Anda di halaman 1dari 3

PERTOLONGAN ALLAH SAAT DALAM KESESAKAN

1 Raja-raja 19:9-18
Tujuan khotbah:
i. Dalam tekanan berat karena persoalan hidup, hendaknya kita tidak
berkeluh kesah dan menyesali diri hidup sebagai orang beriman.
ii. Allah selalu menolong kita untuk menegaskan bahwa Allah berpihak
kepada orang yang dikasihiNya dan memberikan tugas pelayanan baru
untuk menghadirkan berkat Allah bagi umatNya.
Pengantar
Pelayanan Elia sebagai hamba Allah ialah mengingatkan agar pemimpin
dan umat Israel menjauhkan diri dari dosa penyembahan berhala. (16:29-33)
Bukannya sadar dan bertobat seperti bangsa Niniwe, sebaliknya Raja Ahab
dan Izebel berencana membunuh Elia sebab nubuatannya yang
mengakibatkan bangsa israel mengalami musim kemarau (17:10) yang
mengakibatkan kelaparan hebat (18:2). Karena Elia tidak tertangkap, maka
sasarannya ialah hamba Tuhan lainnya (18:4). Sebagian lagi berjumlah 100
orang dapat diselamatkan oleh Obaja yang menyembunyikan mereka dalam
gua (18:4). Di gunung Karmel, Elia mendemonstrasikan kuasa Allah dengan
mendirikan korban bakaran yang dimakan habis api Tuhan (18:38) dan
membunuh semua nabi Baal yang berjumlah 450 orang (18:22, 18:40).
Pendalaman dan aplikasi
Ratu Izebel marah luar biasa dan mengancam akan membunuh Elia
(19:1-2). Kemarahan yang meledak sebab nabi-nabi Baal telah dilenyapkan
dengan mudah. Ancaman dari Izebel jelas menakutkan di telinga Elia
sehingga pergi melarikan diri ke bersyeba lalu masuk ke padang gurun
sehari seperjalanan jauhnya. Ketakutan itu sangat hebat dalam diri Elia
sehingga memberi tekanan luar biasa dalam hidupnya. Kesesakan yang
teramat berat dan menimbulkan perkataan yang putus asa saat terduduk di
bawah sebuah pohon arar: ya Tuhan, ambil nyawaku! (19:4).
Ketakutan Elia tidak ditanggapi oleh Allah. Elia justru mengalami
kebaikan Tuhan saat malaikat Tuhan diutus untuk memberi makan dan
minum Elia (19:5-6). Roti bakar dan sekendi air tersedia untuk memulihkan
tenaga dan memberikan kesegaran baru bagi Elia untuk perjalanan yang jauh
(19:7). Empat puluh hari empat puluh malam Elia menempuh perjalanan
panjang sampai tiba di gunung Allah, gunung Horeb (19:8).

Allah tahu dan mengerti keberadaan hambaNya, Elia dan dengan lemah
lembut Allah berbicara kepada Elia bukan dalam angin besar dan kuat;
bukan dalam peristiwa gempa dahsyat ataui kobaran api melainkan saat
datang angin sepoi-sepoi basa (19:11-12). Elia ditanya Allah tentang apa
yang dikerjakannya di gunung Horeb. Pertanyaan berulang: apakah kerjamu
di sini Elia? Dua kali Elia menjawab bahwa ia bekerja segiat-giatnya bagi
Tuhan dan sekarang dia hanya tinggal seorang diri yang mengasihi Allah.
Jawaban Elia hanyalah sepihak sebab Tuhan masih memelihara orang yang
setia kepadaNya sebanyak 7000 orang di israel (19:18). Elia tidak boleh
mengurung diri sebab ada penugasan baru baginya untuk mengurapi Hazael
menjadi raja Aram, mengurapi Yehu menjadi raja Israel dan mengurapi Elisa
bin Safat menjadi nabi penggantinya kelak atas bangsa Israel.
Dengan merenungkan firman Allah maka kita diajarkan untuk:
Pertama, bahwa dalam kesetiaan kepada Allah selalu terjadi perlawanan
dan penganiayaan. Yesus berkata bahwa kita akan dibenci dunia (Yohanes
15:19; Matius 10:22; Markus 13:13) dan karena itu kita harus sangkal diri,
memikul salib dan mengikut Yesus dengan setia (Matius 16:24), sebab jika
tidak demikian kita tidak layak bagi Yesus (Matius 10:38) dan tidak dapat
menjadi murid Yesus (Lukas 14:27). Apapun resiko mengikut Yesus maka
sebagai imbalannya kita akan menerima kebahagiaan (Lukas 6:22) dan
beroleh mahkota abadi (1 Korintus 9:25). Karena itu jangan mengeluh dan
menyesal sebagai orang kristen sebab jalan menuju kepada kehidupan itu
sempit dan hanya sedikit yang bisa melaluinya (Matius 7:13).
Kedua, Kita diingatkan bahwa berulang kali Allah dapat melakukan
mujizat samap seperti Elia diberi makan dan kekuatan ragawi sehingga dapat
berjalan jauh 40 hari lamanya. Kita tidak boleh mengurung diri dan keluar
dari pelayanan jika menghadapi tantangan dan ancaman. Semuanya ada
dalam kendali dan kuasa Allah. Allah akan mengingatkan kita secara pribadi
dan memakai hambaNya dengan cara lemah lembut agar kita terus
mengasihiNya dan melayani tanpa takut. Jika kita setia maka yakinlah
bahwa jerih lelah kita tidak sia-sia. (1 Kor 15:58) sebab dalam hidup ini kita
berpengharapan kepada Allah Sumber segala berkat. (1 Tim 4:10)
Penutup
Mari bekerja bagi kemuliaan Tuhan. Serahkan kegelisahan dan
kekuatiranMu kepada Allah sebab Dia akan menganugerahkan kuasaNya
yang membuat kita giat bekerja bagi Tuhan kita Yesus Kristus.

Anda mungkin juga menyukai