yesus Kristus, di dalam suasana duka dan penuh pergumulan.
Bagaimana kita dapat merayakan kehidupan, bahkan “dalam segala kelimpahan” (Yoh. 10:10), sementara kita
menyaksikan begitu banyak orang berjuang di ambang batas kehidupan dan kematian, akibat pandemi Covid-19?
Kematian ternyata begitu dekat dengan kita. Banyak hal yang kita alami bahkan yang kita saksiskan serta dengar,
telah merenggut kebahagiaan kita. Dalam kesedihan yang mudah membuat kita berputus asa ini, sekali lagi kita
disapa oleh berita Paskah yang menjadi pusat iman kita: Kristus telah bangkit mengalahkan kematian! Dalam
kesedihan yang mudah membuat kita putus asa, kita disapa oleh berita Paskah yang menjadi pusat iman kita,
bahwa Kristus telah bangkit mengalahkan kematian. Di dalam iman kepada Allah yang membangkitkan Yesus
Kristus melalui kuasa Roh Kudus, kita menjadi Umat Kebangkitan. Kita diundang untuk terus mempersaksikan
kehidupan yang kita temukan di dalam Kristus yang bangkit melalui kehidupan kita secara pribadi maupun
bersama-sama sebagai satu tubuh. Undangan tersebut harus kita sambut dengan terus memperjuangkan,
merawat, dan memberikan kehidupan, bukan yang mengancam kehidupan. Itulah Paskah yang sejati. Komitmen
untuk merawat dan memberikan kehidupan ini mengakar kuat pada identitas kita, bukan hanya sebagai Umat
Kebangkitan, namun juga Umat Berpengharapan. Identitas ini harus terwujud secara nyata di dalam keberanian
iman kita melawan pandemi Covid-19. Sikap iman dan harap itu diwujudkan ke dalam cinta kasih. Salah satunya
adalah melalui kepatuhan kita pada anjuran pemerintah untuk berdiam diri di rumah, demi memutus rantai
penyebaran virus ini. Sebagai Gereja, kita juga menerjemahkan usaha ini dengan mengubah cara beribadah kita,
dari ibadah yang secara ragawi berkumpul di gedung Gereja ke ibadah keluarga di rumah masing-masing, yang
disebut juga sebagai “Gereja kecil” (ecclesiola). Dengan melakukan anjuran pemerintah dan otoritas medis itu,
kita menerjemahkan iman Paskah yang merawat dan memberikan kehidupan.
2. Paskah berarti yang lama sudah berlalu, yang baru sudah terbit. Perbaharui hidup kita menghadapi
kondisi hari ini, tetap tabah dengan penuh perjuangan; tetapi kita juga mendengar jaminan bahwa semua akan
berlalu. Untuk itu saat ini lakukan bagian kita sambil berpengharapan. Semua yang ada sekarang ini (betapapun
kokoh kelihatannya), sedang berlalu.
3. Paskah berarti yang tidak mungkin ternyata mungkin. Hal ini sangat relevan sekali untuk masa krisis.
Dalam keadaan seperti ini kita bisa saja panik dan putus asa atau juga tenang. Semuanya mentok, kita terbelit
dan terlilit dalam lingkaran dan berpikir keras, apa yang sedang terjadi, bagaimana hari ini, bagaimana esok,
akankah semua pulih, akankah semua baik-baik saja? Dalam keadaan seperti ini ada dua kemungkinan, panik,
putus asa, frustasi, kecewa, menangis, saling menyalahkan, saling curiga. Tetapi juga ada kemungkinan kedua,
tenang, di tengah pusaran air yang hebat, ada pusat yang amat tenang, sebab kita hanya punya satu
kemungkinan bergantung sepenuhnya pada Tuhan. Kita belum dapat memastikan kapan badai pandemi covid 19
ini akan berlalu, namun dengan segala ketabahan, kerja sama, topangan doa, kita akan merasakan penyertaan
kristus yang lebih dulu menderita dan bangkit memampukan kita melewati dengan penuh makna.

Dalam kondisi inilah kita mengerti betapa berartinya Paskah bagi kita, Allah menjumpai kita masing-masing di
sudut kita dengan segala kecemasan, ketakutan, pengharapan kita. Berita Paskah meneguhkan kita, bahwa
semua pasti akan berlalu, dalam Nama Tuhan Yesus yang bangkit. Harapan baru untuk tetap berjuang sebagai
umat Allah, dalam penderitaan, dalam kesesakan, dalam kesabaran, tetapi juga berpengharapan dalam
kebangkitan-Nya, dan percaya badai ini akan berlalu.
Walaupun kita tidak merayakan seperti biasa, tapi kuasa-Nya tetap kita rasakan. itulah Paskah: Kristus Bangkit
membawa harapan baru. Berilah dirimu dikuasai oleh pengharapan karena kebangkitan Yesus, bagikan harapan
itu bagi keluarga dan sesama. Hari ini nyalahkan pengharapan dalam hatimu, bagikan pengharapan itu dengan
berita-berita yang mengajak berwaspada dan bertanggungjawab atas kehidupan, tetapi juga memberi kekuatan.
Berbagilah agar semua orang merasakan pengharapan bahwa di tengah situasi sulit sekalipun, mereka
merasakan kuasa kebangkitan Kristus yang tidak membiarkan seorangpun sendiri.

Selamat Paskah keluargaku, selamat Paskah semua umat Tuhan, selamat paskah bagi dunia.

Anda mungkin juga menyukai